Makalah Pengurusan Jenazah Korban Mutilasi
Makalah Pengurusan Jenazah Korban Mutilasi
Makalah Pengurusan Jenazah Korban Mutilasi
Disusun Oleh :
SEPTIA MELINDA
YUS VYTA AYU
MIA HASABAH
IQBAL DIMAS
SAHRIL
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh
tiada terkira besarnya, Tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah menuju ke alam yang
penuh berkah ini.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku Guru
Pembimbing Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah memberikan bantuannya berupa materiil maupun non materiil, karena
tanpa bantuan pihak-pihak tersebut kami semua tidak mungkin dapat menyelesaikan
makalah ini. Selain itu, kami pun mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang
kami kutip tulisannya sebagai bahan rujukan penyusunan makalah ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Tata Cara Pengurusan
Jenazah yang meninggal dalam kandungan”
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini
bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang
lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah,
berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya buat kami tim penyusun.
Amin ya Robbal alamin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Jenazah
Memandikan Jenazah
1. Orang yang utama memandikan jenazah..............................................3
2. Syarat bagi orang yang memandikan jenazah......................................4
3. Mayat yang wajib untuk dimandikan...................................................5
4. Tatacara memandikan jenazah.............................................................5
Mengkafani Jenazah 6
1. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah........................7
2. Tata cara mengkafani jenazah..............................................................7
Menshalatkan Jenazah 9
1. Orang yang paling utama untuk melaksanakan Shalat Jenazah...........9
2. Rukun shalat jenazah............................................................................10
3. Tata Cara Melakukan Shalat Jenazah...................................................10
Menguburkan Jenazah 12
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jenazah?
2. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?
3. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?
4. Bagaimana tata cara menshalatkan jenazah?
5. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian jenazah
2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara memandikan jenazah
3. Untuk mengetahui bagaimana tata cara mengkafani jenazah
4. Untuk mengetahui bagaimana tata cara menshalatkan jenazah
5. Untuk mengetahui bagaimana tata cara menguburkan jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )ذح جنyang berarti tubuh mayat dan
kata ذ جنyang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang
mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama
adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di
tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah
kewajiban seluruh mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan
jenazah ini terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu :
5. Orang Yang Utama Memandikan Jenazah
a. Untuk mayat laki-laki
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki adalah orang
yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, muhrimnya
dan istrinya.
b. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya,
keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
c. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan
sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang
memandikannya.
d. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia
tidak mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.
[3] Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakninya :
Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani
jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah. Dalam sebuah hadist
diriwayatkan sebagai berikut :
ها جر ن ا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل علي•ه و س•لم كلتمس و جه ا هلل ف•و ق•ع ا
جرنا على هلال فمنا من ما ت لم يأ كل من ا جر ه شأ منهم مصعب ا بن عمير قتل يو
و ا ذا, ا ذا غطينا بها ر أ سه خر جت• ر جال ه,م ا حد فلم نجد ما لكفنه ا ال بر د ة
غطينا بها ر جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم ا ن نغطي ر
أ سه و ا ن نجعل على
ر جلي••ه من ا ال ذ خ••ر (رواه ا لبخا ر
)ى
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan
bagi mayat perempuan 5 lapis.
d. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani
jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
e. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah,
yaitu :
a. Jenazah diletakkan di arah kiblat( di depan imam apabila berjama’ah atau di
depan orang yang mensalatkannya apabila sendiri). Posisi jenazah, kepalanya
sebelah kanan dan kaki sebelah kiri imam.
b. Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada jenazah,
sedangkan apabila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan
pinggang jenazah.
c. Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat jenazah tersebut,
kemudian berniatlah di dalam hati untuk melaksanakan salat jenazah.
2. Takbir 4 kali
a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca Al-
Fatihah.
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
4. Yang menguasai di hari Pembalasan,
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan,
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.
ا للهم صل على محمد و على ا ل محمد كما صليت على ا بر ا هيم و على ا ل ا
براهيم• و با رك على محمد و على ا ل محمد كما با ر كت على ا بر ا هيم و على ا ل ا
بر هيم
.فى ا لع ا لمين ا نك حميد مجيد
ا للحم ال تح•ر منا ا ج•ر ه (ه•ا) وال تفتنا بعد ه (ه•ا) و ا غف•ر لنا و ل•ه
)(ها
Artinya : “Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan
janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah
kepergiannya”
Menguburkan Jenazah
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita
(non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar
kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
Langkah-Langkah :
Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,
sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu
menyingkap
wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram
sebagaimana yang telah dijelaskan.
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu
bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar
menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika
telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain
:
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah
mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus
dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,
pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
serta dapat mengajarkannya dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain :
Jurnal Salafiyun
https://fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-disertai- gambar/ (diakses
pada tanggal 19 Maret 2018 Pukul 02: