Modul Ajar KMB 3 S1 Kep (3) ... 1
Modul Ajar KMB 3 S1 Kep (3) ... 1
Modul Ajar KMB 3 S1 Kep (3) ... 1
Penyusun :
TIM KMB 3
1
VISI DAN MISI STIKES BANYUWANGI
Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi di bidang Kesehatan yang menghasilkan
tenaga kesehatan berdaya saing global berlandaskan pada keimanan dan
ketaqwaan pada tahun 2025.
Misi:
1. Menyelenggarakan proses pendidikan akademik,profesi dan vokasi yang
berdaya saing global serta berorientasi pada pengembangan hard skill dan soft
skill
2. Melaksanakan penelitian di bidang kesehatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan serta berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat.
3. Mengembangkan aktivitas pengabdian masyarakat yang berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan dengan mengacu kepada hasil penelitian dan
kearifan lokal.
4. Menciptakan lulusan yang memiliki kemandirian, keimanan dan ketaqwaan.
5. Mengembangkan kerjasama institusional dalam negeri dan luar negeri sebagai
upaya optimalisasi kegiatan Tridarma.
6. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan wawasan kebangsaan kepada
seluruh akademika
2
VISI MISI PRODI PENDIDIKAN NERS
Visi :
Menjadi program studi pendidikan ners yang unggul di bidang keperawatan
holistik berbasis spiritual serta berdaya saing asia tahun 2025
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan ners dengan keunggulan
keperawatan holistik berlandaskan spiritual
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Mengoptimalkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi
Tujuan:
1. Menghasilkan lulusan yang unggul pada keperawatan holistik berlandaskan
spiritual
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Menghasilkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi
3
PRAKATA
Banyuwangi,
Penulis
4
DAFTAR ISI
Judul ...................................................................................................................................... 1
Visi-Misi ............................................................................................................................... 3
Prakata ................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ..................................................................................................................... 6
Peta Kompetensi ............................................................................................................. 8
Materi 1 ............................................................................................................................... 9
Materi 2 ............................................................................................................................... 18
Materi 3 ............................................................................................................................... 22
Materi 4 ............................................................................................................................... 27
Materi 6 ............................................................................................................................... 66
Materi 7 ............................................................................................................................... 69
Materi 8 ............................................................................................................................... 105
Materi 9 ............................................................................................................................... 134
Referensi ............................................................................................................................. 137
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
5. Mahasiswa mampu Melakukan fungsi advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, dan
persarafan (P2, P4, P5, P9, S1, S2, S3).
C. Materi
1. Materi 1 Asuhan Keperawatan Penyakit Sistem Persyarafan
2. Materi 2 Asuhan Keperawatan Penyakit Sistem Integumen
3. Materi 3 Asuhan Keperawatan Penyakit Sistem Persepsi Sensori
4. Materi 4 Asuhan Keperawatan Penyakit Sistem Musculoskeletal
7
PETA KOMPETENSI (PETA CAPAIAN PEMBELAJARAN)
Perencanaan Prosedur
keperawatan pada khusus
klien
8
BAB II
Materi 1
Asuhan Keperawatan Penyakit
Sistem Persyarafan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pegkajian keperawatan pada penyakit sistem persyarafan
2. Merumuskan diagnosis keperawatan pada penyakit sistem persyarafan
3. Menyusun intervensi keperawatan pada penyakit sistem persyarafan
B. Materi
9
C. Evaluasi
10
BAB III
Materi 2
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pegkajian keperawatan pada penyakit sistem integumen
2. Merumuskan diagnosis keperawatan pada penyakit sistem integumen
3. Menyusun intervensi keperawatan pada penyakit sistem integumen
B. Materi
11
C. Evaluasi
12
13
BAB IV
Materi 3
Asuhan Keperawatan Penyakit
Sistem Persepsi Sensori
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pegkajian keperawatan pada penyakit sistem persepsi
sensori
2. Merumuskan diagnosis keperawatan pada penyakit sistem persepsi
sensori
3. Menyusun intervensi keperawatan pada penyakit sistem persepsi
sensori
B. Materi
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari
14
organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra
penglihatan, saraf optikus, muncul dari sel-sel ganglion dalam retina,
Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang
sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
15
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran (Telinga)
C. Evaluasi
1. Bagaimana pengkajian keperawatan pada penyakit sistem persepsi
sensori?
2. Rumuskan diagnosis keperawatan prioritas pada penyakit sistem
persepsi sensori!
3. Susunlah intervensi keperawatan pada penyakit sistem persepsi
sensori!
16
Telinga bagian tengah
17
. Telinga bagian dalam
18
5. Anatomi dan Fisiologi Sistem Peraba (Kulit)
a. Anatomi Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal
yang berbeda- beda: 400−600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75−150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas
lapisan:
1) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
2) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang yang merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga mengikat,
mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T.
Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi
kulit.
3) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus d.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling
dalam sebagai berikut:
19
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng, tanpa
inti
b) Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik
yang sangat gepeng.
C ) Stratum Granulosum, terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin.
D ) Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen.
E ) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah
pada epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid
Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Dermis terdiri atas
dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan
stratum reticular.
- Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi).
b. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum
papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur
(terutama kolagen tipe I). Selain kedua stratum di atas, dermis juga
mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut,
kelenjar keringat, dan kelenjar. Pada bagian bawah dermis, terdapat
suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan subkutan dan
mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga
fasia superficial, atau panikulus adiposus.
- Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi). b. Stratum retikulare, yang lebih tebal
dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak
20
teratur (terutama kolagen tipe I). Selain kedua stratum di atas,
dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel
rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea. Pada bagian bawah
dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan
subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini
disebut juga fasia superficial, atau
panikulus adiposus (Syaifuddin, 2014).
21
2014). kelenjar sebacea. Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu
jaringan ikat longgar yang disebut jaringan subkutan dan mengandung
sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga fasia
superficial, atau panikulus adiposus (Syaifuddin, 2014). b. Fisiologi
Kulit
pada bagian ferifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin
akibat vasokontriksi
E. Kelembaban Secara normal kulit akan teraba kering saat disentuh.
Pada suatu kondisi saat ada peningkatan aktifitas dan pada
peningkatan kecemasan kelembaban akan meningkat (Muttaqin,
2011).
BAB V
23
Materi 4
A. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pegkajian keperawatan pada penyakit sistem
muskuloskeletal
2. Merumuskan diagnosis keperawatan pada penyakit sistem
muskuloskeletal
3. Menyusun intervensi keperawatan pada penyakit sistem
muskuloskeletal
B. Materi
a. Otot (Musculus)
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar
otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh
tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
26
Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh
myofilamen-myofilamenJenis otot polos
Gambar 1.1
27
Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung
Kerja Otot
Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel,
yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi
melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
Ligamen
28
Beberapa tipe ligamen :
Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament
kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan
terjadinya pergerakan.
Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus
dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang
lengan atas.
2. Skeletal
Tulang/ Rangka
Struktur Tulang
Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak
hidup (matriks).
Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel
perusakan tulang).
1. Tulang Kompak
c. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
d. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
31
2. Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
tulang extremitas superior
a. korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk
segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung).
b. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
c. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
d. tangan
tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah,
kaki.
Sendi
1. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,
strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di
tengkorak.
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan,
strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang
3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang
terdiri dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan
bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi
pelana (jempol/ibu jari).
Gambar 1.4
32
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian Asuhan keperawatan pada klienfraktur menurut (Muttaqin, 2015)
yaitu :
1. Identitas klien Meliputi : nama, umur, jenis kelamin,agama, alamat, bangsa,
pendidikan, pekerjaaan tanggal MRS, diagnosa medis, nomor registrasi.
2. Keluhan utama Keluhan utamapada masalah fraktur yaitu nyeri. Nyeri akut
atau kronik tergantung berapa lamanya serangan. Unit memperoleh data
pengkajian yang yang lengkap mengenai data pasien di gunakan :
a. Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor nyeri.
b. Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri saat dirasakan pasien.
Apakah panas, berdenyut / menusuk.
c. Region Radiation of pain : apakah sakitbisa reda dalam sekejap, apa
terasa sakit menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
d. Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien berdasarkan skala nyeri.
e. Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa bertambah buruk
pada waktu malam hari atau pagi hari.
34
perawatan total (total care).
1. Pemeriksaan fisik secara umum
Keluhan utama:
a. Kesadaran klien : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis yang bergantung
pada klien
b. Kedaaan penyakit : akut, kronis, ringan, sedang, berat. Tanda-tanda vital tidak
normal terdapat gangguan lokal, baik fungsi maupun bentuk.
c. Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan,baik fungsi maupun
bentuk.
Pemeriksaan fisik secara Head To Toe:
a. Kepala
Inspeksi : Simetris, ada pergerakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada penonjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, reflek menelan ada
c. Wajah
Inspeksi :Simetris, terlihat menahan sakit,
Palpasi : Tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk, tidak ada
lesi, dan tidak ada oedema.
d. Mata
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada gangguan seperti kongjungtiva tidak anemis (karena tidak
terjadi perdarahan)
e. Telinga
Inspeksi :Normal, simetris,
Palpasi : Tidak ada lesi, dan nyeri tekan
f. Hidung
Inspeksi : Normal, simetris
Palpasi : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung
g. Mulut
Inspeksi : Normal, simetris
35
Palpasi : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa
mulut tidak pucat.
h. Thoraks
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak bengkak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Tidak ada ronchi, wheezing, dan bunyi jantung I, II reguler
i. Paru.
Inspeksi :Pernafasan meningkat,regular atau tidak tergantung pada
riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
Palpasi:Pergerakan simetris, fermitus teraba sama.
Perkusi:Sonor, tidak ada suara tambahan.
Auskultasi : Suara nafas normal, tidak ada wheezing atau suara tambahan
lainnya.
j. Jantung
Inspeksi :tidak tampak iktus jantung
Palpasi :nadi meningkat, iktus tidak teraba
Auskultasi:suara S1 dan S2 tunggal
k. Abdomen
Inspeksi : simetris,bentuk datar
Palpasi :turgor baik, tidak ada pembesaran hepar.
Perkusi :suara timpani, ada pantulan gelombang cairan
Auskultasi : peristaltic usus normal ± 20 x/menit
l. Inguinal, genetalia, anus
Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada kesulitan BAB.
2. Keadaan luka.
Pemeriksaan pada system musculoskeletal adalah sebagai berikut:
a. Inspeksi (look) : pada inspeksi dapat di perhatikan wajah klien,
kemudian warna kulit, kemudian syaraf, tendon, ligament, dan jaringan lemak,
otot,kelenjar limfe, tulang dan sendi, apakah ada jaringan parut,warna
kemerahan atau kebiruan atau hiperpigmentasi, apa ada benjolan dan
pembengkakan atau adakah bagian yang tidak normal.
36
b. Palpasi (feel) pada pemeriksaan palpasi yaitu : suatu pada kulit,
apakah teraba denyut arterinya, raba apakah adanya pembengkakan, palpasi
daerah jaringan lunak supaya mengetahui adanya spasme otot,artrofi otot,
adakah penebalan jaringan senovia,adannya cairan didalam/di luar sendi,
perhatikan bentuk tulang ada/tidak adanya penonjolan atau abnormalitas.
c. Pergerakan (move) : perhatikan gerakan pada sendi baik secara
aktif/pasif, apa pergerakan sendi diikuti adanya krepitasi, lakukan pemeriksaan
stabilitas sandi, apa pergerakan menimbulkan rasa nyeri, pemeriksaan (range
of motion) danpemeriksaan pada gerakan sendi aktif ataupun pasif.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan atau cidera jaringan lunak.
2. Hambatanmobilitas fisik b/d nyeri, pembengkakan, prosedur bedah,
imobilisasi.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d edema.
4. Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diaknosa Tujuan dan Kriteria Interfensi
Hasil
1. Nyeri akut 1. Mampu mengontrol 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan nyeri (mengetahui secara komprehensif termasuk
dengan penyebab nyeri, mampu lokasi, karakteristik, durasi,
terputusnya menggunakan teknik frekuensi, kualitas dan faktor
kontinuitas non farmakologi untuk presipitasi.
jaringan atau mengurangi nyeri) 2. Observasi reaksi non verbal
cidera 2. Melaporkan bahwa dari ketidaknyamanan
jaringan nyeri berkurang dengan 3. Bantu pasien dan keluarga
lunak menggunakan untuk mencari dan menemukan
manajemen nyeri dukungan.
3.Mampu mengenali 4. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri (skala, intensitas, mempengaruhi nyeri seperti
frekuensi, dan tanda suhu ruangan, pencahayaan dan
nyeri) kebisingan.
37
4.Menyatakan rasa 5. Kurangi faktor presipitasi
nyaman setelah nyeri nyeri
berkurang 5.Tanda 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
tanda vital dalam untuk menentukan intervensi
rentang normal 7. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi:napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/dingin
8.Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang
nyeri, berapalama nyeriakan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dariprosedur
11. Monitor vital sign
Evaluasi
1. Bagaimana pengkajian keperawatan pada penyakit sistem
muskuloskeletal ?
2. Rumuskan diagnosis keperawatan prioritas pada penyakit sistem
muskuloskeletal!
3. Susunlah intervensi keperawatan pada penyakit sistem
muskuloskeletal!
38
REFERENSI
Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
hasil yang diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Elsevier (Singapore)
Pte. Ltd.
Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2012). NOC and NIC Linkages to NANDA-1 and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3rd, edition. Mosby: Elsevier Inc.
Lewis S.L., Dirksen S.R., Heitkemper M.M., Bucher L. (2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems. 9th edition. Mosby: Elsevier
Inc.
Lynn P. (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan
Fisiologi Rass dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Waugh A., Grant A.. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross and Woilson. Edisi
Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Herdman, T., Shigemi Kamitsuru; alih bahasa, Budi Anna Keliat, Henny Suzana Mdiani,
Teuku Tahlil (2018) : NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan klasifikasi.
Edisi 11. Jakarta: EGC.
Ackley B.J., Ladwig G.B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence Based
Guide to Planning Care. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Dudek, S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins.
Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical
Applications: A Nursing Approach. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa
Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Huether S.E. and McCance K.L. (2016). Understanding Pathophysiology. 6th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Madara B, Denino VP. (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd eddition.
Jones and Barklet Publisher, Sundbury.
McCamce, K.L. & Huether, S.E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basic for Disease
in Adults and Children, 7th edition. Mosby: Elsevier Inc.
McCuistion L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmakology: A Patient Centered
Nursing Process Approach. 8th ed. Saunders: Elsevier Inc.
Skidmore-Roth, Linda (2016). Mosby’s 2016 Nursing Drug Reference. 29th edition.
Mosby: Elsevier Inc.