Mas Utomo Revisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 71

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO

TENTANG

PELAYANAN KLINIS

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
JL. RAYA SUDIMORO KECAMATAN SEMAKA
KABUPATEN TANGGAMUS
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO


NOMOR : /27/AKSDM/SK-UKP/2017

TENTANG
PELAYANAN KLINIS
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO

Menimbang : a. Bahwa penyelenggaraan pelayanan dan Upaya UPT Puskesmas perlu


dilakukan dengan memperhatikan suatu mekanisme kerja agar
tercapai kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan dilakukan
secara efisien minimal dari kesalahan dan mencegah terjadinya
keterlambatan dan kesalahan dalam pelaksanaan pelayanan dan
kegiatan.

a. Bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada butir a di atas,


perlu ditatapkan kebijakan Kepada Puskesmas tentang Pelayanan
Klinis di UPT Puskesmas Sudimoro.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Pelayanan Publik;


2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 657/MENKES/PER/VII/2009
tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Menteri Biologik
dan Muatan Informasinya.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan
Upaya penanggulangannya.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691/MENKES/PER/2011
tentang keselamatan pasien Puskesmas.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan.
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 08 Tahun 2016,
tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanggamus (Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Nomor 142).
12. Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2008, Tentang Pembahasan Biaya
Pelayanan Kesehatan Dasar.

MEMUTUSKAN

MENETAPAKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO TENTANG


PELAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMA SUDIMORO.
KESATU : Jenis pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Sudimoro meliputi pelayanan
rawat jalan, jadwalpelayanan dan tarif pelayanan klinis sebagaimana
terlampir dalam lampiran I.
KEDUA : Penanggung jawab pelayanan klinis di UPT Puskesmas Sudimoro
dengan uraian tugas sebagaimana terlampir dalam Lampiran II.
KETIGA : Alur pendaftaran pasien dan Alur pelayanan Klinis di UPT Puskesmas
Sudimoro sebagaimana terlampir dalam lampiran III.
KEEMPAT : Ketentuan layanan klinis di UPT Puskesmas Sudimoro sebagaimana
terlampir dalam Lampiran IV.
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditatapkan, dengan
ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan diadakan perbaikan/perubahan kembali
sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Sudimoro
Pada Tanggal : Januari 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS


SUDIMORO
KABUPATEN TANGGAMUS

SITI NURANI
Lampiran I : Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudimoro
Nomor : /24/AKSDM/SK-UKP/2017
Tanggal : Maret 2020
Tentang : Pelayanan Klinis

Penangung jawab Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Sudimoro


NAMA JENIS URAIAN
NO KOMPETENSI
PETUGAS PELAYANAN TUGAS
1 Suciati, A.Md.Kep Pelayanan DIII Perawat Sebagai Koordinator Ruang
Pendaftaran dan RM pelayanan pendafataran

2 dr. Aria Firda AP Pelayanan Dokter Sebagai Koordinator ruang


Pemeriksa Umum Umum pelayana pemeriksaan
umum

3 Zanariyah Pelayanan KIA, KB DI Sebagai koordinator raung


Kebidanan pelayanan KIA KB
Nana Liana, A.Md Imunisasi

4 Vidia Ningtyas, Pelayanan D III Sebagai Koordinator ruang


A.Md.KG Kesehatan gigi dan Kesehatan Pelayanan kesehatan gigi
mulut Gigi dan mulut

5 Astrid vitra leonita, Pelayanan farmasi DIII Sebagai koordinator ruang


A.Md.Kep pelayanan farmasi
6 Sahril Yani Pelayanan tindakan SPK Sebagai koordinator ruang
gawat darurat pelayanan tindakan

7 Sahril yani Pelayanan PAL SPK Sebagai koordinator ruang


pelayanan PAL

8 Juniar Eka Budiyani, Pelayanan IV A DIII Sebagai Koordinator ruang


A.Md.Keb Kebidanan pelayanan IV a
Lampiran I : Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudimoro
Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Tanggal : Januari 2017
Tentang : Pelayanan Klinis

Jenis Pelayaann, Jadwal Pelayanan Tarif Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Sudimoro
N JENIS PELAYANAN TARIF
JADWAL PELAYANAN
O KLINIS PELAYANAN
1 Pelayanan Pendaftaran a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
WIB
b. Jum’at : Pukul : 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
2 Pelayanan Pemeriksaan a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
Umum WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
3 Pelayanan Tindakan a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
4 Pelayanan Kesehatan Gigi a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
dan Mulut WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
5 Pelayanan PAL a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
6 Pelayanan KIA a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
9 Pelayanan Obat a. Senin-Kamis : Pukul 08.00-14.30 Gratis
WIB
b. Jum’at : Pukul 08.00-13.00 WIB
c. Sabtu : Pukul 08.00-14.30 WIB
11 Pelayanan IV A Setiap Hari Rabu Minggu kedua dan Gratis
keempat

BAGAN ALUR PENDAFTARAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO


Pasien mengmbil nomor
antrian

Loket Pendaftaran

Petugas memanggil sesuai nomor


antrian, mengucapkan salam,
menyapaserta menanyakan tujuan

Petugas mempersilahkan pasien untuk


duduk dibuku register

Petugas Petugas mencari


membuat kartu RM sesuai
brobat dan RM Nomor kartu
bagi pasien berobat bagi
baru pasien lama

Menyerahkan kembali kartu jaminan


kesehatan (askes, kis, bpjs) kk/ktp dan kartu
berobat serta mempersilahkan menuju ke
ruang tunggu ruang pelayaann yang dituju

Mengtar RM
beserta nomor
Menyusun
antrian ke ruang
Kembali RM
yang di tuju
pasien

Mengetahui,
Ka. UPT Puskesmas Sudimoro

SITI NURANI, SKM


NIP.19710321 199803 2 003

ALUR PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS SUDIMORO


Ruang Tindakan Pasien datang

Pasien datang

Pasien datang

Ruang Tindakan

1. BP Konsultasi
2. KIA/KB/IVA 1. Promkes
Ruang Tindakan 2. Klinik Sanitasi
3. GIGI
4. PAL

Obat Pasien Pulang

Mengetahui,
Ka. UPT Puskesmas Sudimoro

SITI NURANI, SKM


NIP.19710321 199803 2 003

Lampiran IV : Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudimoro


Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Tanggal : Januari 2017
Tentang : Pelayanan Klinis

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakuan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut : Standar kompetensi D III Rekam medis, bila tidak ada dapat didelegasikan
kepada petugs yang telah mengikuti pelatihan.
3. Pendaftaran pasien mempertikan keselamatan pasien
4. Identifikasi pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut : nama pasien, alamat/tempat tinggal, tanggal lahir pasien dannomor
rekma medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi : Alur Pelayanan Pasien, jenis pelayanan, dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harusdapat
disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pasien meliputi :
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas;
 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa disrikimasi;
 Memperoleh pelayana kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
operasional prosedur;
 Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi;
 Memilih perugas kesehatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di Puskesmas, (jika memungkinkan);
 Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second
opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik didalam maupun di Luar
Puskesmas;
 Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
 Memberikan pesetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
 Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan kompilasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan;
 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas;
 Mengajukan usulan, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirnya;

Kewajiban-kewajiban Pasien meliputi :


 Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
 Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi;
 Mematuhi ketentuan yang berlaku di Puskesmas Sudimoro;
8. Proses koordinasi dan komunikasi antar unit pelayanan termasuk rapat antar unit kerja,
transfer pasien, harus dilaksanakan dan dimulai dari pendaftaran agar pasien/keluarga
pasien mendapat pelayanan yang baik dan terarah.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diindentifikasi dan
ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajianawal meliputi kajianmedis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian oleh
tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar assuha.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadi pengulangan yang
tidakperlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekaman medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP (untuk petugas medis).
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat, bayi, ibu hami, lansia harus diprioritaskan
dalam pelayanan.
8. Kajian danperencanaan asuhan harus dilakukan olehtenaga kesehatan profesional.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10.Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layananharus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang.
11.Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
12.Proses kajian, perencanaan danpelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
13.Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
14.Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
15.Jika dibutuhakn rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16.Rencana layaann disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
17.Penyusunman rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial,spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18.Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisien sumber daya.
19.Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20.Efek samping danresiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
21.Rencana layanan harus dicatat dalam rekaman medis.
22.Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis, keprawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekaman medis.
5. Jiak dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekaman medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informend consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10.Kasus-kasus gawat darurat diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan
pasien gawat darurat.
11.Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
beresiko tinggi.
12.Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13.Pemberian obat/cairan istavena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14.Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan di evaluasi dengan indikator yang jeles.
15.Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16.Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti.
17.Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
18.Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksanan penunjang,
perencanaan layanana, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sempat
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
19.Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20.Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21.Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22.Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusa,, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab
mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
23.Pelayanan anestasi dan pembedahan harus di pandu dengan prosedur baku.
24.Pelayanan anestasi dan membedakan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.
25.Sebelum melakukan anestasi dan pembedahan harus mendapatkan iformed consent.
26.Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestasi dan pembedahan.
27.Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.

D. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Petugas laboratorium harus melaksanakan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang
tersedia di UPT Puskesmas Sudimoro;
2. Jenis-jenis pelayanan laboratorium di UPT Puskesmas Sudimoro :
a. Permintaan pemeriksanaan laboratorium oleh petugas pelayanan klinis.
b. Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi.
c. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas laboratorium
d. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium
e. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis.
f. Jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia.
g. Batas bufferstock reagen untuk pemesanan.
h. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksanaan laboratorium.
i. Pengendalian mutu laboratorium.
j. Penanggung dan pembuangan bahan berbahaya.

E. RENCANA RUJUKAN
1. Rujukan pasien dipandu oleh prosedur baku
2. Dokter/petugas yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
rujukan.
3. Umpan balik dair fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tidakan yang harus
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khsusu perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi, pasien dengan diagnosa selain dari 144 penyakit
ICD X dan pasien yang tidak dapat ditangani puskesmas Sudimoro.
10.Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut lainnya.

F. PELAKSANAAN SURVEY KEPUTUSAN PELANGGAN


1. Keluhan, saran dan pengaduan diindentifikasi dari kotak saran dan kuisioner keputusan
pelanggan. Setiap keluhan, saran dan pengaduan diidentifikasi waktu, pelaporan dan
isi laporan;
2. Setiap keluhan, saran an pengaduan harus ditindak lanjuti dan dievaluasi berdasarkan
prioritas.
PEDOMAN

PENGUKURAN MUTU KLINIS

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

PEDOMAN PENGUKURAN MUTU KLINIS


BAB I
DEFINISI

A. Definisi
Pedoman Nasional Pelayana Kedokter (PNPK) adalah pernyataan yang dibuat sitematis
yang didasarkan pada bukti ilmiah untuk membantu dokter dan dokter gigi dalam
membuat keputusan klinis tentang tata laksana penyakit atau kondisi klinis tertentu.
Panduan Praktik Klinis (PKK) adalah dokumen yang dibuat oleh fasilitas kesehatan dengan
mengacu pada PNPK dan/atau sumber lain. PPK adalah istilah teknis sebagai pengganti
Santadar Operasional Prosedur (SOP) adalah undang-undang praktik kedokteran yang
merupakan istilah aministrastif. Jaid secara SOP dibuat berupa PPK yang dapat berupa
disertai dengan salah satu atau lebih : alur klinis, protokol, prosedur, algoritma, standring
order (suatu set instruktur dokter kepada perwatan atau profesional kesehatan lain untuk
melaksanakan tugas pada saat dokter tidak ada di tempat).

B. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan pada keadaan klinis dan lingkungan tertentu.
2. Mengurangi jumlah intervensi yang tidak perlu atau berbahaya.
3. Memberi oposi pengobatan terbaik dengankeuntungan maksimal.
4. Memberi opsi pengobatan dengan resiko terkecil.
5. Memberi tatalaksana dengan biaya memandai.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari PPK seharusnya adalah semua jenis penyakit/kondisi yang ditemukan
dalam UPT Puskesmas Sudimoro. Namun pada pelaksanaannya dengan mengedepankan 10
penyakit tersering yang ada di tiap unit pelayanan tersebut.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penyusunan PPK
PPK dibuat dengan rujukan PNPK, namu karena hanya PNPK hanya dibuat untuk sebagian
kecil penyakit/kondisi klinis maka sebagai PPK dibuat dengan memperhatikan fasilitas
setempat dan merujuk pada :
 Puskatak mutakhir berupa artikel asli
 Systematic review atau meta analisis
 PNPK dari negera lain
 Buku ajar
 Panduan dari organisasi profesi
 Petunjuk pelaksana program dari kemenkes
 Kesepakatan para staf medis

B. Isi PPK
Pada umumnya PPK berisi butir-butir berikut :
1. Pengertian
2. Anamnesis
3. Pemeriksa fisik
4. Prosedur diagnostik
5. Diagnostik banding
6. Pemeriksaan penunjang
7. Terapi
8. Edukasi
9. Prognosis
10.Daftar pustaka

C. Perangkat Untuk Pelaksanaan PPK


Dalam PPK mungkin terdapat hal-hal yang memerlukan rincian langkah demi langkah.
Untuk ini, sesuai dengan karakteristik permasalahan serta kebutuhan, dapat dibuat clinical
pathway (alur klinis), algoritme, prosedur, maupun standaing order.

D. Penerapan PPK
Panduan Praktik Klinis (PPK) merupakan panduan yang harus diterpakan sesuai dengan
keadaan pasien. Oleh karenanya dikatakan bahwa semua PPK bersifat rekomendasi atau
advis. Apa yang tertulis didalam PPK tidak harus diterapkan pada semua pasien tanpa
kecuali.
Orang yang paling berwenang menilai secara komprehensif keadaan pasien adalah dokter
yang bertugas, dialahyang akhirnya menentukan untuk memberi atau tidak memberikan
obat atau prosedur sesuai yang tertulis dalam PPK. Dalam halini ia tidak melaksanakan
apa yang ada dalam PPK, mak ia harus menuliskan alasannya dengan jelas dalam rekam
medis, dan ia harus siap untuk mempertanggungjawabkannya. Bila ini tidak dilakukan
maka dokter tersebut dianggap lalai melakukan kewajibannya kepada pasien.

E. Revisi PPK
PPK merupakan panduan terkini untuk tata laksana pasien, karenanya harus selalu
mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran. Untuk itu PPK secara periodik perlu
dilakukan revisi, biasanya setiap 2 tahun. Idelanya meskipun tidak ada perbaikan,
pinjaman tetap dilakukan setiap 2 tahun.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi Panduan Praktik Klinis berupa Standar Operasional Prosedur yang terdapat
ditiapunit pelayanan klinis.
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

FORM INFORMED CONSET

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ………………………………………………………………………………………….
Umur/Jenis Kelamin : …………. Thn. Laki/Perempuan
Alamat : ………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan persetujuan :
Untuk dilakukan tindakan : ………………………………………………………………………………………….
Nama : ………………………………………………………………………………………….
Umur/Jenis Kelamin : …………. Thn. Laki/Perempuan
Alamat : ………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
Diagnosa Medis : ………………………………………………………………………………………….
Tindakan/therapy : ………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….

Yang sifat dan tujuan tindakan serta kemungkinan timbulnya akibat-akibat telah dijelaskan
sepenuhnya oleh Dokter/Petugas Kesehatan dan telah saya mengerti seluruhnya.

Sudimoro, ……………………………
Dokter/Petugas Yang Membuat Pernyataan

…………………………… ……………………………
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAYANAN MEDIS

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Suatu prosedur yang mengatur standar pelayaan medis di Puskesmas


Sudimoro. Proses pengkajian pasien dilakukan oleh tenaga yang
berkompeten dan sesuai dengan standar profesi.
B. Tujuan Menjadi acuan bagi seluruh aktifitas pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien, sehingga dapat memberikan pelayana yang sesuai
standar profesi.
C. Kebijakan Surat keputusan Kapala UPT Puskesmas Sudimoro tentang Pelayanan
klinis mengenai Pelaksanaan Layanan Nomor.
D. Referensi Panduan pelayanan klinis
E. Alat dan bahan SOP Standar profesi
F. Prosedur 1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi
kebutuhan pasien
2. Petugas melakukan kajian sesuai dengan standar profesi yang
telah ditatapkan
3. Petugas melakukan pencatatan hasil kajian pada rekam medis
sesuai dengan standar profesi yang meliputi :
 Data sosial yang meliputi nama pasien, nama kepala
keluarga, pekerjaan pasien, alamat, jenis kelamin dan
tanggal lahir, agama, nomor rekem medis.
 Data anamnesa (data subjektif) yang mencakup keluhan
pasien, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit
keluarga, riwayat alergi obat.
 Data pemeriksaan fisik (data objektif) yang meliputi
permeriksaan vital sign (tekanan dara, nadi, respirasi, suhu
badan, tinggi badan dan berat badan), hasil pemeriksaan
spesifik yang mengacu dan sesuai dengan keluhan pasien
serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjang
kajian pasien.
 Data diagnosa yang berupa diagnosa klinis pasien sesuai
dengan ICD X pada kasus 10 besar penyakit.

G. Hal yang perlu


diperhatikan
H. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
A. Dokumen terkait SOP Satandar Profesi Rekam Medis

J. Rekaman Historis:
No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl
PEDOMAN KEWASPADAAN

UNIVERSAL

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL


UPT PUSKESMAS SUDIMORO

BAB I
DEFINISI

Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan dilandaskan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien
maupun petugas kesehatan.
Prinsip kewaspadaan unversal (Universal Precaution) di pelayaann kesehatan adalah
menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruang, serta sterilisasi peralatan. Hal ini
penting mengingat sebagian besar yang terinfeksi virus lewat darah seperti HIV dan HIB tidak
menunjukkan gejala fisik. Kewaspadaan universal diterapkan untuk melindungi setiap orang
(pasien dan petugas kesehatan) apakah mereka terinfeksi atau tiak. Kewaspadaan universal
berlaku untuk darah, sekresi ekskresi (kecuali keringat), luka pada kulit, dan selaput lendir.
Penerapan standar ini penting untuk mengurangi resiko penuluran mikroorganisme yang
berasal dari sumber infeksi yang diketahui (misalnya pasien, benda terkontaminasi, jarum
suntik bekas pakai, san spuit) di dalam sistem pelayanan kesehatan.
Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi lima kegiatan pokok yaitu mencuci tangan
guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan guna mencegah kotak dengan darah serta cairan infeksius lain, pengelolaan alat
kesehatan, pengelolaan alat tajam untuk mencegah perlukaan, dan pengelolaan limbah.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi. Tujuan mencuci tangan adalah untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel dari tangan untuk mengurangi jumlah mikroba total pada saat
itu. Mikroorganisme pada kulit manusia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok flora
residen danflora transien. Flora residen adalah mikroorganisme yang secara konsisten
dapat diisolasi dari tangan manusia, tidak mudah dihilangkan dengan gesekan mekanisme
yang telah beradaptasi pada kehidupan tangan manusia. Florar transien yang flora tansit
atau flira kontaminasi, yang jenisnya tegantung dari lingkungan tempat bekerja.
Mikroorganisme ini dengan muah dapat dihilangkan dari permukaan dengan gerakan
mekanis dan pencucian dengan sabun. Cuci tangan harus dilakukan dengan benar
sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan
ataualat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada
ditangan sehingga penyebaran penyakit dpaat dikurangi dan lingkungan terjaga dari
infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan
tidakdapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan.

B. Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari
resiko pajanan darah, semua jenis carian tubuh, skret atau eksreta, kulit yang tidakutuh
dan selaput lendir pasien. Jenistindakan yang beresiko mencakup tindakan rutin. Jenis alat
pelindung : sarung tangan, masker dan gaun pelindung. Tidak semua alat pelindung
tubuh harus dipakai, terapi tergantung pada jenis tindakan yang akan dikerjakan.
a. Sarung Tangan
Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk melindungi dari kontak dengan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, eksreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien
dan benda yang terkontaminasi. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap
petugas sebelum kontak dengan darah atau semua jenis cairan tubuh.

b. Pelindung Wajah (Masker)


Pamakaian pelindung wajah ini dimaksudkan untuk melindungi selaput lendir, mulut
selama melakukan perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah dan
cairan tubuh.
c. Gaun Pelindung
Gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja. Jenis bahan sedapat
mungkin tidak tembus cairan. Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan
tubuh lain.

d. Pengelolaan Alat-Alat Kesehatan


Pengelolaan alat kesehatan bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat
kesehatan atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap pakai.
Semua alat, bahan dan obat yang akan dimasukkan kedalam jaringan dibawah kulit
harus dalam keadaan steril. Proses penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui 4
tahap kegiatan yaitu dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau DTT dan penyimpaan,
pemilihan cara pengelolaan dan kesehatan tergantung pada kegunaan alat tersebut
dan berhubungan dengan resiko penyebaran infeksi.

C. Pengelolaan Alat-Alat Kesehatan


Pengelolaan alat kesehatan bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui
alat kesehatan atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap pakai.
Semua alat, bahan dan obat yang akan dimasukkan kedalam jaringan dibawah kulit harus
dalam keadaan steril. Proses penatalaksaan peralatan dilakuakn melaui 4 tahap kegiatan
yaitu dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau DTT dan penyimpanan, pemilihan cara
pengelolaan alat kesehatan tergantung pada kegunaan alat tersebut dan berhubungan
dengan tingkat resiko penyebaran infeksi.

D. Pengelolaan Benda Tajam


Benda tajam sangan beresiko menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan
terjadinay penuluran penyakit melalui kontak darah. Penularan infeksi HIV, hepatitis B dan
C di sarana pelayanan kesehatan, sebagian besar disebabkan kecelakaan yang dapat
dicegah, yaitu tertusuk jarum suntik dan perlukaan alat tanjam lainnya. Untuk
menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja maka semua benda tajam harus digunakan
sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh gigunakan lagi. Sterilisasi
jarum suntik dan alat kesehatan yang lain yang menebus kulit atau mukosa harus dapat
dijamin. Keadaan steril tidak dapat dijamin jika alat-alat tersebut didaur ulang walaupun
sudah di otoklaf. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas pertimbangan
penghematan karena 17% terjadi sesudah pemakain dan sebelum pembuangan serta
13% sesudah pembuangan. Hampir 40% kecelakaan ini dapat dicegah dan kebanyakan
kecelakaan kerja akibat melakukan penyarungan jarum suntik setelah penggunaan.
E. Pengelolaan Limbah
Limbah dari sarana kesehatan secara umum dibedakan atas :
a. Limbah rumah tangga atau limbah non medis, yaitu limbah yang tidak kontak dengan
darah atau ciran tubuh lainnya disebut sebagai resiko rendah, yakni sampah-sampah
yang dihasilkan dari kegiatan ruang tunggu, pasien, aministrasi.
b. Limbah medis bagian dari sampah puskesmas yang berasal dari bahan yang
mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya disebut sebagai limbah
beresiko tinggi. Beberapa limbah medis dapat berupa : limbah klinis, limbah limbah
laboratorium, darah atau cairan tubuh lainnya, material yang mengandung darah
seperti perban, kassa dan benda-benda dari kamar bedah, sampah organik, misalnya
potongan tubuh, plasenta, benda-benda tajam bekas pakai misalnya jarum suntik.

F. Kecelakaan Kerja
Pajanandari atau cairan tubuh dapat terjadi secara parental melalui tusukan, luka,
percikan pada mukosamata, hidung atau mulut dan percikan pada kulit yang tidak utuh,
misalnya pecah, terkikis ataukulit eksematosa. Kejadian seperti tersebut harus dicegah
dan keselamatan petugas harus diutamakan

G. Kewaspadaan Khusus
Kewaspadaan khusus merupakan tambahan pada kewaspadaan universal, yang
terdiridari tigajenis kewaspadaan, yaitu :
a. Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara (airborne)
b. Kewaspadaan terhadap penularan melalui pecikan (droplet)
c. Kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak

Dalam penerapannya maka dapat berupa kombinasi dari kewaspadaan universal dan salah
satu jenis kewaspadaan khusus sesuai dengan indikasinya.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Cuci Tangan
Sarana Cuci Tangan
a. Air Mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan seluruh pembuangan atau
hak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka
mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanisme atau kimiawi saat cuci
tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi di permukaan kulit. Air mengalir
tersebut dapat berupa kran atau dengan cara mengguyur dengan gayung, namun cara
mengguyur gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali dari penampung air
bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun dapat diupayakan secara
sederhana dengan tangki berkran di ruang pelayanan/perawatan kesehatan agar
mudah dijangkau oleh para petugas kesehatan yang memerlukannya.
Selain air mengalir ada 2 jenis bahan pencuci tangna yang dibutuhkan, yaitu : sabun
atau deterjen dan larutan antiseptik.

b. Sabun dan Deterjen


Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan mengurangi
jumlah mikroorganismes dengan jalan mengurangi tegangan permuakan sehingga
mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan muda terbawa oleh air. Jumlah
mikroorganisme semakin berkurang dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan,
namun dilain pihak degnan seringnya menggunakan sabun atau diterjen maka lapisan
lemak dan kulit akan hilangan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
Hilangnya lapisan lemak akan memberi peluang untuk timbulnya kembali
mikroorganisme.

c. Larutan Antiseptik
Larutan antisepti atau disebut jugaantimikroba topikal, dipakai pada kulit atau jaringan
hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh mikrooganisme pada kulit.
Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan
selaput mukosa. Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat
dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut
dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat distelikan. Tujuan
yang ingin dicapai adalah penurunanjumlah mikroorganisme pada kulit secara
maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut :
1. Memiliki efek yang luas, menghambat atu merusak mikroorganisme secara lus
(gram positif dangram negatif, virus lipofilik, bsilus dantubnrkulosis, fungi,
endospora)
2. Efektifitas
3. Kecepatan aktifitas awal
4. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakain untuk meredam perubahan
5. Tidkamengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
8. Dapat diterima secara visual maupun estetik.

B. Alat Pelindung
a. Sarung Tangan
Dikenal tiga jenis sarung tangan, yaitu :
 Sarung tangan bersih
Adalah sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi, dan digunakan sebelum
tindakan rutin kulit dan selaput lendir mislanya tindkan medik pemeriksaan dalam,
merawat luka terbuka. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan
bedah bila tidak ada sarung tangan steril.

 Sarung tangan steril


Adalah sarung tangan yang diseterilkan dan harus digunakan padatindakan bedah.
Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru dapat digunakan sarung tangan yang
didisikfeksi tingkat tinggi.

 Sarung tangan rumah tangga


Sarung tangan tersebut dari latex atau viril yang tebal, seperti ruang yang biasa
digunakan untuk keperluan rumah tangga. Sarung tangan rumah tangga dikapai
pada waktu membersihkan alat kesehatan, danpermukaan meja kerja dll. Sarung
tangan jenis ini dapat digunakan lagi setealh dicuci dibilas bersih.

b. Pelindung Wajah (Masker)


Masker tanpa kacamata hanya digunakan pada saat tertentu misalnya merawat pasien
tuberkolosis terbuka tanpa luka di bagian kulit/pendarahan.

c. Gaun Pelindung
Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk melindungi petugas dari kemungkinan
genangan atau percikan darah atau cairan tubuh lain yang dapat mencemari baju atau
seragam. Adapun jenis gaun pelindung tersebut berbagai macam bila dipandang perlu
berbagi aspeknya, seperti gaun pelindung non steril dipakai diberbagai unit yang
beresiko tinggi, misalnya pengunjung kamar bersalin, ruang puluih dari kamar bedah,
ruang insentif (ICU), rawat daruta, dan kamar bayi.
C. Pengelolaan Alat Kesehatan
Proses penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui 3 tahap kegiatan, yaitu :
a. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan, yaitu suatu bahan
atau larutan kimia yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada bendamati,
dan tidak digunakan untuk kulit dan jaringan mukosa.
Dapat dijumpai berbagai macam disinfektan dipasaran dengan daya kerja masing-
masing salah satu yang bisa dipakai terutama dinegara berkembang seperti Indonesia
adalah larutan klorin 0,5% atau 0,05% sesuai dengan intensitas cemaran dan jenis
alat atau permukaan yang akan didekontaminasi.

b. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)


Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) merupakan alternatif penatalaksanaan alat kesehatan
apabial sterilastor tidak tersedia atau tidak mungkin dilaksanakan. DTT dapat
membunuh semua mikroorganisme termasuk hepatitis B dan HIV, namun tidak dapat
membunuh endospora dengan sempurna seperti tetanus ataugas gangren. Padasituasi
dimana tetanus masih kering ditemukan, semua peralatan harus disterilisasi.
Adapun beberapa cara melakukan disenfeksi tingkat tinggi, diantaranya adalah dengan
cara :
1. Merebus dalam air mendidih selama 20 menit
Merebus tidak memerlukan peralatan yang mahal dan selalu tersedia maka cara
tersebut adalah cara yang lebih disukai di klinis kecil atau daerah terpencil.
2. Rendam dengan desinfektan kimiwai seperti glutaraldehid, formaldehid 8%.
3. DTT dengan UAP (steamer)
Cara ini adalah yang terbaik untuk DTT sarung tangan.

c. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses pengelolaan suatu alat ataubahan dengan tujuan mematikan
semua mikroorganisme termasuk endospora. Sterilisasi adalah cara paling aman dan
paling efektif untuk pengelolaan alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan
daerah atau jaringan di bawah kulit secara normal bersifat steril.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan duacara :
1. Fisik, seperti pemanasan atau radiasi, fitrasi.
2. Kimiawi, menggunakan bahan kimia dengan cara merendam (mis: dalam larutan
glutaraldehid) dan menguapi dengan gas kimia (diantaranya dengan gas etilin
oksida).

d. Pengelolaan Limbah
Limbah yang berasal dari sarana kesehatan secara umum dibedakan atas :
1. Limbah rumah tangga atau limbah non medis, yaitu limbah yang tidak kontak
dengan daerah atau cairan tumbuh sehingga disbut sebagai resiko tendah.
Semua limbah yang tidak kontak denan tubuh pasien umumnya dikenal sebagai
sampah non-medik, yakni sampah-sampah yang dihasilkan dari kegiatan di ruang
tunggu pasien atau penunjang, ruang administrasi dan kebun. Sampah jenis ini
meliputi sisa makanan, sisa pembungkusan makanan, plastik dansisa pembungkus
obat. Sampah jenisini dapat langsung dibuang melalui pelayanan pengelolaan
sampah kota.

2. Limbah medis, yaitu bagian dari sampah kesehatan yang berasal dari bahan yang
mengali kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dankategorikan sbagai
limbah beresiko tinggi dan bersifat menularkan penyakit, limbah medis dapat
berupa :
 Limbaah Klinis
Limbah klinis merupaan tanggung jawab sarana kesehatan lain dan
memerlukan perlakuan khusus. Karena berpotensi menularkan penyakit, maka
dikategorikan sebagai limbah beresiko tinggi.
Cara penganan limbah klinis ini yaitu dengan cara sebelum dibawa ketempat
pembuangan akhir/pembakaran (insenerator) semua jenis limbah klinis
ditampung dalam kantong kedap air, biasanya berwarna kuning, dan ikat
secara rapat kantong yang sudah berisi 2/3 penuh.
 Limbaah Laboratorium
Setiap jenis limbah yang berasal dari laboratorium dikelompokkan sebagai
limbah beresiko tinggi.
Cara penanganan limbah laboratorium ini dengan cara sebelum keluar dari
ruang laboratorium dilakukan sterilisasi dengan otoklaf selanjutnya ditangani
secara prosedur pembuangan limbah klinis, cara penangan terbaik untuk limbah
medis adalah dengan insenerasi, dan cara lain adalah menguburnya dengan
metode kapurisasi.

3. Limbah berbahaya, adalah limbah kimia yang mempunyai sifat racun. Limbah jenis
ini meliputi produk pembersih, disinfektan, obat-obatan sitotoksis dan senyawa
radio aktif. Upaya penanggungan limbah di pelayanan kesehatan meliputi
penaganan limbah cair dan limbah padat (sampah). Adapun teknik penanganan
smpah meliputi pemisahan,penanganan, ……………………..

e. Kecelakaan Kerja
Apabial terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk jarum suntik bekas
pasien atau terpercik bahan kimia infeksius maka perlu pengelolaan yang cermat dan
tepat serta efektif untuk mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi nosokomial
yang tidak diinginkan. Yang penting disini adalah segera mencucinya dengansabun
antiseptik, danusahakanuntuk meminimalkan kuman yang masuk ke dalam aliran
darah dengan menekan luka hingga darah keluar. Bila darah mengenai mulut,
ludahkan kumur-kumur denganair beberapa kali, bila mengenai mata cucilah dengan
air mengalir (irigasi) atau garam fisiologis, bila percikan mengenai hidung hembuskan
keluar hidung, dan bersihkan dengan air.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi Kewaspadaan universal dalam keadaan sehari-hari disetiap Ruang Pelaynan


Puskesmas Sudimoro dengan melihat kondisi pencegahan infeksius di Puskesmas Sudimoro.
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG PENANGANAN PASIEN BERESIKO TINGGI

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

1. Pengertian Pananganan pasien resiko tinggi adalah proses memberikan


pelayanan klinis kepada pasien dengan penyakit yang bisa
menimbulkan kematian ataupun pasien dengan yang bisa
menularkan penyakit baik pada petugas maupun pasien lainnya.
2. Tujuan Mencegah penularan penyakit baik pada petugas maupun pasien
lainnya.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPT Puskesmas Sudimoro Nomor :
/27/AKSDM/SOP-UKP/2017 tentang pelayana klinis mengenai
penanganan pasien gawat darurat dan beresiko tinggi.
4. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
3. Permenks RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien dan
Langkah menegakkan diagnosa.
2. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai kebutuhan pasien.
3. Petugas melakukan tindakan sesuai rencana.
4. Petugas memberikan informasi pada pasien dan keluarga
mengenai kondisi pasien.
5. Petugas menggunakan alat pelindung diri dalam setiap tindakan
yang beresiko terjadi penularan.
6. Petugas memberi edukasi kepada keluarga pasien tentang resiko
penularan penyakit.
7. Petugas menyarankan rujuakn ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi apabial kondisi pasien tidak mampu dilayani di Puskesmas
8. Petugas mendokumentasikan kegiatan ke rekam medis.
6. Buang air -
7. Hal-hal yang perlu -
Diperhatikan
9. Dokumentasi 1. Rekam medis
terkait 2. Informed Consent
10. Rekaman Historis:
perubahan Tanggal Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

ASUHAN KEPERAWATAN

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

FORMAT PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
- Nama (nama lengkap, nama panggilan) :
- Usia / tanggal lahir :
- Jenis Kelamin :
- Alamat (Lengkap dengan no. telp) :
- Suku/Bangas :
- Satatus/bangsa :
- Status pernikahan :
- Agama/keyakinan :
- Pekerjaan/sumber pengahasilan :
- Diagnosa medik :
- No. medical record :
- Tanggal masuk :
- TanggalPengkajian :
- Therapy medik :

B. Penaggung jawab
- Nama :
- Usia :
- Jenis Kelamin :
- Pekerjaan/Sumber penghasilan :
- Hubungan dengan klien :

II. KELUHAN UTAMA


1. Resume
…………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………….
III.RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
1) Waktu timbulnya penyakit, kapan. Jam :
2) Bagaimana awal munculnya. Tiba-tiba? Berangsur-angsur ;
3) Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap sama dengan
sebelumnya:
4) Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan :
5) Kondisi saat dikaji :

B. Riwayat kesehatan lalu


1) Kecelakaan yang pernah dialami :
2) Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit :
3) Allergi (makanan, obat-obatan, zat/substandi, textil) :
4) Pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas) :

C. Riwayat kesehatan keluarga


1) Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya menyerang :
2) Buat bagan dengan genogram :

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum klien
- Tanda-tanda dari distress :
- Penampilan dihubungkan dengan usia :
- Ekspresi wajah, bicara, mood :
- Berpakaian dan kebersihan umum :
- Tinggi Badan, BB, gaya berjalan :

B. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah :
- Suhu :
- Nadi:
- Pernafasan :
- Sistem pernafasan :
- Hidung:
- Leher :
- Dada :

C. Sistem Kordiovaskuler
- Cojunctiva(anemia/tidak), bibir (pucat,cynosis) :
- Arteri carotis :
- Tekanan Vena jugularis :
- Capillary retilling time :

D. Sistem pencernaan
1) Sklere (ikrerus/tidak) :
2) Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis) :
3) Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan menelan,
gerakan lidah) :
4) Gester (kembung, gerakan peristaltik) :
5) Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran) :

E. Sistem indra
a. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus :
- Visus (gunakan snellen card) :
- Lapang pandang :
b. Hidung
- Penciuman, perih di hidung, trauma, mimisan:
- Skret yang menghalangi pencuman:
c. Telinga
- Keadaan daun telinga, operasi telinga :
- Kenala auditoris :
- Membran tympani :
- Fungsi pendengaran :
d. Sistem saraf
1) Fungsi cerebral
- Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian, dan perhitunga, bahasa) :
- Kesadaran dengan GCS (E4V5M6) :
- Bicara (ekspresive danresiptive) :
2) Fungsi crenial :
3) Fungsi sensorik :
4) Fungsi cerebellum :
5) Refleks :
6) Iritasi menigen :
e. Sistem saraf
- Rambut :
- Kulit :
- Kuku :
1) Kelenjar teroid :
2) Ekskresi urine berlebihan, polydipsi, poliphagi :
3) Suhu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan, leher kaku ) :
4) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut :

f. Sistem perkemihan
a) Edema palpebra :
b) Moon face :
c) Edema anasarka (umum)
d) Keadaan kadnung kemih :
e) Nocturia, dysuria, kencing batu :
f) Penyakit hubungan sexual :

g. Sistem induksi
1. Wanita
- Payudara (putting, areola mammae, besar, perbadingan kiri dan kanan) :
- Labia mayora dan minora :
- Haid pratama :
- Siklus haid :

2. Laki-laki
- Keadaan glandpenis(urethra) :
- Testis (sudah turun/belum) :
- Pertumbuhan rambut (kumis, janggut, ketiak) :

h. Sistem Immun
- Allergi (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ):
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca :
- Riwayat tranfusi dan reaksinya :

V. AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. Nutrisi
- Selera makan :
- Menu makan dalam 24 jam :
- Frekuensi makan dalam 24 Jam :
- Makanan yang disukai dan makanan pantangan :
- Pembatasan pola makanan :
- Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan) :
- Ritual sebelum makan :
B. Cairan
- Jenis meinuman yang dikonsumsu dalam 24 jam :
- Frekuensi minuman :
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam :

C. Eliminasi ( BAB & BAK )


- Tempat pembuangan :
- Frekuensi? Kapan ? Teratur ? :
- Konsistensi :
- Kesulitan dan cara menanganinya :
- Obat-obatan untuk memperlancar BAB/BAK :

D. Istirahat tidur :
- Apakah cepat tidur :
- Jam tidur (siang/Malam) :
- Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan :
- Apakah tidur secara rutin :

E. Olahraga
- Program olahraga tertentu :
- Beberapa lama melakukan dan jenisnya :

F. Rokok/alkohol dan obat-obatan :


- Apakah merokok? Jenis ? berapa banyak ? kapan mulai merokok ? :
- Apakah minum minuman keras ? berapa minum/hari/minggu ? jenis minuman ?
apakah banyak minum ketika stress ? apakah minuman keras mengganggu prestasi
kerja ? :
- Kecanduan kopi, alkohol, tea atau minuman ringan ? beberapa banya/hari ? :
- Apakah mengkonsusmsi obat dari dokter (marihuana, pil tidur, obat bius) :

G. Personal hygiene
- Mandi (rekuens, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu) :
- Cuci rambut :
- Guting kuku :
- Gosok gigi :

H. Aktivitas/mobilitas fisik
- Kegiatan sehari-hari :
- Pengaturan jadwal harin :
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas ;
- Kesulitan pergerakan tubuh :
VI. TES DIAGNOSTIK
- Laboratorium (tulis nilai normalnya) :
- Ro foto :
- CT Scan :
- MRI, USG, EEG, ECG, dll:

VII. Therapy saat ini (tulis dengan rincian)


STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG PENGGUNAAN DANA PEMBERIAN

CAIRAN INTRAVENA

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Penggunaan dan pemberian obat dan/cairan intravena merupakan


prosedur pemberian obat dan/cairan metode ivesif memakai jarum
atau pemasangan infus melalui jalur intravena
B. Tujuan Sebagai acuan kerja bagi medis/paramedis dalam pengisian rekam
medis di Puskesmas
Tujuan pemberian obat dan/cairan intravina untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik obat dalam
darah;
Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
C. Kebijakan 1. SK KepalaUPT Puskesmas Sudimoro No.
/27/AKSDM/SOP-UKP/2017 tentang Pelayanan Klinis mengenai
Pemberian Cairan Intravena
D. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan.
2. Peraturan menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tetantang
Puskesmas.
3. Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
E. Alat dan Bahan - Injeksi : Kapas alkohol, sarung tangan, obat spuit 3 ml, bak spuit,
plaster, kassa steril torniquet, bengkok.
- Infus : Cairan infus, infus set, abochath,terniquet, pleter, gunting,
bengkok, saraung tangan, kassa sterril, kapas alkohol dalam
temaptnya,betadine.
F. Prosedur Injeksi :
1. Mencuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Petugas memberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan
4. Meinta pasien untuk mengisi form informed consent
5. Mengatur pasien pada posisi nyaman
6. Bebaskan lengan pasien dari baju
7. Memasang torniquet
8. Pilih area yang bebas penusukkan yang bebas dari tanda
kekakuan, peradangan atau rasa gatal. Menghindari gangguan
absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
9. Memakai sarung tangan
10. Bersihkan area penusukkan dengan menggunakan kapas
alkohol, dengan gerakan sirkulasidari arah dalam keluar
dengan diametr sekitar 5 cm. tunggu hingga kering
11. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan
12. Buka tutup jarum, tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukkan dengan tangan non dominan (agar
kulit lebih kencang dan vena tidak bergeser) sejajar vena yang
akan ditusuk
13. Pegang jarum pada posisi 30o, rendah posisi jarum sejajar kulit
dan teruskanjarum dalam vena.
14. Lakukan aspirasi pada tangan non dominan, observasi adanya
darah dalam spuit. Jika ada darah, lepaskan toniquet dan
masukkan obat perlahan-lahan.
15. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan kapas
alkohol
16. Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril
yang diberi betadine
17. Membuang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam
bengkok
18. Membuka sarung tangan dan cuci tangan
19. Mendokumentasikan dalam rekam medis

Infus :
1. Mencuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Petugas memberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan
4. Meminta pasien untuk mengisi form informed consent
5. Mengatur pasien pada posisi nyaman
6. Membuka plastik infus set dengan benar
7. Tetap melindungi ujung selang steril
8. Menggantung infus set dengan cairan infus dengan posisi
cairan infus mengarah ke atas
9. Menggantungkan cairan infus
10. Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
11. Menutup ujung selang dan tutup dengan memperhatikan
kesterilan
12. Cek adanya udara dalam selang
13. Pakai sarung tangan
14. Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
15. Memasang torniquet
16. Desnfeksi dengan alkoholdari atas ke bawah dan sekali hapus
17. Buka abocath, dantusukkanabocath pada vena yang telah
dipilih
18. Memperhatikan adanya darah dalam kompertemen darah
dalam abocath
19. Melepaskan torniquet
20. Menyambungkan dengan ujung selang, lalu berikan plaster
padaujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan,
untuk fisasi
21. Memberi plaster dengan benar dan mempertahankan
keamanan abocath agar tidak tercabut
22. Mengatur tetasan cairan infus sesuai kebutuhan pasien
23. Membereskan alat dan memperhatiakn respon pasien
24. Membuka sarung tangan dan cuci tangan
25. Mendokumentasiakn dalam rekam medis
G. Hal-hal yang perlu - Kelancaran tetesan infus
diperhtikan - Respon pasien setelah dilakukan tindakan
H. Unit terkait - Unit Pelayanan
I. Dokumentasi - Rekam medis
- Informed consent
J. Rekaman Historis::
Yang Diberlakukan
No Halaman Perubahan
dirubah Tgl
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
KEC. SEMAKA KAB. TANGGAMUS

KARTU RAWAT JALAN


NAMA : ……………………………………………… NIK : ……………………………………….
ALAMAT : ……………………………………………… NO. BPJS : ……………………………………….
L/P : ……………………………………………… KET. ALERGI : ……………………………………….
UMUR : ………………………………………………

TANGGAL PEMERIKSAAN DIAGNOSA PENGOBATAN


SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO
TENTANG PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN
CAIRAN INTRAVENA
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUDIMORO


NOMOR : /27/AKSDM/SK-UKP/2017

TENTANG
PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO


Menimbang : a. bahwa salah satu jenis pelayanan kesehatandi UPT Puskesmas
Sudimoro adalah penggunaan dan pemberian obat dan atau
pemberian caraian intravena;
b. bahwa dalam penggunaan dan pemberian obat dan atau pemberian
cairan intravena merupakan kegiatan yang beresiko terhadap
terjadinya infeksi sehingga harus mengikuti prosedur;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a dan b perlu
ditetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudimoro;

Mengingat : 1. Undang-undang No. 02 Tahun 1997 tenang Pembentukan kabupaten


Tanggamus Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah
Tk.II Tanggamus (Lembarannegara Tahun 1997 Nomor 02, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3667);
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas (Berita Republik Indonesa Tahun 2014);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015, Tentang Akreditasi fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 08 tahun 2016
tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanggamus (Lembaga Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Nomor 142);
7. Peraturan Bupati Nomor 6 tahun 2008, tentang pelaksanaan Pelayana
Kesehatan Dasar);

MEMUTUSKAN
Mentapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO TENTANG PEMBERIAN
CAIRAN INTRAVENA DI UPT PUSKESMA SUDIMORO;
Kesatu : Pemberian obat atau cairan intravena adalah tindakan memasukkan obat
atau cairan langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu;
Kedua : Pemberian cairan intravena dapat digunakan ketiak pasien syok,
dehidrasi, tidak dapat menelan, tidak sadar, atau obat perlu diberikan
secara intravena;
Ketiga : a. Memberikan jalan masuk untuk memberi obat-obatan kedalam tubuh;
b. memberikan atau mengganti cairan tubuh yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral;
Keempat : Pemberian obat atau cairan intravena harus mengikuti prosedur yang ada
sehingga dapat dihindari terjadinya infeksi;
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diperbaiki
sesuai ketentuan;

Ditetapkan di : Sudimoro
Pada Tanggal : 06 Januari 2017

Kepala UPT Puskesmas Sudimoro


Kabupaten Tanggamus

SITI NURANI,SKM,MM
NIP.19710321 199803 2 003
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO
TENTANG IDENTIFIKASI DAN PENANGGUNGAN
KELUHAN PASIEN
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUDIMORO


NOMOR : /27/AKSDM/SK-UKP/2017

TENTANG
IDENTIFIKASI PENANGANAN KELUHAN PASIEN
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO


Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengingkatkan mutu pelayanan kesehatan dsar
di UPT Puskesmas Sudimoro maka diperlukan adanya identifikasi dan
penanganan keluhan;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a, perlu ditetapkan
keputusan kepala UPT Puskesmas Sudimoro;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a dan b perlu
ditetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudimoro;

Mengingat : 1. Undang-undang No. 02 Tahun 1997 tenang Pembentukan kabupaten


Tanggamus Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah
Tk.II Tanggamus (Lembarannegara Tahun 1997 Nomor 02, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3667);
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas (Berita Republik Indonesa Tahun 2014);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015, Tentang Akreditasi fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 08 tahun 2016
tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanggamus (Lembaga Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Nomor 142);
7. Peraturan Bupati Nomor 6 tahun 2008, tentang pelaksanaan Pelayana
Kesehatan Dasar);

MEMUTUSKAN
Mentapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO TENTANG PEMBERIAN
CAIRAN INTRAVENA DI UPT PUSKESMA SUDIMORO;
Kesatu : Keluhan, saran dan pengaduan diidentifikasi dari call center, kotak saran,
kotak kepuasan, survey kepuasan, e-mail, dan penyampaian langsung
oleh tim cepat tanggap;
Kedua : Setiap keluhan, saran dan pengaduan diidentifikasi, waktu, pelapor dan isi
laporan;
Ketiga : Setiap keluhan, saran dan pengaduan harus ditindak lanjuti dan dievaluasi
berdasarkan prioritas;
Keempat : Prosedur identifikasi dan tindak lanjut kelurhan didokumentasikan
dilaporkan kepada pihak berwenang (PMKP, Tim mutu Admin, tim mutu
UKM) untuk diteruskan kepada kepala UPT Puskesmas Sudimoro;
Kelima : Hasil pengelolaan keluhan/saran/pengaduan disampaikan kepada pihak
terkait;

Ditetapkan di : Sudimoro
Pada Tanggal : 06 Januari 2017

Kepala UPT Puskesmas Sudimoro


Kabupaten Tanggamus

SITI NURANI,SKM,MM
NIP.19710321 199803 2 003
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

IDENTIFIKASI DAN PENANGAN KELUHAN

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan


menangani keluhan pelanggan, penanganan keluhan pelanggan
dilaksanakan berdasarkan keluhan yang paling masuk melalui kotak
saran, maupun survei keputusan pelanggan.
B. Tujuan Memberikan tanggapan dan penanganan yang cepat dan tepat
terhadap semua keluhan pelanggan.
C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sudimoro Nomor : /27/AKSDM/SOP-
UKP/2017 tentang Pelayanan klinis mengenai identifikasi dan
penangan keluhan
D. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007
tentang Kesehatan
2. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang
Pusksmas
E. Alat dan bahan - Survei Kepuasan Pelanggan
- Blanko keluhan pasien/saran
F. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan keluhan pelanggan
2. Petugas membantu kotak saran setiap satu minggu sekali
pada hari sabtu
3. Petugas mecatat keluhan pelanggan dalam buku register
keluhan pelanggan
4. Petugas juga mencatat keluhan pelanggan yang berasal dari
survey kepuasan pelanggan 2 kali dalam setahun
5. Petugas menganalisa keluhan pelanggan dan membuat tindak
lanjut
6. Petugas membuat LKP diberikan kepada unit terkait
7. Petugas melakukan evaluasi, tindak lanjut dan verifikasi
kepada unit terkait bahwa keluhan sudah ditangani
8. Petugas menuliskan keluhan pelanggan dan tindak lanjut di
papan keluhan pelanggan
G. Hal yang perlu -
diperhatikan
H. Unit terkait Seluruh staf Puskesmas
A. Dokumen terkait 1. Laporan Kepuasan Pelanggan
2. Jadwal Survei Keputusan Pelanggan

J. Rekaman Historis:
No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG KEWASPADAAN UNIVERSAL

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Kewaspadaan Unversa adalah keadaan secepatnya tentang adanya


kasus/tersangka agar dapat segera dilakukan tindakan atau langkah
untuk membatasi kasus kejadian/penyakit.
B. Tujuan 1. Pencetahan infeksi di Puskesmas.
2. Upaya Pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
C. Kebijakan 1. SK Kepala UPT Puskesmas Sudimoro Nomor :
/27/AKSDM/SOP-UKP/2017 tentanga pelayanan klinis mengenai
Kewaspadan Universal
D. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007
tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Keshatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
E. Alat dan bahan 1. Antiseptik : Alkohon 60-90%, Klorhersedin 2-4%, Yodin+alkohol
3% atau yang lainnya.
2. Air dari kran yang mengalir.
3. Alat perlindugnan diri diantaranya : Sarung tangan, pelindung
muka (masker dan kaca mata), gaun/jubah/apron dan pelindung
kaki.
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas melakukan cuci tangan dan
menggunakananti septik dan
dilanjutkan dengan mencuci tangan Petugas mencuci tangan dengan
menggunakan antiseptik
kembali dengan air yang mengalir
selama 40-60 detik
2. Semua petugas memakai alat
Petugas menggunakan APD (Sarung
pelindung berupa sarung tangan tangan, masker, kacamata pelindung)
sebelum menyentuh sesuatu yang
basah atau terkontaminasi dengan
cairan tubuh Tangani pasien dan buang jarum
3. Pakai masker dan kacamata pelindung suntuk dan alat sekali
berupa sarung tangan sebelum
menyentuh sesuatu yang basah atau
terkontaminasi dengan cairan tubuh Bersihkan dan desinfeksikan tumpahan
4. Tangani pasien dan buang jarum cairan tubuh pasien dengan desinfektan
suntuk dan alat kesehatan tajam sekali
pakai
5. Bersihkan dandesinfeksikan tumpahan Penanganan alat medis dan semua bahan
cairan tubuh pasien dengan yang tercemar harus sesuai dengan
densinfektan
6. Penanganan alat medis dan semua
bahan yang tercantum harus sesuai Pembuangan limbah sesuai dengan
dengan standar densinfeksi dan prosedur pembuangan limbah di
sterilisasi
7. Pembuangan limbah sesuai dengan
prosedur pembuangan limbah
puskesmas
G. Hal yang perlu 1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan
diperhatikan para medis.
2. Penyakit dalam tingkat ini adalah HIV-AIDS dan Flu Burung,
tetapi tidak menutup penyakit lain yang punya kategori hampir
sama
H. Unit terkait 1. Ruang BP dan Ruang Tindakan
2. Ruang Persalinan
3. Ruang Gigi dan Ruang Laboratorium
I. Ruang Historis
Perubahan Nomor Yang Diubah Isi Tgl.Mulai
Perubahan berlaku
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

PENETAPAN MUTU LAYANAN KLINIS

Bulan :

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA STANDAR


1 Pendaftaran Ketepan waktu jam buka pelayanan Senin s.d Kamis 08.00
s.d 14.30
Jum’at
08.00 s.d 13.00
Sabtu
08.00 s.d 14.30
Waktu tunggu di pendaftaran ≤ 15 Menit
Waktu tunggu penyiapan Dokumen
rekaman medis pelayaann rawat
jalan
- Pasien baru ≤ 10 Menit
- Pasien Lama ≤ 7 Menit
Pelaksanaan pelayanan seuai SOP 100%
Pendataran
2 Rawat jalan Jam buka pelayanan Rawat jalan Senin s.d Kamis 08.00
(pelayanan Umum) s.d 14.30
Jum’at
08.00 s.d 13.00
Sabtu
08.00 s.d 14.30
Ketersediaan pelayanan a. Pelayanan umum
b. Pelayanan KIA/KB
c. Pelayanan MTBS
d. Pelayanan GIGI

Pelaksanaan pelayanan seuai SOP 100%


Kajian awal klinis dan informasi yang
di terima pada saat pengkajian
3 Ruang Tindakan Jam buka pelayanan Rawat jalan Senin s.d Kamis 08.00
s.d 14.30
Jum’at
08.00 s.d 13.00
Sabtu
08.00 s.d 14.30
Waktu tanggap pelayaann petugas ≤ 5 Menit
medis di ruang tindakan
Pelaksanaan pelayanan seuai SOP 100%
Kelengkapan Informed Concent
setelah mendapatkan informasi yang
jelas
Kepatuhan hand hygiene 100%
ketersediaan APD
4 Pelayanan Waktu pelayanan ≤ 5 Menit
Farmasi/Obat a. Obat jadi ≤ 15 Menit
b. Obat racikan dengan mortil ≤ 10 Menit
c. Obat racikan dengan pulviser
Tidak adanya kejadian keslah 100%
pemberian obat
Ketersediaan obat 100%
Penggunaan antibiotik yang tepat 100%
5 Pelayanan Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium laboratorium sederhana
sederhana a. Hasil pemeriksaan sputum TB, 2 Hari
MOU Ke PKM Sukaraja
b. Kolesterol, KGD, Asam Urat ≤ 5 Menit
c. Golongan Darah ≤ 60 Menit
d. Tes Kehamilan ≤ 15 Menit
e. Protein Urine ≤ 15 Menit
Pelaksanaan Pelayanan sesuai SOP 100%
Tidak adanya kesalahan pemberian 100%
hasil pemeriksaan Laboratorium
sederhana
Pencegahan dan kontrol infeksi 100%
kepatuhan had hygiene, ketersediaan
APD
6 Pencegahan dan Tesedia APD disetiap unit pelayanan 100%
pengendalian infeksi Pemilihan Limbah Infeksius dan Non 100%
Infeksius (B3)
Penanganan Limbah Domestik 100%
Kepuasan Pelanggan 100%

Ditetapkan di : Sudimoro
Pada Tanggal : 06 Januari 2017

Kepala UPT Puskesmas Sudimoro


Kabupaten Tanggamus

SITI NURANI,SKM,MM
NIP.19710321 199803 2 003
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG

LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN KESINAMBUNGAN LAYANAN

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PELAYANAN MEDIS
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan adalah


pelayanan yang diberikan kepada pasien secara komprehensif.
B. Tujuan Agar pelayanan klinis yang diberikan efektif dan efesien, baik
perencanaan dan pelaksanaannya sebagai pendukung yang sesuai
dengan kemampuan Puskesmas, dan dipadukan sebagai hasil kajian
dalam merencanakan dan melaksanakan layanan klinis bagi pasien.
C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sudimoro Nomor : /27/AKSDM/SOP-
UKP/2017 tentang pelayanan klinis mengenai Layaann Klinis yang
menjamin kesinambungan layanan.
D. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
3. Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang panduan Praktik Klinis
bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
E. Alat dan bahan 1. Rekaman medis
2. Bolpoint
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas menerima status pasien dari
petugas pendaftaran Menerima status pasien
2. Petugas memanggil pasien
masukkeruang pemeriksaan
3. Petugas melakukan anamnesa
Petugas menggunakan APD (Sarung
terhadap masalah yang dihadapi tangan, masker, kacamata pelindung)
pasien S (Subyektif)
4. Petugas malaksanakan pemeriksaan
fisik O (Obeyektif) Tangani pasien dan buang jarum
5. Petugas melakukan Asessment (A) suntuk dan alat sekali
diagnosa medis/diagnose
keperawatan/kebdanan
6. petugas membuat perncanaan dan Bersihkan dan desinfeksikan tumpahan
pelaksanaan (P) cairan tubuh pasien dengan desinfektan
7. petugas memberikan kepada pasien
bila perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang Penanganan alat medis dan semua bahan
8. petugas memberitahukan kepada yang tercemar harus sesuai dengan
pasien/keluarga bila perlu untuk
dilakukan rujukan internal maupun ke
rumah sakit Pembuangan limbah sesuai dengan
9. petugas melengkapi form yang prosedur pembuangan limbah di
diperlukan
10. petugas mendokumentasikan pada
Pembuangan limbah sesuai dengan
rekm medis
prosedur pembuangan limbah di

Dokumentasi pada rekam


medis

G. Hal yang perlu


diperhatikan
H. Unit terkait 1. Ruang BP
2. Pelayanan Gigi
3. Ruang Tindakan
4. Pelayanan KIA

I. Ruang Historis
Perubahan

J. Rekaman Historis
Tgl. Mulai
Nomor Halaman Yang Diubah Perubahan
berlaku
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG HAK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal : Januari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
HAK MENOLAK ATAU MELANJUTKAN
PENGOBATAN
Nomor :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas SITI NURANI,SKM,MM
Sudimoro NIP.19710321 199803 2 003

A. Pengertian Hak pasien dan keluarga mengambil keputusan menolak


menghentikan pengobatan/terapi selama dalam pengobatan
B. Tujuan Menghormati hak pasien dan keluarga untuk memenuhi permintaan
menolak/menghentikan pengobatan/terapi pasien sesuai etika dan
hukum dalam pelayanan kesehatan.
C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sudimoro Nomor : /27/AKSDM/SOP-
UKP/2017 tentang pelayanan klinis mengenai hak menolak atau
melanjutkan pengobatan
D. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
3. Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang panduan Praktik Klinis
bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
E. Alat dan bahan 1. Alat Tulis
2. Formulir penolakan pengoabtan
F. Prosedur Diagram Alir
1. Beri salam dan perkenalkan diri 12.
2. Tanya identitas pasien Beri salam dan perkenalkan
3. Perhatikan prioritas pemberi diri
persetujuan untuk pengobatan pada
orang yang menandatangani.
4. Jelaskan hubungan penyakit dengan
indikasi dan resiko/dampak menolak Tanya identitas pasien
pengobatan terhadap pasien dengan
bahasa mudah dimengerti.
5. Jelaskan pasien/keluarga dalam Perhatikan prioritas yang
mengambil keputusan sesuai norma menandatangani
agama dan aturan yang berlaku.
6. Beri kesempatan pasien/keluarga
untuk bertanya danmengungkapkan 1. Jelaskan hubungan penyakit dengan
alasan mengambil keputusan dampak menolak pengobatan
2. Jelaskan pasien/keluarga dalam mengambil
“MENOLAK”
keputusan
7. Informasikan pasien/keluarga : 3. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk
- hak untuk menolak/tidak bertanya dan mengungkapkan alasan
melanjutkan pengobatan. menolak
- Konsekuensi dan keputusan 4. Beri informasi tentang hak, konsekuensi,
tersebut. tanggung jawab, alternatif pelayanan dan
- Tanggung jawab mereka terkait pengobatan
dengan keputusan tersebut.
- Tesedianya alternatif pelayanan dan
Pembuangan limbah sesuai dengan
pengobatan.
prosedur pembuangan limbah di
8. Perhtikan prioritas pemberian
persetujuan untuk penolakan dan
orang yang harus menandatangani.
9. Jelaskan pengisian formulir Dokumentasi pada rekam
penolakan/penghentian pengobatan medis
sesuai keputusan pasien/keluarga.
10.Pengisian formulir penolakan ditanda
tangani pasien dan keluar serta
dilengkapi sesuai standar yang sudah
ditetapkan. Formulir penolakan
11.Formulir penolakan diserahkan ke diserahkan
perawat/petuas untuk ditanda
tangani sebagai saksi dan check isi
kelengkapan serta diarsipkan pada
status rekam medik pasien.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait 1. Ruang Tindakan
2. Ruang persalinan
3. Ruang KIA
4. Ruang BP
I. Dokumen Terkait

J. Rekaman Historis
Tgl. Mulai
Nomor Halaman Yang Diubah Perubahan
berlaku
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………………………………………………….
Umur/Jenis : ……………Thn. Laki/Perempuan
Alamat : …………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
No. Telp : …………………………………………………………………………………….

Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/sebagai orang tua/suami/istri/anak/wali dari :


Nama : …………………………………………………………………………………….
Umur/Jenis : ……………Thn. Laki/Perempuan
Alamat : …………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
No. Telp : …………………………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAk tanpa paksaan dari pihak manapun untuk dilakukan
Tindakan Medis berupa : ………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Dari penjelasan yang diberikan telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan tindak lanjut
medis yang akna dilaksanakan dan tidakakan menuntut kemungkinan resiko yang dapat
terjadi/ditimbulkannya saat dan pasca medis tersebut.

Sudimoro, ………………………………..
Dokter/Petugas Yang Membuat Pernyataan
Yang Melakukan

………………………….. …………………………..

Saksi-Saksi

………………………….. …………………………..
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………………………………………………….
Umur/Tgl Lahir : …………………………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/sebagai orang tua/suami/istri/anak/wali dari :


Nama : …………………………………………………………………………………….
Umur/Tgl Lahir : …………………………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAk tanpa paksaan dari pihak manapun untuk dilakukan
Tindakan Medis berupa : ………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Dari penjelasan yang diberikan telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan tindak lanjut
medis yang akna dilaksanakan dan tidakakan menuntut kemungkinan resiko yang dapat
terjadi/ditimbulkannya saat dan pasca medis tersebut.

Sudimoro, ………………………………..
Pelaksana Tindakan Yang Membuat Pernyataan

………………………….. …………………………..

*Coret yang tidak perlu


SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO
TENTANG HAK MENOLAK ATAU TIDAK
MELANJUTAKN PENGOBATAN
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO
PELAYANAN KLINIS

Nomor : /27/AKSDM/SK-UKP/2017
Revisi Ke :
Berlaku Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SUDIMORO

Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus


No. HP (081369137026) e_Mail : [email protected] kode pos 35386
PEMERINAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIMORO
Jl. Raya Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
No. HP. 081369137026 e_mail: [email protected] Kode Pos : 35386

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO


NOMOR : /27/AKSDM/SK-UKP/2017

TENTANG
HAK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
DI UPT PUSKESMAS SUDIMORO

Menimbang : a. Bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
perseorangan tingkat pertama. Dengan lebih mengutamakan uapay
promotif dan preventif, untuk mencapai drajat kesehatan mayarakat
yang setinggi-tingginya di wilayaha kerjanya;
b. Bahwa untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas
maka harus dibuat hak dan kewajiban pasien untuk menolak atau
tidak melanjutkan pengobatan di UPT Puskesmas Sudimoro;
c. bahwa dalam menerapakn hak dan kewajiban pasien untuk menolak
atau tidak menlanjutkan pengobatan, maka puskesmas melakukan
penilaian kinerjanya secara mandiri di UPT Puskesmas Sudimoro;
d. bahwa dalam rangka pelaksanaan tersebut, perlu dituangkan dalam
Surat Keputusan kepalaUPT Puskesmas Sudimoro.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 02 tahun 1997 tentang pembentukan


Kabupaten Tanggamus Daerah Tinngkat II Tulang Bawang dan
Kabupaten Daerah Tk. II Tanggamus (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 02 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3667);
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Keseh T tahnatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193). Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/2008
tentang persetujuan tindakan kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas (Berita Acara Republik IndonesiaTahun 2014);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015, tentang Akreditasi FailitasKesehatan Tingkat Pertama;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 08 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanggamus Tahun 2016 Nomor 142);

MEMUTUSKAN

MENETAPAKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIMORO TENTANG


PELAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMA SUDIMORO.
KESATU : Aspek hak dan kewajiban pasienuntuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan termasuk mutu pelayanan Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan;
KEDUA : Sebagai upaya terciptanya kepuasan pasien yang mengacu kepada
hakdankewajiban pasien untuk menolakatau tidak melanjutkan
pengobatan secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan di UPT Puskesmas Sudimoro.
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau kesalahan
didalamnya, akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Di tetapkan di : Sudimoro
Pada Tanggal : Januari 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS


SUDIMORO
KABUPATEN TANGGAMUS

SITI NURANI

Anda mungkin juga menyukai