Askep Multiple Sklerosis Kel 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

FORMAT PENGKAJIAN

DATA KEPERAWATAN

BIODATA
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. wahyudin No. 34 Pasuruan
No. Register 080837
Tanggal MRS : 27 Februari 2022
Tanggal pengkajian : 1 Maret 2022

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit:


Pasien mengatakan keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami spastisitas /
kekejangan dan kaku otot, kerusakan penglihatan.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien mengeluhkan demilinasi ireguler pada susunan saraf
pusat perier yang mengakibatkan berbagai derajat penurunan motorik, sensorik, dan juga
kognitif.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit outoimun.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat turunan.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

A. POLA TIDUR/ITIRAHAT

1. Waktu Tidur :
SMRS : Malam pukul 21.00 Siang pukul 12.30
MRS : Malam pukul 21.00 Siang pukul 13.00

2. Waktu Bangun :
SMRS : Pagi pukul 05.00 Sore pukul 14.30
MRS : Pagi pukul 05.00 Sore pukul 14.00

3. Masalah Tidur :
SMRS : Tidak ada masalah tidur
MRS : Waktu tidur berkurang karena kekejangan yang dirasakan

4. Hal-hal yang mempermudah tidur :


SMRS : Situasi yang tenang
MRS : setelah makan

5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun :


SMRS : situasi lingkungan berisik
MRS : saat petugas datang ke ruangan

B. POLA ELIMINASI

1. BAB :
SMRS : 2x/hari feses lembek tapi berserat, warna kuning kecoklatan
MRS : Belum BAB selama 5 hari

2. BAK :
SMRS : 4x/hari berwarna kuning bening
MRS : 6x/hari berwarna kuning bening

3. Kesulitan BAB/BAK :
SMRS : Inkontinensia urine
MRS : Terdapat kesulitan BAB konstipasi

4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut :


SMRS : Tidak ada upaya yang dilakukan
MRS : BAB dilakukan pemberian makanan tinggi serat dan kateterisasi

C. POLA MAKAN DAN MINUM

1. Jumlah dan jenis makanan :


SMRS : 1 piring makanan nasi, lauk yang tinggi kolestrol seperti telur, daging, dll
MRS : 1 porsi makan nasi lunak, lauk, dan sayur

2. Waktu pemberian makan :


SMRS : Pagi pukul 06.30, siang pukul 12.00, sore pukul 16.30
MRS : Pagi pukul 07.30. sore pukul 16.00

3. Jumlah dan jenis cairan :


SMRS : 8 gelas air putih dan 1 gelas teh
MRS : 5 gelas air putih

4. Waktu pemberian cairan :


SMRS : Sebelum makan, setelah makan, dan setelah beraktivitas
MRS : Sebelum makan, setelah makan, dan setelah bangun tidur

5. Pantangan :
SMRS : Tidak ada pantangan
MRS : tidak ada pantangan

6. Masalah makan dan minum


a. Kesulitan mengunyah :
SMRS : mengunyah pelan - pelan
MRS : kesulitan mengunyah dan pelan –pelan

b. Kesulitan menelan :
SMRS : Tidak ada kesulitan menelan
MRS : pasien mengatakan sulit menelan

c. Mual dan muntah :


SMRS : Tidak ada
MRS : Pasien tidak ngatakan mual muntah

d. Tidak dapat makan sendiri :


SMRS : Pasien dapat makan sendiri
MRS : Pasien tidak dapat makan sendiri

7. Upaya mengatasi masalah :


SMRS : Tidak ada upaya yang dilakukan
MRS : Makan dan minum dibantu oleh keluarga

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. Pemeliharaan badan :
SMRS : Pasien mandi 2x sehari
MRS : Pasien diseka 1x sehari oleh keluarga

2. Pemeliharaan gigi dan mulut :


SMRS : Pasien sikat gigi 2x sehari
MRS : Pasien sikat gigi hanya 1x sehari saat pagi

3. Pemeliharaan kuku :
SMRS : Memotong kuku seminggu sekali
MRS : Tidak memotong kuku

E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN:


SMRS : Mengerjakan pekerjaan di rumah, menonton tv
MRS : Pasien hanya berbaring di tempat tidur

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi :
SMRS : Pola komunikasi menurun
MRS : Pola komunikasi terhambat dan intonasi tidak jelas dan cadel

B. Orang yang paling dekat dengan klien : Anak pasien


C. Rekreasi
Hobby : Menonton TV
Penggunaan waktu senggang :
SMRS : Menonton TV, tidur, pergi ke rumah anak-anaknya
MRS : Tidak melakukan apapun

D. Dampak dirawat di RS : Pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan
merasa takut penyakitnya tidak bisa sembuh

E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : memiliki hubungan baik dengan keluarga
dan orang sekitarnya

F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Suami pasien

DATA SPIRITUAL

A. Ketaataan beribadah :
SMRS : Pasien melakukan sholat 5 waktu dengan tepat waktu.
MRS : Pasien tidak dapat sholat 5 waktu karena terdapat kelemahan pada anggota tubuh

B. Keyakinan terhadap sehat/sakit :


SMRS : Pasien menganggap dirinya tidak akan terkena penyakit apapun.
MRS : Pasien percaya bahwa dirinya bisa terkena penyakit apabila tidak melakukan
kegiatan secara sehat. Sebelum sakit pasien tidak pernah mengira bahwa ia akan terkena
sakit. Namun, setelah sakit ia percaya bahwa dirinya terkena penyakit.

C. Keyakinan terhadap penyembuhan :


SMRS : pasien menganggap kesembuhan dapat diatasi dengan minum obat saja
MRS : Pasien percaya bahwa sembuh datang dari tuhan, sehingga ia harus berdoa,
meminum obat dan menjalani perawatan di Rumah Sakit.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum : lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37˚C Nadi : 80×/ menit
Tekanan darah : 110/80 mmHg Respirasi : 18×/ menit.
Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 60 kg

C. Pemeriksaan kepala dan leher:


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Simetris
Ubun-ubun : Teraba dan tidak ada benjolan
Kulit kepala : Bersih

b. Rambut : Panjang
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Tidak berbau.
Warna : Hitam

c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Kuning langsat
Struktur wajah : terdapat kelemahan otot wajah sehingga tidak dapat memunculkan
ekspresi dan terasa nyeri.
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : Adanya edema
c. Konjumgtiva dan sclera : Konjungtiva berwarna merah muda pucat,, sclera
putih
d. Pupil : Anisokor sebelah kiri
e. Kornea dan iris : Adanya peradangan pada kornea dan iris
f. Ketajaman penglihatan/visus : Penglihatan ganda dan terasa tidak nyaman pada
mata
g. Tekanan bola mata : Adanya tekanan pada bola mata

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tidak ada bengkak, simetris
b. Lubang hidung : Tidak ada secret, tidak ada benjolan, tidak ada radang
c. Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Ukuran sedang
c. Ketegangan telinga : Lentur
d. Lubang telinga : Sedikit kotor
e. Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran berkurang

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Mukosa lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gigi bersih, tidak ada gigi palsu
c. Keadaan lidah : Lidah bersih dan tidak berbau
d. Orofarings : Pasien mengatakan sulit saat menelan

6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembengkakan tiroid
c. Suara : Pasien berbicara dengan jelas
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada distensi pada vena jugularis
f. Denyut nadi carotis : Teraba dengan jelas, N : 89×/ menit

D. Pemeriksaan Integumen (kulit)


a. Kebersihan : Kulit bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Kuning langsat
d. Tekstur : Terdapat kerutan
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : Normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola : Coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada kelainan
d. Axilla dan clavicula : Tidak ada benjolan

F. Pemeriksaan Thorax/Dada
a. Inspeksi Thorax
a. Bentuk thorax : Normal dan simetris
b. Pernafasan
Frkewensi : 20×/ menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak terdapat kesulitan bernapas

2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : Simetris paru kanan dan kiri
b. Perkusi : Sonor
c. Asukultasi :
Suara nafas : Vesikuler (tidak ada wheezing, ronchi dan craces)
Suara ucapan : Suara ucapan jelas
Suara tambahan : Tida ada suara tambahan

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspkesi dan palpasi
Pulsasi : Pulsasi normal 110/80 mmHg
Ictus cordis : Teraba
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
 Batas kanan : Ruang ICS ke-III s.d V pada linea parasternal kanan
 Batas kiri : Ruang ICS ke-III linea parasternal kiri s.d ruang ICS ke-V
linea ax1 ilaris anterior kiri
 Batas atas : Ruang ICS ke-III linea parastenal kanan s.d ICS ke-III
linea parastenal kiri
 Batas bawah : Ruang ICS ke-V linea parastenal kanan s.d ruang ICS ke-V
linea ax1 ilaries anrerior kiri
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : Normal lub
Bunyi jantung II : Normal dub
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/murmur : Tidak ada bising
Frekwensi denyut jantung : 89×/ menit

G. Pemeriksaan Abdomen:
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Datar dan simetris
Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
Bayangan pembuluh darah abdomen : Tidak terlihat

b. Auskultasi
Peristaltik usus : Peristaltik (+), bising usus 9×/ menit
Bunyi jantung anak/BJA : Tidak ada

c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : Terdapat nyeri tekan pada bagian ektremitas atas
Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda ascites
Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
Lien : Tidak ada pembesaran lien
Titik McBurney : Tidak terdapat nyeri tekan

d. Perkusi
Suara abodmen : Suara timpani
Pemeriksaan ascites : Tidak terdapat ascites

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


a. Genetalia
Rambut pubis : Rambut pubis tipis
Meathus urethra : Tidak dikaji
Kelainan-kelainan pada genelatia eksterna dan daerah inguinal : Tidak dikaji

b. Anus dan perineum


Lubang anus : Terdapat adanya lubang anus
Kelainan pada anus: Tidak ada kelainan
Perineum : Tidak ada kelainan perineum

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)


a. Kesimetrisan otot : Otot simetris
b. Pemeriksaan oedem : Tidak terdapat ascites
c. Kekuatan otot : Kelemahan otot dan terdapat spasme otot
d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : Terdapat kelemahan ekstremitas tapi
kuku pasien kurang bersih

J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS
Kesadaran composmentis GCS 15 (E : 4, M : 6, V : 5)

b. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) :

c. Syaraf otak (nervus cranialis) :


d. Fungsi motorik : Tidak ada atropi
e. Fungsi sensorik :
Penghantaran (+),penciuman (+) pendengaran (+) peraba (+)
f. Refleks
Refleks fisiologis : Bisep (-) Trisep (-) Biakiokardialis (+) patella (-) Acites (+) Abdomen
(+)
Refleks patologis : Bobinsla (-) Sordon (-) Openhelm (-) Gonda (-) Chaddock (-)
Scuffer (-)

K. Pemeriksaan Status Mental:


a. Kondisi emosi/perasaan : Pasien tampak gelisah
b. Orientasi : Pasien bisa mengenal orang, tempat dan waktu
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : Ingatan pasien agak
menurun, kemampuan untuk cepat tanggap menurun
d. Motivasi (kemampuan) : Pasien ingin cepat sembuh
e. Persepsi : Baik
f. Bahasa : Indonesia dan Jawa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Multiple Sclerosis
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang medis:
1. Laboratorium : Pungsi Lumbal, adanya
2. Rotgen : Tidak dilakukan
3. ECG : Tidak dilakukan
4. USG : Tidak dilakukan
5. Elektroporesis : Antibodi IgG dalam SSP abnormal
6. MRI : Ditemukan sedikit scar plag sepanjang substansia alba dari SSP
7. Lain-lain :-

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

- Methylprednisolone 0,5g/hari
- Dexamethasone 0,5mg x 2/hari
- Vitamin D 1x/hari
- Glatiramer Acetate 20mg SC/hari
- Dimethyl Fumarate 240mg 2x/hari
- Terapi fisik

Perawat

ALFINA ANGGITA MIA


NIM. 2023031020468342
ANALISIS DATA

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 50 tahun
NO. REGISTER 080837

DATA INTERPRETASI MASALAH


PENUNJANG DATA
Ds : Risiko tinggi
Pasien mengatakan lemah factor predisposisi: kerusakan integrasi
pada anggota tubuh dan tidak virus, respon jaringan b.d tirah
beraktivitas seperti biasanya autoimun dan genetik baring lama
Do: ↓
 Pasien tampak lemah Edema dan degenerasi
mielin
 Pasien tirah baring ↓
 TTV Diemielinisasi yang
 TD : 100/80mmHg mengkerut menjadi plak
 S : 37˚ C ↓
 N : 80 x/menit Lesi sclerosis multiple
terjadi pada substansia
 RR : 18 x/menit SPP

Demilenasi

terhentinya alur implus
saraf

Medulla spinalis

Gangguan sensorik,
kelemahan spastic
anggota gerak

Hambatan mobilitas fisik

Tirah baring lama

Risiko tinggi kerusakan
integritas jaringan

DS : factor predisposisi: Resiko Jatuh d. d


virus, respon
Pasien mengatakan gsngguan penglihatan
autoimun dan genetik
mengeluhkan kelemahan ↓
Edema dan degenerasi
otot dan gangguang mielin

penglihatan. Diemielinisasi yang
DO : mengkerut menjadi plak

 Ketajaman Lesi sclerosis multiple
terjadi pada substansia
SPP
penglihatan ↓
Demilenasi
menurun akibat ↓
terhentinya alur implus
neuritis optikus saraf
 TTV ↓
 TD : Saraf optik dan
100/80mmHg khiasma

 S : 37˚ C Gangguan
 N : 80 x/menit penglihatan
 RR : 18 x/menit ↓
Resiko Tinggi
Trauma / Jatuh
DS : factor predisposisi: Gangguan Komunikasi
virus, respon
Pasien mengatakan Verbal b. d Gangguan
autoimun dan genetik
mengeluhkan kelemahan ↓ neuromuskular
Edema dan degenerasi
otot dan gangguang mielin

berbicara. Diemielinisasi yang
DO : mengkerut menjadi plak

 Komunikasi Lesi sclerosis multiple
terhambat terjadi pada substansia
 Pelo SPP

 Disfasia Demilenasi
 TTV ↓
 TD : terhentinya alur implus
100/80mmHg saraf
 S : 37˚ C ↓
 N : 80 x/menit Serebelum dan batang
otak
 RR : 18 x/menit ↓
Diisfasia

Gangguan Komunikasi
Verbal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. N
Umur : 50 tahun
No.Register : 080837

NO. TGL MUNCUL DIAGNOSA TGL TTD


KEPERAWATAN TERA
TASI

27 Februari 2022 Risiko tinggi kerusakan 1


integrasi jaringan b.d tirah Maret
baring lama 2022

27 Februari 2022 Resiko Jatuh d. D gsngguan 1


penglihatan Maret
2022

27 Februari 2022 Gangguan Komunikasi Verbal 1


b. d Gangguan neuromuskular Maret
2022
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 50 tahun
NO. REGISTER 080837

TGL NO. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TT


KEPERAWATAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
27 Februari 2022 1. Risiko tinggi kerusakan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit
integrasi jaringan b.d Jaringan Observasi
tirah baring lama Setelah dilakukan - Identifikasi penyebab
Ds : tindakan keperawatan gangguan integritas
Pasien mengatakan lemah selama 3x24 jam kulit (mis. Perubahan
pada anggota tubuh dan diharapkan status sirkulasi, perubahan
tidak beraktivitas seperti integritas kulit dan status nutrisi,
biasanya jaringan meningkat penurunan
Do: dengan kriteria hasil : kelembaban, suhu
 Pasien tampak lemah - Elastisitas meningkat lingkung ekstrem,
 Pasien tirah baring - Perfusi jaringan penurunan mobilitas)
 TTV meningkat Terapeutik
- TD : 100/80mmHg - Kerusakan jaringan - Ubah posisi setiap 2
- S : 37˚ C menurun jam jika tirah baring
- N : 80 x/menit - Nyeri menurun - Lakukan pemijatan
- RR : 18 x/menit - Pigmentasi abnormal pada area penonjolan
menurun tulang, jika perlu
- Nekrosis menurun - Lakukan perineal
- Abrasi kornea dengan air hangat,
menurun terutama selama diare
- Pertumbuhan rambu Edukasi
membaik - Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis. Lotin,
serum)
- Amjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan buah
dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya

27 Februari 2022 2. Resiko Jatuh b.d gangguan Tingkat Jatuh Pencegahan Jatuh
penglihatan Setelah dilakukan Observasi
DS : tindakan keperawatan - Identifikasi factor
Pasien mengatakan selama 3x24 jam risiko jatuh (missal
mengeluhkan kelemahan otot diharapkan status tingkat usia > 65 tahun,
dan gangguang penglihatan. jatuh menurun dengan penurunan tingkat
DO : kriteria hasil : kesadaran, deficit
 Ketajaman penglihatan - Jatuh dari tempat kognitif, hipotensi
menurun akibat neuritis tidur menurun ortostatik, ganggua
optikus - Jatuh saat berdiri keseimbangan
 TTV menurun gangguan penglihatan,
- TD : 100/80mmHg - Jatuh saat duduk neuropati).
- S : 37˚ C menurun - Identifikasi risiko
- N : 80 x/menit - Jatuh saat berjalan jatuh setidaknya sekali
- RR : 18 x/menit menurun setiap shift atau sesuai
- Jatuh saat dengan kebijakan
dipindahkan menurun institusi.
- Jatuh saat naik - Identifikasi faktor
tangga menurun lingkungan yang
- Jatuh saat di kamar meningkatkan risiko
mandi menurun jatuh (misal: lantai
- Jatuh saat licin, penerangan
membungkuk kurang).
menurun - Hitung risiko jatuh
dengan menggunakan
skala (mis. Fall Morse
Scale, Humpty
Dumpty Scale), jika
perlu.
- Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan
sebaliknya.
Terapeutik
- Orientasikan ruangan
pada pasien dan
keluarga.
- Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi
terkunci.
- Pasang handrail
temapt tidur.
- Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah.
- Tempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan
perawat dan nurse
station.
- Gunakan alat bantu
berjalan (mis. Kursi
roda, Walker).
- Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien.
Edukasi
- Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah.
- Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak licin.
- Anjurkan
berkonsentrasi untuk
menjaga
keseimbangan tubuh.
- Anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat
berdiri.
- Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat

27 Februari 2022 3. Gangguan Komunikasi Gangguan Komunikasi Promosi Komunikasi :


Verbal b. d Gangguan Verbal Defisit Bicara
neuromuscular Setelah dilakukan Observasi
DS : tindakan keperawatan - Monitor kecepatan,
Pasien mengatakan selama 3x24 jam tekanan, kuantitas,
mengeluhkan kelemahan otot diharapkan status volume dasn diksi
dan gangguang berbicara. gangguan komunikasi bicara
DO : verbal meningkat dengan - Monitor proses
 Komunikasi terhambat kriteria hasil: kognitif, anatomis, dan
 Pelo - Kemampuan fisiologis yang
 Disfasia berbicara meningkat berkaitan dengan
 TTV - Kemampuan bicara
- TD : 100/80mmHg mendengar - Monitor frustrasi,
- S : 37˚ C meningkat marah, depresi atau
- N : 80 x/menit - Kesesuaian ekspresi hal lain yang
- RR : 18 x/menit wajah/tubuh menganggu bicara
meningkat - Identifikasi prilaku
- Kontak mata emosional dan fisik
meningkat sebagai bentuk
- Afasia menurun komunikasi
- Disfasia menurun Terapeutik
- Apraksia menurun - Gunakan metode
- Disleksia menurun Komunikasi
- Disatria menurun alternative (mis:
- Pelo menurun menulis, berkedip,
- Gagap menurun papan Komunikasi
- Respon perilaku dengan gambar dan
membaik huruf, isyarat tangan,
- Pemahaman dan computer)
komunikasi membaik - Sesuaikan gaya
Komunikasi dengan
kebutuhan (mis: berdiri di
depan pasien, dengarkan
dengan seksama,
tunjukkan satu gagasan
atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan
sambil menghindari
teriakan, gunakan
Komunikasi tertulis, atau
meminta bantuan keluarga
untuk memahami ucapan
pasien.
- Modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bantuan
- Ulangi apa yang
disampaikan pasien
- Berikan dukungan
psikologis
- Gunakan juru bicara, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan berbicara
perlahan
- Ajarkan pasien dan
keluarga proses
kognitif, anatomis dan
fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan berbicara
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli patologi
bicara atau terapis
CATATAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 50 tahun
NO. REGISTER 080837

NO TGL/JAM NO. TINDAKAN TT


DX.
KEP
1. 27 1 Perawatan Integritas Kulit
Februari
2022

18.30 - Mengidentifikasi
penyebab gangguan
integritas kulit seperti
perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi,
penurunan kelembaban,
suhu lingkung ekstrem,
penurunan mobilitas
18.45 - Mengubah posisi setiap 2
jam jika tirah baring
19.00 - Melakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang
19.10 - Melakukan perineal
dengan air hangat,
terutama selama diare
19.20 - Menganjurkan
menggunakan pelembab
seperti Lotin atau serum
19.30 - Menganjurkan untuk
meningkatkan asupan
nutrisi
19.45 - Menganjurkan
meningkatkan buah dan
sayuran
19.50 - Menganjurkan untuk
menghindari terpapar
suhu yang ekstrem
20.10 - Menganjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
2. 28 2 Pencegahan Jatuh
Februari
2022

08.00 - Mengidentifikasi risiko


jatuh setidaknya sekali
setiap shift atau sesuai
dengan kebijakan institusi.
- Mengidentifikasi
08.25 lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh
seperti lantai licin,
penerangan kurang
08.30 - Memonitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan
sebaliknya.
08.45 - Mengorientasikan ruangan
pada pasien dan keluarga.
09.00 - Memastikan roda tempat
tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci.
09.20 - Memasang handrail
temapat tidur.
09.35 - Mengatur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah.
09.40 - Menempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat
dan nurse station.
09.55 - Mendekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien.
10.15 - Menganjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah.
10.20 - Menganjurkan
menggunakan alas kaki
yang tidak licin.
10.25 - Menganjurkan
berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan
tubuh.
10.30 - Menganjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri.
10.45 - Mengajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
3. 1 Maret 3 Promosi Komunikasi :
2022
Defisit Bicara

- Memonitor
08.15
kecepatan, tekanan,
kuantitas, volume dan
diksi bicara
08.20
- Memonitor proses
kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang
berkaitan dengan
bicara
08.25 - Memonitor frustrasi,
marah, depresi atau
hal lain yang
menganggu bicara
08.40 - Mengidentifikasi
perilaku emosional
dan fisik sebagai
bentuk komunikasi
08.58 - Memodifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan
bantuan
09.10 - Mengulangi apa yang
disampaikan pasien
09.20 - Memberikan
dukungan psikologis
09.35 - Menganjurkan
berbicara perlahan
10.00 - Mengajarkan pasien
dan keluarga proses
kognitif, anatomis
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan
berbicara
10.25 - Merujuk ke ahli
patologi bicara atau
terapis
EVALUASI

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 50 tahun
NO. REGISTER 080837

NO. TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 27 Februari 2022 28 Februari 2022 1 Maret 2022
KEP.

1. S: Pasien mengatakan badannya S: Pasien mengatakan badannya agak bugar S : Pasien mengatakan badannya
lemes sehingga tidak bisa melakukan O: sudah bugar kembali
aktivitas seperti biasanya - k/u : lemah O:
O: - Akral hangat - k/u : cukup baik
- k/u : lemah - Tirah baring - Duduk tanpa bantuan
- Akral hangat A : Masalah teratasi sebagian keluarga
- Tirah baring P : Lanjutkan intervensi A : Masalah Teratasi
- Duduk dengan bantuan keluarga  Mengidentifikasi gangguan fungsi P : Intervensi Dihentikan
A : Masalah belum teratasi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
P : Lanjutkan intervensi  Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur
 Mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
 Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
 Meyediakan lingkungan yang
nyaman
2. S : Pasien mengatakan badannya S : Pasien mengatakan badannya agak bugar S : Pasien mengatakan badannya
lemas sehingga tidak bisa melakukan O: sudah bugar kembali
aktivitas seperti biasanya - k/u: lemah O:
O: - Akral hangat - k/u: cukup baik
- k/u: lemah - Tirah baring - Duduk tanpa bantuan
- Akral hangat A : Masalah teratasi Sebagian keluarga
- Tirah baring P : Lanjutkan intervensi A : masalah teratasi
- Duduk dengan bantuan  Mengidentifikasi gangguan fungsi P : intervensi dihentikan
keluarga tubuh yang mengakibatkan kelelahan
A : Masalah belum teratasi  Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur
P : Lanjutkan intervensi
 Mengidentifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
 Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
 Menyediakan lingkungan
yang nyaman
KELOMPOK 6

Lia Eka Purnamasari / 222303102048

Faradina Nur Izmi / 222303102055

Riza Mas Yuniarsih / 222303102068

Sinta Ayun Lestari / 222303102069

Divanda Jasmine A.S / 222303102075

Pertanyaan dari kelompok 7

~Untur pasien lansia dengan spastisitas pasca stroke apa saja obat dan suplemen yang bisa diberikan untuk meringankan gejala?

~Kekakuan pada otot ini sering kali memicu sakit kepala dan rasa sakit saat bergerak , apakahPemberian Vitamin B12 dosis tinggi dapat membantu?

JAWABAN DARI KELOMPOK KAMI (kelompok 6)

~Penatalaksanaan spastisitas pasca stroke dapat dilakukan dengan :

1. Fisioterapi/Terapi fisik

2. Pemberian obat oral, contohnya seperti Baclofen, Tizanidine, Benzodiazepine, Gabapantine dll.

3. Injeksi botok.

~Pemberian vitamin B12 sendiri masih belum terbukti bermanfaat untuk menanganinya

Anda mungkin juga menyukai