1798 3777 2 PB
1798 3777 2 PB
1798 3777 2 PB
berkomunikasi pada anak hendaknya tidak anak kecil. Menurut Maccoby dalam
mengancam dan menghakimi tetapi Chatib (2012) menyakan bahwa pola asuh
dengan perkataan yang mengasihi atau merupakan interaksi antara orang tua dan
memberi dorongan/memotivasi supaya anak-anaknya yang meliputi
anak mencapai keberhasilan dalam pengekspresian, perilaku, sikap, minat,
pembentukan karakter anak. Keberhasilan bakat, dan harapan-harapan orang tua
pembentukan karakter pada anak, salah dalam mengasuh, membesarkan, dan
satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang memenuhi kebutuhan anak-anaknya,
tua. sehingga secara garis besar pola asuh bisa
Setiap orang tua memiliki pola diartikan sebagai sebuah cara orang tua
asuh yang berbeda dalam mendidik dalam mengasuh dan mendidik putra-putri
seorang anak dan biasanya diturunkan mereka. Setiap orang tua memiliki cara
oleh pola asuh yang diterima dari orang yang berbeda-beda dalam mengasuh dan
tua sebelumnya. Pola asuh dapat mendidik anaknya. Kondisi ini
didefinisikan sebagai pola interaksi antara disebabkan karena pengaruh perbedaan
anak dengan orangtua yang meliputi pemikiran, kondisi sosial ekonomi,
pemenuhan kebutuhan fisik (seperti pendidikan orang tua, atau bisa juga
makan, minum dan lain-lain) dan dipengaruhi oleh budaya atau adat istiadat.
kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, Menurut Ebi CH (2007), pola asuh
kasih sayang dan lain -lain), serta orang tua terbagi menjadi tiga macam
sosialisasi norma-norma yang berlaku di yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif.
masyarakat agar anak dapat hidup selaras Pola asuh otoriter merupakan pola asuh
dengan lingkungannya (Latifah dalam dimana orang tua membuat suatu
Anisah, 2017). Dengan kata lain, pola peraturan sepihak yang harus dilakukan
asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dan harus dituruti oleh anak tanpa melihat
dengan anak dalam rangka pendidikan apakah menyukainya atau tidak. Pola asuh
karakter anak. Jadi gaya yang diperankan permisif justru tidak membuat aturan
orang tua dalam mengembangkan karakter mutlak yang harus dituruti anak, orang tua
anak sangat penting, apakah ia otoriter, dengan cara ini bahkan tidak mau pusing
otoritatitif (demokratis), atau permisif dengan apa yang akan dialami anaknya.
Pola asuh orang tua memiliki Masing-masing pola asuh ini mempunyai
peranan yang sangat penting bagi dampak bagi perkembangan anak. Pola
pertumbuhan dan perkembangan anak. otoritatif menjadi jalan terbaik dalam
Bahkan, pola asuh ini bisa menentukan pembentukan karakter anak, karena pola
apakah perkembangan dan pertumbuhan otoritatif ini bercirikan orang tua bersikap
anak berjalan dengan baik atau tidak. demokratis, menghargai dan memahami
Apakah kelak anak menjadi pribadi yang keadaan anak dengan kelebihan
manja, kasar, mandiri, egois, pintar, kekurangannya sehingga anak menjadi
ataupun memiliki sikap empati tergantung pribadi yang matang, supel, dan bisa
pada bagaimana pola asuh orang tuanya. menyesuaikan diri dengan baik. Melalui
Pola asuh menurut Kamus Besar Bahasa pola asuh otoritatif akan membentuk
Indonesia (KBBI) merupakan suatu kepribadian anak yang berkarakter yang
bentuk struktur, sistem dalam menjaga, senantiasa menjunjung nilai-nilai
merawat, mendidik, dan membimbing peradaban bangsa Indonesia. Pola asuh
176 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182
Lebih meningkat lagi apa yang dengan orang tuanya. Pada fase
boleh dilakukan dan apa yang kemandirian ini berarti anak telah
tidak boleh dilakukan. mampu menerapkan terhadap hal-
b. Tanggung jawab diri (7-8 tahun). hal yang menjadi perintah dan
Perintah agar anak usia 7 tahun yang menjadi larangan, serta
mulai menjalankan ibadah, sekaligus memahami konsekuensi
menunjukkan bahwa anak mulai resiko jika melanggar aturan.
dididik untuk bertanggung jawab, e. Bermasyarakat (13 tahun ke atas).
terutama dididik bertanggung Tahap ini merupakan tahap anak
jawab pada diri sendiri. Anak dipandang telah siap memasuki
mulai diminta untuk membina kondisi kehidupan di masyarakat.
dirinya sendiri, anak mulai Anak diharapkan telah siap
dididik untuk memenuhi bergaul di masyarakat dengan
kebutuhan dan kewajiban dirinya berbekal pengalaman-
sendiri. Anak dididik untuk tertib pengalaman yang dilalui
dan disiplin termasuk beribadah. sebelumnya. Setidak-tidaknya
c. Caring-peduli (9-10 tahun). ada dua nilai penting yang harus
Setelah anak dididik tentang dimiliki anak walaupun masih
tanggung jawab diri, maka bersifat awal atau belum
selanjutnya anak dididik untuk sempurna, yaitu integritas dan
mulai peduli pada orang lain, kemampuan beradaptasi.
terutama dengan teman Proses pembentukan karakter anak
sebayanya. Menghargai orang merupakan sebuah eksplorasi terhadap
lain (hormat kepada yang lebih nilai-nilai universal yang berlaku dimana,
tua dan menyayangi kepada yang kapan, oleh siapa, dan terhadap siapa saja
lebih muda), menghormati hak- tanpa mengenal etnis, sosial, budaya,
hak orang lain, bekerja sama di warna kulit, paham politik dan agama
antara teman-temannya, serta yang mengacu pada tujuan dasar
membantu dan menolong orang kehidupan. Bahwa anak pada prinsipnya
lain, merupakan aktivitas yang mempunyai hasrat untuk mencapai
sangat penting pada masa ini. kedewasaan, menjalin cinta kasih dan
Pada usia ini, anak mulai memberi sumbangan yang berarti bagi
dilibatkan dengan nilai-nilai masyarakat secara lebih luas. Pemenuhan
kepedulian dan tanggung jawab ketiga hasrat tersebut merupakan
pada orang lain, yaitu mengenai kepuasan hidup dan sangat tergantung
aspek kepemimpinan. pada kehidupan yang mengacu pada nilai-
d. Kemandirian (11-12 tahun). nilai tertentu sebagai cerminan karakter
Berbagai pengalaman yang telah yang baik.
dilalui pada usia-usia sebelumnya Pembentukan karakter anak
makin mematangkan karakter melalui orangtua sejak dini sangatlah
anak sehingga akan membawa penting. Keterkaitan komponen lain
anak kepada kemandirian. Pada seperti sekolah dan lingkungan
masa ini, anak sudah mulai dilatih masyarakat dalam pelaksanaannya juga
untuk berpisah tempat tidur sangat mutlak diperlukan. Memilih
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 181
Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 173-182
pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan Kecerdasan dengan Menghargai
pola asuh otoritatif. Pola asuh orangtua Fitrah Setiap Anak. Bandung:
dapat mempengaruhi dan membentuk Kaifa PT Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014.
karakter anak secara signifikan melalui
Kamus Besar Bahasa Indonesia
berbagai macam hal mereka lakukan. Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia
Peran orang tua pada dasarnya Pustaka Utama.
mengarahkan anak-anak sebagai generasi Ebi CH, Shantika. (2007). Golden Age
unggul, karena potensi anak tidak akan Parenting. Bandung: Psikologi
tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan Corner.
orang tua. Adapun solusi atau pola asuh Furqon Hidayatullah. (2010). Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban
yang terbaik dalam pembentukan karakter
Bangsa. Yuma Pustaka: Surakarta.
anak adalah tipe pola asuh otoritatif. Pola Hurlock, Elizabeth B. (1978).
asuh tipe otoritatif memiliki ciri orang tua Perkembangan Anak. Jakarta:
yang cenderung menganggap sederajat Penerbit Erlangga.
antara hak dan kewajiban anak dibanding Koesoema, Doni. (2012). Pendidikan
dirinya karena pada prakteknya tipe pola Karakter: Strategi Membidik Anak
asuh otoritatif ini, para orang tua memberi di Jaman Global. Jakarta:
Grasindo.
kebebasan dan bimbingan kepada anak.
Lickona, Thomas. (2010). Educating for
Orang tua banyak memberi masukan- Character. Mendidik untuk
masukan dan arahan terhadap apa yang Membentuk Karakter. Jakarta:
dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat Bumi Aksara.
obyektif, perhatian dan kontrol terhadap Norman Wirght. (1996). Menjadi Orang
perilaku anak. Orangtua tetap Tua yang Bijak (terjemahan). Andi
Offset: Yogyakarta.
memberikan nasehat dan arahan jika yang
Sanafiah Faisal. (2007). Format-Format
dilakukan anak bisa merusak dirinya. Penelitian Sosial. Jakarta: PT.Raja
Dengan begitu, anak akan bebas berkreasi Grafindo Persada.
dan bereksplorasi dalam dunianya Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang
sehingga perkembangannya pun lebih Tua. Jakarta: Rineka Cipta.
baik. Anak yang dibesarkan dengan pola
otoritatif akan hidup dengan percaya diri,
ceria, mudah bergaul atau bersosialisasi,
tidak ada beban karena ia bersikap terbuka
pada orang tua. Anak juga cenderung
lebih kreatif dan memiliki inisiatif
terhadap berbagai hal.
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Ani Siti. (2017). Pola Asuh Orang
Tua dan Implikasinya terhadap
Pembentukan Karakter Anak.
Jurnal Pendidikan Universitas
Garut,Volume 5, No. 1, 72-73.
Chatib, Munif. (2012). Orangtuanya
Manusia: Melejitkan Potensi dan