Skrispsi Nurfa Revisi 1
Skrispsi Nurfa Revisi 1
Skrispsi Nurfa Revisi 1
Proposal Penelitian
Oleh
NURFAINI
NIM. P07124321032
Halaman
HALAMAN JUDUL………...……………………………………………………i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………..ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHUALUAN…...…………………………………………………..1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................8
A. Asi Esklusif............................................................................................................8
A. Tinjauan Stunting anak usia 24-36 bulan............................................................23
C. Kerangka konsep..................................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................33
A. Jenis dan Rencana Penelitian................................................................................33
B. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................................33
C. Populasi dan sempel.............................................................................................33
D. Variabel Penelitian...............................................................................................35
E. Devinisi operasional.............................................................................................36
F. Cara pengumpulan data........................................................................................37
G. Pengelola data......................................................................................................38
H. Analisis data.........................................................................................................39
I. Penyajian data......................................................................................................40
J. Etika penelitian.....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) adalah asupan yang paling baik yang diberikan pada
menambahkan cairan lain yang mengandung banyak manfaat dan nutrisi bagi
pertumbuhan anak.Pada pemberian ASI secara esklusif sejak usia 0-6 bulan
memenuhi nutrisi pada bayi dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta
anjurkan untuk memberikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun (Nency, 2017).
namun angka ini tidak meningkat cukup signifikan, yaitu sekitar 44% bayi usia
0-6 bulan di seluruh dunia yang mendapatkan ASI eksklusif selama periode
2015-2020 dari 50% target pemberian ASI eksklusif menurut WHO. Masih
1
2
rendahnya pemberian ASI eksklusif akan berdampak pada kualitas dan daya
hidup generasi penerus.Secara global pada tahun 2019, 144 juta balita
sebesar 68,74% dan telah mencapai pada target renstra Indonesia yaitu sebesar
sebesar 67,74% namun pada cakupan pemberian ASI esklusif ini telah
2020 yaitu cakupan pemberian ASI esklusif berjumlah 61,9% atau sama
dengan 22,351 anak yang telah di berikan ASI esklusif (Dinas Kesehatan
Kabupaten Sigi pada tahun 2020 yaitu cakupan pada pemberian ASI esklusif
sebesar 55,10% atau sama dengan 2,435 yang telah di berikan ASI esklusif
(Dinkes Sigi, 2021). Menurut Data Pada Puskesmas Biromaru pada tahun
2020 sebesar 58,50% atau sama dengan 461 anak yang telah di berikan ASI
Stunting adalah masalah yang disebabkan oleh kurang gizi kronis yang di
sebabkan asupan gizi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada
mulai dari janin atau masih dalam kandungan kekurangan gizi pada usia dini
penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa
(indrawati, 2016)
stunting yaitu mereka memiliki intellince Quatient (IQ) 5-10 yaitu angka yang
lebih rendah di bandingkan pada anak yang tidak terkena stunting atau biasa di
Anak yang terkena stunting rentang terjadi pada hari pertama yaitu 1000
hari kehidupan pada hari pertama kehamilan (HPK) yang terganggu,pada sejak
Pada pola mengasuh anak ibu yang kurang baik contohnya tidak
memberikan ASI esklusif selama 0-6 bulan dan memberikan MP ASI yang
tidak tepat waktu anak dapat mengalami stunting pada masa yang akan
4
datang.dala masa ini adalah proses terjadinya stunting pada anak serta
(Ansohori.H, 2013).
Pada Pemberian ASI (Air Susu Ibu) yang sangat berkurang di Indonesia
menyebabkan anak menderita gizi buruk.Pada kekurangan gizi ini pada bayi
akan sangat berdampak pada gangguan psikomotor ,kongnitif serta pada soaial
lainya yang dapat di timbulkan adalah derajat kesehatan gizi anak Indonesia
masih bayi yang masih sangat memrlukan masukknya zat-zat gizi yang
seimbang dan relatif sangat besar.Pada kemampuan bayi untuk makan di batasi
makanan yang sesuai dengan keadaan pada saluran pencernaan bayi dan yang
yang tidak mendapatkan ASI sangat beresiko lebih tinggi untuk kekurangan zat
(Ansohori.H, 2013).
7,8 juta dari 23 juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 36,5%
5
sebanyak 18,5 % kategori sangat pendek dan 17,1% kategori pendek.Ini juga
24,4%. Kejadian stunting pada balita menurun dimana pada tahun 2020
mengalami kekurangan gizi adalah masalah global yang sampai pada detik ini
pada tingkat Provinsi Sulawesi tengah sendiri yaitu (32,2%) (Dinas Kesehatan
2020 menunjukan bahwa prelevasi pada kejadian stunting pada balita sebesar
16,2% dan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Sigi pada tahun 2019
yaitu sebesar 24,6% yang dimana mengalami penurunan yang terjadi pada
2020).
Berdasarkan pada data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi pada tahun 2021
Sigi yaitu sebesar 14,4% atau 869 orang balita yang mengalami stunting.Data
6
tertinggi yaitu 120 balita atau 16,1 dan yang tertinggi ke dua yaitu Puskesmas
Kinovaro yaitu 97 balita serta yang tertinggi ke tiga yaitu Puskesmas Marawola
pada Puskesmas Biromaru kabupaten sigi yang terdiri dari 15 desa dan 33
sedangkan pada tahun 2021 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 27,3 atau 299
B. Rumusan Masalah
pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan
di Puskesmas Biromaru?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan di
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asi Esklusif
1. Pengertian
Air susu ibu (ASI) esklusif adalah pemberian asi saja tanpa tambahan
makanan dan minuman lain selama 0-6 bulan,bayi harus di beri kesempatan
Asi esklusif merupakan perilaku seorang ibu yang memberikan air susu
saja terhadap bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa makanan atau
bulan tanpa makanan dan minuman lainnya bahkan air putih sekalipun tidak
8
9
Kesimpulanya yaitu ASI esklusif (Air susu ibu) merupakan ASI yang
di berikan dari sejak bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa memberikan
berasal dari gizi dan porsi yang cukup dan seimbang Asi sangat di
Asi adalah sumber nutrisi dan gizi yang secara alami telah di
5) Terjadinya ikatan dan rasa aman dan nyaman bagi bayi dan ibu
Terjadinya kontak fisik dan kulit antara ibu dan bayi dapat
2013).
2014).
lebih cepat dan mudah untuk kembali seperti sedia kala sebelum
c. Bagi keluarga
1) Aspek psikologi
2) Aspek ekonomi
3) Aspek kemudahan
Menyusui itu sangat praktis untuk ibu dan bayi karena dapat di
berikan di mana saja dan kapan saja tanpa membuat susu,cuci botol
bayinya(sulistyawati, 2014).
13
d. Bagi Negara
kandungan dalam ASI yang akan menjamin status gizi baik serta dalam
dan anak dari penyakit infeksi,misalnya diare otitis media dan infeksi
2013).
anak yang sakit.Anak yang Asi akan lebih jarang di rawat di rumah
ASI dengan suhu alami sangat segar dan bebas dari pada
botol susu yang di buang.Jika pada setiap wanita yang melahirkan mau
2014):
a. Kolostrum
Adalah ASI yang dihasilkan dari hari pertama sampai hari ketiga
yang terdapat pada alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum
terhadap infeksi.
pertama.
kalori/100 ml kolostrum.
Ini adalah ASI yang diproduksi dari hari ke 4 hingga hari ke 10.
Pada tahap ini, ASI mengandung lebih banyak lemak dan kalori serta
Asi mature adalah ASI yang di peroleh mulai dari hari ke sepuluh
sampai usia 6(enam) bulan ASI ini memiliki warna putih kebiru-
biruan (seperti susu krim) yang maengandung banyak kalori dari pada
protein ASI mudah di cernah dan di serap secara lengkap dan saluran
5. Mekanisme menyusui
keputing susu.
Pada saat AIR susu keluar dari putting susu, akan disusul
6. Cara menyusui
dengan berbaring.
3. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.
5. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis
bayi:
langit dan lidah byi akan menekan ASI keluar dari tempat
sudut mulut.
(kalang payudara).
belakang.
payudara.
mengelus-ngelus bayi.
areola.
lengan ibu
yang lurus.
menyusui.
perlahan.
1. Pengertian Stunting
otak terhadap anak yang penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi pada
akan memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tidak maksimal dan stunting
24
juga dapat menjadikan anak akan lebih rentan terhadap penyakit pada masa
merupakan keadaan gagal tumbuh pada anak balita yang di akibatkan karena
kekurangan gizi yang kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan
Stunting atau yang biasa di sebut kerdil merupakan kodisi pada seorang
dengan anak yang sama umurnya.Pada kondisi ini di ukur dengan tinggi
badan dan panjang badan dari dua minus pada standar deviasi median
memiliki masalah pada gizi kronis yang menjadi penyebab yaitu banyak
factor contohnya seperti social ekonomi serta gizi pada saat hamil,bayi
sakit,dan kurangnya asupan gizi pada bayi dan balita yang mengalami
stunting pada masa yang akan datang akan sulit untuk mencapai
Masyarakat, 2018).
2. Penyebab
masalah gizi yang di alami oleh anak stunting adalah karena rendahnya
penyebab masalah gizi ,yang berhubungan dengan masalah pada gizi yang
sangat mempengaruhi pada asupan gizi serta status kesehatan pada ibu dan
tahun 2012 yang menunjukan bahwa factor keturunan hanya sedikit (4-7%
pada wanita) yang mempengaruhi pada tinggi badan seseorang anak saat
lahir ternyata sangat besar (74-78% terhadap anak perempuan) hal ini
BPPN/Bapenas, 2018).
ekonomi,perdagangan,urbanisasi,globalisasi,sistem pangan,jaminan
untuk pelaksanaan; (b) pada keterlibatan pemerintah dan lintas sector (c)
26
Pada permasalahan stunting pada anak usia dini terutama pada 1000
berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan
6) Pembatasan kecacingan;
Esklusif;
b. Balita
untuk balita;
d. Remaja
e. Dewasa muda
Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk
mengukur tinggi badan sesuai dengan usia anak.Penilaian TB/U dipakai untuk
indikator TB/U hanya bisa digunakan bagi anak usia 2-18 tahun dengan posisi
anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring,
BPPN/Bapenas, 2018).
2. Tinggi: >+3 SD
C. Kerangka konsep
esklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan di Posyandu
a. Kerangka konsep
ASI esklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan di
b. Hipotesis
Ha
Ho
biromaru.
BAB III
METOE PENELITIAN
dalam penelitian adalah case control. Penelitian ini adalah penelitian yang
atau akibat yang sudah pernah terjadi. Dan kemudian agar mengidentifikasi
hubungan pada variabel terikat (variable dependent) yaitu stunting sebagai efek
atau sebab (variable independent) ialah pada ASI esklusif dan pangang badan
lahir sebagai factor resiko yang terjadi pada waktu yang lampau (Notoatmodjo,
2014b).
1. Populasi
Pada penelitian ini adalah terdapat dua istilah yaitu subjek dan
responden, yang dimaksud subjek adalah anak balita usia 24-36 bulan dan
33
34
Kabupaten Sigi. Populasi pada penelitian ini adalah semua orang tua balita
yang mempunyai anak balita usia 24-36 bulan (subjek) yang berada di
2. Sampel
a. Besar sampel
rumus slovin:
1 + n (d2)
n : Besar sampel
inginkan
n= 202
1+202 (0,15)2
n= 202
5.545
n= 37
35
pertimbangan peneliti.
responden
D. Variabel Penelitian
E. Devinisi operasional
1. Stunting
score <-2 SD
berusia 6 bulan.
1. Data primer
2. Data sekunder
puskesmas Biromaru.
3. Tahapan penelitian
tua anak ),setelah itu pada langka selanjutnya yaitu peneliti melakukan
G. Pengelola data
5. Clearning data adalah tahap akhir dari pengelolahan data yang yaitu untuk
H. Analisis data
1. Analisis univariat
masing dari kategori variable yang akan di teliti.Pada analisa ini di lakukan
dengan cara melihat pada presentase data yabg telah terkumpul dan di
prensentase yang terbesar. Pada umumnya analisa ini akan di peroleh hasil
2014).
39
Rumus :
P= f x 100%
keterangan :
P : Presentase
2. Analisis bivariat
I. Penyajian data
J. Etika penelitian
inclusiveness)
sebagainya.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2. Karakteristik Responden
Frekuensi (f)
Variabel Presentase (%)
N=96
Umur
20-35 tahun 29 78,4
>35 tahun 8 21,6
Pendidikan
SMP 21 56,8
SMA 12 32,4
S1 4 10,8
Pekerjaan
PNS 5 13,5
Wiraswasta 9 24,3
Tani 23 62,2
Jumlah Anak
1 5 13,5
2 3 8,1
3 13 35,5
4 5 13,3
5 2 5,4
6 9 24,3
Jenis Kelamin Balita
Laki- Laki 20 54,1
Perempuan 17 45,9
Sumber : Data Primer 2021
3. Analisis Univariat
Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Frekuensi (f)
Variabel Presentase (%)
N=96
Pemberian ASI
ASI Ekslusif 14 37,8
Tidak Asi Ekslusif 23 62,2
Kejadian Stunting
Stunting 23 62,2
Tidak Stunting 14 37,8
pada anak usia 24-36 bulan adalah kategori tidak ASI Ekslusif yaitu
Kabupaten Sigi
Kejadian Stunting
Total
Pemberian ASI Tidak p value
Stunting (N)
Ekslusif Stunting
F % F %
ASI Ekslusif 5 35,7 9 64,3 14
Tidak Asi Ekslusif 18 78,3 5 21,7 23 0,010
Jumlah 23 62,2 14 37,8 37
Sumber : Data Primer 2021
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 14 balita yang ASI Ekslusif,
lebih kecil dari pada 0,05 maka Ha diterima yang artinya ada hubungan
Kabupaten Sigi.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani. (2014). Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana.
Ansohori.H. (2013). faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan.
universitas Diponegoro.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. (2019). Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun.
Dinkes Sigi. (2021). profil kesehatan kabupaten sigi.
Direktorat Gizi Masyarakat. (2018). situasi balita pendek (stunting) di indonesia.
Hanifa, D. (2017). hubungan pemberian Air Susu ibu Esklusif dengan kejadian
stunting pada anak 12-36 bulan di wilayah kerja di puskesmas wonasari
1gunung kidul. Hubungan Pemberian Air Susu Ibu Esklusif Dengan
Kejadian Stunting Pada Anak 12-36 Bulan Di Wilayah Kerja Di Puskesmas
Wonasari 1gunung Kidul.
indrawati. (2016). hubungan pemberian asi esklusif dengan kejadiaan stunting
pada anak usia 2-3 tahun di desa karangrejek wonosari gunung kidul.
Universitas Aisyiah.
Kemenkes. (2018). penanggulangan stunting di desa.
Kemenkes RI. (2021). Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesi (SSGI).
Kementrian BPPN/Bapenas. (2018). pedoman pelaksanaan intervensi
menurunkan stunting terintegrasi di kabupaten kota.
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasonal. (2019). Kementrian
Perencanaan Pembangunan Nasonal.
Kristianasari .W. (2013). ASI menyusui dan sadari. Nuhu medika.
Macdfoedz. (2013). metode penelitian kedokteran,keperawatan,kebidanan,dan
kesehatan lainnya. Metode Penelitian
Kedokteran,Keperawatan,Kebidanan,Dan Kesehatan Lainnya.
Maryunani.A. (2015). insiasi menyusui dini ASI Esklusif dan manajemen laktasi.
Trans info media.
Muawaroh. (2014). memahami metode penelitian.
Nency, A. (2017). faktor yang berhubungan dengan berhubungan dengan
pemberian ASI esklusif pada ibu bekerja di kabupaten orang komering ulu.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Berhubungan Dengan Pemberian ASI
Esklusif Pada Ibu Bekerja Di Kabupaten Orang Komering Ulu.
Notoatmodjo, s. (2014a). kesehatan masyarakat ilmu da seni.
Notoatmodjo, s. (2014b). metode penelitian kesehatan.
Pani, W. (2019). hubungan insiasi menyusui dini dan rawat gabung dengan
produksi air susu ibu pada post partum di RSU Anutapura palu. Hubungan
Insiasi Menyusui Dini Dan Rawat Gabung Dengan Produksi Air Susu Ibu
Pada Post Partum Di RSU Anutapura Palu, 1.
Prawirharjo. (2014). ilmu kebidanan. Bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Purwanti. (2014). konsep penerapam ASI esklusif.
Puskesmas Biromaru. (2021). laporan tahunan puskesmas Biromaru.
Sulistyawati. (2014). buku ajar asuhan kebidanan ibu nifas.
Wiji. (2014). ASI dan panduan ibu menyusui. Nuha medika.
Yadika. (2019). hubungan pemberian ASI esklusif dengan kejadian stunting pada
balita 2-3 tahun di wilayah kerja puskesmas way urang kabupaten lampung
selatan. universitas lampung.