Kepemimpinan Digital

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGHADAPI

ERA DIGITAL
(Kepemimpinan Digital)

Pendahuluan
Pesatnya laju perkembangan bidang teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi pada dekade terakhir membawa perubahan yang
teramat besar di bidang kehidupan termasuk bidang kesehatan. Seiring dengan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, menuntut suatu
perubahan yang besar di dalam sistem bidang kesehatan terkhusus pada rumah
sakit. Teknologi komunikasi dan informasi yang terus berkembang cenderung
akan mempengaruhi segenap bidang kehidupan temasuk bidang kesehaan yang
akan semakin banyak diwarnai oleh teknologi komunikasi dan informasi.
Fungsi teknologi informasi sangatlah banyak bagi rumah sakit, karena
dapat membantu tenaga kesehatan untuk menyelamatkan ribuan nyawa setiap
harinya. Selain itu, teknologi informasi juga memudahkan staf IT institusi
pelayanan kesehatan dalam mengolah data yang dimiliki, agar dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas dari layanan yang diberikan.
Di sisi lain, masih banyak orang yang mempertanyakan fungsi teknologi
informasi bagi rumah sakit. Padahal seperti yang kita ketahui bersama,
keselamatan pasien tetap menjadi prioritas pertama, salah satunya adalah dengan
menghadirkan fasilitas yang lebih baik bagi pasien. Fungsi teknologi informasi
bagi rumah sakit yang pertama berkaitan dengan data. Anda tentunya paham
bahwa data yang dimiliki institusi pelayanan kesehatan tergolong rumit. Oleh
karena itu, fungsi teknologi informasi ini adalah untuk memudahkan Anda dalam
mengakses dan juga mengolah data yang dimiliki. Dengan adanya aplikasi yang
menghubungkan staf rumah sakit dengan pusat data yang terintegrasi, Untuk
menjalanakan hal tersebut di atas harus didukung oleh pemimpin yang mengerti
dan memahami teknologi informasi yang semakin berkembang, maka dibutuhkan
lah kepemimpinan digital.
Kepemimpinan Digital atau Digital leadership adalah bekal bagi seorang
pemimpin agar bisa mengarahkan organisasi yang di pimpinnya untuk
bertranformasi kearah digital. Sebuah transformasi yang dilakukan disebut
sebagai disrupsi, yaitu sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran
yang secara fundamental yang mengubah semua sistem dan tatanan yang ada ke
cara-cara yang baru.Pembahasan mengenai kepemimpinan dan digitalisasi telah
mendapat perhatian para peneliti yang terus meningkat sejak enam tahun terakhir
ini. Hal ini terjadi karena digitalisasi menuntut perobakan mendasar atas
seperangkat keterampilan yang penting dalam pekerjaan. sebagai konsekuensi dari
hilangnya pekerjaan tertentu dan bermunculannya pekerjaan lainnya (Murashkin
& Tyrväinen, 2020). Ditambah lagi dengan semakin semarak dan meluasnya
flexible work arrangement atau WFH atau work from anywhere. Hal ini
memunculkan virtual team work yang membutuhkan kepemimpinan leadership.
Avolio et al. (2000) mendefinisikan kepemimpinan digital atau e-
leadership sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dimediasi oleh teknologi
digital untu menghasilkan perubahan sikap, perasaan, cara berpikir, perilaku
dan/atau kinerja pada level individu, tim, dan/atau organisasi. Berdasarkan
definisi tersebut, nampak jelas sekali bahwa kepemimpinan digital adalah
kepemimpinan berbasis teknologi yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan
pada seluruh lapisan organisasi.
Berkaitan dengan penggunaan teknologi digital dalam memimpin, Liu et
al. (2018) mengembangkan konsep ECAM (e-Leadership Communication
Adoption Model), menjelaskan bahwa untuk dapat memiliki level adopsi
individual terhadap teknologi digital, maka seorang atasan harus memiliki intensi
atau keinginan kuat untuk menggunakan teknologi digital. Intensi tersebut berasal
dari tiga hal, yaitu: kesadaran aktif, evaluasi mutu, dan keinginan untuk
melakukan. Adapun ketiga hal ini bersumber pada sifat-sifat dan keterampilan-
keterampilan tertentu yang sudah dimiliki oleh sang atasan di antaranya berupa:
1. antusiasme,
2. Kebutuhan Untuk Berprestasi,
3. Rasa Tanggung Jawab Yang Tinggi,
4. Kemampauan Analitis,
5. Fleksbilitas,
6. Semangat Untuk Terus Belajar
7. Keterampilan Teknis Tertentu
Kepemimpian digital seorang atasan dalam organisasi akan terus
meningkat sering dengan tersedianya facilitating conditions yang memadai dalam
organisasi.

Elemen dan Permasalahan dalam Kepemimpinan Digital


Untuk memahami kepemimpinan secara lebih komprehensif, Hensellek
(2020) mengembangkan digital leadership framework, seperti terdapat pada
Gambar 4.6. Kerangka kerja itu menjelaskan bahwa kepemimpinan digital itu
terdiri dari empat elemen utama, yaitu:
1. Visi digital : yang terartikulasikan dengan, ambisisu, bermakna, holistik, dan
berkelanjutan;
2. Perilaku digital : untuk mewujudkan visi digital yang sudah dicanangkan
maka pemimpin harus menampilkan perilaku digital, di antaranya adalah
memimpin dengan keteladanan (leading by examples), menghilangkan
hambatan dengan melibatkan seluruh anggota secara inklusif, dan aktif
melakukan perubahan-perubahan yang bersifat kultural bukan sporadis-
responsif,
3. Keahlian digital : agar dapat menampilkan perilaku digital dalam memimpin,
atasan haruslah memiliki keterampilan digital yang berupa paham dan
menggunakan teknologi digital, mencari peluang dan mengantisipasi risiko
dari teknologi digital, dan mengembangkan entrepreneurial capability
4. Pola pikir digital— perilaku digital selain ditunjang oleh keterampilan digital,
juga oleh pola pikir digital, seperti: belajar terus menerus, terbuka terhadap
teknologi baru, dan selalu ingin terus berubah.

Di era digital seperti sekarang teknologi komunikasi dan informasi terus


mengalami perkembangan, untuk itu perkembangan teknologi juga harus
dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan. Berkat internet dan munculnya media
digital, pergeseran yang terjadi dalam pembelajaran bergerak ke era baru. Dalam
hal ini pemimpin harus beradaptasi untuk menggunakan teknologi dan sumber
belajar berbasis multi-media untuk menanamkan pengajaran fungsional berbasis
digital. Seorang pemimpin yang modern tidak hanya perlu memiliki pemahaman
menyeluruh tentang apa yang dijalankan saat ini, tetapi juga perlu memahami
metodologi, kelebihan dan kekurangan mereka.
Digital leader merupakan suatu tuntutan bagi sebuah organisasi terutama
kesehatan agar dapat bertahan di era digital yang sedang berlangsung saat ini.
Dalam hal ini perlu diperhatikan:
1. Start up berbasis teknologi bermunculan pada saat pandemi covid 19.
2. Pemimpin yang tidak memilki jiwa kepemimpinan digital, organisasi yang di
pimpinnya akan susah beradaptasi.
3. Untuk menghadapi kondisi saat ini pemimpin haruslah berpikir dan bertindak
lebih cepat dari perubahan yang terjadi.
4. Salah satu kunci untuk menghadapi kondisi ini adalah pada keahlian dan agility
dari pemimpin yang menjadi sebuah keharusan dan syarat kemutlakan untuk
memampukan dirinya agar tetap menjalankan dan mempertahankan organisasi
yang di pimpinnya.

Peran Pemimpin Dalam Mengatasi Masalah


Paramanathan dan Mckinney (2019) menguraikan beberapa strategi
kepemimpinan dalam menyambut era digital sebagai berikut:
1. Merangkul kompleksitas yang meningkat, masa depan membutuhkan solusi
inovatif dan kepemimpinan yang gesit untuk mengantisipasi tantangan dan
mengeksploitasi peluang baru;
2. Perubahan secara holistik, pemimpin menyiapkan diri dengan belajar
menggunakan transformasi kognitif, mengoptimalkan kehadiran virtual,
memaksimalkan peluang digital, mengekstrak pemikiran terbaik dan
memastikan semua aspirasi didengar;
3. Memanfaatkan teknologi, dimana untuk mengelola data besar dan mencapai
solusi yang dapat diprediksi. Mengelola proses lama untuk beradaptasi dengan
kebutuhan dunia, mengumpulkan sumber daya dan mengidentifikasi cara
terbaik dalam menyelesaikan masalah;
4. Mengetahui batasan, kesadaran bahwa tidak mungkin pemimpin mengetahui
segalanya dan pemimpin pasti dikelilingi oleh orang-orang yang ahli dan
pintar. Dan pemimpin yang memiliki tim ahli akan menebus ketidaktahuannya;
5. Hadiah Kegagalan, kepemimpinan transformatif tidak takut berubah tetapi
mampu melihat peluang baru, memungkinkan kegagalan terjadi sebagai bagian
dari proses menemukan keberhasilan (inovasi).

Daftar Pustaka
Murashkin, M., & Tyrväinen, J. (2020). Adapting to The New Normal: A
Qualitative Study of Digital Leadership in Crisis.
Avolio, B. J., Kahai, S., and Dodge, G. E. (2000). E-leadership: implications for
theory, research, and practice. Leader. Q. 11, 615–668. doi: 10.1016/S1048-
9843(00)00062-X
Liu, C., Ready, D., Roman, A., Van Wart, M., Wang, X., McCarthy, A., & Kim,
S. (2018). E-leadership: an empirical study of organizational leaders’ virtual
communication adoption. Leadership & Organization Development Journal.
Hensellek, S. (2020). Digital Leadership: A Framework for Successful Leadership
in the Digital Age. Journal of Media Management and Entrepreneurship
(JMME), 2(1), 55-69.

Anda mungkin juga menyukai