Proposal Penelitian Hani
Proposal Penelitian Hani
Proposal Penelitian Hani
PUSKESMAS DUKUWARU
DISUSUN OLEH
2. AROFATUN NISYA
3. ATHAYA RAFI FA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang
dan perilaku (Lola dkk, 2015). Indonesia sebagai negara berkembang terdapat
buruk dan utamanya peran keluarga dalam upaya pencegahan penyakit ini
(Linda, 2011).
berobat 6-9 bulan, kurangnya sinar Matahari yang masuk ke dalam rumah
3
sehingga timbul suasana yang lembab (Lola dkk,2015).
sebanyak 8,9 juta penderita TB Paru dengan proposi 80% pada 22 negara
berkembang dengan kematian 3 juta per tahun dan 1 orang dapat terinfeksi TB
Paru setiap detik. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2014 ditemukan
jumlah kasus baru TB Paru sebanyak 176.677 kasus, menurut kelompok umur
kasus TB paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu
sebesar 20,76% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 19,57% dan kasus TB
Paru pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, proporsi menurut Provinsi
Paru di Kota Madiun tahun 2015 sebesar 2.169 dari perkiraan suspek sebesar
2017 terdapat 198 keluarga dengan anggota keluarga yang terindikasi suspek TB
sangat mudah apabila kesadaran penderita ingin sembuh sangat kurang, utamanya
dapat terjadi karena adanya pengetahuan dan perilaku keluargyang kurang sehat.
4
Kurangnya perilaku sehat keluarga tersebut ditunjukan dengan tidak
pemberian vaksin BCG (pada orang yang tidak terinfeksi), etika batuk yang
caranya dan disiplin dalam mengikuti terapi 6-9 bulan. Terjadinya perilaku
yang kurang sehat dari keluarga karena kurangnya pengetahuan, dalam hal ini
secara jelas dan benar apa sebenarnya penyakit Tuberkulosis ini, dan
keluarga mengerti dengan apa yang akan dilakukan otomatis keluarga bisa dan
mampu melindungi dirinya dan anggota keluarga lainnya. Jika perilaku sehat
(Linda, 2011)
berdampak pada perilaku kurang sehat menjadi hal yang perlu diidentifikasi
5
Hal ini menunjukan bahwa TB Paru saat ini masih merupakan masalah
Gantrung, dari latar belakang diatas saya ingin meneliti hubungan pengetahuan
Puskesmas Gantrung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Khusus
pencegahan Tuberkulosis.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keluarga/pasien
pencegahan Tuberkulosis.
4. Bagi Peneliti
5. Bagi Pembaca
Tuberkulosis.
7
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positis dan aspek
negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan perilaku sesorang (Wawan,
2011)
8
2. Domain Pengetahuan
1. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsanya yg telah doterima. Oleh sebab itu
kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
2. Memahami (Comprehention)
dipelajari.
3. Aplikasi (Apllication)
8
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Syntesis)
6. Evaluasi ( Evaluation)
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu
berikut:
8
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain
masa lalu.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
8
3. Kurang : hasil presentase >56 %.
B. KONSEP PERILAKU
1. Definisi
Perilaku adalah tindakan atau aktivasi dari manusia itu sendiri yang
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
(Notoatmodjo, 2010)
8
Berdasarkan stimulus-organisme-respon tersebut, maka perilaku manusia
kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau diliaht
eksternal), dan respons merupakan faktor dari diri dalam diri orang yang
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial,
ada faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku
merespon stimulus
8
dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti
dan sebagainya.
1. Pengetahuan (Knowledge)
8
atau tingkat
pengetahuan, yaitu:
a. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsanya yg telah doterima. Oleh sebab itu
kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
dipelajari.
c. Aplikasi (Apllication)
8
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
(Notoadmojo, 2010)
2. Sikap (Attitude)
8
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
a. Menerima (Receiving)
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (Valving)
2015).
atau sarana dan prasarana. Dalam praktik atau tindakan ini dapat
8
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
suatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
oleh ibunya.
c. Adopsi (Adoption)
4. Bentuk Perilaku
(stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini berbentuk 2 macam, yakni:
a. Bentuk pasif
Respon internal yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau
8
sikap batin dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif
2, yakni :
meningkat
kesehatan.
(Notoatmodjo, 2010).
8
Menurut Endang & Elisabeth (2015) perilaku kesehatan adalah suatu
yaitu:
1. Faktor predisposisi
8
2. Faktor pemungkin
prasarana.
4. Faktor penguat
perilaku sehat).
c. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai
9. Pengukuran Perilaku
8
perilaku, partisipan dalam studi percobaan diberi waktu beberapa menit
A á Σ bi ei
Keterangan:
A =sikap
Control)
2014)
8
C. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
diridan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan
khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
mempunyai anggota, yaitu ayah, ibu, dan anak atau semua induvidu yang
1. Struktur Keluarga
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
8
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal
suami
e. Keluarga kawinan
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi
2. Fungsi sosial
3. Fungsi reproduksi
8
4. Fungsi ekonomi
finansial, ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan.
terhadap bahaya.
E. Peran Keluarga
formal atau terbua dan peran informal atau tertutup. Sementara peran formal
adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah,
suami, dll) sedangkan peran informal bersifat implisit, sering kali tidak
(Friedman, 2010).
f. Kesehatan Keluarga
8
saat yang sama memberikan perlindungan dan keamana yang mereka
(Mubarak, 2011).
1. Pendidik (Educator)
kesehatan keluarganya.
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar tercapai
4. Pengawas kesehatan
Melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau
8
melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
6. Kolaborasi
Perawat komunitas harus berkerja sama dengan anggota tim kesehatan
7. Advokas
8. Fasilitator
Membantu keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
9. Penemu kasus
1. Definisi
8
merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang
mikrobakteri
patogen, tetapi hanya strain bovin dan manusia yang patogenik terhadap
manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4mm, ukuran ini lebih
parenkim Paru-paru, penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain
8
Rongga hidung mengandung rambut (Fimbria) yang berfungsi
(Nervous Olfactorius).
b. Sinus Paranasalis
8
sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus
c. Faring
8
makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsili palatina
d. Laring
diposterior laring.
proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi
menelan.
8
dibawah kartilago tiroid)
a. Trakhea
8
cenderung lebih vertikal dari pada cabang yang kiri. Hal tersebut
berada dalam area tersebut adalah sebesar 150 ml. Awal dari
a. Alveoli
8
alveoli (zona respirsi) terdiri atas bronkhiolus respiratorius, duktus
dan akan mencapai jumlah yang sama dengan orang dewasa pada
usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli. Setiap unit alveoli menyuplai
b. Paru-paru
8
jantung, dan pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri
atas 12 pasang tulang iga (Costae). Bagian atas dada pada daerah
leher terdapat dua otot tambahan inspirasi yaitu otot scaleneus dan
8
satu sama lain selama respirasi, dan mencegah pelekatan dada
(Somantri, 2012).
3. Etiologi
kumian ini berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4 µm denga tebal
tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari
kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan
Daerah yang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal atau apeks
Paru (Somantri, 2012). Penyakit infeksi yang menyebar dengan rute naik di
udara. Infeksi disebabkan oleh pengisapan air liur yang berisi bakteri
Mycobacterium
8
Paru-paru. Pada pasien HIV, area lain mungkin juga terpengaruh (Mary,
2014).
4. Patofisiologi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan
bagian bawah lobus atas atau di bagian atas lobus bawah) Basil
paru atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel, basil juga menyebar melalui kelenjar limfe
dikelilingi oleh limfosit , reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaan yang relatif padat seperti
keju, lesi nekrosis ini disebut Nekrosis Kaseosa, daerah yang mengalami
nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel
8
menjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk
kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan lesi ghon. Kompleks
ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang
pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam
terulang kembali pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke
laring, telinga tengah atau usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun
mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh ja ringan parut
mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi
mirip dengan lesi berkapsul tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak
Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan mencapai aliran darah dalam
jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada
8
bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
5. Klasifikasi
atau organ tubuh yang terkena, bakteriologi, tingkat keparaha penyakit dan
paru dan tidak termasuk pleura (Selaput Paru) dan kelenjar pada hilus
2. Berdasarkan bakteriologi
mikroskopis, yaitu:
8
dahal pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya bta negatif dan tidak
TB).
keparahannya yaitu:
kelenjar adrenal.
8
pleuritis eksudativa bilateral, tb tulang belakang, tb usus, tb saluran
a. Baru, yaitu klien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
kultur.
berobat dan putus obat 2 bulan ata lebih dengan BTA positif.
positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih
selama pengobatan.
6. Manifestasi Klinis
kemudian hilang timbul. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
8
tubuh pasien dengan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang
masuk.
Batuk atau batu darah terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sifat
batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada Tuberkulosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga
terjadi pada ulkus dinding bronkus. Sesak nafas ditemukan pada penyakit
yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah sebagian paru-
paru. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura
anoreksia tidak ada nafsu makan, badan semakin kurus (berat badan turun,
sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala tersebut terjadi
7. Komplikasi
dengan benar akan menimbulkan komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan
komplikasi lanjut
8
dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.
8. Penatalaksanaan
A. Pencegahan
3. Vaksinasi BCG
ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif, sedangkan
8
a. Bayi dibawah umur lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif
Indonesia –PPTI).
a. Pertama, jika akan batuk atau bersin tutup mulut dan hidung
dalam.
disekitar.
8
7. Membuang ludah atau dahak tidak sembarang tempat, membuang
B. Pengobatan
diketahui
Isoniazid (INH)
Isoniazid
Pirazinamid (Z)
8
3. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
dan fase lanjutan (4-7 bulan ). Paduan obat yang digunakan terdiri
dari atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
2012).
E. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
Pendidikan
Pekerjaan
Usia 8 Faktor yang mempengaruhi perilaku keluarga
Keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis
Sarana
Lingkungan
budaya
Upaya
8
8
BAB 3
A. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi :
Pengetahuan keluarga tentang
Tuberkulosis Keyakinan
Kepercayaan
Nilai-nilai
Perilaku keluarga dalam Tradisi
pencegahan Tuberkulosis Pendidikan
Pekerjaan
Usia
Gambar 3.1 Kerangka konsep menurut teori Lawrence Green
(1980) tentang pengetahuan dengan perilaku
perilaku keluarga dalam pencegahan
Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
Gantrung Kecamatan Kebonsari Tuberkulosis
(Purwoastuti, 2015) dan (Notoatmodjo, 2010).
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan faktor yang mempengaruhi
8
nilai-nilai, tradisi, kondisi fisik, pendidikan, pekerjaan, usia). Faktor
B. Hipotesis
dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan
dalam penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari
8
DAFTAR PUSTAKA
Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Pustaka Ilmu Semesta.
Jakarta.
Mubarak, Wahit I,. Nurul C,. Santoso. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas
2.
Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Salemba Medika. Jakarta.
Notoatmodjo. 2010. Promo Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta.
8
Jakarta.
Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Purwoastuti, Endang. 2015. Perilaku dan Soft Skill Kesehatan. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta.
Sari, P Ristyo. 2012. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Angka Kejadian
TB Paru BTA Positif di Wiayah Kerja Puskesmas Peterongan
Jombang. Jurnal Kesehatan Keluarga. Di akses pada (06 Agustus
2017)
Sudoyo, Aru w. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Interna Publising.
Jakarta.