Makalah Sel
Makalah Sel
Makalah Sel
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
PROGRAM STUDI
2022/2023
KATA PENGATAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya,sehingga makalah ini dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Atas dukungan moral dan materi yang telah diberikan dalam makalah ini, maka saya ucapkan
terima kasih
Makalah ini penulis rangkum dari berbagai sumber ilmu seperti buku dan internet. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan ilmu dan
pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
kebaikan dimasa mendatang. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
tetutama bagi penulis sendiri. Amiin.
Terima kasih kepada ibuk Hj. Murniati Muchtar, SKM. M. Biomed selaku dosen
pembimbing HAKI yang telah membimbing dan memberikan bahan untuk makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. ii
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 22
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis.Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah
fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).
Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup,
yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi
kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi
makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.
Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal,
Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.
B. SEJARAH
Awalnya, sel ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, sebagaimana dilansir dari National
Geographic. Penemuan sel tidak mungkin terjadi jika bukan karena kemajuan mikroskop. Dengan
didorong oleh keinginannya untuk mempelajari dunia mikroskopis, Hooke memperbaiki desain
mikroskop majemuk pada tahun 1665. Mikroskop Hooke menggunakan tiga lensa dan lampu yang
menerangi dan memperbesar spesimen.
Perkembangan ini memungkinkan Hooke untuk melihat sesuatu yang menakjubkan ketika ia
meletakkan sepotong gabus di bawah lensa mikroskop. Hooke mencatat pengamatannya ini dalam
bukunya yang berjudul Microgaphia. Baginya, gabus tersebut tampak seperti tersusun dari pori-pori
kecil, yang kemudian ia sebut “sel”. Tidak lama setelah penemuan Hooke, ilmuwan asal Belanda,
Antonie van Leeuwenhoek mendeteksi organisme kecil lainnya, yakni bakteri dan protozoa.
Leeuwenhoek merupakan pembuatan mikroskop utama dan menyempurnakan desain mikroskop
sederhana yang memungkinkannya memperbesar objek hingga 300 kali dari ukuran aslinya. Setelah itu,
Leeuwenhoek menjadi orang pertama yang mengamati dan mendeskripsikan spermatozoa pada tahun
1667.
Pada abad ke-19, ahli biologi mulai mengamati lebih dekat jaringan hewan dan tumbuhan untuk
menyempurnakan teori sel. Ilmuwan asal Jerman, Theodore Schawann dan Mattias Schleiden adalah
dua ahli yang mempelajari sel hewan dan tumbuhan. Para ilmuwan ini berhasil mengidentifikasi
perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan serta menegaskan gagasan bahwa sel adalah unit dasar
bagi tumbuhan dan hewan. Selanjutnya, pada pergantian abad, perhatian ilmuwan mulai beralih ke
sitogenetika yang bertujuan untuk mengaitkan studi sel dengan studi genetika. Pada tahun 1880-an,
Walter Sutton dan Theodor Boveri mengidentifikasi kromosom sebagai hub untuk hereditas.
Penemuan selanjutnya menegaskan dan memperkuat peran sel dalam hereditas seperti studi oleh
James Watson dan Francis Crick tentang struktur DNA. Penemuan sel memiliki dampak yang sangat
besar bagi sains. Selain memberi pemahaman tentang unit penyusun semua makhluk hidup, penemuan
sel juga membawa kemajuan bagi bidang medis.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 STRUKTUR SEL
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untu
menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi),
kemudian membentuk organisme. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis).
Selain itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat mahluk hidup, maka sifat
mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya,
mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain
itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang
akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Jenis-jenis sel dibagi berdasarkan tiga hal, yaitu materi genetik, membran inti, dan sitoplasma.
Materi genetik sendiri merupakan substansi yang mengatur sifat pada makhluk hidup. Materi genetik
dapat berupa DNA dan RNA, serta bisa diwariskan dari induk ke keturunannya.
Materi genetik dalam sebuah sel, ada yang dibungkus oleh membran inti, tapi ada juga yang
nggak dibungkus membran inti. Kalau materi genetiknya dibungkus oleh membran inti, maka disebut
sebagai sel eukariotik, sedangkan kalau materi genetiknya nggak dibungkus membran inti, maka disebut
sel prokariotik.
Sel prokariotik adalah organisme pertama yang hidup di bumi. Organisme yang termasuk dalam
tipe sel ini, antara lain archaebacteria/eubacteria dan blue green algae. Karakteristik umum dari sel
prokariotik adalah sebagai berikut:
• Ukuran sel berkisar antara 1 – 10 mikron
• Uniselular yang membentuk koloni/filamen
• Bentuk sel terdiri dari bulat, batang, dan datar
• Ada yang bersifat autotrof dan heterotrof
• Reproduksi secara aseksual: pembelahan biner, transformasi, konjugasi, dan transduksi
Tipe sel yang satu ini merupakan sel yang paling kompleks jika dibandingkan dengan sel
prokariotik. Contoh sel eukariotik, antara lain sel hewan dan sel tumbuhan. Sel eukariotik memiliki
membran yang mengikat nukleus dan organel sel lainnya di dalam sel. Organel sel yang saling terikat
satu sama lain ini membentuk suatu sistem selular yang fungsional.
A. Membran
Membran sel yaitu selaput yang membatasi sel dengan lingkungan disekelilingnya, bersifat
semipermiabel dan berfungsi sebagai pelindung, penyaring dan pengatur masuknya zat-zat dari luar sel
ke dalam sel dan keluarnya zat-zat dari dalam sel keluar sel. Membran sel merupakan selaput yang luar
biasa istimewanya. Sesuai dengan teori mosaik; membran sel tersusun atas lipid bilayer, dan terdapat
protein integral, saluran-saluran. Ibaratnya berperan sebagai pintu gerbang seluler.
B. Nukleus
Nukleus atau inti sel yaitu bangunan berbentuk bulat biasanya ditengah sel dan mengandung
materi genetik DNA dan RNA. Fungsinya mengatur kegiatan sel secara keseluruhan yang
meliputi; sintesis protein, pengaturan masuknya zat-zat yang dibutuhkan sel, pembelahan sel
(reproduksi dan pewarisan keturunan).
C. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi
memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom.
Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom eukariota
lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi.
Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom
lengkap dengan massa beberapa juta dalton. Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol
atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma.
D. Sistem endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran
ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen membran dalam
bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran mencakup selubung
nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke
membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.
E. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum
endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang
mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan
menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam
retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan
dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein
tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari
retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan
distribusinya.
F. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna,
tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran
badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi
protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan membran plasma. Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis,
sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke
dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke
tujuannya masing-masing.
G. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik
untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah
diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran
dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi. Lisosom
menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel
endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel
yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan
sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang
melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam
sistem kekebalan tubuh.
H. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Membran
vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata
bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki
struktur internal. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista uniseluler.
Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di
dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan
kelebihan air dari sel.
I. Mitokondria
Mitokondria yaitu bangunan lonjong yang didalam terdapat banyak lipatanlipatan. Berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pernafasan sel yaitu proses pemecahan glukosa oleh oksigen (O2)
menjadi energi, air dan karbon dioksida (CO2). Energi tersebut digunakan untuk aktivitas sel.
J. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga.
Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu
serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam
molekul karbohidrat dan senyawa organik lain. Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas
saja, sementara satu sel daun dapat memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih
besar daripada mitokondria, dengan panjang 5–10 µm atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti
cakram dan, seperti mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh
ruang antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis. Suatu
sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih disebut tilakoid
yang saling berhubungan.
K. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota.
Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam
reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia
beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan
menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang
menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom
pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah,
misalnya alkohol.
L. Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen intermediat,
dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota
ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentuk sel,
menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Silia dan
flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat
mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen,
yang berupa batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan,
pembentukan pseudopodia untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel
tumbuhan. Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton eukariota.
M. Komponen ekstraseluler
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks ekstraseluler,
yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama membentuk kerangka
pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat langsung satu sama lain
melalui sambungan sel.
Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel tumbuhan.
Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein dan
berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm hingga beberapa mikrometer.
Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengisapan air
secara berlebihan.
• Sambungan antarsel
Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau antara
sel dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu
a) sambungan penyumbat (occluding junction)
b) sambungan jangkar (anchoring junction)
c) sambungan pengomunikasi (communicating junction).
Sambungan penyumbat menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga
molekul kecil sekalipun tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight junction) pada
vertebrata. Sementara itu, sambungan jangkar menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel
tetangganya atau ke matriks ekstraseluler. Terakhir, sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel
tetapi memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan
contoh sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.
Protein adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar karena
membantu proses pembuatan energi dan juga sebagai pembangun beberapa organ tubuh
makhluk hidup.
Dua proses transkripsi dan translasi ialah dalam hal ini untuk mensintesis
protein dari cetakan DNA lalu menjadi RNA yang nanti akan mengahasilkan hasil akhir
berupa polipeptida.
2.2.1 TRANSKRIPSI
Sintesis protein dimulai dengan menyalin urutan DNA yang akan diekspresikan
dalam inti sel. Proses transkripsi dimulai dari pemisahan ikatan hidrogen antar basa-basa nitrogen
pada DNA oleh enzim helikase.Karena DNA tidak bisa keluar dari nukleus, DNA kemudian
memproduksi mRNA menggunakan enzim RNA polimerase. Kemudian mRNA akan menempel pada
cetakan tersebut dengan menyatukan basa nitrogennya dengan basa nitrogen DNA cetakan. mRNA
memiliki basa nitrogen yang sama, kecuali timin yang digantikan oleh urasil. mRNA kemudian
membawa “cetak biru” pembuatan protein keluar dari inti sel masuk ke cairan sitoplasma dan
menempel pada ribosom.
2.2.2 TRANSLASI
mRNA yang masuk ke ribosom kemudian mengalami proses translasi, translasi adalah proses
pembacaan kode genetik cetak biru DNA. tRNA pada ribosom membaca urutan asam amino dalam
mRNA untuk dibuat menjadi protein baru. Satu tRNA membaca 3 basa pada mRNA yang disebut
sebagai kodon. tRNA yang telah membaca informasi genetik, kemudian keluar dari ribosom untuk
membawa asam amino yang sesuai. Asam amino tidak disintesis dalam proses ini, tetapi didapatkan
dari hasil metabolisme protein.
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, tRNA mengikat asam amino
yang dibutuhkan dengan energi ATP. Asam amino kemudian diikat dengan ikatan peptida kovalen
oleh enzim peptidil transferase membentuk polipeptida dan dibantu oleh energi dari tRNA.
Polipeptida ini kemudian dilipat sedemikian rupa sehingga membentuk satu protein yang fungsional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa protein yang dikonsumsi oleh manusia, dicernah menjadi asam amino.
Asam amino tersebut kemudian digunakan kembali untuk membuat protein dalam bentuk lain yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan pada inti sel yang menghasilkan sel-sel baru yang
mempunyai jumlah dan jenis kromosom yang sama dengan sel induknya. Jadi dua buah sel yang
dihasilkan dari pembelahan mitosis tersebut mempunyai sifat yang identik atau mewarisi sifat yang
sama dengan induknya
Ciri-cirinya:
a) Merupakan pembelahan melalui tahap-tahap pembelahan sel (profase, metafase, anafase
dan telofase
b) Terdiri dari pembelahan Mitosis dan Miosis
c) Terjadi pada organisme multiseluler
d) Bertujuan untuk pertumbuhan, regenerasi sel (menganti sel-sel yang rusak atau tua)
Mitosis dan meiosis merupakan proses pembelahan yang terjadi di dalam sel, baik itu sel
tumbuhan maupun sel hewan. Proses pembelahan merupakan bagian dari siklus sel yang mempunyai
dua fase, yaitu fase mitotik dan interfase. Mitosis dan meiosis merupakan cara bagi sebuah sel untuk
bereproduksi atau memperbanyak diri, selain itu juga digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
Mitosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel-sel somatik.
1. Profase
Ciri-ciri Profase:
• Benang-benang kromatin memendek dan menebal dan membentuk kromosom
• Membran inti dan anak inti mulai menghilang
• Kromosom mengganda/duplikasi diri menjadi sepasang kromatid
• Sentriol membelah dan bergerak ke arah kutub masing-masing
2. Metaphase
Ciri-ciri metafase
• Benang spindel semakin jelas dan mengikat
• ke sentromer-sentromer kromosom
• Kromosom berjajar dibidang ekuator
3. Anaphase
ciri-ciri anafase
• Benang-benang spindel memendek
• Kromatid menuju kutub berlawanan
4. Telophase
Ciri-ciri Telofase
• kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali
• Terbentuk membran inti
• Kromatid menipis dan mulai terbentuk anak inti
• Terjadi sitokinesis pembelahan sitoplasma sehingga
• membentuk 2 sel anak yang baru yang identik
• dengan sel induk.
meiosis I
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel reproduksi. Hampir sama
dengan pembelahan mitosis, tapi perbedaan mencolok adalah pada jumlah kromosom yang
dihasilkan dari pembelahan selnya. Kemudian yang membedakan lagi adalah pada pembelahan
meiosis terjadi dua tahapan pembelahan yaitu Proses Pembelahan Meiosis Pertama ( Profase,
Metafase, Anafase, Telofase) dan Proses Pembelahan Meiosis Kedua ( Profase, Metafase, Anafase,
Telofase)
• Profase
Pada tahap ini ditandai dengan munculnya fragment / pecahan yang berasal dari rusaknya
membran inti sel. Kemudian terbentuklah glendong pembelahan. Benang kromatin mulai
memadat dari yang semula tidak terlihat. Benang kromatin yang memadat selanjutnya akan
menjadi kromosom yang akan berpasangan sesama kromosom homolog.
• Metafase
Pada tahap metafase, kromosom mulai berjajar yaitu pada ekuator sel. Selanjutnya setiap
benang-benang spindle mulai melekat pada sentromer-sentromer kromosom dan ujung benang
ini yang membentang akan melekat pada kedua kutub pembelahan dengan ujung yang
berbeda/berlawanan.
• Anafase
Pada tahap ini terjadi proses penarikan oleh benang-benang spindle sehingga kromosom
homolog akan menuju ke arah yang saling berlawanan
• Telofase
Telofase adalah tahap akhir pada proses pembelahan meiosis. Pada tahap ini masing-masing
kromosom sudah mencapai pada kutub pembelahan.
meiosis II.
• Profase
Pada tahap ini, membran inti mengalami kerusakan dan terbentuklah serpihan-serpihan
yang disebut fragmen. Pada tahap ini juga kromatid mulai menuju arah tengah, akhirnya pada
proses menghasilkan gelendong.
• Metafase
Pada tahap metafase ditandai dengan sejajarnya kromosom, yang mulanya tidak beraturan
kemudian sejajar pada bidang sel.
• Anafase
Pada tahap anafase, kromatid mulai terpisah dan menuju kutub dengan arah yang
berlawanan.
• Telofase
Telofase merupakan tahap akhir pada pembelahan meiosis yang kedua ini. Pada tahap ini
nukleus sudah terbentuk, kromosom yang terurai telah membentuk kromatin dan kemudian
terjadi proses sitokinesis. Proses sitokinesis adalah proses dimana sitoplasma dari satu sel
membelah sehingga menjadi dua sel anak.
1. Senyawa Organik
Senyawa organik merupakan zat-zat yang tersusun oleh unsur-unsur (lebih dari satu unsur).
Senyawa organik terdapat di dalam tubuh makhluk hidup atau dihasilkan oleh makhluk hidup itu
sendiri. Terdapat lima kelompok utama senyawa organik, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan asam
nukleat.
a) Karbohidrat
Senyawa organik yang tersusun oleh unsur C, H, dan O. Karbohidrat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu
(1) Monosakarida
Monosakarida artinya satu gugusan gula sederhana berfungsi untuk menghasilkan energi.
Jenis-jenis monosakarida yaitu sebagai berikut.
a) Triosa
b) Pentosa
c) Heksosa
(2) Disakarida
Disakarida artinya dua gugusan gula sederhana, befungsi untuk menghasilkan makanan atau
energi. Jenis-jenis disakarida adalah sebagai berikut:
a) Sukrosa
b) Maltosa
c) Laktosa
(3) Polisakarida
Polisakarida artinya mengandung banyak gugusan gula sederhana, berfungsi untuk
membentuk membran, xilem, dan floem, dan dinding sel. Polisakarida dibedakan menjadi
homopolisakarida dan heteropolisakarida.
b) Lemak
Tersusun atas unsur C, H dan O, Senyawa utama yang membentuk lemak adalah asam lemak
dan gliserol. Lemak mempunyai beberapa fungsi, yaitu membentuk membran sel, melindungi
organ-organ tubuh, mempertahankan suhu tubuh, dan cadangan energy. Lemak dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a) Lemak sederhana
b) Lemak gabungan
c) Turunan lemak
c) Protein
Protein merupakan senyawa organik penting karena termasuk komponen pembentuk sel dan
bagianbagiannya. Adapun Fungsi protein, antara lain:
a) Membentuk organel sel (ribosom, mitokondria, kromosom dll)
b) Membentuk membran sel. Jenis protein yang membentuk membran sel adalah protein
integral dan protein perifer
c) Membangun dan mengganti jaringan yang rusak
d) Membentuk senyawa lain (hormon, antibodi, enzim)
e) Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polimer dari monomer-monomer yang disebut nukleotida. Asam
nukleat berperan dalam mengontrol aktivitas del dan membawa informasi genetik. Ada 2 macam
asam nukleat yaitu:
a) Asam Deoksiribonukleat (DNA) molekul yang membawa informasi genetik organisme
hidup.
b) Asam Ribonukleat (RNA). Pensentesis protein kedua asam ini adalah polimer linier yang
tidak bercabang, dengan nukleotida sebagai monomernya.
2. Senyawa Anorganik
Pada senyawa anorganik tidak terdapat ikatan karbon hydrogen. Selain itu, senyawa anorganik
banyak terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Beberapa contoh senyawa anorganik, yaitu:
a) Air ( H2O
Air menjadi komponen kimiawi sel yang jumlahnya paling banyak. Fungsi air dalam sel
adalah sebagai pelarut bahan organik dan anorganik serta mempercepat reaksi biologi
dalam sel.
b) Vitamin
Air menjadi komponen kimiawi sel yang jumlahnya paling banyak. Fungsi air dalam sel
adalah sebagai pelarut bahan organik dan anorganik serta mempercepat reaksi biologi
dalam sel.
c) Mineral
Mineral berperan dalam aktivitas metabolisme sel, pengatur kerja enzim serta memelihara
tekanan osmosis sel.
1. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang
terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik,
yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merombak molekul makanan
untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di
dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh
proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.
2. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain dalam
proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup
sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya
hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang menghasilkan
respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel (misalnya melalui
sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang berdekatan, penyebaran molekul
sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh darah), atau perambatan sinyal listrik ke
sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran
secara langsung, lewat melalui kanal protein, atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran
pada permukaan sel target dan memicu transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat
melibatkan sejumlah zat yang disebut pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya
meningkat setelah pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas
protein lain di dalam sel. Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein
yang pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
2.5 REGULASI SIKLUS SEL
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel, siklus
ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu
a) Pertumbuhan sel.
b) Replikasi DNA.
c) Pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan.
d) Pembelahan sel.
Pada bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan
replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada
eukariota yang siklus selnya terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri
dapat lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota.
Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA
(disebut fase G1, gap 1) dan sebelum pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki
fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut
fase S (sintesis), atau pada bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap
pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis).
Peralihan antar tahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang tidak
hanya mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga menghubungkan siklus sel dengan
sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan pada fase G1 dapat berhenti
dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu, melainkan memasuki keadaan
yang disebut fase G0 dan tidak mengalami pertumbuhan maupun perbanyakan. Contohnya adalah sel
fibroblas yang hanya membelah diri untuk memperbaiki kerusakan tubuh akibat luka. Jika pengaturan
siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi, risiko pembentukan tumor yaitu perbanyakan sel yang
tidak normal meningkat dan dapat berpengaruh pada pembentukan kanker.
Siklus sel pada sel eukariotik merupakan suatu tahapan kompleks meliputi penggandaan materi
genetik, pengaturan waktu pembelahan sel, dan interaksi antara protein dan enzim. Siklus sel pada sel
eukariotik dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: G1 (Gap 1), S (Sintesis), G2 (Gap 2), dan M (Mitosis).
Tahap G1 merupakan selang antara tahapan M dengan S. Pada tahap ini sel terus tumbuh dan melakukan
persiapan untuk sintesis DNA. Sel akan melakukan sintesis DNA dan terjadi proses replikasi kromosom
pada saat berada di tahap S. Pada tahap G2, sel yang telah mereplikasi kromosom akan menduplikasi
keseluruhan komponen seluler lainnya. Selain itu terjadi pula sintesis mRNA dan beberapa protein
tertentu.
Secara umum tahap G0, G1, S, dan G2 disebut juga sebagai tahap interfase. Sedangkan
pembelahan sel atau sering disebut dengan tahap mitosis, terdiri dari empat subtahapan, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase. Pada kondisi tertentu, sel-sel yang tidak membelah, karena tidak
berdiferensiasi, meninggalkan tahap G1 dan pindah ke dalam tahap G0. Sel-sel yang berada dalam tahap
G0 sering disebut sedang beristirahat/ diam (quiescent).
Pada proses perkembangan sel dikenal beberapa tipe siklus sel yaitu:
1. Siklus sel embrionik.
2. Siklus sel somatic.
3. Siklus endoreduplikasi.
4. Siklus sel miosis.
Masing-masing tipe siklus sel mempunyai komponen protein dan enzim yang berbeda dalam
regulasi siklus sel. Dalam tinjauan pustaka ini hanya akan dibahas regulasi pada siklus sel embrionik
dan sel somatis.
Masing-masing enzim mempunyai komponen protein dan inhibitor yang spesifik pada setiap
tahap siklus pembelahan sel. Enzim yang berperan secara dominan dalam regulasi siklus
pembelahan sel adalah
1. MPF (Maturation/ Meiosis/Mitosis-Promoting Factor).
MPF merupakan suatu enzim heterodimer yang terdiri dari p34cdc2 sebagai suatu
subunit katalitik dan cyclins sebagai suatu subunit regulatorik. Cdk (Cyclin dependent kinase)
adalah nama lain dari p34cdc2; 34kDa.
cdc2 merupakan gen siklus pembelahan sel yang mengkode enzim Cdk pada siklus sel
mamalia. Cdk merupakan protein kinase yang aktivitasnya diregulasi oleh keadaan
terfosforilasi pada saat berikatan dengan cyclin. Selama siklus pembelahan sel, jumlah Cdk
relatif sama, namun jumlah cyclin bervariasi pada tiap tahapan.
Pada keadaan in vitro, Cdk dapat memfosforilasi sejumlah cyclin bervariasi tiap
tahapan. Pada keadaan in vitro, Cdk dapat memfosforolasi sejumlah protein yaitu histone H1,
nuclear lamins, RNA polymerase II, p60src, antigen T, dan faktor elongasi. Fosforilasi histone
H1 secara in vitro telah digunakan sebagai dasar dalam teknik biokimia pada penentuan dan
pengukuran aktivitas enzim Cdk. Pada keadaan in vivo, aktivasi Cdk akan memacu sel masuk
ke dalam tahap M dan menyebabkan pecahnya membrane inti (NEBO= Nuclear Envelope
Breakdown), kromosom mengalami kondensasi, penyusunan kembali sitoskeleton, dan
duplikasi centrosome. Aktivitas Cdk dikontrol oleh asosiasi dengan cyclin, sintesis dan
proteolisis oleh Cdk sendiri, modifikasi posttranslasi, dan interaksi dengan sejumlah inhibitor
kinase alami (CDI= Cyclin-dependent kinase Inhibitor). Faktor cekaman luar yang tinggi akan
meningkatkan ekspresi CDI dan menyebabkan siklus sel terganggu/terhenti. Secara garis besar
ada 2 golongan CDI, yaitu: golongan Ink4 (p15, p16, p18, p19) dan golongan Cip/Kip (p21cip1,
p27kip1, p57kip2).
b. Mekanisme Regulasi
Pada umumnya sel-sel eukaryotik yang telah menyelesaikan pembelahan pada tahap M akan
masuk ke dalam tahap G1 untuk kembali melakukan pembelahan atau masuk ke dalam tahap G0
untuk beristirahat/ diam. Sel dapat keluar dari tahap G1 dan masuk ke dalam tahap G0, apabila
berada dalam suatu kondisi tanpa faktor pertumbuhan. Sel-sel yang dikultur pada medium sedikit
kadar serum tetap akan melakukan siklus sel G1-S-G2-M, namun setelah keluar dari tahap M akan
langsung masuk ke tahap G0. Penambahan serum atau faktor pertumbuhan akan menginduksi sel
untuk masuk kembali ke siklus sel sampai ke titik restriksi untuk proses berikutnya. Setelah
melewati titik restriksi (protein Rb terfosforilasi), regulasi siklus sel tidak bergantung pada sinyal
ekstraselular.
Sel yang berada pada tahap G0 sinyal faktor pertumbuhan ekstra seluler akan menginduksi
cyclin D, CDI, dan Cyclin E. Pada tahap G1 serangkaian reaksi biokimia akan membuat Rb
terfosforilasi sehingga faktor transkripsi E2F terlepas dan aktif menstimulasi sintesis protein tahap
S. Kedua CDI ini berikatan dengan cyclin D-Cdk4 tapi tidak menghambat aktivitas kinasenya dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa p21cip1 dan p27kip1 justru dibutuhkan untuk pembentukan
dan impor cyclin D-Cdk4 oleh inti. Kedua CDI tersebut efektif menghambat aktivitas cyclin E-
Cdk2. Dengan demikian keberadaan protein CDI di tahap G1 adalah untuk memacu pembentukan
kompleks aktif cyclin D-Cdk4 dan pada saat bersamaan menunda/ menghambat aktivasi dari
kompleks cyclin E-Cdk2.
Pada tahap S, kompleks cyclin E-Cdk2 berperan menginisiasi replikasi DNA. Selain itu cyclin
A-Cdk2 juga berperan dalam menginisiasi replikasi DNA secara lengkap dan meningkatkan
ekspresi histon dan beberapa gen/protein yang akan dibutuhkan saat replikasi.
Pada tahap G2, terjadi peningkatan sintesis cyclin B yang akan mencapai tingkat konsentrasi
maksimal pada saat tahap M 6. Pada sel mamalia jenis Cdk dan cyclin yang ditemukan pada masa
transisi tahap G2/M adalah Cdk1 (Cdc2) serta cyclin A, B1, dan B2.
Setelah tumbuh dan menduplikasi komponen sel, maka sel akan melakukan pembelahan
menjadi dua sel anakan yang terjadi pada tahap M. Pada tahap M (profase, metafase, anafase, dan
telofase), defosforilasi dan aktivasi cyclin B-Cdk1 berpengaruh terhadap perubahan morfologi
selama mitosis berlangsung. Substrat dari cyclin B-Cdk1 adalah nuclear lamins, protein nucleolar,
protein centrosomal, dan Eg5.
Pada subtahap profase – metafase, konsentrasi MPF berada pada level tertinggi dan akan
mengalami penurunan pada subtahap berikutnya. Sebelum memasuki subtahap berikutnya
(anafase), sel oosit yang telah mencapai metafase pada meiosis II (MII), akan tertahan pada kondisi
tersebut karena pengaruh CSF. Komponen utama CSF adalah golongan Emi yaitu Emi1 (Early
Mitotic Inhibition 1) dan Emi2. Apabila terjadi fertilisasi atau partenogenesis, masuknya sperma
akan mengaktivasi Ca2+/calmodulin-dependent protein kinase II (CaMKII) dalam sitoplasma.
CaMKII akan memfosforilasi protein yang mengekspresikan CSF, sehingga ekspresi CSF
terhambat. Selain itu CSF juga akan terdegradasi oleh sistem ubiquitin/ proteosome. CSF yang
mengalami degradasi menyebabkan APC dapat berperanaktif, sehingga sel oosit keluar dari tahap
metafase dan masuk ke dalam anafase. APC berperan sangat dominan pada tahap anafase. Salah
satu peranan APC adalah menghancurkan cyclin A dan cyclin B yang mengaktifkan MPF, sehingga
konsentrasi MPF akan turun drastis seiring selesainya tahap M.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Mengenal Jenis & Struktur Sel pada Makhluk Hidup | Biologi Kelas 7 (ruangguru.com)
Ketahui Macam-macam Komponen Kimiawi yang Ada Pada Sel Tubuh Manusia (suara.com)