Bab 1 - 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 121

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL

KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN


NASIONAL PADA SISWA KELAS IX DI SMP N 9 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang


untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Psikologi

Disusun Oleh :

Dati Deliana
(30701501618)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada:


Allah SWT yang telah dan masih memberikanku kebahagiaan, kesabaran,
kemudahan, kelancaran, kesuksesan dan petunjuk hingga karya ini dapat selesai

Papa, Mama, Kakak Uli dan Adek Alin yang selalu memberikan semangat dan
dukungan, serta doa yang tulus kepadaku selama proses penyelesaian karya ini

Dosen pembimbing saya Ibu Inhastuti Sugiasih S.Psi, M.Psi yang bersedia
memberikan waktu, ilmu, arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran selama
proses penyelesaian karya ini

Almamaterku tecinta Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung


Semarang yang telah menjadi tempatku menimba ilmu

iv
MOTTO

“Orang-orang yang beriman serta hati mereka menjadi tentram dengan


mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tentram”
(Qs Ar Ra’d 13:28)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan mereka sendiri”
(Qs Ar-Ra’d 13:11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”


(Qs Al-Insyirah 94:6)

“Tidak akan ada yang sia-sia, karena usahamu akan menjadi cerita, keringatmu
akan jadi makna, suksesmu akan jadi bahagia”
(Dati Deliana)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat,
hidayah, dan ridho-Nya kepada penulis sehingga penulis mendapatkan
kemudahan, kelancaran dan kekuatan dalam penyusunan skripsi ini sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan Skripsi ini merupakan tugas akhir
yang harus diselesaikan penulis guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana (S1) Psikologi di Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan secara langsung maupun tidak
langsung seperti bimbingan, dorongan dan motivasi yang membuat penulis bisa
mempertahankan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis dengan
bangga dan rendah hati menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Ruseno Arjanggi, S.Psi, M.A, selaku dosen wali dan Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah bersedia
meluangkan waktu, mengarahkan dan membantu dalam proses akademik
maupun penelitian.
2. Ibu Inhastuti Sugiasih, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu sabar membimbing, merevisi, memotivasi, dan bersedia meluangkan
banyak waktunya agar skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Drs. Agus Budi Purwaka, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Karangtengah Demak yang telah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri
1 Karangtengah Demak .
4. Ibu Erna Listyati, M.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberikan ijin
penelitian di SMP Negeri 9 Semarang.
5. Ibu Yulismini selaku kepala staf tata usaha SMP Negeri 9 Semarang yang
senantiasa membantu dalam proses persyaratan surat-surat dari awal sampai
akhir penelitian.

vi
6. Bapak Drs. Agus Purjono selaku guru bimbingan konseling seluruh siswa
kelas IX di SMP Negeri 9 Semarang yang sudah memberikan ijin dan
kemudahan untuk melaksanakan Penelitian di SMP Negeri 9 Semarang.
7. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 9 Semarang yang telah bersedia menjadi
responden penelitian dan dengan senang hati meluangkan waktunya untuk
membantu penulis dalam proses penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung
Semarang selaku tenaga pengajar yang telah bersedia berbagi ilmu,
pengalaman dan kemampuannya sehingga penulis memperoleh pengetahuan
dan pengalaman selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Bapak dan Ibu Staff Tata Usaha, dan Karyawan Fakultas Psikologi
UNISSULA yang selalu memberikan bantuan dan fasilitas selama masa
perkulihan.
10. Segenap keluarga saya, yang selalu mendoakan saya, memberikan kasih
sayang, motivasi, memberikan ketenangan disaat saya merasa takut dan selalu
mendukung saya selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Gelar sarjana ini saya persembahkan untuk papa dan
mama saya tercinta.
11. Kakakku Uli dan Adekku Alin terimakasih atas semua bantuan, dukungan,
semangat, dan canda tawa yang kalian berikan sehingga saya selalu merasa
kuat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses penelitian ini.
12. Sahabat-sahabat saya Putri, Alfi, Ayu, dan Armel yang telah menemaniku
dari awal masa perkulihan, terimakasih atas rasa kasih sayang sebagai sahabat
yang kalian berikan kepadaku.
13. Teman Ta’aruf saya Syamira yang telah memberikan saya inspirasi dalam
membuat tema penelitian skripsi saya.
14. Teman saya Fifi dan Fikri yang telah bersedia meminjamkan buku dan
memberikan saya informasi-informasi terkait penyusunan skripsi saya.
15. Teman-teman RAISER15TH khususnya kelas A yang juga teman
seperjuangan yang telah banyak memberikan dukungan kepada saya.

vii
16. Berbagai pihak yang telah turut membantu, memberikan dukungan dan doa
kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Skripsi ini telah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya,
meskipun demikian penulis tetap menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan Psikologi dan semua pihak yang tertarik dengan
ilmu ini.

Semarang, 6 Maret 2019


Penulis

Dati Deliana

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
PERSEMBAHAN...................................................................................................iv
MOTTO .................................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
ABSTRAK............................................................................................................xiv
ABSTRACT...........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................8
C. Tujuan Penelitian..............................................................................9
D. Manfaat Penelitian............................................................................9
1. Manfaat Teoritis........................................................................9
2. Manfaat Praktis.........................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................10
A. Kecemasan Mengahadapi Ujian.....................................................10
1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian.............................10
2. Aspek-Aspek Kecemasan........................................................11
3. Jenis Kecemasan dalam Menghadapi Ujian............................13
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan....................15
5. Tingkat- Tingkat Kecemasan..................................................16
B. Regulasi Diri...................................................................................18
1. Pengertian Regulasi Diri.........................................................18
2. Aspek-aspek Regulasi Diri......................................................19
3. Faktor-faktor dan Proses dalam Regulasi Diri........................22

ix
C. Dukungan Sosial Keluarga.............................................................24
1. Pengertian Dukungan Sosial Keluarga....................................24
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial Keluarga................................25
D. Hubungan antara Regulasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga
dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional...........................28
E. Hipotesis Penelitian........................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................31
A. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................31
B. Definisi Operasional.......................................................................31
1. Kecemasan Menghadapi Ujian................................................32
2. Regulasi Diri...........................................................................32
3. Dukungan Sosial Keluarga......................................................33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.........................................33
1. Populasi...................................................................................33
2. Sampel.....................................................................................34
3. Teknik Sampling.....................................................................35
D. Metode Pengumpulan Data............................................................35
1. Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional......................36
2. Skala Regulasi Diri..................................................................36
3. Skala Dukungan Sosial Keluarga............................................37
E. Uji Validitas, Daya Beda Aitem dan Reliabilitas...........................38
1. Uji Validitas............................................................................38
2. Daya Beda Aitem....................................................................39
3. Reliabilitas...............................................................................39
F. Analisis Data..................................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................41
A. Orientasi Kancah Penelitian...........................................................41
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian............................................43
1. Persiapan Penelitian................................................................43
2. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur...................48
3. Pelaksanaan Penelitian............................................................50

x
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian.................................................52
1. Uji Asumsi...............................................................................52
2. Uji Hipotesis............................................................................53
D. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian...........................................55
1. Deskripsi Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional. 55
2. Deskripsi Variabel Regulasi Diri............................................57
3. Deskripsi Variabel Dukungan Sosial Keluarga.......................58
E. Pembahasan....................................................................................59
F. Kelemahan Penelitian.....................................................................63
BAB V PENUTUP.............................................................................................64
A. Kesimpulan.....................................................................................64
B. Saran...............................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Data Populasi..............................................................................34


Tabel 2. Rincian Sampel Penelitian.......................................................................34
Tabel 3. Rincian Sampel Uji Coba.........................................................................35
Tabel 4. Blue Print Skala Kecemasan Menghadapi Ujian.....................................36
Tabel 5. Blue Print Skala Regulasi Diri.................................................................37
Tabel 6. Blue Print Skala Dukungan Sosial Keluarga...........................................38
Tabel 7. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian.................45
Tabel 8. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri.............................................46
Tabel 9. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga.......................47
Tabel 10. Uraian Pembagian Skala Uji Coba.......................................................48
Tabel11. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian................49
Tabel 12. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri...........................................49
Tabel13. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga......................50
Tabel 14. Uraian Pembagian Skala Penelitian.......................................................51
Tabel 15. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian...............51
Tabel 16. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri...........................................51
Tabel 17. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga.....................52
Tabel 18. Hasil Analisis Uji Normalitas................................................................52
Tabel 19. Norma Kategorisasi Skor.......................................................................55
Tabel 20. Deskripsi Statistik Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional..56
Tabel 21. Deskripsi Data Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional......................56
Tabel 22. Deskripsi Statistik Variabel Regulasi Diri.............................................57
Tabel 23. Deskripsi Data Regulasi Diri.................................................................57
Tabel 24. Deskripsi Statistik Variabel Dukungan Sosial Keluarga.......................58
Tabel 25. Deskripsi Data Dukungan sosial Keluarga............................................58

xii
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN
NASIONAL PADA SISWA KELAS IX DI SMP N 9 SEMARANG

Oleh :
Dati Deliana
Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri
dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian nasional pada
siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX di
SMP N 9 Semarang. Sampel penelitian ini bejumlah 154 siswa kelas IX di SMP N
9 Semarang. Metode pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala. Skala
kecemasan menghadapi ujian berisi 29 aitem memiliki koefisien reliabilitas =
0,889 dengan indeks daya beda aitem bergerak antara 0,267 sampai 0,684. Skala
regulasi diri terdiri dari 38 aitem memiliki koefisien reliabilitas = 0,936 dengan
indeks daya beda aitem bergerak antara 0,269 sampai 0,673. Serta skala dukungan
sosial keluarga dengan 37 aitem memiliki koefisien reliabilitas = 0,966 dengan
indeks daya beda aitem bergerak antara 0,338 sampai 0,786.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dan
korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara regulasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan
menghadapi ujian nasional diperoleh skor R = 0,706 dan Fhitung = 74,983 dengan
signifikan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil uji korelasi parsial antara regulasi diri
dengan kecemasan menghadapi ujian nasional dengan mengontrol dukungan
sosial keluarga diperoleh skor rx1y = -0,512 dengan signifikan p = 0,000 (p < 0,05).
Hasil menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara regulasi diri
dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Hasil uji korelasi parsial antara
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian nasional dengan
mengontrol regulasi diri diperoleh skor rx2y = -0,696 dengan signifikan p = 0,048
(p < 0,05). Hasil menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian nasional.
Kata kunci : kecemasan menghadapi ujian nasional, regulasi diri, dukungan sosial
keluarga

xiv
ABSTRACT

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat
mempengaruhi peningkatan pembangunan suatu bangsa. Suatu bangsa yang
memiliki sumber daya manusia bermutu tinggi akan lebih mudah meningkatkan
pembangunan bangsa tersebut sehingga lebih maju dan dapat bersaing dengan
bangsa yang lain. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia dalam suatu bangsa yaitu dengan adanya pendidikan yang berkualitas.
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan
yang memiliki beberapa standar mutu tersendiri, salah satunya yaitu standar mutu
kelulusan dalam ujian nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
19 tahun 2005 menjelaskan bahwa ujian nasional atau UN merupakan sistem
evaluasi untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan oleh peserta didik, satuan pendidikan, dan/atau
program pendidikan (pasal 66, ayat 1). Hasil dari ujian nasional merupakan salah
satu syarat untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pelaksanaan ujian nasional mendapatkan respon yang beragam dari
masyarakat. Sebagian masyarakat setuju dengan adanya ujian nasional namun
sebagian masyarakat menggangap ujian nasional tidak cocok dijadikan sebagai
standar kelulusan untuk mengukur kualitas pendidikan dari seseorang, karena
ujian nasional hanya mengukur aspek kognitif dari kemampuan seseorang,
sedangkan di dalam pendidikan terdapat tiga aspek yang harus dikembangkan
yaitu aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif (Rini, 2013). Apabila

1
2

hanya mengukur satu aspek saja maka kedua aspek yang lain akan sia-sia, padahal
ketiga aspek tersebut memiliki peran yang sama penting. Tidak hanya
mendapatkan respon yang beragam dari masyarakat, ujian nasional juga
menimbulkan persoalan lain yaitu timbulnya kecemasan pada siswa yang hendak
mengikuti ujian nasional. Kurangnya persiapan materi belajar dan kesiapan
mental membuat siswa merasa cemas menghadapi ujian nasional. Kecemasan
pada siswa muncul karena siswa mengkhawatirkan hasil ujian nasional yang akan
mereka dapat nantinya akan dijadikan standar atau syarat untuk melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Terdapat beberapa kasus yang berkaitan dengan kecemasan menghadapi
ujian nasional yang terjadi pada beberapa siswa di Indonesia. Salah satu contoh
kasus kecemasan yang dialami siswa terjadi pada seorang gadis remaja di Depok,
Jawa Barat berinisial FW berusia 17 tahun yang merupakan siswi kelas IX SMP
di Pondokpetir, Bojongsari, Depok. FW mengakhiri hidupnya dengan gantung diri
di rumahnya, Sabtu (18/5/2013) sekitar pukul 06.15 Wib, diduga FW bunuh diri
karena takut tidak lulus ujian nasional (diakses dari
https://megapolitan.kompas.com pada 30 Oktober 2018, pukul 19.00 Wib). Kasus
kecemasan juga terjadi pada siswa berinisial NH berusia 19 tahun yang tiba-tiba
saja lemas dan kemudian pingsan hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia
pada pukul 13.00 Wib, Kamis (25/3/2010). Peristiwa tersebut terjadi saat siswa
SMK Budi Utomo, Gandrungmangu, Cilapacap, Jawa Tengah, saat itu NH sedang
mengikuti ujian nasional (UN) untuk mata pelajaran matematika. Berdasarkan
pengakuan dari orang tua NH, pada hari itu NH tidak sarapan sebelum berangkat
mengikuti ujian nasional dan NH selalu belajar hingga larut malam. (diakses dari
https://regional.kompas.com pada 30 Oktober 2018, pukul 20.15 Wib).
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun, termasuk pada siswa yang
mengikuti ujian nasional. Kecemasan adalah sebuah kata yang di gunakan untuk
menggambarkan suatu perasaan yang tidak mudah, khawatir, dan takut. Kondisi
tersebut melibatkan sensasi fisik dan emosi yang mungkin akan di alami oleh
seeorang yang merasa khawatir atau gugup pada saat menghadapi suatu situasi
yang di anggap penting (Pamungkas & Samsara, 2015)
3

Kecemasan pada siswa timbul akibat adanya perasaan khawatir tentang


bagaimana kinerja dirinya pada saat ujian sehingga mencemaskan hasil yang akan
di perolehnya. Kecemasan menghadapi tes disebut dengan test anxienty. Test yang
berarti tes dan anxiety yang berarti cemas, jadi secara harfiah test anxiety adalah
kecemasan menghadapi suatu tes atau ujian. Kecemasan berdasarkan psikologi
memiliki arti sebagai gejala yang normal ketika seseorang menghadapi sesuatu
yang dianggap penting dalam hidupnya, contohnya siswa yang sedang
menghadapi ujian nasional. Kecemasan merupakan emosi yang tidak
menyenangkan berupa perasaan takut, sedih dan perasaan tidak tentram (Revilla,
2009) .
Kecemasan menghadapi ujian merupakan sesuatu yang sering terjadi, dan
cemas saat ujian akan sangat mempengaruhi proses individu saat menjalani ujian
tersebut. Ketika seseorang mengalami kecemasan saat menghadapi ujian, hal
tersebut dapat mengganggu proses belajar siswa sehingga akan mempengaruhi
hasil ujiannya. Kecemasan dapat mempengaruhi daya konsentrasi, daya ingat,
daya kritis serta kreativitas siswa dalam belajar. Selain itu kecemasan juga dapat
mengacaukan emosi, menurunkan nafsu makan, mengganggu tidur, dan
menurunkan kesehatan tubuh, maka hal-hal tersebut dapat mengakibatkan siswa
menjadi gagal dalam ujian (Turmudhi, 2004).
Berdasarkan Penelitian Hembre terhadap 562 studi yang berkaitan dengan
test anxiety dan prestasi akademik dapat diketahui bahwa test anxiety
menyebabkan performance seseorang menjadi menurun, yang secara negatif
berhubungan dengan self-esteem dan secara langsung berhubungan dengan
pengaruh terhadap pertahanan diri siswa serta rasa takut (Revilla, 2009).
Hasil Penelitian Hill dan Wigfield menunjukan bahwa beberapa studi
menemukan korelasi hingga 0,60 antara test anxiety dengan prestasi akademik,
dimana kecemasan dan prestasi sebagai varian yang signifikan. Sehingga dapat
diperkirakan bahwa dalam kebanyakan kelas terdapat kira-kira 10% dari
keseluruuhan jumlah siswa pada setiap kelas mengalami test anxiety yang relative
tinggi, rata-rata 2–3 siswa pada setiap kelas. Secara keseluruhan, hasil penelitian
tersebut memperkirakan bahwa 25% dari siswa-siswa di kelas akan mengalami
4

beberapa masalah dengan kecemasan yang berarti kira-kira 10 juta siswa di


Amerika kemungkinan dapat mengalami test anxiety (Revilla, 2009). Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa situasi dan suasana dalam ujian dapat menimbulkan
perasaan cemas pada siswa sehingga mengakibatkan siswa gagal menunjukan
kemampuan yang dimiliki secara optimal. Sebaliknya jika siswa dapat
memperoleh hasil yang lebih baik dan dapat menunjukan kemampuan yang
dimiliki secara optimal merupakan siswa yang berada dalam kondisi yang lebih
baik, dalam arti unsur-unsur yang membuat siswa cemas dikurangi atau hilang.
Kecemasan menghadapi ujian nasional pada umumnya juga dialami oleh
beberapa siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti kepada tiga siswa kelas IX di SMP N 9
Semarang. Subjek berinisial H merupakan siswa SMP N 9 Semarang kelas IX
dengan usia 14 menyatakan:
“Paling ya kalo mau tidur gitu kepikiran jadi gak jadi tidur malah
melamun mikir ujianku nanti gimana ya, jadi mikir bisa gak ya aku nanti
masuk SMA 2. Kalo keinget rasane deg-degan, takut gak bisa ngerjain,
takut hilang fokusnya kalo belajar, takut nanti lupa sama materinya.
Belum siap ujian soalnya masih banyak yang belum mudeng pelajarannya.
Aku ikut les tapi cuma les IPA sama matematika dirumah, gak ikut bimbel.
Hampir tiap malem disuruh belajar mbak. Kalo kelas 9 ini jarang
dibolehin main sama orang tua, beda sama dulu kelas 8.”

Wawancara kedua juga dilakukan pada subjek berinisial D merupakan


siswa SMP N 9 Semarang kelas IX dengan usia 14 tahun, yang menyatakan :
“Perasaanya takut mbak, takut dapet nilai jelek soalnya banyak yang
belum mudeng, takut nanti kalo gak dapet SMA yang tak pengen.
Pelajaran yang dulu-dulu kelas 7 8 juga dah lupa jadi belajar ulang. Aku
gak ikut les apa-apa, ya cuma belajar sendiri dirumah. Ya dingetin belajar
terus mau ujian. Aku sekarang kalo mau main ya mikir-mikir o. Aku
kadang-kadang kalo misal mau ulangan tu sebelum berangkat sekolah
mules, nanti pas di sekolah dah mau mulai tu ya kerasa mules lagi,
apalagi kalo ulangannya lisan kadang kalo mau maju malah jadi lupa
sama yang udah tak hafalin. Lhaya ulangan aja gitu gimana nanti ujian,
ujian kan juga ada yang lisan yang praktik itu makannya aku takut mbak.”
5

Wawancara ketiga juga dilakukan pada subjek berinisial E merupakan


siswa SMP N 9 Semarang kelas IX dengan usia 14 tahun, yang menyatakan :
“Ya perasaanya takut mbak jadi deg-degan kepikiran gitu bisa ngerjain
ndak ya, soalnya masih banyak pelajaran yang belum mudeng. Ini juga
lagi ngulang-ngulang belajar yang kelas 7 sama 8. Aku takut nilai ipaku
nanti jelek soale kan sekarang Nem dipakek buat nentuin jurusan SMA,
aku tu pengennya IPA soale pengen kedokteran nanti, tapi sekarang aku
fisika aja masih gak bisa, menurutku fisika sekarang susah banget, takut
jadine kalo ntar SMA gak masuk ipa. Aku les privat les bimbel juga.
Ndredek mbak, pernah sih dulu mau UTS aku ngerasa kalo aku gak bisa
pelajarannya terus pas belajar aku nangis. Kalo gak belajar aku rasanya
kepikiran o mbak makannya aku mintak les tiap hari sama orang tuaku,
soalnya kalo belajar sendiri aku males.”

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa siswa kelas


IX di SMP N 9 Semarang dapat disimpulkan bahwa mereka mengalami
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional, penyebab utama dari timbulnya rasa
cemas menghadapi ujian nasional adalah belum adanya persiapan yang matang
untuk menghadapi ujian nasional.
Cervone & Lawrence menjelaskan seseorang yang hendak mengikuti ujian
memerlukan suatu strategi yang tepat untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi pada saat ujian, strategi tersebut berupa motivasi
internal yang dapat menimbulkan keinginan untuk menentukan tujuan yang ingin
dicapai yaitu lulus ujian, melakukan evaluasi dan melakukan modifikasi perilaku.
Hal ini di kenal dengan sebutan regulasi diri (Mirza & Azhari, 2016). Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan seseorang dalam menghadapi sebuah
ujian adalah kemampuan dalam melakukan regulasi diri (Woolfolk, 2010).
Zimmerman menjelaskan bahwa regulasi diri merupakan suatu bentuk proses
yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan personal yang melibatkan
pengaktifan dan pemeliharaan pikiran, perasaan, dan tindakannya (Husna,
Hidayati, & Ariati, 2014). Menurut Pintrich individu yang melakukan regulasi diri
dalam belajar merupakan individu yang dapat menentukan tujuan, membuat
rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan, memonitor, dan mengontrol aspek
kognitif yang dimiliki, serta dapat memotivasi tingkahlaku diri untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Rachmah, 2015). Bandura (1991) Regulasi diri
6

adalah himpunan struktur-struktur kognitif yang melibatkan evaluasi, persepsi,


dan regulasi perilaku. Kemampuan regulasi diri dapat membuat seseorang untuk
mengevaluasi perilakunya dengan pengalaman yang dimiliki sehingga dapat
mengantisipasi munculnya konsekuensi yang akan muncul di masa yang akan
datang (Veronica Damay, 2010).
Setiap individu memiliki tingkat kemampuan regulasi diri yang berbeda-
beda, beberapa individu memiliki kemampuan regulasi diri yang baik namun juga
terdapat beberapa individu yang memiliki kemampuan regulasi diri yang buruk.
Seseorang yang memiliki kemampuan regulasi diri yang baik mampu mengubah
suatu kejadian dan menjadi faktor dalam mengarahkan dan mengatur perilaku
yang membawa pada konsekuensi yang positif untuk mencapai tujuan yang
dimiliki. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kemampuan regulasi diri yang
buruk tidak akan mampu mengarahkan perilakunya sehingga memiliki
kecenderungan menimbulkan efek negatif dalam pencapaian tujuan yang dimiliki
dan cenderung akan mengalami kegagalan. Siswa yang akan menghadapi ujian
nasional apabila memiliki kemampuan regulasi diri yang baik akan membuat
dirinya dapat mengontrol pikirannya, perasaanya, dan tindakannya untuk
mencapai tujuannya dalam hal persiapan menghadapi ujian nasional, sehingga
pada saat menghadapi ujian nasional siswa tidak lagi mengalami kecemasan.
Selain melakukan persiapan belajar secara intensif siswa juga
membutuhkan dukungan sosial untuk mengurangi kecemasan pada saat
menghadapi ujian nasional. Kedekatan yang positif dengan orang lain, terutama
dengan keluarga dan teman secara konsisten dapat dijadikan sebagai pertahanan
yang baik untuk menghadapi kecemasan dalam kehidupan (Santrock, 2003).
Rook (Kumalasari, 2012) menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki
fungsi sebagai ikatan sosial, dimana ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan
tingkat kualitas umum dari suatu hubungan interpersonal. Adanya persahabatan
dan ikatan dengan orang lain dapat memberikan kepuasan secara emosional dalam
kehidupan individu. Ketika seseorang mendapatkan dukungan dari lingkungannya
segala sesuatu yang dihadapinya akan terasa lebih mudah. Dukungan sosial yang
7

diterima oleh seseorang dapat membuat dirinya merasa tenang, dicintai,


diperhatikan, sehingga timbul rasa percaya diri dan kompeten.
Dukungan yang paling dibutuhkan siswa dalam menghadapi ujian nasional
adalah dukungan dari keluarganya, dukungan dari orang tua dan saudara
(Hurlock, 1991). Menurut Purnamaningsih (1993) menyatakan adanya hubungan
dan komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak secara konsisten akan
membantu anak untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya dengan
mudah. Namun kenyataannya dukungan sosial orang tua dan saudara pada anak
tidak berjalan lancar, melihat kondisi saat ini kebanyakan orang tua sibuk bekerja
di luar sehingga orang tua tidak memiliki banyak waktu untuk anak, hal tersebut
menyebabkan interaksi orang tua dengan anak menjadi terbatas (Widanarti &
Indati, 2002).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki regulasi diri yang buruk dan tidak mendapatkan dukungan sosial dari
keluarganya akan menimbulkan perasaan cemas pada saat menghadapi ujian
nasional, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan regulasi diri yang baik dan
dukungan sosial dari keluarganya akan berdampak pada rendahnya tingkat
kecemasan yang akan dialami pada saat menghadapi ujian nasional.
Beberapa penelitian terkait kecemasan menghadapi ujian telah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya. Atik (2016) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
antara kecemasan dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar matematika siswa
kelas IX SMP Negeri 2 Banyubiru” didapatkan hasil penelitian yang menunjukan
bahwa terdapat hubungan negatif tidak signifikan antara kecemasan dalam
menghadapi ujian dengan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten Semarang. Penelitian mengenai kecemasan menghadapi
ujian juga dilakukan oleh Hara, dkk (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “
Hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian pada
siswa kelas IX di MTS Al Hikmah Brebes” yang hasilnya terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi
ujian pada siswa kelas IX MTs Al Hikmah Brebes, dengan nilai koefisien korelasi
sebesar -0,575.
8

Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Rosliani dan Ariati (2016) dengan
judul “Hubungan antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja
pada pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI)” dengan
hasil terdapat hubungan negatif antara regulasi diri dengan kecemasan
menghadapi dunia kerja pada pengurus ILMPI. Sanitiara, dkk (2014) juga
melakukan penelitian mengenai “Hubungan kecemasan akademis dengan regulasi
diri dalam belajar pada mahasiswa tahun pertama fakultas kedokteran Universitas
Riau 2013/2014” dengan hasil tidak terdapat hubungan antara kecemasan
akademik dengan regulasi diri dalam belajar, namun terdapat hubungan yang
signifikan antara perhatian yang menunjukkan arah yang salah dengan regulasi
diri dalam belajar dengan kecemasan akademis. Katarina (2013) melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan dukungan sosial orang tua dengan kecemasan
dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX smp “X” di Semarang”
yang hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orang tua
dengan kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti
mengamati bahwa penelitian mengenai kecemasan menghadapi ujian nasional,
regulasi diri, dan dukungan sosial keluarga telah sering dilakukan, namun
penelitian yang menggabungkan ketiga variabel tersebut masih sangat jarang.
Subjek penelitian yang diambil dari siswa kelas IX SMP Negeri 9 Semarang
belum pernah dilakukan. Sehingga dalam hal ini peneliti menjamin, penelitian
yang diajukan dengan judul “Hubungan antara Regulasi Diri dan Dukungan Sosial
Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX di
SMP Negeri 9 Semarang” ini memiliki nilai keaslian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah yaitu apakah ada hubungan antara regulasi diri dan dukungan sosial
keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di
SMP N 9 Semarang.
9

C. Tujuan Penelitian
Peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri
dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian nasional pada
siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang.

D. Manfaat Penelitian
Peneliti mengadakan penelitian ini berharap dapat mengambil manfaat,
baik bagi penulis secara khusus maupun bagi pembaca pada umumnya. Penjelasan
teoritis dari beberapa tokoh diharapkan dapat bermanfaat untuk diaplikasikan
dalam kehidupan, manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk
menambah khasanah pengetahuan dalam bidang psikologi, tentang hubungan
antara regulasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan
menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian dan penjabaran
teori di atas, yaitu sebagai bahan pertimbangan antisipatif sebab-sebab
terjadinya kecemasan saat menghadapi ujian nasional. Diharapkan dapat
mengambil pelajaran dan dapat digunakan untuk membenahi diri dengan
membentuk kemampuan regulasi diri yang positif dan memahami pentingnya
dukungan sosial keluarga bagi siswa yang akan menghadapi ujian nasional,
sehingga tidak akan menimbulkan kecemasaan pada saat menghadapi ujian
nasional.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kecemasan Mengahadapi Ujian


1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian
Kecemasan atau yang biasa di sebut dengan anxiety adalah suatu
keadaan emosional yang mempunyai ciri munculnya gejala-gejala fisiologis,
perasaan tegang, perasaan aprehensi atau perasaan khawatir yang terjadi
dalam diri individu yang meyakini bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi
pada dirinya (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Kecemasan merupakan emosi
yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan munculnya kekhawatiran,
keprihatinan, dan rasa takut yang dialami oleh individu dengan tingkat yang
berbeda-beda (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1996).
Kecemasan merupakan perasaan khawatir yang tidak jelas dan
menyebar, serta berkaitan dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak
berdaya (Stuart, 2006). Kecemasan adalah respon individu terhadap subuah
ancaman yang nyata atau khayal sehingga muncul perasaan takut akan
kelemahan diri. Perasaan cemas muncul ketika seseorang berpikir bahwa
sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi pada dirinya (Lubis, 2009).
Menurut Priest perasaan cemas muncul diakibatkan beberapa hal, salah
satunya adalah ujian (Lubis, 2009).
Lewis mengungkapkan bahwa kecemasan menghadapi ujian
merupakan suatu bentuk pengalaman buruk dan tidak menyenangkan yang
dialami oleh siswa baik pada saat persiapan ujian, menjelang dan selama
pelaksanaan ujian. Siswa yang menderita kecemasan yang tinggi dalam
menghadapi ujian menyebabkan siswa terhambat dalam memperoses
informasi dan menentukan cara pemecahan masalah secara efektif (Larinta,
2006).
Kecemasan menurut Kaplan, Sadock dan Grebb (Revilla, 2009) adalah
sebuah sinyal yang menyadarkan seseorang. Kecemasan merupakan
peringatan bagi individu bahwa terdapat bahaya yang akan terjadi sehingga

10
11

individu harus mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman tersebut.


Kecemasan jika ditinjau dari definisi tersebut memiliki fungsi adaptif,
kecemasan akan mengarahkan individu untuk mengambil langkah yang
diperlukan agar bahaya atau akibat yang akan terjadi dapat diringankan.
Contohnya siswa yang cemas menghadapi ujian akan berusaha semaksimal
mungkin untuk belajar giat.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan
menghadapi ujian adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak
menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami perasaan khawatir,
tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda pada saat
menghadapi ujian.
2. Aspek-Aspek Kecemasan
Menurut Clark & Beck (2010) terdapat empat aspek dalam kecemasan
yaitu kognitif, afektif, fisiologis dan perilaku, sebagai berikut :
a. Aspek kognitif
Kecemasan yang terwujud dalam bentuk ketegangan pada pikiran
individu, yang mengakibatkan individu menjadi sulit konsentrasi, takut
tidak bisa menghadapi masalah, takut mendapatkan tanggapan buruk dari
orang lain, mengalami kebingungan dalam menjawab soal, mudah merasa
terganggu, mengalami penyempitan perhatian, mudah lupa, kesulitan
dalam penalaran dan kehilangan objektivitas.
b. Aspek afektif
Kecemasan yang diwujudkan dengan munculnya perasaan yang tidak
menyenangkan seperti khawatir, gugup, gelisah dan takut yang berlebihan.
c. Aspek Fisiologis
Kecemasan yang terwujud dengan munculnya gejala-gejala fisik seperti
jantung yangberdebar-debar, sesak nafas, pusing, muncul keringat dingin,
mengalami gangguan perut seperti mual dan diare, gemetar, kesemutan
atau mati rasa pada tangan atau kaki, mulut kering, otot-otot tegang, dan
pingsan.
12

d. Aspek Perilaku
Kecemasan yang diwujudkan dengan perilaku menghindar, melarikan diri,
agitasi seperti jalan mondar-mandir, pembekuan atau terpaku, gemetar dan
sulit berbicara.
Stuart berpendapat bahwa terdapat tiga aspek dalam kecemasan yaitu
respon kognitif, afektif, dan perilaku (Stuart, 2006).
a. Respon Kognitif, meliputi, konsentrasi buruk, fokus menjadi terganggu,
mudah lupa, salah dalam menilai, preokupasi, lapang persepsi turun,
hambatan berpikir, menurunnya kreatifitas, mudah bingung, produktivitas
menurun, selalu waspada, hilangnya objektivitas, takut kehilangan kendali,
takut pada gambaran visual, takut cidera dan kematian, mimpi buruk.
b. Respon Afektif, meliputi, gelisah, tingkat kesabaran menurun, mudah
terganggu, gugup, merasa takut, khawatir, mati rasa, rasa berasal, malu.
c. Respon Perilaku, meliputi, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut,
berbicara secara cepat, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari
hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar,
kurang koordinasi.
Aspek-aspek kecemasan terdiri dari tiga aspek yaitu fisik, behavioral,
dan kognitif (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).
a. Fisik, gejala-gejala fisiologis yang muncul (misalnya, kegelisahan,
kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, berkeringat, pusing, sulit
berbicara, dan sebagainya)
b. Behavioral, bentuk perilaku yang muncul (misalnya, perilaku menghindar,
perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang)
c. Kognitif, bentuk pola berpikir yang muncul (misalnya, khawatir tentang
sesuatu, ketakutan akan kehilangan kontrol, keyakinan bahwa sesuatu yang
mengerikan akan terjadi, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi
dikendalikan, dan sebagainya)
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli yang telah dijabarkan,
peneliti menyimpulkan aspek-aspek kecemasan. Kesimpulan ini merupakan
13

gabungan dari berbagai pendapat para ahli sebelumnya. Aspek-aspek tersebut


terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, aspek fisiologis dan aspek perilaku.
3. Jenis Kecemasan dalam Menghadapi Ujian
Spilberger (1966) menjelaskan bahwa kecemasan terbagi menjadi dua
jenis yaitu trait anxiety dan state anxiety (Annisa & Ifdil, 2016).
a. Trait anxiety, merupakan adanya perasaan khawatir dan terancam yang
dialami individu dalam menghadapi suatu kondisi yang sebenarnya tidak
berbahaya. Kecemasan ini merupakan bentuk dari kepribadian individu
yang memiliki potensi cemas lebih tinggi dibanding dengan individu lain.
b. State anxiety, yaitu perasaan khawatir dan tegang yang dirasakan individu
secara sadar yang merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara yg
terjadi dalam diri individu.
Kartono (1981) menjelaskan bahwa kecemasan terbagi menjadi dua
jenis yaitu kecemasan neurotis dan psikotis.
a. Kecemasan neurotis, kecemasan ini muncul akibat dari pertahan diri yang
negatif, individu memiliki perasaan bersalah karena pernah mengalami
konflik-konflik emosional yang berkaitan dengan perasaan frustasi dan
ketegangan batin.
b. Kecemasan psikotis, kecemasan muncul karena individu merasa hidupnya
kacau, sehingga individu mengalami kebingungan hebat yang disebabkan
karena adanya depersonalisasi atau hilangnya kepercayaan diri dan
mengalami disorganisasi psikis atau hilangnya kemampuan individu untuk
mengatur perasaanya.
Menurut Freud (Nursidiq, 2013) mengemukakan tiga jenis kecemasan,
antara lain:
a. Kecemasan realistik
Kecemasan realistik merupakan perasaan takut terhadap bahaya
yang nyata atau real yang ada dalam kehidupan. Kecemasan realistik
berupa perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik yang
mencakup bahaya itu sendiri.
14

b. Kecemasan neurotik
Kecemasan neurotik merupakan perasaan cemas terhadap suatu
bahaya yang tidak jelas atau tidak diketahui. Ketakutan terhadap hukuman
yang akan diterimanya dari figur penguasa, seperti orang tua. Individu
yang mengalami kecemasan neurotik membayangkan kemungkinan-
kemungkinan bahwa dirinya akan mendapatkan hukuman atas perbuatan
yang telah dilakukan, walaupun kenyataanya dirinya belum tentu
mendapatkan hukuman. Kecemasan muncul karena individu pernah
melakukan hal yang sama diwaktu yang lalu dan mendapat hukuman yang
dicemaskannya saat ini.
c. Kecemasan moral.
Kecemasan moral mucul ketika individu melanggar suatu standar
nilai. Kecemasan neurotik dan kecemasan moral hampir mirip, tetapi
kedua kecemasan tersebut memiliki perbedaan tingkat kontrol ego. Jika
kecemasan neurotik berada pada ego tapi di dorong oleh id, lain halnya
dengan kecemasan moral yang berakar dari konflik antara ego dan
superego. Individu yang mengalami kecemasan moral masih dapat berfikir
secara rasional, sedangkan individu yang mengalami kecemasan neurotik
berada dalam keadaan distres dan panik sehingga tidak dapat berfikir
secara jelas karena energi id menghambat individu membedakan antara
khayalan dengan realita.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijabarkan sebelumnya,
peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis kecemasan dibagi menjadi dua
bagian. Pertama jenis-jenis kecemasan berdasarkan kondisi dalam diri
individu terdapat empat jenis yaitu kecemasan neurotis, psikotis, trait anxiety
dan state anxiety, yang kedua jenis-jenis kecemasan yang muncul berdasarkan
bahaya yang mengancam terdapat tiga jenis yaitu kecemasan realistik,
kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.
15

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


Kecemasan dapat timbul akibat dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).
a. Faktor biologis, meliputi faktor yang berasal dari kadaan biologis manusia
yang mengalaminya, seperti predisposisi genetis, abnormalitas jalur otak
yang membawa sinyal bahaya dan dapat menghambat tingkah laku
repetitif, dan iregularitas fungsi neurotransmiter.
b. Faktor sosial lingkungan, faktor yang dapat menimbulkan kecemasan
berupa pemaparan peristiwa yang dianggap mengancam atau peristiwa
traumatis, hasil pengamatan terhadap respons takut orang lain, dan
kurangnya dukungan sosial.
c. Faktor behavioral, berupa pemasangan stimuli aversif dan stimuli netral
(classical conditioning), perasaan lega dari kecemasan karena telah
melakukan ritual kompulsif atau menjauhi stimuli fobik (operant
conditioning)
d. Faktor kognitif dan emosional, faktor-faktor yang muncul akibat adanya
konflik psikologis yang belum terselesaikan dan faktor-faktor kognitif
berupa prediksi yang berlebihan terhadap ketakutan, adanya keyakinan-
keyakinan irasional atau self-defeating, kepercayaan diri rendah, salah
mengantribusi sinyal-sinyal tubuh, sensitivitas acaman dan kecemasan
yang berlebih.
Menurut Atkinson dan Hilgard timbulnya kecemasan yang terjadi pada
diri individu bersumber dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1996).
a. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam diri individu. Seperti,
perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, berpikir negatif, perasaan
bersalah dan rendah diri.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar individu. Seperti,
dukungan dan kondisi lingkungan keluarga atau masyarakat, dan
sebagainya.
16

Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan pada individu


antara lain sebagai berikut (Sari & Kuncoro, 2006).
a. Keadaan pribadi dari individu, berupa suatu kondisi atau situasi yang
terjadi dalam diri individu pada saat menghadapi suatu masalah.
b. Tingkat pendidikan, individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memiliki kemampuan memcahkan masalah yang lebih baik
dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah.
c. Pengalaman yang tidak menyenangkan, berupa peristiwa yang pernah
dialami dan dianggap menyulitkan sehingga menimbulkan ketegangan-
ketegangan yang menyebabkan kecemasan muncul.
d. Dukungan sosial, dukungan yang diperoleh dari keluarga, teman, atau
orang sekitar akan menurunkan tingkat kecemasan yang dialami individu.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang telah dijabarkan, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan antara
lain yaitu yang pertama faktor internal meliputi keadaan pribadi individu,
keadaan biologis, kognitif, dan emosional. Kedua faktor eksternal meliputi
kondisi sosial lingkungan, pengalaman, dan dukungan sosial.
5. Tingkat- Tingkat Kecemasan
Gail (2006) memaparkan tingkat-tingkat kecemasan menjadi empat
tingkat yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan
panik (Stuart, 2006).
a. Kecemasan ringan, ketegangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
sehingga individu menjadi waspada dan lapang persepsinya meningkat.
Kecemasan ini memotivasi individu untuk belajar sehingga menimbulkan
kreativitas dalam diri.
b. Kecemasan sedang, kecemasan ini menyempitkan lapang persepsi
individu yang mengalaminya. Individu hanya mampu fokus pada sesuatu
yang penting saja, namun dapat melakukan tindakan secara terarah.
c. Kecemasan berat, memiliki tingkat yang lebih tinggi sehingga individu
pada tingkat kecemasan ini mengalami penyempitan lapang persepsi yang
17

lebih besar sehingga hanya dapat fokus pada hal-hal yang rinci saja
sehingga membutuhkan banyak arahan untuk dapat fokus pada hal-hal
yang lainnya.
d. Tingkat panik, individu mengalami hilang kendali, mengalami kepanikan,
dan tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan diberi arahan.
Panik membuat individu mengalami disorganisasi kepribadian,
mengalami peningkatan aktivitas motorik, persepsi menyimpang, dan
tidak dapat berpikir secara rasional.
Townsend (Revilla, 2009) menjelaskan terdapat empat tingkat
kecemasan, yang diklasifikasikan dalam tingkat ringan, sedang, berat dan
panik, sebagai berikut :
a. Kecemasan ringan merupakan kecemasan yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari, berupa ketegangan yang menyebabkan individu menjadi
waspada sehingga meningkatkan lahan persepsi. Kecemasan ringan dapat
menimbulkan motivasi belajar pada individu sehingga menghasilkan
pertumbuhan kreativitas dalam diri individu.
b. Kecemasan sedang, individu yang mengalami kecemasan sedang akan
memusatkan perhatiannya hanya pada masalah yang penting saja
sehingga individu mengalami perhatian yang selektif, namun tetap
mampu melakukan hal-hal yang terarah. Individu yang mengalami
kecemasan sedang biasanya mengalami kelelahan yang meningkat,
denyut jantung menjadi kencang, berbicara secara cepat dan bervolume
tinggi, lahan persepsi menjadi sempit, konsentrasi menurun, mudah
tersinggung, menjadi emosional dan pelupa.
c. Kecemasan berat, individu yang mengalami kecemasan berat hanya dapat
memusatkan perhatiannya pada hal yang spesifik, mengalami penurunan
lahan persepsi, dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain yang tidak
spesifik. Individu dengan kecemasan ini biasanya mengeluh pusing, sakit
kepala, tidak bisa tidur, diare, tidak dapat belajar efektif, merasa tidak
berdaya, bingung, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk
menghilangkan kecemasannya.
18

d. Panik, individu mengalami ketakutan dan merasa terteror karena


mengalami hilang kendali, tidak mampu melakukan sesuatu hal secara
terarah. Gejala-gejala yang terjadi pada tingkat ini adalah diaphoresis,
susah bernafas, pucat, berbicara inkoheren, tidak dapat merespon
perintah-perintah sederhana, berteriak, mengalami delusi dan halusinasi.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli yang telah dijelaskan


sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tingkat-tingkat kecemasan terbagi
menjadi empat tingkatan yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang,
kecemasan berat, dan tingkat panik. Kesimpulan ini merupakan gabungan dari
berbagai pendapat para ahli sebelumnya, yaitu yang menyerupai ataupun
sama.

B. Regulasi Diri
1. Pengertian Regulasi Diri
Regulasi diri merupakan strategi pemanfaatan kognisi untuk mengatur
perencanaan, evaluasi, dan monitoring diri untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditentukan, baik tujuan yang bersifat akademik, sosial, dan emosional.
Regulasi diri mengarah pada mekanisme pengaturan diri, seperti mengecek,
merencanakan, memonitor, mengetes, merevisi dan mengevaluasi suatu
aktivitas diri dengan tujuan pemecahan masalah (Mulyadi, Basuki, &
Rahardjo, 2016).
Carver dan Scheier (2000) mengungkapkan bahwa regulasi diri adalah
bentuk dari proses penyesuaian yang bersifat koreksi diri, dengan tujuan untuk
menjaga individu agar tetap berada pada jalur menuju tujuan dan penyesuaian
tersebut berasal dari dalam diri sendiri (Husna, Hidayati, & Ariati, 2014). Hal
tersebut merujuk pada dilakukannya kontrol diri yang bertujuan untuk
menjaga diri agar tetap berada pada jalur yang sesuai dengan standar yang
telah dikehendaki.
Woolfolk (2008) regulasi diri atau self-regulation merupakan kemampuan
untuk mengatur serta mengaktifkan pikiran, perilaku, dan emosi untuk
19

mencapai suatu tujuan. Apabila tujuan teresebut berkaitan dengan akademik


atau proses belajar, maka regulasi diri yang dimaksud adalah self regulated
learning atau disebut dengan regulasi diri dalam belajar (Kusaeri &
Mulhamah, 2016).
Menurut Zimmerman (1989) seorang siswa dapat dikatakan memiliki
kemampuan regulasi diri apabila siswa tersebut memiliki strategi untuk
mengaktifkan metakognisi, motivasi dan tingkah laku dalam proses
belajarnya. Terdapat tiga hal yang saling berpengaruh secara timbal balik
dalam proses regulasi diri, yaitu personal, tingkah laku dan lingkungan
(Mulyadi, Basuki, & Rahardjo, 2016).
Berdasarkan berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Regulasi
diri merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam merencanakan,
mengarahkan, memotivasi, dan mengontrol diri untuk melakukan kegiatan
yang dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki supaya individu dapat
mencapai tujuannya, baik tujuan yang bersifat akademik, spiritual, emosional,
dan sosial.
2. Aspek-aspek Regulasi Diri
Menurut Zimmerman (1989) regulasi diri memiliki tiga aspek yaitu
metakognisi, motivasi, dan perilaku atau tingkah laku (Mulyadi, Basuki, &
Rahardjo, 2016).
a. Metakognisi
Metakognitif merupakan pemahaman dan kesadaran individu atas
proses kognitif atau pikiran tentang berpikir. Metakognitif juga
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian atau pengaturan, pemberian instruksi diri, monitoring
dan evaluasi terhadap aktivitas belajar (Zimmerman, 1989).
b. Motivasi
Motivasi adalah pendorong atau drive yang ada pada diri individu
mencakup persepsi terhadap efikasi diri dan kompetensi otonomi yang
dimiliki dalam aktivitas belajar. Motivasi dijadikan sebagai kebutuhan
20

dasar untuk mengontrol dan mendorong perasaan kompetensi yang


dimiliki setiap individu.
c. Perilaku
Perilaku berkaitan dengan upaya yang di lakukan individu untuk
mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan lingkungan serta
menciptakan lingkungan untuk mendukung aktivitas belajar.
Regulasi diri memiliki empat aspek yaitu regulasi kognisi, regulasi
motivasi, regulasi perilaku, dan regulasi konteks berikut penjelasan dari
aspek-aspek tersebut (Tekeng, 2015).
a. Regulasi Kognisi (Cognition Regulation)
Regulasi kognisi merupakan strategi yang dilakukan individu dalam
merencanakan, memonitor, dan meregulasi kognisi. Merencanakan yaitu
kegiatan dalam membuat target atau tujuan kognitif dalam belajar, dengan
mengaktifkan pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari, dan
pengaktifan pengetahuan metakognitif yang dimiliki individu terhadap
tugas dan dirinya. Sedangkan regulasi kognisi adalah monitoring kognisi,
dengan cara individu memahami kemampuan yang dimiliki, memantau
perkembangannya dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan,
memantau pembelajaran dan pemahaman yang dimiliki agar dapat
membuat perubahan yang adaptif dalam proses belajar.
b. Regulasi Motivasi dan Afek (Motivation and Affect Regulation)
Regulasi motivasi yaitu individu meregulasi berbagai keyakinan motivasi
seperti tujuan dalam menyelesaikan tugas, persepsi tentang kesulitan
tugas, efikasi diri, minat personal dalam menuntaskan tugas dan
keyakinan terhadap nilai tugas. Selain meregulasi motivasi, individu juga
dapat berusaha dengan mengontrol afek negatif seperti ketakutan dan
kecemasan, individu dapat mengontrol afek dengan melakukan coping
strategies yaitu strategi yang dapat membantu mereka beradaptasi dengan
afek negatif.
21

c. Regulasi Perilaku (Behavior Regulation)


Regulasi perilaku yaitu individu mengontrol perilakunya dengan cara
membuat perencanaan waktu dan usaha dalam belajar. Kontrol usaha
melibatkan tindakan individu dalam mengontrol usahanya agar dapat
menghasilkan pembelajaran yang baik dan dapat dimaknai. Sedangkan
perencanaan waktu yaitu keterlibatan individu dalam pembuatan jadwal
belajar dan pembagian waktu terhadap kegiatan yang berbeda-beda.
Pengaturan waktu juga mencakup kegiatan individu dalam
mengalokasikan intensitas pekerjaannya dan usahanya. Selain itu strategi
regulasi perilaku juga terkait dengan kegiatan dalam mencari bantuan atau
help seeking. Mencari bantuan merupakan strategi prilaku karena
melibatkan perilaku individu dalam meregulasi diri untuk mengetahui
mengapa, kapan dan dari mana individu harus mencari bantuan.
d. Regulasi Konteks (Context Regulation)
Regulasi konteks yaitu keterlibatan individu dalam mengontrol dan
mengatur lingkungan dengan memfasilitasi kegiatan yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan yang sudah ditargetkan dan kegiatan dalam
penyelesaian tugas. Lingkungan memiliki peranan dalam keberhasilan
individu dalam melakukan regulasi konteks.
Pintrich dan De Groot (1990) memberi penjelasan bahwa terdapat tiga
aspek atau komponen penting regulasi diri yang berkaitan dengan kegiatan
belajar siswa yaitu sebagai berikut (Mulyadi, Basuki, & Rahardjo, 2016).
a. Strategi metakognisi, yaitu kegiatan siswa berkaitan dengan
merencanakan, memantau dan memodifikasi kognisi siswa.
b. Tindakan siswa dalam mengelola dan mengontrol usaha-usaha yang perlu
dilakukan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Contohnya,
siswa mampu menekuni dan tidak menyerah pada tugas-tugas yang sukar
atau mampu menghindari gangguan-gangguan, sehingga mampu
mempertahankan dorongan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal
tersebut memungkinkan siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
22

c. Strategi kognisi, merupakan strategi yang digunakan siswa untuk belajar,


mengingat, dan memahami materi bidang studi.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli yang telah dipaparkan, penulis
menyimpulkan aspek-aspek regulasi diri. Kesimpulan ini merupakan
gabungan dari berbagai pendapat para ahli sebelumnya, yaitu aspek-aspek
regulasi diri terdiri dari aspek kognisi, motivasi, afek, perilaku dan konteks.
3. Faktor-faktor dan Proses dalam Regulasi Diri
Regulasi diri terbentuk karena adanya faktor eksternal dan internal yang
saling berhubungan, berikut adalah penjelasan mengenai faktor eksternal dan
internal dalam regulasi diri (Alwisol, 2009).
a. Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua hal, yang
pertama interaksi terhadap orang lain menciptakan suatu standar pribadi
yang nantinya akan digunakan individu untuk mengevaluasi tingkah laku.
Kedua, faktor eksternal sebagai pemberi penguatan atau reinforcement.
b. Faktor internal mempengaruhi regulasi diri dengan tiga hal, yaitu
observasi diri atau self observation terhadap perilaku yang muncul,
penilaian diri atau judgmental process terhadap tingkah laku diri dengan
cara membandingkan tingkah laku dengan norma personal dan norma
masyarakat, reaksi diri atau self respon dengan menentukan apakah
tingkah laku yang muncul akan ditingkatkan atau dihilangkan dalam arti
lain pemberian hadiah atau hukuman terhadap diri sendiri.
Zimmerman (1990) menjelaskan bahwa pada hakekatnya regulasi diri
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu atau personal, faktor
lingkungan, dan tingkah laku. Faktor individu berkaitan dengan keyakinan
akan kemampuan diri atau self efficacy beliefs, perencanaan, dan kemampuan
berpikir yang dapat mempengaruhi proses regulasi diri. Sedangkan faktor
lingkungan mempengaruhi individu dalam memberikan makna atau memaknai
kegiatan yang berkaitan dengan proses regulasi dirinya (Mulyadi, Basuki, &
Rahardjo, 2016).
Bandura (Wicaksana, 2014) mengungkapkan, terdapat tiga proses yang
dapat dipakai dalam melakukan regulasi diri, yaitu memanipulasi faktor
23

eksternal, memonitor dan mengevakuasi tingkah laku eksternal. Tingkah laku


manusia adalah hasil pengaruh timbal balik faktor eksternal dan faktor internal
itu.
a. Faktor eksternal
Ada dua cara faktor eksternal dalam mempengaruhi regulasi diri.
Cara pertama adalah faktor eksternal memberi standar untuk
mengevaluasi tingkah laku. Faktor lingkungan berinteraksi dengan
pengaruh-pengaruh pribadi, membentuk standar evaluasi diri seseorang.
Melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas
individu dapat mengembangkan standar yang dapat dipakai untuk menilai
prestasi diri.
Cara kedua, faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam
bentuk penguatan (reinforcement). Standar tingkah laku dan penguatan
dari lingkungan biasanya bekerja sama. Ketika orang dapat mencapai
standar tingkah laku tertentu, perlu penguatan agar tingkah laku semacam
itu menjadi pilihan untuk kembali dilakukan.
b. Faktor internal
Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal dalam regulasi
diri sendiri. Bandura (1997) mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal
sebagai berikut (Mulyadi, Basuki, & Rahardjo, 2016).
1) Observasi diri, kemampuan individu dalam memantau atau
memonitor tingkah laku diri sendiri. Sebelum individu mengubah
tingkah lakunya, individu harus terlebih dahulu memahami atau
menyadari tingkah lakunya sendiri. Semakin individu dapat
memantau tingkah lakunya secara sistematis, maka semakin cepat
individu sadar akan apa yang harus dilakukannya atau dirubahnya.
Individu mengobservasi dirinya berdasarkan minat dan konsep diri
yang dimiliki.
2) Evaluasi diri atau penilaian diri, kemampuan individu dalam
menilai diri dengan cara melihat kesesuaian tingkah laku dengan
24

standar pribadi dan membandingkan tingkah laku dengan norma


standar atau dengan orang lain.
3) Reaksi diri, ketika individu berhasil melakukan sesuatu, individu
akan merasakan kepuasan, dan sebaliknya apabila individu
mengalami kegagalan, individu akan merasakan kekecewaan atau
perasaan tidak puas. Reaksi diri dapat mengarahkan individu untuk
menentukan apakah harus menetapkan tujuan yang lebih tinggi atau
harus mengganti tujuan. Untuk mencapai tujuan, individu perlu
menerapkan tahapan-tahapan tindakan yang menghasilkan reaksi
diri yang positif dan menghindari tahapan yang berakibat
menyalahkan diri sendiri. Saat individu mengaitkan kepuasan
dengan pencapaian hasil tertentu, individu akan memotivasi diri
sendiri untuk menhoptimalkan energi yang diperlukan guna
mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam regulasi diri
terdapat dua faktor yaitu pertama, faktor eksternal meliputi lingkungan yang
membuat individu dapat menciptakan evaluasi standar diri dan penguat
tingkah laku. Kedua, faktor internal meliputi observasi diri (memonitor diri
sendiri), evaluasi diri (menilai diri sendiri), dan reaksi diri (mempertahankan
motivasi diri sendiri).

C. Dukungan Sosial Keluarga


1. Pengertian Dukungan Sosial Keluarga
Menurut Taylor, Peplau dan Sears (2009) dukungan sosial merupakan
informasi yang berasal dari orang lain yang dicari dan dihargai oleh individu,
informasi tersebut diberikan melalui beberapa cara, yaitu melalui perhatian,
pemberian informasi kepada individu saat berada di situasi menekan,
pemberian bantuan instrumental, dan pemberian informasi yang berkaitan
dengan penilaian diri, dengan hal tersebut setidaknya dukungan sosial dapat
meringankan beban siswa apabila mengalami kecemasan menghadapi ujian
nasional (Parasari & Lestari, 2015).
25

Sarafino (2008) menjelaskan bahwa dukungan sosial mengacu pada


kepedulian, kenyamanan, penghargaan diri, yang merupakan bentuk-bentuk
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Menurut
Albrecht and Aldeman (2011) dukungan sosial merupakan komunikasi verbal
dan nonverbal antara individu dengan pemberi dukungan yang dapat
mengurangi ketidakpastian suatu situasi. Dapat diartikan bahwa dukungan
sosial merupakan tindakan-tindakan dari seseorang untuk orang lain dengan
tujuan memberikan sebuah dukungan (Lestari & Siswanto, 2015).
Sarafino & Smith (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial bisa di
dapatkan dari berbagai sumber, bisa dari orangtua, keluarga, pasangan, teman,
maupun komunitas sosial (Khoirunnisa, Fauziyah, & Ariati, 2015). Dukungan
sosial keluarga merupakan dukungan sosial yang bersumber dari keluarga.
Dukungan sosial yang diberikan kepada individu berupa bentuk kepedulian
dan kasih sayang keluarga, memberikan bantuan kepada individu dalam
menilai suatu masalah dan membantu merencanakan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya, memberikan bantuan dalam bentuk sumber
daya atau finansial (Wade & Tavris, 2007).
Berdasarkan berbagai penjelasan menurut para ahli yang sudah diuraikan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial keluarga adalah suatu
bentuk perilaku dan sifat orang lain yang bermanfaat bagi seseorang yang
memperolehnya sehingga orang tersebut tahu bahwa ada orang lain yang
memperhatikan, mencintai, dan menghargai dirinya, hal tersebut diberikan
keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang membutuhkan.
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial Keluarga
Menurut Sarafino dan Smith (2014) terdapat beberapa aspek dukungan
sosial keluarga yaitu :
a. Dukungan Emosional
Berupa perasaan empati, kepedulian, perhatian terhadap individu yang
bersangkutan, sehingga dukungan dapat menimbulkan perasaan nyaman,
perasaan dicintai dan dilibatkan. Bentuk dukungan emosional dapat
26

berupa pemberian pengertian dan ketersedian untuk mendengarkan


masalah yang sedang dialami individu.
b. Dukungan Penghargaan
Pemberian dukungan berupa ekspresi seseorang dengan menunjukan
adanya penghargaan atau penilaian positif terhadap individu yang
bersangkutan. Memberikan dorongan maju atau persetujuan terhadap ide,
gagasan, kemampuan yang dimiliki individu, hal tersebut bertujuan agar
individu dapat membangkitkan perasaan berharga atas diri sendiri,
kompeten dan bermakna.
c. Dukungan Instrumental
Dukungan yang diberikan berupa benda yang secara langsung dapat
memberikan bantuan yang berguna menunjang kelancaran pekerjaan atau
aktivitas.
d. Dukungan informatif
Dukungan yang berupa pemberian nasehat, saran, petunjuk atau umpan
baik yang dibutuhkan individu yang memerlukan dukungan.
e. Dukungan Jaringan Sosial
Dukungan yang dilakukan dengan memberikan sebuah keyakinan bahwa
individu yang bersangkutan merupakan bagian dari suatu kelompok yang
memiliki keterikatan satu sama lain dan minat yang sama.
House & Khan menjabarkan aspek-aspek dukungan sosial menjadi
beberapa aspek yaitu sebagai berikut (Apollo & Cahyadi, 2012).
a. Dukungan Emosional
Dukungan yang diberikan dalam bentuk ekspresi rasa cinta, empati,
kepedulian, kepercayaan, menentramkan hati dan kesediaan untuk
mendengarkan.
b. Dukungan Penghargaan
Dukungan yang diberikan berupa pemberian penghargaan atau penilaian
positif sebagai umpan balik atas apa yang telah dilakukan oleh individu
yang menerima.
27

c. Dukungan Informatif
Dukungan yang diberikan berupa penyediaan informasi yang relevan
dimaksudkan untuk membantu individu mengatasi masalahnya dan
biasanya dalam bentuk saran atau bimbingan kepada individu yang
sedang mengalami masalah
d. Dukungan Instrumental
Dukungan yang diberikan berupa pemberian bantuan keuangan, memberi
kesempatan dan modifikasi lingkungan.
Weiss (1974) mengungkapkan bahwa terdapat enam komponen atau
aspek dalam dukungan sosial yaitu sebagai berikut (Cutrona & Russell, 1987)
a. Attachment (kasih sayang/kelekatan) merupakan perasaan akan kedekatan
emosional dan rasa aman.
b. Sosial intergration (integrasi sosial) merupakan perasaan menjadi bagian
dari keluarga, tempat orang tua berada dan tempat saling berbagi minat
dan aktivitas.
c. Reassurance of worth (penghargaan/pengakuan), meliputi pengakuan
akan kompetensi dan kemampuan anak.
d. Reliable alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan), meliputi
kepastian atau jaminan bahwa anak dapat mengharapkan orang tua untuk
membantu dalam semua keadaan.
e. Guidance (bimbingan merupakan nasehat dan pemberian informasi oleh
orang tua kepada anak.
f. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu) merupakan perasaan
anak akan tanggung jawab orang tua terhadap kesejahteraan anak.
Berdasarkan penjelasan para ahli yang telah dijabarkan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa yang termasuk aspek-aspek dukungan sosial keluarga
diantaranya adalah dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan
informatif, dan dukungan penghargaan.
28

D. Hubungan antara Regulasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan


Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional
Nilai ujian nasional yang dijadikan sebagai penentu kelulusan dan
syarat untuk di terima di sekolah yang diidamkan merupakan beban yang luar
biasa bagi seorang siswa. Walaupun ujian nasional merupkan rutinitas tahunan
biasa yang dialami siswa, namun ketegangan dan kecemasan masih
menyelimuti perasaan siswa apabila akan menghadapi ujian nasional. Hampir
dapat dipastikan, siswa yang menghadapi ujian nasional akan mengalami
kecemasan. Hanya saja, tingkat kecemasan itu sendiri berbeda-beda pada setiap
orang, ada yang tinggi, sedang maupun rendah. Dalam dunia pendidikan
fenomena ini dikenal dengan sebutan test anxiety (kecemasan menghadapi tes
atau ujian).
Kecemasan muncul tergantung pada persiapan-persiapan yang telah
dilakukan dan kemampuan-kemampuan belajar yang sudah dilatih dan
dimiliki. Dalam mempersiapkan mental, pikiran, dan fisik hal tersebut
berkaitan dengan bagaimana regulasi diri masing-masing dari para peserta
ujian nasional. Siswa yang akan menghadapi ujian nasional apabila memiliki
kemampuan regulasi diri yang baik akan membuat dirinya dapat mengontrol
pikirannya, perasaanya, dan tindakannya untuk mencapai tujuannya dalam hal
persiapan menghadapi ujian nasional. Contohnya seperti, siswa mendorong
dirinya untuk melakukan latihan-latihan soal sebelum menghadapi ujian,
menjaga kesahatan, mengatur waktu untuk belajar, dan lain sebagainya. Hal-
hal tersebut akan membuat individu lebih siap dalam menghadapi ujian
nasional sehingga lebih optimis. Kemampuan siswa dalam meregulasi diri akan
mengurangi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional. Siswa yang
siap secara kognitif, motivasional dan behavioral akan lebih percaya diri dan
optimis dalam menghadapi ujian nasional (Atkinson, Atkinson, & Hilgard,
1996).
Selain membutuhkan kemampuan regulasi diri yang baik untuk
mengurangi kecemasan yang dialami siswa, siswa juga membutuhkan adanya
dukungan sosial yang merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
29

timbulnya kecemasan (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1996). Dukungan sosial


dapat mengurangi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional. Salah
satu dukungan sosial yang memberikan dampak positif bagi siswa adalah
dukungan sosial yang berasal dari keluarga. Siswa yang mendapatkan
dukungan sosial yang positif dari keluarga akan merasa bahwa dirinya dicintai,
dihargai, dan diperhatikan sehingga meningkatkan rasa percaya diri pada siswa
sehingga siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menguasai dan
menghadapi situasi yang dianggapnya sulit seperti menghadapi ujian nasional
(Puspitasari, Abidin, & Sawitri, 2010). Hal tersebut dapat membantu siswa
menurunkan kecemasannya menghadapi ujian nasional.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik sebuah hubungan, yaitu
regulasi diri dan dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh penting terhadap
kecemasan yang dialami siswa. Dengan adanya regulasi diri dan dukungan
sosial keluarga yang positif siswa tidak akan mengalami kecemasan. Sehingga
peneliti berpendapat bahwa regulasi diri dan dukungan sosial keluarga sangat
berhubungan dengan kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional.

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Mayor
Ada hubungan antara regulasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan
kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di SMP N 9
Semarang.
2. Hipotesis Minor
a. Ada hubungan negatif antara regulasi diri dengan kecemasan
menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang,
artinya makin tinggi regulasi diri maka makin rendah kecemasan yang
akan timbul pada siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang. Sebaliknya,
makin rendah regulasi diri maka makin tinggi kecemasan yang akan
timbul pada siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang.
30

b. Ada hubungan negatif antara dukungan sosial keluarga dengan


kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di SMP N 9
Semarang, artinya makin tinggi dukungan sosial keluarga yang
didapatkan siswa maka makin rendah kecemasan yang akan timbul
pada siswa kelas IX di SMP N 9 Semarang. Sebaliknya, makin rendah
dukungan sosial keluarga yang didapatkan maka makin tinggi
kecemasan yang akan timbul pada siswa kelas IX di SMP N 9
Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian


Identifikasi variabel penelitian dimaksudkan untuk memberikan batasan
yang jelas terhadap variabel-variabel yang di gunakan dalam suatu penelitian.
Pengertian variabel secara umum adalah objek penelitian. Variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto,
2003). Menurut Sugiyono (2015), variabel penelitian adalah obyek atau kegiatan
yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Dari kedua pendapat tersebut maka dapat
disimpilkan bahwa variabel penelitian merupakan obyek penelitian atau apa yang
menjadi perhatian dalam penelitian yang memiliki variasi tertentu untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2010) variabel dalam penelitian
kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel yang mempengaruhi
disebut juga variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X) dan
variabel yang dipengaruhi disebut juga variabel akibat, variabel terikat, variabel
tergantung atau dependent variable (Y).
Kerlinger (Sugiyono, 2013) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak
(construct) atau sifat yang akan dipelajari. Variabel yang digunakan pada
penelitian ini yaitu veriabel tergantung dan variabel bebas. Dalam penelitian ini
variabel diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel tegantung : Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional ( Y )
2. Variabel bebas : a. Regulasi Diri ( X1 )
b. Dukungan Sosial Keluarga ( X2 )

B. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai variabel-variabel
dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini batasan
operasional dari variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

31
32

1. Kecemasan Menghadapi Ujian


Kecemasan merupakan suatu perasaan subyektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami perasaan khawatir,
tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda pada saat
menghadapi ujian.
Kecemasan menghadapi ujian dalam penelitian ini diungkap melalui alat
ukur berupa skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecemasan menurut
Clark & Beck (2010) yaitu kognitif, afektif, fisiologis dan perilaku. Semakin
tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian
pada siswa dan sebaliknya.
2. Regulasi Diri
Regulasi diri merupakan suatu proses dalam diri individu yang dapat
mengatur dan mengelola pikiran, perasaan, keinginan, dan penetapan tindakan
yang akan dilakukan. Selain itu juga dapat mengatur pencapaian dan aksi dari
perencanaan tindakan tersebut, hingga selanjutnya dapat mengevaluasi
kesuksesan, memberi penghargaan atas pencapaian, dan menentukan target
yang lebih tinggi. Pada intinya regulasi diri merupakan kemampuan yang
dimiliki individu dalam merencanakan, mengarahkan, memotivasi, dan
mengontrol perilaku untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan mental diri supaya individu dapat mencapai tujuannya.
Regulasi diri dalam penelitian ini diungkap melalui pengukuran dengan
menggunakan skala regulasi diri berdasarkan aspek-aspek regulasi diri
menurut Tekeng (2015) yaitu regulasi kognisi, regulasi motivasi dan afek,
regulasi perilaku dan regulasi konteks. Semakin tinggi skor yang diperoleh
maka semakin tinggi regulasi diri yang terjadi pada siswa dan sebaliknya.
33

3. Dukungan Sosial Keluarga


Dukungan sosial keluarga merupakan suatu bentuk perilaku dan sifat
orang lain yang bermanfaat bagi seseorang yang memperolehnya sehingga
orang tersebut tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, mencintai, dan
menghargai dirinya, hal tersebut diberikan keluarga kepada salah satu anggota
keluarga yang membutuhkan melalui beberapa cara, yaitu melalui perhatian,
pemberian informasi kepada individu saat berada di situasi menekan,
pemberian bantuan instrumental, dan pemberian informasi yang berkaitan
dengan penilaian diri.
Dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini diungkap melalui alat ukur
dengan menggunakan skala dukungan sosial keluarga berdasarkan aspek-
aspek dukungan sosial keluarga menurut House and Khan (dalam Apollo &
Cahyadi, 2012) yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Semakin tinggi skor yang
diperoleh maka semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang di dapatkan
siswa dan sebaliknya.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


Subyek penelitian merupakan faktor utama yang harus diketahui sebelum
kegiatan penelitian dilakukan. Tujuan dari penentuan subyek penelitian adalah
untuk menghindari kesalahan pengambilan sampel yang dapat berakibat pada
kesalan pengambilan kesimpulan dan generalisasi hasil penelitian.
1. Populasi
a. Batasan penelitian yang harus ada dan ditemui dalam suatu penelitian
adalah batasan yang berkaitan dengan populasi penelitian. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2015). Sedangkan menurut (Hadi. 2000. h. 220) populasi atau universum
merupakan sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
memiliki satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini merupakan
34

siswa kelas IX dengan tahun ajaran 2018/2019 SMP N 9 Semarang yang


berjumlah sebanyak 279 siswa yang terdiri dari 9 kelas.
Tabel 1. Rincian Data Populasi
Kelas Jumlah
IX A 31
IX B 31
IX C 32
IX D 31
IX E 31
IX F 31
IX G 30
IX H 31
IX I 31
Total 279

2. Sampel
Penelitian dilakukan hanya terhadap sampel dan bukan terhadap populasi
tetapi kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan di generalisasikan
terhadap populasi (Sugiyono, 2015). Sampel merupakan contoh, represetan
atau wakil dari satu populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu suatu bagian
dari keseluruhan yang dipilih, dan memiliki sifat yang sesuai dengan ciri-ciri
populasi yang dipilih untuk menjadi sumber penelitian (Azwar, 2017).
Sampel dalam penelitian ini menggunakan 5 kelas dengan jumlah siswa
157 dan untuk uji coba penelitian menggunakan sampel 4 kelas dengan jumlah
siswa 129, semua sampel merupakan siswa kelas IX dengan tahun ajaran
2018/2019 SMP N 9 Semarang.
Tabel 2. Rincian Sampel Penelitian
Kelas Jumlah
IX A 31
IX E 31
IX F 31
IX G 30
IX H 31
Total 154
35

Tabel 3. Rincian Sampel Uji Coba


Kelas Jumlah
IX B 31
IX C 32
IX D 31
IX I 31
Total 125

3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan untuk memilih
sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan yang dijumpai pada saat
penelitian berlangsung (Hadi, 2000).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
cluster random sampling yaitu pengambilan sampel dengan melakukan
randomisasi atau acak terhadap kelompok atau kelas yang akan dijadikan
sampel, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2017).

D. Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Sukardi (2003)
berpendapat bahwa skala merupakan beberapa pernyataan yang berhubungan erat
dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke
responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Skala merupakan instrumen
untuk mengukur aktivitas yang merupakan manifestasi dari tingkah laku tersebut
digambarkan sebagai himpunan lambang atau simbol atau angka (Azwar, 2012).
Metode skala ini digunakan untuk mengungkap hubungan antara regulasi
diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan saat menghadapi ujian
nasional. Setiap subjek yang termasuk sampel penelitian ini diharapkan mengisi
masing-masing skala tersebut secara lengkap. Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tiga skala, yaitu :
36

1. Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional


Skala kecemasan menghadapi ujian yang digunakan dalam penelitian ini
disusun berdasakan aspek-aspek mengenai kecemasan menurut Clark & Beck
(2010) yaitu kognitif, afektif, fisiologis dan perilaku. Tiap aspek terdiri dari
dua jenis pernyataan atau aitem yaitu aitem yang bersifat favorable dan aitem
yang bersifat unfavorable. Aitem disebut favorable bila isinya memihak atau
menunjukan andanya ciri atribut yang diukur, sedangkan aitem unfavorable
merupakan aitem yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan
ciri atribut penelitian yang sedang diukur (Azwar, 2017). Bentuk skala
kecemasan menghadapi ujian ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu
masing-masing jawaban adalah SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak
sesuai), STS (sangat tidak sesuai).
Dalam menjawab pernyataan favorabel, subjek akan memperoleh skor 4
apabila memilih jawaban SS (sangat sesuai), skor 3 apabila memilih jawaban
S (sesuai), skor 2 apabila memilih jawaban TS (tidak sesuai), skor 1 apabila
memilih jawaban STS (sangat tidak sesuai). Sementara dalam menjawab
pernyataan unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila memilih
jawaban SS (sangat sesuai), skor 2 apabila memilih jawaban S (sesuai), skor 3
apabila memilih jawaban TS (tidak sesuai), dan skor 4 apabila memilih
jawaban STS (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor yang diperoleh maka
semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian pada siswa dan sebaliknya.
Tabel 4. Blue Print Skala Kecemasan Menghadapi Ujian
Aitem
No. Aspek Total Presentase
Favorable Unfavorable
1. Aspek Kognitif 5 5 10 25%
2. Aspek Afektif 5 5 10 25%
3. Aspek Fisiologis 5 5 10 25%
4. Aspek Perilaku 5 5 10 25%
Jumlah 20 20 40 100%

2. Skala Regulasi Diri


Skala regulasi diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasakan aspek-aspek mengenai regulasi diri menurut Tekeng (2015) yaitu
37

regulasi kognisi, regulasi motivasi dan afek, regulasi perilaku dan regulasi
konteks.. Tiap aspek terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan yang
bersifat favorable dan pernyataan yang bersifat unfavorable. Aitem disebut
favorable bila isinya memihak atau menunjukan andanya ciri atribut yang
diukur, sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang isinya tidak
mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut penelitian yang sedang
diukur (Azwar, 2017). Bentuk skala regulasi diri ini menggunakan empat
pilihan jawaban, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS
(sangat tidak sesuai).
Dalam menjawab pernyataan favorabel, subjek akan memperoleh skor 4
apabila memilih jawaban SS (sangat sesuai), skor 3 apabila memilih jawaban
S (sesuai), skor 2 apabila memilih jawaban TS (tidak sesuai), skor 1 apabila
memilih jawaban STS (sangat tidak sesuai). Sementara dalam menjawab
pernyataan unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila memilih
jawaban SS (sangat sesuai), skor 2 apabila memilih jawaban S (sesuai), skor 3
apabila memilih jawaban TS (tidak sesuai), dan skor 4 apabila memilih
jawaban STS (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor yang diperoleh maka
semakin tinggi regulasi diri pada siswa dan sebaliknya.
Tabel 5. Blue Print Skala Regulasi Diri
Aitem
No. Aspek Total Presentase
Favorable Unfavorable
1. Kognisi 6 6 12 26%
2. Motivasi dan Afek 11 11 22 48%
3. Perilaku 4 4 8 17%
4. Konteks 2 2 4 9%
Jumlah 23 23 46 100%

3. Skala Dukungan Sosial Keluarga


Skala dukungan sosial keluarga yang digunakan dalam penelitian ini
disusun berdasakan aspek-aspek mengenai dukungan sosial menurut House
and Khan (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) yaitu, dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif..
Tiap aspek terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan yang bersifat
38

favorable dan pernyataan yang bersifat unfavorable. Aitem disebut favorable


bila isinya memihak atau menunjukan andanya ciri atribut yang diukur,
sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang isinya tidak mendukung
atau tidak menggambarkan ciri atribut penelitian yang sedang diukur (Azwar,
2017). Bentuk skala dukungan sosial keluarga ini menggunakan empat
pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS
(sangat tidak setuju).
Dalam menjawab pernyataan favorabel, subjek akan memperoleh skor 4
apabila memilih jawaban SS (sangat setuju), skor 3 apabila memilih jawaban
S (setuju), skor 2 apabila memilih jawaban TS (sangat tidak setuju), skor 1
apabila memilih jawaban STS (sangat tidak setuju). Sementara dalam
menjawab pernyataan unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila
memilih jawaban SS (sangat setuju), skor 2 apabila memilih jawaban S
(setuju), skor 3 apabila memilih jawaban TS (tidak setuju), dan skor 4 apabila
memilih jawaban STS (sangat tidak setuju). Semakin tinggi skor yang
diperoleh maka semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang didapatkan
siswa dan sebaliknya.

Tabel 6. Blue Print Skala Dukungan Sosial Keluarga


Aitem
No. Aspek Total Presentase
Favorable Unfavorable
1. Dukungan Emosional 5 5 10 25%
2. Dukungan Penghargaan 5 5 10 25%
3. Dukungan Instrumental 5 5 10 25%
4. Dukungan Informatif 5 5 10 25%
Jumlah 20 20 40 100%

E. Uji Validitas, Daya Beda Aitem dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauhmana tes atau
alat ukur mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur, alat ukur dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut
39

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan pengukuran (Azwar, 2012).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi adalah validitas yang diestimasi melalui
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dan professional judgment
yang dilakukan dengan seksama oleh ahli yaitu dosen pembimbing, sehingga
alat ukur hanya memuat isi yang relavan dan tidak keluar dari batasan-batasan
tujuan. Jawaban yang dicari dalam validasi ini adalah sejauh mana aitem-
aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi
objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana aitem-aitem
tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi) (Azwar,
2012).
2. Daya Beda Aitem
Daya beda aitem adalah untuk sejauhmana aitem mampu membedakan
antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur
(Azwar, 2012). Suatu aitem harus dapat membedakan antar subyek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari
Karl Pearson. Makin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan
skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan
skala secara keseluruhan, yang berarti makin tinggi daya bedanya.
Pengujian daya beda aitem pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Packages for Social
Science) for Windows Release 21.0. Kriteria yang digunakan dalam penelitian
aitem berdasarkan korelasi aitem total adalah sebagai berikut (Azwar, 2012):
a. Apabila daya beda rxy ≥ 0,3 maka aitem tersebut dapat digunakan.
b. Apabila daya beda rxy ≤ 0,3 maka aitem tersebut tidak dapat digunakan.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil
ukur dikatakan dapat dipecaya apabila dalam beberapa kali pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika
aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Placeholder1).
40

Pengujian reliabilitas nantinya akan dilakukan dengan menggunakan


teknik korelasi Alpha Cronbach. Alasan penggunaan teknik ini adalah
koefisien Alpha akan memberikan harga yang lebih kecil atau sama besar
dengan reliabilitas yang sebenarnya, sehingga ada kemungkinan dengan
menggunkan teknik ini akan didapatkan hasil yang lebih teliti atau cermat
karena dapat mendeteksi hasil yang sebenarnya. Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini akan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical
Packages for Social Science) for Windows Release 21.0.

F. Analisis Data
Analisis data adalah cara yang digunakan dalam mengolah data yang
diperoleh kemudian ditransformasi ke dalam angka-angka menjadi data kuantitatif
sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan statistik untuk
mendapat suatu kesimpulan. Data angka yang telah diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis yang diteliti. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik analisis regresi
dua prediktor atau anareg 2 prediktor. Analisis regresi dua prediktor termasuk
dalam analisis regresi ganda yang mempunyai tujuan untuk mengetahui tinggi
rendahnya nilai suatu variabel tergantung (kriterium) berdasarkan dua variabel
bebas (prediktor yang diketahui). Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena
prediktor yang diteliti lebih dari satu, dimana terdapat dua variabel bebas (X1 dan
X2) dan satu variabel tergantung (Y) (Hadi, 2000). Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical
Packages for Social Science) for Windows Release 21.0.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah Penelitian


Orientasi kancah penelitian adalah hal yang perlu dilakukan peneliti
sebelum melaksanakan suatu penelitian dalam suatu lokasi tertentu, hal ini
bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian
agar penelitian berjalan dengan lancar dan berhasil. Penelitian diawali dengan
survey pendahuluan yang dilakukan peneliti sesuai dengan karakteristik yang
ingin diteliti.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Semarang. SMP Negeri 9
Semarang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada di jalan
Sendangguwo Utara Raya No 2, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. SMP
Negeri 9 Semarang didirikan pada tahun 1977, sebelumnya SMP Negeri 9
Semarang merupakan Sekolah Teknik (ST) 12 yang beralamat di jalan Dr. Cipto
No 121 Semarang namun pada tahun 1997 Pemerintah Kota Semarang secara
resmi mengalihkan Sekolah Teknik 12 menjadi SMP Negeri 9 Semarang dan
berpindah lokasi di jalan Sendangguwo Utara Raya No 2, Kota Semarang. Pada
masa awal didirikan SMP Negeri 9 Semarang hanya memiliki 5 rombongan
belajar pada tingkat kelas VII (1 SMP). Saat ini SMP Negeri 9 Semarang telah
memiliki 26 rombongan belajar yang dibagi dalam tiga tingkatan kelas yaitu 8
rombongan belajar pada kelas VII dengan jumlah total siswa sebanyak 256 siswa,
9 rombongan belajar pada kelas VIII dengan jumlah total siswa sebanyak 284
siswa, dan 9 rombongan belajar pada kelas IX dengan jumlah total siswa sebanyak
286 siswa.
SMP Negeri 9 Semarang pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi
Sekolah Menengah Pertama bertaraf RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional) pada tahun 2012-2013 sehingga SMP Negeri 9 Semarang memiliki
sistem pengajaran kelas billingual atau dwi bahasa (indonesia dan inggris). Pada
tahun 2014 SMP Negeri 9 Semarang kembali menjadi Sekolah berstandar
Nasional (SSN) karena program RSBI telah dihapus oleh pemerintah. Saat ini

41
42

SMP Negeri 9 Semarang dipimpin oleh ibu Erna Listyati, M.Pd selaku kepala
sekolah dan telah memiliki jumlah siswa sebanyak 826, jumlah guru sebanyak 41
dan jumlah karyawan sebanyak 13.
Visi dari SMP Negeri 9 Semarang yaitu “Tangguh Iman Unggul Prestasi
Bertata Krama dan Berwawasan Lingkungan”. Tujuan yang dimiliki SMP Negeri
9 Semarang adalah mengutamakan persiapan siswa untuk memasuki era
globalisasi, mempersiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu
berkomunikasi, dan mampu mengembangkan diri, serta menyiapkan lulusan agar
menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. SMP Negeri 9
Semarang juga memiliki beberapa misi yaitu sebagai berikut :
a. Mewujudkan kurikulum dan SKL satuan pendidikan yang berkualitas.
b. Mewujudkan prestasi yang unggul dalam berbagai tingkat.
c. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional.
e. Mewujudkan sarana prasarana pembelajaran yang memadai.
f. Mewujudkan manajemen yang transparan dan akuntabel.
g. Mewujudkan perangkat penilaian yang otentik.
h. Mewujudkan budaya yang dinamika dan patriotik.
i. Mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
j. Mewujudkan lingkungan nyaman, bersih, dan indah.
Alasan peneliti memilih untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 9
Semarang, karena peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa
siswa kelas IX di SMP Negeri 9 Semarang tentang kecemasan yang mereka
rasakan dalam menghadapi ujian nasional. Setelah melakukan wawancara
ditemukan permasalahan bahwasanya siswa-siswa tersebut mengalami kecemasan
dalam menghadapi ujian nasional dikarenakan mereka kurang memiliki persiapan
dalam menghadapi ujian nasional, tidak percaya diri akan kemampuan yang
dimiliki, materi-materi ujian yang dirasa lebih sulit dari tahun sebelumnya, nilai
ujian yang dijadikan satu-satunya penentu untuk mendapatkan SMA dan
dukungan dari orang tua yang kurang.
43

Hal lain yang di jadikan alesan peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri
9 Semarang adalah peneliti sudah mengenal lokasi sekolahan dengan baik dan
lokasi SMP Negeri 9 Semarang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
peneliti dapat mempermudah proses penelitian dalam menentukan sampel. Pihak
sekolah juga telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
tersebut. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa-siswa kelas IX SMP Negeri 9
Semarang dengan tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 279 siswa, terdiri dari 9
kelas. Terdapat 5 kelas dengan jumlah siswa 157 yang akan dijadikan sebagai
sampel penelitian dan 4 kelas dengan jumlah siswa 129 yang akan dijadikan
sampel uji coba dalam penelitian.

B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian


1. Persiapan Penelitian
Persiapan dalam melakukan suatu penelitian seharusnya disusun dengan
matang agar terhindar dari suatu kesalahan. Oleh karena itu, persiapan dalam
melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
a. Persiapan Perijinan
Peneliti mengawali permohonan perijinan dimulai dengan
mengajukan surat pengantar penelitian yang ditujukan kepada SMP
Negeri 9 Semarang dari Dekan Fakultas Psikologi Unissula pada tanggal
21 Desember 2018 dengan nomor surat 1802/C.1/Psi-SA/XII/2018.
Kemudian pada tanggal 2 Januari 2019 surat tersebut peneliti serahkan
kepada kepala tata usaha SMP Negeri 9 semarang untuk kemudian di
teruskan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Semarang, namun kepala
tata usah meminta surat pengantar dari Dinas Pendidikan kota Semarang.
Pada tanggal 2 Januari 2019 peneliti mengajukan surat pengantar
penelitian yang di tujukan kepada Dinas Pendidikan kota Semarang dari
Dekan Fakultas Psikologi Unissula dengan nomor surat
04/C.1/Psi-SA/I/2019. Kemudian pada tanggal 7 Januari 2019 surat
tersebut peneliti serahkan kepada petugas Dinas Pendidikan kota
44

Semarang untuk dapat memperoleh surat pengantar dari Dinas Pendidikan


kota Semarang yang ditujukan kepada SMP Negeri 9 Semarang.
Pada tanggal 10 Januari 2019 peneliti menyerahkan surat pengantar
dari Dinas Pendidikan kota Semarang kepada kepala tata usaha SMP
Negeri 9 Semarang. Kemudian peneliti diarahkan untuk menemui guru
BK (Bimbingan Konseling) yang membimbing seluruh siswa kelas IX
SMP Negeri 9 Semarang, peneliti langsung mendiskusikan hari yang
dapat peneliti gunakan untuk membagikan skala uji coba kepada siswa-
siswa dan melakukan penelitian.
b. Penyusunan Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala yang
memuat berbagai pernyataan dan pilihan alternatif jawaban. Skala yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan menghadapi ujian
nasional, skala regulasi diri dan skala dukungan sosial keluarga.
1) Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional
Skala kecemasan menghadapi ujian yang digunakan dalam
penelitian ini disusun berdasakan aspek-aspek mengenai kecemasan
menurut Clark & Beck (2010) yaitu kognitif, afektif, fisiologis dan
perilaku. Tiap aspek terdiri dari dua jenis pernyataan atau aitem yaitu
aitem yang bersifat favorable dan aitem yang bersifat unfavorable.
Aitem disebut favorable bila isinya menunjukan andanya ciri atribut
yang diukur, sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang
isinya tidak menggambarkan ciri atribut penelitian yang sedang diukur
(Azwar, 2017). Bentuk skala kecemasan menghadapi ujian ini
menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu SS (sangat sesuai), S
(sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai).
Dalam menjawab pernyataan favorabel, subjek akan
memperoleh skor 4 apabila memilih jawaban SS, skor 3 apabila
memilih jawaban S, skor 2 apabila memilih jawaban TS, skor 1 apabila
memilih jawaban STS. Sementara dalam menjawab pernyataan
unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila memilih
45

jawaban SS, skor 2 apabila memilih jawaban S, skor 3 apabila memilih


jawaban TS, dan skor 4 apabila memilih jawaban STS. Semakin tinggi
skor yang diperoleh maka semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian
pada siswa dan sebaliknya.
Tabel 7. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian

Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable aitem
1. Aspek Kognitif 4,13,19,24,28 3,8,12,32,37 10
2. Aspek Afektif 1,10,20,30,40 5,15,25,29,35 10
3. Aspek Fisiologis 2,9,16,31,39 11,14,21,27,33 10
4. Aspek Perilaku 7,17,22,26,34 6,18,23,36,38 10
Jumlah 20 20 40

2) Skala Regulasi Diri


Skala regulasi diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasakan aspek-aspek mengenai regulasi diri menurut Tekeng (2015)
yaitu regulasi kognisi, regulasi motivasi dan afek, regulasi perilaku dan
regulasi konteks. Tiap aspek terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu
pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable. Aitem disebut
favorable bila isinya menunjukan andanya ciri atribut yang diukur,
sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem tidak menggambarkan
ciri atribut penelitian yang sedang diukur (Azwar, 2017). Penyusunan
skala regulasi diri dalam penelitian ini berdasarkan adaptasi skala
regulasi diri yang telah disusun oleh Wicaksono (2018) dalam
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Regulasi Diri dengan
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang” dengan estimasi
reliabilitas skala yang didapatkan berdasarkan koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach sebesar 0,907.
Bentuk skala regulasi diri ini menggunakan empat pilihan
jawaban, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS
(sangat tidak sesuai). Dalam menjawab pernyataan favorabel, subjek
46

akan memperoleh skor 4 apabila memilih jawaban SS, skor 3 apabila


memilih jawaban S, skor 2 apabila memilih jawaban TS, skor 1 apabila
memilih jawaban STS. Sementara dalam menjawab pernyataan
unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila memilih
jawaban SS, skor 2 apabila memilih jawaban S, skor 3 apabila memilih
jawaban TS, dan skor 4 apabila memilih jawaban STS. Semakin tinggi
skor yang diperoleh maka semakin tinggi regulasi diri pada siswa dan
sebaliknya.
Tabel 8. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri
Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable Aitem
1. Kognisi 1,6,10,15,19,27 2,11,14,21,31,38 12
Motivasi dan 3,5,9,13,16,20, 4,8,12,18,24,
2. 22
Afek 23,25,28,34,37 26,33,35,39,42,46
3. Perilaku 7,17,41,45 22,30,32,44 8
4. Konteks 29,40 36,43 4
Jumlah 23 23 46

3) Skala Dukungan Sosial Keluarga


Skala dukungan sosial keluarga yang digunakan dalam penelitian
ini disusun berdasakan aspek-aspek mengenai dukungan sosial
menurut House and Khan (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) yaitu,
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,
dan dukungan informatif. Tiap aspek terdiri dari dua jenis pernyataan
yaitu pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable. Aitem
disebut favorable bila isinya menunjukan andanya ciri atribut yang
diukur, sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang isinya
tidak menggambarkan ciri atribut penelitian yang sedang diukur
(Azwar, 2017). Penyusunan skala dukungan sosial keluarga dalam
penelitian ini berdasarkan adaptasi skala dukungan sosial keluarga
yang telah disusun oleh Puspitasari (2018) dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan
Menghadapi Masa Depan pada Siswa SMK Tunas Pariwisata” dengan
47

estimasi reliabilitas skala yang didapatkan berdasarkan koefisien


reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,897.
Bentuk skala dukungan sosial keluarga ini menggunakan empat
pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),
STS (sangat tidak setuju). Dalam menjawab pernyataan favorabel,
subjek akan memperoleh skor 4 apabila memilih jawaban SS, skor 3
apabila memilih jawaban S, skor 2 apabila memilih jawaban TS, skor 1
apabila memilih jawaban STS. Sementara dalam menjawab pernyataan
unfavorabel, subjek akan mendapatkan skor 1 apabila memilih
jawaban SS, skor 2 apabila memilih jawaban S, skor 3 apabila memilih
jawaban TS, dan skor 4 apabila memilih jawaban STS. Semakin tinggi
skor yang diperoleh maka semakin tinggi dukungan sosial keluarga
yang didapatkan siswa dan sebaliknya.
Tabel 9. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga

Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable Aitem
1. Dukungan Emosional 1,9,17,25,33 5,13,21,29,37 10
2. Dukungan Penghargaan 6,14,22,30,38 2,10,18,26,34 10
3. Dukungan Instrumental 3,11,19,27,35 7,15,23,31,39 10
4. Dukungan Informatif 8,16,24,32,40 4,12,20,28,36 10
Jumlah 20 20 40

c. Pelaksanaan Uji Coba


Sebelum melakukan penelitian, alat ukur yang sudah disusun akan
diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas yang dimiliki alat
ukur tersebut. Percobaan alat ukur dilaksanakan dalam 2 hari, hari
pertama dilakukan pada hari Rabu, 16 Januari 2019 pukul 9.40 - 13.55
WIB dengan sampel 3 kelas dengan jumlah siswa 94. Hari kedua pada
hari Kamis, 17 Januari 2019 pukul 9.40 - 10.30 WIB dengan sampel 1
kelas dengan jumlah siswa 31. Pelaksanaan uji coba dilakukan langsung
48

oleh peneliti dengan memasuki ruangan kelas selama 50 menit pada jam
pelajaran BK (Bimbingan Konseling). Setelah data diperoleh, tahap
selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk mengetahui indeks daya
beda aitem dan estimasi reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 10. Uraian Pembagian Skala Uji Coba
No Kelas Hari dan Tanggal Pukul
1. IX C 09.40 - 10.30
2. IX D Rabu, 16 Januari 2019 11.00 - 11.50
3. IX I 13.05 - 13.55

4. IX D Kamis 17 Januari 2019 09.40 - 10.30

2. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur


Pengujian daya beda aitem dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi
atau rendahnya skor daya beda pada setiap aitem penelitian. Teknik yang
digunakan untuk menguji daya beda aitem pada penelitian ini adalah teknik
korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan korelasi aitem total dengan nilai r xy ≥ 0,3 yang
berarti bahwa aitem tersebut dapat digunakan dan nilai r xy ≤ 0,3 yang berarti
bahwa aitem tersebut tidak dapat digunakan (Azwar, 2012). Uji daya beda
aitem dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Packages for
Social Science) for Windows Release 21.0 dengan hasil sebagai berikut :
a. Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional
Berdasarkan hasil uji daya beda aitem pada skala kecemasan
menghadapi ujian nasional yang terdiri dari 40 aitem memiliki daya beda
yang tinggi dengan rxy ≥ 0,3 yaitu kisaran antara 0,30 – 0,632 dan memiliki
daya beda yang rendah dengan rxy ≤ 0,3 yaitu kisaran antara -0,068 – 0,295.
Reliabilitas skala kecemasan menghadapi ujian nasional dihitung
berdasarkan koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS
(Statistical Packages for Social Science) for Windows Release 21.0 sebesar
0,901. Berikut ini sebaran nomor aitem skala kecemasan menghadapi ujian
nasional :
49

Tabel11. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian


Aitem Daya Daya
No. Aspek Beda Beda
Favorable Unfavorable Tingi Rendah
Aspek
1. 4,13,19,24,28 3,8,12,32,37* 9 1
Kognitif
2. Aspek Afektif 1,10,20,30*,40 5,15,25,29*,35 8 2
Aspek
3. 2,9,16,31,39 11,14,21*,27,33* 8 2
Fisiologis
4. Aspek Perilaku 7,17,22*,26*,34* 6,18*,23,36*,38* 4 6
Total 16 14 29 11
*Daya Beda Aitem Rendah

b. Skala Regulasi Diri


Berdasarkan hasil uji daya beda aitem pada skala regulasi diri yang
terdiri dari 46 aitem memiliki daya beda yang tinggi dengan r xy ≥ 0,3 yaitu
kisaran antara 0,333 – 0,595 dan memiliki daya beda yang rendah dengan
rxy ≤ 0,3 yaitu kisaran antara -0,236 – 0,281. Reliabilitas skala regulasi diri
dihitung berdasarkan koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan program
SPSS (Statistical Packages for Social Science) versi 21.0 sebesar 0,914.
Berikut ini sebaran nomor aitem skala regulasi diri:
Tabel 12. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri
Aitem Daya Daya
No. Aspek Beda Beda
Favorable Unfavorable Tingi Rendah
1. Kognisi 1,6,10,15,19,27 2,11*,14,21,31,38 11 1
Motivasi 3,5,9,13,16,20, 4*,8,12,18,24,
2. 19 3
dan Afek 23*,25,28,34*,37 26,33,35,39,42,46
3. Perilaku 7,17,41*,45 22,30,32,44* 6 2
4. Konteks 29,40* 36,43* 2 2
Total 19 19 38 8
*Daya Beda Aitem Rendah

c. Skala Dukungan Sosial Keluarga


50

Berdasarkan hasil uji daya beda aitem pada skala dukungan sosial
keluarga yang terdiri dari 37 aitem memiliki daya beda yang tinggi dengan
rxy ≥ 0,3 yaitu kisaran antara 0,314 – 0,775 dan memiliki daya beda yang
rendah dengan rxy ≤ 0,3 yaitu kisaran antara 0,049 – 0,269. Reliabilitas
skala dukungan sosial keluarga dihitung berdasarkan koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,939. Berikut ini sebaran nomor aitem skala dukungan
sosial keluarga:
Tabel13. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga
Aitem Daya Daya
No
Aspek Beda Beda
. Favorable Unfavorable Tingi Rendah
Dukungan
1. 1,9,17,25,33 5,13,21,29,37 10 0
Emosional
Dukungan
2. 6,14,22,30,38 2,10,18,26,34 10 0
Penghargaan
Dukungan
3. 3,11,19,27,35 7,15,23,31,39 10 0
Instrumental
Dukungan
4. 8,16,24*,32,40* 4,12,20,28*,36 7 3
Informatif
Total 18 19 37 3
*Daya Beda Aitem Rendah
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan jam pelajaran
BK (Bimbingan Konseling) di kelas IX. Hari pertama penelitian
dilaksanakaan pada hari Senin, 21 Januari 2019 pada pukul 11.00 – 11.50
WIB dengan menggunakan sampel 1 kelas dengan jumlah siswa 31. Hari
kedua penelitian dilaksanakaan pada hari Selasa, 22 Januari 2019 pada pukul
9.40 – 11.50 WIB dengan menggunakan sampel 2 kelas dengan jumlah siswa
62. Hari terakhir penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Januari 2019
pada pukul 9.40 – 11.50 WIB. Sebelum membagikan skala kepada siswa-
siswa peneliti menemui guru BK (Bimbingan Konseling) yang membimbing
siswa-siswa kelas IX terlebih dahulu untuk meminta waktu pada pelajaran BK
(Bimbingan Konseling) yang akan digunakan untuk membagikan skala
penelitian selama 50 menit.
Tabel 14. Uraian Pembagian Skala Penelitian
51

No Kelas Hari dan Tanggal Pukul


1. IX H Senin, 21 Januari 2019 11.00 – 11.50

2. IX A 9.40 – 10.30
Selasa, 22 Januari 2019
3. IX F 11.00 – 11.50

4. IX E 9.40 – 10.30
Jumat, 25 Januari 2019
5. IX G 11.00 – 11.50

Pelaksanaan penelitian dilakukan menggunakan skala yang telah disusun


ulang bedasarkan aitem yang memiliki nilai daya beda tinggi. Adapun
distribusi aitem skala penelitian yang telah disusun ulang dari variabel
kecemasan meghadapi ujian, regulasi diri, dan dukungan sosial keluarga
adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Sebaran Nomor Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Ujian
Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable aitem
1. Aspek Kognitif 7,16,21,24,27 6,11,15,29 9
2. Aspek Afektif 1,4,13,22 3,8,18,25 8
3. Aspek Fisiologis 2,5,12,19,28 14,17,26 8
4. Aspek Perilaku 10,20 9,23 4
Jumlah 16 13 29

Tabel 16. Sebaran Nomor Aitem Skala Regulasi Diri


Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable Aitem
5,9,13,17,21,2
1. Kognisi 6,16,23,32,38 11
8
Motivasi dan 7,8,12,15,18, 1,3,4,11,14,20,
2. 19
Afek 22,26,29,37 25,27,34,35
3. Perilaku 2,10,19 24,31,33 6
4. Konteks 30 36 2
Jumlah 19 19 38
52

Tabel 17. Sebaran Nomor Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga


Aitem Jumlah
No. Aspek
Favorable Unfavorable Aitem
1. Dukungan Emosional 6,14,22,29,36 3,10,18,26,32 10
2. Dukungan Penghargaan 4,11,19,27,33 7,15,23,30,37 10
3. Dukungan Instrumental 1,8,16,24,31 5,12,20,28,34 10
4. Dukungan Informatif 13,21,35 2,9,17,25 7
Jumlah 18 19 37

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian


1. Uji Asumsi
Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
linieritas dan uji multikolinieritas dengan bantuan program SPSS (Statistical
Packages for Social Science) versi 21.0. Hasil selengkapnya adalah sebagai
berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi data
penelitian bersifat normal atau tidak normal. Penelitian ini menggunakan
One Sample Kolmogrov-Smirnov Z untuk melakukan pengujian normalitas.
Kriteria yang digunakan dalam menentukan sebaran data normal atau tidak
normal apabila p > 0,05 maka data tersebut normal, tetapi jika p < 0,05
maka artinya data tersebut tidak normal
Tabel 18. Hasil Analisis Uji Normalitas
Std
Variabel Mean K-ZS Sig P Ket.
Deviasi
Kecemasan
>0,0
Menghadapi Ujian 65,95 10,671 1,048 0,222 Normal
5
Nasional
>0,0
Regulasi Diri 114,51 14,810 0,701 0,709 Normal
5
Dukungan Sosial >0,0
120,92 18,607 1,035 0,234 Normal
Keluarga 5
53

b. Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel kecemasan
menghadapi ujian nasional memiliki hubungan yang linier atau tidak dengan
variabel regulasi diri dan variabel dukungan sosial keluarga.
Hasil uji linieritas pada penelitian ini terhadap hubungan antara
kecemasan menghadapi ujian nasional dengan regulasi diri diketahui bahwa
Flinier = 143,192 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa
hubungan antara kecemasan menghadapi ujian nasiol dan regulasi diri
membentuk garis lurus.
Hasil uji linieritas yang telah dilakukan pada penelitian ini terhadap
hubungan antara kecemasan menghadapi ujian nasional dengan dukungan
sosial keluarga diketahui bahwa Flinier = 71,407 dengan p = 0,000 (p < 0,05).
Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara kecemasan menghadapi ujian
nasiol dan regulasi diri membentuk garis lurus.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara variabel bebas dalam satu regresi. Uji
multikolinieritas dilakukan dengan melihat hasil skor pada Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika skor VIF < 10 dan Tolerance >
0,01 maka dapat diartikan bahwa penelitian tersebut bebas dari
multikolinieritas.
Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas dengan bantuan program
SPSS (Statistical Packages for Social Science) versi 21.0 dapat diketahui
bahwa skor Variance Inflation Factor (VIF) = 1,923 yaitu <10 dan skor
Tolerance = 0,520 yaitu >0,1 hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas dalam penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan teknik regresi ganda
yang merupakan teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara tiga
54

variabel yaitu varibel kecemasan menghadapi ujian nasional (variabel


tergantung), variabel regulasi diri (variabel bebas pertama), dan variabel
dukungan sosial keluarha (variabel bebas kedua).
Berdasarkan hasil uji regresi dalam penelitian ini diketahui bahwa nilai
R = 0,706 dan nilai Fhitung = 74,983 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p
<0,05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara regulasi diri dan dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis
pertama dalam penelitian ini diterima.
Pada penelitian ini diketahui besaran koefisien determinasi sebesar
0,498 yang menunjukan bahwa sumbangan efektif variabel regulasi diri dan
dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional
sebesar 49,8% sedangkan sisanya 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diujikan dengan menggunakan teknik korelasi partial
yang merupakan teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara variabel
regulasi diri (variabel bebas pertama) terhadap kecemasan menghadapi
ujian nasional (variabel tergantung) dengan mengontrol variabel dukungan
sosial keluarga (variabel bebas kedua).
Berdasarkan hasil uji korelasi partial yang telah dilakukan diketahui
bahwa nilai rx1y = -0,512 dengan p = 0,000 (p = < 0,05). Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara variabel regulasi
diri terhadap variabel kecemasan menghadapi ujian nasional. Hasil tersebut
menunjukan adanya kesesuaian hipotesis ke dua yaitu menunjukan semakin
tinggi regulasi diri maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi
ujian nasional yang dialami siswa, dan sebaliknya semakin rendah regulasi
diri maka semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional yang
dialami siswa.
c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diujikan dengan menggunakan teknik korelasi partial
yang merupakan teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara variabel
55

dukungan sosial keluarga (variabel bebas kedua) terhadap kecemasan


menghadapi ujian nasional (variabel tergantung) dengan mengontrol
variabel regulasi diri (variabel bebas pertama).
Berdasarkan hasil uji korelasi partial yang telah dilakukan diketahui
bahwa nilai rx2y = -0,696 dengan p = 0,048 (p = < 0,05). Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara variabel
dukungan sosial keluarga terhadap variabel kecemasan menghadapi ujian
nasional. Hasil tersebut menunjukan adanya kesesuaian hipotesis ke tiga
yaitu menunjukan semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin
rendah tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional yang dialami siswa,
dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial keluarga maka semakin
tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional yang dialami siswa.

D. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian


Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi skor mengenai
data dari variabel yang diperoleh pada suatu kelompok subjek (Azwar, 2017). Jika
skor subjek dalam populasi terdistribusi secara normal maka dapat dibuat skor
teoritis yang menunjukan bahwa skor tersebut terdistribusi dengan normal.
Distribusi normal terbagi menjadi lima kategorisasi (Azwar, 2012). Norma
kategori yang digunakan ialah sebagai berikut :
Tabel 19. Norma Kategorisasi Skor

Rentang Skor Kategorisasi


μ + 1,8 σ < X ≤ μ + 3 σ Sangat Tinggi
μ + 0,6 σ < X ≤ μ + 1,8 σ Tinggi
μ - 0,6 σ < X ≤ μ + 0,6 σ Sedang
μ - 1,8 σ < X ≤ μ – 0,6 σ Rendah
μ - 3 σ < X ≤ μ – 1,8 σ Sangat Rendah
Keterangan : X = Skor yang diperoleh
μ = Mean hipotetik
σ = Standar Deviasi
56

1. Deskripsi Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional


Skala kecemasan menghadapi ujian nasional terdiri dari 29 aitem, dimana
pada setiap aitem diberikan skor antara 1 – 4. Skor terkecil (minimum) yang
mungkin diperoleh subjek adalah (29 x 1 = 29) dan skor terbesar (maksimum)
adalah (29 x 4 = 116). Mean hipotetik sebesar [(29 + 116) / 2] = 72,5 dan
standar deviasi hipotetik sebesar [(116 - 29) / 6] = 14,5.
Deskripsi skor skala kecemasan menghadapi ujian nasional secara empirik
memiliki skor minimum sebesar 35 dan skor maksimum sebesar 90. Mean
empirik sbesar 65,95 dan standar deviasi empirik sebesar 10,671. Hasil
selengkapnya sebagai berikut :
Tabel 20. Deskripsi Statistik Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian
Nasional

Empirik Hipotetik
Skor Minimum 35 29
Skor Maksimum 90 116
Mean (M) 65,95 72,5
Standar Deviasi (SD) 10,671 14,5

Tabel 21. Deskripsi Data Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

Frekuens
Norma Kategorisasi Presentase
i
98,6 < X ≤ 116 Sangat Tinggi 0 0
81,2 < X ≤ 98,6 Tinggi 8 5,2
63,8 < X ≤ 81,2 Sedang 85 55,2
46,4 < X ≤ 63,8 Rendah 52 33,8
29 < X ≤ 46,4 Sangat Rendah 9 5,8
Jumlah 154 100

Berdasarkan norma kategorisasi destribusi normal, diketahui


kelompok sampel dalam penelitian ini berada pada kategori sedang. Hasil
tersebut menunjukan bahwa rata-rata subjek dalam penelitian ini memiliki
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional yang sedang. Hal ini diketahui
dari mean empirik yang berada pada skor 65,95. Adapun norma kategorisasi
yang digunakan seperti dibawah ini :
57

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

29 46,4 63,8 81,2 98,6 116


2. Deskripsi Variabel Regulasi Diri
Skala regulasi diri terdiri dari 38 aitem, dimana pada setiap aitem
diberikan skor antara 1 – 4. Skor terkecil (minimum) yang mungkin diperoleh
subjek adalah (38 x 1 = 38) dan skor terbesar (maksimum) adalah (38 x 4 =
152). Mean hipotetik sebesar [(38 + 152) / 2] = 95 dan standar deviasi
hipotetik sebesar [(152 - 38) / 6] = 19.
Deskripsi skor skala regulasi diri secara empirik memiliki skor
minimum sebesar 82 dan skor maksimum sebesar 150. Mean empirik sbesar
114,51 dan standar deviasi empirik sebesar 14,810. Hasil selengkapnya
sebagai berikut :
Tabel 22. Deskripsi Statistik Variabel Regulasi Diri

Empirik Hipotetik
Skor Minimum 82 38
Skor Maksimum 150 152
Mean (M) 114,51 95
Standar Deviasi (SD) 14,810 19

Tabel 23. Deskripsi Data Regulasi Diri

Frekuens
Norma Kategorisasi Presentase
i
129,2 < X ≤ 152 Sangat Tinggi 26 16,9
106,4 < X ≤ 129,2 Tinggi 81 52,6
83,6 < X ≤ 106,4 Sedang 45 29,2
60,8 < X ≤ 83,6 Rendah 2 1,3
38 < X ≤ 60,8 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 154 100

Berdasarkan norma kategorisasi destribusi normal, diketahui kelompok


sampel dalam penelitian ini berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut
menunjukan bahwa rata-rata subjek dalam penelitian ini memiliki regulasi diri
58

yang tinggi. Hal ini diketahui dari mean empirik yang berada pada skor
114,51. Adapun norma kategorisasi yang digunakan seperti dibawah ini :
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

38 60,8 83,6 106,4 129,2 152


3. Deskripsi Variabel Dukungan Sosial Keluarga
Skala dukungan sosial keluarga terdiri dari 37 aitem, dimana pada
setiap aitem diberikan skor antara 1 – 4. Skor terkecil (minimum) yang
mungkin diperoleh subjek adalah (37 x 1 = 37) dan skor terbesar (maksimum)
adalah (37 x 4 = 148). Mean hipotetik sebesar [(148 + 37) / 2] = 92,5 dan
standar deviasi hipotetik sebesar [(148 - 37) / 6] = 18,5.
Deskripsi skor skala regulasi diri secara empirik memiliki skor
minimum sebesar 70 dan skor maksimum sebesar 147. Mean empirik sbesar
120,92 dan standar deviasi empirik sebesar 18,607. Hasil selengkapnya
sebagai berikut :
Tabel 24. Deskripsi Statistik Variabel Dukungan Sosial Keluarga

Empirik Hipotetik
Skor Minimum 70 37
Skor Maksimum 147 148
Mean (M) 120,92 92,5
Standar Deviasi (SD) 18,607 18,5

Tabel 25. Deskripsi Data Dukungan sosial Keluarga

Frekuens
Norma Kategorisasi Presentase
i
125,8 < X ≤ 148 Sangat Tinggi 72 46,8
103,6 < X ≤ 125,8 Tinggi 59 38,3
81,4 < X ≤ 103,6 Sedang 14 9,1
59,2 < X ≤ 81,4 Rendah 9 5,8
37 < X ≤ 59,2 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 154 100

Berdasarkan norma kategorisasi destribusi normal, diketahui


kelompok sampel dalam penelitian ini berada pada kategori sangat tinggi.
59

Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata subjek dalam penelitian ini


memiliki dukungan sosial keluarga yang sangat tinggi. Berdasarkan norma
kategorisasi distribusi normal dengan menggunakan nilai mean empirik yaitu
pada skor 120,92 menunjukan bahwa rata-rata subjek dalam penelitian ini
memiliki dukungan sosial keluarga dalam kategori tinggi. Adapun norma
kategorisasi yang digunakan seperti dibawah ini :
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

37 59,2 81,4 103,6 125,8 148


E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
regulasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian
nasional. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa nilai koefisien
regresi R = 0,706 dan nilai F hitung = 74,983 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p <
0,05). Hasil uji tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara regulasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi
ujian nasional. Sumbangan efektif yang diberikan variabel regulasi diri dan
variabel dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional
sebesar 49,8% sedangkan 50,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor yang lain.
Hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Kecemasan dalam menghadapi ujian
nasional muncul tergantung pada persiapan-persiapan yang telah dilakukan dan
kemampuan-kemampuan belajar yang sudah dilatih dan dimiliki. Dalam
mempersiapkan mental, pikiran, dan fisik hal tersebut berkaitan dengan
bagaimana regulasi diri masing-masing dari para peserta ujian nasional. Siswa
yang siap secara kognitif, motivasional dan behavioral akan lebih percaya diri dan
optimis dalam menghadapi ujian nasional (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1996).
Selain membutuhkan kemampuan regulasi diri yang baik untuk mengurangi
kecemasan yang dialami siswa, siswa juga membutuhkan adanya dukungan sosial
yang merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan
(Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1996). Dukungan sosial dapat mengurangi
60

kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional. Salah satu dukungan sosial
yang memberikan dampak positif bagi siswa adalah dukungan sosial yang berasal
dari keluarga.
Kecemasan dalam menghadapi ujian merupakan suatu perasaan subyektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan
yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami perasaan
khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda pada
saat menghadapi ujian. Kecemasan menghadapi ujian merupakan sesuatu yang
sering terjadi, dan cemas saat ujian akan sangat mempengaruhi proses individu
saat menjalani ujian tersebut. Ketika seseorang mengalami kecemasan saat
menghadapi ujian, hal tersebut dapat mengganggu proses belajar siswa sehingga
dapat mempengaruhi hasil ujiannya. Kecemasan dapat mempengaruhi daya
konsentrasi, daya ingat, daya kritis serta kreativitas siswa dalam belajar. Selain itu
kecemasan juga dapat mengacaukan emosi, menurunkan nafsu makan,
mengganggu tidur, dan menurunkan kesehatan tubuh, maka hal-hal tersebut dapat
mengakibatkan siswa menjadi gagal atau tidak maksimal dalam ujian (Turmudhi,
2004).
Berdasarkan hasil uji deskripsi variabel kecemasan dalam menghadapi ujian
nasioal dapat diketahui bahwa rata – rata tingkat kecemasan dalam menghadapi
ujian nasional pada siswa SMP Negeri 9 Semarang berada pada kategori sedang.
Hal ini diketahui berdasarkan skor mean empirik kecemasan dalam menghadapi
ujian nasional sebesar 65,95 dengan presentase 55,2 % yang menunjukan bahwa
sebanyak 85 respon memiliki tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional yang
sedang. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi
ujian nasional adalah faktor internal yang meliputi keadaan pribadi individu,
keadaan biologis, kognitif, emosional dan faktor eksternal meliputi kondisi sosial
lingkungan, pengalaman, dan dukungan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian uji hipotesis kedua dengan menggunakan
teknik korelasi partial antara variabel bebas pertama yaitu regulasi diri terhadap
variabel tergantung yaitu kecemasan dalam menghadapi ujian nasional dengan
61

mengontrol variabel bebas kedua yaitu dukungan sosial keluarga diperoleh hasil
nilai korelasi sebesar ry1-2 = -0,512 dengan p = 0,000 (p = < 0,05). Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara variabel regulasi diri
terhadap variabel kecemasan menghadapi ujian nasional. Hasil tersebut
menunjukan adanya kesesuaian hipotesis ke dua yaitu menunjukan semakin tinggi
regulasi diri maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional
yang dialami siswa, dan sebaliknya semakin rendah regulasi diri maka semakin
tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional yang dialami siswa.
Regulasi diri merupakan suatu proses dalam diri individu yang dapat
mengatur dan mengelola pikiran, perasaan, keinginan, dan penetapan tindakan
yang akan dilakukan. Selain itu juga dapat mengatur pencapaian dan aksi dari
perencanaan tindakan tersebut, sehingga dapat mengevaluasi kesuksesan,
memberi penghargaan atas pencapaian, dan menentukan target yang lebih tinggi.
Pada intinya regulasi diri merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam
merencanakan, mengarahkan, memotivasi, dan mengontrol perilaku untuk
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mental diri supaya
individu dapat mencapai tujuannya. Siswa yang akan menghadapi ujian nasional
apabila memiliki kemampuan regulasi diri yang baik akan membuat dirinya dapat
mengontrol pikirannya, perasaanya, dan tindakannya untuk mencapai tujuannya
dalam hal persiapan menghadapi ujian nasional, sehingga pada saat menghadapi
ujian nasional siswa tidak lagi mengalami kecemasan.
Hasil uji deskripsi variabel regulasi diri pada penelitian ini menunjukan
bahwa rata – rata siswa kelas IX di SMP Negeri 9 Semarang memiliki tingkat
regulasi diri yang tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa rata – rata siswa kelas
IX SMP Negeri 9 Semarang memiliki regulasi diri yang baik karena 52,6 %
responden dengan jumlah 81 siswa memiliki tingkat kategorisasi regulasi diri
yang tinggi dan hanya terdapat 2 responden yang memiliki tingkat regulasi diri
yang rendah. Tingkat regulasi diri yang tinggi pada siswa kelas XI SMP Negeri 9
Semarang berhubungan dengan tingkat kecemasan yang dimiliki siswa - siswa
yang termasuk dalam kategori sedang. Regulasi diri yang baik akan membuat
siswa dapat mengontrol pikirannya, perasaanya, dan tindakannya dalam
62

melakukan persiapan menghadapi ujian nasional, sehingga dengan adanya tingkat


regulasi diri yang tinggi rata-rata siswa kelas XI SMP Negeri 9 Semarang
memiliki tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional dengan tingkat yang
sedang.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis ketiga yang diuji dengan teknik
korelasi partial antara variabel bebas kedua yaitu dukungan sosial keluarga
terhadap variabel tergantung yaitu kecemasan menghadapi ujian dengan
mengontrol variabel bebas pertama yaitu regulasi diri diperoleh hasli nilai korelasi
sebesar ry1-2 = -0,696 dengan p = 0,048 dengan (p = < 0,05). Hal ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara variabel dukungan sosial keluarga
terhadap variabel kecemasan menghadapi ujian nasional. Hasil tersebut
menunjukan adanya kesesuaian hipotesis ke tiga yaitu menunjukan semakin tinggi
dukungan sosial keluarga maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi
ujian nasional yang dialami siswa, dan sebaliknya semakin rendah dukungan
sosial keluarga maka semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional yang
dialami siswa.
Siswa membutuhkan dukungan sosial untuk mengurangi kecemasan pada
saat menghadapi ujian nasional. Kedekatan yang positif dengan orang lain,
terutama dengan keluarga dan teman secara konsisten dapat dijadikan sebagai
pertahanan yang baik untuk menghadapi kecemasan dalam kehidupan (Santrock,
2003). Ketika seseorang mendapatkan dukungan dari lingkungannya segala
sesuatu yang dihadapinya akan terasa lebih mudah. Dukungan sosial yang
diterima oleh seseorang dapat membuat dirinya merasa tenang, dicintai,
diperhatikan, sehingga timbul rasa percaya diri dan kompeten. Dukungan yang
paling dibutuhkan siswa dalam menghadapi ujian nasional adalah dukungan dari
keluarganya, dukungan dari orang tua dan saudara (Hurlock, 1991).
Berdasarkan hasil analisis uji deskripsi pada penelitian ini variabel
dukungan sosial keluarga yang dimiliki rata - rata siswa kelas IX SMP Negeri 9
Semarang termasuk dalam kategorisasi sangat tinggi, karena sebanyak 72
responden dengan presentase 46,8 % memiliki tingkat dukungan sosial keluarga
yang sangat tinggi. Tingkat dukungan sosial keluarga yang sangat tinggi
63

berhubungan dengan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional yang sedang


pada siswa kelas IX SMP Negeri 9 Semarang, karena dukungan sosial keluarga
yang didapatkan siswa akan membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah
yang dihadapinya dengan mudah, masalah yang dimaksud adalah kecemasan
menghadapi ujian nasional.

F. Kelemahan Penelitian
Terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini sehingga mempengaruhi
hasil yang telah diperoleh, kelemahan tersebut antara lain :
1. Peneliti kurang mampu manjaga situasi penelitian secara kondusif sehingga
menyebabkan subjek enggan menjawab dengan jujur dan lebih memilih
menyontek jawaban dari teman yang lain.
2. Keterbatasan waktu dan padatnya kegiatan menjelang ujian nasioal di SMP
Negeri 9 Semarang membuat peneliti tidak dapat menentukan sampel sendiri
berdasarkan teknik cluster random sampling.
3. Ketidaksesuaian antara hasil penelitian dengan survei yang meliputi
wawancara dan observasi terkait tingkat kecemasan pada siswa kelas IX SMP
Negeri 9 Semarang dikarenakan peneliti tidak melakukan survei secara
menyeluruh pada setiap perwakilan masing-masing kelas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disampaikan, dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri dan
dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional.
Sumbangan efektif yang diberikan variabel regulasi diri dan dukungan sosial
keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional sebesar 49,8%
sedangkan sisanya 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua menunjukan bahwa terdapat
hubungan negatif antara variabel regulasi diri terhadap kecemasan menghadapi
ujian nasional. Hasil tersebut juga menunjukan kesesuaian dengan hipotesis yang
menunjukan semakin tinggi regulasi diri yang dialami subjek maka semakin
rendah kecemasan menghadapi ujian yang akan dialami subjek.
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga juga menunjukan bahwa terdapat
hubungan negatif antara variabel dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional. Hasil tersebut menunjukan kesesuaian dengan
hipotesis yang menunjukan semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang
didapatkan subjek maka semakin rendah kecemasan menghadapi ujian yang akan
dialami subjek.

B. Saran
1. Bagi Siswa
Bagi siswa diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan regulasi diri yang telah dimiliki, lebih terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan latihan mengerjakan soal ujian nasional,
berusaha untuk mencari informasi-informasi terkait ujian nasional yang akan
dihadapi dan siswa diharapkan untuk lebih rileks atau berpikir positif dalam
menghapi ujian nasional.

64
65

2. Bagi Sekolah dan Orang Tua Murid


Pihak sekolah diharapkan memperhatikan siswa-siswa yang memiliki
kesulitan dalam mempersiapkan mental untuk menghadapi ujian nasional,
meningkatkan kegiatan-kegiatan relaksasi dan memberikan informasi-
informasi yang lebih tentang ujian nasional kepada siswa untuk mengurangi
kecemasan menghadapi ujian nasional yang dialami siswa-siswa. Bagi orang
tua diharapkan tetap memberikan dukungan sosial terhadap siswa untuk
meningkatkan kesiapan mental siswa dalam menghadapi masa-masa menjelang
ujian nasional sehingga tidak mengalami kecemasan yang dapat menganggu
proses belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


a. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan populasi yang lebih luas
dengan jumlah sampel yang lebih banyak supaya lebih representatif.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan memperhatikan
variabel-variabel lain seperti pengaruh tingkat kognitif yang dimiliki siswa,
keadaan sosial lingkungan, pengaruh pola asuh orang tua, keadaan biologis
siswa, pengaruh teman sebaya dilingkungan siswa, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

"Takut Tak Lulus UN, Seorang Siswi Gantung Diri",


https://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/19/10053313/takut.tak.lul
us.un.seorang.siswi.gantung.diri.
( diakses pada 30 Oktober 2018, pukul 19.00 Wib)

“Meninggal Saat Kerjakan Soal Matematika”


https://regional.kompas.com/read/2010/03/26/11342583/Meninggal.Saat.
Kerjakan.Soal.Matematika.
( diakses pada 30 Oktober 2018, pukul 20.15 Wib)

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.


Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 93-99.
Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang
Bekerja ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri.
Widya Warta, 254-270.
Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, R., Atkinson, R., & Hilgard, E. (1996). Pengantar Psikologi. Jakarta:
Erlangga.
Azwar, S. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi Edisi II. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Clark, D., & Beck, A. (2010). Cognitive Therapy of Anxiety Disorders. New
York: Guilford Publication.
Cutrona, C., & Russell, D. (1987). THE PROVISIONS OF SOCIAL
RELATIONSHIPS AND ADAPTATION TO STRESS. Advances in
Personal Relationships, 37-67.
Deffenbacher, J., & Hazaleus, S. (1985). Cognitive, Emotional, and Physiological
Components of Test Anxiety. Cognitive Therapy, 169-180.
Hadi, S. (2000). Meodelogi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

66
67

Hurlock, E. (1991). Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Husna, A. N., Hidayati, F. N., & Ariati, J. (2014). Regulasi Diri Mahasiswa
Berprestasi. Journal Psikologi Undip, 50-63.
Kartono, K. (1981). Gangguan-Gangguan Psikis. Bandung: Sinar Baru.
Kartono, K. (1996). Pengantar Metodelogi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.
Khoirunnisa, F., Fauziyah, & Ariati, J. (2015). Dukungan Sosial Teman Sebaya
dan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa
Tingkat Akhir. Jurnal Empati, 255-261.
Kumalasari, F. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian
Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur Volume 1 No. 1,
21-31.
Kurnawan, T. (2010). Stres pada Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang akan
Bekerja Di Luar Negeri ditinjau dari Self-Regulation. Skripsi, 1-30.
Kusaeri, & Mulhamah, U. N. (2016). Kemampuan Regulasi Diri Siswa dan
Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Review
Pembelajaran Matematika, 31-42.
Larinta, R. (2006). Religuistas dan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir
Nasional (UAN) 2006 pada Siswa SMU. 1-24.
Lestari, I., & Siswanto, B. (2015). Pengaruh Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar
Produktif dan Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa
SMK. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol.4, 60-77.
Lubis, N. L. (2009). Depresi : Tinjauan Psikologi. Jakarta: Kencana.
Mardiyah, A. (2016). Hubungan antara Kecemasan dalam Menghadapi Ujian
dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten Semarang. Skripsi, 7-16.
Mirza, & Azhari, T. R. (2016). Hubungan Regulasi Diri dengan Kecemasan
Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas
Syiah Kuala. MEDIAPSI, 23-29.
Mulyadi, S., Basuki, H., & Rahardjo, W. (2016). PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dengan Pendekatan Teori-teori Baru dalam Psikologi. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal (Edisi ke Lima).
Jakarta: Erlangga.
68

Nursidiq, C. (2013). HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN KECEMASAN


MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO. SkripsiUMPURWOREJO, 1-8.
Pamungkas, J. A., & Samsara, A. (2015). Mengenal Kecemasan & Serangan
Panik ( Buku Terjemahan Anxiety and Panic Attacks).
Parasari, G. T., & Lestari, M. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga
dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kelurahan Sading. Jurnal
Psikologi Udayana, 68-77.
Permana, H., Harahap, F., & Astuti, B. (2016). Hubungan antara Efikasi Diri
dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas IX di
MTS Al Hikmah Brebes. Jurnal Hisbah, 51-68.
Puspitasari, D. N. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan
Kecemasan Menghadapi Masa Depan pada Siswa SMK Tunas
Pariwisata. Skripsi.
Puspitasari, Y. P., Abidin, Z., & Sawitri, D. R. (2010). Hubungan antara
Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian
Nasional pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta. Jurnal
Psikologi Undip, 1-17.
Rachmah, D. N. (2015). Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa yang
Memiliki Peran Banyak. Jurnal Psikologi, 61-77.
Revilla, L. (2009). Kecemasan Menghadapi Tes (Test Anxienty) dan Dampaknya
terhadap Aktivitas Belajar. 1-15.
Rini, H. P. (2013). Self Efficacy dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian
Nasional. Jurnal Online Psikologi, Vol. 01, No. 01.
Rosliani, N., & Ariati, J. (2016). Hubungan antara Regulasi Diri dengan
Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Pengurus Ikatan Lembaga
Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI). Jurnal Empati, 744-749.
Sanitiara, Elda N, & Firdaus. (2014). Hubungan Kecemasan Akademis dengan
Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Riau 2013/2014. JOM FK, Vol. 01, No. 02, 1-9.
Santrock, J. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta:
Erlangga.
Sarafino, E., & Smith, T. (2014). Health Psychology : Biopsychosocial
Interactions. New York: Wiley.
Sari, E. D., & Kuncoro, J. (2006). Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Pensiun
Ditinjau Dari Dukungan Sosial Pada PT. Semen Gersik (PERSERO)
69

Tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi, 37-45.


Stuart, G. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Pratiknya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Taylor, Sears, & Peplau. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.
Tekeng, S. Y. (2015). Belajar Berdasar Regulasi Diri dalam Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Lentera Pendidikan, 82-94.
Turmudhi, A. M. (2004, Maret 26). Kecemasan Menghadapi Ujian Sekolah.
Koran "Kedaulatan Rakyat".
Veronica Damay, R. (2010). Pengembangan Paket Pelatihan Regulasi Diri untuk
Siswa SMP. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang, 11.
Wade, C., & Tavris, C. (2007). PSIKOLOGI Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Warsito. (1995). Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wicaksana, B. (2014). HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN
PROKRASTINASI TUGAS AKHIR SKRIPSI PADA MAHASISWA
PRODI BK UNY. SkripsiUNY, 36-52.
Wicaksono, D. H. (2018). Hubungan antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi
Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan
Agung Semarang. Skripsi.
Widanarti, N., & Indati, A. (2002). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga
dengan Self Efficacy pada Remaja di SMU Negeri 9 Yogyakarta. Jurnal
Psikologi, 112-123.
Woolfolk, A. (2010). Chapter 7 : Cognitive Views of Learning. In A. Woolfook.
Educational psychology.
70

Yunita, K. H. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kecemasan


dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMP "X" di
Semarang. Skripsi, 1-52.
Zimmerman, B. (1989). A Social Cognitive View of Self Regulated Academic
Learning. Journal of Educational Psychology, 329-339.
71

71
72

72
73

IDENTITAS DIRI
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Usia :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Adik-adik yang terhormat, dalam rangka melakukan penelitian untuk
mengetahui kondisi individu saat menghadapi Ujian Nasional, saya selaku peneliti
mengharapkan kesedian Anda untuk mengisi skala penelitian ini. Dalam skala ini
terdapat sejumlah pernyataan yang Anda alami pada saat menghadapi Ujian
Nasional. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda di saat
menghadapi Ujian Nasional.
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Bacalah setiap pernyataan berikut dengan seksama. Anda diminta
untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri Anda. Jawaban yang Anda berikan hanya untuk kepentingan
penelitian semata dan tidak akan disebarluaskan. Jangan sampai ada satu
nomor pun yang terlewatkan dalam memberi jawaban pada pernyataan-
pernyataan ini. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang
tersedia. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Berikut Contoh Pengerjaannya :
No Pernyataan SS S TS STS

Saya yakin dengan jawaban yang saya pilih X

Jika Anda ingin menganti jawaban, silahkan beri tanda min ( - ) pada jawaban
yang salah dan beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda anggap paling
sesuai.
Contoh Mengganti Jawaban :

No Pernyataan SS S TS STS

Saya yakin dengan jawaban yang saya pilih X X

Terimakasih Atas Bantuan dan Kerjasamanya.

73
74

SKALA 1

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

1 Saya khawatir tidak lulus ujian nasional.

2 Jantung saya berdetak kencang saat guru


membicarakan ujian nasional.

3 Saya mampu berkonsentrasi ketika belajar


mempersiapkan ujian nasional.

4 Konsentrasi saya akan pudar ketika menemukan


soal latihan ujian yang sulit.

5 Saya merasa baik-baik saja meski waktu ujian


nasional semakin dekat.

6 Saya bersemangat untuk belajar mempersiapkan


diri menghadapi ujian
7 Saya menunda belajar soal-soal ujian nasional.

8 Saya yakin akan memperoleh nilai ujian yang


maksimal.

9 Keringat dingin saya keluar ketika menemukan


materi ujian yang sulit.

10 Waktu ujian nasional yang semakin dekat


membuat saya merasa tegang.
11 Saat belajar materi ujian nasional, badan saya
terasa baik-baik saja.
12 Saya tidak mengalami kebingungan saat
mengerjakan latihan soal ujian.
13 Saya berfikir akan gagal dalam mengikuti ujian.

14 Kepala saya tidak pusing meskipun teringat


waktu ujian semakin dekat.
15 Saya tidak takut menghadapi ujian nasional.

74
75

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

16 Saat mengerjakan latihan soal ujian perut saya


tiba-tiba mual

17 Ketika teringat waktu ujian nasional semakin


dekat saya sulit diajak berkomunikasi.

18 Saya belajar ulang materi ujian secara terus


menerus.

19 Saya bingung ketika akan menghadapi ujian


nasional.

20 Saya merasa gelisah saat guru membicarakan


tentang ujian nasional.

21 Saat teringat waktu ujian semakin dekat tubuh


saya tidak gemetar.

22 Saya menghindari berdiskusi dengan teman


untuk membahas soal-soal ujian.

23 Saat diajak membahas ujian nasional saya tetap


bisa berkomunikasi dengan lancar.
24 Saya berfikir ujian nanti akan terasa sulit untuk
dilalui.
25 Saat tidak khawatir dengan nilai ujian nasional
yang akan saya peroleh.

26 Saya melarikan diri ketika disuruh orang tua


belajar mempersiapkan ujian.

27 Sebelum ujian berlangsung saya tidak


merasakan keluhan apapun.

28 Waktu ujian yang semakin dekat membuat saya


mudah lupa materi-materi yang sudah dipelajari.

29 Saya melakukan persiapan ujian nasional


dengan santai.

75
76

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

30 Saya merasa gugup bila kurang persiapan dalam


menghadapi ujian.

31 Saat diingatkan bahwa ujian nasional semakin


dekat, jantung saya berdetak kencang.

32 Saya beranggapan bahwa apapun hasil ujian


yang diperoleh saya siap menerima.
33 Saya tidak merasa mual saat menemukan latihan
soal ujian yang sulit.
Saya melarikan diri ketika ada kegiatan belajar
34
tambahan disekolah untuk membahas soal-soal
ujian.
35 Saya tidak gugup ketika teman-teman
membahas soal ujian nasional.
36 Mengikuti kegiatan diskusi soal-soal ujian
dengan teman membuat saya lebih paham.

37 Saya beranggapan jika ujian adalah hal yang


menantang.

38 Saya belajar untuk mempersiapkan ujian


nasional.

39 Saya merasa pusing ketika belajar materi ujian


nasional.

40 Jika membayangkan hasil ujian, saya merasakan


ketakutan.

76
77

SKALA 2

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
Saya selalu menyusun rencana dalam pengerjaan
1
tugas sekolah
Saya mengandalkan teman saya yang lebih
2
pintar dalam pengerjaan tugas
Mengerjakan latihan-latihan soal adalah hal
3
yang penting bagi saya
Saya merasa tugas sekolah yang saya dapatkan
4
menjadi beban tersendiri
5 Saya belajar agar lebih menguasai materi ujian
Saya memiliki strategi belajar yang saya siapkan
6
di awal semester.
Saya tetap berusaha menyelesaikan tugas meski
7
saya tidak menyukainya.
Rasa cemas terhadap ujian membuat saya
8
bingung harus melakukan apa
Saya dapat mempelajari materi ujian yang sulit
9
dengan baik
10 Saya menentukan target nilai di setiap Try Out
Saya tidak terlalu memikirkan hasil yang akan
11
saya capai.
Saya tetap senang mendapat nilai baik meski
12
bukan hasil dari diri sendiri
Saya mampu menyelesaikan tugas sesulit
13
apapun bila saya berusaha keras

14 Saya tidak memiliki strategi khusus ketika


mempelajari suatu mata pelajaran.
Saya akan memantau seberapa jauh
15 perkembangan diri saya dalam mencapai target
nilai

77
78

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
Saya termotivasi untuk mengerjakan tugas atau
16 belajar lebih baik agar terhindar dari rasa
bersalah.
Saya membuat jadwal mengenai kapan harus
17
belajar dan bermain
Saya selalu merasa nilai baik yang saya
18
dapatkan bukan karena usaha saya
Saya akan menilai seberapa efektif cara belajar
19
yang sudah saya lakukan
Latihan soal ujian yang sulit berguna untuk
20
peningkatan kemampuan dan pengetahuan saya
Saya kurang memperhatikan cara saya
21
mengerjakan latihan soal ujian.

22 Saya sering merasa malas mengerjakan tugas


dan latihan soal ujian
23 Saya merasa bangga ketika mendapat hasil yang
baik karena hasil usaha saya sendiri
Saya merasa tidak mampu mempelajari materi
24
ujian yang sulit
Saya malu mendapat nilai yang baik karena
25
bukan hasil kerja keras saya
Materi yang sulit menjadi beban saya untuk
26
belajar
Saya mengevaluasi strategi yang saya gunakan
27
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah
Latihan soal yang saya kerjakan penting untuk
28
peningkatan kemampuan saya
Saya memilih tempat yang nyaman agar lebih
29
fokus mengerjakan tugas atau belajar
30 Nilai yang buruk membuat saya putus asa

78
79

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
31 Saya kurang mampu menilai perkembangan diri
saya
32 Saya tidak pernah membuat jadwal belajar

33 Usaha keras saya akan sia-sia karena


kemampuan saya kurang
Saya bersemangat mempelajari suatu materi
34
karena terdapat hal yang saya sukai
Tugas yang diberikan pada saya tidak sesuai
35
dengan tujuan yang ingin saya capai
Saya sering menonton tv atau film ketika
36
mengerjakan tugas atau belajar.
Saya meyakinkan diri saya untuk tetap tenang
37 ketika mengalami kecemasan mengenai hasil
tugas atau ujian.
38 Saya tidak terlalu memikirkan cara belajar saya.
Saya sering bingung ketika memikirkan untuk
39
apa saya belajar
Saya akan menghindari gangguan ketika
40
mengerjakan tugas atau belajar

41 Saya akan meminta bantuan pada orang yang


lebih mampu ketika mengalami kesulitan
Saya pasrah apabila dihina oleh teman saya
42
karena nilai saya buruk
Saya tetap mengerjakan tugas atau belajar meski
43
terganggu dengan lingkungan sekitar saya.
Saya merasa tidak perlu meminta bantuan orang
44
lain ketika menghadapi kesulitan
Nilai yang buruk tidak membuat saya berhenti
45
belajar.
Saya tidak menemukan hal yang menarik ketika
46
mempelajari materi ujian
SKALA 3

79
80

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

1 Perhatian keluarga kepada saya membuat


perasaan saya nyaman
2 Saya dianggap remeh oleh kedua orang tua saya

3 Orang tua memberi nasehat bila saya


menghadapi masalah sekolah
4 Orangtua tidak pernah memenuhi kebutuhan
perlengkapan sekolah saya
5 Orang tua saya terlalu sibuk, sehingga tidak
mempedulikan saya

6 Orang tua akan memberikan pujian setiap kali


saya mendapatkan nilai bagus disekolah

7 Ayah dan ibu tidak pernah menasehati ketika


saya berbuat kesalahan

8 Orang tua saya memenuhi semua kebutuhan


sekolah yang diperlukan

9 Orang tua memberikan perhatian pada saya


supaya giat belajar

10 Ketika saya mengalami kesulitan dalam belajar,


orang tua dan saudara saya tidak ada yang peduli
11 Orang tua menasehati saya untuk selalu
berusaha mendapatkan nilai yang baik
12 Orang tua selalu menunda-nunda apabila saya
meminta uang sekolah

13 Rajin tidaknya saya dalam belajar tidak


berpengaruh bagi orangtua saya
14 Orang tua saya menghargai setiap pendapat saya

15 Saya tidak pernah mendapat informasi dan


penjelasan dari keluarga tentang ujian nasional

80
81

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

16 Orang tua saya membelikan peralatan sekolah


untuk mempermudah kegiatan sekolah

17 Bila saya ada masalah, keluarga bersedia


mendengarkan masalah saya

18 Saya merasa tidak dihargai ketika memberikan


pendapat

19 Orang tua membantu mencarikan solusi bila


saya menghadapi masalah
Orang tua saya terlalu sibuk, sehingga tidak
20 peduli apabila seragam sekolah saya sudah
kesempitan

21 Keluarga tidak pernah memperdulikan ketika


saya sedang mengalami kesulitan dalam belajar
22 Keluarga saya memuji hasil pekerjaan saya

23 Ketika saya mengalami masalah, keluarga diam


saja

24 Setiap kenaikan kelas, orangtua saya


membelikan saya seragam baru

25 Kasih sayang yang diberikan orang tua membuat


saya rajin untuk belajar

26 Keterampilan yang saya miliki tidak pernah


diakui oleh keluarga saya

27 Orang tua memberikan informasi mengenai


bimbingan belajar diluar sekolah

28 Orang tua tidak memperbolehkan saya


membawa hp pada saat sekolah

29 Kurangnya kasih sayang orangtua membuat saya


malas dalam belajar

81
82

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS

30 Orang tua saya tidak pernah membedabedakan


saya dengan orang lain

31 Saat saya membutuhkan, saudara saya tidak ada


yang membantu saya

32 Orang tua saya memberi uang sakusecara rutin


setiap berangkat sekolah

33 Setiap kali saya mengalami kesulitan,keluarga


membantu saya
34 Keluarga tidak peduli dengan nilai sekolah saya

35 Setiap nasehat yang disampaikan orangtua


adalah untuk kebaikan saya

36 Orang tua tidak membelikan sepatu baru,meski


sudah tidak layak pakai

37 Keluarga tidak peduli bila saya sedang ada


masalah

38 Keluarga saya mengakui kelebihan yang saya


miliki

39 Tidak ada yang peduli ketika saya mendapatkan


kesulitan dalam belajar

40 Orang tua saya selalu membelikan buku


pelajaran sekolah

PERIKSALAH KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA


YANG TERLEWAT.
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA.

82
Tabulasi Uji Coba Skala Kecemasan

Subjek
aite
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 92
2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 3 3 91
10
3 3 2 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1
10
4 4 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 4 4 2 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 2 2 3 4 8
5 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 4 3 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 1 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 3 96
6 3 3 3 3 3 1 2 1 3 4 2 3 1 3 3 1 1 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 1 2 2 3 93
7 2 2 2 3 3 1 3 1 2 4 1 3 1 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3 1 4 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 83
11
8 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 2 0
9 4 3 2 4 3 1 2 1 2 3 1 3 1 2 1 1 4 2 3 3 1 1 2 2 3 1 3 3 1 4 2 2 4 1 1 2 2 2 1 4 88
10 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 3 68
11 3 1 2 4 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 3 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 85
12 4 3 2 4 2 1 1 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 2 1 1 3 4 2 3 4 1 2 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 1 2 3 82
13 4 3 2 4 2 2 1 1 2 1 2 3 1 2 1 4 1 2 1 1 3 4 2 2 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 80
14 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 2 3 3 2 2 94
15 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 58
16 4 3 1 3 3 1 3 1 3 4 1 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 1 3 3 1 2 3 3 4 4 2 2 1 2 1 1 1 3 3 91
17 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 88
18 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 4 3 1 3 3 4 3 3 3 2 1 2 1 1 1 2 3 98
19 3 2 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 3 4 1 2 2 3 1 3 1 3 3 2 4 1 1 1 1 2 1 3 3 84
20 3 2 3 3 3 2 1 1 1 3 3 3 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 80
21 1 3 2 4 3 1 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 1 1 3 4 96
22 4 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 4 1 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 1 3 1 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 3 91
23 2 2 2 3 3 2 3 1 4 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 78
24 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 1 1 2 3 2 3 3 3 4 3 1 1 1 2 1 2 2 2 3 86
25 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 98
26 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 2 3 89
27 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 90
10
28 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3
29 3 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 81
30 4 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 4 1 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 1 3 1 2 2 2 4 3 3 1 1 2 1 2 2 3 3 92
31 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 4 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 97
32 3 3 2 2 4 1 2 1 2 3 2 3 1 3 2 1 2 2 2 3 3 1 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 3 3 86
83
33 4 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 61
34 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 3 1 2 3 79
10
35 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 6
13
36 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 1 4 1 1 1 4 4 1
37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 84
38 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 92
39 2 3 2 3 3 2 3 1 4 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 89
10
40 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 4 3 3 4 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2
41 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 2 1 4 4 2 3 1 1 1 1 2 1 1 2 61
42 1 1 2 3 4 1 1 2 2 4 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 2 66
43 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 86
44 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 4 1 1 2 4 1 3 2 2 3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 4 74
45 1 3 2 2 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 4 2 2 2 3 1 1 1 3 1 3 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 74
46 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 80
47 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 73
48 1 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 81
49 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 2 4 1 2 3 4 1 3 2 2 3 2 3 3 1 1 2 1 2 2 4 98
50 2 3 1 2 4 1 1 1 3 2 2 3 1 4 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 4 2 2 3 2 2 3 1 2 1 3 1 2 2 85
51 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 75
52 1 3 2 3 3 1 3 3 1 4 2 3 1 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 93
53 1 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 3 82
54 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 4 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 80
55 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 63
56 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 1 3 2 1 1 2 3 99
57 3 3 2 2 3 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 4 2 4 3 3 2 2 1 3 1 1 1 2 3 83
58 4 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 4 2 4 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 88
59 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 1 2 3 4 93
60 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 89
11
61 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 1 2 3 2 3 2 4 3 6
62 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 82
63 2 3 1 1 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 4 1 3 1 4 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 3 78
10
64 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 4 8
65 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 88
66 1 3 2 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 1 2 1 2 2 2 3 88
67 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 1 3 2 4 2 2 2 2 3 4 2 1 3 2 3 2 85
68 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 2 3 2 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 71
84
69 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 92
10
70 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 1 1 3 4 6
71 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 94
72 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 97
73 1 2 2 4 4 2 2 1 1 3 1 3 1 3 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 4 1 4 1 4 4 1 3 2 1 1 1 1 1 1 4 79
10
74 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 4 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 4 3
75 1 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 1 2 2 1 2 2 2 3 89
76 1 2 2 2 3 1 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 1 2 2 1 3 4 1 4 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 78
10
77 1 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 1 4 2 3 3 2 1 2 3 4 1 4 3 2 4 3 2 2 2 3 1 1 2 3 4 6
78 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 2 2 2 69
79 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 84
80 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 98
81 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 93
10
82 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 8
10
83 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 4 1 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 1 2 2 2 1 2 4 2
84 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 3 1 3 1 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 74
85 1 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 82
86 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 68
87 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 3 97
88 4 3 1 4 3 2 2 1 4 3 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 1 2 1 3 4 96
89 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 1 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 1 2 3 91
90 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 1 3 2 2 4 3 2 2 1 2 1 1 2 2 4 96
91 4 2 2 2 1 2 3 3 1 2 1 3 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 75
92 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 4 3 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 4 1 2 1 2 1 1 2 78
93 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 86
94 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 79
95 4 3 1 3 2 1 2 2 4 4 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 4 97
96 2 2 2 2 4 1 2 1 2 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 82
97 2 3 1 4 4 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 91
98 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 81
99 3 2 2 2 3 1 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 89
10
100 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 2 3 3 4 1 1 3 4 1 4 3 3 4 3 4 3 1 2 1 1 1 3 4 9
101 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 82
10
102 3 4 2 4 4 1 2 1 4 4 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 1 4 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 2 1 1 3 4 7
85
103 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 90
104 4 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 1 1 3 1 1 2 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 68
105 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 76
106 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 84
107 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 90
108 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 83
10
109 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 0
110 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 88
111 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 80
112 1 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 4 3 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 85
113 4 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 86
114 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 4 1 2 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 62
10
115 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 9
11
116 4 4 3 4 3 1 2 1 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 1 3 2 1 1 3 2 1 1 4 4 6
117 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 93
118 3 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 1 3 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 84
119 1 1 2 3 2 1 2 1 4 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 4 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 80
120 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 90
121 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 3 4 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 71
122 2 2 2 3 4 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 4 86
123 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 86
124 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 3 1 1 2 2 3 2 2 4 1 2 1 2 1 2 3 75
125 4 3 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 1 4 2 1 2 1 2 3 3 1 2 1 4 1 2 2 3 4 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 88

86
Tabulasi Uji Coba Skala Regulasi
Subjek
aitem 1 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
12
1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4
13
2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 5
12
3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
11
4 3 2 3 1 4 2 4 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 9
12
5 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 4 2 3 1 2 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 5
13
6 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 4 4 3 8
14
7 2 4 4 1 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
14
8 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 1 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 1
15
9 3 4 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3
15
10 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 2 3 4 3 9
13
11 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 9
15
12 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 2 2 4 4 4 3 2 3 1 3 4 3 0
13
13 3 3 4 1 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 1 2 4 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 8
13
14 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 5
16
15 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3
15
16 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4
15
17 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4
14
18 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1
14
19 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 9
87
15
20 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 1 4 4 4 3
12
21 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 1 2 4 3 3 2 2 3 4 1 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 8
12
22 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 0
14
23 3 4 3 1 3 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 1 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 5
12
24 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3
13
25 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 7
15
26 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 1
13
27 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
11
28 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4
13
29 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3
12
30 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 2 3 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3
12
31 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 8
15
32 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 2 1
17
33 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13
34 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 7
11
35 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 1 2 3 3 2 0
13
36 3 4 3 1 4 2 4 1 2 4 4 3 2 1 4 4 1 4 4 4 3 3 1 3 3 1 2 4 4 1 1 1 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4
13
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 7
13
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4
13
39 3 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 4 2 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 1 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4
11
40 3 3 2 1 3 2 4 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 4 2 3 3 4 1 3 3 3 2 6
88
16
41 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 8
14
42 4 4 2 2 4 2 4 3 1 1 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 1 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 7
13
43 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 1 4 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 1 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2
16
44 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 4 4 2
15
45 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 1 2 3 3 6
13
46 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2
13
47 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7
14
48 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
12
49 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 2 4 2 4 2 2 4 2 4 1 2 4 3 2 2 2 3 3 3 1 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 7
15
50 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 8
13
51 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 7
15
52 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 2
13
53 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 4 2 1 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 1
13
54 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 8
15
55 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 0
12
56 2 2 3 1 3 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 1 4 2 3 1 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3
16
57 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 9
14
58 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 5
14
59 3 2 3 1 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 0
13
60 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 8
11
61 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 1 4 2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 8
89
12
62 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 7
16
63 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5
64 3 2 3 1 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 4 2 2 1 2 3 3 1 2 2 3 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 1 10
3
2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 11
65 8
3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 2 2 3 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 13
66 6
3 2 2 1 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 11
67 5
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 12
68 3
2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 13
69 9
13
70 2 3 4 1 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 2 4 4 2 1 4 1 2 1 2 4 4 3 3 1 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 1 3 4 3 1
13
71 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 4 3 4 1 2 3 4 3 0
12
72 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 7
14
73 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 2 4 3 1 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 6
11
74 2 3 3 1 3 2 2 1 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 4 2 2 2 2 2 4 1 1 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 0
13
75 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 0
15
76 4 4 4 1 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 2 5
12
77 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 4 2 1 3 2 4 2 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 3 1
11
78 2 1 2 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 6
13
79 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 7
12
80 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
12
81 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2
12
82 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 3 3 4 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 7
90
13
83 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 7
15
84 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2
13
85 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 7
16
86 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4
13
87 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 1 4 3 3 8
13
88 3 3 4 2 4 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 1 3 4 4 1 2 3 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3
15
89 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 8
15
90 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1
12
91 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 7
15
92 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 0
13
93 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 5
13
94 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 7
14
95 4 3 3 2 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 2
13
96 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 9
14
97 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 6
14
98 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2
13
99 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 2 5
15
100 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3
13
101 2 3 4 2 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 1 2 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 4 1 4 8
14
102 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 9
13
103 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 2 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 1
91
16
104 3 3 4 1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 2
13
105 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9
13
106 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
12
107 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 5
13
108 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 6
12
109 2 4 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 4 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3
14
110 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 0
13
111 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1
13
112 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 5
14
113 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2
15
114 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 2
12
115 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 2 4 3 3 1 2 3 4 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 8
13
116 4 3 3 1 4 4 4 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 1 1 4 2 4 1 4 4 4 1 3 4 1 4 1 4 3 2 1 4 4 3 1 2 4 1 3
13
117 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 4
14
118 4 4 3 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
14
119 3 3 4 1 4 3 4 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 6
14
120 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
16
121 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 0
12
122 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 3 3 9
13
123 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 1
14
124 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2
92
14
125 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 1 3 4 1 4 2 3 3 4 4 3 4 3 2 4 1 3 6

93
Tabulasi Uji Coba Skala Dukungan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
12
1 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
13
2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
12
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1
13
4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 1
13
5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2
13
6 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 1
14
7 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 8
11
8 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2
14
9 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3
14
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 8
13
11 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 7
11
12 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1
15
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1
14
14 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 8
13
15 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 8
13
16 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 5
14
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 7
18 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 13
94
5
13
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 15
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15
21 6
12
22 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
14
23 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 7
12
24 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 1 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 0
11
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8
15
26 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0
11
27 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9
11
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9
10
29 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 8
12
30 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 7
13
31 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3
12
32 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 1 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 6
14
33 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 3 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2
14
34 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1
14
35 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 1
13
36 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 7
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 11
95
7
11
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8
15
39 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1
12
40 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 8
15
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7
11
42 2 2 3 4 4 3 4 4 1 1 3 4 4 1 2 3 2 1 3 4 2 2 4 1 2 1 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 2
12
43 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 4 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4
13
44 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 1 4 2 2 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2
13
45 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 0
11
46 2 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 1 3 4 3 4 3 3 3 3 8
12
47 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 6
12
48 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5
14
49 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 9
13
50 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 8
12
51 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
14
52 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3
12
53 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
13
54 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5
15
55 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
56 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 13
96
0
15
57 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
12
58 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 6
13
59 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 6
12
60 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8
61 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 3 1 1 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 95
13
62 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
13
63 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2
11
64 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 9
11
65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7
12
66 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4
11
67 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
68 2 1 2 3 3 1 3 4 2 3 3 3 2 1 3 3 1 1 3 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 1 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 97
11
69 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 7
11
70 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 8
13
71 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 0
12
72 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1
14
73 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5
11
74 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
13
75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
76 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 1 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 13
97
5
11
77 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 6
11
78 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
14
79 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 0
11
80 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
11
81 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8
11
82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9
11
83 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 6
15
84 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5
12
85 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 7
15
86 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1
14
87 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 9
15
88 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1
10
89 4 2 2 4 3 2 4 4 3 1 3 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 1 3 1 1 1 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4
12
90 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 7
10
91 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 5
12
92 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 1 3 2 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 6
15
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
94 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
95 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 12
98
7
11
96 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8
12
97 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
14
98 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4
12
99 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 9
10 15
0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2
10 13
1 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 0
10 14
2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
10 11
3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
10 14
4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 0
10 12
5 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 7
10 11
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9
10 12
7 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 6
10 12
8 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 1
10 12
9 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 8
11 14
0 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 9
11 11
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 9
11 12
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
11 12
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 0
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 15
99
4 0
11 12
5 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 6
11
6 1 1 2 4 3 1 4 4 3 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 3 3 2 1 3 2 2 4 4 1 2 1 4 3 1 4 3 1 2 1 4 99
11 13
7 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2
11 13
8 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 1 4 0
11 14
9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1
12 13
0 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5
12 13
1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 8
12 12
2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3
12 12
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
12 15
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1
12 3 13
5 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 4 4 4 4 T 3 3 3 4 2

100
101

Reliability Kecemasan Menghadapi Ujian

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Valid 125 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 125 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,901 40

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Y1 85,39 145,885 ,334 ,901
Y2 85,37 144,122 ,616 ,896
Y3 85,72 148,832 ,456 ,898
Y4 84,99 146,331 ,468 ,898
Y5 85,01 147,298 ,431 ,899
Y6 85,95 150,207 ,300 ,900
Y7 85,58 148,584 ,398 ,899
Y8 86,10 146,717 ,473 ,898
Y9 85,42 144,955 ,498 ,897
Y10 85,02 143,524 ,622 ,896
Y11 85,78 147,320 ,550 ,897
Y12 84,93 148,793 ,461 ,898
Y13 86,14 145,511 ,559 ,897
Y14 85,26 144,841 ,554 ,897
Y15 85,63 143,734 ,603 ,896
Y16 86,04 147,700 ,441 ,898
Y17 85,67 147,222 ,381 ,899
Y18 85,62 152,319 ,172 ,902
Y19 85,47 147,203 ,538 ,897
Y20 85,40 144,000 ,630 ,896
Y21 85,36 150,506 ,225 ,902
Y22 85,93 151,696 ,175 ,902
Y23 85,85 148,501 ,491 ,898
Y24 85,54 142,896 ,605 ,896
Y25 84,82 147,990 ,397 ,899
Y26 86,16 150,377 ,297 ,900
Y27 85,09 146,274 ,492 ,898
Y28 85,39 148,514 ,404 ,899
Y29 85,22 150,256 ,259 ,901
Y30 84,64 151,135 ,225 ,901
Y31 85,42 143,359 ,631 ,895
Y32 85,54 148,928 ,310 ,900
Y33 85,82 150,087 ,295 ,900
Y34 86,24 151,087 ,284 ,900
Y35 85,76 148,152 ,441 ,899
Y36 86,21 153,924 ,067 ,903
Y37 85,92 155,881 -,068 ,905
102

Y38 86,13 153,322 ,121 ,902


Y39 85,56 144,474 ,632 ,896
Y40 84,94 144,286 ,568 ,896
Y = aitem kecemasan menghadapi ujian
103

Reliability Regulasi Diri


Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 125 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 125 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,914 46

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X1.1 135,02 176,588 ,490 ,911
X1.2 134,98 174,927 ,517 ,911
X1.3 134,81 176,221 ,595 ,910
X1.4 135,78 179,401 ,238 ,914
X1.5 134,50 178,204 ,508 ,911
X1.6 135,16 174,748 ,589 ,910
X1.7 134,79 179,376 ,406 ,912
X1.8 135,41 176,243 ,454 ,911
X1.9 135,43 177,893 ,450 ,912
X1.10 134,90 174,755 ,515 ,911
X1.11 134,71 180,949 ,235 ,914
X1.12 135,01 176,814 ,376 ,913
X1.13 134,72 176,542 ,518 ,911
X1.14 135,21 175,924 ,531 ,911
X1.15 134,86 176,318 ,542 ,911
X1.16 134,81 178,769 ,343 ,913
X1.17 135,20 174,048 ,532 ,911
X1.18 135,14 178,828 ,333 ,913
X1.19 135,02 177,451 ,517 ,911
X1.20 134,58 176,811 ,520 ,911
X1.21 135,41 178,743 ,352 ,913
X1.22 135,56 173,394 ,500 ,911
X1.23 134,19 182,640 ,201 ,914
X1.24 135,21 176,118 ,519 ,911
X1.25 134,93 177,003 ,440 ,912
X1.26 135,62 176,787 ,418 ,912
X1.27 135,13 175,209 ,555 ,910
X1.28 134,54 177,541 ,541 ,911
X1.29 134,42 179,472 ,419 ,912
X1.30 135,21 176,989 ,338 ,913
X1.31 135,58 177,440 ,436 ,912
X1.32 135,10 174,417 ,523 ,911
X1.33 135,01 176,782 ,425 ,912
X1.34 134,59 181,727 ,230 ,914
X1.35 135,44 178,732 ,343 ,913
X1.36 135,27 175,942 ,412 ,912
X1.37 134,74 177,418 ,483 ,911
X1.38 135,03 175,918 ,563 ,910
X1.39 134,84 176,394 ,448 ,912
X1.40 134,94 180,473 ,237 ,914
104

X1.41 134,53 180,832 ,281 ,913


X1.42 134,89 177,326 ,384 ,912
X1.43 135,78 189,191 -,236 ,919
X1.44 134,65 181,488 ,245 ,913
X1.45 134,66 177,822 ,415 ,912
X1.46 135,08 174,768 ,575 ,910
X1 = aitem regulasi diri
105

Reliability Dukungan Sosial Keluarga


Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 125 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 125 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,939 40

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X2.1 126,66 181,889 ,558 ,937
X2.2 127,01 178,895 ,595 ,937
X2.3 126,86 181,796 ,530 ,938
X2.4 126,58 183,922 ,552 ,938
X2.5 126,77 184,228 ,441 ,938
X2.6 126,97 182,193 ,446 ,938
X2.7 126,58 184,649 ,451 ,938
X2.8 126,65 185,262 ,442 ,938
X2.9 126,86 180,963 ,629 ,937
X2.10 126,89 179,665 ,582 ,937
X2.11 126,63 185,299 ,441 ,938
X2.12 126,84 183,813 ,436 ,938
X2.13 127,04 180,974 ,517 ,938
X2.14 127,13 180,661 ,568 ,937
X2.15 127,16 185,345 ,314 ,939
X2.16 126,69 182,216 ,649 ,937
X2.17 126,98 181,169 ,641 ,937
X2.18 127,05 177,594 ,680 ,936
X2.19 126,85 180,211 ,708 ,936
X2.20 126,66 181,854 ,655 ,937
X2.21 126,90 180,265 ,712 ,936
X2.22 126,96 182,168 ,553 ,937
X2.23 126,84 178,297 ,775 ,936
X2.24 127,98 190,403 ,049 ,941
X2.25 126,85 180,146 ,648 ,937
X2.26 126,97 180,112 ,630 ,937
X2.27 127,14 182,135 ,472 ,938
X2.28 127,01 188,637 ,149 ,941
X2.29 127,13 180,532 ,475 ,938
X2.30 127,70 182,339 ,348 ,940
X2.31 126,98 180,669 ,614 ,937
X2.32 126,78 184,901 ,320 ,939
X2.33 126,87 180,129 ,688 ,936
X2.34 126,75 184,704 ,431 ,938
X2.35 126,60 183,403 ,568 ,937
X2.36 126,78 183,369 ,452 ,938
X2.37 126,85 179,985 ,723 ,936
X2.38 127,13 184,145 ,399 ,939
X2.39 127,02 179,242 ,667 ,936
106

X2.40 126,80 186,855 ,269 ,940


X2 = aitem dukungan sosial keluarga

Anda mungkin juga menyukai