Modul Ajar 03 Pjok Lompat Jauh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

MODUL AJAR PJOK SMP FASE D KELAS VII

MATERI LOMPAT JAUH

Penyusun : Michael Demon Koten, S.Pd


Sekolah : SMPN 2 Larantuka
Kelas / Semester : VII / 1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi
pola gerak dasar lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif dalam berbagai olahraga atletik
melalui lompat jauh sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada Fase D adalah mandiri dan gotong royong
yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran gerak spesifik atletik melalui lompat jauh

Sarana dan Prasarana :


 Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
 Bak lompat jauh atau lapangan sejenisnya.
 Tali pembatas
 Peluit dan stopwatch

Materi Ajar, Alat dan Bahan yang diperlukan :


1. Materi Pokok Pembelajaran :
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
atletik melalui lompat jauh, diantaranya:
 Gerak spesifik awalan/ancang-ancang, tumpuan, melayang di udara, dan
mendarat lompat jauh.
 Gerak spesifik pembelajaran fase-fase gerakan lompat jauh.
 Gerak spesifik lompat jauh dalam bentuk perlombaan menggunakan
peraturan yang dimodifikasikan.
b. Materi Pembelajaran Remidial
Materi pembelajaran untuk remedial sama dengan materi reguler. Akan tetapi
penekanan materinya hanya pada materi yang belum dikuasai (berdasarkan
identifikasi) yang akan dipelajari peserta didik kembali. Materi dapat dimodifikasi
dengan menambah pengulangan, intensitas, dan kesempatan/frekuensi melakukan
bagi peserta didik. Setelah dilakukan identifikasi kelemahan peserta didik, guru dapat
mengubah strategi dengan memasangkan peserta didik dan belajar dalam kelompok
agar bisa saling membantu, serta berbagai strategi lain sesuai kebutuhan peserta
didik.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Materi pembelajaran untuk pengayaan sama dengan regular. Materi dapat
dikembangkan dengan meningkatkan kompleksitas materi, dan mengubah lingkungan
pembelajaran di dalam rangkaian gerakan yang sederhana.

2. Media Pembelajaran :
a. Peserta didik sebagai model atau guru yang memperagakan gerak spesifik awalan,
tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh.
b. Gambar gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat
lompat jauh.
c. Vidio pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh.

3. Alat dan Bahan Pembelajaran :


a. Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
b. Bak lompat jauh atau lapangan sejenisnya.
c. Tali pembatas
d. Bendera
e. Peluit dan stopwatch.
f. Lembar Kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan aktivitas gerak spesifik dan
fungsional awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh sesuai potensi
dan kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai- nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari.

Pemahaman Bermakna :
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran aktivitas gerak spesifik lompat jauh, manfaat
apakah yang dirasakan olehnya? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini diterapkan ke dalam
kehidupan sehari-hari?

Pertanyaan Pemantik :
Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai gerak spesifik awalan, tolakan, sikap
badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh?

Prosedur Pembelajaran :
1. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
antara lain sebagai berikut:
 Membaca kembali Modul Ajar yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
 Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan lompat jauh.
 Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
 Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
 Bak lompat jauh atau lapangan sejenisnya.
 Tali pembatas
 Bendera
 Peluit dan stopwatch.
 Lembar kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.

2. Materi Pembelajaran

AKTIVITAS I

Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat cabang
olahraga atletik. Lompat adalah istilah yang digunakan dalam cabang olahraga atletik,
yaitu: melakukan tolakan dengan satu kaki. Baik untuk nomor lompat jauh, lompat tinggi,
lompat jangkit, maupun lompat tinggi galah.
Secara rinci bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik lompat jauh adalah
sebagai berikut:

Lapangan Lompat Jauh


1) Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
awalan atau ancang-ancang (Approach-Run)
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik awalan atau ancang- ancang (Approach-
Run).
Cara melakukannya:
 Tergantung tingkat prestasi, lari ancang-ancang beragam antara 10 sampai
20 langkah.
 Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum
bertolak/bertumpu.
 Kecepatan ancang-ancang dipertahankan tetap maksimal sampai mencapai
papan bertolak.
 Pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang.
 Jarak awalan 30 – 45 meter.

2) Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
tumpuan/tolakan (Take-off)
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik tumpuan/tolakan (Take-off).
Cara melakukannya:
 Pada waktu akan melakukan tolakan, badan agak dikendangkan ke belakang,
kaki tumpu/kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, kaki ayun (kaki
belakang) agak dibengkokkan.
 Berat badan berada pada kaki belakang.
 Kedua tangan atau lengan ke belakang, dan kepala agak ditengadahkan (dagu
agak diangkat).
 Pandangan ke depan.

3) Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
melayang di udara
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik melayang di udara.
Cara melakukannya:
 Angkatlah paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal pada waktu bertolak.
 Kaki bebas diturunkan pada waktu melayang (1).
 Angkat posisi lengan pada waktu melayang (2).
4) Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mendarat
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik mendarat.
Cara melakukannya:
 Tariklah lengan dan tubuh ke depan-bawah.
 Tariklah kaki mendekati badan.
 Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah.
 Bila kedua kaki telah mendarat di bak pasir, duduklah atas kedua kaki.

(b) Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada
lembar tugas.
(c) Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
(d) Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
(e) Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran
berlangsung.

AKTIVITAS II

Fase-fase aktivitas pembelajaran gerak spesifik lompat jauh. Bentuk-bentuk pembelajaran


aktivitas gerak fase-fase lari jarak pendek adalah sebagai berikut:

(1) Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik
lompat jauh dengan melompati seutas tali
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik lompat jauh dengan melompati seutas
tali.
Cara melakukannya:
 Pancangkan seutas tali yang dipasang dengan ketinggian ± 50 cm.
 Kemudian kamu berdiri ± 4 – 5 meter di depan seutas tali tersebut.
 Lalu berlari, menolak, sikap di udara, dan mendarat, melalui tali yang dipasang
melintang.
 Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
 Lakukan pembelajaran tersebut berulang-ulang sampai dapat merasakan gerakan
mana yang mudah dilakukan.

(2) Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik
lompat jauh dengan melompati tali
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik lompat jauh dengan melompati tali.
Cara melakukannya :
 Tempatkan 2 buah bangku senam (jarak antarbangku 1,5 m) dan seutas tali yang
dipasang melintang.
 Kemudian kamu berdiri ± 1 meter di depan tanda-tanda tersebut.
 Laku lakukan gerakan melangkah melalui atas bangku senam, dan akhiri gerakan
melangkah, dengan tolakan melalui atas tali yang dipasang melintang lalu
mendarat.
 Setelah itu berpindah tempat (posisi).
 Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
 Lakukan pembelajaran tersebut berulang-ulang sampai dapat merasakan gerakan
mana yang mudah dilakukan.

(3) Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik
lompat jauh dengan awalan
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas variasi gerak spesifik lompat jauh dengan awalan.
Cara melakukannya:
 Bediri kurang lebih 5 – 6 meter dari papan tolakan.
 Kemudian melakukan lomba lompat jauh yang diawali dengan posisi
melangkah menghadap bak lompat.
 Lalu menolak dengan kaki depan/terkuat ke depan atas.
 Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
 Lakukan pembelajaran tersebut berulang-ulang sampai dapat merasakan gerakan
mana yang mudah dilakukan.

(b) Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada lembar
tugas.
(c) Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
(d) Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
(e) Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran
berlangsung.

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan/tumpuan,
melayang di udara, dan mendarat lompat jauh, peserta didik diminta untuk merasakan otot-otot
apa saja yang dapat teregang dan berkontraksi. Peserta didik diminta menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
1 pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara, dan mendarat
lompat jauh. Kemudian laporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.
AKTIVITAS III

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan/tumpuan,
melayang di udara, dan mendarat lompat jauh, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran kombinasi gerak spesifik awalan, tolakan/ tumpuan, melayang di udara, dan
mendarat lompat jauh.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran kombinasi gerak spesifik awalan, tolakan/ tumpuan,
melayang di udara, dan mendarat lompat jauh, antara lain sebagai berikut:
(1) Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas awalan dan
menolak melalui atas boxs
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas awalan dan menolak melalui atas boxs.
Cara melakukannya:
 Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan menolak melalui atas boks dan
mendarat menggunakan satu kaki, dilanjutkan dengan dua kaki.
 Kemudian setelah melakukan gerakan berpindah tempat (posisi).

(2) Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas kombinasi gerak
spesifik langkah dan menolak melewati tali
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas kombinasi gerak spesifik langkah dan menolak melewati
tali.
Cara melakukannya :
 Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan gerak langkah melalui atas bangku
senam dari akhir gerakan melangkah, melakukan tolakan melalui atas tali yang
dipasang melintang lalu mendarat.
 Peserta didik yang telah melakukan gerakan, lalu berpindah tempat (posisi).
 Setelah melakukan
gerakan berpindah
tempat (posisi).

(3) Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas kombinasi gerak
spesifik langkah, menolak, dan posisi badan di udara
(a) Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas kombinasi gerak spesifik langkah, menolak, dan posisi
badan di udara.
Cara melakukannya:
 Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan melangkah melalui atas bangku senam,
menolak dan melenting saat di udara dengan perut/dada menyentuh benda yang
tergantung di depan atas.
 Kemudian mendarat menggunakan kedua kaki.
(b) Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada lembar
tugas.
(c) Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
(d) Melakukan klarifikasi terkait
penjelasan dan gambar gerakan
dengan peragaan jika diperlukan.
(e) Guru melakukan asesmen dan
umpan balik selama proses
pembelajaran berlangsung.
MODUL AJAR PJOK SMP FASE D KELAS VII
MATERI TOLAK PELURU
Penyusun : Michael Demon Koten, S.Pd
Sekolah : SMPN 2 Larantuka
Kelas / Semester : VII / 1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi
pola gerak dasar lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif dalam berbagai olahraga atletik
melalui tolak peluru sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada Fase D adalah mandiri dan gotong royong
yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran gerak spesifik atletik melalui tolak peluru

Sarana Prasarana :
 Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
 Sektor tolak peluru atau lapangan sejenisnya.
 Peluru atau sejenisnya.
 Tali pembatas
 Peluit dan stopwatch.
Media Pembelajaran
a. Peserta didik sebagai model atau guru yang memperagakan gerak spesifik cara pegang
peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru.
b. Gambar gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak
ikutan tolak peluru.
c. Vidio pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru,
dan gerak ikutan tolak peluru.
Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
b. Sektor tolak peluru atau lapangan sejenisnya.
c. Peluru atau sejenisnya.
d. Tali pembatas.
e. Bendera.
f. Peluit dan stopwatch.
g. Lembar Kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.

MATERI PEMBELAJARAN
Aktivitas 1
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik dimana atlet akan
melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan
menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang telah ditetapkan.
Gaya tolak peluru yang sering digunakan pada tolak peluru, yaitu: gaya lama atau gaya Ortodoks
dan gaya baru atau gaya O`Brian. Kalau ada gaya lain hanyalah merupakan variasi dari kedua
gaya tersebut. Tujuan tolak peluru adalah menolak sejauh- jauhnya untuk memperoleh prestasi
yang optimal. Untuk mencapai tolakan yang jauh, seorang atlet harus memahami dan menguasai
teknik tolak peluru.
Gerak spesifik tolak peluru ada empat macam, yaitu: memegang peluru, sikap badan saat akan
menolakkan peluru, cara menolakkan
peluru, dan sikap badan setelah
menolakkan peluru. Bentuk-bentuk
aktivitas pembelajaran
gerak spesifik tolak peluru antara lain
sebagai berikut:

Lapangan Tolak Peluru

1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur,


serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memegang peluru
a. Guru membagikan lembar
kerja yang berisikan tentang fakta,
konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memegang peluru.
Cara melakukannya:
 Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan
yang dekat dengan jari-jari tangan.
 Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk) dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang.
 Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/ menahan peluru bagian
samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.

 Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada
bahu dan menempel (melekat) dileher. Siku diangkat ke samping sedikit agak
serong ke depan.
 Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan
seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku. Akan tetapi harus dalam keadaan
lemas (rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.
2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur,
serta mempraktikkan aktivitas
gerak spesifik sikap badan saat akan
menolak
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik sikap badan saat akan menolak.
Cara melakukannya:
 Berdiri tegak menyamping kearah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang).
 Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit
agak serong ke samping kanan.
 Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan.
Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut
dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas.
 Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan
tertuju ke arah tolakan.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menolakkan peluru
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menolakkan peluru.
Cara melakukannya:
 Bersamaan dengan memutar badan kearah tolakan, siku ditarik serong ke atas
kebelakang (kearah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut didorong ke
depan agak ke atas hingga dada terbuka menghadap ke depan serong ke atas ke
arah tolakan. Dagu
diangkat atau agak
ditengadahkan,
pandangan tertuju ke arah
tolakan.

 Saat seluruh badan (dada) menghadap kearah tolakan, secepatnya peluru tersebut
ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan
dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas
serong ke depan.

4. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik sikap
badan setelah menolakkan peluru
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik sikap badan setelah menolakkan peluru.
Cara melakukannya:
 Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan,
secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat
(kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri (kaki depan), dengan
lutut agak dibengkokkan.
 Kaki kiri (kaki depan) diangkat kebelakang lurus dan lemas untuk membantu
menjaga keseimbangan.
 Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri,
pandangan kearah jatuhnya peluru.
 Tangan kanan dengan sikut agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak di
bawah badan, tangan/lengan kiri lemas lurus kebelakang untuk membantu
menjaga keseimbangan.

b. Peserta didik menerima umpan balik secara langsung maupun tertunda dari guru secara
klasikal, tentang berbagai gerak spesifik memegang peluru, sikap badan saat akan
menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru.
c. Seluruh berbagai gerak spesifik memegang peluru, sikap badan saat akan menolakkan
peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru, yang
dilakukan oleh peserta didik diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan dalam melakukan gerakan.
d. Guru mengamati seluruh gerakan peserta didik secara individu maupun kelompok.
Guru mengamati seluruh aktivitas peserta didik dalam melakukan berbagai gerak spesifik
memegang peluru, sikap badan saat akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru,
dan sikap badan setelah menolakkan peluru secara seksama. Hasil belajar peserta didik
dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.

Aktivitas 2
Fase-fase aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru. Bentuk-bentuk pembelajaran
aktivitas gerak fase-fase tolak peluru adalah sebagai berikut:
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola
basket setinggi dan sejauh-jauhnya berpasangan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola basket setinggi dan sejauh-
jauhnya berpasangan.
Cara melakukannya:
 Berdiri berhadapan pada lapangan basket/voli (melebar).
 Lakukan tolakan bola basket ke depan ke atas melewati tali yang dipasang
melintang secara bergantian.
 Ketinggian tali bisa disesuaikan dengan kemampuan pelempar.
2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola
basket dari sikap berdiri menghadap arah tolakan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola basket dari sikap berdiri menghadap arah
tolakan.
Cara melakukannya:
 Lakukan gerak melangkah satu kali ke depan menggunakan kaki kiri hingga bahu
kiri mengarah tolakan.
 Putar badan ke arah kiri ± 90◦ dan tolakan bola basket ke depan atas.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola
basket dari sikap membelakangi arah tolakan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola basket dari sikap membelakangi arah
tolakan.
Cara melakukannya:
 Lakukan sikap berdiri membelakangi arah tolakan.
 Rendahkan lutut kanan dan kaki kiri dijulurkan kebelakang.
 Putar badan kearah kiri ± 180◦ dan tolakan bola ke depan atas.

4. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola
basket dari gerak meluncur ke belakang
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak bola basket dari gerak meluncur ke belakang.
Cara melakukannya:
 Lakukan sikap berdiri membelakangi arah tolakan.
 Rendahkan lutut kaki kanan dan badan membungkuk ke depan, sedangkan kaki
kiri di belakang badan.
 Luncurkan kaki kiri ke belakang lurus bersamaan dengan kaki kanan bergerak
mundur.
 Pada saat kaki kiri mendarat pada tanah, putar badan kearah ± 180◦ dan tolakan
bola basket ke depan atas.
5. Materi 5: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru dengan dua tangan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru dengan dua tangan.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kaki segaris, badan condong sedikit kebelakang dan peluru
dipegang oleh kedua tangan di depan dada.
 Melangkah ke depan dengan kaki kiri dan tolakkan peluru dengan gerak
meluruskan lengan dan kaki secara serentak dengan tujuan melatih gerak kaki dan
lengan dalam gerakan melempar.

6. Materi 6: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru dengan satu tangan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru dengan satu tangan.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kaki terbuka, berat badan di atas kaki kanan yang mengarah ke
belakang dan dibengkokkan.
 Badan berputar kebelakang dan merendah sedikit dan lengan kiri dilipat bebas di
depan dada.
 Putar kaki kanan ke depan, putar dan luruskan badan.
 Luruskan kedua kaki dan tolakkan peluru tersebut.

7. Materi 7: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru awalan membelakangi sasaran
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru awalan membelakangi sasaran.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kaki kiri menghadap ke depan, badan tegak dan berputar sedikit
kesamping.
 Berjingkat ke depan dengan badan condong kebelakang, kaki kanan mendarat
terlebih dahulu, kemudian disusul oleh kaki kiri.
 Tolakan segera setelah kaki kiri mendarat dengan tujuan mempelajari gerak
meluncur dan disambung dengan gerakan akhir (tolakan).
8. Materi 8: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru tanpa awalan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru tanpa awalan.
Cara melakukannya:
 Berdiri membelakangi arah tolakan dengan kaki kiri diluruskan kearah tolakan.
Tariklah kaki kiri ke dalam terhadap kaki belakang dan segera kembalikan ke
posisi semula, dengan tetap memelihara badan menghadap kebelakang.
 Tolakan dapat dibuat dari posisi ini dengan tujuan mempelajari luncuran secara
lengkap tanpa mengikutkan fase melayang.

9. Materi 9: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru tanpa awalan lanjutan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru tanpa awalan lanjutan.
Cara melakukannya:
 Ulangi gerakan luncuran dengan tarikan dan tolakan kaki kiri, dorongkan kaki
kanan, mendarat dengan kaki yang sama.
 Ulangi siklus ini (tubuh diusahakan tetap rendah dan lengan kiri rileks) sebanyak
5 – 6 kali. Tujuannya adalah mempelajari teknik gerak meluncur.

10. Materi 10: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerakan menolak
peluru dengan awalan
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerakan menolak peluru dengan awalan.
Cara melakukannya:
 Melakukan tolakan peluru selengkapnya, gerakan terkontrol dengan gerak luncur
pendek dan rendah.
 Gerakan akhir dalam posisi tegak dengan mengombinasikan berbagai fase
tolakan.

b. Peserta didik menerima umpan balik secara langsung maupun tertunda dari guru secara
klasikal, tentang aktivitas gerak spesifik memegang peluru, awalan, menolak peluru, dan
gerak lanjutan tolak peluru.
c. Seluruh aktivitas gerak spesifik memegang peluru, awalan, menolak peluru, dan gerak
lanjutan tolak peluru, yang dilakukan oleh peserta didik diawasi dan diberikan koreksi
oleh guru apabila ada kesalahan dalam melakukan gerakan.
d. Guru mengamati seluruh gerakan peserta didik secara individu maupun kelompok.
e. Guru mengamati seluruh aktifitas peserta didik dalam melakukan aktivitas gerak spesifik
memegang peluru, awalan, menolak peluru, dan gerak lanjutan tolak peluru secara
seksama. Hasil belajar peserta didik dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.
MODUL AJAR PJOK SMP FASE D KELAS VII
MATERI BOLA VOLLY

Penyusun : Michael Demon Koten, S.Pd


Sekolah : SMPN 2 Larantuka
Kelas / Semester : VII / 1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi
pola gerak dasar lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif dalam berbagai olahraga
permainan bola besar melalui bola voli sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada Fase D adalah mandiri dan gotong royong
yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran gerak spesifik permainan net melalui
permainan bola voli.

Sarana Prasarana :
 Bola voli atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
 Lapangan permainan bola voli atau lapangan sejenisnya (lapangan bola basket atau
halaman sekolah).
 Net/rintangan (seutas tali).
 Peluit dan stopwatch.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan dan menganalisis gerak
spesifik dan fungsional permainan dan olahraga (passing bawah, passing atas, servis bawah, dan
servis atas) permainan bola voli sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi
nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.

MATERI PEMBELAJARAN BOLA VOLI


Aktivitas 1
Passing bola voli adalah usaha yang dilakukan oleh suatu pemain untuk mengoper bola ke teman timnya
untuk dimainkan di daerah sendiri. Passing bawah merupakan gerakan untuk mengoper bola ke teman
yang dilakukan dengan kedua tangan dikepal dan dipukul dari bawah ke atas. Perkenaan bola di tangan
ada di bagian pergelangan tangan. Hasil bola dari passing ini adalah melambung.
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing bawah permainan bola voli.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing bawah permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan
hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan.
 Rapatkan dan luruskan kedua lengan did epan badan hingga kedua ibu jari
sejajar.
 Pandangan ke arah datangnya bola.
 Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan
pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai.
 Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan.
 Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan.
 Akhir gerakan, tumit terangkat dari lantai, pinggul dan lutut naik serta kedua
lengan lurus, dan pandangan mengikuti arah gerakan bola.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing bawah dengan melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh pada lengan yang
dirapatkan dan diluruskan permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing bawah dengan melambungkan
bola dan membiarkan bola jatuh pada lengan yang dirapatkan dan diluruskan
permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Passing bawah dengan melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh pada
lengan yang dirapatkan dan diluruskan.
 Lakukan gerakan sambil berjalan maju, mundur, dan menyamping.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang melintang secara berpasangan
permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing bawah melalui atas net/tali yang
dipasang melintang secara berpasangan permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Melakukan passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang melintang
secara berpasangan atau formasi berbanjar ke belakang.
 Bola dilambung teman dilanjutkan dengan passing langsung (bola tanpa
dilambung teman), yang telah melakukan gerak melambung pindah tempat.
b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada
lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 2
Passing atas atau disebut set up adalah usaha pemain untuk mengoper bola yang dilakukan saat
bola di atas kepala dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan. Passing atas,
merupakan teknik untuk mengoper bola ke teman yang dilakukan dengan kedua tangan tepatnya
mengenai jari-jari tangan. Passing ini sangat baik untuk mengoper sebagai umpan smash. Hasil
bola dari passing ini adalah melambung ke atas.
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dengan melambungkan dan menangkap bola permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dengan melambungkan dan
menangkap bola permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan
hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan.
 Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari
renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan atas muka (wajah).
 Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan kedua
lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
 Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah.
 Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan.
 Gerakan akhir: Tumit terangkat dari lantai, pinggul dan lutut naik serta kedua
lengan lurus, dan pandangan mengikuti arah gerakan bola.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dengan melambungkan dan menangkap bola dilakukan di tempat, sambil
berjalan (maju-mundur dan menyamping) permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dengan melambungkan dan
menangkap bola dilakukan di tempat, sambil berjalan (maju- mundur dan
menyamping) permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Melambungkan dan menangkap bola kembali dengan sikap jari-jari tangan
membentuk sikap passing atas.
 Pembelajaran dilakukan di tempat, sambil berjalan (maju-mundur, dan
menyamping), dilakukan secara perorangan atau kelompok.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dengan melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju dan
mundur permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dengan melambungkan dan
menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Melakukan passing atas yang dilambungkan teman
(berpasangan/ berkelompok) sambil berjalan maju dan mundur.
 Pembelajaran dilanjutkan dengan gerak menyamping, yang melambung dan
passing bergantian.

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada


lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 3
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing bawah dan passing atas secara perorangan atau berkelompok permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing bawah dan passing atas secara
perorangan atau berkelompok permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Aktivitas pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
 Pembelajaran dimulai dengan melakukan passing atas tegak lurus setelah bola
turun lakukan pula passing bawah, dan setelah bola naik/melambung ke atas,
lakukan lagi passing atas, dan seterusnya.
 Aktivitas pembelajaran pertama mempassing bola dilakukan di tempat, dan
kemudian dilakukan sambil berjalan.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dan bawah bergerak maju, mundur, dan menyamping diawali dengan
melambungkan bola oleh teman dari depan permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dan bawah bergerak maju,
mundur, dan menyamping diawali dengan melambungkan bola oleh teman dari depan
permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan melambungkan bola oleh teman dari
depan.
 Pembelajaran dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
 Lakukan aktivitas pembelajaran ini 5 – 10 menit.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dan bawah menggunakan dua bola diawali dengan melambungkan bola oleh
teman permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dan bawah menggunakan
dua bola diawali dengan melambungkan bola oleh teman permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan melambungkan bola oleh teman.
 Kemudian dilakukan secara bergantian dan berpasangan.
 Selanjutnya dilakukan di tempat, dilanjutkan maju -
mundur dan menyamping.
4. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
passing atas dan bawah secara langsung dalam formasi lingkaran diawali dengan
melambungkan bola oleh teman yang berada ditengah-tengah lingkaran permainan bola
voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik passing atas dan bawah secara langsung
dalam formasi lingkaran diawali dengan melambungkan bola oleh teman yang berada
ditengah-tengah lingkaran permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Aktivitas pembelajaran diawali dengan melambungkan bola oleh teman yang
berada ditengah-tengah lingkaran.
 Setelah melakukan passing bergerak berpindah, dari pinggir lingkaran
berpindah ke tengah lingkaran.
 Kemudian dari tengah lingkaran berpindah ke pinggir lingkaran.

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada


lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 3
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah dan
passing atas permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak
spesifik servis bawah dan servis atas permainan bola voli.
Servis merupakan teknik dasar untuk memulai permainan bola voli. Selain itu, servis juga
ikut menentukan suatu regu untuk memenangkan permainan atau pertandingan, karena suatu
regu hanya akan mendapatkan angka apabila servisnya tidak gagal.
Servis tangan bawah adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk
pemain pemula. Servis tangan bawah adalah cara servis dengan mengayunkan lengan dari arah
bawah kemudian memukul bola dengan genggaman tangan. Gerakannya lebih alamiah dan
tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Bentuk-bentuk aktivitas gerak spesifik servis bawah permainan bola voli, antara lain sebagai
berikut:
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
servis bawah permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik servis bawah permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah.
 Berat badan bertumpu pada kedua kaki dan sikap badan agak condong ke
depan.
 Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan.
 Jari-jari yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan.
 Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersama berat
badan dipindahkan ke belakang
 Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan bersamaan
berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit dilambungkan.
 Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada
posisi setinggi pinggang.
 Gerakan akhir, yaitu: ikuti gerakan badan ke depan dengan melangkahkan
kaki belakang ke depan.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memukul-mukul bola ke lantai dengan telapak tangan rapat permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik memukul-mukul bola ke lantai dengan
telapak tangan rapat permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Memukul-mukul bola ke lantai dengan telapak tangan rapat.
 Pembelajaran dilakukan di tempat dilanjutkan dengan gerak maju-mundur dan
menyamping, perorangan/kelompok.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang melintang dari jarak 3 meter (garis
serang) permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik servis bawah melalui atas net atau tali
yang dipasang melintang dari jarak 3 meter (garis serang) permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Melakaukan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang melintang,
pertama dari jarak 3 meter (garis serang).
 Kedua dari jarak 6 meter dan terakhir dari belakang garis lapangan.
 Pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada
lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 4
Servis tangan atas adalah tindakan memukul bola dengan cara melemparkan bola ke atas
lalu memukulnya dengan mengayukan tanga dari atas sambil diikuti dengan lompatan untuk
memaksimalkan tenaga dan pukulan sehingga bola melucur dengan cepat mengenai lapangan tim
lawan. Servis atas (floating service) adalah jenis servis dimana jalannya bola tidak mengandung
putaran (bola bergerak mengapung atau mengambang). Saat ini servis atas sangat populer, jika
dibandingkan dengan servis yang lainnya.
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
servis atas permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik servis atas permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Berdiri tegak.
 Kedua kaki sikap melangkah (kaki kiri di depan, kanan di belakang).
 Tangan kiri memegang bola di depan badan.
 Pandangan ke arah bola (depan).
 Lambungkan bola ke atas agak ke belakang menggunakan tangan kiri,
 Lentingkan badan ke belakang.
 Bersamaan dengan gerakan badan ke depan, bola dipukul menggunakan
tangan kanan yang dibantu dengan mengaktifkan pergelangan tangan.
 Gerakan akhir, berat badan dibawa ke depan dengan melangkahkan kaki
belakang (kanan) ke depan, dan pandangan mengikuti arah gerakan bola.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memukul bola ke depan bawah secara berpasangan permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik memukul bola ke depan bawah secara
berpasangan permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Dilakukan berkelompok dan berhadapan, ada kelompok servis dan penerima
servis dengan passing bawah.
 Bola dipukul servis mengarah pada penerima servis.
 Setelah melakukan gerakan, pindah tempat.
3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memukul bola melewati atas net/tali dalam formasi berbanjar permainan bola voli
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik memukul bola melewati atas net/tali
dalam formasi berbanjar permainan bola voli.
Cara melakukannya:
 Dilakukan berpasangan atau kelompok, bila dilakukan dalam formasi
berbanjar, yang sudah melakukan pukulan servis dan menerima servis (dengan
passing atas/bawah), bergerak berpindah tempat.
 Berdiri sikap melangkah menghadap net/tali.
 Lambungkan bola dengan tangan kiri dan pukul dengan tangan kanan
melewati atas net/tali.
 Bila memukul bola sudah dilakukan dari garis serang lapangan, pindah ke
belakang garis lapangan untuk siap memukul lagi dan sebaliknya.

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada


lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 5
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah dan
servis atas permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas bermain bola voli
dengan menggunakan peraturan dimodifikasi.
Tujuan bermain bola voli menggunakan peraturan dimodifikasi adalah memperagakan
gerak spesifik dan taktik memainkan bola di lapangan untuk meraih kemenangan dalam setiap
pertandingan. Variasi rangkaian pembelajaran mengandung empat unsur dasar antara lain:
passing bawah, passing atas, servis, smash dan blocking.
Pembelajaran dimulai dengan gerakan-gerakan yang sederhana. Kemudian dilanjutkan
dengan bentuk-bentuk yang lebih rumit dan berakhir pada penerapan gerak spesifik yang
dipelajari dalam jenis permainan dari rangkaian permainan yang sesuai.
1. Materi: konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola voli, serta
mempraktikkan bermain bola voli dengan berbagai modifikasi
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang konsep peraturan permainan dan
modifikasi aktivitas permainan bola voli, serta mempraktikkan bermain bola voli dengan
berbagai modifikasi.
Cara melakukannya:
 Pemain 1 melakukan servis ke pemain 2.
 Pemain 2 menahan bola dengan passing bawah ke pemain 3.
 Pemain 3 mengumpan bola pada pemain 4 dengan passing atas.
 Pemain 4 melakukan pukulan smash yang didepannya pemain 5.
 Setiap pemain yang telah melakukan teknik gerak, berpindah tempat, yakni:
 Pemain 1 pindah ke posisi 5
 Pemain 2 pindah ke posisi 3
 Pemain 3 pindah ke posisi 4
 Pemain 4 pindah ke posisi 2
 Pemain 5 pindah ke posisi 1

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada


lembar tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.
MODUL AJAR PJOK SMP FASE D KELAS VII
MATERI BOLA BASKET

Penyusun : Michael Demon Koten, S.Pd


Sekolah : SMPN 2 Larantuka
Kelas / Semester : VII / 1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi
pola gerak dasar lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif dalam berbagai olahraga
permainan bola besar melalui bola basket sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada Fase D adalah mandiri dan gotong royong
yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran gerak spesifik permainan net melalui
permainan bola basket.

Sarana Prasarana :
 Lapangan permainan bola basket atau lapangan sejenisnya (lapangan bola voli atau
halaman sekolah).
 Bola basket atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
 Rintangan (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu).
 Peluit dan stopwatch.

Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan dan menganalisis gerak
spesifik dan fungsional permainan dan olahraga (mengoper, menangkap, menggiring, dan
menembak bola) permainan bola basket sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi
nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
MATERI PEMBELAJARAN
Aktivitas 1
atau memberi bola kepada temannya agar dapat memasukkan bola ke keranjang lawan.
Mengoper/melempar bola dapat dilakukan dengan dua tangan dan satu tangan yang sering
dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Mengoper/melempar ini berguna untuk operan
jarak pendek, sedang, dan jarak jauh. Pembelajaran mengoper/melempar bola dapat dilakukan
dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar dari depan dada permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik mengoper/melempar dari depan dada permainan
bola basket.
Cara melakukannya:
 Sikap kaki berdiri seenaknya (wajar) dengan otot sedikit ditekuk dan badan
sedikit condong ke depan, pandangan ke arah lemparan. Kaki boleh sejajar atau
salah satu kaki di depan.
 Bola dipegang dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka menutupi bagian
samping dan belakang dari bola. Ibu jari hampir mendekat, semua telapak tangan
dan jari menyentuh bola.
 Tekuk kedua siku dengan mendekati badan, dan aturlah bola setinggi dada.
 Mengoper/melempar dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke arah
sasaran (penerima). Bersamaan dengan itu, langkahkan kaki, kedua lengan
menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan pergelangan tangan dan diakhiri
dengan jentikan jari-jari.
 Mengoper/melempar diarahkan setinggi dada (penerima) secara mendatar dan
bola sedikit berputar.
 Bersamaan dengan irama gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke
depan, langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan (sebagai gerak
lanjutan/follow throught).

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar dari pantulan permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik mengoper/melempar bola basket dari pantulan.
Cara melakukannya:
 Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan dengan dua tangan.
 Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawah dari letak badan
kawan.
 Bola dilepaskan setinggi pinggang dan harus diarahkan pada suatu tempat (titik)
kira-kira 1 meter di depan penerima (disesuaikan dengan jarak dan kekuatan
lemparan). Arah bola agar dapat diterima pada daerah antara lutut dan perut.
 Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping
kanan/kiri kaki lawan.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar dari atas kepala permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik melempar bola basket dari atas kepala.
Cara melakukannya:
 Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang oleh dua tangan dan cenderung
agak di belakang kepala.
 Bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan arahnya agak menyerong
ke bawah disertai dengan meluruskan lengan.
 Lepasnya bola dari tangan juga menggunakan jentikan ujung jari tangan.
 Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, untuk
mengamankan bolanya dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu
mengangkat kedua tumit.

4. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar dari samping permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik melempar bola basket dari samping.
Cara melakukannya:
 Sikap berdiri seenaknya dengan posisi kaki kanan di belakang.
 Bola dipegang dengan tangan kanan, dan bawa ke samping telinga kanan. Namun
tangan kiri tetap ikut menjaga supaya bola tidak jatuh dan keseimbangan bola
terjaga.
 Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan menghadap ke atas.
 Lemparkan bola ke depan melambung sesuai dengan sasarannya gerakan terakhir
melepas bola dengan lecutan jari-jari tangan.
 Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan dengan
gerakan lanjutan (follow throught).
5. Materi 5: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar bola melengkung (kaitan) permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik mengoper/melempar bola melengkung/kaitan
permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Posisi berdiri sama dengan operan setinggi dada, perbedaannya pada operan
setinggi dada sasarannya berada di depan, sedangkan operan kaitan sasarannya
diarahkan ke samping.
 Bola dipegang dengan tangan kanan dengan rileks (lentur) ke bawah, mulai dari
jari kelingking sampai dengan ibu jari hampir seluruh telapak tangan ikut aktif
memegang bola.
 Kaki kiri lebih di depan dari kaki kanan dan berdiri dalam jarak yang enak dan
jaga keseimbangan.
 Saat bola masih berada di bawah, tangan kiri membantu secukupnya (sekedar
membantu agar bola tidak jatuh dan mengantarkannya sesaat sebelum bola
meninggalkan tangan kanan).
 Ayunkan lengan yang memegang bola dengan rileks lurus dari samping kanan
agak ke belakang.
 Setelah bola hampir sampai di atas sisi kanan kepala, lengan agak ditekuk dan
digerakkan ke arah kiri.
 Pada saat itu pergelangan tangan dan jari dilekukkan, sehingga mengakibatkan
bola meninggalkan tangan menuju ke samping sebaliknya.

6. Materi 6: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
mengoper/melempar bola dari bawah permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik mengoper/melempar bola dari bawah permainan
bola basket.
Lemparan ini sangat baik dilakukan untuk operan jarak dekat terutama sekali bila lawan
melakukan penjagaan satu lawan satu.
Cara melakukannya:
 Cara memegang bola dengan telapak tangan memenuhi bagian kedua samping
bola, jari tercerai lentuk, ibu jari menghadap ke bawah agak ke dalam.
 Bola ditarik sedikit ke samping pinggang kiri bila kaki kanan ada di depan dan di
samping pinggang kanan bila kaki kiri di depan.
 Kaki yang berlawanan dengan letak bola diletakkan didepan dan digunakan untuk
menutup lawan agar tidak mudah merebut bola.
 Operan dilakukan dengan ayunan kedua lengan bawah.
 Bola terlepas setinggi antara pinggang dan sekat rongga dada.

7. Materi 7: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menangkap bola setinggi dada tanpa pantulan permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menangkap bola setinggi dada tanpa pantulan
permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Dilakukan secara berpasangan atu kelompok saling berhadapan.
 Jika dilakukan secara berpasangan, dapat dilakukan di tempat, bergerak maju,
mundur dan menyamping.
 Jika dilakukan dalam bentuk kelompok dan formasi berbanjar, maka yang telah
melakukan gerakan berpindah tempat.
 Pembelajaran dilakukan secara berulang-ulang selama 5 menit.

8. Materi 8: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menangkap bola setinggi dada dengan pantulan permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menangkap bola setinggi dada dengan pantulan
permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Dilakukan secara berpasangan atau kelompok saling berhadapan.
 Jika dilakukan secara berpasangan, dapat dilakukan di tempat, bergerak maju,
mundur dan menyamping.
 Jika dilakukan dalam bentuk kelompok dan formasi berbanjar, maka yang telah
melakukan gerakan berpindah tempat.
 Pembelajaran dilakukan secara berulang-ulang selama 5 menit.

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada lembar
tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas 2
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper dan
menangkap bola permainan bola basket, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak spesifik menggiring bola permainan bola basket.
Menggiring bola basket merupakan salah satu gerakan atau teknik dasar agar bermain
bola basket menjadi lebih mudah dan lancar. Teknik dasar bola basket dalam menggiring bola
basket ini merupakan gerakan untuk dapat melakukan gerakan penyerangan yang lebih efektif
sehingga pertahanan lawan dapat ditembus dan bola dapat ditembakkan masuk ke dalam ring
keranajng lawan sehingga poin dapat diperoleh. Gerak spesifik menggiring bola basket ini
dilakukan untuk menghindari lawan yang ingin menghalangi dan merebut bola, dan waktu
melakukan teknik ini
membutuhkan tempo yang cepat/lambat sambil mencari selah-selah untuk mendapatkan jalan
atau arah untuk menghindarinya. Biasanya juga dribble rendah ini dilakukan dengan tujuan
untuk melakukan terobosan ke arah pertahanan lawan.
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
memantul-mantul bola permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik memantul-mantul bola permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan sikap melangkah.
 Badan agak condong ke depan.
 Berat badan tertumpu pada kaki depan.
 Doronglah menggunakan telapak tangan ke lantai dengan sumber gerakan dari
sikut dibantu pergelangan tangan diaktifkan.
 Ketinggian bola memantul adalah sebatas atau di bawah pinggang.
 Pandangan mata ketika menggiring bola tertuju bebas ke arah depan.
 Gerakan akhir, kedua tangan rileks dan badan ditegakkan kembali.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menggiring bola di tempat permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menggiring bola di tempat permainan bola
basket.
Cara melakukannya:
 Berdiri dengan sikap melangkah.
 Badan agak condong ke depan.
 Berat badan tertumpu pada kaki depan.
 Doronglah menggunakan telapak tangan ke lantai dengan sumber gerakan dari
sikut dibantu pergelangan tangan diaktifkan.
 Ketinggian bola memantul adalah sebatas atau di bawah pinggang.
 Pandangan mata ketika menggiring bola tertuju bebas ke arah depan.
 Lakukan dengan menggunakan tangan kanan dan kiri.
 Gerakan akhir, kedua tangan rileks dan badan ditegakkan kembali.
 Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang selama 2 – 3 menit.

b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada lembar
tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas 3
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola
permainan bola basket, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran menembak bola
ke ring basket permainan bola basket.
Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Keberhasilan suatu regu dalam
permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam menembak. Dasar-dasar teknik menembak
sebenarnya sama dengan teknik lemparan. Jadi jika pemain menguasai teknik mengoper
(passing), maka pelaksanaan teknik menembak bagi pemain tersebut akan sangat mudah dan
cepat dilakukan. Di samping itu, tepat tidaknya “mekanik gerakan” dalam menembak akan
menentukan pula berhasil tidaknya tembakan. Teknik tembakan harus dikuasai oleh para pemain
bola basket terutama saat melakukan pola penyerangan terhadap jantung pertahanan lawan.
1. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menembak bola dengan dua tangan di atas kepala permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menembak bola dengan dua tangan di atas kepala
permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Berdiri tegak menghadap arah gerakan dalam sikap melangkah, posisi kaki lurus
ke depan.
 Kedua lutut agak direndahkan.
 Bola dipegang pada bagian samping bawah dengan kedua telapak tangan dan jari-
jari terbuka.
 Pandangan ke arah tembakan sasaran.
 Dorong bola ke depan atas hingga lengan lurus, bersamaan dengan itu pinggul,
lutut, dan tumit naik.
 Lepaskan bola dari pegangan tangan saat lengan lurus dan gerakan pelepasan bola
dibantu dengan mengaktifkan pergelangan tangan serta jari- jarinya.
 Bentuk arah bola yang benar adalah menyerupai parabola atas melengkung.
 Gerakan akhir, kedua lengan lurus ke depan rileks dan arah pandangan mengikuti
arah gerak bola.
 Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang 15 – 20 tembakan.

2. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menembak bola dengan satu tangan di atas kepala permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menembak bola dengan satua tangan di atas
kepala permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Berdiri tegak, sikap melangkah menghadap arah gerakan bola dan kedua lutut
agak rendah.
 Bola dipegang pada bagian bawahnya dengan telapak tangan dan jari-jari.
 Satu terbuka sedangkan tangan yang lainnya membantu menahan bagian samping
bola.
 Pandangan ke arah tembakan sasaran.
 Dorong bola ke depan atas dengan menggunakan satu lengan hingga lengan lurus.
Bersama dengan itu pinggul, lutut dan tumit naik.
 Lepaskan bola dari pegangan tangan saat lengan lurus.
 Gerakan pelepasan bola dibentuk dengan mengaktifkan pergelangan tangan serta
jari-jari.
 Bentuk arah bola yang benar adalah menyerupai parabola atau
melengkung.
 Gerakan akhir, kedua lengan lurus ke depan rileks dan arah pandangan mengikuti
arah gerak bola.
 Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang 15 – 20 tembakan.

3. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menembak bola sambil melompat dengan dua tangan permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menembak bola sambil melompat dengan dua
tangan permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Berdiri kedua kaki dibuka selebar bahu.
 Kedua lengan memegang bola di depan badan.
 Pandangan ke depan atas (ke arah tembakan).
 Rendahkan kedua lutut dengan membawa bola ke depan atas dahi.
 Tolakkan kedua kaki ke atas tegak lurus bersamaan kedua lengan diluruskan ke
atas.
 Lepaskan tembakan pada sasaran saat lompatan berada pada titik tertinggi atau
saat akan turun menggunakan kedua tangan.
 Gerakan akhir, mendarat menggunakan kedua ujung telapak kaki bersamaan
kedua lutut mengeper, kedua lengan di depan samping badan dengan kedua sikut
ditekuk, pandangan ke arah bola.
 Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang 15 – 20 tembakan.

4. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak spesifik
menembak bola dari depan dada dengan dua tangan permainan bola basket.
a. Guru membagikan lembar kerja yang berisikan tentang faktar, konsep, dan prosedur serta
mempraktikkan aktivitas gerak spesifik menembak bola dari depan dada dengan dua
tangan permainan bola basket.
Cara melakukannya:
 Sikap awal sama dengan menembak dari atas kepala, dengan sikap jongkok badan
tegak.
 Pelaksanaannya, kedua tungkai diluruskan dengan kedua lengan tetap lurus, bola
dilemparkan ke atas menuju ring basket. Palannya bola membentuk parabola.
 Sikap akhir, yaitu badan tegak, lengan lurus ke atas dan pandangan ke arah ring.
b. Peserta didik menerima, mempelajari, dan mencoba mempraktikkan tugas pada lembar
tugas.
c. Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Melakukan klarifikasi terkait penjelasan dan gambar gerakan dengan peragaan jika
diperlukan.
e. Guru melakukan asesmen dan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung.
MODUL AJAR PJOK SMP FASE D KELAS VII
MATERI MAKANAN SEHAT DAN SEIMBANG

Penyusun : Michael Demon Koten, S.Pd


Sekolah : SMPN 2 Larantuka
Kelas / Semester : VII / 1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat memahami dan mampu menerapkan pola makan sehat, bergizi dan
Simbang serta pengaruh terhadap Kesehatan sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.
Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan pada Fase D adalah mandiri dan gotong royong
yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran memahami dan mampu menerapkan pola
makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan.

Sarana Prasarana :
 Ruangan kelas atau sejenisnya.
 Alat peraga makanan sehat, bergizi dan seimbang.
 Poster makanan sehat, bergizi dan seimbang.
 Vidio pembelajaran makanan sehat, bergizi dan seimbang.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam memahami dan dapat menerapkan pola
makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai karakter seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan
pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI PEMBELAJARAN
Aktivitas 1
A. Materi 1: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mendiskusikan apa permasalahan yang
berkenaan dengan pola makan sehat, zat gizi makanan, gizi seimbang, pengaruh zat gizi
makanan terhadap kesehatan untuk mewujudkan budaya hidup sehat?

Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang membangun, bangsa Indonesia
masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan negara lain
yang sudah lebih maju. Salah satunya adalah dalam bidang kesehatan, khususnya soal gizi.
Berkaitan dengan gizi, Indonesia adalah negara yang mengalami dua masalah gizi
sekaligus yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
Dengan kata lain, di satu sisi bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi berbagai
macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan
tingkat kesehatan masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan.
Sedangkan di sisi lain, di beberapa daerah lain atau pada sekelompok masyarakat Indonesia
yang lain terutama di kota-kota besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu
dengan adanya kelebihan gizi.
Salah satu contoh kejadian kekurangan gizi di Indonesia adalah balita pendek atau biasa
disebut dengan stunting. Data Prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga
dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah
36,4% (Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018).
Di Indonesia, stunting merupakan masalah serius dan juga merupakan masalah gizi utama
yang sedang dihadapi (Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018). Bila masalah
ini bersifat kronis, maka akan memengaruhi fungsi kognitif yakni tingkat kecerdasan yang
rendah dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Masalah stunting memiliki dampak yang cukup serius; antara lain, jangka pendek terkait
dengan morbiditas dan mortalitas pada bayi/balita, jangka menengah terkait dengan
intelektualitas dan kemampuan kognitif yang rendah, dan jangka panjang terkait dengan
kualitas sumberdaya manusia dan masalah penyakit degeneratif di usia dewasa (Aryastami,
2017; Saputri dan Tumangger, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,
lebih dari separuhnya memiliki angka prevalensi diatas rata-rata nasional. Kesenjangan
prevalens Stunting antar provinsi yang masih lebar antara DIY (22,5%) dan NTT (58,4%)
menunjukkan adanya ketimpangan dan pembangunan yang tidak merata.
Ditambah juga pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga
mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi
pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting jugadapat berkontribusi pada
melebarnya kesenjangan/ inequality, sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan
seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi (10 Kabupaten/Koota
Prioritas untuk Itervensi Anak Kerdil (Stunting), 2017).
Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan
angka stunting di Indonesia. Hal ini terlihat dari turunnya prevalensi Balita stunting dari
37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018. Prevalensi Baduta stunting juga
mengalami penurunan dari 32,8% pada tahun 2013 menjadi 29,9% pada tahun 2018
(Satriawan, 2018). Namun meski demikian, penurunan angka tersebut masih jauh dari yang
ditargetkan. Penurunan angka stunting hanya mencapai 4% antara tahun 1992 hingga 2013
(Aryastami, 2017).
Kondisi bertambah sulit karena pada level implementer program dan masyarakat,
persoalan stunting seolah masih terdengar asing. Masih terdapat banyak masyarakat yang
belum mengetahui perihal stunting, baik dari definisi, penyebab, dampak yang ditimbulkan
hingga penanggulangan yang dapat dilakukan. Hal ini terlihat kontras sekali dengan
kondisi di hulu, yang mana pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan dan
menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk program penanggulangan stunting yang
tentu saja semestinya sampai dan dirasakan oleh masyarakat (Saputri dan Tumangger,
2019; Aryastami dan Tarigan, 2017).
Modernisasi dan kecenderungan pasar global yang telah dirasakan di sebagian besar
negara-negara berkembang telah memberikan kepada masyarakat beberapa kemajuan
dalam standar kehidupan dan pelayanan yang tersedia. Akan tetapi, modernisasi juga telah
membawa beberapa konsekuensi negatif yang secara langsung dan tidak langsung telah
mengarahkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik yang
berperanan penting terhadap munculnya salah satu contoh penyakit kelebihan gizi yaitu
obesitas. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam di seluruh dunia yang mencapai
tingkatan yang membahayakan. Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti di negara-
negara Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Akan tetapi hal ini
tidak hanya terjadi di negara-negara maju, di beberapa negara berkembang seperti
Indonesia obesitas juga telah menjadi masalah kesehatan yang serius.
Di Indonesia pada masa akhir Orde Baru saja tahun 1996/1997 di ibukota seluruh
provinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki-laki dewasa (> =18 tahun)
mengalami overweight (BMI 25- 27) dan 6.8% mengalami obesitas, 10,5% penduduk
wanita dewasa mengalami over-weight dan 13,5% mengalami obesitas. Pada kelompok
umur 40-49 tahun overweight maupun obesitas mencapai puncaknya yaitu masing-masing
24,4% dan 23% pada laki- laki dan 30,4% dan 43% pada wanita.
Beberapa survei yang dilakukan secara terpisah di beberapa kota besar menujukkan
bahwa prevalensi obesitas pada anak sekolah dan remaja cukup tinggi. Pada anak SD
prevalensi obesitas mencapai 9,7% di Yogyakarta (5) dan 15,8% di Denpasar (6). Survei
obesitas yang dilakukan pada anak remaja siswa/siswi SMP di Yogyakarta juga
menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan
mengalami obesitas. Angka prevalensi obesitas di atas sudah merupakan warning bagi
pemerintah dan masyarakat luas bahwa obesitas dan segala implikasinya sudah merupakan
ancaman yang serius bagi masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar (Hadi, 2004).
Aktivitas 2
B. Materi 2: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mendiskusikan materi tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan, seperti bacaan berikut ini atau peserta didik dapat juga
memperkaya dengan bacaan-bacaan dari sumber-sumber yang lain.

1. Guna Makanan
Tubuh manusia dapat tumbuh karena adanya zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh
sebab itu, untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia mutlak memerlukan
makanan. Zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dan berasal dari makanan itu disebut zat-
zat makanan atau zat-zat gizi. Enam macam zat gizi makanan antara lain sebagai
berikut:
 hidrat arang atau karbohidrat,
 lemak,
 protein,
 mineral dan garam-garam,
 vitamin-vitamin,
 air.
Tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam bentuk makanan, baik yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi tidak dapat dipenuhi
hanya dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak
ada satu bahan makananpun yang mengandung zat-zat gizi secara lengkap. Tiap-tiap
bahan makanan mengandung zat-zat gizi yang berlainan, baik dalam jumlah maupun
macamnya.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi, kita harus makan
berbagai macam bahan makanan setiap hari. Dalam hal ini, variasi makanan sangat
memegang peranan penting. Makin beraneka ragam bahan makanan yang dimakan,
makin sehat pula tubuh kita. Selain enam macam zat-zat gizi tersebut, manusia
memerlukan pula oksigen (zat asam). Zat ini diperoleh pada waktu bernapas.

Dilihat dari sudut ilmu gizi, makanan mempunyai tiga kegunaan, antara lain sebagai berikut:
a. Membangun dan memelihara tubuh
Pertumbuhan manusia terjadi sejak dalam kandungan sampai dengan masa remaja. Pada
saat ini terjadi pembentukan sel-sel baru secara besar-besaran, lebih-lebih pada usia di
bawah lima tahun. Pada saat inilah terjadi pertumbuhan yang paling cepat. Pembentukan
sel-sel baru tersebut diperlukan guna membangun bagian-bagian tubuh, misalnya: otot,
tulang, darah, otak, dan organ-organ tubuh lainnya.
Selain untuk pertumbuhan, pembentukan sel-sel baru diperlukan pula untuk mengganti
bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang. Agar tubuh tetap sehat, tubuh harus
dipelihara. Misalnya, bila kehilangan darah akibat luka, kuku dan rambut yang aus, sel-
sel tubuh yang rusak karena sakit, perlu segera diperbaiki atau disembuhkan. Untuk
perbaikan atau penyempurnaan tersebut, tubuh memerlukan zat-zat gizi, terutama zat
pembangun yang terdiri dari protein, mineral dan air. Selain pada masa pertumbuhan,
pembentukan sel-sel baru terjadi pula pada waktu berlatih olahraga. Dalam hal ini
pembentukan sel-sel baru diperlukan untuk membentuk jaringan-jaringan otot.

b. Memberi tenaga kepada tubuh


Manusia hidup harus dapat bergerak. Gerakan dapat berupa gerakan yang nyata seperti
berjalan mengangkat benda, makan, minum dan lainnya. Gerakan yang nyata ini disebut
pula gerakan sadar. Disamping gerakan sadar, ada pula gerakan-gerakan yang tidak
nyata, akan tetapi harus dilakukan secara terus-menerus, walaupun dalam keadaan tidak
sadar, misalnya pada waktu tidur. Gerakan-gerakan tidak sadar, antara lain: gerakan
jantung untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, gerakan paru-paru untuk bernapas,
gerakan usus untuk mencernakan makanan.
Untuk gerakan-gerakan tersebut diperlukan tenaga atau panas, baik untuk gerakan sadar
maupun tidak sadar. Selain itu, manusia memerlukan panas untuk mengatur suhu tubuh.
Suhu tubuh lebih kurang 36°.
Suhu ini dipertahankan. Apabila suhu disekitar menjadi lebih rendah, maka tubuh harus
dapat membuat sejumlah panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang karena
dilepaskan ke sekeliling kita. Panas atau tenaga yang diperlukan oleh tubuh dapat
dihitung dan dinyatakan dalam satuan kalori.

c. Mengatur proses faali tubuh


Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, berbagai fungsi faali dalam tubuh harus diatur
dan dikoordinasikan. Misalnya, proses pengaturan suhu tubuh agar tetap normal, proses
pembekuan darah bila terjadi perdarahan, mengatur keseimbangan asam dan basa dalam
tubuh, pembentukan zat-zat pelindung guna menjaga tubuh dari serangan penyakit atau
zat-zat yang membahayakan. Zat-zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses-proses
faali tersebut disebut zat pelindung, yaitu protein, mineral, vitamin dan air.

2. Pengaruh Gizi terhadap Kesehatan


Manusia sehat memiliki tubuh yang dapat berfungsi dengan baik, dan dalam jaringan-
jaringan tubuhnya tersimpan cadangan zat-zat gizi yang cukup untuk mempertahankan
kesehatannya. Cadangan zat-zat gizi akan dipergunakan apabila kebutuhan tubuh akan
zat-zat gizi sehari-hari tidak terpenuhi. Sebaiknya, bila konsumsi zat-zat gizi berlebihan
maka kelebihan tersebut akan ditimbun dalam jaringan-jaringan tubuh dalam batas-
batas tertentu.
Apabila jaringan-jaringan tubuh telah terlalu jenuh akan zat-zat gizi, maka kelebihan
zat-zat gizi tersebut tidak dapat lagi ditampung dan akan mengganggu proses-proses
dalam tubuh. Dengan demikian, jelaslah, bahwa kekurangan maupun kelebihan zat gizi
akan dapat menyebabkan kelainan-kelainan. Keadaan semacam ini disebut gizi salah,
baik berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Sedangkan gizi baik terletak di antara
keduanya.

a. Perubahan-perubahan dalam tubuh akibat gizi salah


 Pengurangan cadangan
 Peubahan-perubahan biokimiawi
 Perubahan-perubahan fungsi
 Perubahan-perubahan anatonik
b. Pengaruh gizi terhadap daya kerja, daya tahan, pertumbuhan jasmani dan mental
 Pengaruh terhadap daya kerja
 Pengaruh terhadap daya tahan
 Pengaruh terhadap pertumbuhan jasmani dan mental.

Aktivitas 3
C. Materi 3: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mendiskusikan materi pengetahuan tentang
makanan sehat, seperti bacaan berikut ini atau peserta didik dapat juga memperkaya dengan
bacaan-bacaan dari sumber-sumber yang lain.

1. Arti Makanan Sehat


Telah dikemukakan bahwa kekurangan maupun kelebihan zat-zat gizi dapat berakibat
negatif terhadap kesehatan tubuh. Keadaan yang sempurna akan diperoleh apabila tubuh
mendapat semua zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan, dan
dalam perbandingan yang seimbang.
Oleh sebab itu, makan sehat sering disebut makanan seimbang. Artinya, di dalam menu
atau susunan hidangan sehari-hari mengandung semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan, dan tiap-tiap zat gizi dalam
perbandingan yang sesuai atau seimbang satu dengan yang lainnya.
Di samping hal-hal yang menyangkut mutu gizi, makanan sehat harus pula bebas dari
kuman-kuman atau zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit. Oleh sebab itu, berbicara
tentang makanan sehat, selain mutu gizi, faktor kebersihan makanan perlu pula mendapat
perhatian.
2. Guna Zat-Zat Gizi
Sesuai dengan fungsinya, zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, antara lain sebagai
berikut :
 Zat tenaga : hidrat arang, lemak, dan protein.
 Zat pembangun : protein, mineral, dan protein.
 Zat pengatur : vitamin, mineral, protein, dan air.
Dari penggolongan tersebut dapat dilihat bahwa beberapa zat gizi mempunyai fungsi lebih dari
satu. Misalnya, protein dapat berfungsi sebagai zat pembangun, zat tenaga maupun zat pengatur.
Demikian pula dengan mineral dan air dapat berfungsi sebagai zat pembangun maupun zat
pengatur.
a. Hidrat Arang
Hidrat arang atau karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula. Susunan
hidrat arang terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Di dalam
tubuh, hidrat arang akan dibakar dan menghasilkan tenaga dan panas. Satu gram hidrat
arang akan menghasilkan empat kalori.
Menurut besarnya molekul, hidrat arang dapat digolongkan menjadi tiga antara lain
sebagai berikut :
 Monosakrarida
Monosakrarida merupakan hidrat arang yang susunan molekulnya paling sederhana.
Monosakrarida merupakan hasil akhir dari pemecahan sempurna dari disakharida dan
polisakharida, yaitu hidrat arang yang susunan molekulnya lebih komplek. Sifatnya
larut dalam air dan rasanya manis. Golongan ini adalah: glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.

 Disakharida
Dalam proses pencernaan, disakharida akan diubah menjadi monosakharida. Satu
molekul disakharida terdiri dari dua molekul monosakharida. Termasuk golongan
disakharida ialah sakharosa atau sukrosa, laktosa dan manosa. Hasil pemecahan
disakharida adalah sebagai berikut :
 Sukrosa Glukosa + fruktosa
 Maltosa Glukosa + glukosa
 Laktosa Glukosa + galaktosa
 Polisakharida
Polisakharida terdiri dari banyak molekul mono-sakharida. Termasuk dalam
golongan polisakharida ialah pati atau tepung, dekstrin dan selulosa.

b. Lemak
Molekul lemak terdiri dari unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Fungsi utama lemak ialah memberi tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak kalau dibakar
dalam tubuh akan menghasilkan 9 kalori. Di samping fungsinya sebagai sumber tenaga,
lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Pencernaan lemak di dalam tubuh memerlukan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu,
lemak akan tinggal lebih lama di dalam lambung. Oleh sebab itulah bila makan makan-
makanan yang mengandung lemak banyak akan memberi rasa kenyang yang lebih lama.
Selain itu, lemak memberi rasa gurih pada makanan.

c. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani yang berarti menempati tempat pertama. Protein sering
pula disebut zat putih telur. Kata ini berasal dari bahasa Belanda “Eiwit” yang berarti
putih telur. Untuk pertama kali protein memang ditemukan dalam putih telur. Namun
kemudian terbukti bahwa protein tidak hanya terdapat dalam putih telur, sehingga istilah
putih telur sebenarnya tidak tepat lagi. Selain berfungsi sebagai zat pembangun, protein
juga berfungsi sebagai zat pengatur dan zat tenaga.
 Susunan protein
Berlainan dengan hidrat arang dan lemak, selain mengandung unsur Karbon, Hidrogen
dan Oksigen, protein mengandung pula unsur Nitrogen (N). Ada beberapa jenis
protein yang mengandung Sulfur (S), Fosfor (P), dan kadang-kadang unsur-unsur lain.
Unsur-unsur trsebut membentuk unit-unit yang disebut asam amino. Asam amino
inilah yang merupakan bahan dasar pembentuk protein.
Asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino esensial.
Kedelapan asam amino esensial bagi manusia antara lain sebagai berikut :
 Lysine
 Leusine
 Isoleucine
 Theonine
 Methione
 Valine
 Phenylalanine
 Tryptophane

 Klasifikasi protein
Sesuai dengan macam asam amino yang membentuknya, maka protein dapat
digolongkan antara lain sebagai berikut:
 Protein sempurna
Protein sempurna ialah protein yang mengandung semua asam amino esensial
dalam jumlah yang cukup banyak. Protein inilah yang termasuk golongan yang
mampu menjalin pertumbuhan dan mampu mempertahankan jaringan-jaringan
tubuh.

 Protein kurang sempurna


Golongan ini mengandung asam-asam amino yang essensial, akan tetapi ada
beberapa yang jumlahnya hanya sedikit. Protein yang termasuk golongan
kurang sempurna ini masih dapat untuk mempertahankan jaringan-jaringan
tubuh, akan tetapi tidak menjamin pertumbuhan.

 Protein tidak sempurna


Protein golongan ini mengandung sedikit sekali asam amino essensial. Protein
ini tidak dapat untuk mempertahankan, baik jaringan-jaringan tubuh maupun
untuk menjamin pertumbuhan.

 Fungsi protein
Fungsi protein terdiri dari dari tiga macam antara lain sebagai berikut.

 Protein sebagai zat pembangun


Pada masa pertumbuhan, kebutuhan tubuh akan protein relatif lebih besar. Pada
masa dewasa, dalam keadaan-keadaan tertentu, tubuh memerlukan pula protein
dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya, antara lain sebagai berikut:
 Pada waktu latihan-latihan olahraga.
 Setelah menderita sakit keras atau sakit yang menahun.
 Pada waktu hamil, protein dibutuhkan antara lain untuk pertumbuhan janin
dalam kandungan.

 Protein sebagai zat pengatur


Baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam tubuh protein mengatur
berbagai proses, antara lain sebagai berikut:
 Protein merupakan bagian dari haemoglobin (Hb), yaitu bagian dari darah
merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
 Sebagai protein plasma berfungsi untuk mengatur tekanan osmosa dan
mempertahan-kan keseimbangan cairan dalam jaringan dan saluran darah.
 Sebagai protein darah berperan dalam mengatur keseimbangan asam basa
dalam tubuh.
 Kekebalan tubuh terhadap penyakit disebabkan oleh adanya zat-zat anti
yang juga terbuat dari protein.
 Enzim-enzim dan hormon-hormon yang mengatur berbagai proses dalam
tubuh juga terbuat dari protein.

 Protein sebagai zat tenaga


Karena protein mengandung unsur Karbon (C) maka protein dapat pula berperan
sebagai zat tenaga. Satu gram protein akan mengahasilkan 4 kalori. Protein akan
digunakan sebagai zat pembakar, apabila kebutuhan tubuh akan kalori tidak dapat
dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak. Apabila protein digunakan sebagai zat
tenaga atau zat pembakar, maka protein tidak dapat digunakan sebagai bahan
pembentuk sel-sel tubuh.

 Zat-zat mineral
Meskipun mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi zat-zat ini
mempunyai peranan penting dalam berbagai proses tubuh, yaitu sebagai zat
pembangun dan zat pengatur.
 Mineral sebagai zat pembangun
Sebagai zat pembangun, mineral berperan dalam pembentukan jaringan-
jaringan tubuh. Misalnya, kalsium dan fosfor berfungsi sebagai pembentuk
tulang dan gigi. Zat besi sebagai pembentuk sel-sel darah merah dan lain
sebagainya.

 Mineral sebagai zat pengatur


Sebagai zat pengatur mineral berfungsi, antara lain sebagai berikut :
 Keseimbangan asam basa,
 Dalam proses pembekuan darah,
 Dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan
sebaliknya, mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-
paru,
 Kepekaan syaraf dan kontraksi otot,
 Proses metabolisme, sebagai bagian dari enzim-enzim dan hormon-
hormon.

d. Vitamin
Vitamin ialah zat organik yang dibetuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit,
namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Fungsi utama vitamin ialah
mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan hidrat arang. Vitamin A dan D apabila
dikonsumsi berlebihan akan berakibat buruk. Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya
kekurangan vitamin antara lain sebagai berikut :
 Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.
 Tubuh kekurangan zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh
terganggu, sebagai contoh:
 Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam-garam empedu.
 Untuk penyerapan vitamin A dan D diperlukan zat lemak yang cukup.
Menurut sifatnya, vitamin dapat digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan
C).

e. Air
Kebutuhan tubuh akan air dapat dikatakan nomor dua setelah oksigen. Orang dapat hidup
tanpa makan untuk beberapa minggu. Tetapi tanpa air, orang hanya dapat bertahan untuk
beberapa hari. Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian
biasanya terjadi bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20%.
Tubuh sebagaian besar terdiri dari air. Pada bayi jumlah cairan tubuh mencapai lebih
kurang 20% dari berat badan, sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65%. Air
terdapat dis emua jaringan di dalam tubuh dengan kadar yang sangat berbeda-beda.
Dalam gizi misalnya, jumlah cairan lebih kurang hanya 5%, dalam lemak atau tulang
kira-kira 25%, sedang dalam jaringan otot dapat mencapai 80%.
Air di dalam tubuh, selain berfungsi sebagai zat pembangun, air merupakan bagian dari
jaringan-jaringan tubuh air berfungsi pula sebagai zat pengatur. Sebagai zat pengatur, air
perperan antara lain sebagai pelarut hasil-hasil pencernaan, sehingga zat-zat yang
diperlukan tubuh dapat diserap melalui dinding usus.
Tubuh memperoleh air dari tiga sumber, yaitu dari minuman, dari air yang terkandung
dalam bahan-bahan makanan dan dari air yang terbentuk dalam jaringan sebagai hasil
pembakaran zat-zat makanan sumber tenaga.

Aktivitas 4
D. Materi 4: Fakta, konsep, dan prosedur, serta mendiskusikan materi pengetahuan tentang
gizi salah, seperti bacaan berikut ini atau peserta didik dapat juga memperkaya dengan
bacaan-bacaan dari sumber-sumber yang lain.
Gizi salah ialah suatu keadaan yang disebabkan ketidak- seimbangan antara jumlah zat-zat
gizi yang dikonsumsi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Termasuk golongan ini ini
ialah: penyakit-penyakit gizi kurang dan penyakit- penyakit gizi lebih.
Penyakit-penyakit gizi kurang antara lain sebagai berikut.

1. Kurang Kalori Protein


Kekurangan protein biasanya disertai dengan kekurangan kalori. Penyakit akibat
kekurangan kalori dan protein disebut kurang kalori protein atau terkenal istilah KKP
(Kurang Kalori Protein). Penyakit ini banyak menimpa golongan anak, terutama anak-
anak yang berumur di bawah lima tahun.
Akibat yang sangat merugikan dari Kurang Kalori Protein ialah anak menjadi kurang
lincah, lemah dan malas, tidak cerdas dan sering jatuh sakit. Tanda khas yang mendahului
gejala-gejala KKP ialah terganggunya pertumbuhan anak.
Pada tingkat berat kita mengenal dua bentuk KKP, yaitu “Kwashiorkor” dan Marasmus”.
Kwashiorkor terutama disebabkan oleh kekurangan protein, sedangkan Marasmus
terutama akibat kekurangan kalori.
a. Kwashiorkor
 Tanda-tanda yang khas
o bengkak, terutama kaki dan tangan,
o berat badan kurang bila dilihat dari umurnya,
o muka sembab,
o otot-otot kendor.
 Tanda-tanda yang biasanya menyertai
o rambut tipis, kulit kusam,
o pucat karena kurang darah (anemia),
o berak encer,
o kulit pecah mengelupas,
o gejala kurang vitamin A,
o pembesaran hati.

b. Marasmus
 Tanda-tanda yang khas
o sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit,
o wajahnya seperti orang tua,
o kulitnya keriput.
 Tanda-tanda yang biasanya menyertai
o pucat karena anemia,
o berak encer,
o dehidrasi (banyak kehilangan cairan tubuh),
o gejala kurang vitamin A dan lainnya.
2. Kurang Vitamin A
Kurang vitamin A merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Penyakit ini
banyak menimpa anak-anak balita. Gejala utama vitamin A tampak pada gangguan alat
penglihatan. Buta senja merupakan gejala dini dari kekurangan vitamin A, yaitu mata
kurang dapat menyesuaikan diri pada perubahan cahaya terang dan sebaliknya.
Pada tingkat berat akan terjadi kelainan anatomik. Selaput bening mata (cornea) menjadi
kering, kemudian lama kelamaan menjadi rusak yang berakhir dengan kehancuran bola
mata sehingga mata menjadi buta sama sekali. Tingkat kelainan yang berat ini disebut
Karatomalacia.
Selain mengakibatkan gangguan terhadap penglihatan, kekurangan vitamin A akan
menyebabkan juga kelambatan pertumbuhan, pengeringan epetil kulit, dan pengeringan
kelenjar air mata. Mengkonsumsi vitamin A yang berlebihan dapat menimbulkan akibat
yang kurang baik, yang disebut keracunan vitamin A.

3. Kurang Vitamin B
a. Kurang vitamin B1 (thiamine)
Vitamin B1 berfungsi dalam metabolisme hidrat arang. Oleh sebab itu, kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan gangguan pada metabolisme hidrat arang. Gejala-
gejala awal dari kekurangan vitamin B1, antara lain kurang nafsu makan, sukar buang
air besar, rasa lelah, dan sukar tidur. Kekurangan vitamin B1 tingkat berat akan
menyebabkan penyakit beri-beri.
b. Kurang vitamin B2 (riboflavine)
Gejala kekurangan riboflavine biasanya terdapat bersamaan dengan gejala
kekurangan vitamin B lainnya. Tanda-tanda yang khas ialah bibir kering pecah-pecah,
juga pecah-pecah pada sudut mulut, radang pada lidah, kulit sekitar hidung kering dan
kasar berbintik-bintik.
c. Kurang niacin
Tubuh manusia dan hewan menyusui dapat membuat niacin dari asam amino
tryptophan. Penyakit akibat kekurangan niacin disebut pellagra. Gejala-gejala
pellagra dikenal dengan istilah “3 D”, yaitu singkatan dari Diare, Disentri dan
Dimensia.

4. Kurang Vitamin C
Penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin C disebut scorbut (seriawan), dengan
gejala-gejala yang lazim, antara lain ialah perdarahan di bawah kulit sehingga tampak
bercak-bercak hitam kemerah-merahan, gusi bengkak, kemerahan, dan mudah berdarah.

5. Kurang Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menyebabkan penyakit yang disebut rachitis, yaitu kelainan-
kelainan pada pertumbuhan tulang. Penyakit ini terdapat pada anak-anak yang masih
kecil. Tanda-tanda kekurangan vitamin D ialah tulang-tulang panjang menjadi bengkak,
pertumbuhan gigi terlambat. Kelebihan vitamin D akan menyebabkan keracunan yang
memberi efek antara lain: tulang menjadi rapuh, karena zat kapur dan fosfor diserap
keluar dari tulang-tulang.

6. Kurang Vitamin E
Kekurangan vitamin E akan menyebabkan kemandulan dan kelainan pada jantung.
Pengaruhnya terhadap keadaan gizi manusia hingga sekarang masih belum dapat
diketahui dengan pasti.

7. Kurang vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk pembuatan protrommbin, sesuatu yang diperlukan untuk
pembekuan darah. Oleh sebab itu, kekurangan vitamin K akan mengakibatkan hambatan
pada proses pembekuan darah. Pada operasi atau luka-luka misalnya, akan mudah terjadi
perdarahan.
8. Kekurangan Zat-Zat Mineral
Dalam bidang gizi yang akan dibicarakan adalah mengenai kekurangan kalsium (zat
kapur), fosfor, zat besi, dan yodium. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa zat-zat
mineral lainnya tidak penting.
9. Kurang kalsium dan fosfor
Pada anak-anak, kekurangan kedua zat mineral ini akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan tulang dan gigi. Penyakit rachitis akan terjadi apabila selain kekurangan zat
kapur dan fosfor, juga kekurangan vitamin D. Pada orang dewasa akan terjadi osteoprosis
dan osteomalacia, yaitu sejenis penyakit menyebabkan tulang-tulang menjadi rapuh dan
lemak.

10. Kurang zat besi


Kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia. Anemia dapat disebabkan selain karena
kekurangan zat besi juga karena faktor-faktor lain. Penyakit ini banyak dijumpai pada
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, pada gadis remaja, dan pada wanita
terutama wanita hamil. Anemia banyak pula dijumpai di kalangan pekrja kasar. Anemia
merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

11. Kurang yodium


Yodium merupakan bagian dari hormon thyroid yang mengatur metabolisme basal.
Kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar thyroid yang dikenal
sebagai gondok (goiter). Pada tingkat ringan pembesaran kelenjar thyroid hanya dapat
diketahui dengan meraba leher. Pada tingkat yang lebih lanjut, pembesaran kelenjar
thyroid dilihat dari kejauhan. Pada tingkat berat, akan menyebabkan kretin yaitu tubuh
kerdil, bisu, tuli dan keterbelakangan mental. Cacat jasmani dan mental akibat
kekurangan yodium ini tidak dapat diperbaiki lagi.

Larantuka, 28 September 2022


Guru PJOK Kelas VII SMPN 2 Larantuka,

Michael Demon Koten, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai