Laporan KKN Desa Bungungloe

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 95

1

TURATEA: SENJA YANG TAK PERNAH MATI

Editor :
Dr. Awaliah Musgamy, M. Ag..

Tim Penyusun :
Tirta Adithiya Nugraha
Desi Yulianti
Andi Maried Adha Fortuna Arki
Riska Idayanti
Nurul Asira
Miftahatul Jannah
Khumaerah Nur Mar’ah B.
Miftahul Huda

PUSAKA ALMAIDA
2021

i
TURATEA: SENJA YANG TAK PERNAH MATI

Makassar, Pusaka Almaida, 2021


xviii + hlm : 16 x 23 cm
ISBN :

Cetakan pertama : 2021


Perancang Sampul : Tirta Adtihiya Nugraha
Penerbit : Pustaka Almaida

Sanksi pelanggar pasal 44 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997


tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang
hak cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1987.

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau


memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, akan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Barang siapa yang dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun tanpa seizin dari penulis.

ii
SAMBUTAN DARI
REKTOR UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan


agenda rutin dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar di bawah bimbingan Dosen
Pembimbing KKN yang didampingi oleh Badan Pelaksana KKN.
Pelaksana KKN. Pelaksananya melibatkan seluruh mahasiswa dari
berbagai fakultas dari jurusan dengan asumsi bahwa pelaksana KKN ini
dalam melakukan program-program kerjanya dilakukan dengan multi
disipliner approach, sehingga program kerja KKN bias dilaksanakan dalam
berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu yang ditempatkan di
posko-posko KKN.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tentu diharapkan mampu
mendekatkan teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
kuliah dengan berbagai problematika yang dihadapi oleh
masyarakat.Dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian ini, piak
Universitas memberikan tugas pokok kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada masyarakat (LP2M), khususnya pada pusat
pengabdian kepada Masyarakat (PPM).
Atas nama pimpinan UIN Alauddin Makassar, Rektor
menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada ketua LP2M.
Terkhusus Kepada kepala PPM atas inisiatif untuk mempublikasikan dan
mengabdikan karya-karya KKN dalam bentuk sebuah buku, sehingga
proses dan hasil pelaksanaan KKN akan menjadi referensi pengabdian
pada masa-masa yang akan datang.

Makassar, November 2021


Rektor UIN Alauddin Makassar

Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D


NIP. 19701231 199603 1 005

iii
SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN
DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


(LP2M) memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan dan
mengkoordinir pelaksaan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik
yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa.Dalam hal pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, KKN merupakan
wadah pengabdian yang diharapkan memberikan bekal dan peluang
kepada mahasiswa unutk mengiplementasikan kajian-kajian ilmiah yang
dilakukan di kampus.
KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan salah satu mata
kuliah wajib bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebelum
memperoleh gelar sarjana dalam bidang disiplin ilmu masing-
masing.Pelaksaan KKN ini tidak hanya sekedar datang dan mengabdi ke
daerah-daerah lokasi pelaksanaan KKN, tetapi harus tetap diletakkan
dalam bingkai sebagai sebuah kegiatan ilmiah.Dalam perspektif ini, maka
KKN harus dirancang, dilaksanakan, dan terlaporkan secara ilmiah
sehingga dapat terukur pencapaiannya.Pada kerangka ini, LP2M UIN
Alauddin Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai
tujuan pelaksanaan KKN ini.
Adanya upaya mengabadikan dalam bentuk publikasi hasil-hasil
KKN ini tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan oleh segala
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN ini, olehnya itu, Ketua LP2M
menghanturkan penghargaan dan terima kasih kepada Kepala Pusat
Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM), Dr. Muhammad Suhufi
Abdullah, M.Ag, yang telah mengawal upaya publikasi laporan
pelaksanaan KKN, serta apresiasi tinggi atas upaya yang tak kenal lelah
untuk melakukan inovasi di PPM, baik secara internal maupun
terbangunnya jaringan antar PPM sesame PTKAIN.

Makassar, November 2021


Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar

Prof. Dr. Muhammad Ramli, M.Si


NIP. 19600505 198703 1 004

iv
KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PPM)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengabdian kepada


masyarakat, PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(PPM) UIN Alauddin Makassar senantiasa berusaha melakukan
terobosan dan langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan kegiatan-
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semakin baik dan inovatif.
Upaya ini adalah wujud tanggung jawab pengabdian terhadap masyarakat
dan UIN Alauddin Makassar, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat
bisa semakin mendekatkan pihak civitas akademika UIN Alauddin dengan
masyarakat dan mewujudkan keterlibatan langsung dalam pembangunan
masyarakat.
Upaya meningkatkan dan publikasi laporan pelaksanaan KKN ini
merupakan inovasi yang telah dilakukan oleh PPM UIN Alauddin sebagai
upaya memudahkan kepada semua pihak untuk dapat megakses hasil-hasil
pengabdian yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di bawah
bimbingan dosen pembimbing. Dengan adanya publikasi inj, program-
program KKN dapat diukur capaiannya dan jika suatu saat nanti lokasi
yang ditempati ber-KKN itu kembali ditempati oleh mahasiswa angkatan
berikutnya, maka akan mudah untuk menganalisi capaian yang telah ada
untuk selanjutnya dibuatkan program-program yang berkesinambungan.
Publikasi laporan KKN ini diinspirasi dari hasil “kunjungan
pendalam‟ ke beberapa PTKIN (Jakarta, Bandung, dan Cirebon) serta
bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dan bimbingan Bapak
Rektor, Ketua dan Sekertaris LP2M, serta seluruh staf LP2M. Terkhusus
kepada seluruh dosen pembimbing dan anggota Badan Pelaksanaan KKN
UIN Alauddin Makassar yang mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga, berkat ketakutan dan kerjasamanya sehingga program publikasi
laporan KKN ini bisa terlaksana.

Makassar, November 2021


Kepala PPM UIN Alauddin Makassar

Dr. Muhammad Suhufi A, M.Ag


NIP. 19741118 200003 1 001

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan
ke-67 UIN Alauddin Makassar di Desa Bungungloe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik.

Buku laporan KKN ini disusun sebagai bentuk


pertanggungjawaban tertulis kami mahasiswa KKN Angkatan ke-67 di
Desa Bungungloe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, dari tanggal
12 Oktober 2021 sampai dengan 25 November 2021.

Kami menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya program-


program kerja yang telah kami laksanakan tidak hanya keberhasilan kami
saja akan tetapi semata-mata karena adanya dukungan dari pihak-pihak
lain. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Prof. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D., selaku Rektor UIN


Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angk. Ke 66.

2. Prof. Dr. Muhammad Ramli, MA., Ketua Lembaga Pengabdian


Kepada Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan pembekalan
dan membantu dalam proses penyelesaian KKN

3. Dr. Muhammad Suhufi, M. Ag., Ketua Lembaga Pengabdian


kepada Masyarakat (PPM) UIN Alauddin Makassar sekaligus
mendampingi kami selama terdapat kendala dan permasalahan di
lokasi KKN.

4. Dr. Awaliyah Musagamy S. Ag, M.Ag., Dosen Pembimbing


Lapangan Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto yang telah
membimbing kami selama menjalani KKN.

5. H. Jamaluddin S. Sos yang senantiasa menerima kami di Desa


Bungungloe.

vi
6. Kepala Dusun Cambalangkasa, Kepala Dusun Bu’nea, Kepala
Dusun Bonto Sunggu Selatan, Kepala Dusun Bonto Sunggu
Utara, Kepala Dusun Pitape, Kepala Dusun Lassang Te’ne,
Kepala Dusun Sarroanging, Kepala Dusun Lianga, Dusun
Bontomarannu beserta keluarganya terimakasih atas segala
bantuan dan arahannya serta kesediaannya menerima dan
memenuhi kebutuhan kami didusunnya masing-masing selama 45
hari.

7. Seluruh tokoh masyarakat, pemuda-pemudi, adik-adik serta


seluruh masyarakat Desa Bungungloe yang telah berpartisipasi
dalam pelaksanaan program KKN.

8. Kawan-kawan mahasiswa KKN UIN Alauddin Angkatan ke-67


yang mau berbagi dalam suka dan duka selama ber-KKN di Desa
Bungungloe.

Semoga segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi


pahala yang berlipat ganda, yang kelak akan diperoleh hasilnya di akhirat.
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas
segala kesalahan dan kekurangan kami dalam melaksanakan program-
program kerja kami selama melaksanakan KKN.

Demikianlah, kami berharap kegiatan KKN ini dapat berguna


bagi masyarakat Desa Bungungloe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan di Desa
Bungungloe. Aamiin.

Makassar, 25 November 2021

Tim Penyusun

vii
DAFTAR ISI

DAFTAR PENGESAHAN ................................................................... i

SAMBUTAN REKTOR UIN ALAUDDIN MAKASSAR ............. iv


SAMBUTAN KETUA (LP2M) ............................................................. v
KATA PENGANTAR KEPALA (PPM) ............................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

MUQADDIMAH ..................................................................................... x

JURNAL/TEMA PILIHAN .................................................................. 1


A. Judul/Tema Kegiatan Pendidikan ........................................... 1
B. Abstrak......................................................................................... 1
C. Latar Belakang Masalah............................................................. 2
D. Tujuan Pengabdian .................................................................... 4
E. Metode Pelaksanaan .................................................................. 4
F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ................................................ 5
G. Hasil dan Pembahasan .............................................................. 6
H. Faktor Pendukung Keberhasilan Program ............................ 8
I. Simpulan ...................................................................................... 9
J. Ucapan Terima Kasih................................................................ 9
K. Daftar Pustaka ............................................................................ 10

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 11


A. Dasar Pemikiran ......................................................................... 17
B. Gambaran Umum Desa Bungungloe ..................................... 12
C. Permasalahan .............................................................................. 21
D. Fokus atau Tujuan Pengabdian................................................ 24
E. Jadwal Pelaksanaan Program.................................................... 25
F. Pendanaan dan Sumbangan...................................................... 27

BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM.......................... 29


A. Metode Intervensi Sosial........................................................... 29
B. Pendekatan Dalam Pembersayaan Masyarakat ..................... 33

BAB III DESA BUNGUNGLOE


A. Sejarah Singkat Desa Bungungloe ........................................... 35

viii
B. Kondisi Geografis ...................................................................... 36
C. Kondisi Demografi .................................................................... 48
D. Batas Desa ................................................................................... 50
E. Struktur Bentuk Penduduk ....................................................... 51
F. Sarana dan Prasarana ................................................................. 52

BAB IV DERSKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN


PEMBERDAYAAN DESA BUNGUNGLOE
A. Kerangka Pendampingan Masyarakat ..................................... 55
B. Kegiatan Pelayanan Masyarakat ............................................... 59

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Rekomendasi............................................................................... 76

BAB VI TESTIMONI MASYARAKAT DAN TESTIMONI


PESERTA KKN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
A. Testimoni Mahasiswa KKN Angkatan ke-67 ............................... 79
B. Testimoni Masyarakat Desa Bungungloe ...................................... 82

Lampiran-Lampiran .................................................................................. 105

ix
MUQADDIMAH

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan


pengajaran, Penelitian dan Pengembangan serta Pengabdian Masyarakat
menggambarkan secara utuh fase-fase menuju pembelajaran sejati. Juga
mendeskripsikan bagaimana proses belajar yang baik bagi seorang
mahasiswa secara keseluruhan. Dari dalam ke luar, dari hal yang kecil ke
hal yang besar.

Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-67 di


Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto
beranggotakan 8 orang dari 5 Fakultas yag berbeda. Kelima fakultas
tersebut adalah Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik, Fakultas Dakwah &
Komunikasi, Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran. Kegiatan KKN
berlangsung selama kurang lebih 45 hari sejak keberangkatan pada tanggal
12 Oktober 2021 – 25 November 2021.

KKN saya istilahkan sebagai sebuah pembelajaran di alam nyata,


setelah kurang lebih 7 semester belajar di bangku kuliah. KKN adalah
belajar dari ruang-ruang kelas menuju ruang-ruang masyarakat.
Mahasiswa dituntut untuk mampu menghadapi segala kondisi kehidupan
yang dihadapi di lokasi KKN. Bagi kami, mahasiswa yang hebat adalah
mahasiswa yang mampu menaklukkan alam, mahasiswa yang mampu
memoles dan mewarnai kehidupan masyarakat menjadi lebih indah.
Bukan mahasiswa yang memaksakan diri untuk bermanja-manja di tengah
kerasnya kehidupan yang dihadapi masyarakat di lokasi KKN.

x
JURNAL
A. Judul Jurnal
PENDAMPINGAN PROGRAM BAK SAMPAH
PERMANENT DI DESA BUNGUNGLOE, KECAMATAN
TURATEA, KABUPATEN JENEPONTO
B. Abstrak
Sampah merupakan suatu hal yang selalu ada dalam kehidupan sehari-hari.
Semua yang beraktivitas pasti akan menghasilkan sampah dan begitu juga
yang terjadi di Desa Bungungloe, Kabupaten Jeneponto. Perkembangan
pembangunan yang pesat di kabupaten Jeneponto belum diimbangi
kewaspadaan serius terhadap dampak lingkungan hidup. Terutama
sampah Hal itu biasa hadir sebagai risiko suatu kota yang bergerak menjadi
kota besar. Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu,
pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan
jenis sampah yang semakin beragam, antara lain sampah kemasan yang
berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam dan dapat merusak
lingkungan sekitar. Pengelolaan dan penanganan sampah mutlak
diperlukan yakni dengan perhatian khusus karena menyangkut lingkungan
yang sangat vital. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan sampah
di Desa Bungungloe tersebut masih kurang baik, hal ini dikarenakan tidak
adanya lahan untuk pembangunan tempat penampungan sementara,
fasilitas sarana dan prasarana yang masih belum baik, dan tingkat
kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya pengelolaan
sampah dengan baik dan benar. Saran yang bisa diberikan adalah dengan
melakukan sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar,
dan memasukkan anggaran untuk pembuatan bak sampah permanent
yang akan digunakan untuk tempat penampungan.
C. Latar Belakang Masalah
Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang
sudah menjadi mimpi buruk bangsa ini selama bertahun- tahun.
Infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia dinilai masih belum
memadai. Sementara itu, program untuk menanggulangi masalah
pengelolaan sampah ini justru dinilai masih setengah- setengah. Menurut
kajian Kementrian LHK, timbulan sampah yang dihasilkan penduduk
Indonesia adalah sebesar 64 juta ton/tahun atau setara dengan 92,69
kg/orang/tahun.
Selain semakin besarnya volume sampah, saat ini permasalahan
sampah menjadi semakin rumit karena manajemen pengelolaan sampah
yang tidak baik. Mulai dari permasalahan tempat penampungan

1
sementara, pengumpulan, pengangkutan sampai pada tempat
pembuangan akhir dan pengolahan. Kampung Teluk Dore Distrik
Makbon merupakan kampung yang mampu menciptakan kesejahteraan
untuk kehidupan masyarakatnya.
Di desa Bungungloe Kabupaten Jeneponto, kebanyakan dari
masyarakatnya bekerja sebagai petani dan hal ini menyebabkan kurangnya
atau rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Pola interaksi antara masyarakat satu dengan lainnya hanya
fokus dengan pekerjaan mereka masing-masig, sehingga sampah dan cara
pengolahan menjadi persoalan yang serius dan tidak mendapatkan solusi
penanganannya. Selain bekerja sebagai petani ada beberapa masyaarakat
kampung juga bekerja sebagai pegawai Negeri, antara lain pegawai
kesehatan, guru Sekolah Dasar, dan Staf, hal ini juga yang menyebabkan
kurangnya kejasama antar lini masyarakat dalam mengatasi masalah
sampah. Masalah sampah adalah masalah yang sangat serius di Desa
Bungungloe. Apabila tidak ditangani dengan tepat maka hal ini akan
berpengaruh pada kelestarian lingkungan dan juga kesehatan masyarakat
itu sendiri.
Pengolahan dan tempat pembuangan sampah di Desa
Bungungloe masih kurang sehingga masyarakat banyak membuang
sampah di sawah dan selokan. Kurangnya pemahaman dan kesadaran
akan kebersihan lingkungan juga menjadi salah satu inti permasalahan
sampah yang ada di Desa Bungungloe. Oleh karena itu selain pembuatan
bak sampah permanent, mahasiswa KKN juga memberikan pemahaman
betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan..
D. Tujuan Pengabdian
Adapun tujuan dari pengabdian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat desa Bungungloe
akan dampak negatif dan bahayanya dari sampah terhadap
Kesehatan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat desa Bungungloe untuk
tidak membuang sampah sembarangan
3. Meningkatkan rasa kepedulian lingkungan dan Kesehatan
terhadap perilaku pembuangan sampah
4. Mengoptimalkan kesadaran untuk membuang sampah pada
tempat sampah yang sudah disediakan

2
E. Metode Pelaksanaan
1. Pra Kegiatan dan Survei Lokasi
a. Melakukan Technical Meeting Bersama Aparat Desa
Tahap persiapan yang dilaksanakan pada minggu pertama dan
minggu kedua. Mahasiswa KKN melakukan pertemuan dengan aparat
desa dan masyarakat di Kantor Desa Bungungloe untuk diskusi mengenai
perijinan pembuatan bak sampah permanent. Serta dilanjutkan dengan
survei lokasi penempatan strategis untuk bak sampah bersama aparat desa
dan masyarakat
b. Tahap survei lokasi kegiatan
Setelah melakukan technical meeting, selanjutnya kami selaku
mahasiswa KKN UINAM melakukan survei lokasi. Adapun hasil survei
kami yaitu untuk pengadaan bak sampah permanent yang berlokasi di
Dusun Bo’nia yang telah disepakati oleh aparat desa dan masyarakat
setempat.
c. Tahap Pembuatan Bak Sampah Permanent
d. Setelah melakukan survei lokasi, selanjutnya di tahap finishing yaitu
tahap pembuatan bak sampah permanent yang terbuat dari batako,
semen dan pasir. Pengerjaan bak sampah permanent dilakukan
selama 3 hari. Dan dilanjutkan dengan pengecetan selama 2 hari.
F. Lokasi dan Waktu Pengadaan
Lokasi dan waktu pengadaan ini yaitu di Dusun Bo’nia tepatnya
di halaman rumah kepala Desa Bungungloe pada hari Jum’at 29 Oktober
2021 sampai dengan Selasa 02 November 2021.
G. Hasil dan Pembahasan
Program kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa
BungungLoe Kec. Turatea Kab. Jeneponto. Berikut peta desa
Bungungloe.

3
Berdasarkan dari hasil observasi mahasiswa KKN, didapatkan
informasi bahwa warga Desa Bungungloe tidak memiliki bak sampah
untuk melakukan proses pewadahan, sehingga warga sering membuang
sampah sembarangan. Hal ini yang menyebabkan sulitnya lingkungan
kebersihan terjaga. Karena tidak adanya tempat pembuangan sampah
maka warga Desa Bungungloe membuang sampah rumah tangga yang
berskala besar di lahan persawahan dan selokan yang dimanfaatkan warga
desa sebagai tempat pembuangan akhir.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang
sehingga permasalahan sampah tersebut masih dipandang wajar.
Penumpukan sampah dibeberapa titik di Desa Bungungloe tanpa
adanya pengelolaan lebih lanjut menyebabkan berkurangnya keindahan
alam di Desa Bungungloe. Selain itu, kondisi tersebut banyak masalah
Kesehatan yang disebabkan oleh tumpukan sampah, salah satunya yang
sering terjadi pada masyarakat adalah penyakit Diare dan penyakit kulit.
Penyakit tersebut muncul karena adanya tumpukan sampah yang tidak
dikelola baik oleh masyarakat sehingga menjadi sarang bagi vector yang
kemudian menyebabkan masyarakat sekitar sangat mudah terkena
penyakit, penumpukan sampah juga menimbulkan ketidaknyamanan
kepada warga karena bau yang kurang sedap.
Perilaku terhadap pembuangan sampah sembarangan tersebut
sudah menjadi budaya yang mengakar pada masyarakat, hal ini sudah

4
menjadi hal yang biasa dan tidak perlu diatasi. Sehingga tidak ada tindak
lanjut untuk mengatasi penumpukan sampah tersebut.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan mengenai
permasalahan kebersihan lingkungan Desa Bungungloe, maka mahasiswa
KKN Angkatan 67 menyusun sebuah program untuk diberikan kepada
warga Desa disana. Program yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran warga desa disana mengenai pentingnya
kebersihan lingkungan.
Mahasiswa KKN memberikan program untuk mengatasi
permasalahan sampah di Desa Bungungloe dan merumuskan solusi yang
tepat yaitu pengadaan percontohan bak sampah permanent di Desa
Bungungloe.
Pengadaan percontohan bak sampah permanent diharapkan
dapat bermnfaat bagi warga Desa Bungungloe dan menjadi contoh untuk
pengadaan bak sampah permanent dan untuk menjaga kebersihan
lingkungan di Desa Bungungloe.
Pelaksanaan pembuatan bak sampah permanent berjalan sesuai
dengan rencana dan tepat waktu sebagaimana yang dijadwalkan.
Pelaksanaan program kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan
pertemuan antara mahasiswa, aparat desa dan tokoh masyarakat Desa
Bungungloe untuk diskusi perijinan pengadaan bak sampah permanent,
kemudian dianjutkan dengan survei lokasi Bersama aparat desa dan
Kepala Desa. Selanjutnya pelaksanaan pengadaan bak sampah permanent
yang terbuat dari batako, semen, dan pasir.

Gambar 2. Proses pembuatan bak sampah permanent

F. Faktor Pendukung keberhasilan program/ kegiatan

5
Beberapa faktor pendukung pelaksanaan program kerja kami,
yaitu :
a. Kami mendapatkan respon yang baik dari Kepala Desa
Bungungloe selaku pemimpin dan juga warganya.
b. Kami mendapatkan respon yang baik dari para Kepala Dusun
untuk melaksanakan kegiatan yang kami lakukan di Desa
Bungungloe
c. Kami juga mendapatkan masukan-masukan dari beberapa warga
desa tentang perihal pengadaan dan persiapan apa yang akan kami
lakukan selama kegiatan ini berlangsung
d. Dengan adanya kesiapan dan kematangan program kerja yang
kami lakukan, itu juga merupakan salah satu faktor pendukung
kami dalam melaksanakan kegiatan
G. Simpulan
Sistem pengelolaan sampah yang dimiliki Desa Bungungloe
masih belum baik, hal ini bisa dilihat dari keadaan lingkungan yang ada di
sekitar Desa, perilaku kebiasaan buruk warga yang terbiasa membuang
sampah tidak pada tempatnya, Namun dengan adanya program kerja
tentang fasilitas bak sampah permanent ini memberikan hasil yang positif,
karena dengan adanya bak sampah permanent tersebut, masyarakat dapat
membuang sampah pada tempatnya sehingga lingkungan Desa
Bungungloe dapat terjaga dan bebas dari sampah.
H. Ucapan Terima Kasih
Dengan terlaksananya kegiatan, kami selaku Mahasiswa KKN
Reguler UINAM Angkatan 67 sangat berterimakasih kepada semua pihak
yang ikut serta dalam kegiatan ini, terutama Kepala Desa Bungungloe
beserta para aparat-aparat Desa. Tak lupa juga kami sangat berterima
kasih kepada Dosen Pembimbing kami Ibu Awaliah Musgamy, S.Ag.,
M.Ag. dan Ibu Sri Wahyuni, S. Sos selaku Badan Pelaksana yang telah
memberikan kami arahan dan masukan untuk program kerja kami.
H. Daftar Pustaka
Saraswati. Prasarana pengelolaan sampah rumah tangga serta
pengaruhnya terhadap perancangan rumah susun. Jurnal reka
karsa. 2016
Zamzami. Analisis pengelolaan sampah pada masyarakat desa disanah
Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang. Jurnal Kesehatan
lingkungan. 2018
Mutmainnah. Pengelolaan sampah ditempat pembuangan akhir ( TPA )
PATOMMO SIDRAP. Jurnal madani legal. 2020

6
Adriani. Pembuatan tong sampah berbahan dasar bamboo : penguatan
budaya hidup bersih dan sehar masyarakat Desa Kakor. Jurnal
pengabdian masyarakat.

7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Dalam bidang akademik, implementasi suatu ilmu pengetahuan
adalah bentuk pertanggung jawaban lanjutan yang harus dilalui oleh suatu
individu, demi tercapainya kesesuaian antara ide dan realitas (kebenaran).
Kesesuaian realitas disini, memiliki kriteria serta sarat penilaian tertentu
yang diatur oleh lembaga pendidikan tempat individu tersebut bernaung.
Dalam dunia kampus, terkhususnya Indonesia, diketahui memiliki suatu
program implementasi ilmu pengetahuan dengan masyarakat umum
sebagai ruang implementasi—adalah Program Kuliah Kerja Nyata, atau
disingkat KKN.
Masyarakat umum yang kompleks dengan identitas budaya
mereka yang khas dan tegas antara satu dengan yang lainnya; lalu
perbedaan pola pikir yang dipengaruhi oleh tempat mereka bermukim,
serta segala masalah mereka tentu juga, merupakan wadah yang tepat
untuk mengasah kepekaan suatu individu terhadap dunia luar (di luar
dunia kampus), serta sebagai sarana pendidikan karakter individu selain
berkutat dengan implementasi ilmu pengetahuan semata.
Setelah diketahui hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Program Kuliah Kerja Nyata yang diusung oleh lembaga kampus adalah
suatu wacana peningkatan Sumber Daya Manusia atau SDM (mahasiswa).
Dengan ukuran penilaian keberhasilan individu dihitung berdasarkan
kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat, keterlibatan mereka
atas wacana pembangunan yang ada, lalu implementasi basis ilmu
pengetahuan yang mereka miliki, serta cara mereka berinisiatif dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat meski dalam skala kecil
sekalipun. Dari penilaian tersebut maka akan diketahui nilai suatu kualitas
individu. Itulah pola wacana yang selama ini dilakukan oleh lembaga
kampus yang ada di Indonesia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 menyatakan
bahwa salah satu tujuan dari kemerdekaan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Namun sejak beberapa dekade lewat tujuan itu telah
mengalami pergeseran. Hal ini terlihat dari agenda pembangunan yang
telah digariskan oleh para pemimpin-pemimpin bangsa. Penciptaan
sumber daya manusia melalui pendidikan masih sangat lemah jika di
bandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Akibatnya dapat dirasakan
sekarang dimana mayoritas SDM bangsa menjadi lemah.
Bangsa Indonesia saat ini merupakan suatu bangsa yang sedang
berkembang dalam segala aspek kehidupannya. Seluruh masyarakat
Indonesia pasti berharap bahwa perkembangan tersebut dapat merata di

8
seluruh tanah air, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakannya.
Perkembangan yang sangat dinanti masyarakat Indonesia saat ini meliputi
semua bidang, baik ekonomi, pendidikan, sarana dan prasarana penunjang
semua aspek kehidupan.
Mahasiswa sebagai salah satu anggota masyarakat di lingkungan
perguruan tinggi, mempunyai andil dalam mengatasi permasalahan
pembangunan. Termasuk pembangunan di bidang kemasyarakatan,
terlebih mahasiswa di kenal sebagai sosok yang berpendidikan dan juga
kritis dalam menghadapi sesuatu. Sedangkan Kuliah Kerja Nyata
merupakan salah satu sarana untuk melatih diri mahasiswa dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang mungkin tidak akan
ditemukan dalam perkuliahan biasa.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu kegiatan yang wajib
di laksanakan oleh setiap mahasiswa dan merupakan kegiatan yang
tersistematika, terprogram dengan rapi mengharuskan adanya
perencanaan, penyusunan pelaksanaan, pelaporan dan pengevaluasian
sehingga nantinnya KKN tidak merupakan kegiatan yang serabutan tetapi
merupakan kegiatan ilmiah dan mencerminkan akan dunia kampus yang
kesemuanya harus didasarkan pada kaidah-kaidah keilmiahan dan sekali
lagi bukan suatu kegiatan yang tak terorganisir.
KKN merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan Tri
Darma Perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat. Dalam ber-KKN, mahasiswa mengamati,
menganalisis, menarik kesimpulan, merumuskan permasalahan yang
dicapai, lalu mengambil keputusan untuk pemecahan masalah dari
berbagai alternatif yang ada, dari kondisi dan situasi wilayah kerja, serta
kemampuannya dalam pengabdiannya kepada masyarakat, mahasiswa
dapat mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
dikuasainya secara ilmiah, melembaga dan langsung kepada masyarakat
yang akan menikmati manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Kegiatan KKN dibagi menjadi empat tahap kegiatan, yaitu
pembekalan, pelaksaaan kegiatan di lokasi, penyusunan laporan, dan
evaluasi. Tujuan besar yang didapatkan oleh mahasiswa dari program
Kuliah Kerja Nyata adalah untuk mengoptimalkan pencapaian maksud
dan tujuan perguruan tinggi, yakni menghasilkan sarjana yang menghayati
permasalahan masyarakat dan mampu memberi solusi permasalahan
secara pragmatis, dan membentuk kepribadian mahasiswa sebagai kader
pembangunan dengan wawasan berfikir yang komprehensif.
Pelaksanaan KKN untuk angkatan 67 dikenal dengan sebutan
KKN (Kuliah Kerja Nyata ) UIN Alauddin Makassar angkatan 67. Sesuai
dengan namanya, KKN mewajibkan mahasiswa untuk melakukan

9
pengabdian selama 45 hari di kampung yang sudah ditentukan oleh pihak
LP2M. Hal ini dilakukan tak lain akibat adanya pandemic Covid-19 yang
menyebabkan ruang gerak manusia menjadi terbatas dan bahkan sangat
dilarang beraktivitas di luar rumah. Tetapi, disamping karena adanya
kewajiban untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah bagi mahasiswa
tingkat akhir dan adanya upaya untuk mewujudkan tujuan dari perguruan
tinggi untuk melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai ciri seorang
mahasiswa.
Pelaksanaan KKN yang bertajuk untuk mahasiswa bukanlah
sebuah nama dan asal pelaksanaan semata tetapi semua ini atas dasar yang
sangat kuat dan terstruktur. Selain untuk membantu mengurangi
penyebaran Covid-19, pelaksanaan KKN dimaksudkan dapat menjadikan
mahasiswa peka dan mau mengabdi untuk kampung yang sudah
ditentukan oleh pihak LP2M melalui pemberdayaan dan pelaksanaan
kegiatan atau program kerja yang inovatif tentunya dan sesuai dengan
kondisi serta kebutuhan Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea. Setelah
dilaksanakannya pembelakalan mahasiswa KKN UINAM, maka
mahasiswa melaksanakan dan merencanakan segala jenis program kerja
yang dapat dilaksanakan dengan tetap mematuhi aturan dan protokol
kesehatan Covid-19.
Awalnya mungkin akan terasa berat bagi mahasiswa karena tak
dapat merasakan cerita indah KKN yang sesungguhnya, tetapi mahasiswa
pasti menyadari dalam kondisi dan keadaan apapun pelaksanaannya,
mahasiswa diharapkan mampu menciptakan kebahagian, cerita indah, dan
kebermanfaatannya bagi masyarakat melalui program KKN. Melalui
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa sangat dituntut untuk
dapat menerapkan segala ilmu yang telah mereka dapatkan baik dalam
perkuliahan maupun di luar perkuliahan dari berbagai jurusan untuk
mencetus berbagai program-program pengabdian secara hati-hati melalui
tahapan-tahapan analisis yang mendalam mengikut kepada faktor-faktor
yang menjadi penghambat ruang gerak mahasiswa dalam melakukan
pengabdian akibat adanya Covid-19. Hal utama yang harus senantiasa
dilaksanakan dan dihidupkan di tengah masyarakat melalui mahasiswa dari
pelaksanaan KKN ini adalah upaya agar semua orang yang terlibat dalam
pelaksanaan program-program pengabdian tetap mematuhi aturan
protokol kesehatan yang telah digaungkan oleh pemerintah di masa
pandemi Covid-19.
Dibalik itu semua hal yang dapat diperoleh mahasiswa melalui
pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah terbentuknya
kemampuan mahasiswa yang tidak hanya mampu dalam bidang akademik
saja tetapi dapat menjadi agent of change baik bagi lingkungan sekitar

10
maupun masyarakat luas melalui pengalaman-pengalaman pengabdian
yang menjadikan mahasiswa di tuntut untuk mampu membawa
perubahan, mewujudkan, serta menyelesaikan permasalahan yang dapat
diselesaikan oleh mahasiswa di lokasi melalui program Kuliah Kerja
Nyata (KKN).
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah laporan ini sebagai
laporan akhir yang menggambarkan pelaksanaan KKN UIN Alauddin
Makassar angkatan 67 Tahun 2021 di Desa Bungungloe, Kecamatan
Turatea, Kabupaten Jeneponto.
Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran secara jelas dan
dapat menjadi acuan terhadap penilaian yang nantinya akan menjadi
kesimpulan, berdasar dengan itu saran dan kritik yang konstruktif akan
menjadi cambuk bagi kami untuk lebih dapat menyempurnakan laporan
ini.
B. Gambaran Umum Desa
Lokasi Desa Bungungloe berada di Kecamatan Turatea, Kabupaten
Jeneponto. Kecamatan Turatea merupakan salah satu dari 11 kecamatan
di Kabupaten Jeneponto yang berbatasan dengan Kecamatan Kelara di
sebelah utara, Kecamatan Batang di sebelah timur, Kecamatan
Bontoramba di sebelah barat dan Kecamatan Binamu di sebelah selatan.
Sebanyak 11 Desa di Kecamatan Turatea bukan merupakan daerah pantai
dengan topografi atau ketinggian dari permukaan laut yang sama. Menurut
jaraknya, maka letak masing-masing desa/kelurahan ke ibukota
kecamatan dan ibukota kabupaten sangat bervariasi. Jarak desa/kelurahan
ke ibukota kecamatan maupun ke ibukota kabupaten berkisar 0-17 km.
Untuk jarak terjauh dari ibu kota kecamatan adalah Desa Jombe yaitu
sekitar 17 km, sedangkan untuk jarak terdekat adalah Desa Paitana.
Kecamatan Turatea terdiri dari 11 desa dengan luas wilayah 53,76 km2 .
Dari luas wilayah tersebut nampak bahwa Desa Bululoe memiliki wilayah
terluas yaitu 8,08 km2 , sedangkan luas wilayah yang paling kecil adalah
Desa Pa’rasangang Beru yaitu 1,57 km2.
Pemerintahan di Kecamatan Turatea dilaksanakan oleh sejumlah
aparat pemerintah/pegawai negeri yang berasal dari berbagai
dinas/instansi pemerintah yang keseluruhannya berjumlah 118 orang,
terdiri dari 49 orang laki-laki dan 69 orang perempuan. Perkembangan
Desa/Kelurahan Tingkat klasifikasi desa/kelurahan di Kecamatan
Turatea tahun 2019 terdiri dari 4 desa dengan klasifikasi Swakarya dan 7
desa lainnya tergolong Swasembada.
Dengan demikian tidak ada lagi desa/kelurahan yang termasuk
Swadaya Lembaga/Organisasi Tingkat Desa Lembaga dan organisasi
tingkat desa/kelurahan yang terbentuk di Kecamatan Turatea dengan

11
sejumlah anggotanya diharapkan dapat menunjang kegiatan pemerintah
dan pembangunan. Organisasi BPD dan PKK masing-masing terdapat 1
unit pada setiap desa/kelurahan. Sedangkan organisasi keagamaan seperti
remaja mesjid dan pondok pengajian terdapat sekitar 68 kelompok.
Selama kurun waktu tahun 2016-2019 jumlah penduduk Kecamatan
Turatea mengalami peningkatan setiap tahun. Pada Tabel 3.1 terlihat
bahwa jumlah penduduk pada tahun 2016 sekitar 31.773 jiwa, tahun 2016
meningkat 32.002 jiwa, tahun 2018 meningkat 32.274 jiwa, dan tahun
2019 meningkat kembali menjadi 32.546 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin,
jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibanding perempuan pada tahun
2019 yaitu sebanyak 15.747 jiwa laki-laki dan perempuan sebanyak 16.799
jiwa.
Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 94 yang berarti
setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 94 orang
penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk pada tahun 2019 adalah 605 jiwa
per km2 . Ditinjau menurut desa/kelurahan, maka kepadatan penduduk
tertinggi adalah di Desa Parasangang Beru yaitu 986 jiwa per km2 ,
menyusul Desa Bontomatene sekitar 858 jiwa per km2 , dan Desa Paitana
sekitar 804 jiwa per km2 . Sementara itu desa/kelurahan dengan
kepadatan penduduk paling rendah yaitu Desa Kayuloe Barat dengan
kepadatan penduduk sekitar 401 jiwa per km2 . jumlah rumah tangga
pada tahun 2019 Kecamatan Turatea adalah 6.899 rumah tangga, dengan
rata-rata jumlah anggota rumah tangga 5 jiwa per rumah tangga.
Dilihat dari sumber mata pencaharian menunjukkan bahwa dari
jumlah penduduk yang bekerja, sebanyak 7.104 orang adalah petani
tanaman bahan makanan dan peternak sebanyak 3.211 orang. Penduduk
yang bekerja di luar sektor pertanian antara lain perdagangan sebanyak
653 orang, industri 333 orang, angkutan 739 orang, dan jasa hanya 180
orang. Adapun penduduk yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
ABRI sebanyak 810 orang.
Dilihat dari sumber mata pencaharian menunjukkan bahwa dari
jumlah penduduk yang bekerja, sebanyak 7.104 orang adalah petani
tanaman bahan makanan dan peternak sebanyak 3.211 orang. Penduduk
yang bekerja di luar sektor pertanian antara lain perdagangan sebanyak
653 orang, industri 333 orang, angkutan 739 orang, dan jasa hanya 180
orang. Adapun penduduk yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
ABRI sebanyak 810 orang.
Pendidikan Pada tahun ajaran 2018/2019 jumlah TK di Kecamatan
Turatea ada 12 sekolah dengan 493 orang murid dan 42 orang guru.
Sedangkan Tingkat SD, baik SD Negeri maupun SD Swasta sebanyak 22
sekolah dengan 3.301 orang murid dan 316 orang guru. Untuk tingkat

12
SMP sebanyak 8 sekolah dengan 952 orang murid dan 158 orang guru.
Tingkat SMA sebanyak 2 sekolah dengan 622 orang murid dan 48 orang
guru. Selain itu terdapat sekolah yang berada di bawah naungan
Kementerian Agama, yaitu Madrasah Ibtidaiyah 4 sekolah dengan jumlah
337 orang murid dan 61 orang guru, Madrasah Tsanawiyah 8 sekolah
dengan jumlah murid seluruhnya 820 orang dan 133 orang guru, serta
Madrasah Aliyah 4 sekolah dengan jumlah 408 orang murid dan 92 orang
guru.
Desa Bungungloe adalah desa yang berada di kecamatan Turatea.
Desa ini memiliki Secara 9 Dusun , 9 RK, dan 9 RT yaitu Dusun Bo'nia
terdiri dari 1 RK dan 1 RT, Dusun Sarroangin terdiri dari 1 RK dan 1
RT, Dusun Lianga terdiri dari 1 RK dan 1 RT, Dusun Cambalangkasa
terdiri dari 1 RK dan 1 RT, Dusun Bontosunggu Utara terdiri dari 1 RK
dan 1 RT, Dusun Bontosungu Selatan terdiri dari 1 RK dan 1 RT, Dusun
Pitape terdiri dari 1 RK dan 1 RT, Dusun Lassangtene terdiri dari 1 RK
dan 1 RT, Dusun Bontomarannu terdiri dari 1 RK dan 1 RT. Setiap dusun
terdiri dari 1 RT/ dan 1 RK yang dikepalai oleh seorang kepala RT/RK.
Dan pusat pemerintahannya/ibu kota desa terletak di Dusun
Bontosunggu Utara.
C. Permasalahan
Berdasakan hasil survei yang dilakukan, maka ditemukan
beberapa masalah diantaranya:
1. Bidang Keagamaan dan Pendidikan
Sebenarnya secara umum, keagamaan dan pendidikan adalah dua
bidang yang berbeda, namun dikarenakan fokus permasalahan yang
ditemukan cenderung, maka kedua bidang tersebut dirangkum dalam satu
ranah bidang. Adapun permasalahan yang ditemukan ialah:
a. Keagamaan
• Diakibatkan gelombang pandemi satu tahun yang lalu,
mengakibatkan TK/TPA mendat dalam mengajar mengaji
selama beberapa bulan. Membuat di tahun 2021, beberapa
TK/TPA kekurangan siswa-siswi.
• Minat generasi muda yang kian menurun dalam hal belajar
mengaji.
• Adanya pola mengajar yang kurang efektif, sehingga bacaan siswa
TK/TPA stagnan
• Kurangnya tenaga pengajar dalam hal belajar mengaji.
b. Pendidikan
• Kurangnya minat siswa dalam hranah ilmu pengetahuan
• Kurangnya suatu pendidikan karakter ke siswa SD Bungungloe

13
• Kurangnya tenaga pengajar sehingga membuat beberapa mata
pelajaran terlambat dari jadwal yang telah ditentukan
2. Bidang Lingkungan Sosial
• Untuk sebuah daerah dekat dengan ibukota kecamatan, desa
Bungungloe masih belum memiliki tempat sampah atau bahkan
tempat pembuangan akhir.
• Pola pikir masyarakat yang salah dalam mengatasi polemik
sampah yang menumpuk
• Tidak adanya kesadaran untuk membuang sampah pada
tempatnya.
3. Bidang Kesehatan
• Diakibatkan pandemi dalam dua tahun belakangan ini, maka
fokus bidang kesehatan desa hanya berkutat pada pencegehan
pandemic semata. Tidak adanya perhatian kesehatan di luar dari
itu.
• Banyaknya masyarakat yang notabene ekonomi ke bawah, yang
tidak dapat melakukan tes kesehatan (tes gula darah dan tes asam
urat).
D. Fokus dan Tujuan Pengabdian
Program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 67 tahun
2021 di Desa Bungungloe meliputi bidang pendidikan, bidang
keagamaan, dan bidang kebersihan lingkungan hidup dengan uraian
sebagai berikut:

Fokus
Prioritas Program dan Kegiatan
Permasalahan
Bidang
Mengajar anak SD
Pendidikan
- Mengajar mengaji di TK-TPA
Bidang - Festival anak Soleh dan solehah
Keagamaan - Maulid nabi Muhammad Saw
- Pembagian Al-Qur’an ditiap TK-TPA
Jum'at bersih
Bidang
Membersihkan kantor Desa
Kebersihan dan
Lingkungan Membuat bak sampah permanen
Hidup Pengecatan batas Desa dan Dusun
Pemeriksaan Kesehatan Gratis

14
E. Jadwal Pelaksanaan Program
Kegiatan ini dilaksanakan selama 45 hari.
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021 sampai dengan
kamis, 25 November 2021
Tempat : Desa bungungloe, Kec. Turatea, Kab.
Jeneponto.
Secara spesifik, waktu implementatif kegiatan KKN angkatan 67
dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Pra KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
Pembekalan KKN UIN 15-16 September
1. Alauddin Makassar 2021 ( Zoom
Angkatan 67 Meeting )
Pembagian lokasi KKN,
pertemuan pembimbing
2. 01 Oktober 2021
dan pembagian Atribut
KKN
Pelepasan Mahasiswa
3. Dilokasi KKN Angkatan 12 Oktober 2021
67

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN


No Uraian Kegiatan Waktu
Setiap hari Selasa dan
1. Mengajar di Sekolah Dasar
Kamis

Festival Anak Shaleh dan 18-20 November


2.
Sholehah 2021

3. Jum’at Bersih di Masjid Setiap Hari Jum’at


4. Membersihkan kantor Desa Setiap Hari Minggu
Pengadaan Bak Sampah 29 Oktober -02
5.
Permanen November 2021
02 – 08 November
6. Cat batas Desa dan Dusun
2021
7. Pemeriksaan Kesehatan 27 Oktober 2021
Gratis
8. Pembagian Al-Qur’an dan 20 November 2021
iqra

15
9. Mengajar Mengaji TK-TPA Setiap Hari Minggu –
Jum’at

3. Laporan dan Hasil Evaluasi Program


No Uraian Kegiatan Waktu
Penyusunan Laporan
1. November 2021
Akhir KKN
Penyelesaian Buku
2. November 2021
Laporan
Pengesahan dan
3. November 2021
Penerbitan Buku Laporan
Penyerahan Buku Laporan
4. November 2021
KKN ke LP2M
Penyerahan Buku Laporan
Akhir KKN ke Kepala
5. Desember 2021
Desa dan Seluruh
Mahasiswa KKN

F. Pendanaan
Adapun pendanaan living kos di posko desa Bungungloe yaitu:
No Uraian Asal Dana Sasaran

Uang Pribadi Mahasiswa Living


1.
Rp 1.000.000/Mahasiswa cost

16
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Metode Pelaksanaan Program
Metode yang digunakan pada pelaksanaan program yaitu metode
inetervensi. Intervensi merupakan kegiatan yang mencoba masuk ke
dalam suatu sistem tata hubungan yang sedang berjalan, hadir berada
diantara orang-orang, kelompok ataupun suatu obyek dengan tujuan
untuk membantu mereka. Intervensi sosial dapat diartikan sebagai cara
atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat (individu,
kelompok, dan komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang
digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan
kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial adalah merupakan metode yang
digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan seseorang melalui upaya
memfungsikan kembali fungsi sosialnya.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Regular UIN Alauddin Makassar
angkatan 67 menggunakan metode intervensi sosial dalam melakukan
pendekatan kepada masyarakat sebagai salah satu metode dalam
mengatasi masalah sosial dan sumber daya manusia (SDM) di Desa
Bungungloe. Melalui pendekatan inilah bisa diketahui kemampuan dan
kebutuhan masyarakat desa.
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi
ke masyarakat desa Bungungloe dengan berbaur bersama mereka dan
menanyakan informasi tentang kondisi pendidikan, sosial dan masyarakat
desa. Melalui informasi tersebut kemudian dapat diketahui kemampuan
yang dimiliki dan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat yang dapat
dikembangkan. Kemudian direalisasikan dengan membuat program kerja
mencakup hal-hal yang dibutuhkan.
Tujuan dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial
orang (individu, kelompok dan masyarakat) yang merupakan sasaran
perubahan ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik,
diasumsikan bahwa kondisi sejahteraan akan semakin mudah dicapai.
Adapun fungsi intervensi sosial biasanya dilakukan dalam pekerjaan sosial,
diantaranya:
1. Mencari penyelesaian dari masalah secara langsung yang tentunya
dengan metode pekerjaan sosial.
2. Menghubungkan kelayakan dengan sistem sumber.
3. Membantu masyarakat menghadapi masalahnya.
4. Menggali potensi dari dalam diri sehingga bisa membantu
menyelesaikan masalahnya.

17
Tahapan intervensi sosial sebagai berikut:
1. Penggalihan masalah, merupakan tahap dimana pekerja sosial
mendalami situasi dan masalah masyarakat atau sasaran
perubahan. Tujuan dari penggalihan masalah ini adalah
membantu pekerja sosial dalam memahami, mengidentifikasi,
dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi dan masalah
tersebut. Tujuan penggalihan masalah terdiri dari beberapa
konten, diantaranya:
a. Mengidentifikasi dan menentukan masalah.
b. Menganalisis dinamika situasi sosial.
c. Menentukan tujuan dan target.
d. Menentukan tugas dan strategi.
e. Menstabilitasi upaya perubahan.
2. Pengumpulan data, merupakan tahap dimana pekerja sosial
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait masalah yang
akan diselesaikan dalam melakukan pengumpulan data ada tiga
cara yang dapat dilakukan yaitu pertanyaan, observasi, dan
penggunaan data tertulis.

3. Melakukan kontak awal.


4. Negosiasi kontrak, merupakan tahap dimana pekerja sosial
menyempurnakan tujuan melalui kontrak pelibatan klien atau
sasaran perubahan dalam upaya perubahan.
5. Membentuk sistem aksi, merupakan tahap dimana pekerja sosial
menentukan sistem aksi apa yang akan terlihat dalam upaya
perubahan.
6. Menjaga dan mengkoordinasikan sistem aksi.
7. Memberikan pengaruh.
8. Terminasi.
Adapun dalam pelaksanaannya, intervensi dapat dibagi menjadi tiga
level yaitu intervensi mikro, intervensi mezzo dan intervensi makro.
1. Intervensi mikro adalah keahlian pekerja sosial untuk mengatasi
masalah yang dihadapi individu dan keluarga.
2. Intervensi mezzo dalam hal ini keahlian pekerja sosial adalah
untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok dan
organisasi.
3. Intervensi makro adalah keahlian untuk mengatasi masalah yang
dihadapi komunitas, masyarakat dan lingkungannya (sistem
sosialnya).
Dalam tataran praktik, menurut Louise C. Johnson, dalam
pelaksanaannya intervensi dibagi menjadi dalam dua bentuk, yaitu:

18
1. Direct Practice (Praktik langsung), menyangkut aksi-aksi dengan
para individu, keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok kecil
yang memfokuskan pada perubahan baik transaksi dalam
keluarga, sistem kelompok kecil atau individu dan fungsi
kelompok-kelompok kecil dalam hubungan dengan orang-orang
dan insitusi-insitusi kemasyarakatan dalam lingkungan mereka.
2. Inderect Practice (Praktik tidak langsung), menyangkut aksi-aksi
yang dilakukan dengan orang-orang lain dari pada dengan para
klien supaya menolong klien lainnya. Asi-aksi ini mungkin
dilakukan dengan para individu, kelompok-kelompok kecil,
organisasi-organisasi atau masyarakat sebagai unit perhatian.
B. Aspek-aspek Pendukung Program
Hal-hal yang menunjang keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa KKN Reguler UINAM angkatan 66:
• Faktor Pendukung:
1. Masyarakat turut berperan aktif dalam membantu
pelaksanaan kegiatan mahasiswa KKN Reguler di Desa
Bungungloe.
2. Ketersediaan Fasilitas untuk melakukan kegiatan seperti
tempat, dsb.
3. Petunjuk – petunjuk serta arahan yang diberikan oleh tokoh
masyarakat serta tokoh pemuda setempat.
4. Kondisi fisik mahasiswa yang terjaga dan siap untuk
melaksanakan program kerja tiap harinya.
5. Evaluasi dan Perencanaan yang baik setiap sebelum dan
setelah berlangsungnya kegiatan.
• Faktor Pendorong :
1. Antusiasme masyarakat Desa Bungungloe terhadap program
kerja KKN Reguler ngkatan 66
2. Pihak Sekolah Dasar menyambut dan menerima dengan baik
mahasiswa KKN yang akan membantu mengajar.
• Faktor Penghambat :
Dalam masa pandemi yang tak kunjung reda ini, tentu saja
menjadi penghambat, tetapi hanya satu dari dua penghambat terbesar.
Dalam KKN 67 Reguler posko Bungungloe, adanya program kerja
yang hendak dilaksanakan nyatanya membuatuhkan dana yang tidak
sedikit. Maka dua faktor tersebut merupakan hambat tersebar kami.

19
BAB III
Kondisi Desa Lokasi KKN
A. Sejarah Desa Bungungloe
Desa Bungungloe terbentuk dari serangkaian kejadian dan
peristiwa masa lalu seperti tercatat dalam dokumen desa maupun
berdasarkan informasi/catatan dari sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Rincian kejadian dan/atau peristiwa seputar terbentuknya desa
bungungloe secara lengkap mulai dari tahun 1987 bungungloe dibawah
kepemerintahan desa bontomatene, tahun 1988 bungungloe sudah masuk
desa persiapan selama 2 tahun, di tahun 1990 bungungloe sudah menjadi
desa definitif dibawah pemerintahan Mansyur Kr. Seha selama 2 periode.
Pada tahun 1995 produksi palawija dan kapas sangat berhasil
dengan harga sangat tinggi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Di tahun 2004 desa bungungloe melakukan pemilihan kepala desa yang
pertama dengan Nusriadi Bundu menjadi kepala desa bungungloe, setelah
melakukan pemilihan kepala desa maka desa bungungloe mulai
melakukan pembangunan dengan pengaspalan jalan desa pada tahun 2008
dengan jarak kurang lebih 5 KM, dan di tahun 2009 desa bungungloe
melakukan pembangunan Poskesdes 1 unit.
Di tahun 2012 desa bungungloe melakukan pemilihan kepala
desa yang kedua, yang dimana H. Jamaluddin sebagai kepala desa terpilih.
Perkembangan desa bungungloe pun terjadi dengan melakukan
pemekaran 2 dusun dari 7 dusun menjadi 9 dusun ditahun 2013. Dan
sampai sekarang desa bungungloe tetap beroperasi dengan baik di bawah
kepemimpinan H. Jamluddin yang terpilih kembali pada pemilihan kepala
desa bungungloe tahun 2019.
B. Kondisi Geografis
1. Luas Wilayah
Desa Bungungloe adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto dengan batas – batas wilayah sebagai
berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Desa Langkura Kec.
Turatea
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Maccini Baji Kec.
Batang
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kaluku Kec. Batang
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bontomatene Kec.
Turatea

20
Jika dilihat dari letak geografisnya Desa Bontomatene terletak tidak
terlalu jauh dari ibu kota Kecamatan. Desa Bungungloe memiliki luas
5.71 𝐾𝑀2 .

2. Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, wilayah Kabupaten
Jeneponto beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim,
yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah
Kabupaten Jeneponto berlangsung pada
periode Mei hingga Oktober dengan rata-rata curah hujan bulanan
kurang dari 100 mm per bulan dan bulan terkering adalah
bulan Agustus dan September. Sementara itu, musim hujan di wilayah
Kabupaten Jeneponto berlangsung pada
periode November hingga April dengan rata-rata curah hujan bulanan
lebih dari 120 mm per bulan dan bulan terbasah adalah
bulan Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 250 mm per bulan.
Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Jeneponto berkisar antara
1.000–2.500 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 60–
150 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah Kabupaten Jeneponto
berkisar antara 21°– 34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±76%.
3. Perekonomian Desa
Wilayah geografis desa Bungungloe yang sebagian besar adalah
persawahan yang begitu luas, dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
dalam bidang pertanian, peternakan, serta pengolahaan gula merah.
Meskipun pengolahaan bibit padi belum juga dilakukan secara mandiri
dan membutuhkan pasokan dari luar, namun hasil olahan padi di desa
Bungungloe dapat bersaing secara kuantitas dengan daerah lainnya di luar
Jeneponto.
Begitu halnya dengan peternakan. Daerah persawahan yang luas,
adalah sumber makanan berlimpah untuk hewan ternak. Masyarakat desa
Bungungloe mengternakkan sapi, kambing serta kuda. Lalu kuda sebagai
komoditi termahal. Di daerah bugis, hewan seperti kuda bukanlah hewan
konsumsi namun daging kuda adalah hal yang wajib ada di setiap acara-
acara besar di Jeneponto. Mereka pun terkenal dengan coto kuda mereka
yang khas. Untuk pengelolaan gula merah sendiri, masih dilakukan secara
sederhana. Jika saja masyarakat mengetahui betul potensi dari gula merah,
yang mana mampu diolah menjadi gula semut, yang dapat didistribusikan
ke hotel-hotel maupun supermarket.
Secara umum mata pencaharian utama masyarakat Desa
Bungungloe adalah petani, sedangkan yang lain adalah pedagang, tukang

21
batu, tukang kayu, Guru dan buruh tani. Untuk rinciannya dapat dilihat
berdasarkan hasil sensus yang telah dilakukan oleh Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) Desa Bungungloe pada tahun 2020 dalam tabel
berikut ini :
Jumlah Kepala Keluarga tiap dusun di Desa Bungungloe
berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jiwa
1 Belum / tidak bekerja 1.063
2 Mengurus rumah tangga 487
3 Pelajar / Mahasiswa 63
4 Pensiunan 21
5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 67
6 Tentara Nasional Indonesia (TNI) 58
7 Kepolisian RI 6
8 Pedagang 53
9 Petani / Pekebun 1.143
10 Peternak 13
11 Nelayan / Perikanan 0
12 Industri 2
13 Sopir 21
14 Karyawan Swasta/BUMN 29
15 Buruh harian lepas 31
JUMLAH 3.057
Sumber Hasil Sensus Penduduk Desa Bungungloe 2020
Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat
Desa Bungungloe yang berjumlah 840 KK dapat dilihat melalui tabel
berikut.
Tingkat Kesejahteraan Kepala Keluarga Desa Bungungloe
No Peringkat Kesejahteraan Jumlah KK

1 Kaya 79

2 Kurang Mampu 645

3 Miskin 136

Jumlah 860

22
Sumber Hasil Sensus Penduduk Desa Bungungloe 2020
4. Deskripsi Pertanian
Jenis tanaman pertanian yang dibudidayakan di Desa Bungungloe
terdiri dari jenis tanaman jangka pendek seperti padi, jagung kuning, serta
tanaman holtikultura lainnya seperti kacang hijau, ubi kayu. Untuk
tanaman jangka panjang seperti kelapa, mangga, Pisang, pohon lontara,
sirsak tanaman ini banyak dijumpai disepanjang jalan dan di kebun-kebun
warga. Selain dipinggir jalan tanaman jangka panjang juga banyak ditanam
dikebun yang berada sekitar pemukiman. Adapun untuk tanaman kelapa
dan mangga warga mendapatkan bantuan dari dinas pertanian.
Untuk hasil budidaya tanaman pangan oleh warga pada umumnya
dimanfaatkan sebagai sumber makanan pokok dan sebagian lagi
diperuntukkan sebagai sumbangan jika ada hajatan yang dilakukan oleh
kerabat. Tanaman kacang hijau sebagian untuk konsumsi sebagian juga
untuk dijual. Tetapi ada tanaman yang memang ditanam hanya untuk
dijual sebagai sumber pendapatan seperti tanaman jagung dan ubi kayu.
Hasil dari penjualan ini digunakan untuk menutupi kebutuhan rumah
tangga, menyekolahkan anak dan sumbangan bagi keluarga yang
melakukan hajatan.
• Tanaman Pangan dan Hortikultura
Jenis tanaman pangan utama yang dibudidayakan petani di Desa
Bungungloe adalah jagung, padi, dan umbi-umbian seperti ubi
kayu. Sementara jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan
petani adalah jenis kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang
hitam. Adapun jenis tanaman jangka panjang yang biasa di tanam
warga dikebun antara lain adalah mangga, kelapa dll.
• Gambaran Sistem Budidaya dan Penanganan Pasca Panen
Tanaman Pangan dan Hortikultura
1) Penyiapan lahan untuk tanaman Jagung
Penyiapan lahan untuk budidaya tanaman jagung di dilakukan 2
kali setahun. Pembersihan kebun dilakukan dengan cara
menyemprot rumput, membakar sisa kotoran dari hasil panen
sebelumnya. Hal ini dilakukakan sebelum musim tanam tiba,
adapun penyiapan lahan jagung untuk penanaman yang pertama
antara bulan oktober dan November selanjutnya untuk persiapan
lahan untuk penanaman yang kedua dilakukan antara bulan maret
dan april dengan mengandalkan tadah hujan.
2) Penanaman
Menurut kebiasaan warga ketika musim hujan turun lebih cepat
maka penanaman awal dilakukan antara bulan November dan

23
bulan desember. Dalam penanaman jagung petani sudah
menggunakan bibit unggul yaitu bisi-2 yang diperoleh dari
gapoktan melalui kelompok tani ada juga yang membeli dipasar
baik pasar yang ada di desa sendiri maupun pasar yang ada di kota.
Penanaman jagung dimulai ketika curah hujan sudah tinggi
dengan cara digarap dan ditugal, dalam menanam jagung warga
melakukannya dengan memanggil orang dan memberi upah
perhari dengan jumlah Rp 50,000 perorang dan yang lain ada juga
yang dibantu tanpa memberi upah karena adanya hubungan
kekeluargaan. Jarak tanam untuk jagung kuning adalah 40 x 50
cm dengan isi 2 biji jagung perlubang baik yang ditanam di sawah
maupun yang ditanam dikebun. Sedangkan untuk jagung putih
sudah sangat jarang didapati baik dikebun maupun disawah salah
satu penyebabnya karena harganya yang kurang dibandingkan
dengan jagung kuning yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
3) Perawatan Tanaman
Umumnya petani dalam melakukan perawatan tanaman pangan
dan hortikultura yang sedang dibudidayakan hanya dalam bentuk
penyemprotan rumput ketika jagung sudah berumur 7 – 10 hari
dengan menggunakan racun yang bisa mematikan rumput yang
tumbuh.Setelah itu ketika jagung sudah mulai tumbuh maka
dilakukanlah pemupukan yang pertama ketika tanaman berumur
antara 10 - 15 hari dengan menggunakan pupuk ZA, Urea, SP 36
dll. Pemupukan yang kedua dilakukan ketika jagung sudah
berumur antara 40 – 45 hari.
Secara umum perawatan tanaman yang baik dan benar serta
pencegahan hama seperti gangguan ulat belum bisa dilakukan
dalam sistem budidaya pertanian, hal ini disebabkan oleh karena
adanya keterbatasan petani dalam aspek keterampilan dan
katersediaan sarana pendukung untuk melakukannya. Dengan
adanya kondisi seperti ini makanya warga sangat mengharapkan
adanya penyuluhan pertanian setiap saat dilakukan atau minimal
1 (satu) dalam setahun sehingga mampu menjawab kendala-
kendala yang dihadapi para petani sampai akhirnya mendapatkan
hasil yang maksimal.
4) Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen
Seperti biasanya ketika jagung mamasuki usia 3 (tiga) bulan maka
tibalah saatnya untuk dilakukan panen. Dalam hal ini cara yang
dilakukan yaitu memanggil beberapa orang dengan memberikan
upah dan tanggung makan yang upahnya sama pada saat musim
tanam tiba. Mengingat jarak antara kebun dan rumah warga tidak

24
terlalu jauh sehingga memudahkan warga dalam pengangkutan
hasil panen. Cara yang dilakukan dalam mengangkut hasil panen
yaitu dengan memakai kuda atau petani memikul sampai
kepinggir jalan kemudian diangkut dengan menggunakan mobil
untuk bisa sampai kerumah.
Untuk jagung kuning dibuka semua kulitnya, kemudian dipipil
dengan cara tradisional dan tapi sebagian besar warga sudah
menggunakan mesin pemipil jagung sehingga bisa mempercepat
dalam proses memipil jagung. Harga jagung kuning tidak tetap
dan biasanya harga meningkat ketika jagung kuning sudah mulai
berkurang tapi sebagian warga tidak berpikir kesitu yang penting
bagamana caranya jagung yang sudah dipipil segera dijual dan
dinikmati hasilnya.
5) Penyiapan Lahan dan penanaman padi
Dalam menyiapkan lahan biasanya petani membajak sawah
dengan mengunakan handtraktor bagi yang orang mampu dan
tenaga kuda bagi yang kurang mampu. Penyiapan lahan
pembibitan dilakukan disekitar sawah. Pembibitan dilakukan
dengan cara menabur bibit gabah diatas tanah yang sudah
diratakan setelah itu ditutup lagi dengan menaburkan tanah secara
tipis agar tidak tampak dipermukaan.
Jika umur bibit ± 15-20 hari, bibit sudah dapat dipindahkan jika
sudah ada air pada lahan sawah.Jika tidak ada air maka
penanaman belum bisa dilakukan meskipun sudah waktunya tiba.
Tetapi kalau air irigasi sudah mulai mengalir maka penanaman
sudah bisa dilakukan karena lahan sawah yang ada di desa ini
dapat dijangkau dengan mudah oleh saluran irigasi dengan
panjang irigasi induk sepanjang 3000 meter dan irigasi tersier
sepanjang 11200 meter yang tersebar di 5 (lima) dusun dintara 6
dusun yang ada sehingga bisa disimpulkan bahwa hampir
keseluruhan sawah yang ada di Desa Bungungloe dapat dijangkau
oleh saluran irigasi yang mengalir dari waduk kelara-kareloe dan
bisa bertahan sampai bulan juli-agustus tapi walaupun begitu hasil
yang diperoleh pada penanaman yang pertama lebih banyak
hasilnya dibandingkan penanaman yang kedua kerana penanaman
yang pertama disamping mengandalkan saluran irigasi dan juga
dibantu oleh tadah hujan sedangkan untuk penanaman yang
kedua semata-mata mengandalkan irigasi.
Selanjutnya untuk pemindahan bibit dilakukan dengan cara
memanggil orang dan diberi upah sekaligus tanggung makan dan
hal ini dilakukan sepenuhnya oleh kaum perempuan mulai dari

25
masa pencabutan bibit sampai pada penanaman. Sedangkan
kaum laki-laki hanya membajak sawah yang dilakukan bersamaan
dengan penanaman.
6) Perawatan, Pemanenan dan pengolahan pasca panen padi
Ketika umur tanaman sudah memasuki 7 hari maka sudah
dianjurkan untuk dilakukan pemupukan pertama dengan
menggunakan pupuk urea, ZA dan SP 36 bahkan yang
seharusnya pemupukan pada saat sebelum dilakukan penanaman
ini menurut penjelasan PPL yang ada di Desa Bungungloe saat
dilakukan wawancara. sedangkan untuk pemupukan yang kedua
menrutnya dilakukan ketika padi sudah memasuki umur antara 30
hari dengan menggunakan pupuk yang sama.
Ketika umur tanaman sudah menginjak umur 4 bulan sudah bisa
dipanen. Panen dilakukan dengan menggaji orang dan dilakukan oleh
kaum perempuan dan laki-laki untuk memisahkan biji padi dari tangkainya
(perontokan), Ada yang menggunakan mesin perontok padi ada juga yang
masih menggunakan alat tradisional yang terbuat dari kayu untuk
merontokkan padi sampai terpisah biji padi dan siap untuk dimasukkan
kedalam karung dan selanjutnya diangkut kerumah dengan menggunakan
kuda dan dengan cara memikul kepinggir jalan lalu diangkut mobil untuk
dibawah kerumah untuk dijemur sampai kering baru disimpan untuk
dijadikan bahan makanan pokok, sebagian dibawa ke pesta dan sebagian
lainnya untuk dijual.
5. Deskripsi Bidang Orientasi Pembangunan Desa
Terkait orientasi pembangunana desa, desa Bungungloe di tahun
2021 membagi fokus pembangunan mereka menjadi lima bidang, yaitu
pertama, biidang penyelenggaraan pembangunan desa yang meliputi
sarana dan prasarana serta pembangunan ruang untuk musyawarah desa.
Kedua adalah bidang pelaksanaan pembangunan desa yang meliputi
pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, penataan ruang-ruang
public serta penataan pemukiman warga.
Ketiga adalah bidang pembinaan kemasyarakatan yang meliputi
keagamaan, fasilitas kelembagaan masyarakat, fasilitas-fasilitas dan
bangunan kepemudaan yang belum rampung serta ruang-ruang untuk
olahraga. Keempat dikhususkan untuk bidang pertanian dalam hal ini
ialah pembangunan jalan tani di beberapa titik pada beberapa dusun di
desa Bungungloe, lalu perbaikan jalur irigasi serta melakukan pembinaan
berkala untuk masyarakat tani. Bidang penanggulangan bencana
merupakan orientasi terakhir pembangunan desa yang berfokus pada
pembangunan desa.

26
Masa dua gelombang pandemic yang terjadi secara dekat ini, telah
meresahkan rakyat dan membuat ekonomi mendat. Namun akibat
pandemic itu juga bencana tahunan yang sering menimpa desa, tidak
mendapat perhatian besar, sedangkan dampak yang ditimbulkan juga
membuat kerugian yang masif untuk masyarakat Bungungloe. Maka dari
itu selain program dari pusat yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk
dampak pandemi, desa juga memprogramkan bantuan untuk dampak dari
bencana tahunan yaitu kerugian yang diakibatkan oleh banjir.
C. Kondisi Demografi
Diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak terletak di
dusun Bontosunggu Utara dengan jumlah 492 jiwa, dan dusun paling
rendah penduduknya adalah dusun Bontomarannu 133 jiwa. Dengan
demikian, secara keseluruhan jumlah jiwa laki-laki dan perempuan sedikit
terpaut lebih banyak dari jumlah jiwa perempuan dibandingkan jiwa laki-
laki. Jumlah penduduk Desa Bungungloe termasuk kurang padat jika
dibandingkan dengan luas wilayah desa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020, tercatat jumlah
penduduk Desa Bungungloe sekitar 3.057 jiwa dengan perbandingan laki-
laki 1.493 jiwa dan perempuan sebanyak 1.564 jiwa. Rincian pada
tabel berikut :

NO DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1 DUSUN BO'NIA 164 173 274
DUSUN
2 127 173 337
SARROANGING
3 DUSUN LIANGA 103 116 219
DUSUN
4 169 168 337
CAMBALANGKASA
DUSUN
5 BONTOSUNGGU 213 222 435
SELATAN
DUSUN
6 BONTOSUNGGU 257 235 492
UTARA
7 DUSUN PITAPE 227 237 464
DUSUN
8 170 196 366
LASSANGTENE

27
DUSUN
9 63 70 133
BONTOMARANNU
JUMLAH 1.493 1.564 3.057

Sumber dari data sensus Desa Bungungloe Tahun 2020.


Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk yang paling banyak terletak di dusun Bontosunggu Utara
dengan jumlah 492 jiwa, dan dusun paling rendah penduduknya adalah
dusun Bontomarannu 133 jiwa. Dengan demikian, secara keseluruhan
jumlah jiwa laki-laki dan perempuan sedikit terpaut lebih banyak dari
jumlah jiwa perempuan dibandingkan jiwa laki-laki
C. Sarana dan Prasarana
Dengan melihat pengembangan lingkungan strategis dan potensi
Desa Bungungloe yang dapat digunakan dalam perumusan strategi untuk
mendukung dibutuhkan agenda pembangunan utama Lima tahun Potensi
yang akan datang adalah
1. Sumber Daya Manusia
Semakin tumbuhnya masyarakat sadar akan pendidikan yang
terbukti telah lebih banyak kaum muda dan warga yang meningkatkan
pendidikan sampai Perguruan Tinggi bahkan sudah sda beberapa orang
yang menyandang gelar sarjana dari berbagal Ekonomi (biaya) menjadi
tujuan sekolah khusus jenjang Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi Pemerintah Desa Bungungloe dalam meraih visi
cerdas.
2. Demografi
Jumlah populasi Desa Bungungloe 823 jiwa termasuk jumlah
yang besar bagi ukuran lingkungan. Penduduk yang Berperan Besar akan
Menjadi Satu Kekuatan/Potensi Pengembangan Bila Perlu memiliki
Kompetensi penerapan nilai-nilai keislaman. Jumlah laki-laki dengan
perempuan hampir seimbang. Lebih banyak penduduk yang tidak stabil
setiap tahun, di satu sis saja menjadi beban pembangunan karena ruang
gerak untuk meningkatkan masyarakat, lebih rendah jika dibandingkan
dengan peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan kerja.
Memang tidak selamanya pertambahan penduduk membawa dampak
negatif menjadi positif jika dapat diterapkan oleh baik untuk kondisi
ketenaga kerjaan yang harus mendapatkan perhatian dan mengelola
sepenuhnya guna meningkatkan angka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Terkait angkatan kerja yang bergerak dunia kerja di mana
tenaga kerja mencari kerja ini tidak dapat erap di lapangan kerja yang
tersedia khusus dalam kunteks hubungan kerja (kerja di sektor pemerintah
atau di sektor swasta / perusahaan) kerja awal setiap tahun. karena

28
memang daya serap dari sektor-sektor ini sangat terbatas, sehingga
menjadi "katup pengaman" harus dapat dikembangkan sebagai potensi
atau peluang kerja yang dibuka luas melalui kerja mandiri / wirausaha
(sektor ekonomi non formal).
a. Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Pertanian Luas lahan sekitar 8,97 km2 yang terbentang luas di
Kelurahan Limpomajang. Potensi Lahan Pertanian
Sawah Tadah Lahan Jumlah
Pekarangan
Hujan (Ha) Kering(Ha) (Ha)
542,00 336,00 19,00 897,00
b. Sarana dan prasarana
Tersedia sarana dan prasarana jalan berbentuk jalan raya yaitu
jalan Kelurahan Yang Menghubungkan Beberapa Kelurahan di
Kecamatan Lain. Sarana dan prasarana yang ada yaitu: sarana pendidikan
terdiri dari Sekolah Menengah Atas (1) Sekolah Dasar (2), TK (1), Unit
fasilitas kesehatan terdiri dari Puskeskel (1), Posyandu (3), Masjid (3),
Gedung serbaguna atau Baruga Sayang (1).

29
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGABDIAN
A. Kerangka Pendampingan Masyarakat
Kegiatan pendampingan masyarakat bisa diartikan sebagai suatu
peran individu ataupun kelompok dalam hal mendampingi masyarakat
untuk suatu kegiatan. KKN UINAM angkatan 67 posko Bungungloe
memiliki program pendampingan masyarakat, yang dalam hal ini adalah
atas rekomendasi serta saran dari masyarakat Bungungloe itu sendiri.
Adapun rinciannya sebagai berikut.
1. Program Pendampingan Pengecetan WC
Program Pendampingan Pengecetan
WC
Pendampingan
Nama Kegiatan
Pengecetan WC
Dusun di desa
Tempat/Waktu Bungungloe/25, 28 dan 3
November 2021
Lama
3 hari
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
UIN Alauddin Makassar
Tim Pelaksana Desa Bungungloe dan
Masyarakat Desa
Bungungloe

Program ini termasuk bagian dari program bantuan pembuatan


jamban milik desa, dan merupakan tahap akhir dari program tersebut.
Pendampingan pengecetan WC dimulai dari tanggal 25 Oktober., dengan
titik awal pengecetan yaitu dua WC program bantuan desa yang ada di
dusun Cambalangkasa. Selanjutnya adalah dusun Sarroanging (dua WC),
dan pada tanggal 27 Oktober di dusun Bo’nia. Dan terakhir adalaa dusun
Lassang Te’ne pada tanggal 3 November (tiga WC).

30
2. Program Dokumentasi dan Pendampingan Vaksinasi
Program Dokumentasi dan
Pendampingan Vaksinasi
Program Dokumentasi
Nama Kegiatan dan Pendampingan
Vaksinasi
Kantor Desa/ 25
Tempat/Waktu
November 2021
Lama
1 hari
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe
Vaksin COVID-19 adalah jenis vaksin yang dikembangkan untuk
meningkatkan imun tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 yang
menyebabkan penyakit COVID-19. Vaksinasi Covid-19 merupakan salah
satu upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok
(herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam
menjalankan aktivitas kesehariannya.
Kegiatan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah memasuki
tahap kedua. Selain lansia, vaksinasi tahap kedua diperuntukkan bagi
kelompok masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi sehingga berpotensi
terpapar Covid-19 sangat tinggi atau disebut dengan pekerja publik.
Kegiatan vaksinasi sendiri berlangsung tanggal (satu hari). Rincian
kegiatan tersebut adalah vaksinasi yang dilakukan oleh tim dari kabupaten
Jeneponto kepada masyarakat desa Bungungloe. Peran mahasiswa KKN
UINAM angkatan 67 posko Bungungloe di sini ialah sebagai tim
dokumentasi, serta ambil bagian untuk menyusun pelaporan. Program ini
berlokasi di kantor desa Bungungloe.

31
3. Program Pendampingan Pemberian Makan Ibu Hamil

Program Pendampingan Pemberian


Makan Ibu Hamil
Pendampingan
Nama Kegiatan Pemberian Makan Ibu
Hamil
Kantor Desa/27 Oktober
Tempat/Waktu
2021
Lama
1 hari
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe
Program ini merupakan program bulanan yang dilakukan oleh desa,
dengan tujuan agar gizi yang diterima oleh ibu hamil terpenuhi. Peran
mahasiswa KKN UINAM angkatan 67 posko Bungungloe di sini ialah
sebagai tim dokumentasi, serta ambil bagian untuk menyusun pelaporan.
Lalu program ini sendiri dirangkaikan dengan program tes kesehatan milik
KKN UINAM angkatan 67 posko Bungungloe, dengan rincian kegiatan
yaitu, pukul tujuh hingga dua belas siang merupakan program pemberian
makanan ibu hamil, dan pukul satu hingga pukul tiga sore adalah tes
kesehatan. Program ini berlokasi di kantor desa Bungungloe.

B. Kegiatan Pelayanan Masyarakat


Kegiatan pelayanan masyarakat dapat diartikan sebagai kegiatan
menyediakan pelayanan berupa barang dan jasa kepada masyarakat. Peran
mahasiswa KKN UINAM angkatan 67 posko bungungloe ialah sebagai
penyedia tersebut kepada masyarakat Bungungloe. Adapun program
kegiatan sendiri dikelompok menjadi tiga bidang kegiatan, lalu segala
program kerja yang telah dibuat merupakan hasil pertimbangan dari pihak
KKN dan juga atas saran serta masukan dari masyarakat Bungungloe itu
sendiri. Berikut rinciannya :

32
1. Bidang Pendidikan
Program Mengajar
Nama Kegiatan Program Mengajar
SDN Bontosunggu dan
Tempat
132 Cambalangkasa
Waktu
Selasa dan Kamis
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

Program kegiatan pelayanan dalam bidang pendidikan ialah


kegiatan mengajar di dua SDN yang ada di Bungungloe (SDN
Bontosunggu dan SDN 132 Cambalangkasa). Dikarenakan minggu
pertama KKN adalah observasi serta persiapan seminar program kerja,
maka kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga minggu, dengan rincian dua kali
dalam seminggu (Selasa dan Kamis). Target mengajar ialah kelas dua, tiga,
lima dan enam, dengan setiap kelas diajar oleh dua orang mahasiswa
KKN.
Program ini disambut baik oleh pihak sekolah, maupun pihak
siswa. Adanya metode-metode mengajar yang bersifat santai dan berupa
kuis, terkesan segar bagi siswa sehingga mereka begitu antusias saat diajar
oleh mahasiswa KKN UINAM angkatan 67 posko Bungungloe. adapun
kekurangan yang dirasakan pada saat proses mengajar berjalan yaitu
seperti banyak siswa yang masih tidak dapat membaca dengan lancer juga
tidak dapat menghitung, hal ini disebabkan karena hadirnya Virus
COVID-19 sehingga pembelajaran yang dilakukan sebelumnya secara
online dan menjadi kurang efektif bagi siswa-siswi di sekolah dasar. hal
inilah yang cukup menjadi hambatan bagi kami saat melakukan proses
mengajar.

33
2. Bidang Keagamaan

Program Mengajar Mengaji


Program Mengajar
Nama Kegiatan
Mengaji
Masjid Bo’nia dan Masjid
Tempat
Sarroanging
Waktu Setiap hari, ba’da
Pelaksanaan maghrib
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe
Bidang kegiatan yang dipilih “Mengajar mengaji di Masjid Dusun
Bo’nia, dan Masjid Dusun Sarroanging”
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Al Quran merupakan wahyu
dari Allah SWT yang diturunkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW
yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup
guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran. Maka dari ini,
kami selaku mahasiswa UIN Alauddin makassar yang erat dengan hal
berbau keagamaan membuat program kerja bidang keagamaan yang rutin
dilakukan setiap hari senin sampai sabtu ba’da maghrib oleh mahasiswa/i
KKN angkatan 67. Yang lokasinya bertempat di masjid Dusun Bo’nia dan
Masjid Dusun Sarrroanging. Adapun ilmu yang diajarkan kepada para
santri yaitu tentang cara membaca Al-Qur’an dengan benar, memperbaiki
bacaan tajwid, dan hafalan surah surah pendek, doa sehari hari, serta
praktik adzan yang benar baik dan benar.

3. Bidang Kesehatan
Program Pemeriksaan Gratis
Program Pemeriksaan
Nama Kegiatan
Gratis
Tempat Desa Bungungloe
Waktu
27 Oktober 2021
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

34
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pemeriksaan
kesehatan gratis dirangkaikan dengan kegiatan pemberian makanan ibu
hamil. Inti dari kegiatan ini sendiri ialah tes kesehatan untuk masyarakat
Bungungloe yang berusia renta. Adapun tes kesehatan yang mampu
disediakan oleh mahasiswa KKN UINAM angkatan 67 posko 3 ialah: tes
gula darah, tes asam urat dan tensi darah.
Tes kesehatan ini dilaksanakan di kantor des Bungungloe pada
pukul 13:00 (seusai kegiatan pemberian makanan ibu hamil) hingga pukul
15:00. Dari dua jam tersebut jumlah orang yang mengikuti tes kesehatan
gratis ialah 35 orang. Dengan rincian stok tes kesehatan ialahb : 25 tes gula
darah, dan 25 asam. Alat tes sendiri diusahakan mandiri oleh salah satu
peserta KKN UINAM posko Bungungloe.
Tes kesehatan gratis desa Bungungloe, merasa antusias dengan
program ini dikarenakan banyaknya jumlah masyarakat yang berusia renta
yang memang belum pernah melakukan screening (tes gula darah dan asam
urat), sehingga mereka tidak mengetahui apakah kadar gula/asam urat
mereka tinggi atau tidak. Selain itu, banya dari warga Bungungloe yang
membutuhkan konsultasi serta edukasi tentang pola hidup sehat, maka
dari itu seusai melakukan screening secara individu, peserta KKN UINAM
Angkatan 67 Bungungloe memberikan edukasi serta pemberian vitamin
secara gratis.
Hal yang menjadi kekurangan dari program ini ialah kurang
pehaman dari warga mengenai pola hidup sehat, sehingga rata-rata yang
didapatkan dari hasil pemeriksaan warga Bungungloe mengidap Hypertensi
dan diabetes. Secara teknis, kurangnya informasi yang disampaikan oleh
perangkat desa (bapak/ibu dusun) membuat peserta tes tidak memenuhib
jumlah stok alat screening yang ada.

C. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan pemberdayaan baik barang maupun jasa dengan tujuan secara
jangka panjang maupun jangka pendek. Peran mahasiswa KKN UINAM
angkatan 67 posko Bungungloe di sini ialah, sebagai inisiator untuk
pemberdayaan desa, baik yang sudah ada, maupun yang diwacanakan oleh
pihak KKN itu sendiri.

35
1. Pembuatan Bak Sampah Permanen

Program Mengajar Mengaji


Pembuatan Bak Sampah
Nama Kegiatan
Permanen
Tempat Dusun Bo’nia
25-26 Oktober dan 29
Waktu
Oktober-2 November
Pelaksanaan
2021
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara diri


dan lingkungannya dari segala yang kotor. Dalam rangka mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman, kebersihan merupakan
syarat bagi terwujudnya kesehatan. Sehat adalah salah satu faktor yang
dapat memberikan kenyamanan dan kebahagiaan.
Sampah merupakan masalah bagi warga maupun pemerintah,
karena sampah dapat menimbulkan berbagai macam masalah. Sampah
dapat bersumber dari manapun baik dari produk industri, rumah tangga,
maupun dari lingkungan sendiri. Berdasarkan survei yang telah dilakukan,
mahasiswa KKN melihat banyaknya sampah yang berserakan sehingga
tim mempunyai ide untuk membuat program pembuatan dan
penempatan bak sampah permanent agar masyarakat dapat membuang
sampah pada tempatnya.
Program ini murni inisiatif dari peserta KKN UINAM Angkatan
67 posko Bungungloe. Hal ini berasal dari keadaan lingkungan desa
Bungungloe itu sendiri, yang tidak memiliki tempat pembuangan akhir
untuk sampah mereka. Maka berkolaborasi dengan aparat desa,
terkhususnya Kepala Desa yang telah menghibakan lahan untuk
pembuatan bak sampah permanen tersebut. Adapun bahan dan material,
murni berasal dari desa. Sedangkan proses pengerjaannya sendiri, kami
dibantu oleh beberapa masyarakat Bungungloe.
Kegiatan ini dimulai pada tanggal 25 Oktober, dengan rincian
ialah : pembuatan ukuran bak sampah yang hendak ingin dibuat. Lalu pada
malam hari ialah pembuatan batako sabagai material pembuatan bak
sampah nantinya. Kegiatan ini didampingi langsung oleh Kepala Desa,
serta perangkat desa yang lainnya dan beralngsung selama dua hari.

36
Kemudian tanggal 29 Oktober dimulai dengan pengukuran lahan
sekaligus pengerjaan bak sampah tahap awal. Dikarenakan lahan yang
hendak digunakan adalah tepat di atas saluran air, maka kami bersama
masyarakat yang terlibat membuat bidang pengecoran terlebih dahulu.
Dilanjutkan tahap finishing di hari kedua, yaitu berupa tahap plamir dan
pengecetan bak sampah permanen.
Kegiatan ini murni didanai oleh desa yang artinya, desa sendiri
menyambut baik program tersebut. Maka rencana awal dari bak sampah
permanen ini akan ditempatkan di beberapa titik pada dusun yang ada di
desa Bungungloe. Namun hal tersebut tak dapat terlaksana diakrenakan
biaya serta anggaran yang dibutuhkan tidak memadai. Kami tentu telah
mengusahakan hal tersebut secara mandiri tetapi, pada akhirnya yang
dapat kami lakukan hanyalah sebatas pembuatan Bak Sampah Permanen
sebagai percontohan untuk dusun-dusun yang lainnya. Harapan kami
ialah bahwa sesegara mungkin pihak bapak/ibu dusun mampu
merealisasikan bak sampah permanen di dusun mereka agar masalah
kebersihan serta banjir yang diakibatkan oleh sampah yang menumpuk di
saluran air dapat teratasi.
Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat desa itu sendiri, karena
meskipun telah ada bak sampah permanen, apabila tidak adanya kesadaran
secara individual dari warga Bungungloe itu sendiri, maka kebersihan
maupun bencana banjir tahunan tidak dapat selesaai secepatnya.
Meskipun memang bencana banjir tahunan juga tidak disebabkan oleh
penumpukan sampah semata, namun dengan membuang sampah pada
tempatnya , diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pemberhenti
banjir itu sendiri.

2. Festival Anak Soleh


Program Festival Anak Sholeh
Nama Kegiatan Festival Anak Soleh
Masjid Bontosunggu
Tempat
Selatan
Waktu 16 dan 18-20 November
Pelaksanaan 2021
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

37
Festival anak soleh adalah festival dengan inti kegiatan ialah
lomba antar dusun yang ada di desa Bungungloe. Adapun rincian lomba
tersebut yaitu, Lomba Tafizh Qur’an, Lomba Adzan, Lomba Bacaan dan
Gerakan Sholat dan Lomba Kultum. Rincian kegiatan ini dimulai tanggal
16 November yaitu, kegiatan Technical Meeting yang dihadiri oleh Kepala
Desa Bungunloe, serta peserta Technical Meeting ialah guru-guru santri
TK/TPA yang ada di desa Bungungloe.
Kemudian dilanjut pada tanggal 18 yaitu pembukaan sekaligus
perlombaan adzan serta bacaan dan gerakan sholat. Pembukaan dihadiri
oleh aparatur desa, serta imam desa, dan guru serta santri TK/TPA setiap
dusun. Juri yang dihadirkan merupakan juri dari luar desa dan sekaligus
merupakan kesepakatan saat technical meeting sebelumnya. Hari kedua
merupakan perlombaan Tafizh Qur’an dan Kultum, yang dihadiri pula
oleh aparatur Desa itu sendiri. Lalu hari terakhir adalah pemberian hadiah
yang berasal dari akumulasi penilaian juri, sekaligus dirangkumkan dengan
kegiatan pembagian Al-qur’an dan Iqro kepada TK/TPA yang ada di
setiap dusun di desa Bungungloe.
Tujuan dari diadakannya Festival Anak Soleh yaitu sebagai ajang
silaturrahmi dan mengasah ingatan santri untuk mengingat apa yang telah
diajarkan selama mengaji di TPA yang telah diajarkan oleh mahasiswa
KKN. Selain itu juga esensi dari kegiatan ini bukan hanya sekedar lomba,
namun untuk menciptakan semangat santri TPA dalam membaca,
memahami, dan mengamalkan Al Qur’an.
Dapat dinyatakan kegiatan Festival Anak Soleh yang dilakukan
mahasiswa UIN Alauddin angkatan 67 berhasil meningkatkan semangat
belajar anak-anak di Desa Bungungloe dalam mempelajari agama Islam,
selain itu juga anak-anak tersebut menjadi lebih berani dalam
menunjukkan bakat dan kemampuannya di bidang keagamaan, serta anak-
anak tersebut juga memiliki rasa percaya diri yang meningkat setelah
mengikuti kegiatan Festival Anak Soleh. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya banyak anak-anak yang berani tampil di depan juri dan
penonton ketika mengikuti perlombaan.
Secara teknis kegiatan ini mengalami pemunduran jadwal yang
disebabkan oleh kegiatan kecamatan yang dilaksanakan terkesan tiba-tiba
dan seenaknya, menjadikan kegiatan-kegiatan di desa terpaksa diundur
beberapa hari. Kemudian berbicara soal kualitas individu, kekhawatiran
kami akan adanya generasi muda Bungungloe yang tidak dapat menguasai
Al-qur’an. Hal ini sebenarnya merupakan urgensi secara umum yang
dialami oleh masyarakat muslim di Indonesia, dimana kita kekurangan
generasi penerus, serta kehabisan pemuda yang mampu aktif dalam
kegiatan masjid. Maka harapan kami semoga desa Bungungloe dapat

38
berbenah diri memperbaiki sistem pembinaan TK/TPA yang ada di desa
Bungungloe.

3. Pembagian Al-qur’an dan Iqro

Pembagian Al-quran dan Iqro


Pembagian Al-quran dan
Nama Kegiatan
Iqro
Masjid Bontosunggu
Tempat
Selatan
Waktu
20 November 2021
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe
Pembagian Al-quran dan Iqro berasal dari usaha mandiri
mahasiswa KKN UINAM posko Bungungloe. Hal ini didasari atas
keprihatinan kami melihhat fasilitas Al-Quran dan Iqro yang kurang
memadai serta memang tidak banyak jumlahnya. Namun tidak salahkan
sepenuhnya pihak desa itu sendiri, karena toh pada kenyataannya,
kesadaran untuk menjaga Al-qur’an dan Iqro tersebut tidak ada di dalam
benak santri itu sendiri. Maka perlunya pembinaan dari pihak guru santri,
untuk merawat segala yang seharusnya harus dirawat.

4. Pembuatan Papan Masjid

Pembuatan Papan Nama Masjid


Pembuata Papan Nama
Nama Kegiatan
Masjid
Masjid Jabal Tsur, Dusun
Tempat
Sarroanging
Waktu
22 November 2021
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

Pembuatan Papan Masjid adalah hasil komunikasi dari salah satu


pengurus masjid di dusun Saroanging. Maka dana yang didapatkan untuk
pembuatan papan masjid ini berasal dari inisiatif salah seorang pengurus

39
masjid Jabar Tsur. Pembuatan papan Masjid ini sendiri dimulai tanggal 18
November 2021. Murni dilakukan oleh peserta KKN UINAM angkatan
67 posko Bungungloe.
Dikarenakan tidak adanya remaja masjid, maka pembuatan papan
masjid ini dilimpahkan kepada anak KKN. Namun tidak juga bisa
disalahkan karena masjid Jabal Tsur sendiri baru kembal membenah
secara organisasi. Harapan kami semoga remaja masjid tersebut dapat
terealisasi secepat mungkin.

4. Pengecetan Batas Dusun dan Desa


Pengecetan Batas Dusun dan Desa
Pengecetan Batas Dusun
Nama Kegiatan
dan Desa
Batas Dusun Pitape dan
Bontosunggu Utara;
Batas Dusun Pitape dan
Lassang Te’ne; dan Batas
Tempat
Desa Langkura dan
Bungungloe; Batas Desa
Makkio Baji dan
Bungungloe.
Waktu
15-22 November 2021
Pelaksanaan
Mahasiswa KKN-DK
Tim Pelaksana UIN Alauddin Makassar
Desa Bungungloe

Waktu terlama diantara seluruh kegiatan lainnya. Hal ini


dikarenakan Kabupaten Jeneponto yang telah masuk musim penghujan.
Maka mau tidak kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dan penuh
kesabaran. Paling utama yang kami lakukan ialah melalukan pengecekan
lokasi yang mana yang layak untuk dicat dan yang mana yang masih dalam
keadaan bagus. Maka dipilihlah perbatasan dusun Pitape dan Bungungloe,
perbatasan dusun Lassang Te’ne dan dusun Pitape. Sedangkan untuk
perbatasan desa, merupakan araha langsung dari Kepala Desa Bungungloe
itu sendiri.
Dana untuk pengecatan merupakan hasil usaha mandiri dari
KKN UINAM posko Bungungloe. kemudian pengerjaan merupakan
inisiatif mandiri dari KKN UINAM posko Bungungloe. inilah juga faktor
yang menyebabkan keterlambatan hal tersebut.

40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata atau lebih dikenal dengan KKN merupakan
salah satu bentuk dari pengabdian Mahasiswa Universita Islam Negeri
Alauddin Makssar terhadap Masyarakat, Program ini dilakukan dengan
cara Mengirim Mahasiswa semester 7 ke Desa-Desa yang masih dalam
Proses pembangunan, Mahasiswa dikirim dengan tujuan agar bisa
membantu masyarakat dan pemerintah setempat dalam memajukan desa,
di lokasi KKN Mahasiswa dituntut untuk bisa membimbing masyarakat
setempat. Mahasiswa yang di kirim ke lokasi KKN berasal dari fakultas
dan jurusan yang berbeda, hal tersebut di harapkan dapat membantu
masyarakat dalam banyak hal.
Di lokasi KKN khususnya di Kabupaten jeneponto, Kecamatan
Turatea, Desa Bungungloe, Mahasiswa yang di kirim berjumlah 8 orang,
yang terdiri dari 2 orang laki-laki, dan 6 orang perempuan. Di lokasi KKN
kami melakukan beberapa tugas atau yang biasa disebut program kerja,
adapun program-program kerja yang kita lakukakan disana terdiri dari
berbagai bidang, misalnya dari bidang pendidikan dan keagamaan kami
membantu mengajar di sekolah-sekolah dan juga membantu mengajar
anak-anak mengaji, selain membantu anak-anak belajar mengaji kami juga
mengadakan perlombaan yang bertujuan untuk melatih anak-anak agar
terbiasa tampil ditempat umum. Di bidang kesehatan dan social, program
kerja yang kami lakukan disini ada beragam, salah satunya yaitu
pembuatan bak sampah permanen, hal ini kami lakukan bertujuan agar
masyarakat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan, selain itu kami
juga melakukan pemeriksaan kesehatan gratis yang bertujuan untuk
membantu masyarakat yang kurang mampu agar bisa melakukan
pemeriksaan kesehatan.

B. Rekomendasi
Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada pihak yang hendak
inginn diberikan saran dan rekomendasi, semoga kita semua adalah
manusia yang mampu mengerti dan memahami. Mempertimbangkan
segala hal atas apa yang telah direkomendasikan, lalu mengerjakannya
sebagai bentuk memperbaiki kesalahan yang lalu-lalu.
berdasarkan kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler
(KKN Reguler) UIN Alauddin Makassar yang telah dilakukan, maka kami
telah merekomendasikan beberapa hal terhadap pihak-pihak tertentu.
Maka saran-saran yang dapat kami kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Rekomendasi Bagi Pemerintah Setempat

41
a. Mengaktifkan forum pemuda/karang taruna di desa.
b. Pemerintah desa sebaiknya mampu membuka paradigma
masyarakat tentang pentingnya penanaman dasar
Keagamaan bagi para pemuda.
c. Kekuatan utama sebagai penggerak, tentunya adalah pemuda.
Apabila mengharapkan kedatangan KKN semata, kami rasa
hal-hal mikro yang seharusnya mampu ditanggulangi secara
mandiri, akan lama menemui titik terangnya. Maka jika hal-
hal mikro tersebut telah diatasi, maka semoga kedatangan
KKN selanjutnya berfokus pada inisiatif yang lebih besar.
Berupa pengenalan inovasi dan pemahaman paradigma
modern untuk menggantikan pola pikir tradisional yang tidak
efektif.
2. Rekomendasi untuk Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Masyarakat (LP2M).
a. Pada akhirnya, jika terus-terusan pola peserta untuk setiap
posko adalah 1:3 antara laki-laki dan perempuan, maka
sekiranya ke depannya kegiatan KKN hanyalah formalitas
semata. Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun, namun
hal yang ditemukan di lapangan telah mengajarkan bahwa
memang segala kegiatan yang membutuhkan fisik
dibutuhkan lebih banyak laki-laki yang lebih mudah untuk
diorganisir.
b. KKN dengan setiap desa hanya berisi satu posko semata,
tidaklah efektif. Maka kami merekomendasikan KKN per-
dusun agar satu desa mampu dijangkau secara cepat,
dikarenakan waktu KKN sendiri sebatas 45 hari semata
(meski kami tentunya tidak melewatkan alasan-alasan
sebelumnya tentang pembaharuan kegiatan KKN UINAM).
3. Rekomendasi Bagi Masyarakat
• Diharapkan kepada masyarakat Desa Bungungloe agar dapat
meningkatkan lagi kebersihan lingkungan.
• Diharapkan kepada masyarakat Desa Bungungloe agar lebih
giat membersihkan sarana desa, seperti masjid, lapangan
desa, dan juga aula desa.
• Rekomendasi kami kepada pemuda Bungungloe agar terus
mengawal kebijakan-kebijakan desa. Tanpa mengurangi rasa
hormat kami kepada aparat desa, namun perlunya pengawas
informal yang berintegritas, diharapkan mampu menjaga
stabilitas pemerintahan yang ada.

42
BAB VI
TESTIMONI MASYARAKAT DAN TESTIMONI PESERTA
KKN UINAM ALAUDDIN

A. Testimoni Masyarakat Desa Bungungloe

1. H. Jamaluddin, S.Sos. (Kepala Desa)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Teruntuk KKN angkatan 67 pesan saya adalah jadilah kalian
pemimpin yg amanah kelak di kemudian hari,capa yg didapat di desa
bungungloe semoga menjadi amal ibadah di sisi Allah yg maha kuasa dan
jadi bahan perbandingan dgn tanah dimana kalian berpijak. Kehadiran
kalian di desa bungungloe kesan yang tak akan terlupakan buat kami
sekeluarga.

43
2. Bu Yuli (Kaur Umum)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sangat senang dengan kehadiran adik2 di desa kami, berbagi ilmu
dengan anak2 berbaur dengan masyarakat. Ikut membantu berjalannya
beberpa program Desa dan juga membuat anak2 santri semakin
bersemangat untuk belajar mengaji. Terima kasih sudah menjadi bagian
dari kami selama 1 setangah bulan, semoga semua yg kalian lakukan
selama KKN bernilai ibadah dan menjadi pahala di sisi Allah SWT. Sekali
lagi terima kasih SDH datang di Desa kami.

44
3. Asep Jupriadi (Pak Sekertaris Desa)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Kehadiran adik-adik KKN UIN Di Desa Bungungloe
memberikan nuansa kebahagiaan lewat Program2 kerja yg diseminarkan
baik fisik maupun non fisik. Peran aktif adik2 KKN dlm mengawal
program2 kerja selama di Desa Bungungloe dilaksanakan dgn ikhlas &
penuh tanggungjawab. Perpisahan bukan berarti terselesaix hubungan
kerjasama akan tetapi lebih menguatkan rasa silatuhrahmi meskipun
masing2 sudah berada di tempat yg berbeda. Hal-hal yang positif yg di
dptkan Di Desa Bungungloe selama berinteraksi dgn warga bisa dijadikan
pandangan hidup kedepan untk adik2 KKN. Dan semoga adik2 Kelak
menjadi sarjana yg berkualitas yg mampu bersaing dan diserap didunia
kerja.

45
B. Testimoni Peserta KKN
1. Desi Yulianti

Nama: Desi Yulianti


Jurusan: Hukum dan Keluarga Islam
Jabatan: Sekretaris
Fakultas: Syariah dan Hukum

Bismillahirrahmanirrahim
Perkenalan nama saya Desi Yulianti, saya berasalan dari Sumbawa
NTB, hehehhe😁. Pengalaman saya di KKN sangat banyak, dan tidak bisa
saya gambarkan hanya dengan kata-kata singkat di tulisan ini, yang
pertama saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak kepala desa,
perangkat-perangkat desa yang telah menerima kehadiran kami di desa
bungungloe, selanjutnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang sudah mau dengan lapang menerima saya meskipun
saya banyak bicara, banyak tidak taunya, makasih kepada riska yang selalu
setia menemani saya kemanapun, makasih kepada nana yang selalu
membuat saya berfikir untuk tidak melakukan hal-hal konyol, makasih
kepada cila yang dengan sabar ngajak saya Mabar meskipun saya engak

46
tau, dan makasih juga kepada teman-teman yang lain atas pengalaman dan
ilmu berharganya.
Selanjutnya saya ingin menceritakan bagaimana pengalaman saya
ketika ber KKN, awalnya saya sangat bahagia karena akan KKN, karena
akan ketemu orang-orang baru, banyak pengalaman baru dan hal-hal baru
lainnya, saya masih ingat tepat pada hari selasa, tanggal 12 Oktober 2021
kami semua berangkat ke lokasi KKN, kami di jemput di kantor camat
oleh bapak dusun cambalangkasa dan diantar ke rumah pak desa, 1
minggu pertama kami melakukan observasi dilingkungan desa, dan juga
di lingkungan posko tentunya. Masuk Minggu ke dua kami semakin akrab
satu sama lain, kami mulai menjalankan program kerja yang sudah kami
presentasikan pada Minggu pertama, kami mulai membagi tugas, hal yang
paling saya syukuri kita diposko tidak membeda-bedakan satu sama lain,
kita tetap akrab meskipun banyak perbedaan pendapat.
Hal yang tidak boleh kami lupakan di kkn sangat banyak, salah
satunya cucian piring yang menggunung. Mungkin cuma itu yang bisa saya
sampaikan, jika kalian penasaran dengan cerita KKN saya hubungi saja
saya nanti kita cerita, tentang cinta yang saya dapat disana.

47
2. Muftihatul Jannah

Nama: Muftihatul Jannah


Jurusan: Kedokteran
Jabatan: Anggota
Fakultas: Kedokteran dan Ilmu Keselhatan

Bismillahirrahmanirrahim.
perkenalkan saya muftihatul jannah biasa dipanggil nn atau
nanna. alamat saya di gowa. Seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar
dari jurusan pendidikan dokter. Baik tidak usah basa basi, saya akan
mengutarakan sedikit mengenai pengalaman saya selama ber kkn di desa
bungungloe.
Hal yang pertama yang saya rasakan pada saat sampai di
kediaman atau posko yang akan kami tinggali yaitu CUACA nya yang
MashaAllah PANAS sekali. Tapi terobati karena pemandangan di depan
posko yang sangat indah.. walaupun tetap panas. Disini saya belajar
bagaimana menghadapi masyarakat di pedesaan yang umumnya berbeda
dengan masyarakat di kota. Pada saat berkunjung ke dusun-dusun kami
disambut dengan baik oleh masyarakat. Mereka sangat antusias ketika
kedatangan mahasiswa yang akan mengabdi di Desa. Tak lupa saya sangat
berterima kasih kepada teman teman posko yang sudah memberikan

48
perhatian yang baik kepada saya, dan sangat sabar mendengarkan
ocehanku (yohh,,) Terima kasih untuk Desa Bungungloe, teman-teman
posko, warga dan segala kenangannya atas segala pelajaran, pengalaman
yang kelak akan menjadi bekal untuk saya.

49
3. Andi Maried Adha Fortuna Arki

Nama: Andi Maried Adha Fortuna Arki


Jurusan: Bahasa dan Sastra Inggris
Jabatan: Bendahara
Fakultas: Adab dan Humaniora

Bismillahirrahmani rrahim
hallo everyone! how are u? i hope all is well.
Okay, tanpa basi basi let me introduce my self.
Saya Andi Maried Adha Fortuna Arki, orang orang biasa
memanggil saya adha/adda, saya tinggal di Takalar, dan seperti yang kalian
ketahui, saya Mahasiswi UIN Alauddin Makassar jurusan Bahasa dan
Sastra Inggris yang sekarang sedang berjuang untuk menyelesaikan
semester akhir, sepertinya itu saja yang perlu kalian ketahui, tidak usah
lebih karena nothing special about me untuk kalian 😋
So, kali ini saya akan bercerita tentang apa yang saya rasakan atau
yang terjadi selama KKN berlangsung di Desa Bungungloe, Kec. Turatea,
Kab. Jeneponto.
Dimulai dari suasana disana saya cukup nyaman karena
pemandangan didepan posko begitu indah untuk dipandang, ada baling
baling yang setiap harinya berputar menemani detik detik yang kulewati
selama disana, tapi seperti yang diketahui disana itu cuacanya bisa dibilang
panas, saya hanya merasakan dingin jika hujan turun saja tapi itu dirasakan
cuman sekali-kali, so sad :(

50
Jadi itu yang bisa saya ceritakan tentang cuaca disana, selanjutnya
saya akan beralih ke suasana posko!
Di Posko saya juga cukup nyaman, karena teman teman yang asik
dan baik, walaupun hari hari yang kami lewati kadang dibuahi dengan
cekcok tapi itu tidak menjadi masalah karena dari situ kami banyak belajar
dari kesalahan, dari pertengkaran itu kami bisa lebih berfikir kritis dan
akan bisa menjadi hebat dengan menyatukan banyak fikiran, tidak mudah
menyatukan delapan fikiran, tapi u can see? kami bisa melaluinya bersama
hingga di titik ini! Terima kasih tim <3 kalian hebat!
Then sepertinya saya sudah bercerita panjang kali lebar takut
kalian bosan membacanya wkwk, selanjutnya saya hanya akan
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Desa, Ibu posko,
Aparat Desa, Masyarakat setempat yang selalu medampingi, membimbing
dan ikut serta berpartisipasi dalam menjalankan program kerja yang kami
laksanakan, Terima Kasih Bungungloe karena telah berdamai dengan saya
dan teman teman sehingga banyak cerita dan kenangan yang kami lalui
disana, pengalaman ini ialah pengalaman yang berharga bagi saya dan
teman teman tentunya!
Dari KKN ini saya banyak belajar, banyak yang bisa saya petik
dari apa yang terjadi kemarin, kesalahan atau kekurangan yang saya buat
akan saya rubah dan saya perbaiki untuk dikemudian hari!

Terima kasih semuanya! Semoga Teman-teman KKN, Orang


orang di Desa Bungungloe dan tentunya anda yang membaca ini sehat
wal-afiat! Aamiin.

51
4. Riska Idayanti

Nama: Riska Idayanti


Jurusan: Ilmu Ekonomi
Jabatan: Anggota
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Krn telah
memberikan segala hikmat serta hidayahnya kepada kita semua, sholawat
serta salam tak lupa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad saw. serta
ungkapan rasa syukur karena telah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
selama berlangsungnya kkn
Perkenalkan nama saya Riska idayanti biasa di panggil Riska.
Jurusan Ilmu Ekonomi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar. Saya berasal dari Kabupaten Bantaeng.
Selama 45 hari berada dilokasi kkn yang bertempat di Desa
bungungloe Kecamatan turatea Kabupaten Jeneponto , tentunya
membuat saya belajar banyak hal. Alhamdulillah disini saya dapat
pengalaman dan pengetahuan baru selama KKN bersama kalian, dapat
berbagi cerita , saling mengingatkan jika ada salah. Dan disini saya tahu
bagaimana seharusnya memposisikan diri. Pengalaman baru dengan
lingkungan dan manusia serta cuaca yang berbeda menjadikan saya
mengerti akan kehidupan yang dialami orang diluar keluarga saya yang

52
sebenarnya.Disana juga Banyak anak-anak kecil yang hebat dengan cita-
cita yang luar biasa ada di sekitar lingkungan tempat kami bermukim yakni
di Desa Bungungloe . Kedekatan kami pun dengan anak-anak disekitar
lingkungan membuat kami dan mereka cukup merasakan kesedihan ketika
KKN telah usai. Waktu terasa sangat berarti di minggu-minggu terakhir
saat KKN usai.Meskipun Awal pertama kali bertemu ada perasaan
senang sekaligus takut jika nanti ada yang tidak suka dengan sifat serta
tingkahlaku ku saya. Dan diakhir ini ada rasa sedih karena akan berpisah
dengan kalian, serta warga Desa Bungungloe.
Sampai jumpa dan Semoga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik
untuk masa depan ,Karna hari ini yang akan kita rindukan Dihari nanti.

53
5. Miftahul Huda

Nama: Miftahul Huda


Jurusan: Pendidikan Agama Islam
Jabatan: Anggota
Fakultas: Tarbiyah dan Keguruan

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt karna telah
memberikan segala nikmat serta hidayahnya kepada kita semua, Sholawat
serta salam tak lupa pula kita kirimkan ke nabi Muhammad SAW serta
ungkapan rasa syukur karna telah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
selama ber-KKN. Baiklah Perkenalkan Nama Saya Miftahul Huda Asal
dari Bima, NTB Kesan yg bisa saya ambil dari KKN : Terimakasih
Kepada Bapak Kepala Desa Bungungloe serta jajarannya yg sudah
mengizinkan kami utk melaksanakan KKN di desanya. Alhamdulillah,
saya senang bisa melaksanakan KKN Offline tahun ini, banyak hal yang
telah terjadi dan bisa dijadikan pelajaran serta pengalaman.
Antusias masyarakat dan anak-anak desa bungungloe yg begitu
baik menyambut kami dengan ramah dan senyum membuat kami betah
dan tidak ingin berpisah. Jangan Pernah Lupa akan kenangan Kelompok
KKN Kita.

54
Terimakasih Sudah Membersamai,Menghargai,dan Melayani
Selama 45 Hari Mohon Maaf jika saya ada salah sikap dan tutur kata.
Untuk Teman-teman KKN tetap semangat kuliahnya dan Terimakasih
atas segala bantuan dan kerjasamanya🙏
Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh

55
6. Khumaerah Nur mar'ah B.

Nama: Khumaerah Nur Mar’ah B


Jurusan: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Jabatan: Anggota
Fakultas: Dakwah dan Komunikasi

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Krn telah
memberikan segala hikmat serta hidayahnya kepada kita semua, sholawat
serta salam tak lupa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad saw. serta
ungkapan rasa syukur karena telah mengikuti seluruh rangkaian kegjatan
selama KKN.
Sebelum saya mengutarakam pesan dan kesan, perkenalkan nama
saya Khumaerah Nur Mar'ah biasa di panggil Hera. Jurusan Bimbingan
dan penyuluhan islam. Saya asal takalar. Baiklah, selanjutnya saya akan
mengutarakan kesam dan pesan saya selama menjalani KKN di Desa
Bungung Loe Kec. Turatea Je'neponto selama 45 Hari.

56
Hal yang sangat berkesan ketika KKN di Jeneponto ialah senja
di halaman depan rumah yang menyejukkan perasaan ditengah berbagai
pelik ketika melakukan kegiatan dari pagi hingga sore. Tak lupa juga, saya
sangat banyak belajarr dari masa KKN ditengah banyaknya kepala yang
difinalkan dalam satu keputusan.
Saya berterimakasih kepada semua teman-teman yang berada di
posko bungungloe, karena telah membuat kita saling banyak belajar
mengenal karakter satu sama lain.
Adapun pesan saya pertama, untuk teman-teman seposko,
mohon maaf jika sering berbeda pendapat. Dan terimakasih, karena telah
berusaha untuk saling memahami. Kedua, untuk kepala desa dan aparat
desa. Terimakasih karena telah menyambut kita dengan hangat ketika
berada di desa bungungloe.

Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh

57
7. Nurul Asira

Nama: Nurul Asira


Jurusan: Sosiologi Agama
Jabatan: Anggota
Fakultas: Filsafat dan Ilmu Politik

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Pertama-tama saya ingin megucap syukur yang utamanya kepada
Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunianya dan tak
lupa juga salam dan shalawat kepada Junjungan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW serta mengucap syukur terhadap diri sendiri karena
telah cukup mampu mengikuti seluruh kegiatan selama ber KKN.
Sebelum saya mengutarakan kesan dan pesan saya mengenai
waktu ber KKN, saya akan memperkenalkan diri dahulu. Jadi
perkenalkan nama saya Nurul Asira biasa di panggil chila, jurusan
Sosiologi Agama dari fakultas Ushuluddin, filsafat dan politik. Dan saya
beralamat di Takalar.
Baiklah, selanjutnya saya utarakan dengan tulisan mengenai kesan
dan pesan saya selama menjalani Kerja Kuliah Nyata di Desa Bungung
Loe kacamatan Turatea.

58
Hal yang saya rasakan pada saat sampai di rumah pak desa dimana
rumah tersebut sekaligus yang menjadi Posko kami, Alhamdulillah kami
disambut oleh tuan rumah dengan baik. Begitupun dengan masyarakatnya
yang ada di Bungung Loe termasuk anak-anak kecil hingga yang remaja
disana dapat menyambut kami dengan antusias Sehingga kami pun tidak
ada keraguan untuk melakukan adaptasi kepada masyarakat disana.
Selain itu adapun kesan lain saya yaitu mengenai estetika kincir
angin yang berjejeran yang membuat pemandangan alam disana menjadi
estetik apalagi pada saat sunset telah muncul, menurut saya ini adalah salah
satu pemandangan yang menakjubkan sekaligus yang baru saya lihat.
Dan tidak sampai disitu saja, masih ada kesan saya selama ber
KKN di Desa Bungung Loe ini mengenai Teman-teman posko tercinta,
disini kami terkumpul dengan beberapa karakter, yang namun akhirnya
disatukan oleh sifat Upnormal atau normal diatas rata-rata atau bahasa
kasarnya GILA, yah.. kegilaan inilah membuat posko kami ramai gelak
tawa tiap harinya, karna canda-candaan yang dihadirkan, namun dibalik
itu semua kami tetap bisa bekerja sama dengan baik dalam mewujudkan
satu persatu program kerja kami. Mengenai program kerja, program kerja
utamalah yang paling membuat saya berkesan yaitu program kerja Tidur
Siang!.
Dalam berbagai kesan yang saya utarakan yang paling berkesan
dan membuat saya betah menjalani hari demi hari ber KKN di Desa
Bungung Loe ini adalah canda tawa anak-anak di Desa Bungung Loe yang
juga merupakan anak TPA yang saya ajar. Saya amat sangat bahagia ketika
mereka semua datang ke posko bermain dan antusias mendengar mereka
cerita mengenai hal-hal apasaja yang mereka sudah alami, ini membuat
saya merasa begitu terhibur sekaligus sulit untuk meninggalkan mereka.
Adapun pesan saya pertama, untuk kepala Desa di Bungung Loe
tetaplah menjadi sosok orang yang akan terus peduli terhadap apapun
permasalahan masyarakatnya, serta tidak kehabisan cara dan tidak lengah
dalam memberikan solusi sebagai bentuk pengatasian berbagai masalah
para warga di Desa Bungung Loe. Kedua, ada baiknya jika masalah
lingkungan terutama di kebersihan begitupun para kesehatan masyarakat
agar tetap ada perhatian karena lingkungan dan kesehatan fisik ini saling
berkaitan, maka dari ini keduanya perlu selalu diperhatikan lagi. Selain itu
alangkah baiknya jika bapak kepala desa menuangkan juga waktu atau
perhatian untuk para karang taruna di desa tersebut agar mereka juga
merasa dipedulikan dan dianggap ada.
Dan untuk para kepala berbagai Dusun Bungung Loe silahkan
tetap dibantu bapak kepala desanya dalam melancarkan berbagai
program-program kerja desa yang ada dan yang akan datang nanti.

59
Begitupun kepada aparat desa lainnya terutama pada masyarakatnya juga
untuk sering-sering terlibat meskipun hanya sekedar tahu saja dalam
kegiatan pembangunan desa.
Sekian kesan dan pesan dari Saya Nurul Asira, sebagai penutup
saya hanya mampu mengucap banyak-banyak Terimakasih kepada aparat
desa dan masyarakat desa Bungung Loe yang sudah baik hati menerima
kadatangan kami mahasiswa/i KKN UINAM angakatan 67.
Wassalamu Alaikum wr.wb

60
9. Tirta Adithiya Nugraha

Nama: Tirta Adithiya Nugraha


Jurusan: Ilmu Komunikasio
Jabatan: Koordinator Desa
Fakultas: Dakwah dan Komunikasi

Beberapa tahun belakangan ini, saya memikirkan tentang


bagaimana apabila seorang mahasiswa yang telah menempuh pendidikan
di kota, kini kembali ke daerah mereka untuk membangun desa. Hal ini
kurang-lebih saya rasakan pada pengalaman ber-KKN di Turatea. Meski
sebenarnya tidak juga dating dan membangun desa tersebut, namun paling
tidak, ada dalam kehidupan seorang mahasiswa turun dan merasakan
langsung berada di suatu desa yang secara budaya, maupun pola pikir yang
sangat berbeda dengan lingkungan tempat dirinya tinggal.
Sebuah pengalaman yang paling tidak mampu menyadarkan
posisi kita sebagai seorang pemuda, bahwa mungkin saja, alasan kita
menempuh pendidikan jauh-jauh—hanyalah sebagai bekal kita saat
kembali ke daerah masing-masing. Dan daerah itulah yang menjadi
prioritas. Jangan sampai kenikmatan, serta segala glamor yang dijanjikan
kota membuat seseorang lupa dengan alasan mereka ada di sana.
Turatea adalah bagian Jeneponto, dan merupakan daerah yang
berada diantara laut, dan gunung, membuat aroma jalanan miliknya

61
terkesan bercampur asin dan rasa segar yang berasal dari kabut gunung
yang telah terurai, bercampur bersama embun-embun batang-batang padi.
Saya pribadi agaknya berat hati ketika di tempatkan di Jeneponto, karena
yang menjadi harapan saya ialah suatu daerah yag jauh; mungkin Luwu
atau mungkin saja Tator dengan kebudayaan mereka yang kental. Tetapi
Turatea juga cukuplah memberi semacam kesan yang membuyar harapan-
harapan patah sebelumnya.
Di sana banyak hal yang saya pelajari. Segala tentang pemikiran-
pemikiran saya yang putih itu, dibenturkan dengan warna-warna dari
sebuah desa Bungungloe. Sebuah warna kebudayaan yang hamper-hampr
telah bercampur dengan kebudayaan kota yang serba efektif itu, sebuah
warna soal cara menjadikan manusia sebagai manusia, dengan menjadikan
dirimu sebagai manusia terlebih dahulu. Warna yang sangat kental dengan
merah yang hangat, atau biru yang pucat berbaur bersama dengan
kesegaran pagi. Hamparan persawahan yang luas, dengan pohon-pohon
yang asing namanya itu, terlintas di benak saya mungkin saja orang-orang
di sini tak butuh lagi kacamata rabun, bagaimana mungkin luas cakrawala
ini membuat mata penat, dan tua kelak tetap saja normal penglihatan,
paling tidak begitulah yang saya lihat dengan orang-orang tua di desa
Bungungloe.
Setiap hari saya merasa berlibur di tempat-tempat yang berbeda-
beda hanya dengan melihat pemandangan yang tepat berada di depan
rumah pak desa yang mana juga merupakan posko kami. 45 hari adalah
petualangan eksistensialis, yang membawa seseorang dari gunung menuju
lautan, menuju tangkai pohon yang kering di dekat saung itu, menuju
gundukan jerami di bawah rumah panggung milik Daeng Tamba, menuju
petualangan mistis kuburan di dekat posko, menuju cakrawala yang tak
terjamah. Di beranda yang ditempa matahari sore, suara-suara Guntur
yang setiap lengah menyambar kesadaran—berasal dari buah mangga
yang jatuh di depan rumah yang mengahantam atap saung tanpa lampu
itu. Beberapa minggu langit Bungungloe biru, tanpa awan, tanpa kabut-
kabut hitam akibat pembakaran sampah, warnanya memantul saat siang
ke permukaan tubuh-tubuh kering tanah yang tidak terhujani itu. Seketika
segala kantuk merambat di dalam kepala seseorang, berat penglihatan bak
mabuk oleh panasnya, meski demikian, daun pohon mangga tetap menari
oleh angin dari utara tempat Rumbia sedang berkonflik dengan kepala
desa di sana. Saing seolah ingin bertelanjang, menanggalkan semua
pakaian, menceburkan diri ke kolam yang dalam, menetap di sana,
mengganti gerutu oleh panas dengan kesejukan, namun tak yang perlu
dikeluhkan jika pantulan sinar matahari yang berombak pada dataran
sawahan mambawa seseorang yang melihatnya menuju sebuah lorong

62
yang tak ingin ia jelaskan, sekali lagi tenang dan beberapa minggu
setelahnya, kami mulai terbiasa.
Orang-orang di Bungungloe terkesan penuh harga diri, penuh
rasa hormat kepada yang lebih tua, kepada orang asing yang belum ia
ketahui namanya, kepada siapapun yang membuat dirinya merasa
terhormat pula itulah titik tentang lebih dahulu menghormati dirimu, lalu
orang lain. Persaudaraan kuat tentu saja akan terlihat pada lelaki maupun
perempuan saat telah terbiasa, maka Bungungloe hanya mempertegas
persaudaran itu, meski memang ada titik di mana budaya kota telah
membuat mereka agak apatis kepada pendatang. Atau itu hanyalah sebatas
pandangan picik semata, mungkin saja kita belum saling mengenal, belum
saling melihat dari dekat satu sama lain sehingga Bungungloe terkesan
ramah namun jauh dan asing di beberapa titik.
Beberapa hari berlalu, orang-orang menjenguk teman-teman.
Terkesan seperti formalitas yang perlu terulang setiap tahun, namun
mungkin saja ada yang hendak ingin dibiasakan sebelum benar-benar
lewat 45 hari itu (faktanya kita bisa pulang kapan saja, karena jarak
Jeneponto dengan Makassar, hanyalah 2 jam). Lalu program kerja telah
mulai dijalankan. Semakin sibuk, maka semakin berkutat dengan diri
sendiri saja. Meski demikian tentu saja ada harapan untuk mengenal
orang-orang lebih banyak, maka ketika waktu itu tiba semua orang siap
dengan sepasang senyuman mereka, mencoba akrab dalam kekakuan,
mencoba cair saat sebenarnya beku. Kita semua dibekali oleh ayah dan
ibu, dengan ramah tamah, sehingga mudah untuk merasa akrab walau
dalam keadaan canggung. Jadi tidak ada yang perlu dirisaukan persoalan
mengenal orang-orang desa, mereka pun sadar, bahwa kami di sana
hanyalah 45 hari.
Beberapa hari berlalu satu-dua kegiatan kini terlaksana. Kini
anak-anak telah dating ke posko meramaikan Susana malam sehabis
pulang dari masjid Bo’nia, sehabis belajar mengaji. Mereka dating
berbondong disambut cemilan seadanya, memperlihatkan kebiasaan
mereka yang memang gemar bermain dan bertanya. Mereka datang
berbondong mengenalkan bahasa sehari-hari yang kadang membuat saya
kagum soal kelancaran mereka berbahasa yang asing di telinga saya.
Saya ingat ketika Program bak sampah telah sampai pada tahap
pengecetan. Anak-anak kecil itu memang nakal, dan kita yang seharusnya
paham bahwa kita ini telah menjadi seseorang yang lebih tua. Maka sedikit
kesabaran, sedikit keluhan lalu kembali bekerja setelah itu bernamai
dengan segala kejemuan dengan anak-anak ini, maka pada akhirnya
mereka juga banyak membantu.

63
Amat disayangkan saya terlalu lama mampu berkenalan dengan
pemuda di sana. Saya berharap di awal kami datang, disambut oleh
mereka, agar tidak perlu lagi memposisikan diri sebagai anak kepada yang
tua—lebih mudah merasa akrab jika kita sebaya, meski sebenarnya itu
Cuma terkesan alasan saat merasa kaku saat berbicara dengan bapak-ibu
aparatur desa, tapi memang orang-orang yang muda selamanya mampu
menjadi penggerak apapun kegiatannya. Maka alasan kenapa mendat;
terlambat segala urusan dan kegiatan selama 45 hari itu karena kami yang
terlambat mengenal para pemuda. Mereka juga tipikal orang telah terkena
budaya kota, jadi, memang sejak kemarin sudah susah dua arah.
Sesuatu yang tersisa dari Turatea adalah kuda dan senja. Kuda
adalah alasan berlama-lama menatap sesawahan itu. Mereka seperti
kawanan kelelahan, dan memang kuda di film-film adalah kuda yang
perkasa membawa tuannya menuju perang. Tetapi kuda di sini
dikonsumsi, seperti hewan pada umumnya, bahkan saya sendiripun tidak
menjumpai kuda di sana digunakan untuk memikul karung atau barang
berat lainnya. Tidak juga ditunggangi, diarak jalan-jalan. Maka kuda di
Turatea diikat lehernya, di tengah-tengah sawah memakan rumput.
Mereka kurus kaki-kakinya namun lusuh perawakannya, seolah tidak ada
semangat hidup kuda di sana. Mereka seperti pria-pria obesitas yang tak
punya tujuan bekerja, atau impian yang ingin dicapai. Memakan rumput,
menunggu kematian menjemput, lalu pesta hari ini dijamu dengan Gantala
Jarang yang berbau khas itu.
Kuda adalah Jeneponto. Yang perasa, dan rupanya emosional.
Berkawanan, berkumpul memanggil temannya, lalu hal yang diingat dari
kuda adalah kesetiakawanan mereka. Kuda adalah Jeneponto yang
meringkik terseduh-seduh menangisi orang yang mereka cintai telah tiada.
Kuda adalah bagian dari pesta mereka, jika terdapat perlombaan makanan
mana yang cepat habis pada pesta tersebut, maka daging kudalah yang
juara. Sebegitu sukanya orang Jeneponto terhadap olahan kuda, membuat
harga kuda sendiri melambung tinggi dibandingkan sapi, apalagi kambing.
Kuda adalah pernikahan antara yang jauh (NTB), dengan dekat
(Jeneponto), ditebus dengan harga selangit. Kuda adalah jawaban untuk
merangkul orang-orang yang pergi merantau di hari terakhir bulan suci
Ramadhan.
Senja Turatea. Senja depan rumah pak desa Bungungloe.
Rambatan cahaya oranye itu di atas lantai teras kayu rumahnya (yang lantai
dua itu). Di sana saya duduk, teman-teman duduk, menatap kincir angin
raksasa yang berjejer seolah memutar waktu untuk perpisahan...

64
DOKUMENTASI KEGIATAN KKN

1. Pemberangkatan dan Penerimaan di Kantor Camat Turatea


Kabupaten Je’neponto

65
2. Observasi Awal di beberapa dusun di Desa Bungungloe

3. Observasi awal di TK/TPA di Desa Bungungloe

66
4. Observasi awal di Sekolah Dasar SD 132 Cambalangkasa
Desa Bungungloe

67
5. Seminar program kerja

68
6. Mengikuti majelis Taklim

7. Mengajar di TK/TPA

69
70
71
8. Mengajar di Sekolah Dasar

72
73
9. Menghadiri Prosesi Maulid Nabi di Desa Bungungloe

74
10. Pembuatan Batako untuk Bak Sampah Permanen

75
11. Pengecatan WC Keluarga

76
77
12. Pengecetan batas Dusun

78
13. Pembagian Al-Qur’an ke beberapa TK/TPA di Desa
Bungungloe

79
14. Festival Anak Sholeh

80
81
15. Membersihkan masjid

82
16. Pamitan di Sekolah Dasar

17. Ramah tamah

83
84

Anda mungkin juga menyukai