Resume Geologi Dasar

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Resume Geologi Dasar

Ditujukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Geologi Dasar
Tahun Ajaran 2021/2022

Disusun Oleh :

Mohhamad Fajar

270110210019

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga dapat diselesaikannya resume geologi dasar
sebagai rangkuman dari seluruh pertemuan Mata Kuliah Geologi Dasar. Resume geologi dasar
ini ditujukan untuk memenuhi nilai ulangan akhir semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

Penulis menyampaikan terimakasih banyak khususnya kepada tim dosen pengampu


Mata Kuliah Geologi Dasar kelas D, yaitu :

1. Prof. Dr. Ir. Edy Sunardi, M.Sc.


2. Prof. Dr. Ir Vijaya Isnaniawardhani, M.T.
3. Dr. Ir. Nurdrajat, M.T.
4. Dr. Sc. Yoga Andriana Sendjaja, S.T., M.Sc.
5. Billy Gumelar Adhiperdana, S.T., M.T., Ph.D.
6. Abdurrokhim, ST., MT., Ph.D.

Sebab telah memberikan dan mengajarkan berbagai ilmunya. Penulis yakin ilmu yang
didapat disetiap pertemuan kuliah Mata Kuliah Geologi Dasar akan sangat berguna untuk
kedepannya.

Akhir kata, semoga resume ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi
para pembaca pada umumnya.

Bandung, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1. Ruang Lingkup Materi Geologi Dasar ............................................................................ 2
2.2. Sistem Ilmu Kebumian .................................................................................................... 2
2.3. Komponen Utama dan Materi Penyusun Bumi............................................................... 4
2.4. Geologi Dinamis ............................................................................................................. 5
2.5. Sumber Daya Geologi ..................................................................................................... 8
2.6. Pontesi Kebencanaan & Isu Bumi Terkini (Recent) ..................................................... 11
2.7. Kuliah Lapangan ........................................................................................................... 14
2.8. Metoda Pentakrikhan Geologi (Skala Waktu Geologi)................................................. 17
2.9. Rekontruksi Proses Geologi .......................................................................................... 19
3.0. Geologi Lingkungan dan Fenomena Kebencanaan ....................................................... 22
3.1. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Mineral ................................................................. 25
3.2. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Energi dan Geothermal ........................................ 27
3.3. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Air......................................................................... 28
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai proses dan peristiwa yang
terjadi di bumi, tentu yang berhubungan dengan alam. Dalam perkuliahan geologi, kita akan
diberi pengalaman turun ke lapangan secara langsung melalui kuliah lapangan. Dengan kuliah
lapangan, kita dapat mengamati berbagai fenomena geologi secara langsung, tentu hal ini akan
melatih dan mengembangkan softskills maupun hardskills yang akan berguna untuk
kedepannya bagi seorang geologist.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan
SDA, seperti emas, batu bara, gas alam, dan lain sebagainya. Tentu berbagai kekayaan alam
tersebut akan dieksplorasi dan dikelola oleh para geologist. Hal tersebut, menjadi prosfek yang
menjanjikan untuk seorang geologist kedepannya. Maka dari itu, pemanfaatan SDA merupakan
salah satu wahana bagi seorang geologist.

Kemudian, salah satu wahana lainnya bagi seorang geologist adalah tentang
kebencanaan. Tugas seorang geologist adalah memprediksi berbagai kebencanaan yang akan
terjadi seperti tsunami, banjir, longsor, gempabumi, gunung meletus, dan lain sebagainya. Hal
tersebut bertujuan sebagai mitigasi bencana, sehingga dapat meminimalisir berbagai kerugian
yang mungkin akan ditimbulkan ketika bencana terjadi, seperti harta benda atau nyawa.

Maka dari itu, profesi seorang geologist merupakan profesi yang menjanjikan, namun
sekaligus profesi yang memikul beban sangat berat. Hal tersebut, dikarenakan berkaitan dengan
kehidupan orang banyak, seperti contohnya eksplorasi SDA dan kebencanaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup Materi Geologi Dasar


Secara garis besar, terdapat lima materi geologi dasar yang dipelajari pada semester ini,
yaitu sebagai berikut :

1. Komponen utama bumi, mencakup : (1) Fisis/Geofisika interior bumi & kerak bumi.
(2) Permukaan bumi, bentang alam/geomorfologi.
2. Geologi dinamis, mencakup : (1) Konsep tektonik lempeng. (2) Siklus batuan. (3)
Magmatisma/Volkanisma.
3. Sumber daya geologi, mencakup : (1) Mineral & bahan galian. (2) Hidrokarbon/Migas.
(3) Batubara. (4) Panas bumi. (5) Sumber daya air. (6) Sumber daya lahan &
lingkungan.
4. Potensi bencana & isu bumi pada masa kini, mencakup : (1) Gempabumi, longsor,
letusan gunung berapi, tsunami, dan semburan lumpur. (2) Pemanasan global/efek
rumah kaca, glasiasi, dan geopolitic.

2.2. Sistem Ilmu Kebumian


2.2.1. Beberapa Pemikiran Landasan Geologi Sebagai Ilmu

a) Leonardo Da Vinci (1452-1519)

Beliau menemukan cangkang-cangkang kerang yang sudah memfosil di pegunungan,


tepatnya di Pegunungan Apenina, Italia. Maka, dapat disimpulkan bahwa dulunya Italia
pernah suatu ketika digenangi laut.

b) Nicolas Steno (1638-1687)

Bahwa batuan yang lebih tua terletak lebih bawah. Kemudian, dengan prinsip itu
diketahui jenis batuan berlipat. Maka, diketahui juga bahwa batuan tua tidak selalu
terletak dibawah pada batuan berlipat.

c) James Hutton (1785) Charles Lyell (1830)

Daur geologi diartikan bahwa bumi selalu diremajakan oleh proses tektonik dan
denudasi yang berulang-ulang.

2
d) Charles Lyell (1830)

Hukum Uniformitarisme dan Katastrofisma Cuvier (1810 ) menyatakan peristiwa alam


yang terjadi hari ini, pernah terjadi di masa lampau.

2.2.2. Tiga Poin Utama Ilmu Geologi

a) Earth Process
Bumi sebagai tempat kita hidup. Maka seorang geologist harus dapat memahami
habituasi bumi atau kebiasaan dari perilaku bumi, baik itu proses, dinamika bumi, dan
lagi sebagainya, agar dapat memprediksi dan merespon terhadap hal yang merugikan
hidup banyak orang, seperti kebencanaan. Selain itu, geologist harus mampu menjaga
kelestarian bumi sebagai lingkungan hidup, agar dapat menjaga keberlangsungan
berbagai ekosistem untuk kedepannya.
b) Earth Material
Bumi sebagai tempat yang menyediakan kebutuhan dan menopang tumbuh dan
kembang peradaban manusia. Khususnya menyediakan berbagai kekayaan sumber
daya alam seperti migas, batu bara, mineral, air, dan lainnya. Hal ini menjadi salah satu
tugas geologist untuk menemukan dan mengeksplorasi berbagai kekayaan sumber daya
alam tersebut.
c) Earth History
Seorang geologist harus memahami sejarah, dimana dan kapan suatu sumber daya alam
ditemukan, dan bagaimana pemanfaatannya agar dapat berguna untuk menopang
kehidupan banyak orang.
2.2.3. “The Present Is The Key To The Past”

Dalam hal ini, seorang geologist harus mampu memprediksi peristiwa alam yang akan
terjadi di masa mendatang. Seperti kebencanaan dan ketersediaan sumber daya alam.

2.2.4. “The Present Is The Key To The Future”

Dalam hal ini, berkaitan dengan prinsip daur ulang (cyclic) dari proses geologi,
didalamnya termasuk proses yang bersifat Short-Lived Events atau Catastrophism.

3
2.3. Komponen Utama dan Materi Penyusun Bumi
2.3.1. Kerak Bumi dan Interior Bumi

Sebagaimana kita ketahui, bumi memiliki banyak komponen. Namun, pada ilmu
geologi hanya berfokus mempelajari dari kerak bumi (crust) sampai inti bumi (core).
Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a) Crust (Kerak Bumi) : Bagian terluar interior bumi. Terbagi menjadi dua, yaitu
oceanic crust (kerak samudra) yang memiliki ketebalan 5-11 km, dan continent crust
(kerak benua) yang memiliki ketebalan 35-40 km.
b) Litosfer : Kerak bumi dan bagian teratas dari selubung bumi (Upper Mantle). litosfer
biasanya disebut selaput batuan karena lapisannya terdiri dari batuan keras. Litosfer
memiliki ketebalan berkisar 80-200 km. Bagian litosfer berakhir menyusup pada
zona subduksi.
c) Partially Molten Asthenosphere : Terletak tepat dibawah litosfer, merupakan
astenosfer yang sebagiannya bersifat fluida atau agak cair. Ditemukan pada
kedalaman 100-200 km.
d) Mantle (Selubung Bumi) : Berfungsi melindungi inti bumi (core). Mantle berada
pada kedalaman 2900 km. Di dalam mantle terdapat solid asthenosphere atau
astenosfer yang semuanya hampir bersifat solid atau padat. Ditemukan pada
kedalaman 200-400 km.
e) Outer Core (Inti Luar) : Bagian ini bersifat fluida atau agak cair. Terdapat pada
kedalaman 2900-3150 km. Inti luar terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2.200 derajat Celcius. Perlu diketahui bahwa pergerakan fluida pada inti luar
menyebabkan pergerakan lempeng-lempeng.
f) Inner Core (Inti Dalam) : Bagian ini berbentuk seperti bola dengan diameter berkisar
2.700 km. Ditemukan pada kedalaman 6370 km. Inti dalam bersifat solid, tersusun
atas nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 derajat Celcius.

2.3.2. Permukaan Bumi, Bentang Alam/Geomorfologi

Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari roman muka bumi termasuk bentang
alam. Untuk saat ini, permukaan bumi kita terdiri dari perairan, muka lautan, dan
daratan.

4
Terdapat beberapa bentuk dasar muka bumi, antara lain : Cembung (gunung,
pegunungan/perbukitan) seperti gunung Tangkuban Parahu, Datar (dataran pantai,
plateu) seperti Pantai Utara Jawa, dan Cekung (lembah, danau, laut) seperti Bandung
plateu.

Kemudian, ada Ngarai yaitu lembah terjal yang terbentuk akibat erosi aliran air sungai
yang terjadi jutaan tahun lalu. Ada juga Terrestrial seperti lembah torehan sungai,
sebagai bukti adanya proses denudasi, erosi, dan sedimentasi sejak masa lampau.
Kemudian ada Coastal Plain (dataran pantai) atau dataran rendah yang berbatasan
dengan pantai laut. Terakhir, ada daratan/benua, sebagai tempat kita hidup saat ini.

2.4. Geologi Dinamis


2.4.1. Konsep Tektonik Lempeng

Secara umum dalam ilmu geologi terdapat tiga macam pergerakan lempeng tektonik,
yaitu :

a) Divergen (Menjauh)

Pergerakan secara divergen menyebabkan lempeng satu dengan yang lainnya saling
menjauh. Gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya tarikan (tensional). Pergerakan
ini terjadi di oceanic spreading ridge. Pada peta pergerakan lempeng, digambarkan
dengan garis berwarna biru muda.

b) Konvergen (Mendekat)

Pergerakan secara konvergen menyebabkan lempeng satu dengan yang lainnya saling
mendekat. Gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya kompresional. Pergerakan ini
terjadi di zona subduksi, pertemuan lempeng benua dan samudera yang ditandai dengan
adanya gunung vulkanik dan terbentuknya palung. Pada peta pergerakan lempeng,
digambarkan dengan garis berwarna biru tua.

c) Transform (Bergesekan)

Pergerakan secara transform menyebabkan lempeng satu dengan yang lainnya saling
berpapasan. Pergerakan ini terjadi di sesar atau fault. Pada peta pergerakan lempeng,
digambarkan dengan garis berwarna ungu.

5
2.4.2. Mekanisme Dalam Bumi

Gambar 1. What Happens Inside?

Lempeng-lempeng di oceanic spreading ridge terus bergerak saling menjauh satu sama
lain, kemudian nantinya lempeng-lempeng tersebut akan mendekati lempeng benua
untuk bertabrakan. Nantinya ketika bertabrakan, salah satu lempeng akan mengalami
penunjaman ke bawah, tepatnya lempeng samudera akan menunjam ke bawah lempeng
benua karena berat jenis lempeng benua lebih ringan dibandingkan lempeng samudera.
Lempeng yang menunjam ke bawah akan melting dan kembali menjadi magma. Selain
itu, penunjaman tersebut akan menghasilkan gunung berapi dan palung.

2.4.3. Vulkanisme

Peristiwa yang berhubungan dengan keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan
bumi disebut dengan aktivitas vulkanisme. Dapat diartikan juga segala kegiatan magma
dari lapisan dalam litosfer ke lapisan yang lebih atas atau keluar permukaan bumi.

Berbicara vulkanisme tentu berkaitan dengan gunung berapi. Keterbentukan gunung


berapi sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng. Kita ketahui bahwa di Indonesia
merupakan pertemuan tiga lempeng sekaligus, maka tidak heran Indonesia memiliki
129 gunung berapi aktif yang menyebar dari timur ke barat.

6
2.4.4. Siklus Batuan

Gambar 2. The Rock Cycle

Siklus batuan dimulai ketika terangkatnya magma ke permukaan bumi, biasanya


disebabkan oleh pergerakan lempeng dan instrusi magma. Ketika magma terangkat
keatas, maka suhunya akan mendingin dan menjadi batuan beku (Igenous Rock).

Kemudian, ketika batuan beku muncul ke permukaan bumi, maka akan mengalami
pelapukan, bisa disebabkan oleh erosi dan peristiwa alam lainnya. Setelah mengalami
pelapukan, batuan akan menjadi sedimen berukuran kecil dan akhirnya di
transportasikan oleh agen transportasi (gravitasi, air, angin, dan gletser).

Transportasi ini berakhir pada zona dimana sedimen tersebut akan diendapkan. Setelah
diendapkan sedimen tersebut terkubur oleh sedimen yang diendapkan diatasnya, maka
terbentuklah Burial Compaction.

Dengan bertambahnya lapisan (strata) dan kompaksi yang terus menerus akan memaksa
air keluar dari lapisan sedimen. Kristal garam akan merekatkan lapisan-lapisan yang
ada (sementasi). Maka terbentuklah batuan sedimen.

Jika batuan sedimen terus terkubur sampai kedalaman yang cukup dalam, maka akan
mengalami peningkatan tekanan dan suhu, sehingga berubah menjadi batuan
metamorfosa. Namun, jika batuan metamorfosa terangkat oleh proses tektonik, maka
akan mengalami pelapukan dan menjadi batuan sedimen lagi.

7
Selanjutnya, ketika batuan metamorfosa terkubur sangat dalam, maka batuan tersebut
akan mengalami melting dan melebur menjadi magma kembali. Lalu, siklus terulang
kembali.

2.5. Sumber Daya Geologi


2.5.1. Batu Bara

Batu bara sampai saat ini mengambil peran penting kelistrikan. Maka dari itu, batu bara
merupakan salah satu SDA yang vital, mengingat berbagai aktivitas kita saat ini tidak
terlepas dari kelistrikan. Selain itu, batu bara masih banyak dimanfaatkan sebagai bahan
bakar industri semen dan logam.

Batu bara terbentuk melalui serangkaian proses, sebagai berikut :

Gambar 3. Proses Keterbentukan Batu Bara

a) Tahap Peat (tahap gambut), tahap ini identik dengan tumpukan tumbuhan mati.
b) Tahap Lignite, pada tahap ini tumbuhan semakin tumpuk menumpuk satu dengan
lainnya. Pada tahap ini mulai terjadi peningkatan suhu.
c) Tahap Bituminous Coal, pada tahap ini tekanan dan suhu terus bertambah.
d) Tahap Antrasite, pada tahap ini terbentuk batu bara antrasit dengan kadar karbon
sangat tinggi yaitu sekitar 97 persen.

8
2.5.2. Panas Bumi

Proses terbentuknya energi panas bumi dipicu oleh aktivitas tektonik di dalam perut
bumi. Inti bumi memiliki magma yang temperaturnya mencapai 5.400 derajat celcius.
Magma ini membuat lapisan bumi disebelah atasnya mengalami peningkatan
temperatur. Ketika lapisan ini bersentuhan dengan air maka akan menjadi uap panas
bertekanan tinggi. Inilah energi potensial yang kemudian dikenal sebagai energi panas
bumi atau geothermal energy.

Sistem panas bumi mencakup sistem hidrotermal, sistem pemanasan, dan sistem yang
memungkinkan air panas terkumpul. Adapun beberapa persyaratan terbentuknya sistem
panas bumi yaitu tersedianya air, batuan pemanas, batuan sarang, dan batuan penutup.

2.5.3. Mineral

Membahas tentang sumber daya mineral, tentu berkaitan dengan bahan galian. Bahan
galian merupakan semua produk dari pertambangan yang diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, yang nantinya menghasilkan
mineral & batuan. Contohnya bijih (ore) adalah mineral yang mengandung logam dan
bersifat ekonomis. Bahan galian industri dan konstruksi seperti mineral & batuan,
biasanya dipergunakan untuk keperluan industri dan konstruksi bangunan sipil.

Secara umum bahan galian terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu : Konsentrasi Magma,
Kontak Metasomatisma, Hidrotermal, Pengayaan Supergen, Konsentrasi Mekanik &
Residu, Evaporasi, Sedimentasi, dan Kontak Metamorfik.

2.5.4. Minyak Bumi

Minyak bumi umumnya terdapat dalam batuan sedimen yang tebal. Batuan sedimen
yang mengandung minyak biasanya berpori. Di Indonesia sedimen tebal berumur
tersier banyak mengandung minyak bumi.

Proses migrasi minyak dari batuan induk ke batuan reservoar biasanya disebabkan gaya
kompaksi. Adapun prosesnya sebagai berikut :

a) Minyak terdistribusi dalam batuan reservoar dengan struktur tertentu yang


memungkinkan pengumpulan minyak bumi.
b) Tempat pelonggokan minyak yang sudah banyak dikenal adalah bagian atas
antiklin.

9
c) Minyak bermigrasi dari batuan induk menuju tempat yang lebih tinggi.
d) Minyak terkumpul dalam reservoar karena adanya lapisan impermeabel yang
menutupinya.
e) Kosentrasi minyak dibagian sayap antiklin, sedangkan gas dibagian atas.
f) Bidang diskordansi juga biasanya dapat menjadi tempat pelonggokan minyak bumi.

Di kilang minyak, minyak bumi dipisahkan menjadi berbagai jenis bahan bakar seperti
bensin, solar, dan lain sebagainya.

2.5.5. Gas Bumi

Gas bumi biasanya diproduksi dari sumur minyak atau sumur gas, kemudian dialirkan
melalui pipa dari sumur menuju lokasi pemanfaatannya. Gas bumi biasanya
dimanfaatkan untuk bahan bakar turbin, bahan baku industri petrokimia, dan
sebagainya.

Gas bumi merupakan bahan bakar fosil yang paling bersih dibanding minyak dan batu
bara karena menghasilkan sedikit emisi karbon dioksida dan sulfur.

2.5.6. Air

Salah contoh sumber daya air adalah keterdapatan air tanah. Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Proses geologi
sangat mempengaruhi keterdapatan air tanah, dimana tatanan geologi yang berbeda
dapat berimplikasi terhadap tidak meratanya distribusi air tanah di Indonesia.

2.5.7. Lahan dan Kewilayan

Sumber daya lahan dan kewilayahan termasuk bagian dari sumber daya alam yang
meliputi berbagai aspek fisik yang mencakup sumber daya geologi & non geologi.
Sumber daya geologi seperti mineral, gas bumi, dan lainnya, sedangkan non geologi
seperti air permukaan, topografi dan kesuburan tanah.

Kewilayahan konteksnya lebih luas dari sumber daya lahan, sebab mencakup aspek
sosial, budaya, ekologi, serta lingkungan binaannya. Kewilayahan dapat diartikan juga
sebagai kesatuan ekologis alamiah serta interaksinya dengan manusia.

10
2.6. Pontesi Kebencanaan & Isu Bumi Terkini (Recent)
2.6.1. Kebencanaan Banjir

Kebencanaan banjir biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti kapasitas sungai
berkurang, curah hujan tinggi, daerah bekas rawa dan lainnya. Selain itu, pada umunya
disebabkan oleh infrastruktur drainase yang tidak seimbang dengan perluasan
pengembangan wilayah sebagai lahan pemukiman dan industri. Sebenarnya banjir
merupakan kebencanaan yang dominan disebabkan oleh kelalaian dari manusia, seperti
buang sampah ke sungai.

Mengacu pada beberapa hal penyebab banjir, maka tak heran apabila kota jakarta sering
dilanda banjir, hal tersebut karena daerah resapan air berkurang akibat tergerus
pembangunan, kebiasaaan buang sampah di sungai, dan paras muka lautnya yang
cenderung meninggi, bersamaan dengan arus pasang naik (tide).

2.6.2. Kebencanaan Longsor

Kebencanaan longsor merupakan salah satu bagian dari mass wasting. Longsor adalah
pergerakan massa batuan, runtuhan batuan, dan tanah menuruni lereng dibawah
pengaruh gravitasi.

Pada umumnya longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor human
error. Faktor alam antara lain disebabkan oleh gempa bumi, hujan deras, aktivitas
vulkanik, dan perubahan kondisi muka air tanah. Sedangkan faktor human error bisa
disebabkan oleh pengundulan vegetasi yang mengakibatkan run off dibagian hulu tak
tertahankan, dan bisa juga karena kesalahan peta kesesuaian lahan.

Kesalahan peta kesesuaian lahan dapat berakibat penggunaan tata guna lahan yang
keliru, seperti malah membangun perumahaan diatas lahan curam.

2.6.3. Kebencanaan Akibat Geological Framework

Kebencanaan ini biasanya disebabkan kesalahan perencanaan. Salah satu contohnya


seperti lumpur lapindo di Jawa Timur. Lumpur ini tidak bersifat toxic (racun), namun
karena volume yang keluar dari bawah tanah sangat besar, maka dapat merusak
lingkungan disekitarnya.

11
2.6.4. Kebencaan Gunung Meletus

Kebencanaan gunung meletus pasti terjadi di Indonesia, mengingat wilayah Indonesia


termasuk ke dalam Ring Of Fire. Semburan lava pijar/lava fountain dan semburan debu
vulkanis merupakan tanda ancaman bencana gunung api. Selain itu, uap panas
berkecepatan tinggi (glowing avalanche) yang terjadi berbarengan dengan piroklastik
flow menjadi penyebab kematian utama makhluk hidup. Ada juga banjir lahar, baik
dingin ataupun panas yang menjadi kerugian tambahan ketika peristiwa kebencanaan
gunung meletus terjadi.

Sebagai contoh, peristiwa meletusnya gunung semeru pada tanggal 4 Desember 2021,
menggambarkan dasyatnya dampak letusan gunung berapi, dimana menimbulkan
banyak kerugian harta benda bahkan nyawa.

Disamping kerugian yang ditimbulkan, faktanya abu vulkanis dari letusan gunung
berapi sangat bermanfaat bagi lahan pertanian, mengingat abu vulkanis banyak
mengandung unsur hara bagi tanaman.

2.6.5. Kebencanaan Gempabumi

Kebencanaan gempabumi merupakan kebencanaan geologi yang termasuk kedalam


major geology hazards, dikarenakan gempa bumi dapat menyebabkan kebencanaan
lainnya, seperti gunung meletus dan tsunami.

Setiap harinya gempa bumi pasti terjadi. Dikarenakan Indonesia dari barat sampai timur
memiliki resiko kegempaan yang tinggi. Hal ini berkaitan lagi dengan kedudukan
Indonesia di jalur Ring Of Fire.

Gempabumi terjadi akibat pelepasan energi potensial yang terpreservasi dan


terakumulasi pada kerak bumi yang terjadi secara mendadak. Jalur patahan dan
diskontinuitas sentuh lempeng tektonik merupakan konsentrasi potensi gempa seperti
pada zona subduksi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa. Selain itu, hal tersebut
berbandung lurus dengan potensi kegempaan di Indonesia, mengingat Indonesia
memiliki sembilan patahan lempeng dari barat sampai timur.

12
Dampak kebencanaan gempabumi sangat beragam, tergantung besar magnitudo yang
mengguncang suatu wilayah. Dalam sejarah, tercatat ada beberapa gempa besar yang
menyebabkan kerusakan luar biasa, seperti gempa di Padang pada 30 September 2009,
dan gempa di Tokyo pada tahun 2011.

2.6.6. Kebencanaan Tsunami

Kebencanaan tsunami disebabkan Gelombang pecah (breaking surf) yang diakibatkan


oleh penyesuaian kesetimbangan gravitasi volume air laut karena patahan pada batuan
bagian atas kerak di dasar laut. Gelombang tsunami terjadi dalam laju yang cepat dan
berakselerasi pada zona pecah/breaking surf, hal ini berakibat pada proses run up yang
cepat pula di daratan.

Penyebab kebencanaan tsunami biasanya diakibatkan gempabumi yang memiliki


episentrum di dasar laut dengan minimal magnitudo sebesar 6,5 SR. Kemudian,
biasanya disebabkan letusan gunungapi bawah laut, longsoran material vulkanik ke
bawah laut, dan lainnya. Ada beberapa tsunami besar yang tercatat menimbulkan
banyak kerugian, salah satunya tsunami di Banda Aceh pada 26 Desember 2004 dan
tsunami di Jepang pada tahun 2011.

Pada kebencanaan tsunami ini, peran seorang geologist sangat penting untuk
meminimalisir dampak yang terjadi. Contoh nyatanya seperti pembangunan tembok
penghalau tsunami di Jepang.

2.6.7. Isu Bumi Terkini (Recent)

Isu bumi terkini yang paling utama adalah Greenhouse Effect dan Global Warming.

a) Greenhouse Effect

Greenhouse effect disebabkan emisi gas dan CO2 akibat aktifitas manusia yang
berakumulasi melapisi dan menutupi atmosfer, sehingga energi radiasi matahari yang
semestinya diradiasikan kembali ke atmosfer menjadi tertahan oleh lapisan greenhouse
gasses dan direfleksikan kembali sebagiannya ke bumi. Korelasi antara greenhouse
effect dan global warming adalah hubungan sebab-akibat.

13
b) Global Warming

Global warming menyebabkan polar ice melting atau deglasiasi, seperti pencairan baji
es di kutub, lapisan tebal es yang menipis dan mencair dengan laju yang cepat. Hal
tersebut, sejalan dengan catatan dari riset media massa di Amerika yang menunjukkan
proyeksi kenaikan temperatur hingga maksimum 8 kali lipat derajat Celcius, dari
kondisi saat ini hingga seratus tahun mendatang dibandingkan kenaikan temperatur
yang terjadi antara tahun 1960-1990. Serta, sea level rise pasca glasiasi terakhir sejalan
dengan trend kenaikan temperatur di kedua belahan bumi yang meningkat.

2.7. Kuliah Lapangan


2.7.1. Tujuan Kuliah Lapangan

Adapun tujuan kuliah lapangan yang telah dilaksanakan yaitu melihat objek geologi
secara langsung, mengetahui asal mula keterbentukan suatu bentang alam, mengetahui
geomorfologi suatu wilayah, mengetahui cara mengukur strike dan dip, mengetahui apa
saja yang perlu dilakukan apabila menemui sebuah singkapan, mampu mengidentifikasi
dan mendeskripsi batuan sedimen dan batuan beku, dan lain sebagainya.

2.7.2. Lokasi Penelitian

Gambar 4. Lokasi Penelitian di Sungai Cikatomas

14
Gambar 5. Lokasi Penelitian di Kampus Lapangan PPSDM Geominerba

Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 4 November 2021. Lokasi kuliah
lapangan terdapat pada dua lokasi, yakni kawasan Sungai Cikatomas dan Kampus
Lapangan PPSDM Geominerba.

2.7.3. Alat dan Bahan Yang Digunakan

Adapun beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam kuliah lapangan seperti kompas
geologi, GPS, papan dada, pita ukur, palu geologi, safety google, alat tulis, lup, HCl 0,1
N, plastik sampel, komparator batuan beku dan sedimen, peta dasar, dan lainnya.

2.7.4. Geologi Regional

Lokasi penelitian pada sungai Cikatomas dan Kampus Lapangan PPSDM Geominerba
diketahui bahwa daerah tersebut termasuk salah satu daerah yang terdapat pada geologi
regional lembar Padalarang. Formasi Sungai Cikatomas termasuk kedalam formasi
Jatiluhur.
a) Sungai Cikatomas
Berdasarkan pengamatan di lapangan, Sungai Cikatomas tersusun dari batuan sedimen
seperti batu lanau, batu pasir, dan batu lempung. Terdapat beberapa kekar juga yang
terisi oleh mineral kalsit serta jenis batuan gamping. Geomorfologi wilayahnya adalah
bentang alam sungai (fluvial) .
b) Kampus Lapangan PPSDM Geominerba
Kampus lapangan PPSDM Geominerba berada di Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Terletak pada formasi rajamandala dan termasuk
kedalam bentang alam karst karena terdapat banyak batu gamping.

15
2.7.5. Tinjauan Pustaka
Adapun beberapa materi geologi dasar yang perlu dipersiapkan sebelum kuliah
lapangan seperti Geologi Struktur, Stratigrafi, Orientasi Medan, Singkapan,
Pengukuran Strike dan Dip, Deskripsi Batuan, dan lainnya.
2.7.6. Orientasi Medan
Adapun alat yang digunakan dalam orientasi medan adalah kompas geologi dan peta
dasar, yaitu dengan cara menjadikan objek di sekitar sebagai acuan dalam menentukan
posisi di dalam peta. Selain itu, dapat dilakukan dengan menggunakan GPS. Pada
stasiun pertama yaitu Sungai Cikatomas, koordinat yang didapatkan adalah 06°50.280'
S, 107°26.272' E. Sedangkan untuk stasiun kedua yaitu Kampus Lapangan PPSDM
Geominerba adalah 06°48.799' S, 107°25.845' E.
2.7.7. Jurnal Lapangan
Berikut merupakan jurnal lapangan hasil dari kampus lapangan PPSDM Geominerba.

JURNAL LAPANGAN
Stasiun :2 Koordinat : S : 06°48’.799”
Hari/tanggal : Kamis, 4 November E : 107°25’.845”
2021
Waktu : 14:45 Strike/dip :-
Lokasi : Kampus Lapangan
PPSDM Geominerba Litologi : Sedimen
Cuaca : Cerah
Foto

Gambar 3.3. Koordinat dan Singkapan Stasiun 2

16
Gambar 3.4. Gambar 3.5. Foto Jauh dan Dekat
Batu Gamping
Deskripsi
Singkapan batuan di stasiun kedua memiliki panjang 17 meter dan tinggi 8 meter.
Dalam pengamatan kali ini, kelompok kami mendeskripsikan salah satu jenis
batuan yakni batu gamping. Meskipun demikian, Kampus Lapangan PPSDM
Geominerba ini juga kaya akan mineral calsite dan aragonite.
Nama Batuan : Batu gamping
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih lapuk dan kecoklatan
Jenis Batuan : Batuan sedimen organik
Kekerasan : 2,5 < x < 5,5
Sifat : Karbonatan
Butiran : Agak halus, banyak
2.8. Metoda Pentakrikhan Geologi (Skala Waktu Geologi)
2.8.1. Cabang Ilmu Geologi Yang Berkaitan Dengan Skala Waktu
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kehidupan yang
pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainya serta
lingkungan hidupnya selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi terutama yang
diwakili oleh fosil.
Sumber utama penelitian paleontologi menggunakan fosil atau jejak organisme yang
terawetkan oleh proses-proses alami di dalam lapisan kerak bumi.

2.8.2. Skala Waktu Relatif

Skala waktu relatif merupakan skala waktu yang digunakan berdasarkan atas urutan
lapisan-lapisan batuan beserta dengan evolusi kehidupan organisme di masa lalu. Skala
ini terbentuk atas dasar peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu
geologi itu sendiri.

Secara umum, para ilmuwan menggunakan tiga prinsip sederhana dalam penentuan
unsur umur relatif lapisan batuan yaitu hukum superposisi, hukum hubungan potong-
memotong, dan suksesi fosil.

17
Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa)
yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan
Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala).

2.8.3. Skala Waktu Absolut

Penentuan skala waktu absolut biasanya menggunakan metode dating by radioactive


isotopes. Dating by radioactive isotopes merupakan teknik yang digunakan untuk
mengetahui usia pada berbagai benda, yang biasanya didasarkan pada perbandingan
antara jumlah isotop radioaktif alami, dengan produk-produk hasil peluruhannya,
dengan menggunakan tingkat peluruhan yang telah dikenal.

Korelasinya metode pentarikhan radiometri berfungsi dalam penentuan umur batuan


berdasarkan sifat peluruhan unsur radioaktif dalam batuan, ketika unsur radioaktif
meluruh akan membentuk isotop. Untuk peluruhannya bergantung pada waktu-paruh
setiap unsur.

Metode peluruhan radioaktif yang paling banyak digunakan oleh ahli geologi adalah
peluruhan C14 menjadi N14 dan peluruhan P40 menjadi Ar40. Sebagai contoh, ahli
geologi mengukur banyaknya kandungan C14 dan N14 pada kayu, arang, fosil benih,
sisa serangga, dan sebagainya. Selain itu, rasio dari P40 menjadi Ar40 menyediakan
estimasi yang bagus untuk menentukan umur batuan selama batuan tersebut tak
terpanaskan oleh temperatur diatas 125oC.

Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun dapat
dimungkinkan setelah ditemukan unsur radiokatif. Para ahli geologi atau ilmuwan
menggunakan mineral yang secara alamiah mengandung unsur radioaktif dan dapat
dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam ukuran tahun sebuah batu.

2.8.4. Paleomagnetisme
Paleomagnetisme merupakan teknik penentuan skala waktu geologi dengan
pengukuran sudut molekul magnetik pada batuan.
Ketika lava masih panas, mineral magnetik di dalamnya berorientasi terhadap medan
magnetik bumi. Lalu, pendinginan lava hingga titik tertentu berakibat mineral magnetik
ini terkunci ditempatnya dalam batuan. Karena medan magnetik bumi selalu berubah
orientasinya beberapa waktu sepanjang sejarah bumi, orientasi magnetik dari batuan
yang membentuk selama waktu yang berbeda juga akan berbeda.

18
Para ilmuwan mengetahui waktu pembalikan magnetik hasil orientasi magnetik dari
sampel batuan dapat menunjukkan estimasi umur batuan tersebut.
2.8.5. Pembagian Skala Waktu Geologi

a) Precambrian adalah era tertua di bumi, era ini dimulai sejak awal bumi terbentuk
atau sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Maka, lapisan era Precambrian selalu
terdapat di lapisan paling bawah atau di bawah batuan yang mengandung fosil. Era
ini merupakan awal penemuan fosil makhluk bersel satu atau tunggal.
b) Paleozoic adalah era kedua tertua di bumi. Era ini dimulai sekitar 544-330 juta
tahun yang lalu. Era ini terbagi menjadi enam periode yaitu cambrian, Ordovician,
Silurian, Devonian, Carboniferous, dan Permian. Salah satu ciri khas era ini yaitu
pertama kalinya muncul keanekaragaman dari famili metazoa.
c) Mesozoic adalah era ketiga tertua di bumi. Era ini dimulai sekitar 251-65 juta tahun
yang lalu. Era ini terbagi menjadi tiga periode yaitu Triassic, Jurassic, dan
Cretaceous. Salah satu ciri khas era ini yaitu kemunculan pertama dinosaurs.
d) Cenozoic adalah era termuda di bumi. Era ini dimulai sekitar 65 juta tahun lalu
sampai sekarang. Era ini terbagi kedalam dua periode yaitu Tertiary dan
Quaternary. Salah satu ciri khas era ini yaitu awal evolusi manusia.

2.9. Rekontruksi Proses Geologi


2.9.1. Pembentukan Bumi

Pada lima milyar tahun yang lalu, tata surya belum terbentuk. Hanya ada awan gas dan
awan debu raksasa yang berotasi lambat. Dengan berjalannya waktu, terbentuklah
matahari dan diikuti delapan planet termasuk bumi.

2.9.2. Kemunculan Awan Debu

Awal mulanya pada 4,6 milyar tahun lalu di salah satu lengan spiral Bimasakti, akibat
tumbukan gelombang kejut dari ledakan bintang bermassa besar, awan debu (nebula)
mulai berotasi. Kemudian di pusat awan, materi menjadi semakin memadat, panas, dan
bersinar terang. Inilah cikal bakal bintang yang menjadi matahari.

Debu di sekitar pusat mulai bersatu. Kumpulan yang kecil tumbuh membesar
membentuk cikal bakal planet (protoplanet) dengan garis tengah beberapa kilometer.
Lalu protoplanet yang terbentuk saling bertumbukan satu sama lain dan materi-materi
pecahannya bersatu hingga mencapai seukuran planet.

19
Selama ratusan tahun setelahnya, planet-planet yang baru terbentuk itu, termasuk Bumi,
mengalami bombardir oleh batuan-batuan angkasa.

2.9.3. Kehidupan Muncul Dari Bola Lava

Saat terbentuk, 4,6 milyar tahun lalu, seluruh bumi diliputi lava menyala-batuan cair
panas-dengan ketebalan beberapa ratus kilometer. Lambat laun, lautan lava mendingin.
Lapisan keras pun terbentuk dan mengapung di permukaan planet. Bombardir oleh
meteorit dan komet masih berlangsung.

Dari waktu ke waktu, akhirnya terbentuk kerak bumi. Unsur-unsur berat seperti besi
dan nikel, bersama-sama membentuk inti, sementara unsur yang lebih ringan (oksigen,
silikon, alumunium, dsb) membentuk lapisan kerak.

Kemudian Bumipun menjadi tempat bagi aktifitas vulkanik yang berperan dalam
pelepasan gas-gas, sehingga membuat kondisi atmosfer saat itu sangat jauh berbeda
dengan kondisi atmosfer saat ini. Saat terkondensasi, uap air membentuk awan ;
terjadilah hujan yang membentuk danau, sungai dan lautan. Pada saat yang bersamaan,
terbentuk benua-benua.

Lalu terbentuknya benua, samudra, dan atmosfer yang minim oksigen memicu
pembentukan molekul-molekul kompleks, yang pada gilirannya akan menghadirkan
kehidupan. Lebih dari dari milyar tahun setelah bumi lahir, kehidupan muncul di
samudra. Namun, perlu milyaran tahun untuk kehidupan hadir di daratan.

2.9.4. Pangea

Pada saat ini dipercaya sebuah hipotesa yang menyatakan bahwa pernah ada satu benua
raksasa tunggal jutaan tahun yang lalu. Benua raksasa itu disebut Pangea (daratan
besar), yang dikelilingi oleh samudera tunggal bernama Panthalassa (lautan besar).
Seiring berjalannya waktu, Pangea terpecah membentuk benua dan samudera baru yang
teramati sekarang.

20
Ada beberapa bukti yang menguatkan hipotesa tersebut, sebagai berikut :

a) Keseuaian benua satu dengan yang lainnya ketika bersatu. Seperti kontur Afrika
hampir sesuai dengan Amerika Selatan.
b) Kesamaan fosil hewan dan tumbuhan di beberapa benua. Seperti fosil mesosaurus
yang merupakan reptil kecil yang hidup di air, mustahil reptil kecil ini mampu
menyebrangi Samudera Atlantik.
c) Keterdapatan es di daerah tropis. Contohnya deposit glasial di daerah-daerah yang
dikenal beriklim tropis seperti Amerika Selatan, Australia, Afrika, dan India.
Keterdapatan deposit glasial tersebut menunjukkan bahwa es pernah mengalir
hingga ke pedalaman benua yang mungkin berasal dari tudung es Antartika.
d) Kemiripan struktur geologi di beberapa daerah di dunia. Seperti jika Amerika Utara,
Eropa, dan Afrika berdampingan, akan terbentuk sabuk pegunungan. Selain itu, tiga
barisan pegunungan yaitu Apalasia, Kaledonia, dan Atlas, memiliki usia yang sama
sekitar 300 tahun, dan memiliki struktur geologi yang identik.

2.9.5. Pengapungan Benua (Continental Drift)

Pengapungan benua merupakan sebuah gagasan Wegener. Mekanisme pengapungan


benua dan gerakan permukaan, tak terlepas dari pengaruh sebaran dasar samudera dan
tektonik lempeng.

Secara singkat, akibat arus konveksi, lempeng benua bergeser terhadap astenosfera.
Arus membawa lempeng mendekat atau menjauh satu sama lain, dengan kecepatan
antara satu hingga delapan belas cm pertahun. Sebaran dasar samudera mendorong
benua terpisah makin jauh ketika zona divergen baru terbentuk. Sehingga, pergerakan
benua yang sudah berlangsung jutaan tahun lalu, masih terjadi hingga kini.

Adapun perkembangan benua dari jutaan tahun lalu hingga kini, sebagai berikut :

a) Bumi 200 juta tahun lalu. Daratan masih membentuk benua raksasa yaitu Pangea,
dengan Panthlassa di sebelah barat dan laut Tethys di sebelah timur.
b) Bumi 150 juta tahun lalu. Benua terpisah menjadi dua, membentuk Benua Eurasia
ke arah Utara (menjadi Amerika Utara dan Benua Eurasia) dan Benua Gondwana
ke arah Selatan (menjadi Amerika Selatan, Afrika, dan Australia). Lalu samudera
hindia pun mulai terbuka dan Pangea mulai tidak ada lagi.

21
c) Bumi 100 juta tahun lalu. Australia dan Antartika berpisah. Celah membelah
Gondwana sehingga Amerika Selatan dan Afrika berpisah. Lalu ketika benua-
benua saling menjauh, air dari Laut Tethys mengisi celah dan terbentuklah
Samudera Atlantik.
d) Bumi 50 juta tahun lalu. Afrika dan India bergerak ke arah Utara, sedangkan
Amerika Selatan mendekati Amerika Utara.
e) Bumi sekarang. Amerika Utara terhubung dengan Amerika Selatan. India menjadi
bagian dari Asia, dan Antartika serta Australia menjadi benua pulau.

3.0. Geologi Lingkungan dan Fenomena Kebencanaan


3.0.1. Geologi Lingkungan

Geologi lingkungan (environmental geology) adalah geologi terapan (applied geology).


Secara khusus, geologi lingkungan adalah pemanfaatan informasi geologi untuk
membantu kita menyelesaikan permasalahan dalam misalnya: penggunaan lahan,
meminimalkan degradasi lingkungan, serta dalam upaya memaksimalkan dayaguna
dari pemanfaatan lingkungan hidup manusia; baik yang bersifat alamiah dan yang
merupakan suatu modifikasi.

Penerapan geologi lingkungan untuk penyelesaian masalah ini meliputi beberapa


penelitian, sebagai berikut :

a) Materi pembentuk bumi, seperti mineral, batuan, dan tanah, untuk potensi
penggunaannya sebagai sumber daya atau pemanfaatannya.
b) Bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lainnya, untuk
meminimalkan korban jiwa dan harta benda.
c) Pemilihan lahan lokasi, perencanaan penggunaan lahan, dan analisis dampak
lingkungan.
d) Proses hidrologi air tanah dan air permukaan untuk mengevaluasi sumber daya air
dan masalah pencemaran air.
e) Proses geologi, seperti pergerakan air di atas dan di bawah permukaan bumi,
mengevaluasi perubahan lokal, regional, dan perubahan global.

22
Ada lima konsep dasar geologi sebagai lingkungan, yaitu :

a) Pertumbuhan populasi manusia

Seiring pertambahan jumlah penduduk, dampak total manusia terhadap lingkungan juga
terus meningkat. Dengan bertambahnya populasi, lebih banyak sumber daya
dibutuhkan dan, dengan teknologi yang kita miliki dan kita pergunakan saat ini, maka
hal tersebut akan mengakibatkan gangguan pada lingkungan yang lebih besar.

b) Keberlanjutan (sustainability)

Keberlanjutan adalah upaya pembangunan yang memastikan bahwa generasi


mendatang akan memiliki akses yang sama terhadap sumber daya yang diberikan oleh
bumi kita. Penting untuk diketahui bahwa keberlanjutan tersebut di dalam kaitannya
dengan pemanfaatan sumber daya alam, dimungkinkan untuk sumber daya yang
terbarukan seperti udara dan air. Pembangunan berkelanjutan juga berhubungan dengan
pemanfaatan sumber daya tak terbarukan seperti bahan bakar fosil dan mineral.
Keberlanjutan adalah konsep jangka panjang, sesuatu yang terjadi selama beberapa
dekade atau bahkan ratusan tahun.

c) Bumi sebagai suatu sistem

Sistem dalam hal ini adalah bagian tertentu dari alam semesta yang tentu untuk
dipelajari. Sebagai contoh misalnya adalah planet, gunung berapi, cekungan samudra,
dan sungai. Asas bahwa lingkungan sebagai suatu kesatuan utuh (environmental unity),
yang menyatakan bahwa satu aksi tertentu akan menyebabkan aksi yang lain dalam
suatu rangkaian kejadian, merupakan prinsip penting di dalam upaya prediksi
perubahan sistem yang terjadi pada bumi. Misalnya, jika kita membangun bendungan
(waduk) di sungai, maka sejumlah perubahan akan terjadi.

d) Proses bencana (alam) geologi

Bencana alam pada dasarnya adalah proses alami. Proses ini menjadi berbahaya jika
orang tinggal atau bekerja di area tempat terjadinya bencana tersebut. Proses yang
terjadi alami juga dapat menjadi bencana ketika ada perubahan di dalam penggunaan
lahan, seperti urbanisasi atau penggundulan hutan,

23
e) Nilai-nilai dan ilmu pengetahuan

Nilai-nilai seperti pemahaman dan ilmu pengetahuan perlu dikolaborasikan untuk


memahami segala proses yang terjadi di bumi, agar dapat menjadi bekal ketika
menghadapi suatu situasi krisis, seperti peristiwa kebencanaan.

3.0.2. Fenomena Kebencanaan

Bencana (alam) geologi merupakan kondisi geologi alami ataupun artifisial


(underground blowout), yang menimbulkan potensi kebencanaan yang berisiko bagi
hilangnya nyawa manusia (termasuk korban terluka) dan/atau kerugian harta benda
(property). Contohnya termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor, dan tsunami.

Namun, apa yang dianggap sebagai bencana geologi tersebut, umumnya adalah proses-
proses alamiah yang memainkan peran penting dalam menjaga kesetimbangan
lingkungan hidup manusia agar layak huni, seperi letusan gunung berapi.

Dampak bencana alam berubah seiring waktu, ada beberapa hal yang mempengaruhi ,
seperti perubahan pola penggunaan lahan yang mempengaruhi orang untuk bermukim
dan beraktivitas di lahan marjinal, urbanisasi yang mengubah sifat fisik material bumi,
dan peningkatan populasi.

Adapun prinsip dasar mengenai bencana (alam) geologi, sebagai berikut :

a) Bencana diidentifikasi berdasarkan evaluasi ilmiah. Bencana alam seperti gempa


bumi merupakan proses alam yang dapat diidentifikasi dan dipelajari dengan
menggunakan metode ilmiah.
b) Analisis resiko merupakan komponen penting dalam memahami dampak yang
dihasilkan dari proses bencana. Sebagai contoh kita memprediksi bahwa suatu
daerah akan mengalami gempa berukuran sedang. Jika kita mengetahui akibat dari
gempa tersebut baik berupa korban jiwa ataupun kerusakan, maka kita dapat
menghitung resiko dan dampak yang sebenarnya terjadi pada masyarakat dari
gempa tersebut.
c) Bencana alam yang saling terkait. Seperti gempabumi dengan episentrum di dasar
laut dapat menyebabkan tsunami.

24
d) Besar kecilnya peristiwa bencana alam serta frekuensinya dipengaruhi oleh
aktivitas manusia. Sebagai akibat dari peningkatan populasi manusia dan praktek
penggunaan atau tata guna lahan yang buruk.
e) Konsekuensi bencana dapat diminimalkan. Seperti dengan pemahaman ilmiah,
edukasi, perencanaan tataguna lahan, dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana
secara proaktif.

3.1. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral artinya mineral-mineral yang diekstrak dari kerak bumi yang
dimanfaatkan oleh manusia. Tanpa sumber daya mineral proses industri tak dapat berjalan.

Sumber daya mineral atas dua kategori, yaitu :

1. Sumber daya mineral logam (emas, tembaga, alumnium, besi, nikel, dan sebagainya);
2. Sumberdaya mineral non-logam (batuan bahan bangunan, kerikil, pasir, gypsum, phosphate,
garam dan sebagainya).

3.1.1. Sumber Daya Mineral Logam

Mineral dari mana substansi logam berasal disebut sebagai mineral bijih, atau mineral
ekonomi. Mineral ini mengandung logam dalam konsentrasi tinggi dan dalam bentuk yang
mudah diekstraksi, contohnya Galena (PbS). Mineral bijih terakumulasi pada deposit atau
endapan bijih.

Eksplorasi dan penambangan mineral bijih, tentu melibatkan ahli geologi untuk
mengindentifikasi kemungkinan deposit bijih. Setelah itu, ahli geologi akan melakukan
pemboran untuk mengambil sampel batuan di bawah permukaan dan untuk menentukan
bentuk dan luas deposit bijih tersebut.

Pembangunan tambang, baik di atas maupun di bawah permukaan tanah, tetap


mempertimbangkan deposit bijih yang menghasilkan keuntungan dan akodomasi masalah
lingkungan.

Adapun proses penambangan dengan metode open fit, sebagai berikut :

a) Melakukan pemboran ke batuan yang keras, dan mengisinya bahan peledak tinggi, untuk
memecahnya.
b) Setelah terpecah, mineral bijih akan dikeruk. Selain itu, batuan sisa akan dibawa menuju
tumpukan “tailing”.

25
c) Mineral bijih akan dimasukkan ke dalam penghancur bijih.
d) Memisahkan mineral bijih dengan mineral lain, dengan peleburan asam untuk
memisahkan atom logam dan non-logam.
3.1.2. Sumber Daya Mineral Non-Logam

Sumber daya mineral non-logam disebut juga sumber daya industri bahan galian. Contohnya
seperti bahan kimia untuk pupuk dan batu untuk membuat jalan.

Adapun beberapa contoh sumber daya mineral non-logam yang sering digunakan, yaitu :

a) Batu Lempeng (Dimension Stone)

Pemanfaatannya seperti untuk membentuk ornamen luar bangunan dan gedung, atap,
trotoar, tangga dan lantai. Selain itu, ada juga marmer atau batuan karbonat yang dipoles.
Untuk proses penambangan biasanya menggunakan gergaji kabel, tombak termal, dan jet
air.

b) Batu Lindas (Crushed Stone) dan Beton Cor (Concrete)

Pemanfaatannya seperti untuk substrat jalan dan rel kereta api, bahan baku pembuatan
semen, beton, dan aspal. Untuk proses penambangan biasanya dengan menggunakan
peledak tinggi untuk memecah batuan dasar.

3.1.3. Kebutuhan Global Terhadap Sumber Daya Mineral

Proses geologi yang sifatnya alami tidak terjadi dalam waktu yang cepat untuk
menggantikan endapan-endapan seperti deposit bijih secepat penambangannya. Ahli
geologi telah menghitung cadangan untuk berbagai deposit mineral. Berdasarkan definisi
cadangan saat ini dan tingkat konsumsi, pasokan beberapa jenis logam mungkin akan habis
hanya dalam beberapa dekade sampai satu abad.

Namun, perkiraan tersebut mungkin saja berubah, seperti jika ahli geologi menemukan
cadangan baru atau jika ada metode baru dalam penambangannya.

Dalam pembentukannya deposit bijih perlu proses geologi khusus, sehingga persebarannya
tak merata diseluruh dunia. Faktanya, tidak ada satu negara pun yang memiliki semua
sumber daya mineral yang dibutuhkannya, sehingga negara-negara harus berdagang satu
sama lain untuk mempertahankan pasokan bahan tersebut, dan tak jarang keterdapatan
cadangan mineral menjadi pemicu beberapa perang.

26
3.1.4. Pertambangan dan Lingkungan

Sebagaimana kita ketahui kegiatan pertambagan secara langsung maupun tak langsung
berdampak negatif bagi lingkungan. Adapun beberapa contohnya sebagai berikut :

a) Penambangan meninggalkan bekas tapak yang besar dalam sistem bumi. Misalnya bekas
tambang PT. Freeport Indonesia.
b) Batuan sisa yang dibuang ke tumpukan “tailing”, tumbuh menjadi bukit bahkan danau
buatan.
c) Penambangan juga menyingkapkan batuan yang mengandung bijih ke atmosfer, dan
karena banyak mineral bijih adalah sulfida, ketika bereaksi dengan air hujan akan
menghasilkan limpasan bersifat asam yang dapat merusak vegetasi di hilir.
d) Penyiraman tailing dengan larutan asam untuk melarutkan logam, tak jarang asam-asam
berbahaya ini langsung terbuang ke lingkungan.
e) Pengolahan bijih cenderung melepaskan bahan kimia berbahaya yang dapat bercampur
dengan hujan dan menyebar ke pedesaan.
f) Polusi udara akibat pabrik pengolahan bijih.

3.2. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Energi dan Geothermal


3.2.1. Sumber Daya Energi

Energi merupakan Kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya,
mekanika, kimia,dan elektromagnetika. Sumber Daya Energi terbagi menjadi 2, yaitu : (1)
SDE fosil seperti batubara, mintak dan gas bumi. (2) SDE non-fosil seperti air, angin,
matahari, geothermal, bio energi, dan nuklir.

3.2.2. Geothermal Energy

Geothermal adalah suatu sistem perpindahan panas yang terjadi pada kerak bumi dari
sumber panas (heat source) di bawah permukaan menuju suatu reservoir atau tampungan
panas (heat sink) di permukaan.

Pemanfaatan geothermal diatur dalam UU No. 21 Tahun 2014, sebagai berikut :

a) Pemanfaatan langsung

Kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi secara langsung tanpa melakukan proses
pengubahan dari energi panas dan/atau fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan
nonlistrik. Contohnya wisata alam, agrobisnis, spa bathing, dan lainnya.

27
b) Pemanfaatan tak langsung

Kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi dengan melalui proses pengubahan dari
energi panas dan/atau fluida menjadi energi listrik. Contohnya pembangkit energi listrik.

3.2.3. Klasifikasi Geothermal dan Perkembangannya

Adapun klasifikasi panas bumi berdasarkan temperatur reservoir terbagi menjadi tiga kelas,
yaitu Low Enthalpy, Medium Enthalpy, dan High Enthalpy.

Untuk saat ini, pengembangan geothermal energy di Indonesia mencapai 23.965,5 MW


dengan kapasitas terpasang 2.130,7 MW dan investasi sebesar USD 0,302 Miliar.

3.3. Jenis dan Klasifikasi Sumber Daya Air


Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi
manusia. Kegunaan air meliputi di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan
aktivitas lingkungan. Untuk saat ini di bumi air terdiri dari 97% air asin dan 3% air tawar (2/3
sebagai glasier dan es kutub).

3.3.1. Sumber Daya Air

Secara umum, terbagi menjadi dua yaitu :

a) Air permukaan, berasal dari sumber alami (mata air, sungai, danau, laut, rawa) dan
sumber buatan (waduk/bendungan, kolam, saluran drainase).
b) Air bawah permukaan, biasanya ada yang tersimpan di bawah permukaan (sungai bawah
tanah dan danau bawah tanah) dan ada yang tersimpan di dalam lapisan pembawa air
(aquifer).

3.3.2. Pola Pengaliran dan Orde Sungai

Secara umum, pola pengaliran terbagi kedalam beberapa kelompok, yaitu :

a) Pola dasar (basic patterns).


b) Pola dasar yang dimodifikasi (modified basic patterns).
c) Pola complex-compound-palimpsest.

Masing-masing kelompok pola pengaliran terdiri atas beberapa pola pengaliran.

28
Untuk orde sungai, ada beberapa metode dalam penetapan orde sungai, yaitu :

a) Metode Horton.
b) Metode Strahler.

3.3.3. Jenis Bentuk Cekungan

a) Waduk

Cekungan di muka bumi yang berisi air dan pada umumnya terbentuk akibat adanya
aktivitas manusia. Contohnya seperti pembendungan sungai dan penggalian suatu kawasan
hingga membentuk cekungan yang dapat terisi oleh air sungai maupun air hujan.

b) Danau

Cekungan di permukaan bumi yang berisi air dan terbentuk karena proses alam. Contohnya
seperti gaya tektonik, vulkanik, vulkanik-tektonik, dan amblesan suatu kawasan yang cukup
luas.

c) Rawa

Semacam danau atau waduk yang ditumbuhi oleh vegetasi akuatik pada sebagian besar
permukaan airnya. Rawa banyak terdapat pada bentang alam pedataran atau di sekitar
pantai.

3.3.4. Aliran Sungai Bawah Tanah

Volume total air yang dialirkan dari daratan menuju lautan dapat berupa kombinasi aliran
air yang dapat terlihat dan aliran yang cukup besar di bawah permukaan, melalui bebatuan
dan lapisan bawah tanah (hyporheic zone).

Hyporheic zone biasanya membentuk hubungan dinamis antara perairan permukaan dengan
perairan subpermukaan, dengan saling memberi ketika salah satu bagian kekurangan air.
Contohnya seperti sungai bawah tanah dengan sungai permukaan.

3.3.5. Air Tanah

Air tanah adalah air tawar yang terletak di pori-pori tanah/batuan di bawah permukaan bumi.
Air tanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer di bawah water table. Input alami
untuk air tanah adalah resapan dari air permukaan. Sedangkan, output alaminya adalah mata
air dan resapan menuju lautan.

29
Ancaman pada air tanah biasanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penggunaan
berlebihan untuk mengairi lahan pertanian dan pencemaran air tanah sehingga tak layak
digunakan kembali.

Salah satu dampak penggunaan air tanah berlebihan adalah instrusi air laut, biasanya
disebabkan penggunaan air tanah secara belebihan di daerah pantai, sehingga air laut
mengalir menuju sistem air tanah.

30
BAB III

PENUTUP

Terimakasih khususnya kepada para dosen pengampu Mata Kuliah Geologi Dasar
kelas D. Karena telah memberikan dan mengajarkan ilmunya selama satu semester.
Perkuliahan hampir semuanya dilaksanakan dengan metode sinkronus bahkan luring
melalui kuliah lapangan. Dengan metode tersebut, tentu sangat memberikan pemahaman
dan pengalaman lebih terhadap materi-materi kuliah yang diajarkan. Selain itu, softskills
dan hardskills turut serta dilatih ketika mengikuti kuliah lapangan.

Akhir kata, mohon maaf apabila ada kekeliruan terhadap penulisan maupun materi
yang telah disusun. Semoga ilmu yang diberikan oleh para dosen menjadi berkah dan amal
baik yang tak hentinya terus mengalir. Terimakasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

31

Anda mungkin juga menyukai