Realisme Sosialis, Aliran Sastra Kaum Proletar Dunia
Realisme Sosialis, Aliran Sastra Kaum Proletar Dunia
Realisme Sosialis, Aliran Sastra Kaum Proletar Dunia
Aliran sastra tersebut lahir pertama kali di Uni Soviet (sekarang Rusia)
sebagai penerapan sosialisme di bidang kreasi-sastra. Sastra yang
mempergunakan metodaditujukan untuk memenangkan sosialisme dan
lebih penting lagi adalah dengan sikap politik yang tegas, militan, kentara,
tidak perlu malu-malu kucing atau sembunyi-sembunyi, sesuai dengan
nama yang dipergunakannya.
Istilah itu digunakan pertama kali pada tahun 1905 di Uni Soviet. Realisme
sosialis muncul dalam sebuah artikel anonim, yang berjudul “Catatan
tentang Philistinisme”. Setelah munculnya tulisan tersebut—
yangdisebarluaskan untuk menentang pemerintah berhubungan dengan
peristiwa “Minggu Berdarah” pada tanggal 22 Januari 1905—satrawan
Maxim Gorky kemudian ditangkap, tetapi tidak lama kemudian dilepas
karena membanjirnya protes-protes internasional atas penangkapannya.
Dalam sebuah artikel yang di tulis pada tahun 1905, Lenin memaparkan
apa yang diharapkan dari sastra. Tulisan itu berjudul “Organisasi Partai dan
Sastra Partai”.Dia meneropong tulisanya dari sudut pandang jurnalis dan
publistik. Dalam karangan itu, Lenin mengutarakan pengertian mengenai
“ikatan partai” yang menerapkan tiga sarat bagi sastra, yaknisastra harus
punya suatu fungsi sosial;sastra harusmengabdi kepada rakyat banyak,
dan;sastra harus merupakan suatu bagian dalam kegiatan partai
komunis.Dengan demikian, sastra dijadikan suatu bagian didalam
mekanisme sosial-demokratik, yang digerakkan oleh gugus depan segenap
kelompok ”kelas” kaum pekerja yang sadar akan politik, sebuah unsur
organik dan sebuah senjata ampuh di dalam perjuangan sosialistis.
Hingga suatu ketika, dia bekerja sebagai jurnalis yang bekerja di koran-
koran daerah dan menggunakan nama samaran Иегудиил Хламида
(Yehudiel Khlamida). Kisah pertama Alexei muncul di surat
kabar Kaukasus itu disebut “Makar Chudra”. Saat itulah ia mulai
menggunakan nama samaran Gorky (Максим Горький, harafiah berarti
“pahit”) pada 1892, ketika ia bekerja di sebuah koran di Tiflis, Кавказ
(Kaukasus). Buku pertama Gorky, Очерки и рассказы (Esai dan Cerita)
pada 1898 mendapatkan sukses luar biasa dan karirnya sebagai seorang
pengarang terkenal pun dimulai.
Pada Juni 1929, Gorky mengunjungi Solovki dan menulis sebuah artikel
positif tentang kamp Gulag yang sudah mulai jelek namanya di Barat.
Pengakuan resmi dari aliran sastra ini diungkapkan pada saat Kongres I
Satrawan Soviet di Moskwa, melalui ucapan Andrei Zhdanov:“Dalam pada
itu kenyataan dan watak historis yang konkret dari lukisan artistik mesti
dihubungkan dengan tugas pembentukan ideologis dan pendidikan
pekerja-pekerja dalam semangat sosialisme. Metoda kerja sastra dan kritik
sastra ini kita namakan metoda realisme sosialis.”
Putra sulung dari seorang kepala sekolah Institut Boedi Oetomo ini telah
menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 bahasa
asing. Pram yang pernah bekerja sebagai juru ketik dan korektor di kantor
berita Domei pada masa pendudukan Jepang memantapkan pilihannya
untuk menjadi seorang penulis. Ia telah menghasilkan artikel, puisi, cerpen,
dan novel sehingga melambungkan namanya sejajar dengan para
sastrawan dunia.
Karya Pram yang penuh dengan kritik sosial membuat dirinya sering masuk
penjara. Pram pernah ditahan selama tiga tahun pada masa kolonial dan
setahun pada masa Orde Lama. Kemudian, selama Orde Baru, ia ditahan
selama 14 tahun sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan. Hampir
semua karya sastra hasil pemikirannya menjadi best seller. Karya Pram
yang terkenal antara lain tetraloginya yang berjudul Bumi Manusia, Anak
Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Beberapa pengamat
sastra menyatakan, tetralogi karya Pramoedya terinspirasi dari trilogi
Maksim Gorky.
Hanya saja, keadaan menjadi terbalik saat Orde Baru. Tampak seperti ada
dendam atas perlakuan pada masa orde sebelumnya. Semenjak Orde Baru,
Pram memang tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan pikirannya
sendiri dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara
terbuka di koran.
Sumber: https://koransulindo.com/realisme-sosialis-aliran-sastra-kaum-proletar-dunia/amp/