Paulla Asuhan Keperawatan Klien Dengan Chlamydia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

CHLAMYDIA
BAB I PENDAHULUAN A.

A.Latar Belakang

Chlamydia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual)


yang sangat umum. Infeksi ini dapat diobati dengan mudah tapi
jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan
dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang
berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini
dapat menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur dan
leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, pasien biasanya
tidak merasakan gejala meskipun mungkin merasa tidak
nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri.
Infeksi Chlamyidia di tenggorokan juga mungkin tidak
memberikan gejala apapun. Jika mata Anda terinfeksi, bakteri
dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu
atau kedua mata Anda (konjunktivitis).
B.Tujuan Pembaca dapat memahami tentang Penyakit
Klamidia, etiologi, pencegahan serta asuhan keperawatan yang
akan diberikan

C.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Chlamydia?
2. Bagaimana Etiologi dari Chlamydia?
3. Bagaimana pencegahan Chlamydia?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang tepat diberikan
kepada pasien Chlamydia?

D.Teori Medis

1. PENGERTIAN
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh
virus chlamydia trachomatis (klamidia trakomatis).
Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan
uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang
tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi
pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih sering
menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher
rahim, dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul),
bahkan menyebabkan infertilitas. (Bruner & Suddert,
2001). Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular
seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia
dapa tjuga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh
setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae.
trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat
merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia lebih sering terdapat pada wanita. ketika seorang
wanita telah tertular maka klamidia dapat menyebabkan
Penyakit Radang Panggul (PRP) yang dapat
menyebabkan wanita tersebut menjadi mandul (tidak
dapat mempunyai anak).

2 ETIOLOGI
Chlamydia trachomatis yang terutama menyerang leher
rahim. Biasanya menyerang saluran kencing atau organ-
organ reproduksi. Pada wanita, menyebabkan infeksi di
mulut rahim, sedangkan pada pria, menyebabkan infeksi
di urethra(bagian dalam penis). Sebanyak 75 persen
penderitanya, tidak mendapatkan gejala penyakit ini.
Kalaupun muncul gejala, pada wanita, hanya berupa
keputihan. Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini,
dapat menular atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi:7
sampai 12 hari. (Bruner & Sudert 2001)

3.KLASIFIKASI
Klamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia
diklasifikasikan menjadi 3 spesies :
1.Chlamydia psittaci, penyebab psittacosis

2. trachomatis, termasuk serotipe yang menyebabkan


trachoma,infeksi alat kelamin (lihat bawah), Chlamydia
conjunctivitis dan pneumonia anak dan serotipe lain yang
menyebabkan Lymphogranuloma venereum

3.Pneumoniae, penyebab penyakit saluran pernapasan


termasuk pneumonia dan merupakan penyebab penyakit arteri
koroner

4.CARA PENULARAN Klamidia menyebar dengan cara


berhubungan seks tanpa pelindung dengan seseorang yang
telah terinfeksi.

5.TANDA DAN GEJALA


 Pada perempuan :
a.Keinginan untuk sering buang air kecil dan ketika buang air
kecil akan merasakan adanya rasa seperti terbakar atau rasa
tidak nyaman.

b. Menimbulkan keluhan keputihan yang disertai nyeri pada


saat BAK dan adanya mukopurulen dan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual
c.Penularan tidak disadari, karena kebanyakan perempuan
yang terinfeksi tidak merasakan gejala
d. Pasien biasanya datang dengan stadium lanjut
e.Rasa sakit setelah melakukan hubungan seksual

 Pada laki-laki :
a.Keinginan untuk sering buang air kecil dan ketika buang air
kecil akan merasakan adanya rasa seperti terbakar atau rasa
tidak nyaman.
b. Keluar cairan di uretra berupa lender yang jernih samapi
keruh terdapat bercak pada celana dalam terutama pada pagi
hari

6.Pelvisnya bengkak karena terjadi Epedidimitis


 KOMPLIKASI
a. Radang panggul
b. Radang pelvis
c. Infertilitas
d. Endometritis postpartum
e. Epididimitis
f. Konjungtivitis
g. Pneumonia

7.CARA-CARA PEMBERANTASAN.
A. Cara pencegahan.
1. Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks : sama seperti
sifilis (lihat Sifilis, 9A) dengan penekanan pada penggunaan
kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan wanita
bukan pasangannya.
2. Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual
harus dilakukan secara rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan
terhadap wanita dewasa usia dibawah 25 tahun, terhadap
mereka yang mempunyai pasangan baru atau terhadap
mereka yang mempunyai beberapa pasangan seksual dan
atau yang tidak konsisten menggunakan alat kontrasepsi. Tes
terbaru untuk infeksi trachomatis dapat digunakan untuk
memeriksa remaja dan pria dewasa muda dengan spesimen
urin.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar.
1. Laporan pada instansi kesehatan setempat; laporan kasus
wajib dilakukan dibanyak negara bagian di AS, Kelas 2B (lihat
Tentang pelaporan penyakit menular).
2. Isolasi : tindakan kewaspadaan universal, bisa diterapkan
untuk pasien rumah sakit.Pemberian terapi antibiotika yang
tepat menjamin discharge tidak infektif; penderita sebaiknya
menghindari hubungan seksual hingga kasus indeks, penderita
atau pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang
lengkap.
3. Disinfeksi Serentak : Pembuangan benda-benda yang
terkontaminasi dengan discharge uretra dan vagina, harus
ditangani dengan seksama.
4. Karantina : tidak dilakukan.
5. Imunisasi kontak : tidak dilakukan.
6. Investigasi kontak dan sumber infeksi.
Pengobatan profilaktik diberikan terhadap pasangan seks lain
dari penderita, dan pengobatan yang sama diberikan kepada
pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi
dan belum mendapat pengobatan sistemik, foto thorax perlu
diambil pada usia 3 minggu dan diulang lagi sesudah 12 – 18
minggu untuk mengetahui adanya pneumonia klamidia sub
klinis.
C. Cara mengurangi resiko
1) Puasa melakukan hubungan seks
2) Batasi partner seksual
3) Gunakan kondom dengan benar
4) Cek kesehatan
8. TERAPI
 Terapi yang biasanya digunakan adalah
a.Antibiotika, minum obat secara teratur
b. Partner seksualnya juga harus diobati Obat antibiotik : ü
Doksisiklin 2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih ü Tetrasiklin
4 x 500 selama 1 minggu atau lebih ü Eritromisin 4 x 500mg
selama 1 minggu atau lebih ü Azitromisin 1 gram dosis tunggal
9. PENDIDIKAN PASIEN DAN PENCEGAHAN Target untuk
pendidikan dan pencegahan terhadap klamidya pada pasien
adalah populasi remaja dan dewasa muda. Pantangan,
menunda usia untuk terpajan hubungan seksual sejak awal
membatasi jumlah pasangan seksual dan penggunaan kondom
untuk pencegahan harus dipromosikan atau dianjurkan. Harus
ditekankan bahwa penyaringan untuk klamidya dan
penanganan infeksi pada tahap awal adalah metode penting
untuk menurunkan proses penyakit yang umum pada wanita
untuk untuk menurunkan infeksi pada bayi.

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN


A.Tinjauan Kasus Seorang Ibu Rumah tangga (29 tahun)
datang ke Rumah Sakit Harapan Bunda dengan keluhan
keinginan untuk sering buang air kecil dan ketika buang air
kecil akan merasakan adanya rasa seperti terbakar atau rasa
tidak nyaman, keluhan keputihan yang disertai nyeri pada saat
BAK dan adanya mukopurulen dan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual, serta rasa sakit di perut setelah
melakukan hubungan seksual.

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat
- Riwayat penyakit dahulu: gatal-gatal pada kemaluan dan
adanya keputihan.

- Riwayat penyakit sekarang : nyeri pada bagian pelvis, nyeri


saat buang air kecil.
- Riwayat penyakit keluarga : tidak ada penyakit yang
berhubungan dengan klamidia
b. Pemeriksaan fisik Inspeksi :
- Adanya keputihan
- Adanya bercak-bercak keputihan pada celana dalam.
- Kulit kelamin berwarna kemerah-merahan. Palpasi : Kelenjer
inguinal dipalpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan
bengkak. Pasien diperiksa untuk adanya nyeri tekan abdominal
dan rahim. Mulut dan tenggorokan untuk mencari tanda
peradangan atau eksudat.

DATA PENYEBAB MASALAH


 Gangguan rasa nyaman dan nyeri
DS:
a) .klien mengatakan sering BAK dan merasakan adanya rasa
seperti terbakar dan tidak nyaman.
b).klien mengatakan nyeri pada saat BAK dan adanya
mukopurulen dan perdarahan setelah melakukan hubungan
seksual.
c).klien mengatakan rasa sakit setelah melakukan hubungan
seksual.Chlamydia
d).berhubungan dengan rasa terbakar,trachomatis bau atau
gatal-gatal akibat infeksi.
e).Ansietas berhubungan dengan lamanya penyembuhan
penyakit dan gejala yang muncul.
f). Kelelahan berhubungan dengan disfungsi seksual.
g).Koping individu tidak efektif berhubungan dengan peraasaan
malu karena penyakit yang

DO:
a).Pasien datang dengan stadium lanjut
b). Keluar cairan di uretra berupa lendir yang jernih sampai
keruh
c ).Pelvis bengkak karena terjadi epidimitis
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 diderita,
- Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit yang
terpajan.
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.
Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan rasa
terbakar, bau atau gatal
a.gatal akibat infeksi. Ansietas berhubungan dengan lamanya
penyembuhan penyakit dan gejala yang
b.muncul. Kelelahan berhubungan dengan disfungsi seksual
(penurunan libido, depresi) rasa
c.penolakan oleh seksual pasangan. Koping individu tidak
efektif berhubungan dengan peraasaan malu karena penyakit
d.yang diderita,
e.Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit
yang terpajan.
f.Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.

3. INTERVENSI KEPERWATAN NANDA DAN NIC NOC


a.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan rasa
terbakar, bau atau gatal-gatal akibat infeksi.Nyeri akut Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang muncul segera actual atau potensial kerusakan jaringan
atau menggambarkan adanya kerusakan (asosiasi Studi Nyeri
Internasional) ke serangan mendadak atau pelan intensitasnya
dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik:
1.Data subjektif:
-Laporan secara verbal

2.Data objektif
a. Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri
b. Gerakan melindungi
c. Tingkah laku berhati – hati
d. Muka topeng
e. Gangguan tidur (mata sayu,tampak capek,sulit atau gerakan
kacau,menyeringai)
f. Terfokus pada diri sendiri
g. Focus menyempit (penurunan persepsi waktu,kerusakan
proses berfikir penurunan interaksi dengan orang dan
lingungan)
h. Tingkah laku distraksi,contoh jalan – jalan,menemani orang
lain dan atau aktivitas berulang.
i. Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan
darah,perubahan nafas,nadi dan dilatasi pupil).
j. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku).
k. Tingkah laku ekspretif (contoh:gelisah
merintih,menangis,waspada iritabel,nafas panjang atau
berkeluh kesah)
l. Perubahan dalam nafsu makan dan minum
 Faktor – faktor yang berhubungan: Agen injuri
(biologi,kimia fisik,psikologis) Contoh nyeri:
a. Mengenali faktor penyebab
b. Mengenali lamanya obat (onset) sakit
c. Menggunakan metode pencegahan
d. Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk
mengurangi nyeri
e. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
f.Mencari bantuan tenaga kesehatan
g. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan
h. Menggunakan sumber – sumber yang tersedia
i.Mengenali gejala – gejala nyeri
j.Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya
k. Melaporkan nyeri yang telah terkontrol

 NOC:Lainnya
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
-Criteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,mampu
menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri,mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan
menajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e.Tabda vital dalam rentang normal

 NIC:
1. Pain Manegement
a.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor
presipitas.
b. Observasi reasi non verbal dan ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
d. Kaji kultur yang mepengaruhi respon nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f.Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidak efektifan control nyeri masa lampau
g. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
h. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan
i.Kurangi faktor presipitas nyeri
j.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non
farmakologi interpersonal)
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l.Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n.Tingkatkan istirahat
o. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil dan
p. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
2. Analgesic Administration
a.Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,frekuensi
c.Cek riwayat alergi

d. Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan


analgesic ketika pemberian lebih dari satu tentukan pilihan
analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri.
e.Tentukan pilihan analgesic pilihan,rute pemberian dan dosis
optimal
f.Pilih rute pemberian secara IV,IM untuk pengobatan nyeri
g. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic
pertama kali
h.Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
i.Evaluasi aktifitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)

Ansietas berhubungan dengan lamanya penyembuhan


penyakit dan gejala yang muncul. Definisi: perasaan gelisah
yang tak jelas dari ketidak nyamanan atau ketakutan yang
disertai respon autonom (summer tidak efektif atau tidak
diketahui oleh individu),perasaan keprihatinan disebabkan dari
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan
adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan
individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap
tndakan – tindakan.
Ditandai dengan: a. Gelisah b. Insomnia c. Resah d. Ketakutan
e. Sedih f.

Fokus pada diri

g. Kekhawatiran h. Cemas

NOC: a. Anxiety control

b. Coping c. Impulse control

Criteria hasil: a. Klien mampu mengidentifikasi dan


mengungkapkan gejala cemas b.
Mengidentifikasi,mengungkapkan,dan menunjukkan teknik
untuk mengontrol cemas c. Vital sign dalam batas normal d.
Postur tubuh,ekspresi wajah,bahasa tubuh,dan tingkat aktivitas
menunjukkan

berkurangnya kecemasan. NIC: Anxiety reduction (penurunan


kecemasan) a. Gunakan pendekatan yang menenangkan b.
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien c.
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur berlangsung d. Pahami perspektif pasien terhadap
situasi stress e. Temani pasien untuk memberikan keamanan
dan mengurangi takut f.

Berikan informasi factual mengenai diagnosis,tindakan


prognosis
g. Dorong keluarga untuk menemani anak h. Lakukan
back/neck rub i.

Dengarkan dengan penuh perhatian

j.

Identifikasi tingkat kecemasan

k. Bantu pasien mengenai situasi yang menimbulkan


kecemasan l.

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan


persepsi

m. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi n.


Berikan obat untuk mengurangi kecemasan dengan cara yang
tepat

c.

Kelelahan b.d disfungsi seksual ( penurunan libido, depresi,


rasa penolakan oleh pasangan seksual ) Batasan karakteristik :
a. Ketidakmampuan mengembalikan energy setelah tidur b.
Kekurangan energy c. Lelah d. Lesu tanpa gairah e.
Meningkatkanya keluhan fisik f.

Konsentrasi melemah

g. Penampilan menurun h. Libido menurun i.

Mengantuk

Faktor yang berhubungan : Psikologis,stress, cemas, depresi,


situasional, kejadian hidup negative, fisiologis, kehamilan,
kondisi fisik, lemah, anemia, gangguan tidur, status penyakit
dan malnutrisi. NOC a. Energy conservation b. Self care : ADLs
c. Nutritional status : food and fluid intake

Kriteria hasil : a. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari


( ADLs) secara mandiri b. Melaporkan peningkatan energy c.
Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat
kemampuannya

NIC Manajemen Strategi : a.

Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas

b.
Berikan periode istirahat selama aktivitas

c.

Monitor intake nutrisi untk memastikan kecukupan sumber


energy

d.

Bantu klien memenuhi kebutuhan perawatan diri

e.

Monitor ttv sebelum, selama, dan sesuah melakukan aktivitas.

d.

Koping Individu tidak efektif b.d perasaan malu karena penyakit


yang diderita Batasan karakteristik : a. Gangguan tidur b.
Penyalahgunaan bahan kimia c. Penurunan penggunaan
dukungan social d. Konsentrasi yang buruk e. Kelelahan f.

Mengeluhkan ketidakmampuan koping

g. Perilaku merusak terhadap diri/orang lain h.


Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
Faktor-faktor yang berhubungan : a. Pebedaan gender dalam
strategi koping b. Tingkat percaya diri tidak adekuat c.
Ketidakpastiaan d. Support sosial tidak efektif e. Derajat
pengobatan tingkat tinggi f. Krisis situsional/maturisional

NOC a.

Koping control

b.

Impulse control

Kriteria Hasil : a.

Klien mampu mengidentifikasi periaku koping efektif

b.

Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik


untuk mengontrol stress

c.

Vital sign dalam batas normal


d.

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat


aktivitas, menunjukkan berkurangnya stress.

NIC

Peningkatan koping a. Hargai pemahaman pasien tentang


proses penyakit dan konsep diri b. Hargai dan diskusikan
alternative respon terhadap situasi c. Hargai sikap klien
terhadap perubahan peran dan hubungan d. Dukung
penggunaan sumber spiritual jika diminta e. Sediakan informasi
actual tentang diagnosis f.

Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek oerawatan saat


ini

g. Dukung penggunaan mekanisme deefensif yang tepat h.


Dukung keterlibatan keluarga dan cara yang tepat i.

Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk


mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup dan
perubahan peran

j.

Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapat terjadi


k. Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien

e.

Resiko Infeksi berhubungan dengan penularan penyakit yang


terpajan Definisi: Peningkatan resiko masuknya organisme
pathogen Faktor-faktor resiko: a. Prosedur infasif b.
Ketidakcakupan pengetahuan untuk menghindari paparan
pathogen c. Trauma d. Kerusakan jaringan dan peningkatan
paparan lingkungan e. Ruptut membrane amnion f.

Agen farmasi (immunosupresan)

g. Malnutrisi h. Peningkatan paparan lingkungan pathogen


immunosupresi i.

Ketidakadekuatan imun buatan

j.

Tidak adekuat pertahanan sekunder (penekanan respon


Inflamasi)

k. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh,


trauma jaringan, penurunan
kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltic) l.

Penyakit kronik

Kontrol Risiko Indicator a. Mengetahui risiko b. Memonitor


factor risiko lingkungan c. Memonitor factor risiko dari tingkah
laku d. Mengembangkan strategi control risiko secara efektif e.
Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
menggunakan dukungan personal

untuk mengontrol risiko f.

Berpatisipasi dalam sceening untuk mengidentifikasi resiko

g. Memonitor perubahan status kesehatan

NOC a. Immune status b. Knowledge: Infection Kontrol c. Risk


Control

Kriteria hasil: a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi b.


Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi c.
Jumlah leukosit dalam batas normal d. Menunjukkan perilaku
hidup sehat

NIC: Infection Control (Kontrol Infeksi) a. Observasi dan


laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas,
nyeri,
tumor, dan adanya fungsiolaesa b. Catat dan laporkan nilai
laboratorium c. Kaji warna kulit, kelembaban tekstur, dan
turgor, cuci kulit dengan hati-hati,

gunakan hidrasi dan pelembab seluruh muka d. Gunakan


strategi untuk mencegah infeksi nosokomial e. Cuci tangan
sebelum dan setelah tindakan keperawatan f.

Gunakan standar precaution dan gunakan sarung tangan


Selma kontak dengan darah, membrane mukosa yang tidak
utuh

g. Ganti IV line sesuai dengan aturan yang berlaku

h. Pastikan perawatan aseptic pada IV line i.

Pastikan teknik perawtan luka secara tepat

j.

Dorong pasien untuk istirahat

k. Berikan terapi antibiotic sesuai intruksi

f.
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.
Definisi: tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topic spesifik Batasan karakteristik:
memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan
mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai

Factor yang berhubungan: a.

Keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang


salah/

b.

Kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak


mengetahui sumber-sumber informasi

Pengetahuan tentang proses penyakit: Indikator a. Familiar


dengan proses penyakit b. Mendeskripsikan proses penyakit c.
Mendeskripsikan factor penyebab d. Mendeskripsikan factor
risiko e. Mendeskripsikan efek penyakit f.

Mendeskripsikan tanda dan gejala

g. Mendeskripsikan perjalanan penyakit h. Mendeskripsikan


tindakan untuk menurunkan progresifitas i.

Mendeskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi


j.

Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk mencegah


komplikasi

k. Lainnya

NOC: a.

Knowledge: disease process

b.

Knowledge: health behavior

Kriteria Hasil:

a. Paisen dan keluarga menyatakan pemahaman tentang


penyakit, kondisi, prognosis

dan program pemgobatan b. Pasien dan keluarga mampu


melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar c.
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya Mengajarkan proses penyakit a.
Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (mental,
kemampuan untuk melihat,

mendengar nyeri, kesiapan emosional, bahasa dan budaya) b.


Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya c.
Menjelaskan proses penyakit (pengertian: etiologi, tanda,
gejala) transmisi, dan efek

jangka panjang pada ibu dan fetus d. Diskusikan perubahan


gaiya hidup yang bias untuk mencegah komplikasi atau

mengontrol proses penyakit e. Diskusikan tentang pilihan terapi


atau perawatan f.

Jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi atau


perawatan yang dianjurkan

g. Berikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan


second opinion h. Anjurkan pada pasien untuk mencegah atau
meminimalkan efek sampping dari

penyakitnya. i. 4. EVALUASI 1. Nyeri dapat diatasi 2. Ansietas


dapat diatasi 3. Resiko infeksi dapat diminimalkan 4. Pasien
mengetahui tentang penyakit yang telah dialamminya

DAFTAR PUSTAKA Tim Penyusun.2008. Diagnosa NANDA


[NIC &NOC].Jakarta Marilyn. E, Doenges. 2007, Rencana
Asuhan Keperawatan , Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai