Makalah Kel.5 - Geo - Pertanian - 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MASALAH-MASALAH PERTANIAN BERKELANJUTAN

DAN USAHA USAHA MENGATASINYA

DISUSUN OLEH:

Kelompok 5

ASTUTY LABORA PURBA ( 3183331001 )

AYU NOVIANA SIMATUPANG ( 3183331010 )

REBEKA DOLOKSARIBU ( 3181131020 )

MARSAULINA HASIBUAN ( 3182131018 )

DOSEN PENGAMPU:

Dra. ELFAYETTI, M.P

KELAS A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk pemenuhan tugas
dalam mata kuliah Geografi Pertanian.

Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam


proses belajar mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para pembacanya
selain itu penyusun juga berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima


kasih kepada dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk
dapat menyelesaikan tugas ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam


mengerjakan sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari para pembaca semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal
penulisan tugas mata kuliah Geografi Pertanian selanjutnya.

Medan, 3 Mei 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ........................................................................................... 1


b. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

a. Definisi dan konsep pertanian berkelanjutan ............................................. 4


b. Masalah masalah pertanian berkelanjutan .................................................. 9
c. Usaha usaha mengatasi ............................................................................ 11

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan .....................................................................................................
b. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSATAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR,
1988), “pertaniaberkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam”. Dan FAO (1989) dalam Sutanto (2001) menyatakan bahwa
pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumber daya alam,
dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan sedemikan rupa
sehingga menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara
berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang dimana diharapkan dari
pembangunan sektor pertanian, perikanan dan peternakan mampu mengkonservasi
tanah, air, tanaman, sumber genetik hewan, tidak merusak lingkungan dan secara
sosial dapat diterima.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah


adalah sebagai berikut:
1. Apa defenisi dan konsep pertanian berkelanjutan?
2. Apa saja masalah dalam pertanian berkelanjutan?
3. Bagaimana usaha untuk mengatasi masalah pada pertanian berkelanjutan?

c. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui defenisi dan konsep pertanian berkelanjutan


2. Untuk mengetahui masalah dalam pertanian berkelanjutan
3. Untuk mengetahui usaha mengatasi masalah pada pertanian berkelanjutan
1
BAB II

PEMBAHASAN

i. Definisi dan konsep pertanian berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan adalah suatu gerakan di bidang tani yang


menerapkan prinsip-prinsip ekologi, studi yang ada kaitannya dengan organisme dan
lingkungan. Pengertian pertanian berkelanjutan merupakan sebuah sistem yang
terintegrasi antara praktik produksi tanaman juga hewani dalam sebuah lokasi dan
dalam jangka panjang.

Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR,


1988), “pertaniaberkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam”. Dan FAO (1989) dalam Sutanto (2001) menyatakan bahwa
pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumber daya alam,
dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan sedemikan rupa
sehingga menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara
berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang dimana diharapkan dari
pembangunan sektor pertanian, perikanan dan peternakan mampu mengkonservasi
tanah, air, tanaman, sumber genetik hewan, tidak merusak lingkungan dan secara
sosial dapat diterima.

Pertanian berkelanjutan amat bergantung pada pengembalian nutrisi ke


tanah dengan meminimalisasi penggunaan sumber daya alam non-terbarukan seperti
gas alam (yang digunakan sebagai bahan baku pupuk) dan mineral (seperti fosfat).
Faktor yang paling penting dalam pendayagunaan sumber daya alam di suatu lahan
adalah tanah, cahaya matahari, udara, dan air.

2
Adapun fungsi dan tujuan pertanian berkelanjutan diantaranya sebagai
berikut:

1. Untuk penuhi kebutuhan pangan dan serat manusia


2. Untuk tingkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat
4. Untuk menggunakan sumber daya yang telah tersedia di lahan pertanian

Sesuatu yang memiliki konsep berkelanjutan seperti ini pada dasarnya


lebih cocok apabila dibahas dengan cara memperhatikan waktu. Sebab, memang
manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Setidaknya ada beberapa manfaat
utama dari diterapkannya pertanian berkelanjutan, yakni

1. Produksi hasil tani jadi lebih stabil di sepanjang tahun


2. Bisa mencegah terjadinya kerusakan lingkungan
3. Mendatangkan keuntungan ekonomi, misalnya berupa penghematan biaya,
hasil produksi tani jadi lebih sehat, dan tingkat kelestarian ekologi pun turut
terjaga.

Konsep pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi,


sosial, dan ekologi. konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga
dimensi keberlanjutan, ialah:

1. Kehidupan sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam (planet), atau


pilar triple-p. Segitiga pilar pembangunan (pertanian berkelanjutan) dimensi
ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat
diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis
dalam memperoleh pendapatan tersebut. Yang menjadi indikator utama dalam
dimensi ekonomi ini ialah tingkat efisiensi ekonomi, dan daya saing juga besaran
dan pertumbuhan nilai tambah termasuk dalam hal laba, serta stabilitas ekonomi.
2. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial
yang harmonis yaitu tercegahnya terjadinya konflik sosial, preservasi keragaman
budaya serta modal sosio-kebudayaan, termasuk dalam hal perlindungan terhadap
suku minoritas.

3
3. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam
yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Dalam hal ini
mencakup terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis atau
sumberdaya genetik, sumber air dan agroklimat, sumberdaya tanah, serta
kesehatan dan kenyamanan lingkungan.

Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM


(International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar
dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :

1. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme
dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah,
udara, iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus
seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus
sejalan dengan upaya pemanfaatan.
2. Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk
mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai
dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan,
cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga
penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan
kondisi fisik setempat.
3. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan
secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki,
dan mendorong kemandirian petani.
4. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan
upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam
upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.

4
Salah satu contoh penerapan pertanian berkelanjutan adalah sistem
pertanian organik. Pertanian organik adalah metode produksi tanaman yang berfokus
pada perlindungan lingkungan. Metode ini menghindari penggunaan input kimia,
seperti pupuk dan pestisida (Abando dan Rohnerthielen, 2007 dalam
Theocharopoulos et al., 2012). Teknik-teknik yang digunakan dalam pertanian
organik merupakan pendekatan dari sistem pertanian berkelanjutan yang
menekankan pada pelestarian dan konservasi sumber daya alam guna terciptanya
keseimbangan ekosistem dan memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas
pertanian dalam jangka panjang. Kegiatan-kegiatan yang menunjang pertanian
berkelanjutan diantaranya adalah sebagai berikut (Sudirja, 2008):

1) Pengendalian Hama Terpadu


Pengendalian hama tanaman dapat dilakukan dengan cara yang lebih bijak
dan ramah lingkungan dengan mengesampingkan penggunaan pestisida
kimiawi melalui metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT
merupakan pengendalian hama yang dilakukan dengan menggunakan unsur-
unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah
di bawah ambang batas yang merugikan (Juanda dan Cahyono, 2005) dengan
cara-cara yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup (Endah dan Abidin,
2002). Beberapa cara pengendalian hama terpadu yakni:
 menggunakan serangga atau binatang-binatang yang dikenal sebagai
musuh alami hama seperti Tricogama sp. yang merupakan musuh
alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman,
 menggunakan tanaman penangkap hama untuk menjauhkan hama dari
tanaman utama,
 melakukan rotasi tanaman untuk mencegah terakumulasinya pathogen
dan hama yang sering menyerang satu spesies saja.
2) Konservasi Tanah
Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan dan dapat berfungsi secara berkelanjutan (Arsyad, 2006).
Kegiatan konservasi tanah diantaranya dengan membuat sengkedan atau

5
terasering pada lahan miring untuk mencegah terjadinya erosi, melakukan
reboisasi atau penanaman kembali lahan kritis, melakukan pergiliran tanaman
atau crop rotation dan menanam tanaman penutup tanah (cover crop).
3) Menjaga Kualitas Air
Menjaga dan melindungi sumberdaya air untuk tetap mempertahankan
kualitasnya pada kondisi alamiahnya merupakan hal mutlak dalam pertanian.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, produktivitas dan daya
tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumberdaya air. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air
antara lain: mengurangi penggunaan senyawa kimia sintetis ke dalam tanah
yang dapat mencemari air tanah, menggunakan irigasi tetes yang menghemat
penggunaan air dan pupuk, melakukan penanaman, pemeliharaan dan
kegiatan konservasi tanah pada kawasan lahan kritis terutama di hulu daerah
aliran sungai.
4) Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman pelindug seperti gandum dan semanggi di akhir musim
panen tanaman sayuran atau sereal bermanfaat untuk menekan pertumbuhan
gulma, mencegah erosi dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
5) Diversifikasi Tanaman
Diversifikasi tanaman merupakan teknik menanam/memelihara lebih dari
satu jenis tanaman dalam satu areal lahan pertanian. Cara ini adalah salah satu
alternatif untuk mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat kondisi
cuaca ekstrim, serangan hama pengganggu tanaman, dan fluktuasi harga
pasar. Diversifikasi tanaman juga dapat berkontribusi bagi konservasi lahan,
menjaga kelestarian habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga
yang bermanfaat. Dari segi ekonomi, diversifikasi tanaman dapat
meningkatkan pendapatan petani sepanjang tahun dan meminimalkan
kerugian akibat kemungkinan kegagalan dari menanam satu jenis tanaman
saja.
6) Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman diperlukan untuk meningkatkan kondisi tanah
serta melindungi lingkungan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan

6
penggunaan pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan sebagai penutup
tanah yang tidak hanya menyuburkan tanah tetapi juga dapat menekan biaya
pembelian pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk
organik yang dapat dimanfaatkan antara lain pupuk kompos, kascing, dan
pupuk hijau (dedaunan).
7) Agroforestri
Agroforestri merupakan sistem tata guna lahan (ushatani) yang
mengkombinasikan tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk
meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan. Sistem
ini membantu terciptanya keanekaragaman tanaman dalan suatu luasan lahan
untuk mengurangi resiko kegagalan dan melindungi tanah dari erosi serta
meminimalisir kebutuhan pupuk dari luar lahan karena adanya daur-ulang
sisa tanaman (Ruijter dan Agus, 2004).

Untuk kemudahan dalam memberikan sentuhan-sentuhan agar pertanian


berkelanjutan dapat dipraktekkan secara utuh, maka identifikasi ciri-ciri pertanian
berkelanjutan menjadi penting, seperti:

1) Aspek ekonomi yakni menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan


(economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam
tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.
2) Berwawasan ekologis (ecologically sound) dimanakualitas agroekosistem
dipelihara atau ditingkatkan dengan menjaga keseimbangan ekologi serta
konservasi keanekaragaman hayati.
3) Berkeadilan social yakni menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan
kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4) Manusiawi dan menghargai budaya local yakni menghormati eksistensi dan
memperlakukan dengan bijak terhadap semua jenis mahluk yang ada serta
tidak melepaskan diri dari konteks budaya local, menghargai tatanan nilai,
spirit dan pengetahuan local.

7
5) Mampu berdaptasi (adaptable) di mana mampu menyesuaikan diri dengan
kondisi yang selalu berubah seperti pertumbuhan populasi, kebijaksanaan dan
perubahan konstalasi pasar.

Perbedaan antara Pertanian Konvensional dan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Konvensional/Modern Pertanian Berkelanjutan


Sangat tergantung pada kemajuan inovasi Sangat tergantung pada manajemen,
teknologi pengetehauan serta keterampilan petani
Membutuhkan investasi modal yang Pada umumnya tidak membutuhkan
besar untuk produksi dan pengembangan investasi modal yang besar
teknologi
Skala pertanian yang cukup luas/besar Skala pertanian kecil dan menengah
Sistem tanam: monokultur Sistem tanam: diversifikasi
Penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi Meminimalisir penggunaan pupuk dan
secara luas pestisida kimiawi, mengalihkannya
dengan pupuk dan pestisida alami
Biaya yang dikeluarkan untuk upah Biaya upah tenaga kerja lebih tinggi
tenaga kerja relatif rendah karena hanya karena dibutuhkan lebih banyak tenaga
dibutuhkan sedikit tenaga kerja kerja
Ketergantungan yang tinggi pada Penggunaan bahan bakar fosil dalam
penggunaan bahan bakar untuk sumber proses produksi relatif lebih rendah
energi pada produksi pertanian, produksi karena minim penggunaan mesin
pupuk, pengepakan, transportasi, dan pertanian, tidak memproduksi pupuk
pemasaran kimiawi, dan dalam pemasarannya pun
lebih menekankan pada pemasaran
secara langsung dan bersifat lokal (areal
pertanian dekat dengan konsumen
sehingga jalur distribusi lebih pendek
dibandingkan dengan sistem pertanian
konvensional)

8
ii. Masalah masalah pertanian
1. Petani masih miskin
Berdasarkan data BPS, 29 juta jiwa penduduk indonesia masih berada di
bawah garis kemiskinan dimana 18 juta jiwa tersebut berada di pedesaan.
Selain itu, Nilai Tukar Petani sekitar 100-105 sejak 2010, dibandingkan
dengan target batas bawah RPJMN, yaitu 115-120.6 Hal ini menunjukkan
petani (nelayan, peternak, perkebun) Indonesia belum sejahtera.
2. Ketergantungan impor Impor tanaman pangan menempati 74% dari total
impor yang dilakukan pemerintah. Sedangkan impor peternakan, holtikultura,
dan perkebunan sebesar 8 – 9%. Pada Desember 2013, ekspor perkebunan
meliputi minyak sawit, kelapa, karet dan gula tebu sebesar 96%. Namun
produk perkebunan yang diekspor merupakan bahan mentah dan sebagian
impor merupakan bahan jadi. Impor dilakukan sebagian besar untuk
konsumsi, bukan untuk proses produksi. Hal ini menunjukkan sangat
tergantungnya pemenuhan konsumsi domestik terhadap impor.
3. Banyak usia produktif meninggalkan pertanian. Grafik berikut menunjukkan
penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian dari 2003 ke 2013. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa usia produktif di Indonesia berkurang, mereka lebih
tertarik bekerja pada non pertanian dikarenakan kurangnya dukungan
pemerintah pada sektor pertanian. jika sektor pertanian menjadi kurang
menarik bagi usia produktif, maka 10 tahun lagi, sektor pertanian Indonesia
makin terpuruk.

Aspek permasalahan

1. Aspek Geografis
Penyebab penurunan produktivitas pertanian bisa disebabkan force majeur
atau dengan kata lain diluar kendali manusia seperti seperti bencana alam dll.
Indonesia terletak di ring of fire, sehingga Indonesia akan lebih sering
terkena dampak bencana alam. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah
adalah bekerja sama dengan lembaga lain seperti BNPB, BMKG dll untuk
memitigasi potensi kerugian yang harus ditanggung petani akibat terjadinya

9
bencana alam dan anomali cuaca. Selain itu, pemerintah dapat mendorong
penelitian dan pengembangan benih yang berpotensi yang lebih adaptif dan
lebih berumur pendek yang disesuaikan dengan perubahan iklim
2. Aspek Kebijakan Pemerintah
Selama ini, Pemerintah berupaya membuat berbagai kebijakan Pertanian,
namun program dan kebijakan yang telah digulirkan masih belum
sepenuhnya berjalan secara terpadu, efisien dan efektif. Upaya yang dapat
dilakukan pemerintah adalah membebaskan pajak yang dikenakan ke petani
dan memberi tarif tinggi kepada produk impor. Hal ini tidak melanggar
ketentuan peraturan perdagangan Internasional dan dapat melindungi produk
pertanian dalam negeri. Jepang sudah mengimplementasikan hal ini untuk
meningkatkan produksi pertaniannya. Kebijakan pertanian harus jangka
panjang untuk memastikan keberlangsungannya. Kebijakan domestik
hendaknya disertai dengan kebijakan perdagangan luar negeri untuk
melindungi produksi dalam negeri
3. Aspek Program Pemerintah
Indonesia masih mengalokasikan sebagian besar anggaran di APBN pada
subsidi energi yang tidak tepat sasaran. Alokasi anggaran subsidi benih pada
APBN rata-rata hanya 2.3% per tahun dari total subsidi non energi dan rata-
rata 0.4% per tahun dari total subsidi. Selain anggaran sedikit, masalah yang
hampir setiap tahun terjadi adalah pupuk subsidi yang naik setiap tahun.
Kenaikan harga pupuk tersebut disebabkan kenaikan Harga Pokok Penjualan
(HPP) yang disebabkan lonjakan harga gas, kenaikan harga bahan bakar
minyak, inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini membuat petani
khawatir (termasuk spekulan) sehingga membeli pupuk berlebihan.
Mekasnisme distribusi pupuk subsidi pupuk juga perlu dikaji lebih
mendalam.Subsidi pupuk mendukung produsen pupuk, dikarenakan belum
terdapat pemisahan biaya yang tegas antara operasional pupuk subsidi atau
non subsidi atau ekspor. Hal ini dikarenakan satu pabrik pupuk memproduksi
pupuk subsidi, non subsidi dan ekspor. Hal ini membuat kesulitan
mengalokasikan biaya operasional dan tentunya dapat memunculkan fraud.

10
Subsidi bunga kredit pertanian di perbankan, terutama tanaman pangan dan
hortikultura juga kurang pro-petani. Dari total kredit ke sector pertanian,
lebih dari 60% untuk perkebunan sawit. Padahal, perkebunan sawit biasanya
pemilik modal besar. Kendala petani dalam mengakses kredit perbankan
adalah persyaratan formal yang dibutuhkan perbankan sulit dipenuhi oleh
para petani. Hal ini dilematis karena Bank dalam pemberian kredit selalu
terikat pada aturan hukum yang berlaku. Pemerintah mengupayakan
pengembangan kredit pada sektor pertanian, disisi lain Bank melalui
peraturan Bank Indonesia menekankan prinsip kehati-hatian dalam setiap
penyalurannya dengan pembebanan resiko pada setiap penurunan kualitas
kredit tanpa adanya perlakuan khusus.
Terkait dengan perbaikan Irigasi target terlaksananya rehabilitasi irigasi pada
areal seluas 1340 ribu Ha di 2014. Realisasinya sampai 2011, total areal
hanya sebesar 577.18 ribu Ha. Jadi, masih kurang 762.9 ribu Ha sampai
tahun 2014. 50% jaringan irigasi strategis nasional di Jawa rusak. Ini berarti
dalam 30 tahun terakhir tak ada perhatian pemerintah soal irigasi.

iii. Usaha usaha mengatasi

Kebijakan dan program pangan dari masing-masing instansi harus


dipersatukan menjadi kebijakan dan program nasional yang sistematis, konsisten dan
terpadu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melalui
kebijakan dan program:

1. Intervensi pasar
 Menetapkan harga minimum untuk hasil produksi pertanian dalam negeri
untuk menjamin kestabilan harga jual komoditas pertanian.
 Menjamin ketersediaan pasar untuk menampung produksi pertanian
dalam negeri (antar daerah di seluruh Indonesia).
 Mempromosikan komoditas Indonesia ke negara asing.
 Memberi bea masuk tinggi untuk impor barang yg sama dari luar negeri
melindungi komoditas yg diproduksi dalam negeri

11
2. Standardisasi kualitas sektor pertanian
 Revitalisasi Bulog, kampus dan industri sektor pertanian dalam penetapan
standar dan pelatihan kepada produsen agar produknya dapat memenuhi
standar tersebut
 Insentif terhadap penelitian yang memberi dampak bagi pertanian
Indonesia.
 Pelatihan-pelatihan dan sosialisasi penyuluh pertanian yang efektif untuk
petani (petani disini termasuk peternak, nelayan, perkebun) melibatkan
kampus dan swasta yang terlibat dlm industri ini.
3. Subsidi input pertanian dan lanjutan
 Memberikan subsidi pupuk, alat pertanian, kapal, bibit, obat hewan
peliharaan dan memberikan pengawasan terhadap mekanisme pemberian
subsidi-subsidi tersebut.
 Insentif untuk swasta atau industri-industri yang mau terlibat misalnya
industri input (pupuk, benih) sehingga tercipta harga pupuk yang lebih
masuk akal.
 Insentif untuk industri lanjutan (industri pengolahan makanan) untuk
mejaga keutuhan mata rantai industri pertanian
4. Peningkatan produktivitas daerah produsen
 Menjamin ketersediaan sekolah, puskesmas, listrik, pasar di daerah-daerah
(pantai, perkebunan, pedesaan) sehingga usia produktif tertarik membangun
desanya
 Diversifikasi pangan lokal seperi: gatot, thiwul, emping, lemper, geplak, dan
lain-lain pangan lokal berbagai daerah di Indonesia. Bahan makanan tersebut
juga memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras. Cara ini akan
meningkatkan pendapatan rumah tangga pedesaan dan sekaligus
menghasilkan pangan lokal yang berdaya saing.
5. Infrastruktur
 Menjamin irigasi, jalan dan jembatan serta angkutan gratis/murah untuk
distribusi produksi pertanian
 Mengembangkan fasilitas pembuangan limbah ternak supaya dapat
berdaya guna seperti pupuk kompos dll.

12
6. Perlindungan terhadap lahan pertanian/kebun
 Insentif berupa keringanan pajak untuk setiap hektar tanah/jumlah peliharaan
yang dimiliki
7. Penunjukkan/pembentukan lembaga Keuangan (bank atau asuransi) yang pro-
petani
 Pemberian kredit murah (subsidi bunga) untuk petani khususnya petani kecil.
8. Perlindungan terhadap gagal panen/masa paceklik untuk petani
 Kerja sama dengan lembaga lain seperti BNPB, BMKG dll untuk memitigasi
potensi kerugian yang harus ditanggung petani akibat terjadinya bencana
alam dan anomali iklim.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertanian berkelanjutan adalah suatu gerakan di bidang tani yang


menerapkan prinsip-prinsip ekologi, studi yang ada kaitannya dengan organisme dan
lingkungan. Pengertian pertanian berkelanjutan merupakan sebuah sistem yang
terintegrasi antara praktik produksi tanaman juga hewani dalam sebuah lokasi dan
dalam jangka panjang.

Konsep pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi,


sosial, dan ekologi. konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga
dimensi keberlanjutan, yaitu:
1. Kehidupan sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam (planet),
atau pilar triple-p.
2. Dimensi sosial
3. Dimensi lingkungan

Masih sangat banyak permasalahan pertanian di Indonesia, diantaranya:


petani masih miskin, ketergantungan pada impor, dan banyak warga usia produktif
yang meninggalkan sektor pertanian.

Untuk mengatasi masalah pertanian yang ada, kebijakan dan program pangan
dari masing-masing instansi harus dipersatukan menjadi kebijakan dan program
nasional yang sistematis, konsisten dan terpadu.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat


kesalahan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapakan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95761/Pertanian-Berkelanjutan/

https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-konsep-
pertanian-berkelanjutan-22

https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/29-bersahabat-dengan-lingkungan-
melalui-pertanian-berkelanjutan.html#:~:text=Pembangunan%20pertanian
%20berkelanjutan%20bertujuan%20untuk,dipertahankan%20dalam%20jangka
%20panjang%20dengan

https://petanidigital.id/pertanian-berkelanjutan/

https://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/
apbn_PERMASALAHAN_DAN_UPAYA_PENINGKATAN_PRODUKTIVITAS_
PERTANIAN20140821143024.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ysdkkalbar.org/
pertanian-berkelanjutan/
&ved=2ahUKEwj_q7D8o57wAhW46nMBHem2CUcQFjAbegQIHhAC&usg=AOv
Vaw37awO8UmisKL3J5uc0hZLa&cshid=1619521593134

15

Anda mungkin juga menyukai