Paulla Asuhan Keperawatan Klien Dengan Chlamydia
Paulla Asuhan Keperawatan Klien Dengan Chlamydia
Paulla Asuhan Keperawatan Klien Dengan Chlamydia
CHLAMYDIA
BAB I PENDAHULUAN A.
A.Latar Belakang
C.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Chlamydia?
2. Bagaimana Etiologi dari Chlamydia?
3. Bagaimana pencegahan Chlamydia?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang tepat diberikan
kepada pasien Chlamydia?
D.Teori Medis
1. PENGERTIAN
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh
virus chlamydia trachomatis (klamidia trakomatis).
Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan
uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang
tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi
pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih sering
menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher
rahim, dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul),
bahkan menyebabkan infertilitas. (Bruner & Suddert,
2001). Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular
seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia
dapa tjuga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh
setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae.
trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat
merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia lebih sering terdapat pada wanita. ketika seorang
wanita telah tertular maka klamidia dapat menyebabkan
Penyakit Radang Panggul (PRP) yang dapat
menyebabkan wanita tersebut menjadi mandul (tidak
dapat mempunyai anak).
2 ETIOLOGI
Chlamydia trachomatis yang terutama menyerang leher
rahim. Biasanya menyerang saluran kencing atau organ-
organ reproduksi. Pada wanita, menyebabkan infeksi di
mulut rahim, sedangkan pada pria, menyebabkan infeksi
di urethra(bagian dalam penis). Sebanyak 75 persen
penderitanya, tidak mendapatkan gejala penyakit ini.
Kalaupun muncul gejala, pada wanita, hanya berupa
keputihan. Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini,
dapat menular atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi:7
sampai 12 hari. (Bruner & Sudert 2001)
3.KLASIFIKASI
Klamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia
diklasifikasikan menjadi 3 spesies :
1.Chlamydia psittaci, penyebab psittacosis
Pada laki-laki :
a.Keinginan untuk sering buang air kecil dan ketika buang air
kecil akan merasakan adanya rasa seperti terbakar atau rasa
tidak nyaman.
b. Keluar cairan di uretra berupa lender yang jernih samapi
keruh terdapat bercak pada celana dalam terutama pada pagi
hari
7.CARA-CARA PEMBERANTASAN.
A. Cara pencegahan.
1. Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks : sama seperti
sifilis (lihat Sifilis, 9A) dengan penekanan pada penggunaan
kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan wanita
bukan pasangannya.
2. Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual
harus dilakukan secara rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan
terhadap wanita dewasa usia dibawah 25 tahun, terhadap
mereka yang mempunyai pasangan baru atau terhadap
mereka yang mempunyai beberapa pasangan seksual dan
atau yang tidak konsisten menggunakan alat kontrasepsi. Tes
terbaru untuk infeksi trachomatis dapat digunakan untuk
memeriksa remaja dan pria dewasa muda dengan spesimen
urin.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar.
1. Laporan pada instansi kesehatan setempat; laporan kasus
wajib dilakukan dibanyak negara bagian di AS, Kelas 2B (lihat
Tentang pelaporan penyakit menular).
2. Isolasi : tindakan kewaspadaan universal, bisa diterapkan
untuk pasien rumah sakit.Pemberian terapi antibiotika yang
tepat menjamin discharge tidak infektif; penderita sebaiknya
menghindari hubungan seksual hingga kasus indeks, penderita
atau pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang
lengkap.
3. Disinfeksi Serentak : Pembuangan benda-benda yang
terkontaminasi dengan discharge uretra dan vagina, harus
ditangani dengan seksama.
4. Karantina : tidak dilakukan.
5. Imunisasi kontak : tidak dilakukan.
6. Investigasi kontak dan sumber infeksi.
Pengobatan profilaktik diberikan terhadap pasangan seks lain
dari penderita, dan pengobatan yang sama diberikan kepada
pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi
dan belum mendapat pengobatan sistemik, foto thorax perlu
diambil pada usia 3 minggu dan diulang lagi sesudah 12 – 18
minggu untuk mengetahui adanya pneumonia klamidia sub
klinis.
C. Cara mengurangi resiko
1) Puasa melakukan hubungan seks
2) Batasi partner seksual
3) Gunakan kondom dengan benar
4) Cek kesehatan
8. TERAPI
Terapi yang biasanya digunakan adalah
a.Antibiotika, minum obat secara teratur
b. Partner seksualnya juga harus diobati Obat antibiotik : ü
Doksisiklin 2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih ü Tetrasiklin
4 x 500 selama 1 minggu atau lebih ü Eritromisin 4 x 500mg
selama 1 minggu atau lebih ü Azitromisin 1 gram dosis tunggal
9. PENDIDIKAN PASIEN DAN PENCEGAHAN Target untuk
pendidikan dan pencegahan terhadap klamidya pada pasien
adalah populasi remaja dan dewasa muda. Pantangan,
menunda usia untuk terpajan hubungan seksual sejak awal
membatasi jumlah pasangan seksual dan penggunaan kondom
untuk pencegahan harus dipromosikan atau dianjurkan. Harus
ditekankan bahwa penyaringan untuk klamidya dan
penanganan infeksi pada tahap awal adalah metode penting
untuk menurunkan proses penyakit yang umum pada wanita
untuk untuk menurunkan infeksi pada bayi.
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat
- Riwayat penyakit dahulu: gatal-gatal pada kemaluan dan
adanya keputihan.
DO:
a).Pasien datang dengan stadium lanjut
b). Keluar cairan di uretra berupa lendir yang jernih sampai
keruh
c ).Pelvis bengkak karena terjadi epidimitis
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
diderita,
- Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit yang
terpajan.
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.
Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan rasa
terbakar, bau atau gatal
a.gatal akibat infeksi. Ansietas berhubungan dengan lamanya
penyembuhan penyakit dan gejala yang
b.muncul. Kelelahan berhubungan dengan disfungsi seksual
(penurunan libido, depresi) rasa
c.penolakan oleh seksual pasangan. Koping individu tidak
efektif berhubungan dengan peraasaan malu karena penyakit
d.yang diderita,
e.Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit
yang terpajan.
f.Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.
2.Data objektif
a. Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri
b. Gerakan melindungi
c. Tingkah laku berhati – hati
d. Muka topeng
e. Gangguan tidur (mata sayu,tampak capek,sulit atau gerakan
kacau,menyeringai)
f. Terfokus pada diri sendiri
g. Focus menyempit (penurunan persepsi waktu,kerusakan
proses berfikir penurunan interaksi dengan orang dan
lingungan)
h. Tingkah laku distraksi,contoh jalan – jalan,menemani orang
lain dan atau aktivitas berulang.
i. Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan
darah,perubahan nafas,nadi dan dilatasi pupil).
j. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku).
k. Tingkah laku ekspretif (contoh:gelisah
merintih,menangis,waspada iritabel,nafas panjang atau
berkeluh kesah)
l. Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor – faktor yang berhubungan: Agen injuri
(biologi,kimia fisik,psikologis) Contoh nyeri:
a. Mengenali faktor penyebab
b. Mengenali lamanya obat (onset) sakit
c. Menggunakan metode pencegahan
d. Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk
mengurangi nyeri
e. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
f.Mencari bantuan tenaga kesehatan
g. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan
h. Menggunakan sumber – sumber yang tersedia
i.Mengenali gejala – gejala nyeri
j.Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya
k. Melaporkan nyeri yang telah terkontrol
NOC:Lainnya
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
-Criteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,mampu
menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri,mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan
menajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e.Tabda vital dalam rentang normal
NIC:
1. Pain Manegement
a.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor
presipitas.
b. Observasi reasi non verbal dan ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
d. Kaji kultur yang mepengaruhi respon nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f.Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidak efektifan control nyeri masa lampau
g. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
h. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan
i.Kurangi faktor presipitas nyeri
j.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non
farmakologi interpersonal)
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l.Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n.Tingkatkan istirahat
o. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil dan
p. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
2. Analgesic Administration
a.Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,frekuensi
c.Cek riwayat alergi
g. Kekhawatiran h. Cemas
j.
c.
Konsentrasi melemah
Mengantuk
b.
Berikan periode istirahat selama aktivitas
c.
d.
e.
d.
NOC a.
Koping control
b.
Impulse control
Kriteria Hasil : a.
b.
c.
NIC
j.
e.
j.
Penyakit kronik
j.
f.
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.
Definisi: tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topic spesifik Batasan karakteristik:
memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan
mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai
b.
k. Lainnya
NOC: a.
b.
Kriteria Hasil: