Askep Multiple Sklerosis Kel 6
Askep Multiple Sklerosis Kel 6
Askep Multiple Sklerosis Kel 6
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. wahyudin No. 34 Pasuruan
No. Register 080837
Tanggal MRS : 27 Februari 2022
Tanggal pengkajian : 1 Maret 2022
A. POLA TIDUR/ITIRAHAT
1. Waktu Tidur :
SMRS : Malam pukul 21.00 Siang pukul 12.30
MRS : Malam pukul 21.00 Siang pukul 13.00
2. Waktu Bangun :
SMRS : Pagi pukul 05.00 Sore pukul 14.30
MRS : Pagi pukul 05.00 Sore pukul 14.00
3. Masalah Tidur :
SMRS : Tidak ada masalah tidur
MRS : Waktu tidur berkurang karena kekejangan yang dirasakan
B. POLA ELIMINASI
1. BAB :
SMRS : 2x/hari feses lembek tapi berserat, warna kuning kecoklatan
MRS : Belum BAB selama 5 hari
2. BAK :
SMRS : 4x/hari berwarna kuning bening
MRS : 6x/hari berwarna kuning bening
3. Kesulitan BAB/BAK :
SMRS : Inkontinensia urine
MRS : Terdapat kesulitan BAB konstipasi
5. Pantangan :
SMRS : Tidak ada pantangan
MRS : tidak ada pantangan
b. Kesulitan menelan :
SMRS : Tidak ada kesulitan menelan
MRS : pasien mengatakan sulit menelan
3. Pemeliharaan kuku :
SMRS : Memotong kuku seminggu sekali
MRS : Tidak memotong kuku
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi :
SMRS : Pola komunikasi menurun
MRS : Pola komunikasi terhambat dan intonasi tidak jelas dan cadel
D. Dampak dirawat di RS : Pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan
merasa takut penyakitnya tidak bisa sembuh
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : memiliki hubungan baik dengan keluarga
dan orang sekitarnya
DATA SPIRITUAL
A. Ketaataan beribadah :
SMRS : Pasien melakukan sholat 5 waktu dengan tepat waktu.
MRS : Pasien tidak dapat sholat 5 waktu karena terdapat kelemahan pada anggota tubuh
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum : lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37˚C Nadi : 80×/ menit
Tekanan darah : 110/80 mmHg Respirasi : 18×/ menit.
Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 60 kg
b. Rambut : Panjang
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Tidak berbau.
Warna : Hitam
c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Kuning langsat
Struktur wajah : terdapat kelemahan otot wajah sehingga tidak dapat memunculkan
ekspresi dan terasa nyeri.
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : Adanya edema
c. Konjumgtiva dan sclera : Konjungtiva berwarna merah muda pucat,, sclera
putih
d. Pupil : Anisokor sebelah kiri
e. Kornea dan iris : Adanya peradangan pada kornea dan iris
f. Ketajaman penglihatan/visus : Penglihatan ganda dan terasa tidak nyaman pada
mata
g. Tekanan bola mata : Adanya tekanan pada bola mata
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tidak ada bengkak, simetris
b. Lubang hidung : Tidak ada secret, tidak ada benjolan, tidak ada radang
c. Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Ukuran sedang
c. Ketegangan telinga : Lentur
d. Lubang telinga : Sedikit kotor
e. Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran berkurang
6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembengkakan tiroid
c. Suara : Pasien berbicara dengan jelas
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada distensi pada vena jugularis
f. Denyut nadi carotis : Teraba dengan jelas, N : 89×/ menit
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
a. Inspeksi Thorax
a. Bentuk thorax : Normal dan simetris
b. Pernafasan
Frkewensi : 20×/ menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak terdapat kesulitan bernapas
2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : Simetris paru kanan dan kiri
b. Perkusi : Sonor
c. Asukultasi :
Suara nafas : Vesikuler (tidak ada wheezing, ronchi dan craces)
Suara ucapan : Suara ucapan jelas
Suara tambahan : Tida ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspkesi dan palpasi
Pulsasi : Pulsasi normal 110/80 mmHg
Ictus cordis : Teraba
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Batas kanan : Ruang ICS ke-III s.d V pada linea parasternal kanan
Batas kiri : Ruang ICS ke-III linea parasternal kiri s.d ruang ICS ke-V
linea ax1 ilaris anterior kiri
Batas atas : Ruang ICS ke-III linea parastenal kanan s.d ICS ke-III
linea parastenal kiri
Batas bawah : Ruang ICS ke-V linea parastenal kanan s.d ruang ICS ke-V
linea ax1 ilaries anrerior kiri
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : Normal lub
Bunyi jantung II : Normal dub
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/murmur : Tidak ada bising
Frekwensi denyut jantung : 89×/ menit
G. Pemeriksaan Abdomen:
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Datar dan simetris
Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
Bayangan pembuluh darah abdomen : Tidak terlihat
b. Auskultasi
Peristaltik usus : Peristaltik (+), bising usus 9×/ menit
Bunyi jantung anak/BJA : Tidak ada
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : Terdapat nyeri tekan pada bagian ektremitas atas
Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda ascites
Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
Lien : Tidak ada pembesaran lien
Titik McBurney : Tidak terdapat nyeri tekan
d. Perkusi
Suara abodmen : Suara timpani
Pemeriksaan ascites : Tidak terdapat ascites
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS
Kesadaran composmentis GCS 15 (E : 4, M : 6, V : 5)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Multiple Sclerosis
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang medis:
1. Laboratorium : Pungsi Lumbal, adanya
2. Rotgen : Tidak dilakukan
3. ECG : Tidak dilakukan
4. USG : Tidak dilakukan
5. Elektroporesis : Antibodi IgG dalam SSP abnormal
6. MRI : Ditemukan sedikit scar plag sepanjang substansia alba dari SSP
7. Lain-lain :-
- Methylprednisolone 0,5g/hari
- Dexamethasone 0,5mg x 2/hari
- Vitamin D 1x/hari
- Glatiramer Acetate 20mg SC/hari
- Dimethyl Fumarate 240mg 2x/hari
- Terapi fisik
Perawat
27 Februari 2022 2. Resiko Jatuh b.d gangguan Tingkat Jatuh Pencegahan Jatuh
penglihatan Setelah dilakukan Observasi
DS : tindakan keperawatan - Identifikasi factor
Pasien mengatakan selama 3x24 jam risiko jatuh (missal
mengeluhkan kelemahan otot diharapkan status tingkat usia > 65 tahun,
dan gangguang penglihatan. jatuh menurun dengan penurunan tingkat
DO : kriteria hasil : kesadaran, deficit
Ketajaman penglihatan - Jatuh dari tempat kognitif, hipotensi
menurun akibat neuritis tidur menurun ortostatik, ganggua
optikus - Jatuh saat berdiri keseimbangan
TTV menurun gangguan penglihatan,
- TD : 100/80mmHg - Jatuh saat duduk neuropati).
- S : 37˚ C menurun - Identifikasi risiko
- N : 80 x/menit - Jatuh saat berjalan jatuh setidaknya sekali
- RR : 18 x/menit menurun setiap shift atau sesuai
- Jatuh saat dengan kebijakan
dipindahkan menurun institusi.
- Jatuh saat naik - Identifikasi faktor
tangga menurun lingkungan yang
- Jatuh saat di kamar meningkatkan risiko
mandi menurun jatuh (misal: lantai
- Jatuh saat licin, penerangan
membungkuk kurang).
menurun - Hitung risiko jatuh
dengan menggunakan
skala (mis. Fall Morse
Scale, Humpty
Dumpty Scale), jika
perlu.
- Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan
sebaliknya.
Terapeutik
- Orientasikan ruangan
pada pasien dan
keluarga.
- Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi
terkunci.
- Pasang handrail
temapt tidur.
- Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah.
- Tempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan
perawat dan nurse
station.
- Gunakan alat bantu
berjalan (mis. Kursi
roda, Walker).
- Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien.
Edukasi
- Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah.
- Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak licin.
- Anjurkan
berkonsentrasi untuk
menjaga
keseimbangan tubuh.
- Anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat
berdiri.
- Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
18.30 - Mengidentifikasi
penyebab gangguan
integritas kulit seperti
perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi,
penurunan kelembaban,
suhu lingkung ekstrem,
penurunan mobilitas
18.45 - Mengubah posisi setiap 2
jam jika tirah baring
19.00 - Melakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang
19.10 - Melakukan perineal
dengan air hangat,
terutama selama diare
19.20 - Menganjurkan
menggunakan pelembab
seperti Lotin atau serum
19.30 - Menganjurkan untuk
meningkatkan asupan
nutrisi
19.45 - Menganjurkan
meningkatkan buah dan
sayuran
19.50 - Menganjurkan untuk
menghindari terpapar
suhu yang ekstrem
20.10 - Menganjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
2. 28 2 Pencegahan Jatuh
Februari
2022
- Memonitor
08.15
kecepatan, tekanan,
kuantitas, volume dan
diksi bicara
08.20
- Memonitor proses
kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang
berkaitan dengan
bicara
08.25 - Memonitor frustrasi,
marah, depresi atau
hal lain yang
menganggu bicara
08.40 - Mengidentifikasi
perilaku emosional
dan fisik sebagai
bentuk komunikasi
08.58 - Memodifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan
bantuan
09.10 - Mengulangi apa yang
disampaikan pasien
09.20 - Memberikan
dukungan psikologis
09.35 - Menganjurkan
berbicara perlahan
10.00 - Mengajarkan pasien
dan keluarga proses
kognitif, anatomis
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan
berbicara
10.25 - Merujuk ke ahli
patologi bicara atau
terapis
EVALUASI
1. S: Pasien mengatakan badannya S: Pasien mengatakan badannya agak bugar S : Pasien mengatakan badannya
lemes sehingga tidak bisa melakukan O: sudah bugar kembali
aktivitas seperti biasanya - k/u : lemah O:
O: - Akral hangat - k/u : cukup baik
- k/u : lemah - Tirah baring - Duduk tanpa bantuan
- Akral hangat A : Masalah teratasi sebagian keluarga
- Tirah baring P : Lanjutkan intervensi A : Masalah Teratasi
- Duduk dengan bantuan keluarga Mengidentifikasi gangguan fungsi P : Intervensi Dihentikan
A : Masalah belum teratasi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
P : Lanjutkan intervensi Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Meyediakan lingkungan yang
nyaman
2. S : Pasien mengatakan badannya S : Pasien mengatakan badannya agak bugar S : Pasien mengatakan badannya
lemas sehingga tidak bisa melakukan O: sudah bugar kembali
aktivitas seperti biasanya - k/u: lemah O:
O: - Akral hangat - k/u: cukup baik
- k/u: lemah - Tirah baring - Duduk tanpa bantuan
- Akral hangat A : Masalah teratasi Sebagian keluarga
- Tirah baring P : Lanjutkan intervensi A : masalah teratasi
- Duduk dengan bantuan Mengidentifikasi gangguan fungsi P : intervensi dihentikan
keluarga tubuh yang mengakibatkan kelelahan
A : Masalah belum teratasi Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur
P : Lanjutkan intervensi
Mengidentifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Menyediakan lingkungan
yang nyaman
KELOMPOK 6
~Untur pasien lansia dengan spastisitas pasca stroke apa saja obat dan suplemen yang bisa diberikan untuk meringankan gejala?
~Kekakuan pada otot ini sering kali memicu sakit kepala dan rasa sakit saat bergerak , apakahPemberian Vitamin B12 dosis tinggi dapat membantu?
1. Fisioterapi/Terapi fisik
2. Pemberian obat oral, contohnya seperti Baclofen, Tizanidine, Benzodiazepine, Gabapantine dll.
3. Injeksi botok.
~Pemberian vitamin B12 sendiri masih belum terbukti bermanfaat untuk menanganinya