10 Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 62

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PESAWAT UAP

MODUL AHLI K3 UMUM

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Berdasarkan kenyataan yang ada, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
semakin lama semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada
kondisi yang demikian, jumlah Ahli K3 Umum yang menangani masalah K3 di tempat
kerja dirasakan masih kurang.

Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, antara
lain dengan memberikan pembinaan K3 umum bagi para calon Ahli K3 Umum. Berkaitan
dengan hal tersebut agar Program pembinaan K3 dapat berdayaguna dan berhasil guna,
maka dalam persiapan pembinaan ini telah diupayakan penulisan dan penyempurnaan
modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki seorang
Ahli K3 Umum.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul bagi Ahli K3 Umum yang dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah peserta calon Ahli K3 Umum dalam proses belajar
mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta pembinaan
mendapatkan wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses pembelajaran
di kelas dengan narasumber.

Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai oleh calon Ahli
K3 Umum. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta pembinaan membaca buku-
buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.

Diharapkan dengan berpedoman pada modul ini, para peserta dan narasumber Pembinaan
Ahli K3 Umum mempunyai kesamaan pemahaman terhadap seluruh kompetensi. Akhirnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul ini, disampaikan terima
kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Ghazmahadi, S.T., M.T.


NIP 19710831 199703 1 002
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------- i


Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Pengertian ------------------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Dasar Hukum ---------------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------------------- 2
E. Tujuan Instruksional Umum (TIU) ------------------------------------------------------------- 3
F. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ------------------------------------------------------------ 3
G. Metode Pembelajaran ---------------------------------------------------------------------------- 3

BAB II POKOK BAHASAN


A. Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Uap ---------------------------------------- 4
B. Pengetahuan Pesawat Uap --------------------------------------------------------------------- 5
C. Sumber/Potensi Bahaya Pesawat Uap ------------------------------------------------------ 8
D. Persyaratan K3 ------------------------------------------------------------------------------------- 10
E. Tata Cara Pemeriksaan ------------------------------------------------------------------------- 15
F. Tata Laksana Teknis Pesawat Uap ----------------------------------------------------------- 19

BAB III STUDI KASUS


A. Studi Kasus I ---------------------------------------------------------------------------------------- 25
B. Studi Kasus II --------------------------------------------------------------------------------------- 27
C. Studi Kasus III -------------------------------------------------------------------------------------- 30

BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------------------------ 34

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------- 35


LAMPIRAN I --------------------------------------------------------------------------------------------- 36
LAMPIRAN II -------------------------------------------------------------------------------------------- 37
LAMPIRAN III ------------------------------------------------------------------------------------------- 38

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini sangat banyak perusahaan yang memakai pesawat uap,
antara lain pabrik pengolahan kelapa sawit ( crude palm oil atau CPO) ,
pabrik gula, pabrik pulp, pabrik kertas, pabrik minyak makan, pabrik ban, pabrik
minuman botol, pabrik pengalengan buah, pabrik barang-barang dari karet,
pabrik miehun, pabrik mie instan, pertambangan minyak bumi, rumah sakit,
hotel dll.
Pada perusahan-perusahaan tertentu, proses produksi diperusahaan
menjadi terpaksa terhenti apabila Pesawat Uapnya tidak beroperasi karena rusak
dan lain sebagainya, maka Pesawat Uap demikian besar manfaatnya bagi dunia
industri, pertambangan, perkebunan, perhotelan dan lain sebagainya namun
potensi bahayanya demikian tinggi (high risk) dalam pemakaiannya, dan dapat
meledak dengan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kehancuran bangunan
pabrik dan sekitarnya apabila tidak memenuhi ketentuan K3 dan atau standar
internasional yang berlaku, oleh karena itu benar-benar harus dilakukan
pengawasannya oleh Ahli yang berwenang agar para pemakaianya selalu
mentaati Peraturan-perundangan K3 bidang Pesawat Uap. Modul ini adalah
sebagai pegangan pada peserta diklat Ahli K3 Umum, karena konten
didalamnya benar-benar disesuaikan dengan yang dibutuhkan Ahli K3 Umum
untuk mampu melaksanakan tugas pemeriksaan penerapan Peraturan
perundang-undangan K3 bidang Pesawat Uap.
Di dalam mata diklat ini ada sedikit perhitungan-perhitungan sederhana
yang mudah dipahami para peserta diklat Ahli K3 Umum yang berlatar belakang
teknik ataupun non Teknik, karena rumus-rumus atau perhitungan dimaksud
sudah pernah kita pelajari sewaktu SLTP dan SLTA.
Perhitungan tersebut harus dikuasai Ahli K3 Umum, karena tanpa
melakukan perhitungan sederhana tersebut maka seseorang Ahli K3 Umum tidak
akan dapat membedakan mana Pesawat Uap dilengkapi dengan Akte Izin
ataukah tidak, tetapi dalam modul ini tentunya tidak terkandung konten mengenai
perhitungan kekuatan konstruksi, perhitungan diamater minimal Safety Valve dan
lain sebagainya seperti pada diklat Ahli K3 spesialis Pesawat Uap dan Bejana
Tekan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   1
B. PENGERTIAN
1. Ketel Uap ialah: Suatu Pesawat yang dibangun untuk menghasilkan uap
(steam) dan uap tersebut dipergunakan diluar pesawatnya.
2. Pesawat Uap ialah; Ketel Uap dan alat-alat lainnya yang secara langsung
atau tidak langsung berhubungan dengan Ketel Uapnya.
3. Perlengkapan Pesawat Uap (Appendages) ialah; semua alat-alat
perlengkapan yang ditujukan untuk keselamatan pemakaian dari pesawat
uapnya.

C. DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan K3 bidang Pesawat Uap yaitu meliputi sebagai
berikut;
1. UU Uap (Stoom Ordonantie) 1930
2. Peraturan Uap ( Stoom Verordening) 1930
3. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja
6. Permenaker No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3.
7. Permenaker No. Per.01/Men/1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator Pesawat Uap.
Selain tersebut diatas juga terdapat beberapa Surat Edaran Dirjen
Binwasnaker dan Instruksi Kepala Jawatan Keselamatan Kerja / Direktur
PNK3.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembelajaran pemenuhan norma K3 Pesawat Uap ini meliputi
sebagai berikut;
1. Pengetahuan Pesawat Uap ;
a. Ketel Uap
b. Pesawat Uap selain Ketel Uap
2. Persyaratan K3 ;
a. Alat
b. SDM
3. Tata cara pemeriksaan Pesawat Uap
4. Tata laksana teknis Pesawat Uap

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   2
E. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta memahami pemenuhan
norma K3 Pesawat Uap.

F. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta mampu:
1. Menyebutkan dasar hukum pemenuhan norma K3 Pesawat Uap.
2. Menyebutkan pengertian Ketel Uap, Pesawat uap selain ketel uap dan
peralatan pesawat uap.
3. Menjelaskan mengenai Ketel Uap
4. Menjelaskan mengenai Pesawat uap selain Ketel Uap.
5. Menjelaskan potensi sumber bahaya pada Pesawat Uap.
6. Menjelaskan persyaratan K3 Pesawat Uap.
7. Menjelaskan persyaratan operator Pesawat Uap.
8. Menjelaskan persyaratan juru las untuk Pesawat Uap.
9. Menjelaskan tata cara pemeriksaan.
10. Menjelaskan tata laksana teknis Pesawat Uap.

G. METODA PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan diterapkan meliputi;
a. Ceramah
b. Penampilan gambar-gambar, formulir;
c. Tanya jawab
d. Diskusi
e. Latihan penyelesaian contoh kasus ( secara kelompok ) termasuk praktek;
menuliskan persyaratan mengenai Norma K3 Pesawat Uap dan membuat
Laporan Kejadian, kemudian di diskusikan antar kelompok.
f. Gladi peta pemeriksaan Norma K3 Pesawat Uap.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   3
BAB II
POKOK BAHASAN

A. Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Uap


Ruang Lingkup obyek pengawasan Pesawat uap yaitu meliputi:
1. Perencanaan Pesawat Uap
Pada saat ini di Indonesia telah banyak Perusahaan yang mampu
membuat Pesawat uap, antara lain; PT. Atmindo, PT. Super Andalas Steel,
PT. Mechmar Jaya Indonesia PT. Maxitherm Boilers Indonesia, PT. Grand
Kartech, dimana perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki Surat
Keputusan Penunjukan dari Dirjen Binwasnaker Kemnaker RI. Setiap
pembuatan pesawat uap yang diproduksinya, harus didahului pembuatan
gambar rencana yang disahkan oleh Direktur PNK3. Jadi pada saat
perencanaan pun sudah mulai dilakukan pengawasannya agar pabrik
pembuat dalam pembuatan suatu Boiler, gambar rencananya harus ada
pengesahan terlebih dahulu sebegaimana mestinya.

2. Perakitan Pesawat Uap


Ketel uap jenis Ketel uap berpindah (Packaged Boiler), dikirim dari
pabrik pembuatnya ke lokasi calon pemakai sudah dalam keadaan build
up, sehingga sampai di lokasi perusahaan calon pemakai tidak diperlukan
perakitannya lagi. Sedangkan untuk Ketel Uap jenis Ketel Uap tetap
(Stationary boiler) dikirim dari pabrik pembutanya masih terdiri dari komponen-
komponen yang terpisah sehingga sampai di lokasi perusahaan calon
pemakai diperlukan perakitan.
Agar perakitan sesuai benar dengan gambar rencananya dan pengelasannya
juga sesuai ketentuan yang berlaku maka juga harus dilakukan
pengawasannya secara umum oleh Pengawas Ketenagakerjaan Umum dan
riksa -ujinya oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap yang
berwenang

3. Pemakaian Pesawat Uap


Pemakaian sesuatu Pesawat Uap adalah dilarang apabila tidak memiliki
Akte Izin untuknya dari Pejabat yang berwenang, kecuali pesawat- pesawat
uap yang dipakai di Kapal-kapal angkatan laut atau patroli. Selain itu juga
tidak diperlukan Akte Izin apabila memiliki kriteria tertentu sebagaimana

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   4
tersebut pada Peraturan Uap 1930 Pasal 7. Demikian pula jika dilakukan
mutasi Pesawat Uap maka perusahaan pemakai yang lama maupun yang
baru sama-sama memiliki kewajiban memenuhi ketentuan yang berlaku dalam
proses mutasi, demikian juga dalam dalam hal reparasi, modifikasi serta
penelitian bahan (PB) bagi Ketel-ketel Uap tua juga harus dilakukan
pengawasannya oleh Pengawas Ketenagakerjaan Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan setempat agar pemakai mentaati peraturan atau ketentuan
yang berlaku.

"Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap harus dilakukan


dari mulai perencanaan, pembuatan, perakitan,
pemakaian termasuk reparasi, modifikasi, mutasi PB
dan Pemeliharaan"

B. Pengetahuan Pesawat Uap


1. Jenis-jenis Pesawat Uap
Jenis - jenis Ketel Uap menurut Peraturan Perundangan yang berlaku di
Indonesia dapat dikelompokan sbb:
a. Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu:
1. Ketel uap yang memiliki tekanan maksimum 0,5 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer, atau disebut Ketel uap tekanan rendah.
2. Ketel uap yang memiliki tekanan > 0,5 Kg/cm2 melebihi tekanan udara
atmosfer
b. Ditinjau dari sudut pandang konstruksinya, dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu:
1. Ketel uap tetap (stationary boiler), contoh Ketel pipa air Babcock
Wilcock, Ketel pipa air Takuma, Ketel pipa air Vickers Hoskins dan
Ketel Uap pipa air Freser.
2. Ketel uap berpindah (packaged boiler), contoh Ketel pipa air Miura,
Ketel pipa api Mechmar, Ketel pipa api Achenbach dan Ketel pipa api
Chen-chen.
c. Ditinjau dari tempat pemakaiannya, dikelompokkan menjadi tiga macam
yaitu sebagai berikut:
1. Ketel Uap Kapal, yaitu Ketel-ketel uap yang dipakai di kapal.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   5
2. Ketel Uap darat. yaitu Ketel-ketel uap yang dipakai di Pabrik, rumah
sakit , hotel dan lain sebagainya ada di daratan.
3. Ketel Uap Lokomotif yaitu Ketel uap yang dipakai untuk menggerakan
Mesin Uap pada lokomotif.
d. Ditinjau dari kapasitasnya, dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut:
1. Ketel Uap berkapasitas > 10 Ton / jam.
2. Ketel Uap berkapasitas ≤ 10 Ton / jam.

2. Jenis-Jenis Pesawat Uap selain Boiler


Jenis-jenis Pesawat Uap selain Ketel Uap dikelompokkan menjadi empat
macam yaitu sebagai berikut ;
a. Pengering uap ( Superheater) yang berdiri sendiri terlepas dari Ketel Uap
Alat ini diperuntukkan guna memanaskan uap basah atau uap jenuh
menjadi uap kering (superheated steam) sebagai fluida pemanasnya
adalah gas panas hasil pembakaran.
b. Pemanas air (Economiser) yang berdiri sendiri terlepas dari Ketel Uap.
Alat ini diperuntukan untuk memanaskan air umpan yang akan masuk ke
Ketel Uap, sebagai fluida pemanasnya adalah gas panas hasil
pembakaran.
c. Bejana Uap.
Bejana ini didalamnya terdapat steam yang bertekanan diatas tekanan
udara atmosfer, sebagai contoh: Steam header, Back Pressure Vessel,
Deaerator, Sterillizer, Digester, Autoclave dsb.
d. Penguap
Penguap ini berbentuk bejana dimana di dalam bejana tersebut terdapat
pipa pipa dan di dalam pipa-pipa terdapat uap yang mengalir, sedangkan
diluar pipa terdapat cairan yang dipanaskan tetapi diatas permukaan
cairan tersebut masih ada ruang yang disediakan untuk uap yang
terbentuk dari cairan tersebut.
Selanjutnya uap dalam bejana tersebut dialirkan melalui pipa kemudian
pipa tersebut direndam dalam bak berisi air dingin sehingga uap berubah
menjadi air sulingan, sedangkan uap yang mengalir didalam pipa menuju
keluar berubah menjadi air kembali (condensate water).

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   6
3. Pesawat Uap Yang Tidak Perlu Akte Izin
Menurut Undang-Undang Uap 1930, adalah dilarang memakai sesuatu
Pesawat Uap apabila tidak memiliki Akte Izin untuknya dari Kepala Jawatan
Keselamatan Kerja atau Pejabat yang ditunjuknya. Tetapi ada Pesawat-
pesawat uap yang tidak wajib Akte Izin namun harus tetap dilakukan
pengawasannya oleh Ahli K3 Umum yaitu sbb ;
a. Ketel Uap yang apabila tekanan maksimumnya dalam satuan Kg/cm2 x
luas pemanasan (heating surface) dalam satuan m2, tidak melebihi angka
0,2.
b. Superheater yang terdiri dari pipa-pipa yang inside diameternya ≤ 25 mm.
c. Economizer yang terdiri dari pipa-pipa yang inside diameternya ≤ 50 mm.
d. Penguap yang volumenya kurang dari 75 liter, atau apabila tekanan
maksimumnya dalam satuan Kg/cm2 x volumenya dalam satuan dm3 ≤
angka 300.
e. Bejana Uap yang volumenya < 100 liter, dan atau inside diameter < 450
mm, dan atau apabila tekanan maksimumnya dalam satuan Kg/cm2 x
volumenya dalam satuan dm3 ≤ 600

4. Rumus Untuk Menghitung Luas Pemanasan


Apabila suatu Ketel Uap pada name platenya tidak tercantum luas
pemanasan (heating surface), maka heating surface itu dapat dihitung
dengan rumus sbb ;
a. Heating surface dari satu buah pipa api atau lorong api suatu Ketel
Uap ; Hs = 3,14. D. L

Dimana;
Hs = heating surface atau luas pemanasan (m2)
D = inside dimater pipa (m)

L = Panjang pipa atau lorong api.

b. Heating surface dari satu buah pipa air suatu Ketel Uap;
Hs = 3,14. D. L
Dimana;
Hs = heating surface (m2)
D = outside diemeter (m)
L = panjang pipa air (m)

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   7
Dengan dapat diketahuinya heating surface dan tekanan maksimum
suatu Ketel uap maka Ahli K3 Umum dapat memastikan apakah Ketel
Uap tersebut wajib memiliki Akte Izin ataukah tidak

5. Rumus Untuk Menghitung Volume Bejana Uap Atau Penguap


Bejana Uap atau penguap pada umumnya berupa silinder, dengan tutup
sedikit cembung atau rata. Apabila tutup atau pron Bejana Uap atau Penguap
tersebut berbentuk rata, maka untuk menghitung volumenya menggunakan
rumus sbb ; V = 0,785. D2. L
Dimana ;
V = volume (dm3 atau liter)
D = inside diameter (dm)
L = panjang ( dm )

Pesawat uap dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu ketel Uap dan


Pesawat Uap selain Ketel Uap, ada yang wajib memiliki Akte Izin
dan ada yang tidak wajib memiliki Akte Izin.

C. Sumber/Potensi Bahaya Pesawat Uap


1. Temperatur air atau uap dalam Pesawat Uap
Pesawat uap didalam pemakaianya mengandung potensi bahaya yang amat
tinggi, karena disamping tekanannya juga temperature fluida didalam ketel
uap juga sangat tinggi.
Menurut diagram Mollier, Pesawat Uap yang bertekanan 10 Kg/cm2 memiliki
suhu uap jenuh sekitar 183,3oC. Pesawat uap yang bertekanan 20 Kg/cm2
memiliki suhu uap jenuh sekitar 213,9oC. Pesawat uap yang bertekanan 40
Kg/cm2 memiliki suhu uap jenuh sekitar 250,7oC, dst. Bahkan didalam Ketel
uap juga terdapat pembakaran bahan bakar sehingga peledakan suatu Ketel
uap tidak saja kepingan material yang melesat ke segala arah atau air dan
uap yang bertekanan tinggi menerjang ke sekitar ketel uap tetapi di dalam
Ketel uap juga terdapat api berkobar sehingga dapat kita bayangkan
akibatnya. Beberapa contoh peristiwa meledaknya suatu Pesawat uap
sebagai berikut ;

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   8
a. Meledaknya Ketel Uap di Binjai pada tahun 1992 yang mengakibatkan
delapan orang luka-Iuka dan satu orang tewas di tempat, serta bangunan
pabrik roboh.
b. Meledaknya Ketel Uap di Diski, Sumatera Utara pada tahun 1994 yang
mengakibatkan seorang luka parah, pabrik roboh dan tujuh rumah
penduduk rusak .
c. Meledaknya Ketel Uap di Tembung, Sumatera Utara pada tahun1991
yang mengakibatkan dua orang cacat tetap dan bangunan pabrik rusak.
Hingga saat ini pabrik tersebut terpaksa tutup.
d. Meledaknya Bejana Uap di Kota Pinang, Sumatera Utara pada tahun 1987
yang mengakibatkan dua orang tewas di tempat, Bejana uap rusak berat
dan sebagian bangunan pabrik serta instalasi rusak.

2. Faktor Penyebab Meledaknya Pesawat Uap


Faktor-faktor penyebab meledaknya suatu Pesawat Uap adalah sebagai
berikut:

a. Jenis material yang dipakai untuk pesawat uap tidak memenuhi standar
yang berlaku, sebagai contoh; yang seharusnya terbuat dari pelat baja
paduan (alloy steel) tetapi hanya terbuat dari besi atau baja karbon.
Sebagai contoh lagi, yang seharusnya menggunakan seamless steel
sebagai pipa api atau pipa airnya, tetapi hanya menggunakan pipa
biasa.
b. Pelat atau pipa pesawat uap terlalu tipis, sebagai contoh; dari hasil
perhitungan dengan standar internasional misalkan seharusnya memiliki
ketebalan 18 mm, tetapi ternyata tebalnya kurang dari itu maka pelat
Ketel tersebut akan pecah, atau pipanya menurut perhitungan dengan
menggunakan standar internasional misalkan seharusnya memiliki
ketebalan 3,2 mm tetapi ternyata tebalnya kurang dari itu maka pipa
tersebut juga akan pecah.
c. Mutu las rendah, sebagai contoh ;
1. Bentuk kampuh las tidak sesuai dengan standar internasional yang
berlaku.
2. Jenis kawat las yang dipakai tidak cocok dengan material base dari
Pesawat uap ybs.
3. Pada sambungan las terdapat cacat yang melebihi batas, sebagai
contoh, disana terdapat cacat sbb;

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   9
a. Pin hole
b. Under cut
c. Lack of penetration
d. Porosity
e. Slag inclusion
f. Tungsten inclusion
g. Crack
4. Appendages tidak lengkap atau tidak berfungsi.
5. Terjadi over heating

Pada pemakaian Pesawat Uap mengandung potensi


bahaya (high risk) karena didalam Pesawat uap terdapat
air dan uap yang bertekanan dan bersuhu tinggi,
sehingga jika meledak pada umumnya menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan harta benda.

D. Persyaratan K3
1. Persyaratan Teknik
a. Jenis bahan
Jenis bahan pelat dan pipa Pesawat Uap harus memenuhi standar
internasional yang berlaku, sebagai contoh pelat jenis ; JIS G3103 SB 46,
SA 515 Gr.70, BS 1501 Gr 430, DIN 71755 H II dan lain sebagainya.
Sebagai contoh pipa seamless steel JIS G 3216 STB 35 SC, SA 179 dsb.

b. Tebal bahan
Tebal pelat atau pipa minimal dengan tebal pelat atau pipa berdasarkan
perhitungan kekuatan konstruksi dengan menggunakan standar
internasional seperti ; JIS, ASME, BS, DIN atau Gronslagen.

c. Mutu sambungan las dan atau rol


Sambungan las-Iasan pada pada pesawat uap secara visual memenuhi
syarat dan hasil Non Destructive Test ( NDT) dengan metode radiography
tidak terdapat cacat bagian luar atau bagian dalam yang melebihi batas.
Bentuk dan ukuran sambungan rol harus memenuhi standar internasional
yang berlaku.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  10
d. Appendages
1. Setiap Ketel Uap bertekanan > 0,5 Kg/cm2 harus dilengkapi dengan;
a. Tingkap pengaman ( Safety Valve) minimal 2 buah.
Safety valve ini berfungsi untuk membuang uap secara otomatis
dari dalam ketel uap ke udara atmosfer jika tekanan uap dalam
Ketel uap telah mencapai tekanan maksimum yang diizinkan.
b. Alat penunjuk tekanan (Manometer atau Pressure gauge),
dilengkapi strip yg jelas pada skala angka tekanan maksimum yang
diizinkan.
Manometer ini menunjukkan tinggi tekanan steam dalam Ketel uap
itu misal berwarna merah scotlight, maka dari posisi operator
berdiri dapat terlihat apakah tekanan maksimum yang diizinkan
terlampaui ataukah tidak.
c. Flens coba
Flens ini harus terdapat pada pipa penghubung drum dengan
manometer. Berfungsi untuk tempat dudukan manometer uji guna
mengetahui apakah tekanan yang ditunjukkan oleh manometer dari
pesawat uap tersebut masih sama dengan tekanan yang
ditunjukkan pada manoneter uji.
d. Gelas pedoman air (water level glasses), minimal 2 unit.
Gelas penduga ini berfungsi menunjukkan tinggi permukaan air
dalam Ketel Uap.
e. Tanda Batas Air Terendah (TBAT)
TBAT ini sebagai tanda bahwa posisi permukaan air dalam Ketel
Uap tidak boleh lebih rendah dari TBAT. Karena jika posisinya
lebih rendah dari TBAT maka Ketel Uap akan dapat terjadi over
heating.
f. Alat pengisi air ( Feed Water Pump ), minimal 2 unit.
g. Check Valve
Berfungsi untuk menahan jangan sampai air dalam Boiler mengalir
kembali ke Feed water Pump.
h. Peluit bahaya
Berfungsi memberitahukan kepada Operator secara otomatis
bahwa Ketel Uapnya kekurangan air.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  11
i. Kerangan pembuang
Berfungsi untuk membuang kotoran yang ada didalam Boiler yang
sedang beroprasi (blow down).
j. Lobang lalu orang (man hole)
Berfungsi untuk tempat masuk kedalam Boiler guna keperluan
Inspeksi, reparasi, perawatan.
k. Lobang lumpur (sludge hole)
Berfungsi untuk lalunya tangan guna membersihkan lumpur yang
ada didalam dasar Ketel Uap pada saat Ketel Uap sedang Off.
l. Pelat Nama (Name Plate)
Berfungsi sebagai identifikasi Ketel Uap yang bersangkutan,
padanya tertera Merk, pabrik pembuat, tahun pembuatan,
tekanan maksimum yang diperbolehkan dsb.

Catatan:
Untuk Ketel Uap yang tekanan maksimumnya tidak lebih dari 3
Kg/cm2, dan isi kurang dari 500 dm3, Safety valvenya cukup satu
saja. Untuk Ketel Uap yang Hs nya < 5 m2, alat pengisi air nya
sukup satu saja.

2. Setiap Ketel Uap Tekanan rendah wajib dilengkapi dengan:


a. Gelas pedoman air ( water level glasses)
b. Feed water pump
c. Pipa pengaman terbuka
d. Kerangan
pembuang
e. Pelat nama
f. Check valve

3. Setiap Superheater wajib dilengkapi dengan:


a. Safety valve
b. Kerangan pembuang
c. Lobang lalu orang atau lobang inspeksi.

4. Setiap Economiser wajib dilengkapi dengan:


a. Safety Valve

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  12
b. Kerangan pembuang
c. Check Valve
d. Lobang lalu orang atau lobang inspeksi

5. Setiap Penguap wajib dilengkapi dengan:


a. Safety valve
b. Manometer
c. Water level glasses
d. Kerangan pembuang

6. Setiap Bejana Uap wajib dilengkapi dengan:


a. Safety valve (ada yang tidak wajib)
b. Kerangan pembuang
c. Manometer
d. Lobang lalu orang atau lobang inspeksi.
e. Air pengisi Ketel Uap
Air pengisi Ketel yang tidak memenuhi syarat akan mengakibatkan
timbulnya kerak atau korosi.
Kerak yang terlalu tebal pada permukaan pelat atau pipa boiler
yang bersinggungan dengan air Boiler akan mengakibatkan
pemborosan bahan bakar dan kemungkinan besar terjadi over
heating. Over heating akan mengakibatkan pelemahan pelat atau
pipa dan kemudian karena tidak mampu lagi menahan tekanan
uap dalam boiiler akan pelat atau pipa boiler tersebut pecah dan
terjadi ledakan. Oleh karena itu air yang akan dipakai sebagai air
umpan Ketel (feed water boiler) perlu diolah terlebih dahulu
(water treatment) hingga memenuhi syarat. Sistem
pengolahannya dimulai dari kogulasi, filtrasi, pelunakan dan
terakhir daerasi, sedangkan pengujian air umpan Ketel maupun
air Ketel dapat dilakukan di Laboratorium K3, Laboratorium
Hyperkes, laboratorium milik perusahaan sendiri atau laboratorium
air yang lain.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  13
Suatu Pesawat Uap dapat dikatakan memenuhi
syarat K3 apabila konstruksi dan Appendagesnya
memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.
Selain itu, mutu air umpan Ketel Uap juga harus
menjadi perhatian pemakai.

2. Persyaratan Administratif
a. Pembuatan Pesawat Uap di Indonesia hanya boleh dilakukan oleh
perusahaan yang memiliki SKP sebagai pembuat Pesawat Uap dari Dirjen
Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI.
b. Dilarang memakai Pesawat Uap dengan tanpa Akte Izin untuknya dari
Kepala Jawatan Keselamatan Kerja ( Direktur PNK3 ) atau Pejabat yang
ditunjuknya.
c. Pesawat Uap yang telah ber Akte Izin tersebut wajib diujikan berkala
kepada Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap atau AK3
spesialis Pesawat Uap yang berwenang.
1. Untuk Ketel Uap kapal, minimal sekali setiap tahun.
2. Untuk Ketel Darat, minimal sekali setiap 2 tahun.
3. Untuk Ketel Lokomotif minimal sekali setiap 3 tahun.
4. Untuk Pesawat Uap selain Ketel Uap, minimal sekali setiap 4
tahun.
d. Pesawat Uap harus diujikan khusus kepada Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap atau AK3 spesialis Pesawat
Uap yang berwenang, apabila :
1. Terjadi kerusakan I reparasi.
2. Dilakukan modifikasi.
3. Karena mutasi
4. Karena peneltian bahan (PB).
5. Karena meledak

3. Pengoperasian Pesawat Uap


a. Pesawat Uap berkapasitas ≤10 Ton/jam
Pekerja yang memiliki Sertifikat operator Pesawat Uap kelas II dari Dirjen
Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI, berwenang mengoperasikan Ketel
Uap yang berkapasitas ≤10 Ton/jam.
b. Pesawat Uap berkapasitas > 10 Ton/jam.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  14
Pekerja yang memiliki Sertifikat operator Pesawat Uap Kelas I dari Dirjen
Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI berwenang mengoperasikan Ketel Uap
yang berkapasitas > 10 Ton/jam.

Untuk Ketel Uap yang dioperasikan secara paralel, jumlah operator


yang harus melayaninya tergantung kepada Total kapasitas Ketel Uap
yang bersangkutan. Sebagai contoh; Di suatu perusahaan memakai 2 unit
Ketel Uap masing-masing berkapasitas 24 Ton/ jam, yang berarti total
kapasitas uap = 48 Ton/jam, maka menurut Peraturan perundangan K3
yang berlaku, jumlah operator yang melayaninya adalah; seorang
Operator Pesawat Uap Kelas I serta 4 orang Operator Pesawat Uap kelas
II.

Setiap Pesawat uap wajib memiliki Akte Izin kecuali


Pesawat Uap yang memiliki kriteria tertentu yang
ditetapkan dalam Peraturan Uap 1930 dan selain itu
harus diriksa-ujikan berkala dan khusus secara tepat
waktu kepada yang berwenang serta dilayani oleh
Operator yang memenuhi syarat K3.

E. Tata Cara Pemeriksaan


1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Umum.
a. Untuk Pesawat Uap yang belum memiliki Akte Izin.
1. Pengawas Ketenagakerjaan cukup mencatat merk, pabrik
pembuat, Tahun pembuatan, tekanan maksimum yang diizinkan
dan nomor serie dan heating surfacenya. Jika Ketel Uap dalam
keadaan operasi, maka periksa jarum penunjuk pada manometer
menunjuk pada tekanan berapa. Jika Hs x P > 0,2 maka berarti
perusahaan telah melanggar Peraturan perundang-undangan K3
yang berlaku.
2. Atas temuan ini maka kemudian tulislah dengan segera persyaratan
yang saudara berikan kedalam Buku Akte Pengawaan
Ketenagakerjaan di perusahaan. Selanjutnya sampai di Kantor
segeralah membuat Nota pemeriksaan dan segera disampaikan ke
perusahaan ybs.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  15
b. Untuk Pesawat Uap yang telah memiliki Akte Izin, baik yang sedang
beroperasi maupun yang sedang tidak beroperasi.
1. Periksa dan catat apapun yang tertera pada Name Platenya.
2. Periksa dan catat data teknis yang ada dalam Akte Izin, apakah
sesuai dengan data teknis yang ada pada Name Plate.
3. Periksa dan catat Data umum yang ada dalam Akte Izin, apakah
sesuai dengan data pemakai dari Pesawat Uap.
4. Periksa dan catat pada lembar pemeriksaan terakhir, siapakah
Pengawas Ketenagakerjaan atau PJK3 yang melaksanakan
pengujian terakhir, dan catat kesimpulan dari laporan atau catatan
hasil pengujian tertsebut.

Dari langkah tersebut diatas maka saudara akan dapat


memastikan;
1. Apakah nama pemakai yang tercantum dalam Akte Izin
sesuai dengan nama pemakaianya sekarang.
2. Apakah pengujian berkalanya terlambat ataukah belum

c. Untuk Pesawat Uap yang telah memiliki Akte Izin dan sedang dilakukan
reparasi atau modifikasi.
Suatu saat mungkin Pengawas Ketenagakerjaan pada saat pemeriksaan
ketenagakerjaan di perusahaan ditemui adanya Pesawat Uap yang telah
memiliki Akte Izin tetapi sedang dilakukan reparasi atau modifikasi. Maka
pemeriksaan yang perlu dilakukan sbb ;
1. Periksa data apakah data teknis yang tercantum dalam Akte Izin sama
dengan data teknis yang ada pada Name Platenya.
2. Periksa data umum yang tertera dalam Akte Izin sama dengan data
pemakai yang sekarang.
3. Periksa pada lembar pemeriksaan terakhir apakah ada persyaratan
yang diberikan oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis yang terkait
dengan reparasi tersebut, jika tidak ada berarti reparasi atau modifikasi
tersebut dilakukan secara ilegal
4. Periksalah dokumen yang terkait dengan reparasi atau modifikasi
tersebut, terutama apakah ;

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  16
a. Perusahaan pelaksana reparasi atau modifikasi telah memiliki SKP
sebagai perusahaan pereparasi Pesawat Uap dari Dirjen
Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI dan masih berlaku.
b. Juru las yang melakukan pengelasan Pesawat Uap telah memiliki
Sertifikat Juru Las Kelas I dari Dirjen Binwasnaker dan K3,
Kemnaker RI dan masih berlaku.

Atas temuan ini maka saudara harus segera menuliskan persyaratan dalam
Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan di perusahaan tersebut yang pada
intinya mewajibkan perusahaan untuk segera menghentikan prosess reparasi
atau modifikasi tersebut dan dengan segera memeriksakan terlebih dahulu
Pesawat Uap tersebut ke Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap
atau AK3 spesialis Pesawat Uap yang berwenang. Kemudian sesampainya di
Kantor segeralah membuat dan mengirimkan Nota Pemeriksaan.

d. Untuk Pesawat Uap yang telah memiliki Akte Izin, tetapi mutasi.
Suatu saat mungkin dalam melaksnakan tugas pemeriksaan di
perusahaan menemukan suatu Pesawat Uap yang telah memiliki Akte
Izin dimana data teknis pada Name Plate sesuai dengan data Teknis
yang ada dalam Akte Izin, tetapi data pemakainya yang tercantum dalam
Akte Izin tidak sama dengan data pemakaianya yang sekarang.
Sebagai contoh; dalam Akte Izin tertera pemakainya Drs. S Direktur PT.
SEMERU Kota Solo, tetapi sekarang dipakai oleh Ir. B Direktur PT.
BUANA Kota Bandung dimana saudara sedang melakukan pemeriksaan.
Atas pelanggaran tersebut diatas maka saudara harus segera
menuliskan persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan
di perusahaan tersebut agar Pesawat Uap segera dihentikan
pengoperasiannya dan di ujikan secara khusus kepada Pengawas
spesialis Pesawat Uap atau AK3 spesialis Pesawat Uap yang berwenang
serta memenuhi proses Administrasi mutasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Sesampainyadi Kantor segera membuat dan mengirimkan
Nota Pemeriksaan.

Catatan:
Di dalam setiap pemeriksaan tersebut jangan lupa mengenai Operator
Ketel Uapnya apakah telah bersertifikat atau belum, jumlahnya per shift

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  17
berapa orang, tuliskan temuan ini dalam Buku Akte Pengawasan
Ketenagakerjaan di perusahaan dan segeralah membuat dan
mengirimkan Nota Pemeriksaan sesampainya saudara di Kantor.
Selain itu juga lakukan pemeriksaan visual, apakah appendagesnya masih
atau sudah lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku ataukah sudah
berkurang dari semestinya. Temuan ini saudara catat dalam buku catatan,
informasikan kepada Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap
dan Bejana Tekanan sebagaimana biasa juga cantumkan temuan ini
dalam Laporan pemeriksaan

2. Pengujian oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Pesawat Uap atau


Ahli K3 bidang Pesawat Uap.
Menurut Peraturan perundang-undangan yang berlaku, apa yang dilakukan
Pengawas Ketenagakerjaan tersebut diatas juga menjadi kewajiban
Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap, perbedaannya Pengawas
Ketenagakerjaan umum belum mempunyai wewenang melakukan pengujian
tetapi Pengawas Ketenagakerjaan spesialis memiliki kewenangan untuk
melaksanakan pengujian Pesawat Uap dan menandatangani hasil
pemeriksaan dalam Buku Akte Izin Pesawat Uap, serta menandatangani
laporan hasil pengujian PJK3.
Pengujian yang dilakukan Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap,
secara lengkap dan berurut meliputi sbb ;
a. Pemeriksaan berkas permohonan yang diajukan calon pemakai.
b. Pemeriksaan visual bagian luar dan dalam Pesawat Uap, termasuk
pemeriksaan appendages dsb.
c. Melakukan perhitungan kekuatan konstruksi dengan menggunakan rumus;
Gronslagen, ASME, BS, DIN atau JIS.
d. Melakukan NDT dengan metode Ultrasonik Test (UT) atau Dye Penetrant
test (DPT) terhadap sambungan-sambungan las yang dicurigai.
e. Melakukan Hydrostatik Test.
f. Melakukan Steam Test.

Dari urutan langkah pengujian tersebut maka Pengawas Ketenagakerjaan


spesialis Pesawat Uap dapat memastikan apakah sesuatu Pesawat Uap telah
memenuhi syarat atau standar yang berlaku ataukah belum.
Catatan;

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  18
Untuk melakukan NDT dengan metode radiography hanya boleh dilakukan oleh
orang yang ahlinya, yaitu team yang terdiri dari Ahli Radiography (AR), Operator
Radiography ( OR ) dan Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ) yang ber SIB dari
BATAN / BAPETEN, yang bertugas di Perusahaan Jasa K3 yang memiliki SKP
untuk itu dari Dirjen Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI dan masih berlaku.

Pemeriksaan Norma K3 Pesawat Uap secara umum


adalah wewenang Pengawas Ketengakerjaan Umum,
sedangkan pengujian pertama, berkala dan khusus adalah
wewenang Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat
Uap atau AK3 spesialis Pesawat Uap.

F. Tata Laksana Teknis Pesawat Uap


1. Administrasi Teknik Penerbitan Akte Izin
Untuk mendapatkan Akte Izin dari suatu Pesawat Uap, calon pemakai wajib
mengirimkan berkas permohonan yang terdiri dari sbb ;
a. Formulir Btk.6 yang telah mereka isi dan dicap serta tanda tangannya.
b. Gambar konstruksi
c. Gambar detail sambungan las dan rol
d. Material Certificate
e. Perhitungan kekuatan konstruksi dari pabrik pembuat
f. Surat keterangan lainnya mengenai:
1. Laporan hasil Radiography dan atau UT pihak ketiga.
2. Laporan heat treatment jika ada.
Berdasarkan berkas permohonan tersebut Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Uap atau AK3 spesialis Pesawat Uap melakukan pengujian
pertama.
g. Pengawas Ketenagakerjaan membuat laporan hasil pengujian pertama
dengan menggunakan formulir Btk.9 untuk Ketel Uap, Laporan btk.9a
untuk Pesawat Uap selain Ketel Uap. Laporan hasil pengujian dalam
Formulir Btk.9 atau 9a oleh AK3 spesialis Pesawat Uap harus juga
ditandatangani oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap
yang menyaksikan pengujian tersebut.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  19
h. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan tersebut, Kepala Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan setempat menerbitkan Akte Izin dengan
menggunakan Formulir Btk.1.

Catatan:
Khusus Ketel Uap rental, Akte Izinnya diterbitkan oleh Dirjen Binwasnaker
dan K3, Kemnaker RI.

2. Administrasi Teknis Riksa-Uji Berkala


Di setiap Unit Pengawasan Ketenagakerjaan setempat semestinya memiliki
Buku Register Pesawat Uap yang ada di wilayah kerjanya. Dalam buku
register tersebut minimal tercantum Nomor Urut, Nama dan alamat pemakai,
Nomor Akte Izin, Data teknis dan Tanggal Pemeriksaan terakhir. Jika terdapat
Buku Register ini maka dengan mudah dapat diketahui Pesawat Uap yang
mana saja yang sudah sampai waktunya harus segera dilakukan pengujian
berkala.
Banyak perusahaan pemakai Pesawat Uap yang mengajukan permohonan
penghujian berkala atas dasar kesadarannya sendiri dengan tanpa diperingati
terlebih dahulu oleh Pengawas Ketenagakerjaan. Tetapi ada juga perusahaan
pemakai Pesawat Uap yang tidak mengujikan berkala Pesawat Uapnya
walaupun masa berlaku uji telah berakhir, oleh karena itu perlu teguran secara
tertulis melalui pengisian persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Nota Pemeriksaan atau surat pemberitahuan dari
Kepala Unit Pengawasan Ketenagakerjaan setempat.

3. Administrasi Teknik Riksa-Uji Khusus


a. Riksa-uji khusus karena reparasi
1. Sebelum melakukan reparasi, pemakai wajib melaporkan secara
tertulis terlebih dahulu ke Unit Pengawasan Ketenagakerjaan
setempat.
2. Riksa-uji oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat uap atau
AK3 spesialis Pesawat Uap yang berwenang, disusun ke dalam
laporan hasil pemeriksaan-pengujian, untuk kemudian Pengawas
spesialis Pesawat Uap menuliskan persyaratan dalam Surat
Keterangan yang akan menjadi lampiran tidak terpisahkan dari Buku
Akte Izin Pesawat Uap ybs.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  20
3. Pemakai menunjuk PJK3 bidang pereparasi pesawat uap yang ber
SKP dari Dirjen Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI.
4. Selama proses reparasi harus diawasi / riksa-uji oleh Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap atau AK3 spesialis Pesawat
Uap yang berwenang.
Jika dalam proses reparasi harius dilakukan NDT dengan metode
Radiography atau UT, maka pemakai harus, menunjuk salah satu
PJK3 bidang itu untuk melaksanakannya dengan diawasi oleh
Pengawas Ketenaqakerjaan spesialis Pesawat Uap.
5. Hasil pengujian yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Pesawat Uap atau oleh AK3 spesialis Pesawat Uap harus
disusun ke dalam laporan hasil pengujian, untuk kemudian Pengawas
spesialis Pesawat Uap menuliskan persyaratan dalam Surat
Keterangan yang akan menjadi lampiran tidak terpisahkan dari Buku
Akte Izin Pesawat Uap ybs.

Catatan:
Untuk reparasi berat, harus ada Gambar rencana reparasinya dan
gambar rencana tersebut telah disyahkan oleh Direktur PNK3 atas
permohonan pihak pemakai sebelum reparasi dilakukan.
Administrasi teknis riska-uji khusus karena modifikasi Pesawat Uap
sama persis dengan administrasi teknis reparasi berat Pesawat Uap.

b. Riksa-uji khusus karena mutasi


Untuk Ketel Uap tetap, tidak ada istilah mutasi dimana apabila Ketel Uap
tersebut dipindahkan dari pondasi semula maka Akte Izinnya harus
dicabut oleh Unit Pengawasan Ketenagakerjaan setempat. Sedangkan
mutasi untuk Ketel Uap berpindah adalah suatu hal yang biasa dan Akte
Izinnya tetap berlaku sepanjang prosedur mutasi dan persyaratan teknik
tetap dipenuhi. Prosedur mutasi Pesawat Uap berpindah harus dengan
memenuhi langkah secara berurut sebagaimana yang akan diuraikan
dalam contoh dibawah ini.
Contoh: Ketel Uap berpindah ( Ketel pipa api atau Fire Tube Boiler) merk
Mechmar kapasitas 3 ton / jam yang dipakai oleh Drs.M Direktur
PT.MULIA di Kota Medan dijual ke Ir. P Direktur PT. PARWITA di Kota

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  21
Padang, maka kedua belah pihak harus memenuhi kewajiban masing-
masing secara berurut sbb;
1. Drs.M mengirimkan surat permohonan kepada Kepala Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara, untuk
menerbitkan Surat Keterangan Mutasi. Atas dasar permohonan
tersebut maka Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap
Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara
melakukan pemeriksaan visual Pesawat Uap di PT.M tersebut
termasuk mencocokkan Name Plate dengan Data Teknis yang ada
dalam Akte Izin Pesawat Uap bersangkutan. Atas laporan tertulis
hasil pemeriksaan khusus Pengawas Ketenagakerjaan spesialis atau
AK3 spesialis Pesawat Uap tersebut maka Kepala Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara menerbitkan Surat
Keterangan Mutasi yang pada intinya menyatakan bahwa "Ketel Uap
tersebut dalam keadaan baik dan sesuai dengan Akte Izinnya”.
2. Drs. M mengirimkan Ketel Uap tersebut kepada Ir. P di Padang
disertai Buku Akte Izin dan Surat Keterangan Mutasi Pesawat Uap
tsb.
3. Ir. P mengajukan berkas permohonan Akte Izin ke Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat, Wilayah Kota Padang
dengan menggunakan formulir Btk.6 dengan melampirkan Buku Akte
Izin serta Surat Keterangan Mutasi dari Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara, Wilayah Kota Medan tsb.
Atas berkas permohonan tersebut Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Pesawat Uap Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Barat atau AK3 spesialis Pesawat Uap yang berwenang,
melaksanakan riksa-uji khusus dan l a p or a nn y a disusun ke dalam
laporan hasil pemeriksaan-pengujian, untuk kemudian Pengawas
spesialis Pesawat Uap menuliskan persyaratan dalam Surat
Keterangan yang akan menjadi lampiran tidak terpisahkan dari Buku
Akte Izin Pesawat Uap ybs, dan selanjutnya laporan riksa-uji khusus
tersebut di sampaikan kepada Kepala Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat, Wilayah Kota Padang.
Atas laporan hasil riksa-uji tersebut maka Kepala Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan Surat
Keterangan yang dilampirkan dalam Buku Akte Izin Pesawat Uap

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  22
yang bersangkutan, yang pada intinya menerangkan bahwa Akte Izin
Ketel Uap dengan Akte Izin No….. ,telah berubah pemakainya dari
Drs. M Direktur PT. MULIA Medan, telah berubah pemakainya
menjadi Ir. P Direktur PT. PARWITA Padang dengan Nomor Akte
Izin berobah menjadi No …..

c. Riksa -uji khusus karena Penelitian Bahan (PB)


Ketel uap yang dipakai di wilayah hukum Republik Indonesia, apabila
sudah berumur 35 tahun terhitung dari tahun pembuatannya, wajin
dilakukan PB, dimana contoh dari pelat drum dan pipa suatu Ketel Uap
dipotong dan diambil kemudian dengan Surat Pengantar dari Kepala Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan setempat dikirimkan ke laboratorium logam
yang berwenang untuk dilakukan pengujian. Pelat yang dipotong dari
Drum Boiler yang bersangkutan berbentuk bulat berdiameter bersih 100
mm yang pemotongannya harus dilakukan secara dingin dengan
menggunakan mesin bor tangan dengan diameter mata bor 10mm. Pelat
yang diambil tersebut adalah pelat drum Boiler yang sebagian atasnya
terkena uap dan sebagian bawah terkena air.
Agar tidak keliru dalam hal pengambilan sampel tersebut, maka
pemakai perlu meminta bimbingan kepada Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Pesawat Uap yang berwenang.
Dari hasil uji secara merusak (destructive test) yang diterbitkan oleh
Laboratorium Logam yang berwenang, maka Direktur PNK3 menerbitkan
SK berupa Strook PB mengenai umur Ketel Uap yang bersangkutan boleh
dipakai untuk berapa tahun lagi.
SK Direktur PNK3 tersebut sebagai bahan pertimbangan bagi Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap untuk menetapkan sampai kapan
Ketel uap tersebut boleh dipakai dengan syarat-syarat tertentu
sebagaimana mestinya.
Setelah SK Direktur PNK3 dan hasil PB tersebut diterima pemakai,
maka lobang bekas PB tersebut ditutup kembali dengan pelat yang
sejenis atas petunjuk Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap.
Kemudian Ketel uapnya dilakukan riksa-uji kembali oleh Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap atau AK3 spesialis Pesawat
Uap dan jika hasil baik, maka Ketel uap tersebut dapat dioperasikan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  23
kembali. Ada Ketel Uap yang sekali PB kemudian harus di afkir, tetapi
ada juga Ketel Uap yang PB nya hingga 3 kali kemudian baru di afkir.

Dalam hal pembuatan, perakitan, reparasi,


modifikasi, mutasi dan PB suatu Pesawat Uap,
serta penerbitan Akte tzin Pesawat Uap telah
ada prosedur baku yang wajib ditaati oleh semua
pihak yang terkait.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  24
BAB III
STUDI KASUS

Studi Kasus I :
Pada hari ini saudara selaku Pengawas Ketenagakerjaan Umum Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat, Wilayah Kota Bandung bertugas melaksanakan
pemeriksaan Ketenagakerjaan di Rumah Sakit Swasta "BUNDA KASIH " Kota Bandung,
disana terdapat Pesawat Uap sbb ;
1. Di rumah sakit tersebut saudara temui adanya pemakaian satu unit Pesawat Uap
dimana pada Name Platenya tertera tulisan: Merk Achenbach, Achenbach Ltd
Jerman, Built in 2016, Working Pressure = 10 Kg/cm2, Design pressure HS = 80 m2.
Dalam Akte Izin Ketel Uap tersebut tertera data teknis yang sama dengan data teknis
yang tercantum dalam Name Plate Ketel Uap tsb. Akte Izin di terbitkan oleh Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 20 Januari 2017
untuk atas nama dr. BUANA Direktur RS. BUNDA KASIH Kota Bandung, dan dalam
lembar riksa-uji tercantum riksa-uji terakhir dilakukan pada tanggal 20 Januari 2019
oleh Ir. D Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat, dengan hasil ; baik. Dari pemeriksaan yang
saudara lakukan, appendages masih cukup lengkap. Ketel Uap dioperasikan oleh
Sdr. BADU bersertifikat operator Pesawat Uap Kelas I dari Dirjen Binwasnaker dan
K3, Kemnaker RI, tertanggal 10 Oktober 2015.
2. Disana juga saudara temui Bejana Uap (steam header) untuk menampung uap yang
dialirkan dari Boiler dan untuk distribusi uap. Pada Name Plate tercantum; Merk: -
,buatan PT. SAS Medan, Tahun pembuatan 2007, Wp = 10 Kg/cm2. Tebal badan
bejana = 15 mm, tebal pron = 20 mm. Saudara lakukan pengukuran, diameter luar
bejana = 600 mm, panjang = 2000 mm, dan saudara lakukan pemeriksaan visual,
appendages cukup lengkap. Bejana Uap tersebut menurut keterangan pihak
perusahaan belum memiliki Akte Izin.
3. Disana juga saudara temui Bejana Uap ( autoclave ) untuk steril alat-alat operasi
pasien. Pada Name Plate tercantum ; Merk : HI, made in Hitachi Co Ltd, Jepang,
Build 2007, Wp = 3 Kg/cm2, Volume = 90 dm3. Bejana Uap telah dilengkapi
appendages secara lengkap, tetapi Bejana Uap ini belum memiliki Akte Izin dari Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  25
Pertanyaan:
1. Dari hasil pemeriksaan saudara tersebut coba lakukan analisis dan temukan
identifikasi masalahnya. Apa saja pelanggaran terhadap Peraturan perundang-
undangan K3 bidang Pesawat Uap yang dilakukan oleh dr. BUANA tersebut?
2. Dari temuan tersebut saudara harus memberikan pembinaan secara lisan
langsung kepada pimpinan perusahaan dan operator pesawat uap yang
bersangkutan selain menuliskan syarat dalam Buku Akte Pengawasan
Ketenagakerjaan diperusahaan. Bagaimana content persyaratan yang akan
saudara tuliskan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan di RS.BUNDA
KASIH tersebut.
3. Bagaimana persyaratan yang akan saudara buat dalam Nota Pemeriksaan yang
akan saudara sampaikan ke dr.BUANA tersebut?
4. Jika seandainya selaku Pengawas Ketenagakerjaan yang melaksanakan
pemeriksaan terakhir di perusahaan tersebut saudara tidak peduli sama sekali
atas pelanggaran yang terjadi itu, artinya; tidak memberikan pembinaan, tidak
menuliskan persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan
tidak membuat serta mengirimkan Nota pemeriksaan, kemudian sekitar 7 hari
kemudian Ketel Uap merk Achenbach tersebut meledak dan
mengakibatkan 9 tenaga kerja tewas ditempat, 15 tenaga kerja luka-Iuka dan
sebagian bangunan pabrik runtuh. Menurut saudara, apa dampak negatif yang
mungkin terjadi pada diri saudara dari sisi nama baik, karier dan suara batin
saudara?

Petunjuk Penyelesaian:
1. Temukan pasal-pasal dalam Peraturan Uap 1930 yang terkait dengan jangka
waktu pemeriksaan berkala Peawat Uap dan sandingkan dengan tanggal
pemeriksaan berkala terakhir yang tercantum pada lembar riksa-uji dalam Buku
Akte Izin Ketel Uap merk Achenbach tersebut. Maka saudara dapat memastikan
pelanggaranya.
2. Temukan pasal-pasal dalam Permenaker NO.Per.01/Men/1988, apakah
Operator Pesawat Uap tersebut telah berwenang mengoperasikan Ketel Uap
yang berkapasitas 3 Ton/jam? Maka saudara dapat memastikan perusahaan
tersebut melanggar atau tidak melanggar mengenai operator tersebut.
3. Lakukan perhitungan, berapa volume dari Bejana Uap (steam heder) buatan PT.
SAS Medan tersebut diatas sehingga dapat diperoleh V = ........ dm3. Kemudian
Volume tersebut dalam satuan dm3, kalikan dengan Tekanannya dalam satuan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  26
Kg/cm2. Maka saudara dapat memperoleh angka hasil perkalian itu dan
badingkan dengan batasan yang ada dalam Peraturan Uap pasal 7, maka
saudara akan dapat memastikan apakah Bejana Uap tersebut wajib memiliki Akte
Izin ataukah tidak, sehingga saudara dapat memastikan pula apakah dr.BUANA
melanggar UU Uap atau Peraturan Uap ataukah tidak.
4. Untuk Bejana Uap Autoclave volume yang tertera pada Name Plate dalam
satuan dm3, kemudian bandingkan dengan kriteria Bejana Uap yang tidak wajib
Akte Izin yang diatur dalam Peraturan Uap 1930 pasal 7, maka saudara akan
dapat memastikan apakah Bejana Uap tersebut wajib Akte Izin ataukah tidak.
Dari keempat langkah berurutan tersebut saudara akan dapat menyimpulkan
pasal-pasal yang dilanggar dr.BUANA, kemudian mampu membuat persyaratan
dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan Nota Pemeriksaan yang
terkait dengan temuan tersebut diatas.

Studi Kasus II:


Pada hari ini saudara selaku Pengawas Ketenagakerjaan Umum Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat, Wilayah Kota Bogor melakukan tugas
pemeriksaan Ketenagakerjaan di pabrik Ban PT. BOGOR TIRE di Kota Bogor, disana
saudara temui beberapa Pesawat Uap sbb ;
1. Sebuah Ketel Uap pipa api yang masih baru dimana pada Name Plate tertera ; merk
Maxiterm, buatan PT. Maxitherm Engineering Bekasi, Tekanan maximum 12 Kg/cm2,
Hs = 150 m2, buatan Tahun 2017, No.Serie 406. Dari pemeriksaan visual saudara,
Appendages Pesawat Uap tersebut lengkap. Dari keterangan pihak perusahaan,
Ketel Uap tersebut belum memiliki Akte Izin, baru mulai dipakai sebulan yang lalu dan
operatornya bernama Sdr. BINAR belum memiliki Sertifikat operator Pesawat Uap
Kelas I atau Kelas II dari Dirjen Binwasnaker.
2. Sebuah Ketel Uap pipa api pada Name Plate tertera; merk Chen-chen. Buatan Chen-
chen Machinery Co Ltd, South Korea, Tekanan maksimum 10 Kg/cm2, Hs= 80 M2,
buatan tahun 2015, No serie 4442. Ketel Uap tersebut telah memiliki Akte Izin dari
Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat, Wilayah Kota Bogor
tertanggal 15 Januari 2017 untuk atas nama Drs. BINTANG Direktur PT. BOGOR
TIRE. Pada lembar surat keterangan dalam Buku Akte Izin tertera bahwa riksa-uji
terakhir dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat, Nama lr. BULAN tertanggal 15
Januari 2019 dengan hasil ; balk.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  27
Ketel uap tersebut sekarang tidak beroperasi, dan beberapa batang pipa api sudah
dibongkar dan terletak disamping Ketel Uapnya, sedangkan beberapa batang pipa
api baru yang akan digunakan sebagai penggantinya sudah tersedia dekat dengan
Ketel Uap tersebut.
Appendages Ketel Uap tersebut saudara periksa ternyata tidak lengkap dimana
jumlah Safety Valvenya hanya satu unit saja. Dari wawancara saudara dengan Drs.
BINTANG Direktur PT BOGOR TIRE dijelaskan bahwa reparasi Ketel Uap tersebut
belum dilaporkan ke Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat dan
reparasinya dilaksanakan oleh CV.TERANG bengkel besi di Bogor yang belum
memiliki SKP sebagai PJK3 bidang pereparasi Peawat Uap dari Dirjen
Binwasnaker.
3. Sebuah Ketel Uap yang tidak beroperasi dan sedang dilakukan perakitan pipa- pipa
saluran uap menuju ke sebuah Bejana Uap ( steam header ), yang menurut
penjelasan Drs. BINTANG bahwa Ketel Uap tersebut bekas dan dibeli dari
pemakaiannya yang lama yaitu Drs. LUMBANG Direktur PT.LANGKASA di Kab.
Langkat Sumatera Utara. Pada Name Platenya tertera Merk Babcock Wilcock,
buatan PT. ATMINDO Medan,Tahun pembuatan 2005, No.Serie 555, Tekanan
maksimum 10 Kg/cm2, HS = 120 M2.
Dalam Akte Izin tertera data teknis yang sama dengan yang ada dalam Akte
Izinnya. Akte Izin diterbitkan oleh Disnaker Kab.langkat tertanggal 12 Januari 2006
untuk atas nama Drs. LUMBANG Direktur PT. LANGKASA Kab.Langkat Sumatera
Utara.
Pada lembar riksa-uji dalam Akte Izin tertulis bahwa riksa-uji terakhir dilaksanakan
oleh Sdr. LAMINA, ST, Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap Disnaker
Kab. Langkat pada tanggal 15 Januari 2010 dengan hasil ; baik. Dari pemerikaan
visual yang saudara lakukan, ternyata appendages Ketel Uap tersebut ternyata
tidak lengkap dimana alat pengisi airnya hanya satu unit saja.

Pertanyaan:
1. Dari hasil pemeriksaan saudara tersebut, sebutkan pelanggaran yang dilakukan
oleh Drs. BINTANG dan Peraturan -perundangan K3 yang mana aja, atau tidak
memenuhi Surat Edaran atau Instruksi Menaker I Dirjen Binwanaker di bidang K3
Pesawat Uap yang mana saja.
2. Selain saudara harus memberikan pembinaan secara lisan langsung kepada
pimpinan perusahaan dan operator Pesawat uap yang bersangkutan, tentunya

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  28
saudara juga harus menulis persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan
Ketenagakerjaan di perusahaan. Bagaimana persyaratan yang akan saudara tuliskan
dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan di Perusahaan tersebut. Tuliskan !
3. Bagaimana persyaratan yang akan saudara buat dalam Nota Pemeriksaan? Tuliskan.
4. Jika seandainya selaku Pengawas Ketenagakerjaan yang melaksanakan
pemeriksaan terakhir di perusahaan tersebut saudara tidak peduli sama sekali atas
pelanggaran yang terjadi itu, artinya ; tidak melakukan pembinaan secara lisan
kepada pimpinan perusahaan tersebut, tidak menuliskan persyaratan dalam Buku
Akte Pengawasan Ketenagakerjaan, tidak membuat apalagimengirimkan Nota
pemeriksaan sebagaimana seharusnya, kemudian 2 bulan setelah tanggal
pemeriksaan tersebut salah satu dari 3 Ketel Uap tersebut meledak serta
mengakibatkan 2 orang tewas, 2 orang cacat tetap dan 2 orang luka-Iuka dan
sebagian bangunan pabrik runtuh. Menurut saudara, apa dampak negatif yang
mungkin terjadi pada diri saudara dari sisi nama baik, karier dan suara batin
saudara?

Petunjuk penyelesaian :

1. Temukan pasal-pasal dalam UU.Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930 yeng terkait
dengan pelarangan penggunaan Ketel Uap tanpa Akte Izin.
Sandingkan pasal-pasal tersebut dengan data teknis yang ada pada Name Plate
Ketel Uap merk Maxiterm tersebut diatas. Dari langkah ini maka saudara dapat
memastikan bahwa Ketel Uap tersebut wajib atau tidak wajib memiliki Akte Izin.
2. Temukan pasal-pasal dalam UU.uap 1930 dan Peraturan Uap 1930 serta
Permenaker No.Per.01/Men/1988 yang terkait dengan Operator Pesawat Uap.
Sandingkan pasal-pasal tersebut dengan data operator yang ada. Dari langkah ini
maka saudara dapat memastikan bahwa Operator tersebut telah memenuhi syarat
ataukah belum.
3. Temukan pasal-pasal dalam UU.Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930 yang
terkait dengan pelarangan merobah konstruksi Pesawat Uap secara ilegal dan
Peraturan perudang-undangan K3 lainnya yang terkait dengan PJK3 bidang
reparasi Pesawat Uap. Sandingkan pasal-pasal tersebut dengan fakta reparasi
Peawat Uap yang sedang dilakukan. Dari langkah ini saudara akan dapat
memastikan apakah reparasi yang dilakukan telah memenuhi ketentuan yang
berlaku ataukah tidak.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  29
4. Temukan pasal-pasal dalam UU. Uap 1930, Peraturan Uap 1930, Surat Edaran
dan Instruksi yang terkait dengan mutasi Pesawat Uap.
Sandingkan peraturan tersebut dengan fakta mutasi yang telah dilakukan oleh
Direktur PT. BOGOR TIRE.
Dari langkah ini saudara akan dapat memastikan, apakah mutasi Pesawar Uap
yang dilakukan oleh Direktur PT.BOGOR TIRE telah memenuhi ketentuan yang
berlaku ataukah tidak.

Dari langkah-Iangkah tersebut diatas, maka temuan pasti tepat dan saudara dengan
relatif lebih mudah menuliskan persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan
Ketenagakerjaan maupun Nota Pemeriksaan

Studi Kasus III:


Pada hari ini saudara selaku Pengawas Ketenagakerjaan Umum Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Propinsi Riau, Wilayah Bengkalis melakukan pemeriksaan
Ketenagakerjaan di pabrik CPO PT. ABO Kec. Pinggir Kab. Bengkalis, Direktur
Perusahaan bernama RIMBA.SE.
Dalam pemeriksaan tersebut, disana saudara mendapati pemakaian beberapa Pesawat
Uap sbb:
1. Dua unit Ketel Uap sbb:
a. Ketel Uap pipa air ( Water Tube Boiler atau termasuk Stationary Boiler),
pada Name Plate tertera ; merk TAKUMA, buatan PT. SAS Medan, Tahun
Pembuatan 2015, Nomor Serie 666, Tekanan maximum yang diizinkan = 20
Kg/cm2, Hs = 600 M2.
Data teknis yang tertera dalam Akte Izin sama dengan data teknis yang ada
pada Name Plate.
Akte Izin diterbitkan Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Propinsi Riau pada
tanggal 12 Januari 2017. Dalam lembar rika-uji dalam Buku Akte Izin
tersebut tertera bahwa riksa-uji berkala terakhir Ketel Uap dilaksanakan
pada tanggal 12 Februari 2019, oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis
Pesawat Uap Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Riau dengan hasil
; baik. Dari pemeriksaan saudara secara visual, ternyata appendagesnya
lengkap.
b. Ketel Uap yang persis sama dengan Ketel Uap tersebut No.1 diatas,
hanya saja Nomor serie dan Nomor Akte Izinnya saja yang berbeda yaitu

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  30
Serie NO.667. Pemerikaan berkalanya bersama-sama telah dilakukan
berbarengan dengan Ketel Uap No.1 tersebut diatas, dengan hasil; baik

Kedua unit Ketel Uap tersebut dalam keadaan beroperasi, dilayani oleh
seorang operator bernama Sdr. A, umur 25 tahun telah bersertifikat operator
Pesawat Uap kelas I dari Dirjen Binwasnaker, dibantu oleh 2 orang pekerja
yang belum memiliki sertifikat operator Pesawat Uap kelas I atau II.

Menurut keterangan Manajer Pabrik tersebut, Ketel dilayani oleh pekerja


yang dibagi dalam 3 shift, dimana pada setiap Shift dilayani oleh seorang
pekerja yang bersertifikat operator Pesawat Uap Kelas I dibantu 4 orang
pekerja yang belum memiliki Sertifikat operator Pesawat Uap. Dan ternyata
dalampemeriksaan dokumen di perusahaan tersebut memang begitu
kenyataannya

2. Bejana Uap sterilizer rebusan kelapa sawit berjumlah 2 ( Dua ) unit dengan
data teknis sbb:
a. Merk: -, buatan PT. Sumatera Raya Sari Medan, Tekanan maximum = 3
Kg/cm2, Inside diameter = 2000 mm, Panjang = 30.000 mm, Tahun pembuatan
2007, Nomor Serie 777.
b. Merk dan lain lain sama dengan Bejana Uap Sterillizer tersebut diatas,
hanya Nomor serinya saja yang berbeda yaitu No.Serie 778.

Kedua Sterillizer tersebut diatas telah memiliki Akte Izin yang diterbitkan oleh
Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Riau pada tanggal 12 Februari
2015. Pada lembar riksa-uji dalam Buku Akte Izin Bejana Uap tersebut
tertulis bahwa Bejana Uap telah dilakukan riksa-uji berkala terakhir pada
tanggal 12 Februari 2019 oleh Pengawas Ketenagakerjaan spesialis
Pesawat Uap Unit Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Riau dengan
hasil; baik.

3. Sebuah Bejana Uap "Back Pressure Vessel” dengan data teknis sbb:
Merk : Hitachi, buatan Jepang, tahun pembuatan 2007, No. Serie 888, tekanan
maximun yang diizinkan = 4 Kg/cm2. Inside diameter = 1000 mm, panjang = 4000
mm.
Bejana Uap ini telah memiliki Akte Izin yang diterbitkan oleh Kepala Disnaker

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  31
Propinsi Riau tertanggal 15 April 2008, namun pada lembar riksa-uji dalam Buku
Akte Izin dapat dipastikan bahwa Bejana Uap tersebut belum pernah diriksa-
ujikan kepada Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap atau AK3
spesialis Pesawat Uap yang berwenang.
Dari hasil pemeriksaan visual saudara, appendages Ketel Uap tersebut lengkap.

4. Sebuah Bejana Uap “Deaerator” Pada Name Plate tertera ; Merk -, buatan PT.
ATMINDO Medan, Tahun pembuatan 2007, Nomor Serie 999, Tekanan
maksimum 1,0 Kg/cm2, diamater 2000 mm, tinggi 4000 mm. Dari hasil
pemeriksaan dokumen di Kantor perusahaan tersebut ternyata dapat dipastikan
bahwa Bejana Uap tersebut belum memiliki Akte Izin. Dari hasil pemeriksaan
visual saudara, appendages cukup lengkap.

Pertanyaan:
1. Dari hasil pemeriksaan saudara tersebut diatas simpulkan, apa saja pelanggaran
terhadap Peraturan perundang-undangan K3 bidang Pesawat Uap yang telah
dilakukan atau kewajiban yang belum dilakukan Sdr. RIMBA ,SE. terkait dengan
pemakaian Pesawat-pesawat Uap tersebut, dan Sebutkan pasal-pasalnya.
2. Selain memberikan pembinaan secara lisan langsung kepada pimpinan
perusahaan dan Operator Pesawat Uap yang bersangkutan, sudara juga harus
menulis persyaratan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan di
perusahaan. Tuliskan persyaratan yang akan saudara cantumkan dalam Buku
Akte Pengawasan Ketenagakerjaan yang ada di perusahaan tersebut.
3. Tuliskan persyaratan yang akan saudara cantumkan dalam Nota Pemeriksaan
yang akan saudara buat dan kirimkan ke perusahaan tersebut.
4. Jika seandainya selaku Pengawas Ketenagakerjaan yang melaksanakan
pemeriksaan terakhir di perusahaan tersebut saudara tidak peduli sama sekali
atas pelanggaran itu, artinya ; tidak memberikan pembinaan secara lisan kepada
pimpinan perusahaan tersebut, tidak menuliskan persyaratan dalam Buku Akte
Pengawasan Ketenagakerjaan, tidak membuat apa/agi mengirimkan
Notapemeriksaan sebagaimana seharusnya, kemudian selan 7 hari setelah
tanggal pemeriksan itu salah satu Ketel Uap tersebut diatas meledak serta
mengakibatkan 7 orang tewas ditempat dan bangunan pabrik rusak berat.
Menurut saudara, apa dampak negatif yang mungkin terjadi pada diri saudara
dari sisi nama baik, karier dan suara batin saudara?

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  32
Petunjuk penyelesaian :
1. Sandingkan fakta mengenai Operator Pesawat Uap di perusahaan tersebut
dengan Permenaker No.Per.01/Men/1988. Dari langkah ini maka saudara akan
dapat memastikan kewajiban perusahaan yang belum dipenuhi. Khususnya
mengenai Operator Pesawat Uap.
2. Sandingkan fakta mengenai pemeriksaan berkala Back Pressure Vessel dengan
Peraturan Uap 1930 khususnya yang terkait dengan pemeriksaan berkala
Pesawat Uap. Dari langkah ini maka saudara akan dapat memastikan kewajiban
perusahaan yang belum dipenuhi, khususnya mengenai pemeriksaan berkala
Pesawat Uap selain Boiler.
3. Lakukan perhitungan untuk mendapatkan angka berapa dm3 volume dari
Daerator yang dipakai di perusahaan tersebut, kemudian volume tersebut dalam
satuan dm3 X tekanan maksimumnya dalam satuan Kg/cm2. Jika hasil perkalian
lebih dari angka 300 maka wajib memiliki Akte Izin.

Dari tiga tahapan tersebut diatas maka saudara dapat memastikan pasal yang mana
yang dilanggar atau kewajiban-kewajiban yang belum dilaksanakan Sdr. RIMBA,SE
terkait dengan pemakaian Pesawat-pesawat Uap tersebut diatas.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  33
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan umum, mencakup
ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan pesawat uap termasuk operator dan petugas pesawat uap.
Cakupan ruang lingkup obyek pengawasan pesawat uap yang meliputi ketel uap darat,
ketel uap berpindah, ketel uap lokomotif serta pesawat uap selain ketel uap seperti
pengering uap, bejana uap, dan lain sebagainya merupakan peralatan yang banyak
digunakan dalam industri manufaktur, industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk
mempelajari peralatan-peralatan tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat
mengenal sumber/ potensi bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat uap. Adapun pesawat
uap adalah merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja apabila konstruksinya
tidak cukup kuat, sehingga diperlukan pemilihan bahan yang sesuai dengan standar
termasuk dalam perencanaan kekuatan konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat
diperlukan juga safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat
serta berfungsi pada saat dioperasikan. Oleh karena Ahli K3 Umum juga memegang
peranan penting dalam pemenuhan norma K3 pesawat uap dalam pengoperasian
pesawat uap dimana harus memiliki keterampilan dan kemampuan khusus yang
dibuktikan dari sertifikat dan lisensi. Dengan demikian maka kelalaian dalam bentuk
apapun yang menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.

B. Tindak Lanjut
Materi yang dituangkan di dalam modul ini dirancang untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada calon Ahli K3 Umum terkait norma K3 pesawat uap serta tata
cara pelaksanaan pengawasan norma tersebut di lapangan. Untuk mendapatkan
pengetahuan tambahan terkait mata diklat ini, peserta dapat menggalinya dari sumber
referensi yang lain seperti buku bacaan, artikel online, buku pedoman teknis lapangan,
dan lain sebagainya.
Hanya memiliki pengetahuan saja tidaklah cukup, untuk itu setelah mempelajari modul
ini peserta akan diberikan pembekalan terkait studi kasus pada saat pembelajaran
secara klasikal. Pembekalan klasikal ini dimaksudkan agar para peserta memiliki
keterampilan dalam melakukan pemenuhan norma K3 pesawat uap di perusahaan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  34
DAFTAR PUSTAKA

1. JP. Holpman, terjemahan oleh Ir. Jasjfi. MSc, 1995, Perpindahan Kalor,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Ir. MJ. Djokosetyardjo, 2003, Ketel Uap, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
3. Ir. Syamsir A Muin, 1988, Pesawat-pesawat Konversi energi I (ketel uap),
Rajawali Pers, Jakarta.
4. Ir. Sri Widharto, 2000, Inspeksi Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta.
5. ..... 2010, Himpunan Peraturan perundang-undangan K3, Direktorat Jenderal
Binwasnaker, Jakarta.
6. ….. 1978, Himpunan Pedoman K3 Bidang Listrik dan Uap, Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional, Jakarta.
7. 1978, JIS-ASME-DIN Hanbook Of Comparative Material Standar, Toyo
Engineering Coorporation, Tokyo-Japan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  35
LAMPIRAN I
GAMBAR – GAMBAR

Lampiran Il.a : Gambar jenis-jenis Pesawat Uap


Lampiran lI.b : Gambar beberapa Pesawat Uap yang meledak
Lampiran Il.c : Gambar jenis-jenis Appendages

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  36
LAMPIRAN II
FORMULIR

1. Formulir permohonan Akte Izin Pesawat Uap


2. Formulir laporan hasil pengujian Ketel Uap
3. Formulir laporan hasil pengujian Pesawat Uap selain Ketel Uap
4. Formulir Akte Izin

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  37
LAMPIRAN III

CONTOH LAPORAN HASIL PRAKTEK KOMPETENSI ( LHPK ) PADA GLADI PETA


PENGAWASAN NORMA K3 PESAWAT UAP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  38
GAMBAR – GAMBAR PESAWAT UAP
DAN APPENDAGES

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  39
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  40
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  41
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  42
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  43
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  44
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  45
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  46
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  47
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  48
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  49
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap  50
MATERI GLADI PEMERIKSAAN

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   1
NO. KOMPETENSI KEGIATAN OBYEK LOKUS HASIL KET.
12. Pemeriksaan
Norma K3
Pesawat Uap dan
Bejana Tekan.
12.1 K3 1. Apabila ketel uap Akte izin pesawat Di kantor Catatan mengenai:
Pesawat Uap nya telah memiliki uap perusahaan yang 1. Nomor akte izin.
akte izin bersangkutan. 2. Instansi pemberi akte izin.
a. Pemeriksaan akte 3. Tanggal terbitnya akte izin.
izinnya. 4. Tanggal pengujian terakhir.
Harus diingat: 5. Nama pengawas
Setiap satu ketenagakerjaan yang
pesawat uap melaksanakan pengujian
harus memiliki terakhir.
satu akte izin. 6. Persyaratan yang diberikan
pada pengujian terakhir.
7. Data pesawat uap dalam
akte izinnya meliputi:
- Merk
- Nama pabrik pembuat
- Nama Negara tempat
pembuatan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   2
- Tahun pembuatan
- Tekanan kerja maximum
- Nomor serie
- Kapasitas (ton per jam)
untuk ketel uap, isi (liter),
diameter (dm) dan panjang
(dm) untuk bejana
uap/penguap.
- Inside diameter pipa untuk
superheater/economizer.

b. Mencocokan data Pesawat uap Di lapangan Catatan mengenai:


yang terdapat perusahaan Data pesawat uap yang ada
pada akte dimana ketel uap dalam akte izin sesuai atau
izinnya dengan nya berada. tidak sesuai dengan data
data yang ada pesawat uap yang ada pada
pada Name Plate Nama Plate Pesawat Uap yang
Pesawat bersangkutan.
Uapnya,
terutama
mengenai:
1. Merknya

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   3
2. Nama dan
Negara
tempat
pembuatan
3. Tahun
pembuatan
4. Nomor serie
5. Tekanan
kerjanya
6. Kapasitas
(ton per jam)
untuk ketel
uap, isi (liter),
untuk bejana
uap/penguap
, diameter
pipa untuk
superheater/
economizer

c. Memeriksa jenis Pesawat uap Di lapangan Catatan mengenai:


dan jumlah perusahaan 1. Jenis appendages

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   4
appendages dimana ketel 2. Jumlah appendages
uapnya berada.

d. Apabila pesawat Akte izin pesawat Di kantor Catatan mengenai:


uapnya terlambat uap. perusahaan. Kapan semestinya
pemeriksaan pemeriksaan berkala
berkalanya maka terakhirnya.
harus ditindak
lanjuti.

e. Pemeriksaan
sertifikat/SIO Sertifikat/SIO Di kantor Catatan mengenai:
operatornya. operator ketel perusahaan yang Nama operator dan
uap yang bersangkutan. kualifikasinya, nomor sertifikat,
bersangkutan. instansi penerbit sertifikat dan
Perhatikan wajah tanggal terbitnya.
pada fotonya dan
kualifikasinya.
f. Wawancara/menc
ocokan nama Operator boiler Di lapangan Catatan mengenai:
dan foto dalam dan SIO. perusahaan Sertifikat/SIO sesuai atau tidak
sertifikat/SIO dimana pesawat sesuai dengan orangnya.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   5
dengan operator uap berada.
yang
bersangkutan.

g. Wawancara/mem
eriksa Buku Buku kerja Di lapangan Catatan mengenai:
Operasi Ketel operator dan perusahaan Buku kerja operator diisi
Uap. operator. dimana pesawat dengan tertib atau tidak atau
uap berada. bahkan mungkin tidak ada buku
operator.

2. Memeriksa akte
pengawasan. Akte Di kantor Catatan mengenai:
Pengawasan perusahaan yang Syarat yang diberikan oleh
bersangkutan. pegawai pengawas ketenaga
kerjaan yang melaksanakan
pemeriksaan terakhir, tanggal
pemeriksaan dan nama
pegawai pengawas yang
bersangkutan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   6
Pesawat Uap Di lapangan Catatan mengenai:
perusahaan Data yang tercantum pada
dimana pesawat Name Plate Pesawat Uapnya
uapnya berada. terutama:
1. Merk
2. Nama Negara dan pabrik
tempat pembuatan
3. Nomor serie, Tahun
pembuatan
4. Working Pressure/WP
5. Kapasitas (ton/jam) untuk
ketel uap, isi (liter), untuk
bejana uap/penguap.

Volume dan diameter bejana


uap/penguap, diameter pipa
superheater/economizer.

Memeriksa pertinggal
berkas permohonan akte Berkas Di kantor Catatan mengenai:
izin yang telah dikirimkan permohonan akte perusahaan yang 1. Isi berkas yang
ke Unit Pengawasan izin. bersangkutan. dikirimkan apakah

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   7
Ketenagakerjaan sudah lengkap:
setempat apabila - Surat Perm.BTK.6
perusahaan pernah - Gambar konsturksi
mengirimnya dan surat - Gambar detail
bukti pengirimnya. sambungan
- Sertifikat bahan
- Surat keterangan
lainnya, jika ada.
2. Data pesawat uap
dalam berkas
permohonan sama
dengan data yang
tertera pada Name
Platenya.
3. Tanggal berapa
dikirimkan, dan siapa
petugas di Unit
Pengawasan
Ketenagakerjaan
setempat yang
menandatangani tanda
terimanya.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   8
Atau catatan mengenai:
Bahwa pengusaha belum
pernah mengirimkan berkas
tersebut ke Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan setempat.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Pesawat Uap   9

Anda mungkin juga menyukai