Studi Habitat Dan Jenis Pakan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) Di Kutai Barat Dan Mahakam Ulu Kalimantan Timur

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 4 (1) : 625 - 630

STUDI HABITAT DAN JENIS PAKAN BADAK SUMATERA (DICERORHINUS


SUMATRENSIS) DI KUTAI BARAT DAN MAHAKAM ULU
KALIMANTAN TIMUR
Habitat and Study of Feed Sumatran rhino ( Dicerorhinus sumatrensis ) in Kutai
Barat and Mahakam Ulu East Kalimantan

Ahmad Muslim, Bachrun Nurdjali, Iswan Dewantara


Fakultas Kehutanan Universitas Tangjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak
E-mail : [email protected]

ABSTRACT
The Sumatran rhinos (Dicerorhinus sumatrensis) is the smallest and be the most primitive of
the five species of rhinoceros that still alive. In the 1990s the status of the Sumatran rhinos
population in East Kalimantan never again recorded scientifically (Meijaard, 1996). In 2013 a
team of WWF-Indonesia Kutai Barat find any sign of the rhinos that is supported by the
findings of the trail and a video camera recording automatically. The study aims is to determine
the type of vegetation as a feed resources in the trajectory path and to determine the condition
of the Sumatran rhinos habitat (Dicerorhinus sumatrensis) in Kutai West and East Kalimantan's
Mahakam Ulu. This study used a double plot irregularly conducted by purposive. The results to
showed level of habitat suitability between zone 1 and zone 3 has a composition of the same
type, that is 70.270% with 48 types of vegetation found in which 32 species a feed of Sumatran
Rhinos (Dicerorhinus sumatrensis).
Keywords :Feed, habitat, Sumatran rhino ( Dicerorhinus sumatrensis ).

PENDAHULUAN keberadaan spesies ini (WWF Indonesia -


Habitat badak Sumatera meliputi Kutai Barat, 2013).
hutan rawa dataran rendah hingga hutan Area hutan dalam kajian ini terletak
perbukitan meskipun umumnya binatang di dua kabupaten yaitu Kutai Barat dan
langka ini lebih suka di hutan bervegetasi Mahakam Ulu, yang merupakan hulu
lebat, namun sering dijumpai dihutan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai
sekunder dataran rendah yang memiliki Mahakam di wilayah Provinsi
air, tempat teduh, dan sumber makanan Kalimantan Timur. Untuk melindungi
tumbuh rendah. populasi Badak sumatera (Dicerorhinus
Satwa karismatik yang menghuni sumatrensis) di Kalimantan Timur salah
area hutan di Provinsi Kalimantan Timur satunya dengan melakukan pengelolaan
adalah badak sumatera (Dicerorhinus habitat satwa tersebut.
sumatrensis) yang keberadaannya dicatat
METODOLOGI PENELITIAN
di daerah Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Kegiatan penelitian ini dilakukan 15
WWF Indonesia-Kutai Barat di tahun
September – 7 Oktober 2015 di Kutai
2013 yang mengindikasikan masih
Barat dan Mahakam Ulu Kalimantan
adanya badak di Kalimantan Timur.
Timur. Penelitian ini dilakukan dengan
Tanda-tanda keberadaan badak sumatera
menggunakan metode petak ganda tidak
di Kalimantan Timur terdiri dari temuan
beraturan yang dilakukan dengan cara
jejak yang didukung dengan rekaman
purposive, yaitu dengan pertimbangan
kamera video otomatis yang memastikan
bahwa lokasi tersebut adalah benar-benar

625
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (1) : 625 - 630

merupakan tempat habitat Badak Keraptan suatu jenis


KR = X 100 %
Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Kerapatan seluruh jenis

Semua jenis pakan badak yang dijumpai Jumlah petak ditemuakan suatu jenis
F =
dilokasi penelitian pada grid 4 x 4 km2 Jumlah seluruh petak
dan grid sel 2 x 2 km2 diambil sampel Freuensi suatu jenis
contoh, koordinat dan informasi FR = X 100 %
Frekuensi seluruh jenis
lapangannya.
Jumlah LBD suatu jenis
Data ini dikumpulkan dari lokasi D=
Luas contoh
penelitian meliputi ciri-ciri jenis, habitat,
ketinggian tempat, nomor koleksi dan Dominasi suatu jenis
DR = X 100 %
tanggal pengamatan. Pengamatan Domiasi seluruh jenis

dilakukan dengan cara melakukan 2W


IS = X 100 %
pengamatan di jalur lintasannya dan A+B
mengamati tanda-tanda keberadaan badak Keterangan (remarks) :
dilokasi tersebut, seperti kubangan, tapak, K = Kerapatan
KR = Kerapatan Relatif
kotoran, plintiran, gesekan, bekas makan F = Frekuensi
dan bekas cula. Sedangkan peralatan yang FR = Frekuensi Relatif
D = Dominasi
digunakan meliputi peta lokasi penelitian, DR = Dominasi Relatif
buku panduan konservasi badak, GPS, IS = Indeks Kesamaan Jenis
kamera saku, peta umum kawasan, W = Jumlah jenis yang sama yang terdapat pada
kedua contoh yang dibandingkan
meteran kain, label sampel, alkohol, tally A = Jumlah jenis dalam contoh A
sheet, alat tulis, parang dan tali rapia. B = Jumlah jenis dalam contoh B
Data hasil pengamatan dilapangan
untuk analisis vegetasi jenis pakan Badak HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Kondisi Habitat di Mahakam Ulu
dapat dihitung dengan menggunakan (Zona 1) dan Kutai Barat (Zona 3)
rumus Indeks Nilai Penting digunakan Berdasarkan pengamatan di
untuk menetapkan dominasi suatu jenis Mahakam Ulu (Zona 1), kawasan ini
terhadap jenis lainnya (Soerianegara dan terdiri dari ekosistem kerangas dengan
Andri Indrawan, 1988), sebagai berikut : topografi punggungan dengan lembah-
Untuk tingkat semai vegetasi pakan lembah dan sungai. Kawasan ini memiliki
Badak Sumatera dihitung dengan rumus : aliran sungai yang berair sepanjang tahun
INP = KR + FR (Sungai Selang, Sungai Pari, dan anak
Sedangkan untuk tingkat pancang, tiang sungai Selang) dan punggungan bukit
dan pohon vegetasi pakan Badak serta lembah yang dapat dilalui oleh
Sumatera dapat dihitung dengan rumus : badak.
INP = KR + FR + DR Habitat badak di kawasan ini berada
Untuk mencari nilai KR, FR, DR di daerah yang diapit oleh area kontrak
menggunakan rumus (Soerianegara dan karya tambang di selatan dan konsesi HTI
Andri Indrawan, 1988), sebagai berikut : di utara. Belum ada kegiatan di kedua
Jumlah individu suatu jenis area kontrak karya ini, dan di antaranya
K =
Luas contoh merupakan hutan desa. Habitat badak

626
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (1) : 625 - 630

berada di sebagian wilayah kontrak karya berlindung. komponen tersebut akan


HTI di utara. Aktifitas manusia terdiri membatasi kemampuan habitat untuk
dari pengambilan gaharu dan burung. mendukung perkembangan satwa liar
Risiko lainnya adalah risiko kebakaran tertentu (Alikodra, 1990).
akibat luasnya daerah terbuka yang
Jenis Pakan Badak Sumatera
ditumbuhi pakis kering. Daerah ini (Dicerorhinus sumatrensis) di
memiliki sumber air dari Sungai Kelian Mahakam Ulu (Zona 1) dan Kutai
dan sungai-sungai kecil yang mengaliri Barat (Zona 3)
area ini. Selain topografi yang datar, area Berdasarkan hasil pengamatan
ini juga memiliki beberapa jenis tutupan bagian tumbuhan yang dimakan Badak
lahan (land-cover) yaitu hutan sekunder, Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di
riparian (tepi sungai) dan rawa. jalur lintasan ditemukan 32 jenis
Komponen habitat yang penting bagi tumbuhan, dapat dilihat pada Tabel 1 dan
badak adalah pakan, air, dan tempat Tabel 2 berikut :

Tabel 1. Jenis-jenis Tumbuhan Dalam Habitat Badak Sumatera (Dicerorhinus


sumatrensis) di Mahakam Ulu (Zona 1) dan Kutai Barat (Zona 3) (Types of
Plants in Habitat Sumatran rhino ( Dicerorhinus sumatrensis ) in Mahakam
Ulu (Zone 1 ) and Kutai Barat ( Zone 3 ).
Mahakam Kutai Barat
No Jenis Vegetasi Nama Latin Family Keterangan
Ulu (Zona 1) (Zona 3)
1 Kengkamet Uncaria sp   Rubiaceae √ (ada)
2 Engkudang biang Fagraea crassipes   Loganiaceae - (Tidak ada)
3 Karimunting Melastoma malabathricum   Melastomataceae
4 Nipis Kunyit Memecylon sp  - Melastomataceae
5 Mensiwoi biang Semecarpus sp   Anacardiaceae
6 Kangkala Litsea sp   Lauraceae
7 Simpur Dillenia excelsa   Dilleniaceae
8 Ubah Syzygium sp   Myrtaceae
9 Mengkemulai Anisophyllea disticha  - Rhizophoraceae
10 Koyur Tetracera akara  - Dilleniaceae
11 Bintangur Calophyllum sp.   Guttiferae
12 Kebayau Dacryodes sp.   Burseraceae
13 Koyur Tetracera scandens   Dilleniaceae
14 Berengulun Lepisanthes amoena  - Sapindaceae
15 Kapul Baccaurea sp. -  Euphorbiaceae
16 Puak pempulu Artocarpus integra   Moraceae
17 Kinyet Ziziphus havilandii  - Rhamnaceae
18 Oput Artocarpus elasticus   Moraceae
19 Akar melemunu Uvaria cf grandiflora  - Annonaceae
20 Tempuro Dillenia sp.   Dilleniaceae
21 Pulai Alstonia sp.  - Apocynaceae
22 Toga Ziziphus calophylla  - Rhamnaceae
23 Kramet Rubus moluccanus  - Rosaceae
24 Empong Ficus sp.  - Moraceae
25 Teruak Jolei Leea indica   Leeaceae
26 Kereho Callicarpa longifolia   Verbenaceae

627
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (1) : 625 - 630

Mahakam Kutai Barat


No Jenis Vegetasi Nama Latin Family Keterangan
Ulu (Zona 1) (Zona 3)
27 Merembung Vernonia arborea   Compositae
28 Mahang Macaranga sp.   Euphorbiaceae
29 Belayen Merremia peltata  - Convolvulaceae
30 - Erycibe sp.  - Convolvulaceae
31 - Cleistanthus sp   Phyllanthaceae
32 - Ardisia sp   Myrsinaceae
33 Merawan Hopea sp   Dipterocarpaceae
34 - Shorea peltata  - Dipterocarpaceae
35 Keranji Xanthophyllum sp  - Polygalaceae
36 Gerunggang Cratoxylum sp -  Hypericaceae
37 Nyatoh Palaquium sp -  Sapotaceae
38 Anggi Sindora sp -  Guttiferae
39 Polok Pternandra sp -  Melastomataceae
40 Kapur bukit Dryobalanops sp   Dipterocarpaceae
41 Langsat-langsat Aglaia sp   Meliaceae
42 Kempas Koompassia sp   Fabaceae
43 Peredu Elaeocarpus sp  - Elaeocarpaceae
44 Mangkudur Strombosia sp  - Olacaceae
45 Resak batu Cotylelobium sp   Dipterocarpaceae
46 Bayur Sterculia sp -  Malvaceae
47 Meranti Shorea sp   Dipterocarpaceae
48 Pasir-pasir Stemanurus sp   Semanuraceae

628
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (1) : 625 - 630

Tabel 2. Jenis-Jenis Tumbuhan Pakan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)


di Kutai Barat (Zona 3) dan Mahakam Ulu (Zona 1) (Types of Animal
Feed Plant Sumatran rhino (Dicerorhinus sumatrensis) in Kutai Barat (Zone
3) and Mahakam Ulu (Zone 1)
Mahakam Kutai Barat
No Jenis Vegetasi Nama Latin Family Keterangan
Ulu (Zona 1) (Zona 3)
1 Kengkamet Uncaria sp   Rubiaceae √ (ada)
2 Engkudang biang Fagraea crassipes   Loganiaceae - (Tidak ada)
3 Karaminting Melastoma malabathricum   Melastomataceae
4 Nipis Kunyit Memecylon sp.  - Melastomataceae
5 Mensiwoi biang Semecarpus sp.   Anacardiaceae
6 Kangkala Litsea sp.   Lauraceae
7 Simpur Dillenia excelsa   Dilleniaceae
8 Ubah Syzygium sp.   Myrtaceae
9 Mengkemulai Anisophyllea disticha  - Rhizophoraceae
10 Koyur Tetracera akara  - Dilleniaceae
11 Bintangur Calophyllum sp.   Guttiferae
12 Kebayau Dacryodes sp.   Burseraceae
13 Koyur Tetracera scandens   Dilleniaceae
14 Berengulun Lepisanthes amoena  - Sapindaceae
15 Kapul Baccaurea sp. -  Euphorbiaceae
16 Puak pempulu Artocarpus integra   Moraceae
17 Kinyet Ziziphus havilandii  - Rhamnaceae
18 Oput Artocarpus elasticus   Moraceae
19 Akar melemunu Uvaria cf grandiflora  - Annonaceae
20 Tempuro Dillenia sp.   Dilleniaceae
21 Pulai Alstonia sp.  - Apocynaceae
22 Toga Ziziphus calophylla  - Rhamnaceae
23 Kramet Rubus moluccanus  - Rosaceae
24 Empong Ficus sp.  - Moraceae
25 Teruak Jolei Leea indica   Leeaceae
26 Kereho Callicarpa longifolia   Verbenaceae
27 Merembung Vernonia arborea   Compositae
28 Mahang Macaranga sp.   Euphorbiaceae
29 Belayen Merremia peltata  - Convolvulaceae
30 - Erycibe sp.  - Convolvulaceae
31 - Cleistanthus sp   Phyllanthaceae
32 - Ardisia sp   Myrsinaceae

Menurut Alikodra (1979), pakan Liling (2005). Makanan sangat penting


harus selalu tersedia bagi satwa, bila tidak untuk menjamin kadar pertumbuhan dan
tersedia pakan atau kurang maka akan pembiakan yang baik.
terjadi persaingan. Makanan selain
berfungsi untuk kelangsungan hidup dari A. Indeks Kesamaan Jenis (IS)
satwa tersebut, juga dapat menetralisir Nilai indeks kesamaan jenis (IS)
zat-zat racun Oates (1978) dalam Kosmas vegetasi yang terdapat dalam Zona 1 dan

629
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (1) : 625 - 630

Zona 3, menunjukkan bahwa kesamaan DAFTAR PUSTAKA


jenis antara masing-masing Zona yang Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa
dibandingkan mempunyai komposisi Liar. Departemen Pendidikan dan
jenis yang sama, yaitu 70,270 %. Kebudayaan, Dirjen Pendidikan
Menurut Soerianegara dan Andri Tinggi, Pusat Antar Universitas
Indrawan (1988) besarnya koefisien Ilmu Hayati, Institut Pertanian
indeks kesamaan komunitas berkisar Bogor. Bogor.
antara 0 - 100%. Kisaran indeks
kesamaan komposisi jenis antara 50 - ..........., H.S., 1979, Dasar-dasar
100% dianggap sama dan < 50% Pembinaan Margasatwa, Fakultas
dianggap berbeda nyata. Kehutanan IPB, Bogor.
Komposisi jenis antara Mahakam Meijaard, E. (1996). The Sumatran
Ulu (Zona 1) dan Kutai Barat (Zona 3) Rhinoceros in Kalimantan,
sama, dari hasil pengamatan dilapangan Indonesia: Its Possible
dimana untuk tofografi kedua Zona Distribution and Conservation
tersebut relatif sama. Dengan tofografi Prospects. Pachyderm 21, 15-23.
yang sama ini menyebabkan kondisi
tempat tumbuh suatu jenis vegetasi sama Kosmas Liling (2005). Studi Jenis Pakan
sehingga menyebabkan indeks kesamaan Monyet Ekor Panjang (Macaca
jenis kedua Zona tinggi. facicularis) di Bukit Asing Dalam
Kawasan Taman Nasional Bukit
KESIMPULAN Baka-Buki Raya Kabupaten
Pada Mahakam Ulu (Zona 1) Sintang Kaliantan Barat. Skripsi
memiliki ekosistem kerangas dengan Fakultas Kehutanan Universitas
tofografi punggungan, lembah-lembah Tanjungpura Pontianak.
dan sungai, sedangkan di Kutai Barat Pontianak.
(Zona 3) memiliki topografi bukit dan Soerianegara Iadan A. Idrawan, 1988.
dataran, rawa, ketersedian pakan cukup Ekologi Hutan Indonesia,
tersedia, air mengalir sepanjang tahun, Lembaga Kerjasama Fakultas
tanah dapat menampung air. Kehutanan Institut Pertanian
Terdapat 48 jenis vegetasi dimana 32 Bogor, Bogor
jenis merupakan pakan Badak sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis). Indeks WWF Indonesia - Kutai Barat. (2013).
Kesamaan Jenis (IS) vegetasi Survei Sosial Keberadan Badak
menunjukan bahwa pada Zona 1 dan Di Kecamatan Bentian, Damai
Zona 3 yang mempunyai komposisi jenis Dan Nyuatan, Kabupaten Kutai
yang relatif sama. Barat, Propinsi Kalimantan
Timur. Sendawar: WWF
Indonesia.

630

Anda mungkin juga menyukai