214 - 20220331211811 - Bahan Ajar Terapi Keluarga
214 - 20220331211811 - Bahan Ajar Terapi Keluarga
214 - 20220331211811 - Bahan Ajar Terapi Keluarga
I. PENDAHULUAN.
dan merupakan terapi pilihan diluar terapi obat ( farmako terapi ) yang
keterbatasan misalnya pada kenakalan remaja, akan kurang efektif bila yang
terisolasi. Dia adalah anggota dari kelompok social terkecil yang disebut
keluarga. Biasa yang terjadi pada individu berkaitan dengan interaksi yang
individu dan system social lainnya. Dalam prakteknya terapi keluarga akan
1
mengeksplorasi interaksi pasien dengan konteks kehidupannya yang
adalah saling melengkapi. Keadaan ini bisa kita umpamakan sebagai lalu-
lintas di jalan raya. Lalu lintas akan lancer, bila tidak hanya mobilnya yang
diperbaiki, tetapi juga sarana jalannya. Anggota keluarga yang sehat akan
menghasilkan kelompok keluarga yang sehat pula dan system keluarga yang
serta dapat menjalankan dalam upaya kuratif dan rehabilitasi, perlu dilandasi
2
Tujuan dari konsep dasar terapi keluarga adalah untuk memberikan
Orientasi dasar tentang peran terapi keluarga dalam upaya terapi dan
rehabilitasi pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa / klinik kesehatan jiwa
keluarga. Dengan uraian yang bersifat dasar ini ditambah dengan latihan
Terapi keluarga diawali pada akhir tahun 1940 dan 1950 di sejumlah
unit yang perlu diterapi. Diharapkan bahwa terapi keluarga tidak saja
anggota keluarga.
3
keluarga. Freud beranggapan bahwa masalah pasien neurotic berasal dari
interaksi yang kurang sehat dengan orang tua dimasa kecilnya, oleh karena
screen dan videotape “ sehingga proses jalannya terapi dapat dilihat oleh
orang lain dan masalahnya dapat dibahas bersama. Selain dari yang
disebutkan diatas masih banyak lagi pioneer dalam terapi keluarga . Sekarang
ini terapi keluarga sudah dikenal sebagai salah satu metode dari pengobatan
4
orang hanya banyak emeperhatikan terapi individual tanpa memperdulikan
lingkungan.
mendasari. Teori yang telah dikembangkan dan berjalan baik untuk terapi
Hal ini tidak berarti bahwa patologi tersebut tidak ada hubungannya dengan
keluarga secara individual, kita dapat mengerti cara anggota keluarga itu
berhubungan satu sama lain. Disamping itu perlu pula mempelajari taraf
individu. Hal ini tidak banyak mencerminkan keluarga itu sebagai satu
5
Teori yang perlu dikuasai sebagai dasar terapi keluarga antara lain :
tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasikan pikiran ini. Disini trapis
6
SATIR MENYIMPULKAN 4 HAL
a. Setiap perilaku didasri oleh suatu motif yang cukup beralasan seseorang
akan mengerjakan apa yang pernah dia pelajari dan ini merupakan yang
terapi. Proses bukan merupakan inti, tetapi bahan yang penting dari
keberhasilan terapi.
c. Jiwa dan raga merupakan bagian dari system yang sama. Fisik yang sehat
dan emosi yang sehat itu saling berkaitan . Dalam terapi, pakailah semua
d. Citra diri dan komunikasi yang efektif saling mempengaruhi satu sama
lain. Memperhatikan hal ini penting artinya dalam metode terapi. Citra
Pada sebagian makhluk hidup terjadi proses belajar, oleh karena itu
perlu pula dipelajari penerapan teori belajar itu pada terapi keluarga.
7
Penerapannya adalah dengan merubah keadaan yang menyokong
diinginkan dan menghilangkan perilaku negative yang tidak diinginkan. Hal ini
Dengan demikian akan mengurangi frekuensi dan intensitas dari perilaku itu.
model ( dyadic ) atau paling banyak 3 orang ( triadic ). Alasan untuk tidak
agresivitas seorang anak pada ibunya, sulit diatasi bila ayahnya menginginkan
perilaku itu atau bila kemarahan ayah pada ibu tidak dapat disalurkan secara
langsung. Dalam hal ini kehadiran ayah justru memperkuat perilaku agresif
8
Karena terapi perilaku dalam keluarga paling mudah diterapkan pada
keluarga secara seksama baru rencanakan terapi. Orang tua juga dilatih untuk
anggota tidak saling mengenal sebelumnya, maka terapi kelompok agak sukar
terlibat proses interkasi dan merupakan bagian yang penting dalan terapi
keluarga sering kali hanya memainkan scenario yang sudah dia perankan
dalam keluarga, kecuali bila terapis secara tegas bertindak untuk merubah
9
Orang yang ada pada keluarga ini melakukan konfrontasi seperti seperti pada
terapi kelompok biasa dan ini merupakan karakteristik dari terapi kelompok
Proses komunikasi yang terjadi dalam keluarga telah menjadi perhatian para
bahasa.
menguasai hubungan antara kata atau kalimat dengan artinya, kejelasan dari
arti dari kata-kata itu berbeda dengan arti yang seharusnya ada dalam kamus.
Pada beberapa keluarga, terdapat bahasa dan sistim komunikasi khusus yang
c. Pragmatik adalah penyelidikan dari efek perilaku dalam komunikasi. Hal ini
10
a. Komunikasi dan kognisi
dimaksud oleh anggota keluarga lain pada saat menyatakan sesuatu. Pada
banyak keluarga, pesan sering diterima tidak sesuai dengan yang disampaikan
oleh pembicara.
yang terjai pada keluarga. Mereka juga memperhatikan analogik atau bahasa
komunikasi verbal atau paling sedikit mempunyai arti yang berbeda. Yang
badan, ekspresi wajah, nada suara, tempo, irama dari kata itu sendiri,
pada umumnya juga membawa pesan analogik. Kesemua hal diatas sangat
yang lain, berarti dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan
dia mempunyai hak atau tugas untuk membatasi perilaku anak tersebut.
11
Mereka juga menentukan peranan anak pada aktivitas bersama di keluarga
anak sudah berkembang menjadi remaja, dia sudah mempunyai hak yang
rumah tangga.
Cara ini sering pula ditemukan pada proses structural dimana tujuan
proses terapi adalah untuk merubah sifat atau posisi dari batasan diantara
anak yang lebih kecil sebagaimana yang dikerjakan oleh orang tuanya atau
satu atau lebih dari anggota keluarga menderita stress atau berada pada
sepenuhnya menyadari hal ini. Setelah anak-anak lahir, mereka pun memiliki
12
orang, maka komunikasi dari perasaan ini menjadi sangat penting artinya.
Tujuan dari terapi adalah untuk memperbaiki bila terdapat ketidak puasan.
pertama kali dikembangkan oleh Salvador Htinuchin pada tahun 1970. Sebelum
a. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diantara
anggota keluarga
c. “The family’s resonance”. Pada para anggota dapat saling terikat (enmeshed)
d. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistim yang terdiri dari
anggota keluarga. Supra sistim bias merupakan sumber support atau sumber
Sistim keluarga terdiri dari beberapa subsistim yaitu subsistim suami istri,
subsistim orang tua, subsistim anak-anak / saudara, subsistim kakek / nenek dan
lain-lain. Dalam sistim keluarga yang baik, maka batasan ke 3 atau ke 4 subsistim
harus jelas, tidak boleh kabur atau terlalu kaku sampai saling melepaskan diri
13
atau saling acuh tak acuh. Arti dari batasan subsistim keluarga yang jelas adalah
bahwa antara ke 4 subsistim keluarga ini terdapat perasan otonemi, tidak saling
ada. Batasan subsistim menjadi kabur bila orang tua terlalu mencampuri urusan
anak atau anak terlalu terlibat dengan urusan orang tua. Anggota keluarga
kurang ada otonomi, mereka saling bergantung dan tingkah laku stress seorang
Hal sebaliknya juga terjadi dalam keluarga, bila batasan ke 4 subsistim ini
terlalu kaku sehingga antara anggota keluarga tidak ada komunikasi, saling tidak
loyalitas. Stress dari salah satu anggota keluarga tidak dirasakan oleh anggota
tentukanlah seberapa jauh gejala-gejala dari pasien atas masalah dari keluarga
berkaitan dengan fungsi keluarga (struktur keluarga). Bila hal ini berkaitan, maka
Teknik terapi struktural paling banyak dipakai di dalam terapi keluarga, yang
terdiri dari berbagai cara untuk merubah batasan subsistim dan sistim keluarga
14
dan merubah koalisi dan persekutuan didalam keluarga. Terapi struktural
keterampilan dan penilaian klinis yang baik. Terapis struktural yang berhasil
adalah mereka yang mempunyai kepribadian yang kuat (berkuasa), tapi empatik
a. Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistim keluarga. Misalnya anak
bungsu dari 4 bersaudara yang mengalami kesulitan belajar dan pergaulan di sekolah.
Ia sangat dimanja oleh ibu sehingga dia juga sangat pemalu. Ayahnya tidak setuju cara
perlakuan dari ibunya, tetapi ayah tidak mau terlibat dalam mendidik anak. Hal ini
sudah jelas bahwa masalah anak tersebut berkaitan dengan disfungsi dari struktur
keluarga.
kesulitan perkawinan, masalah hubungan orang tua – anak, dan masalah diantara
saudara.
c. Kesulitan berpisah, banyak terapis menganggap bahwa keadaan ini paling baik diatasi
dengan terapi keluarga. Misalnya anak bungsu yang dimanja yang mengalami
kesulitan dalam perkembangannya, anak remaja putri yang mencoba berpisah dari
15
ingin dekat satu sama lain, sedangkan proses perpisahan terjadi terlalu cepat atau bila
pasangan perkawinan tidak pernah dekat. Pada saat anak-anak sudah besar, maka
proses perpisahan tidak dapat dihindari karena anak-anak akan keluar rumah dengan
berbagai alasan.
hubungan yang “part object” kurangnya “ego boundaries”, dan terlalu banyak
e. Pada “severely disorganized family” dan keadaan sosioekonomi yang sangat buruk.
lebih disebabkan oleh defensif dari terapis daripada efektivitas terapi. Yang menjadi
a. Terdapat hambatan dari terapi keluarga. Bila anggota yang berperan sebagai kunci
dalam keluarga tidak dapat hadir karena alasan geografis atau alasan lain, atau tidak
sangat sulit, oleh karena itu diperlukan tenaga yang terlatih, terampil, dan
berpengalaman. Bila tenaga tersebut belum tersedia, lebih baik terapi keluarga itu
ditunda dulu.
16
kecenderungan perpecahan keluarga dan sudah terlambat untuk diperbaiki
terapi keluarga yaitu untuk menolong agar berpisah secara baik-baik dan terapis
merubah system hubungan akan mencetuskan dekompensasi yang berat pada satu
atau lebih anggota keluarga. Beberapa keluarga membiarkan diri mereka dalam
keadaan stress. Pada beberapa kasus perubahan dalam situasi keluarga dapat
meningkatkan stress yang dihadapi oleh atau lebih individu dan memperburuk
keadaan mereka sampai bias menyebabkan depresi dan bunuh diri. Hal ini
depresi atau deprivasi emosional yang berat pada satu atau lebih anggota. Dalam hal
e. Bila keluarga dirujuk oleh badan seperti pengadilan, sekolah, dan lain-lain. Pada
menghindari hukuman yang lebih berat atau mencegah supaya anaknya tidak
17
5 TUJUAN TERAPI KELUARGA
Tujuan utama dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika adalah untuk
menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya
didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas
tanpa sensor alarm sadar, dan memverbalisasikan pikiran. Disini terapis sedikit mungkin
memberikan komentar bertanya dan tidak bertanya dan tidak secara aktif melakukan
intervensi juga hindari memberi saran dan tidak memanipulasi keluarga itu secara aktif.
Tujuan terapi dan rehabilitasi, batas kedua hal ini sukar dibedakan terutama dalam
gangguan mental, disamping kesembuhan juga pemulihan fungsi, tidak dapat dicapai
organobiotik saja. Tetapi pada taraf kesembuhan tertentu perlu dibarengi atau
diteruskan dengan terapi bersifat sosial. Dalam hal ini terapi berlanjut dengan upaya
edukasional, vokasional, dan sosial, dengan pendekatan ini kita memperhatikan faktor
psikologi dan sosial atau psikososial disamping faktor biologinya didalam melakukan
upaya kesehatan.
Pendekatan eklektik holistik akan bermanfaat haya saja pada kesehatan jiwa tetapi
juga pada upaya kesehatan umum, karena bila pendekatan tersebut diterapkan dengan
18
Dari penjelasan tersebut dapat dimengerti bahwa terapi keluarga (juga terapi,
Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa memberikan arahan untuk para peminat terapi
keluarga cara-cara yang perlu dilaksanakan pemulihan hubungan keluarga agar mau
kesehatan jiwa.
a. Pemberian informasi yang jelas dan rasional kepada keluarga tentang tanggung
jawab klinik kesehatan jiwa atau RS jiwa dan keluarga dalam proses terapi dan
rehabilitasi.
Setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap, sebaiknya sejak dini keluarga
diberi informasi tentang upaya yang dilanjutkan petugas RS jiwa yang mampu
informasi ini lebih sesuai jika dilakukan bersamaan waktu pengambilan evaluasi
sosial yang biasa dilakukan oleh sosial worker. Dalam pemberian informasi butir
19
3. Sistem pelayanan yang dilakukan di RS jiwa.
jiwa / RS jiwa. Pemberian informasi ini lebih bersifat pembinaan keluarga dalam
psikiater, dokter, psikolog, perawat senior, sosial worker senior, dan penempatan
penugasannya dapat dibebankan pada unit rawat jalan, rawat inap, KJM atau
rehabilitasi.
Pemberian informasi sebagai pembinaan keluarga yang selama ini sudah ada
psikososial yang formal sehingga mampu mengikis stigma yang menempel pada diri
keluarga, hal itu akan sekaligus mempersiapkan keluarga untuk menerima kembali
b. Pengenalan keadaan dan pelayanan klinik kesehatan jiwa atau RS jiwa kepada pasien
sedini mungkin. Setelah pasien masuk dalam unit rawat inap apabila keadaannya
cukup tenang (sociable) atau setelah memperoleh terapi medik dan mencapai
20
keadaan tersebut, hendaknya segera dikenalkan kedaan dan keadaan pelayanan
c. Pemulihan fungsi mental terutama keterampilan sosial dan penyesuaian diri yang
Perlu kita ketahui bahwa terjadinya serangan gangguan jiwa terutama golongan
Dalam praktik klinis sesudah pasien tenang sebagai hasil terapi yang tepat tidak
yang vakum (kosong) yang sangat rawan apabila tidak segera memperoleh stimulasi
dalam bentuk-bentuk terapi non obat dengan okupasi terapi, psikoterapi, terapi
kelompok, terapi keluarga, terapi tingkahlaku, dan sebagainya yang dapat mengisi
keyakinan psikis dan mengarahkan perilaku pasien dari perilaku patologis ke perilaku
terlatih dan memiliki minat dalam mengoperasikan berbagai jenis terapi non obat
tenaga professional tersebut, maka diharapkan profesi yang ada dapat ditingkatkan
21
keterampilannya dan minatnya untuk mengoperasionalkan jenis-jenis terapi non
mendatang.
Apabila pasien secara teratur dan kontinu memperoleh stimulasi psikis dan sosial
melalui terapi non obat, kondisinya akan cepat pulih, minimal perilaku ADL dapat
dipulihkan sehingga pasien akan menampilkan diri sebagai sosok seorang yang
normal dengan perilaku yang normatif. Keadaan demikian akan mendorong pihak
keluarga untuk tetap dekat dengan keluarganya yang sakit, karena kesan-kesan
perilaku patologis telah dihapus dan diganti dengan penampilan seorang yang secara
fisik memiliki kondisi seperti sebeum sakit. Sedangkan untuk memulihkan kondisi
psikisnya secara bertahap akan terjadi bila pemberian terapi non obat terus
Kesempatan pertemuan antara pasien dan keluarga pada waktu keluarga berkunjung
ataupun dapat diadakan weekend untuk pasien ataupun cuti percobaan. Pada waktu
keluarga namun merupakan media komunikasi yang baik untuk memulihkan dan
22
dirintis adanya kegiatan weekend atau juga cuti percobaan. Weekend bagi seorang
pasien yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh petugas bersama keluarga tentang
hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan keluarga selama pasien berlibur 1 hari
dan berada ditengah keluarganya. Kedua belah pihak diminta agar saling menjaga
diri untuk berkomunikasi dan berperilaku yang baik seperti yang digariskan oleh
kesulitannya terhadap lingkungan keluarga. Begitu pula laporan dari pihak keluarga
sebaiknya juga diterima dan dibicarakan bersama dengan petugas / terapis. Begitu
keluarga.
Kegiatan kunjungan rumah (home visit), daycare, dan aftercare umumnya telah
kekeluargaan sehingga pasien tetap dirasakan dekat dan erat dengan keluarganya.
Mengingat bahwa petunjuk teknis dari kegiatan tersebut telah tersedia hendaknya
Referensi:
23