07-PENDAHULUAN - Bab 2 Gambaran Umum Lokasi
07-PENDAHULUAN - Bab 2 Gambaran Umum Lokasi
07-PENDAHULUAN - Bab 2 Gambaran Umum Lokasi
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan terletak di beberapa daerah irigasi kecil yang tersebar di beberapa desa
dan kecamatan di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Nagekeo
merupakan kabupaten baru berdasarkan UU No. 2 Tahun 2007 hasil pemekaran dari
Kabupaten Ngada. Peresmian Kabupaten Nagekeo terlaksana tanggal 22 Mei Tahun 2007
dengan luas wilayah 1.416,96 km2 dan berpenduduk 132.458 jiwa saat itu. Kabupaten
Nagekeo terletak di sebelah barat dari Pulau Flores dengan ibukota kabupaten adalah
Mbay. Secara administratif Kabupaten Nagekeo berbatasan langsung dengan Kabupaten
Ngada dan Kabupaten Ende. Kota Mbay dihubungkan oleh transportasi jaringan jalan arteri
primer yang berhubungan mulai dari kawasan paling timur Pulau Flores yaitu dari Larantuka
(Ibukota Flores Timur) menuju Kota Mbay sampai ke bagian Barat Flores yaitu di Kota
Labuan Bajo (Ibukota Manggarai Barat). Sedangkan untuk mencapai Kabupaten Nagekeo
dari luar Pulau Flores dapat menggunakan jalur laut melalui Pelabuhan Marapokot
(Kabupaten Nagekeo) atau pelabuhan laut di Kabupaten Ende dan Ngada dan jalur pesawat
di Bandar Udara So’a (Kabupaten Ngada) atau Bandar Udara Hasan Aroeboesman
(Kabupaten Ende).
Kabupaten Nagekeo tergolong daerah yang beriklim tropis dan terbentang hampir sebagian
besar padang rumput, juga ditumbuhi pepohonan seperti kemiri, asam, kayu manis, lontar
dan sebagainya serta kaya dengan fauna, antara lain hewan-hewan besar, hewan-hewan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 1
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
kecil, unggas, binatang menjalar, dan binatang liar. Di samping itu daerah ini kaya dengan
obyek wisata seperti Pantai Aina. Panorama alam seperti air panas (Puta) dan wisata
budaya seperti peninggalan batu rumah adat tradisional, kesenian dan kerajinan tangan.
Kabupaten Nagekeo secara geografis terletak antara 8 026’16,12” LS – 8054’40,24” LS dan
12105’19,52” BT – 121 031’30,94” BT. Sedangkan wilayah dengan ketinggian tanah dari
permukaan laut 0 – 250 m seluas 30,72% ; 251 – 500 m seluas 34,84% ; 501 – 750 m
seluas 15,86% ; 751 – 1.000 m seluas 10,75% ; lebih besar dari 1.000 m seluas 7,83%.
Kabupaten Nagekeo terdiri dari 7 kecamatan, 15 kelurahan, dan 78 desa seperti yang
terlihat pada tabel di bawah ini.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 2
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
2.2 IKLIM
Lokasi pekerjaan tergolong daerah yang beriklim tropis dimana terdapat dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung mulai dari Bulan
Oktober atau Nopember dan berakhir Bulan April atau Mei di tahun normal. Berdasarkan
laporan hidrologi pekerjaan “Review Design Mbay Kiri” oleh Nippon Koei Co., Ltd Tahun
2009, hujan rata–rata tahunan di daerah aliran sungai Bendung Sutami adalah 1.547,7 mm
yang dihitung dengan menggunakan 3 buah data Stasiun Hujan yaitu Bajawa, Boawae, dan
Soa dari Tahun 1989-1999.
Sedangkan angka rata-rata bulanan dari data klimatologi yang diperoleh Stasiun Mbay
periode 1994-1999 adalah seperti yang tercantum pada tabel berikut.
Bulan Curah Hujan Temperatur (0C) Kelembaban Udara Penyinaran Kec. Angin
(mm) (%) Matahari (%) (km/hari)
Sumber: Laporan Hidrologi, Review Design D.I. Mbay Kiri (DISIMP-Nippon Koei, 2008)
LAPORAN PENDAHULUAN II - 3
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Jumlah penduduk di Kabupaten Nagekeo pada Tahun 2007 adalah 132.458 jiwa dengan
jumlah KK sebesar 26.887. Secara lengkap data populasi penduduk di Kabupaten Nagekeo
adalah seperti yang tercantum pada Tabel 2.3.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Nagekeo masih rendah yaitu sekitar 93 jiwa per-km 2.
Berdasarkan hasil sensus Tahun 1990 dan 2000, pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Nagekeo adalah 1,26% pertahun. Secara umum, populasi penduduk di Kabupaten Nagekeo
masih belum cukup besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber daya
manusia.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Nagekeo (Registrasi Penduduk Tahun 2012)
Jumlah Penduduk Angka
Anggota Kepadatan
No. Kecamatan Laki- KK Pertumbuhan
Perempuan Jumlah Keluarga Penduduk
Laki (1990-2000 ; %)
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kab. Nagekeo Menurut Kelompok Umur (Susenas 2008)
No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0-4 7.899 8.300 16.199
2 5-9 8.015 7.565 15.580
3 10 - 14 7.958 6.087 14.405
4 15 - 19 4.673 4.821 9.494
5 20 - 24 2.811 4.111 6.922
LAPORAN PENDAHULUAN II - 4
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Tabel 2.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama
(Survey Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS 2012)
No. Kegiatan Utama Laki-Laki (%) Perempuan (%) Jumlah (%)
I Angkatan Kerja 37,37 31,63 69,00
1. Bekerja 36,89 29,89 66,77
2. Pengangguran 0,48 1,74 2,23
LAPORAN PENDAHULUAN II - 5
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Tabel 2.6 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru di Kab. Nagekeo 2012/2013
Seperti halnya tingkat pendidikan di Indonesia, sebagian besar penduduk Nagekeo terlebih
perempuan masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Menurut hasil SUSENAS 2007,
lebih dari dua pertiga penduduk Kabupaten Nagekeo yang berumur 10 tahun ke atas
termasuk dalam kategori tidak punya ijazah dan memiliki ijazah tertinggi SD/MI.
Jumlah 12 3 147 74 47 7 31 47 6 9
LAPORAN PENDAHULUAN II - 6
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Masyarakat adat di daerah ini terdiri dari 3 suku adat utama yaitu Riung Mbay, Boawae, dan
Ngada Bajawa. Suku adat ini menyebar untuk membuka lahan pertanian baru dengan
sistem perladangan. Jika lahan yang dibuka memberikan produksi yang baik maka mereka
akan tinggal lama di daerah tersebut dan makin lama akan membentuk sebuah desa baru.
Suku Riung Mbay kebanyakan tinggal di daerah Kecamatan Riung dan Mbay, Suku Boawae
tinggal di Kecamatan Boawae dan Suku Ngada Bajawa tinggal di Kecamatan Bajawa. Suku-
suku ini berkembang menjadi kelompok suku yang lebih kecil sesuai dengan garis
keturunannya. Sebagai masyarakat adat yang masih memegang tradisi, mereka telah
terbiasa hidup bergotong royong khususnya dalam kegiatan bertani. Pada saat sekarang, di
wilayah irigasi Mbay, kebiasaan bergotong royong ini sudah hampir punah. Para petani
harus mengerjakan lahannya sendiri dan hanya dibantu oleh anggota keluarga yang dekat
saja. Pada saat puncak kegiatan bertani seperti saat tanam dan panen mereka sering
menghadapi kendala untuk mengatur garapannya. Walaupun petani akan membayar para
pekerja, akan tetapi hal tersebut masih merupakan kendala dimana jumlah tenaga kerja
yang mau bekerja di sektor pertanian masih kurang. Secara umum kondisi ini merupakan
hambatan bagi pengembangan pertanian di daerah tersebut. Kenyatannya para petani tidak
dapat menggarap lahannya sepanjang tahun menjadi 3 kali masa tanam dan jadwal tanam
juga tidak dapat dilaksanakan secara serentak.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator yang menggambarkan keadaan
perekonomian penduduk di suatu wilayah/daerah. Ukuran yang dapat dihasilkan dari
penghitungan PDRB antara lain adalah rata-rata pendapatan per kapita, struktur ekonomi
dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ekonomi Kabupaten Nagekeo berdasarkan pendapatan perkapita dan PDRB adalah
seperti pada tabel di bawah ini. Seperti dalam tabel, secara umum kondisi ekonomi di
Kabupaten Nagekeo masih rendah. Pendapatan perkapita penduduk sebesar Rp.
4.289.461,- tidak berbeda jauh dengan rata-rata pendapatan perkapita Provinsi NTT
sebesar Rp. 4.469.637 namun jauh di bawah rata-rata pendapatan perkapita nasional
sebesar Rp. 19.520.207.- pada Tahun 2008.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 7
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Tabel 2.10 Luas Tanam dan Produksi Komoditas Pangan di Kab. Nagekeo
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Luas
Kecamatan Luas Luas Luas Prod
Produk Yield Produk Yield Produk Yield Pane Yield
Panen Panen Panen uksi
si (ton) (t/ha) si (ton) (t/ha) si (ton) (t/ha) n (t/ha)
(ha) (ha) (ha) (ton)
(ha)
Nangaroro 140 597 4,26 1.096 2.032 1,85 1.824 3.788 2,07 91 68 0,74
Boawae 757 3.643 4,81 647 1,256 1,94 1.535 3.636 2,36 35 27 0,77
Wolowae 218 1.005 4,61 242 437 1,80 496 1.438 2,89 - - -
Jumlah 6.607 31.506 4,76 2.137 4.005 1,87 6.072 14.179 2,33 236 185 0.78
LAPORAN PENDAHULUAN II - 8
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Boawae 212 186 0,87 35 27 0,77 712 7.614 10.69 153 1.059 6,92
Jumlah 269 227 0,84 236 185 0,78 2.058 21.773 10,58 436 2788 6,39
LAPORAN PENDAHULUAN II - 9
Lanjutan Perencanaan Teknis Irigasi DAU/DAK 2014