Skripsi Septiana Egawati
Skripsi Septiana Egawati
Skripsi Septiana Egawati
SKRIPSI
Oleh :
SEPTIANA EGAWATI
11760124798
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
SEPTIANA EGAWATI
NIM. 11760124798
SKRIPSI
i
MOTTO
“…Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman”
(Septiana Egawati)
ii
PERSEMBAHAN
SWT, atas segala nikmat dan rahmat serta karunia-Nya yang telah memberikan
menuntut ilmu, yang telah memberikan kekuatan dan semangat sehingga dapat
Teruntuk Ibu tercinta terimakasih telah menjadi sosok ibu dan sahabat yang
hangat yang selalu memberikan hal terbaik yaitu do’a dan dukungan, dan teruntuk
Ayah yang terkasih, terimakasih karena telah mengajarkan banyak hal tentang
dunia, tentang hidup, dan yang selalu mengingatkan bahwa untuk sukses kita harus
terus berjuang tanpa menghiraukan tanggapan buruk dari oranglain. Tidak ada yang
harapan yang paling besar selain bisa membawa ayah dan ibu menikmati indah
Surga-Nya.
iii
KATA PENGANTAR
Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit
keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu membantu beliau dalam berjuang
menegakkan kebenaran.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa dan dukungan
berbagai pihak yang banyak membantu penulis baik secara materil maupun moril.
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Bapak Wakil Dekan I Dr. Zuriatul
Khairi, M.Ag., M.Si, Ibu Wakil Dekan II Dr. Vivik Shofifah, M.Si. Ibu
3. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan do’a.
iv
4. Kepada adikku Bagus Arifki Setia Bakti, Zainul Faris Subakti, Teguh
akademik Ibu.
6. Ibu Linda Aryani, S.Psi, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
8. Ibu Rita Susanti, S.Psi, M.A. selaku penguji II yang telah memberikan
9. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi. Terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan, semoga menjadi bekal bagi penulis dan amal jariyah bagi Bapak
dan Ibu.
perkuliahan.
11. Kepada sahabat penulis yaitu Anggi Fitrian Fathimah, Uswatun Hasanah,
Evi Nursalisa, Rahimi Sa’adiah, Salmi, Maria Ulfa, Eka Fitri Fatmawati,
v
Irdina Nurhikmah dan teman-teman di kelas A yang banyak memberikan
12. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
Septiana Egawati
NIM. 11760124798
vi
DAFTAR ISI
vii
1. Validitas ............................................................................................33
2. Reliabilitas ........................................................................................33
3. Daya Diskriminasi Aitem..................................................................34
G. Analisis Data ..........................................................................................36
H. Jadwal Penelitian ..................................................................................36
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan
Di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru Di Masa Pandemi
Oleh
Septiana Egawati
Fakultas Psikologi UIN Suska Riau
ABSTRAK
Stres kerja adalah ketegangan yang dialami oleh individu karena adanya tuntutan
pekerjaan yang ditandai dengan perubahan fisiologis, psikologis dan perilaku. Salah
satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah beban kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada
tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru di masa pandemi.
Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 65 tenaga kesehatan dengan
menggunakan teknik nonprobability sampling. Data penelitian diperoleh dengan
menggunakan skala stres kerja sesuai teori Robbins dengan nilai koefisien
reliabilitas sebesar 0,96 dan skala beban kerja sesuai dengan teori Munandar
memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,95. Berdasarkan hasil analisis regresi
sederhana ditemukan adanya hubungan positif antara beban kerja dengan stres kerja
dimana nilai r = 0,434 serta signifikansi p = 0,000 (p < 0,01), hal ini menunjukkan
hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang
Kuning Pekanbaru.
xi
THE RELATIONSHIP BETWEEN WORKLOAD WITH JOB STRESS IN
HEALTH WORKERS AT LANCANG KUNING HOSPITAL PEKANBARU
DURING THE PANDEMIC
Septiana Egawati
Faculty of Psychology UIN Suska Riau
Job stress is the tension experienced by individuals due to the demands of work
which are characterized by physiological, psychological and behavioral changes.
One of the factors that affect work stress is workload. This study aims to determine
the relationship between workload and job stress on health workers at Lancang
Kuning Hospital Pekanbaru during the pandemic. The number of subjects in this
study were 65 health workers using non-probability sampling technique. The
research data was obtained using the job stress scale according to Robbins theory
with a reliability coefficient value of 0.96 and the workload scale according to
Munandar's theory having a reliability coefficient of 0.94. Based on the results of
simple regression analysis found a positive relationship between workload and job
stress where the value of r = 0.351 and the significance of p = 0.004 (p <0.05), this
indicates the hypothesis is accepted. It can be concluded that there is a positive
relationship between workload and job stress on health workers at Lancang Kuning
Hospital Pekanbaru.
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
berbahaya yang disebut Corona Virus. Virus ini berawal dari Wuhan pada
bulan Desember 2019, diawal tahun 2020 virus ini menyebar sampai ke
Indonesia. Virus ini juga disebut sebagai Covid-19 yang menyerang sistem
hati dan menjaga sistem kekebalan tubuh agar bisa terhindar dari virus ini.
ini terus saja meningkat. Maharani (2021) menuliskan bahwa pada tanggal 14
Juli 2021 terjadi penambahan kasus baru sebanyak 54.517. Penambahan kasus
pasien Covid-19, juga dilaporkan terjadi penambahan untuk pasien yang sudah
negatif. Terdapat 4.607 pasien yang sembuh pada tanggal 24 September 2021,
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
1
2
tahun 2014 tentang tenaga kesehatan merupakan tugas yang harus dijalankan.
Kerja. Terlebih saat di masa pandemi, tenaga kesehatan harus bekerja dengan
Robbins (2002) menyatakan bahwa stres kerja adalah keadaan kerja yang
bekerja sesuai dengan hasil yang ingin di capai dalam kondisi penting dan tidak
bekerja, pola makan menurun dan mengalami gangguan tidur sehingga sulit
konsentrasi saat bekerja. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang telah
ada di ruangan OK mengalami keluhan seperti mudah sakit kepala saat sedang
bekerja, hal ini dikarenakan tuntutan tugas yang harus diselesaikan terlalu
Lancang Kuning Pekanbaru mengalami peningkatan dari tahun 2020 dan 2021,
jam kerja bagi tenaga kesehatan. Hal ini menjadi salah satu pemicu munculnya
stres kerja bagi tenaga kesehatan yang ditandai dengan sakit kepala yang terjadi
Gejala stress kerja yang dirasakan oleh tenaga kesehatan ini sesuai dengan
teori Robbins (2006) yang menyatakan bahwa gejala stres kerja yang terjadi
stabil dan merasa bosan; aspek perilaku seperti mengalami penurunan atau
gangguan tidur. Gejala-gejala stres kerja ini akan membuat tenaga kesehatan
Stress kerja yang terjadi pada tenaga kesehatan ini disebabkan karena
Tuntutan dan tantangan kerja ini berasal dari lingkungan seperti ketidakjelasan
seperti beban kerja yang overload, tuntutan menyelesaikan tugas, tuntutan pada
di atas didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Robbins (2006) yang
menyatakan bahwa stres kerja dapat terjadi karena adanya pengaruh dari
menyatakan bahwa salah satu penyebab individu merasakan stres kerja adalah
karena beban kerja yang dirasakan ditempat kerja. Hurrel (dalam Munandar,
sumber individu mengalami stress kerja. Banyaknya tuntutan kerja yang harus
dilakukan akan membuat pekerja merasakan tekanan saat bekerja. Stress kerja
akan muncul apabila pekerja merasa tidak mampu menjalankan tugas yang
telah diterimanya. Tuntutan tugas yang menyebabkan stres kerja ini mencakup
beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya. Ilyas (dalam
Andirianti, 2019) juga menyatakan jumlah tugas yang tidak sebanding dengan
5
kemampuan yang dimiliki oleh pekerja baik secara fisik maupun keahlian dan
Menurut Munandar (2001) beban kerja adalah suatu peristiwa yang muncul
saat kemampuan yang dimiliki oleh pekerja tidak sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan, sehingga pekerja merasa tidak mampu dan menjadi tertekan.
beban kerja dengan stres kerja. Haryanti (2017) juga melakukan penelitian
bahwa terdapat hubungan yang positif antara beban kerja dengan stres kerja,
artinya individu yang merasakan beban kerja tinggi maka juga akan mengalami
stres kerja yang tinggi. Gibson (2005) menyatakan bahwa individu yang
memiliki beban kerja yang terlalu banyak akan mengalami kelelahan baik
munculnya stres.
jumlah pasien terjadi dari tahun 2020 dengan jumlah pasien rawat inap berkisar
600 pasien, dan rawat jalan berkisar 1000 pasien. Sedangkan ditahun 2021
jumlah pasien rawat inap mengalami peningkatan hingga 2000 pasien dan
rawat jalan 5000 pasien. Hal ini membuat tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Beban kerja yang terlalu banyak ini akan memicu munculnya stres kerja pada
B. Rumusan Masalah
antara beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban
kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang
D. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai antara beban kerja dengan stres kerja ini sudah banyak
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang beban kerja dan stres kerja,
1. Penelitian dari Nonik Eka Martyastuti, Isrofah, & Khalilatun Janah (2019)
Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi Gawat Darurat”. Hasil penelitian
7
ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara beban kerja dengan
stres. Hal ini ditandai dengan beban kerja yang berat, misalnya tugas
perawat tidak sebanding dengan rata-rata jumlah pasien, banyak tugas dari
akan dilakukan adalah variabel yang akan dibahas sama yaitu hubungan
antara beban kerja dengan stres kerja dan yang membedakannya adalah
2. Penelitian dari Haryanti, Faridah Aini & Puji Purwaningsih (2017) dengan
juga persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu variabel yang diteliti sama yaitu tentang antara beban kerja dengan
stres kerja.
3. Penelitian dari Andrianti, dkk (2018) dengan Judul “Hubungan beban Kerja
dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Reflesia Kota Bengkulu”.
kerja dengan stres kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Reflesia. Persamaan
8
sama yaitu membahas antara beban kerja dengan stres kerja. Sedangkan
Beban Kerja dan Stress Kerja pada pegawai di Lapas Pemuda Kelas III
positif antara beban kerja dengan stress kerja. Artinya semakin besar beban
kerja yang dirasakan oleh pegawai maka semakin besar pula stress kerja
juga akan semakin kecil pula stres kerja karyawan tersebut. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada objek
penelitiannya, objek penelitian ini adalah pegawai rutan pemuda kelas tiga
ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang diteliti
sama yaitu tentang beban kerja dan stress kerja. Hal ini menunjukkan
5. Penelitian dari Rina Tri Handayani, dkk (2020) dengan judul “Faktor
penyebab munculnya stres pada tenaga kesehatan adalah beban kerja, rasa
takut terinfeksi Covid-19, stigma negatif pembawa virus dan berjauhan dari
9
ini diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres kerja perawat
dengan kelelahan kerja perawat yang ada di daerah Surakarta pada masa
(2018) dengan judul “Hubungan Antara Masa Kerja dan Beban Kerja
Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan antara masa kerja
dan beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kerja di PT Pertamina
dilakukan terletak pada subjek yang diteliti. Pada penelitian ini subjek
(2018) dan Rina Tri Handayani, dkk (2020) variabel yang akan dibahas pada
Musta’in, dkk (2021) membahas tentang stres kerja. Secara umum yang
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
11
beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan. Selain itu diharapkan
2. Manfaat Praktis
organisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja
stresor yang muncul, yaitu keadaan dan peristiwa yang mengancamnya dan
individu yang mengalami stres kerja ini akan mengalami perasaan yang
bekerja.
berkaitan dengan harapan yang tinggi dan hasilnya dinilai sebagai suatu
tindakan yang tidak pasti tetapi penting. Stres yang dialami manusia pada
dasarnya tidak selalu buruk, dan stres yang ditimbulkan juga berkaitan
12
13
hasil sesuai dengan target yang telah disusun dalam kondisi penting dan
tidak pasti. Menurut Beehr dan Newman (dalam Wijono, 2010) stres kerja
adalah suatu keadaan yang timbul dalam interaksi diantara manusia dan
2017) menyatakan bahwa stres kerja yang terjadi pada seseorang dapat
disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat
aspek tersebut :
a. Aspek Fisiologis
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Perilaku
Pada aspek perilaku ini stres kerja yang terjadi ditandai dengan
gangguan tidur.
Menurut Beehr dan Newman (dalam Wahyudi, 2017) ada beberapa aspek
a. Aspek Fisiologis
organ tubuh atau sering disebut sebagai aspek fisik. Aspek fisik yang
kulit dan juga sulit untuk tidur. Sehingga individu yang sedang stres
sering mengalami gangguan sulit tidur, mudah lelah dan nafsu makan
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Perilaku
tekanan, tidak bisa bersikap produktif dan kreatif, porsi makan yang
gangguan makan.
a. Faktor Lingkungan
struktur dan desain organisasi serta level stres kerja. Faktor lingkungan
b. Faktor Organisasi
antara lain adalah stres yang dialami karena batasan waktu yang
c. Faktor Individu
keluarga juga menjadi faktor stres. Stres kerja yang muncul juga dapat
diselesaikan.
disimpulkan bahwa stres kerja dapat terjadi karena faktor lingkungan yang
kerja yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Faktor individu seperti
kondisi ekonomi keluarga dan kondisi daya tahan psikologis yang terjadi
terhadap kinerjanya.
B. Beban Kerja
keadaan yang tidak normal serta waktu yang terlalu singkat dibandingkan
terlalu banyak dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pemicu individu
mengalami stres. Beban kerja yang terlalu banyak atau kurang adalah
suatu peristiwa yang muncul saat kemampuan yang dimiliki oleh pekerja
tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
kerja adalah tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan pada batas waktu
pekerjaan tersebut.
Aspek ini ada karena banyaknya tugas atau tugas yang terlalu
Aspek kualitatif dari beban kerja yang terlalu banyak atau terlalu
dan kuantitatif.
menjadi unsur penting dalam dunia industri adalah waktu. Pada saat
pengerjaan.
kerja antara lain faktor eksternal dan internal. Berikut faktor-faktor yang
a. Faktor Eksternal
1) Tugas yang bersifat fisik, seperti tata ruang, stasiun kerja, fasilitas
kerja, kondisi kerja dan sikap kerja. Sedangkan tugas tugas yang
jawab pekerjaan.
dan wewenang.
b. Faktor Internal
sebagai hasil dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal terdiri
dari :
gizi)
kesehatan psikologis.
C. Kerangka Berpikir
terdepan untuk melakukan penanganan terhadap orang yang terpapar virus ini.
23
saat bekerja, hal ini disebabkan tantangan kerja yang lebih besar dikarenakan
adanya virus Covid-19 yang sangat mudah menular dan tidak tampak oleh
memicu potensi munculnya stres kerja. Stres kerja yang dialami oleh tenaga
dan tingkah laku pada tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang mengalami
stres kerja ditandai dengan mudah sakit kepala, mudah marah, mengalami
ketegangan saat bekerja, pola makan menurun dan mengalami gangguan tidur
Salah satu faktor yang menyebabkan stres kerja adalah beban kerja.
Menurut Munandar (2001) beban kerja yang berlebih dan beban kerja yang
Munandar (2001) menyatakan bahwa secara garis besar beban kerja dibedakan
menjadi dua macam yaitu, beban kerja berlebih atau terlalu sedikit secara
kuantitatif yang timbul karena banyaknya atau terlalu sedikit tugas yang
diberikan dengan batasan waktu pengerjaan, dan beban kerja berlebih atau
24
terlalu sedikit secara kualitatif, kondisi ini dapat dirasakan ketika tugas yang
diberikan tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.
individu akan memiliki respon yang berbeda terhadap beban kerja yang
(2019) beban kerja yang berlebih secara fisik maupun mental, yang disebabkan
akan menjadi sumber stres kerja. Unsur yang menyebabkan terjadinya beban
mengalami kesalahan dan kelelahan saat bekerja maka akan menjadi sumber
terjadinya stres kerja (Anoraga, 2019). Beban kerja yang terlalu sedikit juga
pekerjaan yang terlalu sedikit dan cara pengerjaan yang sederhana akan
Lancang Kuning Pekanbaru juga adalah beban kerja berlebih secara kuantitatif.
Peningkatan jumlah pasien dan tantangan kerja yang tinggi membuat tenaga
munculnya stress kerja yang ditandai dengan gejala fisiologis, psikologis dan
Beban kerja yang terlalu berlebih dan terlalu sedikit secara kuantitatif ini
sejalan dengan hasil penelitian Mohune (2018) yang menyatakan bahwa beban
kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan fisik dan mental serta
reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah,
membahayakan pekerja. Hal ini yang akan menimbulkan terjadinya stres kerja.
Secara kualitatif beban kerja yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
terjadi apabila kemampuan atau keahlian dan waktu yang tersedia tidak
memiliki tuntutan bekerja dengan cepat dan sigap terutama dalam pelayanan
terhadap pasien dalam kondisi kritis. Namun apabila waktu yang ada tidak
kerja yang berlebih dan terlalu sedikit dapat menyebabkan stres kerja, dan hasil
antara beban kerja dengan stres kerja pada perawat pelaksana di ruangan rawat
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja. Penelitian lain
26
korelasi yang positif artinya semakin tinggi beban kerja yang dirasakan oleh
tugas yang harus diselesaikan maka stres kerjanya juga akan meningkat.
Tenaga kesehatan yang mengalami stres kerja akan merasakan tekanan yang
D. Hipotesis
hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara beban kerja
dengan stress kerja, artinya semakin tinggi beban kerja maka akan semakin
tinggi pula stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning
Pekanbaru.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
melihat hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2005). Dalam penelitian ini
ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara dua variabel yaitu beban
peneliti melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
27
28
C. Definisi Operasional
1. Stres Kerja
diukur dengan tiga aspek yaitu aspek fisiologis, psikologis dan perilaku
2. Beban Kerja
yang terlalu berlebihan dengan batasan waktu. Beban kerja ini dapat
diukur melalui 2 aspek yaitu kuantitas pekerjaan terlalu sedikit atau terlalu
banyak, dan kualitas pekerjaan terlalu banyak atau terlalu sedikit yang
D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
subjek dan objek yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Lancang Kuning
Pekanbaru 2021
No Bagian Jumlah
1. Dokter Umum 4 Orang
2. Perawat 35 Orang
3. Bidan 9 Orang
4 Farmasi 6 Orang
5 Laboratorium 5 Orang
7 Rekam Medis 5 Orang
8 Ahli Gizi 1 Orang
Jumlah 65 Orang
(Sumber : SDM Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang sesuai dengan
karakteristik populasi saat ini (Sugiyono, 2007). Jika populasi yang ada
besar dan peneliti tidak mampu mempelajari semua populasi yang ada,
maka sampel bisa diambil sebagian dari sumber data yang mewakili
populasi yang ada. Menurut Arikunto (2012) jika populasi kurang dari 100
maka diambil keseluruhan populasi yang ada. Yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 65 orang terdiri dari dokter umum, perawat, bidan,
psikologi dalam bentuk skala likert. Skala ini berisi deretan pernyataan yang
akan dipilih oleh subjek penelitian. Skala ini didesain untuk mengetahui sejauh
30
mana subjek sesuai atau tidak sesuai dengan pernyataan yang ada. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan membagikan skala yang
berisi pernyataan yang telah disusun sedemikian rupa sehingga subjek dapat
Pada model skala likert ini menggunakan empat kategorisasi pilihan. Dan
dan STS (sangat tidak sesuai). Berikut tabel skor jawaban dari subjek:
Tabel 3.2
Skoring Jawaban Subjek
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS 1 4
Skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan teori
Robbins (2006). Alat ukur stres kerja ini merupakan adaptasi dari alat ukur
stress kerja Davin (2019) yang terdiri dari 30 aitem, kemudian peneliti
dari tiga aspek yaitu aspek fisiologi, aspek psikologi dan aspek perilaku
Skala ini disusun dengan model skala likert yang terdiri dari
yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai
sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak
Tabel 3.3
Blueprint Stres Kerja kerja sebelum uji coba (tryout)
Aitem
No Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Aspek Fisiologis 1, 4, 7, 13, 27 8, 21, 22, 26, 29 10
2 Aspek Psikologis 2, 5, 9, 10, 18 14, 16, 19, 23, 25 10
3 Aspek Perilaku 3, 6, 11, 12, 15, 17, 20, 24, 30 10
28
Jumlah 15 15 30
Skala beban kerja yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh
Adapun aspek- aspek beban kerja yaitu beban kerja kuantitatif dan
kualitatif inilah yang digunakan sebagai panduan untuk alat ukur pada
skala ini. Skala ini terdiri dari 19 aitem, Dalam skala ini penilaian
Skala beban kerja ini disusun dengan model skala likert dengan 4
alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak
Tabel 3.4
Blueprint Skala Beban Kerja Sebelum Uji Coba (tryout)
Aitem
No Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Aspek Beban 2, 3, 5, 9, 11, 12, 8, 16, 20, 22 11
Kerja Kuantitatif 15
2 Aspek Beban 1, 4, 6, 7, 10, 13, 18, 19, 21 11
Kerja Kualitatif 14, 17
Jumlah 15 7 22
terlebih dahulu terhadap alat ukur yang akan digunakan untuk mengumpulkan
1. Validitas
Menurut Azwar (2007) validitas tes adalah sejauh mana ketepatan dan
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang
Validitas isi adalah ukuran kesesuaian butir butir dalam alat ukur yang
dilakukan untuk melihat validitas isi pada penelitian ini adalah analisis
rasional.
2. Reliabilitas
jika hasil tes bersifat konsisten atau tetap pada kelompok yang sama hanya
diketahui bahwa skala stres kerja yang diuji cobakan memiliki nilai alpha
cronbach sebesar 0,965 maka dengan demikian skala stres kerja ini
dinyatakan reliabel. Pada skala beban kerja diperoleh nilai alpha cronbach
34
sebesar 0,950 maka skala beban kerja ini reliabel. Berikut hasil pengujian
Maka dengan uji reliabilitas yang dilakukan pada skala stress kerja dan
skala beban kerja dapat disimpulkan bahwa kedua skala yang diuji
cobakan reliabel dan terpercaya sehingga skala stres kerja dan beban kerja
Kriteria pemilihan aitem pada skala beban kerja dan skala stress kerja
adalah ≥0,30.
Skala stress kerja diuji menggunakan SPSS 23.00 untuk melihat daya
diskriminasi aitem, skala Stres Kerja yang terdiri dari 30 aitem ini
sampai dengan 0,85 yang memiliki arti nilai korelasi aitem-total pada
0,30.
Skala beban kerja terdiri dari 22 aitem dan dinyatakan 19 aitem valid
karena memiliki koefesien korelasi aitem total berkisar antara 0,32 sampai
dengan 0,82 dalam artian nilai korelasi pada setiap aitem memenuhi
standar daya diskriminasi aitem. Sehingga skala beban kerja ini dapat
valid. Maka skala pada uji coba juga merupakan skala penelitian.
Valid Gugur
No Aspek Favora Unfavo Favora Unfavora Jumlah
ble rable ble ble
1 Aspek Beban 2, 3, 5, 8, 16, - - 11
Kerja 9, 11, 20, 22
Kuantitatif 12, 15
2 Aspek Beban 1, 4, 7, 18, 19, 6,14 21 10
Kerja Kualitatif 10, 13, 21
17
Jumlah 13 7 2 1 21
beban kerja ada 3 aitem yang gugur, yaitu pada aitem ke 6, 14, 21.
G. Analisis Data
product moment untuk melihat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan
Stres Kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,434 dan signifikan (p)
0,000.
H. Jadwal Penelitian
A. Pelaksanaan Penelitian
Kota Pekanbaru, Riau. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
cara memberikan skala kepada tenaga kesehatan Rumah Sakit Lancang Kuning.
Adapun skala yang diberikan terdiri dari 2 skala yaitu skala stress kerja dan skala
beban kerja.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 sampai 10 Oktober 2021. Penelitian ini
dimana peneliti dibantu oleh bagian SDM untuk memberikan skala kepada
kemudian dibagikan kepada seluruh staf tenaga kesehatan yang ada dirungannya
dan sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Dalam penelitian ini ada 65 tenaga
Rumah Sakit Lancang Kuning tersebut. Setelah semua data penlitian terkumpul,
37
38
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh gambaran subjek
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan bagian atau jabatan yang dijelaskan
melalui tabel-tabel berikut
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
No Jenis Kelamin
(Orang) (%)
1 Laki-laki 24 36,9
2 Perempuan 41 63,1
Total 65 100,
Tabel 4.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Profesi
No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Dokter Umum 4 6,2%
2 Perawat 35 53,8%
3 Bidan 9 13,8%
4 Farmasi 6 9,2%
5 Laboratorium 5 7,7%
6 Rekam Medis 5 7,7%
7 Ahli Gizi 1 1,5%
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini paling
2. Uji Asumsi
Peneliti melakukan uji asumsi pada data penelitian terlebih dahulu yang
syarat uji asumsi. Adapun uji tersebut terdiri dari uji normalitas, uji
39
linearitas dan uji hipotesis. Pengujian hasil penelitian ini dilakukan dengan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat sebaran data yang kita miliki
(X) dan stres kerja (Y). Salah satu bentuk uji normalitas yang digunakan
dengan melihat nilai dari rasio skewness dan rasio kurtosis didasarkan
diperoleh rasio skewness dan rasio kurtosis untuk variabel Stres kerja
Tabel 4.3
Nilai Skewness dan Kurtosis
Variabel Ratio Skewness Ratio Kurtosis
Stres Kerja 1,03367 0,60238
Beban Kerja 1,86195 0,37713
untuk variable stress kerja adalah sebesar 1,03367, dan rasio kurtosis
1,86195 dan rasio kurtosis dengan nilai 0,37713. Rasio skewnees dan
b. Uji Linearitas
linearitas dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Uji linearitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, data akan dikatakan
linear jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,01 (p < 0,01). Berikut
ini hasil uji linearitas variabel beban kerja (X) dan stress kerja (Y)
Tabel 4.4
Hasil Uji Linearitas
41
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa hasil dari uji linearitas pada
variabel beban kerja dan stres kerja memiliki nilai f sebesar 14,737
bahwa p < 0,01, yang artinya variabel beban kerja dan stres kerja
c. Uji Hipotesis
adalah apabila signifikansi atau probabilitas (p) < 0,01 berarti ada
korelasi yang signifikan. Berikut hasil uji hipotesis dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Hipotesis
Variabel Pearson Correlation (r) Sig (p)
Beban kerja dan stres kerja 0,434 0,000
42
signifikan (p) 0,004, maka p < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang
signifikan antara beban kerja dengan stres kerja. Artinya semakin tinggi
3. Analisis Tambahan
Tabel 4.6
Norma Kategorisasi
Kategori Norma
Rendah X ≤ (μ-1,0 SD)
Sedang (μ- 1,0 SD) ≤ X < (μ + 1,0 SD)
Tinggi (μ + 1,0 SD) ≤ X
Ket: μ = Mean, SD = Standart Deviasi dan X = Skor
meannya adalah (76 + 19) : 2 = 47,5 dan standar deviasi (SD) (76
Tabel 4.7
Gambaran Hipotetik dan Empirik Variabel Beban Kerja
Deskripsi Aitem Nilai Nilai Range Mean Standar
Minimal Maksimal (μ) Deviasi
(σ)
Hipotetik 19 19 76 57 47,5 9,5
Empirik 19 32 62 30 44,43 6,047
Tabel 4.8
Kategorisasi Variabel Beban Kerja
Kategori Norma Frekuensi Presentasi
Rendah X< 38 8 12,3%
Sedang 38 ≤ X < 57 56 86,2%
Tinggi 57 ≤ X 1 1,5%
Jumlah 65 100 %
kerja ini skor berkisar dari 1 sampai 4 dengan jumlah aitem sebanyak
penelitian dari variabel stres kerja dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.9
Gambaran Hipotetik dan Empirik Variabel Stres Kerja
Deskripsi Aitem Nilai Nilai Range Mean Standar
Minimal Maksimal (μ) Deviasi
(σ)
Hipotetik 30 30 120 90 75 15
Empirik 30 50 91 41 69,29 8,336
Tabel 4.10
Kategorisasi Variabel Stres Kerja
Kategori Norma Frekuensi Presentasi
Rendah X< 60 8 12,3%
Sedang 60 ≤ X < 90 55 84,6%
Tinggi 90 ≤ X 2 3,1%
Jumlah 65 100
yang mengalami stres kerja berada pada sedang. Artinya stres kerja
C. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang hubungan antara beban kerja dengan stres
kerja di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Diketahui bahwa beban kerja
menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya stres kerja pada tenaga kesehatan.
Beban kerja yang dirasakan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang
menurunnya nafsu makan, lajunya detak jantung, mengalami gangguan tidur dan
Pada penelitian ini diperoleh hasil uji hipotesis yang menunjukkan adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja dengan stres kerja pada
hubungan searah, yang artinya semakin tinggi beban kerja yang diraskan oleh
tenaga kesehatan maka akan semakin tinggi stres kerja yang dialami oleh tenaga
kesehatan. Sebaliknya semakin rendah beban kerja yang dirasakan oleh tenaga
kesehatan maka semakin rendah juga stres kerja pada tenaga kesehatan.
peneliti diterima yaitu adanya hubungan positif antara beban kerja dengan stres
kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Hasil
bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada tenaga
kesehatan, semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi juga tingkat stres
kerja. Senada dengan penelitian Andinny (2019) yaitu ada hubungan antara
beban kerja dengan stres kerja yang dialami oleh perawat di Rumah Sakit Umum
penelitian tentang hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di
adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada perawat di RSUD
Kabupaten Semarang.
Hasil analisis stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang
ada 8 orang (12,3%) mengalami stres kerja rendah, 55 orang (84,6%) yang
memiliki tingkat stres kerja sedang, 2 orang (3,1%) mengalami tingkat stres
kerja tinggi. Artinya banyak tenaga kesehatan yang cukup tangguh untuk
menghadapi tugas dan memenuhi tuntutan yang diberikan. Namun Rumah Sakit
kebutuhan kerja tenaga kesehatan agar tingkat stres kerja yang dirasakan oleh
tenaga kesehatan menjadi lebih rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
tidak cocok dengan pekerjaan yang dilakukan, dan merasa tidak cukup waktu
menyatakan bahwa stres kerja terjadi apabila individu menilai situasi yang ada
pada dirinya adalah situasi yang mengancam. Hal ini yang menyebabkan
organisasi seperti beban kerja, tuntutan peran, tuntutan tugas; dan faktor
(Robbins, 2006) . Dalam penelitian ini faktor yang paling mempengaruhi stres
48
kerja adalah beban kerja. Beban kerja yang terlalu banyak atau kurang adalah
peristiwa yang muncul saat kemampuan yang dimiliki oleh pekerja tidak sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga pekerja merasa tidak mampu
dan tertekan dalam menjalankan tugasnya, berikut adalah definisi dari beban
Berdasarkan hasil analisis data untuk beban kerja pada tenaga kesehatan di
(86,2%) berada pada kategori sedang dan 1 orang (1,5%) memiliki kategori
Beban kerja yang dirasakan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang
data yang didapatkan dari rekam medis Rumah Sakit Lancang Kuning
Pekanbaru pertambahan yang sangat signifikan terjadi dari tahun 2020 dengan
jumlah pasien rawat inap berkisar 600 pasien dan rawat jalan berkisar 1000
pasien, sedangkan pada tahun 2021 jumlah pasien rawat inap mengalami
peningkatan hingga 2000 pasien dan rawat jalan 5000 pasien. Hal ini yang
menjadi salah satu faktor penyebab memunculnya stres kerja pada tenaga
kesehatan.
49
Jika dilihat dari hasil kategorsasi stres kerja dan beban kerja keduanya
berada pada kategori sedang, artinya tenaga kesehatan yang memiliki beban
kerja yang sedang juga memiliki stres kerja yang sedang. Sehingga dapat
Pekanbaru hanya sedikit mengalami stres kerja yang disebabkan oleh beban
kerja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerja dan stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja
pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Hal ini
signifikan (p) 0,000, maka p < 0,01. Dengan demikian hipotesis yang
signifikan antara beban kerja dengan stress kerja. Artinya semakin tinggi
beban kerja yang dirasakan oleh tenaga kesehatan akan menyebabkan stres
2. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja pada
3. Tingkat beban kerja dan stres kerja pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit
50
51
B. Saran
kedepannya:
hubungan beban kerja dengan stres kerja ini terkhusus dibidang kesehatan.
Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Alfandara, Shendy. (2019). Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stress Kerja
pada Pegawai di Lapas Pemuda Kelas III Langkat. Fakultas Psikologi,
Universitas Medan Area: Medan.
Andrianti, Septi, Ikhsan, Nurlaili, & Sardaniah. (2019). Hubungan Beban Kerja
dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Reflesia Kota
Bengkulu. Jurnal Keperawatan. 2(2)
Chaterine, Rahel Narda. (2021). Update 24 September: ada 45.803 Kasus Aktif
Covid-19 di Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/24/17415451/update-24-
september-ada-45803-kasus-aktif-covid-19-di-indonesia. Diakses pada
25 September 2021.
Handayani, Rina Tri, Joko Tini Atmojo, Sri Iswahyuni, dkk. (2020). Faktor
Penyebab Stres Pada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat Saat Pandemi
COVID-19. Jurnal Keperawatan. 8(3)
Haryanti, Faridah Aini, & Puji Purwaningsih. (2013). Hubungan Hubugan Antara
Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Management Keperawatan: 1(1)
Huang, Yeen. and Zhao, Ning. (2020) „Generalized anxiety disorder, depressive
symptoms and sleep quality during COVID-19 outbreak in China: a web-
based crosssectional survey‟, Psychiatry Research. doi:
10.1016/j.psychres.2020.112954.
52
Kartikasari, Nova & Sri Harini. (2015). Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kantor Jakarta Selatan. Jurnal Visionida : 1(2).
Kuo Fang-Li. (2020). Survey On Perceived Work Stress And Its Influencing
Factors Among Hospital Staff During The Covid-19 Pandemic In
Taiwan. Wisley. Kaohsiung Journal Medial Science.
Lai, J. Ma, S, Wang, Y, Cai, Z, Hu, J, Wei, N, Wu, J, Du, H, Chen, T, Li, R, Tan,
H, Kang, L, Yao, L, Huang, M, Wang, H, Wang, G, Liu, Z, Hu, S (2020)
„Factors Associated With Mental Health Outcomes Among Health Care
Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019‟, JAMA network open.
doi: 10.1001/jamanetworkopen.2020.3976.
Lia. (2021). Persi : Banyaknya Tenaga Kesehatan yang Kelelahan Maupun Positif
Covid-19. https://newssetup.kontan.co.id/news/persi-banyaknya-
tenaga-kesehatan-yang-kelelahan-maupun-positif-covid-19. Diakses 25
September 2021.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Alih Bahasa : Vivin Andhika Yuwono,
Sekar Purwanti, Arie P, dan Winong Rosari. Yogyakarta: Andi
Massie, Rachel Natalya. (2018). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Kantor Pengelola It Center Manado. Jurnal Administrasi Bisnis:
6(2).
Maharani, Tsarina. (2021 Update 14 Juli : Sebaran 54.517 Kasus Baru Covid-19,
Tertinggi di DKI-JABAR.
(https://nasional.kompas.com/read/2021/07/14/17291921/update-14-
juli-sebaran-54517-kasus-baru-covid-19-tertinggi-di-dki-
jabar?page=all). Diakses pada 25 September 2021.
53
Martyastuti, Nonik Eka, Isrofah, & Khalilatun Janah. (2019). Hubungan Beban
Kerja dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan
Instalasi Gawat Darurat. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan: 2(1).
Mohune, Putri, Budi T Ratag, & Woodford Joseph. (2018). Hubungan antara Beban
Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Unit Airport Rescue And Fire
Fihgting di Bandar Udara International Sam Ratulangi Manado. Journal
Unsrat: 7(3)
Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih, dkk. (2021). Hubungan Antara Stres Kerja
dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Masa Pandemi Covid-19 di Unit
Pelayanan Kesehatan Daerah Surakarta. Jurnal Keperawatan: 13(2)
Noor, Nasyadizi Nilamsar. (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karywan (Studi Pada Karyawan PT Jasa Raharja
(Persero) Cabang Jawa Timur di Surabaya. Jurnal Administrasi Bisnis:
31(1).
Manabung, Apriliani, Lery F Suoth, & Finny Warouw. (2018). Hubungan Antara
Masa Kerja dan Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Tenaga Kerja di
PT Pertamina TBBM Bitung. Jurnal Kesmas.7(5).
54
Rolos, Jeky K R, Sofia A P Sambul, & Wehelmina, Rumawas. (2018). Pengaruh
Beban Kerja Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Asuransi
Jiwasraya Cabang Manado Kota. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(4).
Sari, Haryanti Puspa. (2020). Update : Tambah 5.854, Kasus Covid-19 di Indonesia
Kini Capai 719.219. diakses pada 28 Desember 2020.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/28/15420651/update-
tambah-5854-kasus-covid-19-di-indonesia-kini-capai-719219?page=all
Sugeng, S.U Hadi, H.T Nataprawira, Rizki Kurnia (2015). Gambaran Tingkat Stres
dan Daya Tahan Terhadap Stres Perawat Instalasi Perawatan Intensif di
Rumah Sakit Immanuel Bandung. Fakultas Kedokteran, Universitas
Kristen Maranatha:Bandung.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitatif & RND. Bandung:
Bandung Pers.
Sunarti, Evi, Supriyati, & Junaidi. (2021). Hubungan Antara Beban Kerja dengan
Stres Kerja pada Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap. Jurnal Psikologi
Malahayati: 3(1)
Sunyoto, Danang. (2013). Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Caps.
Suwatno & Juni Priansa. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Titasari, Nimas Arum & Tiara Fani. (2021). Dampak Psikologis Pandemi Covid-
19 pada Petugas Rekam Medis. Prosiding Diskusi Ilmiah.
Melo, Andinny V, Paul Artur Tennov Kawatu, & Ardiansa A.T Tucunan. (2019).
Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di
Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon. Jurnal Kemenkes: 8(7)
Wahyudi, Kukuh Yanuar & Cholichul Hadi. (2017). Hubungan antara Work-
Family Conflick dengan Stres Kerja pada Wanita Yang Bekerja. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi: 6(1).
55
Zhang, Jie Huipeng, Haiping, Shining, Qifeng, Tingyun and Baoguo (2020) „The
differential psychological distress of populations affected by the
COVID-19 pandemic‟, Brain, Behavior, and Immunity. doi:
10.1016/j.bbi.2020.04.031.
56