Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
KOTA PASURUAN
Disusun oleh :
KELAS 1-BP
PROGRAM STUDY D3
KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Analisis data
JADWAL PENELITIAN
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan gambaran diatas dan berangkat dari suatu hal menarik untuk Diketahui, bahwa
ada satu Kampus tepatnya dikota pasuruan. Di Unej Kampus Kota Pasuruan tersebut terdapat
pemeluk agama islam, Kristen protestan, katolik, Buddha. Ditengah kemajemukan
masyarakat dalam Perbedaan keyakinan agama ternyata mampu membangun sikap untuk
saling menghormati antar pemeluk agama. Dengan kondisi social itulah yang menjadikan
ketertarikan penulis untuk Melakukan penelitian tentang “ Kerukunan Antar Umat Beragama
di Kampus Unej Pasuruan “ (Studi Hubungan antar Umat Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Buddha).
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka akan kami susun rumusan masalah.
adapun rumusan masalah tersebut untuk membatasi penelitian dan membuat kajian yang diteliti
menjadi lebih fokus. Rumusan disusun sebagai berikut :
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan untuk memperkaya ilmu perbandingan
agama menegeni kerukunan antar umat beragama, khusunya relasi dalam bidang sosiologi.
b. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis, untuk menambah bahan informasi bagi peneliti yang berminat
mangkaji lebih mendalam mengenai kerukunan antar umat beragama untuk dikembangkan
dalam spektrum yang lebih luas dan dapat berguna dalam mengembangkan wawasan studi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penataan hubungan antar penganut agama dalam ajaran Islam berakar pada "benih yang
telah ditanamkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ke dalam diri manusia.
Adalah sesuatu yang tidak dapat diingkari bahwa manusia diciptakan-Nya senasib, secara kodrati
ditempatkan di permukaan bumi ini, secara kodrati satu keturunan, secara kodrati diberiNya sifat-
sifat dasar yang sama, ringkasnya banyaklah "kebersamaan kodrati" sesama manusia.
"Pengalaman" paling awal manusia terjadi ketika seseorang mulai dari rahim ibunya, dipelihara
secara lahir dan bathin. Selanjutnya lahir ke permukaan bumi ini, terus menerus dipelihara oleh
ibu dengan penuh "kasih sayang" (dalam bahasa Arab disebut "rahim" juga), sampai remaja dan
dewasa. Keturunan manusia terus berkembang secara lahiriyah (genealogis), demikian pula
hubungan kasih sayang berkembang secara rohaniyah, secara kekeluargaan dari generasi ke
generasi. Hingga saat inipun, ketika umat manusia telah berkembang menjadi berbagai ras,
bangsa, suku bangsa, dan berbagai kelompok yang lebih kecil ataupun berbagai "campuran",
hubungan kasih sayang (silaturrahim) yang kodrati itu tetaplah ada.
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan dan kerja sama dengan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Ajaran Islam
menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta 'awun) dengan sesama
manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat
berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Toleransi merupakan
masalah yang actual sepanjang masa, terlebih lagi toleransi beragama. Islam memberikan
perhatian yang tinggi terhadap perlunya toleransi beragama sejak awal perkembangan Islam, baik
tersurat di dalam Al Quran maupun tersirat dalam berbagai perilaku Nabi. Aktualisasi toleransi
beragama di Indonesia dipandang masih jauh dari ideal karena itu sosialisasi dan pembinaan umat
beragama di Indonesia perlu terus ditingkatkan.
a. Hubungan antar umat beragama
Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak selalu
hanya dapat diterapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam
masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal.
Kendatipun dapat dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep Alquran
dan As Sunnah, tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran Islam secara konsekwen
dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan.
Demikian pula pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan antar bangsa, nilai-nilai
ajaran Islam menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan guna menyatukan umat manusia dalam
suatu kesatuan kebenaran dan keadilan. Dominasi salah satu etnis atau negara merupakan
pengingkaran terhadap makna Islam, sebab ia hanya setia pada nilai kebenaran dan keadilan yang
bersifat universal. Islam mengajarkan prinsip kesamaan dan kesetaraan manusia sebagaimana
diungkapkan Alquran: Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
QS.49:13
Universalisme Islam dapat dibuktikan antara lain dari segi agama, dan sosiologi. Dari segi
agama, ajaran Islam menunjukkan universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan
alamnya. Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama menerima satu
dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam suatu masyarakat yang homogin
hanya dengan tindakan yang sangat mudah, yakni membaca syahadat. Jika ia tidak ingin masuk
Islam, tidak ada paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap diterima dan menikmati segala macam
hak kecuali yang merugikan umat Islam. Ditinjau dari segi sosiologi, universalisme Islam
ditampakkan bahwa wahyu ditujukan kepada semua manusia agar mereka menganut agama Islam,
dan dalam tingkat yang lain ditujukan kepada umat Islam secara khusus untuk menunjukkan
peraturan-peraturan yang harus mereka ikuti. Karena itu, maka pembentukan masyarakat yang
terpisah merupakan suatu akibat wajar dari ajaran Al-Quran tanpa mengurangi universalisme
Islam.
Melihat universalisme Islam di atas tampak bahwa esensi ajaran Islam terletak pada
penghargaan kepada kemanusiaan secara universal yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan,
dan keadilan dengan mengedepankan kedamaian; menghindari pertentangan dan perselisihan,
baik ke dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilai
ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar manusia secara universal dengan tidak mengenal
suku, bangsa dan agama.
Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam,
kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan
hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan
dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Hubungan dan kerja sama antar umat beragama
merupakan bagian dari hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang,
bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4.Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
Menyusun pertanyaan angket
↓
Membuat angket
↓
Disebarkan
↓
Proses pengisian angket
↓
Pengumpulan data
↓
Pengolahan data
3.5 Analisis data
Teknik analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari evalusi angket. Hasil
analisis digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang
dikembangkan.sedangakan teknik analisis data kualitatif diperoleh dari saran dan masukan oleh
mahasiswa.
BAB IV
JADWAL PENELITIAN