16.0101.0194 - BAB I-BAB II-BAB III-BAB V-DAFTAR PUSTAKA - Bibid Handoko
16.0101.0194 - BAB I-BAB II-BAB III-BAB V-DAFTAR PUSTAKA - Bibid Handoko
16.0101.0194 - BAB I-BAB II-BAB III-BAB V-DAFTAR PUSTAKA - Bibid Handoko
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh
Nama : NURSIANI
NPM : 16.0101.0194
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setiap karyawan. Oleh karena potensi yang dimiliki sumberdaya manusia perlu
keluarga, termasuk biaya pendidikan anak. Secara umum, karyawan yang telah
menikah mereka akan memiliki dua komitmen utama di dalam hidupnya, yaitu
kedua peran,sering memicu timbulnya suatu konflik peran ganda atau work
family conflict. Kondisi ini tentunya akan berdampak pada kegiatan operasional
1
2
bekerja menurut jam kerja, secara grafis dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.1
Keadaan pekerja menurut jam kerja Tahun 2019
tingkat pekerja penuh atau jam kerja minimal 35 jam perminggu adalah paling
besar yaitu 71,75%. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat
pekerja dengan jam kerja kurang dari 35 jam. Kondisi ini memberikan makna
bahwa dengan adanya jam kerja yang penuh, menjadi salah satu alasan bahwa
pasangan suami istri yang bekerja akan dihadapkan dengan masalah waktu
karena dalam bekerja harus sesuai dengan jam kerja. Pelaksanaan tugas yang
cepat dan akurat mencerminkan kinerja karyawan yang tinggi dan kondisi ini
tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai
atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
3
adalah hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati dan dapat diukur.
dan untuk mengetahui hasil kerja setiap periodenya, maka perlu dilakukan
kinerja karyawan. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh manajer dalam hal ini
menurunnya kinerja karyawan seperti work family conflict, stress kerja maupun
motivasi kerja.
work family conflict merupakan bentuk dari konflik peran di mana adanya
tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga yang tidak seimbang. Pekerjaan dan
keluarga adalah dua komponen sosial utama bagi individu dan masyarakat,
dengan kinerja yang seimbang dan efisien dari bagian-bagian ini.Pengertian ini
maka akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan. Work family conflict
dalam pemenuhan peran sebagai pasangan suami istri dan peran sebagai orang
Work Family conflict sering muncul karena pekerjaan yang memiliki jam
kerja tidak fleksibel, tidak teratur, jam kerja yang panjang, serta beban kerja
yang tinggi. Konflik personal ditempat kerja juga dapat berpengaruh terhadap
datang dari pekerjaan dan keluarga melebihi kapasitas yang dimiliki karyawan
seseorang. Orang orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan
akibat stress kerja, maka karyawan akan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan harapan perusahaan. Oleh karena itu, terjadinya stress kerja pada
tinggi.
5
mana adanya tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga yang tidak seimbang,
dengan stress kerja, dimana apabila karyawan dihinggapi stress kerja, maka
menurun.
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja
maksimal, sehingga ketika karyawan memiliki motivasi yang baik maka segala
sesuatu yang perusahaan inginkan akan dapat dikerjakan dan itu berarti
karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik.Oleh karena itu, karyawan yang
dan karyawan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam
6
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, sebagai lembaga yang
masalah krusial. Kinerja karyawan yang rendah tentunya akan berakibat buruk
bagi organisasi dimana pelayanan yang buruk maka akan menurunkan citra
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, mengalami naik turun yang
penyelesaiannya. Kondisi ini disebabkan oleh adanya konflik kerja dan juga
terjadinya stress kerja. Selain itu motivasi kerja yang juga mengalami naik
turun sebagai akibat terjadinya stress kerja pada karyawan. oleh karena itu
dalam penelitian ini diambil judul “Pengaruh Work Family Conflict dan Stres
Moderasi”.
B. Rumusan Masalah
adalah:
kinerja karyawan?
7
karyawan?
C. Tujuan Penelitian
karyawan.
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
bagi pembaca mengenai work family conflict, stres kerja, motivasi kerja.
2. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
dan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi organisasi mengenai pengaruh work
8
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab
sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis. Bab ini berisi uraian
BAB III Metode Penelitian. Bab ini bertujuan untuk menerangkan dan
dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan
BAB IV Hasil dan Pembahasan. Bab ini bertujuan untuk membahas dan
keterbatasan penelitian dan saran. Bagian akhir akan diisi dengan lampiran
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Atribusi
yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap,
(Luthans, 2011).
mereka atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat
9
10
teori atribusi dengan alasan bahwa dengan timbulnya work family conflict
dan stres kerja, maka akan dapat mengganggu psikologi karyawan dalam
maka kinerja akan tetap tinggi. Kondisi ini tentunya akan membantu
conflict dan stress kerja diperlukan dorongan dari pimpinan maupun rekan
kerja agar kinerja karyawan tetap tinggi. Kondisi yang saling terkait inilah
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
karakteristik (4 C) yaitu
memadai
adalah hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati dan dapat diukur.
Dalam hal ini dikenal tiga macam atau jenis kinerja yaitu kinerja
perbuatan-perbuatannya.
pekerjaan.
b. Pengukuran Kinerja
mikro.
parsial.
yang sama. Kondisi inilah yang akan memberikan pengaruh positif bagi
kepasaran.
tinggi kinerjanya.
15
meningkat.
2) Tanggung jawab
akurat.
3) Disiplin
tujuan organisasi.
tertulis.
perusahaan.
4) Inisiatif
semakin meningkat.
organisasi.
19
inisiatif kerja akan mencapai hasil yang optimal atau kinerja yang
semakin tinggi.
5) Hasil kerja
Hasil kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas yang telah
bagi perusahaan dilihat dari dua aspek penting yaitu kuantitas dan
kualitas kerja. Hasil kerja yang memenuhi kuantitas dan kualitas yang
ukuran kinerja karyawan dapat dilihat output yang ada, artinya apabila
hasil kerja sesuai dengan standar, maka kinerja karyawan baik namun
family conflict yang terjadi pada karyawan, dimana satu sisi ia harus
tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga tidak dapat disejajarkan dalam
tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat
tuntutan keluarganya.
pada individu yang memiliki peran ganda antara peran dalam pekerjaan
pekerjaan.
(2017: 173) wanita bekerja saat ini bukanlah masalah baru, adapun
23
kehidupan keluarga.
Merupakan beban kerja sebagai orang tua dalam keluarga. Beban yang
2) Tekanan perkawinan
istri dapat berupa kesediaan sebagai istri untuk menemani suami dan
atau keluarga).
berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu pekerjaan yang
deadline, maka tidak akan terjadi work familty conflict dan sebaliknya.
Konflik peran ganda atau work family conflict terjadi karena peran
ganda seorang pegawai. Peran ganda ini akan selalu menjadi bagian
yang tenang, maka seseorang akan dapat berfikir secara jernih sehingga
26
itu dengan kondisi psikologi yang tenang, maka seseorang akan mempunyai
dapat terwujud.
4. Stress Kerja
yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk lebih efektif
dihadapkan pada peluang, tuntutan atau sumber daya yang terkait dengan
apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. Stres lebih sering dikaitkan dengan tuntutan (demand)
dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan
tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa dijangkau oleh
(sembilan), maka sangat mungkin sekali orang itu akan terkena stres
kerja.
dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Setiap terjadinya stres
bagi perusahaan.
singkat beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh stres kerja
operasional kerja.
produktif.
jika stres tidak mampu diatasi maka akan menimbulkan dampak yang
rendah
29
atas terjadinyastres kerja akan lebih besar. Oleh karena itu terjadinya
Meditasi ini dapat dilakukan selama 15-20 menit dan meditasi biasa
keseluruhan.
stres rendah hingga menengah, karena kedua tingkat stres ini mungkin
meski rendah tetapi berlangsung terus menerus dalam periode yang lama
kerja yaitu:
31
1) Pendekatan Individual
2) Pendekatan Perusahaan
intensif.
Oleh karena itu, perlunya penanganan secara serius agar stress kerja
stress kerja dapat dikelola dengan baik, maka akan dapat membantu
a. Pengertian Motivasi
1) Motivasi Intrinsik
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap
2) Motivasi Ekstrinsik
perkembangan organisasi atau tugas dan ada faktor lain yang sangat
kompleks.
positif dan motivasi negatif, dimana motivasi ini harus tetap dikelola
1) Motivasi Positif
2) Motivasi negatif
negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan
ketergantungan.
c. Unsur-Unsur Motivasi
1) Motif
dorongan, alasan dan kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang
status, prestasi.
2) Penghargaan
meliputi :
motivasi yang diberikan berupa material (uang dan barang) dan non
material.
variabel peran ganda, stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
menunjukkan bahwa terdapat korelasi kuat antara variabel peran ganda, stres
kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Variabel bebas ketiga
160 orang. Variabel yang dipakai adalah variabel work family conflict, stres
kerja terhadap kinerja karyawan, Alat analisis yang digunakan adalah regresi
terhadap kinerja karyawan; dan work family conflict dan stres kerja
kerja dan work family conflict terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai
variabel intervening.. Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS 22,
dilakukan analisis regresi linier berganda dan analisis jalur. Hasil penelitian
terdapat pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja, terdapat pengaruh work
dan terdapat pengaruh stres kerja terhadap kinerja dengan kepuasan kerja
sebagai variabel intervening, serta tidak terdapat pengaruh work family conflict
conflict, stres kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis
karyawan.
SPSS 17.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat
jumlah 202 orang Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan
kerja dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisa yang digunakan
Uji validitas menggunakan CFA, uji reliabilitas Alpha Cronbach, dan analisis
negatif terhadap kinerja karyawan, serta Stres kerja dan konflik kerja secara
C. Pengembangan Hipotesis
sulit untuk mengatur waktu dan memiliki waktu yang terbatas terhadap
karena dengan waktu yang terbatas, seseorang harus menjalankan dua atau
40
yang terjadi pada karyawan, dimana satu sisi ia harus melakukan pekerjaan
fisik individu. Menurut Veithzal (2014:516) stres kerja adalah suatu kondisi
Namu demikian, apabila manajer tidak mampu mengelola stress kerja, maka
kinerja karyawan. Oleh karena itu dalam penelitian ini diajukan hipotesis:
keluarga atau work family conflict yang terjadi pada karyawan, dimana satu
hipotesis:
D. Kerangka Konseptual
Penelitian ini penulis memilih work family conflict dan stress kerja
penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variable) adalah work family
Stress kerja
(X2)
Motivasi Kerja
(X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
Populasi bukan sekedar jumlah yang pada obyek atau subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit
oleh populasi tersebut Sugiono (2015:168). Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena
keterbatasan dana, tenaga, dan juga waktu, maka peneliti dapat mengambil
sampel dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut
45
46
sampel penelitian ini adalah sampel yang dibatasi pada ciri-ciri yang dapat
karakteristik sampel.
anak balita dan atau anak usia sekolah, dengan pertimbangan karyawan yang
memiliki anak balita dan atau anak usia sekolah akan cenderung mengalami konflik
lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang memilki anak sudah dewasa.
Maka karakteristik sampel adalah sampel yang memilki hubungan dengan work
family conflict, stres kerja terhadap kinerja karyawan. Jumlah sampel yang
1. Klasifikasi Variabel
variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Selain itu juga
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah work family conflict (X 1), stres
a. Kinerja Karyawan
sudah ditentukan.
atau keluarga).
c. Stres Kerja
dilakukan.
d. Motivasi kerja
meliputi :
49
1) Motivasi instriksik
2) Motivasi ekstrinsik
3) Motivasi positif
4) Motivasi negatif
rendah.
rendah.
tertulis,metode survei terdiri dari dua bagian, yaitu wawancara (interview), dan
data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan
metode survey pada karyawan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, dimana
51
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
hitung dengan r tabel untuk degree of fredom (df)= n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Jika dalam tampilan output Cronbach Alpha r nilai r
hitung > dari r tabel dan nilainya positif maka,butir pernyataan akan
dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka, butir
valid tidaknya suatu pernyataan adalah r hitung lebih besar dari r tabel pada
signifikasi 0,05 atau 5%. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka alat ukur
2. Uji Reliabilitas
reliabel jika jawaban terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali,2016: 57). Dalam penelitian ini uji reliabilitas data
lainnya. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >
0,60(Ghozali, 2016:87).
work family conflict, stres kerja pada kinerja dengan kinerja dengan
Keterangan:
jumlah responden)
bebas (work family conflict dan stres kerja) terhadap variabel terikat (kinerja
karyawan). Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan uji nilai
dengan model nilai selisih mutlak dari variabel independen (Ghozali, 2016:
Keterangan:
X3 = Variabel Motivasi
54
Kriteria moderasi:
a. Jika nilai sig < dari 0,05, maka termasuk variabel moderasi.
b. Jika nilai sig >dari 0,05, maka tidak termasuk variabel moderasi.
3. Uji R2
2016:87). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R²
diukur dari Goodeness Fit.Secara statistik, setidaknya dapat diukur dari nilai
ini menggunakan level of significance 0,05 dan uji satu sisi dengan
penentuan kesimpulan:
a. Jika F hitung> F tabel atau p-value < alpha (0,05), yang berarti persamaan
b. Jika F hitung< F tabel atau p-value > alpha (0,05), yang berarti persamaan
Hoditerima Hoditolak
FTabel
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
menggunakan level of significance 0,05 dan uji satu sisi dengan penentuan
kesimpulan:
terikat.
Gambar 3.2
Uji Hipotesis Dua Pihak
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kinerja karyawan. Hasil ini ditunjukkan ketika work family conflict semakin
menurun.
motivasi kerja tinggi pada karyawan Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. Soerojo
itu lebih penting dalam hidupnya, hal ini akan memperlemah pengaruh
75
76
tinggi pada karyawan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
penting dalam hidupnya, hal ini akan memperlemah pengaruh negatif stres
kerja pada kinerja karyawan, sehingga kinerja karyawan akan menjadi tidak
begitu rendah.
B. Saran-saran
atau reward agar dapat menjadi motivasi bagi karyawan lain untuk
meningkatkan kinerjanya.
2. Penelitian ini hanya mengambil dua variabel bebas yaitu work family
conflict dan stress kerja, oleh karena itu disarankan pada peneliti selanjutnya
kemampuan kerja.
3. Penelitian ini dilakukan pada instansi pemerintah oleh karena itu disarankan
4. Penelitian ini hanya mengambil 2 variabel bebas, oleh karena itu disarankan
dan stress kerja sehingga berakibat pada kinerja yang menurun. Begitu juga
78
79
Sudibya. (2018). Pengaruh Work family conflict terhadap stres kerja dan
kepuasan kerja. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 07(07).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta,Bandung.
Wijayanti, F. N. S. (2018). Pengaruh Stres Kerja dan work family Conflict
terhadap kinerja dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening pada
Karyawan RSUD Bagaswaras Klaten.