Bahan Sosialisasi PermenLHK No 9 Tahun 2021
Bahan Sosialisasi PermenLHK No 9 Tahun 2021
Bahan Sosialisasi PermenLHK No 9 Tahun 2021
OLEH
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
PASAL 29B
Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha pemanfaatan hutan dan kegiatan
perhutanan sosial diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Jangka waktu
Pengelolaan paling
lama 35 tahun
Perseorangan
Pengelolaan
Perhutanan
Sosial dapat
diberikan
kepada:
Kelompok Tani
Untuk Kemitraan kehutanan
disesuaikan dengan masa
berlakunya perizinan berusaha
Pemanfaatan Hutan dan masa
berlakunya persetujuan
penggunaan kawasan hutan.
Koperasi
4
Pengertian
Pasal 1
g. Sanksi Administratif.
Skema Perhutanan Sosial
Pasal 3
Kemitraan Kehutanan
Hutan Desa
persetujuan kemitraan yang diberikan kepada
kawasan hutan yang belum dibebani izin, HD Kemitraan pemegang perizinan berusaha Pemanfaatan Hutan
yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan Kehutanan atau pemegang persetujuan penggunaan kawasan
untuk kesejahteraan desa. hutan dengan mitra/Masyarakat untuk
memanfaatkan hutan pada kawasan Hutan
Lindung atau kawasan Hutan Produksi
.
Kemitraan Konservasi dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya (Pasal 4).
Fungsi Hutan Skema PS
Hutan Konservasi Kemitraan Konservasi *)
Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan:
1. Areal sudah dikelola masyarakat setempat; dan/atau
2. Areal punya potensi untuk pemanfaatan kawasan, jasling, HHK, dan HHBK.
3. Apabila berupa tanaman sawit yang dilakukan oleh perseorangan yang tinggal di dalam/sekitar
kawasan hutan ≥ 5 tahun secara terus menerus diberikan ≤ 5 ha/orang.
HUTAN KEMASYARAKATAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
SUBJEK
Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan:
1. Areal sudah dikelola masyarakat setempat.
2. Apabila berupa tanaman sawit yang dilakukan oleh perseorangan dengan ketentuan
membentuk kelompok yang tinggal di dalam/sekitar kawasan hutan ≥ 5 tahun secara
terus menerus diberikan ≤5 ha/orang.
HUTAN TANAMAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
SUBJEK
OBJEK
Areal yang dapat diberikan Persetujuan Pengelolaan HTR berupa kawasan Hutan
Produksi yang belum dibebani:
Luas Areal paling luas
a. perizinan berusaha;
5.000 hektar per unit
b. persetujuan penggunaan kawasan hutan; atau pengelolaan.
c. Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial. &
≤ 15 hektar per KK
Ketentuan areal:
a. berada di dalam PIAPS (apabila di luar PIAPS areal harus sudah dikelola oleh
masyarakat);
b. diutamakan hutan produksi yang tidak produktif; dan/atau
c. areal sudah dikelola oleh pemohon.
Dalam hal areal berada di luar PIAPS, dapat diberikan Persetujuan Pengelolaan HTR dengan
ketentuan areal dimaksud sudah dikelola oleh Masyarakat, selanjutnya dimasukan dalam revisi
PIAPS selanjutnya.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN TATA CARA PERMOHONAN HD, HKM, HTR
Kelengkapan Berkas Permohonan:
> 14 hari sejak
1. Perdes Keputusan Kepala Desa (Khusus HD); diterima surat
2. Identitas Pemohon (FC KTP & KK); Pemohon/Subyek
pengembalian, tidak
3. Gambaran umum wilayah; Persetujuan
4. Pakta Integritas; dilengkapi maka
5. Peta Usulan 1:50.000; dan permohonan BATAL
6. Surat pembentukan kelompok/akta pendirian koperasi dengan sendirinya
(untuk HKm & HTR)
Menteri
Mengajukan
menugaskan Dikembalikan untuk
Dirjen PSKL permohonan kpd diperbaiki maksimal 14 hari
Menteri secara manual
Direktur Jenderal PSKL membentuk atau elektronik
Tim:
Tidak Memenuhi
Syarat
Tim Verifikasi Verifikasi Administrasi (3 Hari
Administrasi sejak permohonan diterima)
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Verifikasi Teknis (7 hari sejak Syarat
Dirjen PSKL a.n. Menteri
Teknis diterbitkan surat tugas) MENOLAK Persetujuan
Memenuhi Syarat
VERIFIKASI ADMINISTRASI :
memeriksa kelengkapan dan kesesuaian persyaratan administrasi permohonan
Persetujuan serta pencermatan terhadap subjek dan objek persetujuan
VERIFIKASI TEKNIS :
Dilakukan melalui telaahan peta dan pemeriksaan lapangan untuk memperoleh fakta, data, dan
informasi:
a. letak dan batas areal yang dimohon;
b. fungsi kawasan areal yang dimohon;
c. keberadaan perizinan berusaha bidang kehutanan dan perizinan lainnya pada areal yang dimohon;
d. keberadaan permukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan tanaman sawit pada areal yang dimohon.
e. status areal yang dimohon pada peta PIAPS, peta tanah objek reforma agraria, peta indikatif penghentian
pemberian izin baru, dan peta ekosistem gambut;
f. kondisi biofisik areal yang dimohon;
g. potensi pemanfaatan kawasan, hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu, dan jasa lingkungan pada areal
yang dimohon; dan/atau
h. aksesibilitas dan jarak dari permukiman pemohon ke areal yang dimohon.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
KEMITRAAN KEHUTANAN
PEMBENTUKAN DAN
PENGUATAN
SOSIALISASI PENYUSUNAN NKK
KELEMBAGAAN
KELOMPOK
• Dilakukan oleh: Dirjen, • Dilaksanakan oleh Pengelola • Dilakukan oleh Pemegang
Organisasi perangkat daerah, Hutan, Pemegang Perizinan Perizinan Berusaha
Kepala UPT, Pengelola Hutan, Berusaha Pemanfaatan Hutan, Pemanfaatan Hutan atau
Pemegang Perizinan Berusaha atau Pemegang Persetujuan Pemegang Persetujuan
Pemanfaatan Hutan, dan/atau Penggunaan Kawasan Hutan. Penggunaan Kawasan Hutan
Pemegang Persetujuan dengan Kelompok Masyarakat.
Penggunaan Kawasan. • Difasilitasi oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, atau • NKK memuat: Identitas para
• Dapat dibantu oleh POKJA PPS POKJA PPS. pihak, areal dan peta, rencana
dan obyek, biaya kegiatan, hak
• Materi: Tujuan, Hak, • Kegiatan: Penyusunan AD/ART, dan kewajiban, jangka waktu,
Kewajiban, Pendampingan, Membuat rencana pembagian hasil, dan
Pengawasan, Pelaporan, dan pemanfaatan lahan dan penyelesaian perselisihan.
Pengendalian Pembentukan koperasi.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
KETENTUAN PENGATURAN BAGI HASIL
❑ Pada areal yang telah ada aset/modal dari masyarakat, maka 80%
untuk masyarakat dan 20% untuk pemegang perizinan
berusaha/pemegang perizinan penggunaan Kawasan;
Tidak Memenuhi
Verifikasi Administrasi (3 Syarat
Tim Verifikasi
hari kerja sejak
Administrasi
permohonan diterima)
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Verifikasi Teknis (7 hari sejak Syarat Dirjen PSKL a.n. Menteri
Teknis diterbitkan surat tugas) MENOLAK Persetujuan
Memenuhi Syarat
➢ Dalam hal permohonan penetapan Hutan Adat belum dilengkapi dengan peta Wilayah Adat,
Menteri dapat memfasilitasi pelaksanaan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat
➢ Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat dilaksanakan oleh tim terpadu yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
➢ Hasil kegiatan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat disampaikan kepada bupati/wali kota
sebagai dasar penerbitan keputusan pengukuhan keberadaan MHA dan/atau penetapan
Wilayah Adatnya sebagai dasar penetapan status Hutan Adat.
• Dalam hal belum ada Perda, Menteri menetapkan WILHA setelah bupati/walikota menerbitkan
keputusan pengukuhan keberadaan MHA dan penetapan Wilayah MHA ybs.
• Dalam hal sudah ada Perda (pengaturan) serta keputusan pengukuhan keberadaan MHA dan
penetapan MHA ybs dari bupati/walikota , Menteri menetapkan status hutan adat tanpa
dilakukan verifikasi ulang.
Hutan Adat
Penegasan Status Wilayah Adat terhadap Hutan Negara
Pasal 75 (>>> Pasal 237 PP 21/2021)
(1) Wilayah Adat yang telah ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Status Hutan
Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan/atau Pasal 73 ayat (6)
dikeluarkan dari hutan negara.
(2) Wilayah Adat yang telah dikeluarkan dari hutan negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan kriteria berhutan ditetapkan statusnya sebagai Hutan
Adat.
(3) Wilayah Adat yang telah dikeluarkan dari hutan negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digambarkan dalam peta penetapan status Hutan Adat sesuai
dengan kondisi penutupan dan penggunaan lahannya.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
TAHAPAN PENETAPAN STATUS HUTAN ADAT
Kelengkapan Berkas Surat
Permohonan:
a. Identitas MHA; > 180 hari tidak
b. Peta wilayah adat di ttd Ketua MHA; dilengkapi maka
c. Perda/keputusan Gubernur/Bupati Walikota
Pemangku Adat permohonan
tentang pengukuhan MHA; dan DITOLAK
d. Surat penyataan.
Menteri
Mengajukan Dikembalikan dalam 3 hari
menugaskan
Dirjen PSKL permohonan kpd kerja untuk diperbaiki
Menteri secara manual maksimal 180 hari
• Hutan hak yang berfungsi konservasi dan lindung dapat diubah statusnya
menjadi hutan negara berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan
Pemerintah.
• Dalam hal hutan hak ditetapkan menjadi hutan negara dengan fungsi
konservasi atau fungsi lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah memberikan ganti rugi kepada pemegang hak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Peralihan hak tidak dapat mengubah fungsi hutan tanpa persetujuan Menteri.
• Penetapan status Hutan Adat dan Hutan Hak dilakukan dengan memperhatikan
Rencana Tata Ruang Wilayah.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN TAHAPAN PENETAPAN STATUS HUTAN HAK
Kelengkapan Berkas Permohonan:
a. Bukti hak atas tanah yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Peta lokasi areal yang dimohon; Pemegang Hak
c. Rekomendasi dari Bupati/Wali kota; dan
d. Surat pernyataan dari pemegang hak.
Menteri
Mengajukan
menugaskan Dikembalikan dalam 3 hari
Dirjen PSKL permohonan kpd kerja untuk diperbaiki
Menteri secara manual
Direktur Jenderal PSKL membentuk Tim: atau elektronik
Telah memenuhi
Pasal 84
(1) Gubernur melakukan identifikasi, inventarisasi Pasal 85
dan registrasi terhadap Hutan Rakyat.
(2) Hasil identifikasi, inventarisasi dan registrasi Dalam rangka menjamin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecukupan tutupan hutan
dituangkan dalam daftar Hutan Rakyat di wilayah provinsi,
provinsi. gubernur menyampaikan
(3) Gubernur melaporkan kepada Menteri daftar
Hutan Rakyat yang sudah diregistrasi pada
laporan luas Hutan Rakyat
masing-masing provinsi. yang telah diregistrasi
(4) Pemilik Hutan Rakyat yang terdaftar dapat kepada Menteri.
memperoleh bantuan berupa sarana produksi
dan/atau Pendampingan.
Pelimpahan Kewenangan Persetujuan Pengelolaan PS
Pasal 86
Tidak Lengkap
Tim Verifikasi Verifikasi Administrasi (2 hari
Administrasi sejak permohonan masuk)
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Syarat
Gubernur MENOLAK
Verifikasi Teknis (7 hari kerja)
Teknis Persetujuan
Memenuhi Syarat
Dirjen a.n.
> 5 hari tidak
Menteri
Gubernur MENERBITKAN diterbitkan
MENERBITKAN
Persetujuan dalam 5 hari
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG
PERSETUJUAN HD, HKM DAN HTR
HAK KEWAJIBAN
Pengelola atau Pemegang Perizinan: Pengelola atau Pemegang Perizinan:
a. melaksanakan kegiatan pengelola hutan a. melaksanakan pemberdayaan Masyarakat
atau kegiatan usaha pengelolaan hutan Setempat melalui Persetujuan Kemitraan
sesuai dengan peraturan perundang- Kehutanan;
undangan; dan
b. membayar PNBP dari kegiatan; dan
b. mendapat perlindungan dari perusakan
c. melindungi mitranya dari gangguan
lingkungan hidup dan hutan.
perusakan lingkungan hidup dan
kehutanan.
Mitra: Mitra:
a. mentaati NKK;
a. mendapat keuntungan yang setimpal dari
hasil kegiatan dengan NKK; dan b. menjaga dan melindungi areal bersama
mitranya; dan
b. mendapat bimbingan teknis dari pengelola
hutan atau pemegang perizinan berusaha c. membayar PNBP dari kegiatan kecuali
pemanfaatan hutan atau persetujuan pengelola atau pemegang perizinan berusaha
penggunaan kawasan hutan. Pemanfaatan Hutan bersedia membayar
PNBP.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMANGKU HUTAN ADAT
KLASIFIKASI KUPS
❑ Kategri Pendamping
1. Pendamping Pemerintah 2. Pendamping Mandiri
Direktur Kementerian/Pemda dan direkrut LSM dan dikoordinasikan oleh KLHK
dikoordinasikan serta ditetapkan oleh kepala serta ditetapkan oleh kepala UPT
UPT; dan
❑ Prinsip Pendamping:
❑ Kriteria Pendamping: 1. Transparan;
1. Kompetensi teknis; 2. Akuntabel
2. Kompetensi manajerial; 3. Tidak diskriminatif;
3. Kompetensi umum. 4. Partisipatif;
5. Keterbukaan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
Kemitraan dilakukan untuk mendorong peningkatan peran aktif para pihak dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, secara khusus dalam
Pengelolaan Perhutanan Sosial dan dilakukan untuk pemberdayaan Masyarakat melalui
penguatan mitra (meliputi aspek pengelolaan kawasan, pengelolaan kelembagaan/penguatan
kelompok dan pengelolaan usaha).
Jangka Benah dilakukan dengan menerapkan (1) Pada kawasan Hutan Produksi , jangka benah dilakukan dalam jangka
strategi Jangka Benah meliputi: waktu 1 daur selama 25 tahun sejak masa tanam.
a. menyusun rencana Jangka Benah sebagai (2) Pada kawasan Hutan Lindung atau Hutan Konservasi, jangka benah
bagian rencana kelola Perhutanan Sosial; dilakukan dalam jangka waktu 1 daur selama 15 tahun sejak masa
b. penanaman tanaman melalui teknik tanam.
agroforestri yang disesuaikan dengan (3) Dalam hal tanaman sawit telah mencapai umur 25 tahun pada Hutan
kondisi biofisik dan kondisi sosial; Produksi dan 15 tahun pada Hutan Lindung dan Hutan Konservasi,
tanaman sawit di bongkar dan ditanami pohon.
c. penanaman tanaman kehutanan paling
(4) Jenis tanaman pokok kehutanan untuk Hutan Lindung dan Hutan
sedikit 100 btg/ha paling lambat 1 tahun
Konservasi harus memenuhi ketentuan:
setelah mendapatkan Persetujuan
a. berupa pohon penghasil hasil hutan bukan kayu; dan
Pengelolaan Perhutanan Sosial dengan
menerapkan sistem silvikultur atau teknik b. dapat berupa pohon berkayu dan tidak boleh ditebang.
budidaya sesuai dengan tapak ekologinya di (5) Penanaman tanaman pokok kehutanan pada Hutan Produksi, Hutan
sela-sela tanaman sawit; dan tidak Lindung, dan Hutan Konservasi dilakukan paling lambat 1 tahun
melakukan peremajaan tanaman kelapa setelah mendapat Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial.
sawit selama masa Jangka Benah.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Teguran tertulis
Denda administrasi
03 Sosial
Dikenakan kepada pemegang persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial
apabila tidak menindaklanjuti teguran tertulis yang ditetapkan
04 Sosial
Dikenakan kepada pemegang persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial
apabila tidak menindaklanjuti teguran tertulis dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak pembekuan persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial (1)
Pasal 192
(1) Dalam rangka percepatan Perhutanan Sosial untuk kesejahteraan dan kelestarian hutan
disusun perencanaan terpadu percepatan persetujuan distribusi akses legal, Pendampingan,
dan pengembangan usaha Perhutanan Sosial.
(2) Perencanaan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Menteri koordinator membentuk kelompok kerja nasional percepatan Perhutanan Sosial untuk
membantu percepatan akses dan peningkatan kualitas Pengelolaan Perhutanan Sosial tingkat
nasional
(4) Pembentukan kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Menteri dapat membentuk tim sekretariat untuk percepatan akses dan peningkatan kualitas
Pengelolaan Perhutanan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
56
Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial (2)
Pasal 193
1 HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR, KULIN Sudah terbit Dinyatakan tetap berlaku sampai
KONSERVASI, KULIN KK hak/izin berakhir dan disesuaikan
dengan Permen ini
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Menteri yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku:
1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.3/MENHUT/II/2012 tentang Rencana Kerja
pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.83/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.37/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Perhutanan Sosial pada
Ekosistem Gambut.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.11/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2020 tentang Hutan Tanaman Rakyat
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 tentang Hutan Adat dan Hutan Hak
Terima Kasih