Tugas Pelatihan Daring Pengelolaan Laboratorium Tingkat Dasar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pelatihan Daring Pengelolaan Laboratorium tingkat dasar

1. Buatlah Sebuah alat peraga pendidikan yang menarik sesuai dengan bidang masing masing,
pengumpulan tugas dilakukan dengan mencantumkan foto alat peraga yang dibuat berserta
dokumentasi selama proses pembuatan alat tersebut. (5 JP)
2. Buatlah deskripsi alat peraga yang dibuat dengan mencantumkan beberapa hal sebagai
berikut, (5 JP)
A. Judul (nama alat peraga yang dibuat)
B. Deskripsi (Tujuan atau alasan mengapa membuat alat tersebut)
C. Langkah kerja (Prosedur penggunaan alat tersebut dalam pembelajaran)

3. Sertakan dokumentasi kegiatan saat pembuatan alat peraga dan berfoto selfie dengan alat
peraga yang telah dibuat, untuk bukti bahwa alat tersebut benar benar dibuat sendiri, tidak
mengambil gambar di internet

Berikut ini saya lampirkan pengerjaan tugas.

Nama : Erisha Putri

NIM : 1815041025

Kelas :A

Materi : Manajemen Pengelolaan Laboratorium Pendidikan

Sesi :4

Narasumber : M. Ikhsan dan Gery

LAMPIRAN
Tugas pembuatan alat peraga
Deskripsi

Tujuan atau alasan mengapa membuat alat tersebut:

Saya dari Teknik Kimia, dimana di lab terdapat berbagai macam alat alat proses seperti
contohnya heat exchanger. Alat peraga ini lebih cocok digunakan untuk anak SMA/SMK.

- Mengetahui jenis perpindahan panas yang terjadi dan alat perpindahan panas
- Sebagai pengenalan tingkat dasar tentang Heat Exchanger
- Memudahkan siswa dalam memahami prinsip kerja Heat Exchanger yang sebenarnya
prinsip ini ada di kehidupan sehari hari
- Mengetahui komponen heat exchanger
- Mengetahui jenis perpindahan panas yang terjadi di heat exchanger

Heat Exchanger Type 1-2 Tube and Shell

1. Pengertian Heat Exchanger


Pengertian alat penukar panas atau heat exchanger adalah suatu alat yang
memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antarfluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas
terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya
maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam,
refrigerasi, dan pembangkit listrik.

2. Prinsip Kerja Heat Exchanger


Prinsip kerja heat exchanger yaitu memindahkan panas dari dua fluida pada temperatur
berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung
(Ikhsan, 2012). Dalam alat peraga ini transfer panas yang digunakan secara tidak
langusng. Secara kontak tak langsung. Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan
dingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

3. Tipe Aliran Dalam Heat Exchanger


Alat peraga ini Cross flow (silang). Cross-flow atau sering disebut dengan aliran silang
adalah apabila fluida- fluida yang mengalir sepanjang permukaan bergerak dalam arah
saling tegak lurus.

4. Komponen-komponen Heat Exchanger


a. Tube

Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang mengalir di
dalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan dan bahan
pipa harus dipilih berdasarkan pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu,
bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja.
Ukuran pipa yang secara umum digunakan biasanya mengikuti ukuran- ukuran
yang telah baku. Komponen alat yang dialiri fluida lainnya, yang dindingnya
merupakan lintasan pertukaran panas, dengan ukuran standar IPS (Iron Pipe Size)
dan ketebalan standar BWG (Birmingham Wire Gage).IPS mengacu pada sistem
lama pengukuran pipa yang masih digunakan oleh beberapa industri, termasuk
produsen utama pipa PVC, sedangkan BWG merupakan bilangan untuk
menyatakan ukuran ketebalan pipa yang berbeda-beda. Semakin besar bilangan
BWG maka semakin tipis tube-nya.

Diameter dalam tube merupakan diameter dalam aktual (ukuran inch) dengan
toleransi yang sangat tepat. Tube dapat diubah dari berbagai jenis logam, seperti
besi, tembaga, muniz metal, perunggu, 70-30 tembaga-nikel, aluminium
perunggu, aluminium, dan stainless steel.

Lubang-lubang pipa pada penampang shell dan tube tidak disusun secara begitu
saja namun mengikuti aturan tertentu. Jumlah pipa dan ukurannya harus
disesuaikan dengan ukuran shell, ketentuan ini mengikuti aturan baku dan
lubang-lubang pipa disusun berbentuk persegi atau segitiga. Bentuk susunan
lubang-lubang pipa secara persegi dan segitiga ini disebut sebagai tube pitch.
Pitch adalah jarak dari pusat atau center line tube yang satu ke pusat tube yang
lainnya (Za Tendra, 2011).

b. Tube sheet

Berfungsi sebagai tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi


satu yang disebut tubebundle. Tube sheet terbuat dari material dengan ketebalan
dan jenis tertentu tergantung dari jenis fluida yang mengalir pada peralatan
tersebut. Heat exchanger dengan tube lurus pada umumnya menggunakan dua
buah tube sheet. Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet
yang berfungsi untuk menyatukan tube- tube menjadi tube bundle dan sebagai
pemisah antara tube side dengan shell side.

c. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian
paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle
yang satu yang lainnya tetap.

d. Shell

Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tube yang akan ditempatkan di
dalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat logam
yang di-roll. Shell merupakan badan dari heat exchanger, diman terdapat tube
bundle. Untuk temperatur yang sangat tinggi terkadang shell dibagi menjadi dua
dan disambungkan dengan sambungan ekspansi. Biasanya, shell berbentuk bulat
memanjang (silinder) yang berisi tube bundle sekaligus sebagai wadah
mengalirkan zat atau fluida. Untuk kemungkinan korosi, tebal shell sering diberi
kelebihan 1/8 in.

e. Baffle

Baffle atau sekat merupakan bagian yang penting dari heat exchanger.
Pemasangan baffle pada heat exchanger bertujuan untuk membuat turbulensi
aliran fluida baik pada shell dan tube serta menambah waktu tinggal (residence
time), tetapi pemasangan baffle akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.

Selain itu, baffle pun memiliki fungsi lain yaitu untuk menahan tube bundle,
mengurangi atau menambah terjadinya getaran. Luas baffle + 75% dari
penampungan shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell
karena apabila terlalu dekat akan didapat kehilangan tekanan yang

PROSEDUR PRAKTIKUM
Cara Penggunaan Media Heat Exchanger 1-2 Tube and Shell
 1 orang siswa secara bergantian diminta maju kedepan dan mengamati alat peraga.
 Siswa diminta menjelaskan bagaimana cara kerja Heat Exchanger type 1-2 Shell
and Tube, komponen serta menjelaskan perbedaannya dengan Heat Exchanger tipe
lain. Selain itu diharapkna siwa dapat menceritakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan heat exchanger apalagi jika mengetahui hal hal apa saja dikehidupan sehari
hari yang memakai prinsip kerja heat exchanger.
HASIL YANG DIHARPKAN
1. siswa termotivasi untuk mempelajari materi Heat Exchanger
2. siswa terbantu dalam memahami materi Heat Exchanger
3. siswa fokus mengikuti pembelajaran
4. guru lebih mudah menyampaikan materi kepada siswa

Anda mungkin juga menyukai