45 105 1 SM
45 105 1 SM
45 105 1 SM
02 April, 2021
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Dikmat p-ISSN: 2775-1856 e-ISSN: 2775-1864
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi mengenai kesulitan siswa sekolah dasar kelas VI
di SDN Dinoyo 1 Malang materi geometri bangun ruang ditinjau dari persepsi guru. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjeknya yaitu guru kelas VI di SDN Dinoyo 1
Malang. Data penelitian diperoleh melalui wawancara. Instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar
wawancara terkait pembelajaran geometri bangun ruang yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu menyusun data secara sistematis, menjabarkannya,
memilih dan memilah data yang penting, kemudian membuat kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan
maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa sekolah dasar kelas VI di SDN Dinoyo 1 Malang materi
geometri bangun ruang ditinjau dari persepsi guru yaitu siswa kesulitan pada tahap perhitungan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan guru. Upaya-upaya yang dapat guru lakukan dalam mengatasi kesulitan
siswa diantaranya memberikan motivasi belajar, memberi variasi metode mengajar, mempergunakan alat
peraga, memberikan latihan yang cukup dan berulang serta memberikan program perbaikan atau remedial,
dan menganalisis penyebabnya dan scaffolding.
Kata kunci: Kesulitan Siswa, Geometri, Persepsi Guru.
Abstract
The purpose of this research was to describe and overcoming of Conceptual and procedural knowledge with
anticipation didactic approach in class VIII SMP 13 Malang. The participant of this study were 4 students
of class VIII C. The research is a analytical descriptive method using clinical study case approach,
instrument used in the form of a description test which number four description questions then interviewed
and documented. Before being given the anticipation didactical approach of the research subjects
experiencing problematic knowledge. After being given the anticipation didactic approach, the problems
experienced subjects can be minimized. This was evidenced by the increasing mathematical conceptual and
prosedural knowledge of subject . So that through this anticipation didactic approach, the problems of
students' conceptual and procedural knowledge on material pattern patterns can be overcome..
Keywords: student’s Difficulties, Geometri, Teacher Perception
PENDAHULUAN menyelesaikan masalah-masalah yang
Matematika merupakan ilmu yang berbentuk pengukuran, bentuk dan geometri
menjadi dasar untuk ilmu pengetahuan lain yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
dan sebagai alat untuk memajukan pola pikir (Arifin, 2017; Clement et al., 2014; Khoiri,
siswa (Roskawati et al., 2015; Rostika, 2008; 2014).
Suandito, 2017). Oleh karena itu, matematika Pembelajaran geometri di SD memberikan
diajarkan dari sekolah dasar (SD) sampai kontribusi yang penting bagi siswa dalam
sekolah menengah dan salah satu materi belajar matematika, baik untuk pembentukan
pelajaran dalam matematika yaitu geometri. sikap, pola pikir, mempelajari ilmu
Geometri merupakan salah satu cabang pengetahuan yang lain, dan untuk keperluan
matematika yang menempati posisi penting dalam kehidupan sehari-hari (Mursalin, 2016).
untuk dipelajari karena menfasilitasi siswa Jika dilihat dari usia perkembangan kognitif
Kesulitan Siswa Sekolah Dasar pada Materi Geometri
Bangun Ruang Ditinjau ........ 17
DIKMAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 01 No. 02 April, 2021
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Dikmat p-ISSN: 2775-1856 e-ISSN: 2775-1864
siswa SD masih terikat dengan objek yang sukar memahami konsep yang diajarkan, dan
hanya dapat ditangkap oleh panca indra prestasi belajar siswa dalam geometri
(Kristanti, 2014). Belajar geometri membuat khususnya bangun ruang rendah (Rostika,
siswa sendiri yang akan membangun konsep- 2008; Sukayasa, 2012). Özerem (2012)
konsep selama proses belajar, sehingga guru mengungkapkan bahwa dalam belajar
tidak dapat hanya menstransfer informasi yang geometri kurangnya dasar pengetahuan siswa,
harus dihapalkan siswa (Nurhasanah et al., penalaran, dan kesalahan dalam operasi-
2017). operasi dasar. Penggunaan sumber belajar
Guru perlu menyelidiki dan memahami yang tidak serasi dengan materi yang akan
bagaimana siswa mengkonstruksi pengetahuan diajarkan (Ochieng et al., 2016).
geometri sebagai hasil dari pengalaman belajar Masalah yang dialami siswa selama
siswa (Panaoura & Gagatsis, 2009). Oleh proses pembelajaran yaitu: 1) siswa cenderung
karena itu, pembelajaran matematika pasif (Akhsani et al., 2012; Octavianti et al.,
hendaklah mengikuti kaidah pedagogik secara 2013; Suriansyah & Mahriati, 2016); 2) siswa
umum yaitu pembelajaran yang diawali dari terbiasa hanya menghafal konsep (Octavianti
konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, et al., 2013; Sasmi et al., 2014; Sukayasa,
dan dari mudah ke sulit, begitu juga belajar 2012); 3) siswa jarang bertanya apabila ada
tentang geometri dapat menggunakan berbagai materi yang belum dipahami (Putra et al.,
gambar dan benda untuk mewakili bangun- 2014); 4) siswa takut dan enggan menjawab
bangun geometri sehingga terhindar dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru; 5)
bahasa yang rumit dan sukar dimengerti oleh siswa tidak memahami materi-materi prasyarat
siswa (Kristanti, 2014). (Putra et al., 2014), dan 6) siswa tidak
Pembelajaran matematika yang paling mengorganisasi keterkaitan antarbangun
efektif yaitu apabila guru melibatkan siswa berdasarkan sifat-sifatnya (Wulandari &
dengan objek-objek matematika, menciptakan Rosyidi, 2013).
proses pembelajaran yang mengembangkan Pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD
potensinya untuk membangun pengetahuan diarahkan menggunakan model pembelajaran
agar hasil belajar siswa optimal (Nurhasanah tematik (Khofiatun et al., 2016). Pembelajaran
et al., 2017; Rostika, 2008). Proses tematik merupakan model yang sangat baik
pembelajaran matematika sebaiknya untuk diterapkan di SD, karena sesuai dengan
mengusahakan fakta, konsep, operasi, ataupun kebutuhan dan perkembangan siswa (Jiwa et
prinsip dalam matematika terlihat konkret al., 2013; Khofiatun et al., 2016;
sesuai dengan perkembangan penalaran siswa Widyaningrum, 2012). Salah satu materi
(Kristanti, 2014). Selain itu, guru juga geometri yang diajarkan di SD kelas VI yaitu
sebaiknya menggunakan media alat peraga bangun ruang. Materi ini penting diajarkan
untuk membantu siswa memahami konsep- karena menjadi dasar untuk mempelajari
konsep dari materi pokok yang dipelajarinya materi geometri pada jenjang selanjutnya.
(Sulaiman, 2015). Sehingga dalam penelitian ini mengkaji
Kenyataannya guru belum inovatif informasi mengenai kesulitan siswa sekolah
menggunakan media (Sumiaty, 2009). dasar kelas VI di SDN Dinoyo 1 Malang
Disamping itu, siswa mengalami kejenuhan materi geometri bangun ruang ditinjau dari
selama proses pembelajaran karena guru persepsi guru. Hasil penelitian ini diharapkan
kurang melibatkan siswa untuk aktif mampu memberikan solusi kepada guru
memanipulasi benda-benda, sehingga siswa