Kewajiban Pemegang Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Kewajiban Pemegang Ijin Pinjam Pakai kawasan Hutan (IPPKH)

Berdasarkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN

menyelesaikan tata batas lahan kompensasi bagi pemegang IPPKH dengan kewajiban menyediakan lahan kompensasi;

Pada Bab IV Bagian melaksanakan reboisasi lahan kompensasi bagi pemegang IPPKH dengan dengan kewajiban menyediakan lahan kompensasi;
Kesatu, Setiap
IPPKH diwajibkan
melaksanaakaan membuat rencana dan melaksanakan reklamasi dan revegetasi pada kawasan hutan yang sudah tidak dipergunakan tanpa
ketentuan berikut : menunggu selesainya jangka waktu IPPKH;

melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai bagi pemegang IPPKH dengan kewajiban melakukan
penanaman untuk rehabilitasi daerah aliran sungai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Kewajiban pembayaran (PNBP, PSDH, DR, Penggantian Nilai Tegakan)

melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar areal IPPKH; Dll


• Permenhut No. 04/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Reklamasi Hutan
• Permenhut No. P.7/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019 Tentang PERUBAHAN ATAS
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR
P.27/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI
KAWASAN HUTAN
• Permenhut No. P.59/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 Tentang PENANAMAN
DALAM RANGKA REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
Sejak berlakunya : PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
maka berdasarkan pasal 296 ayat 1
izin atau perjanjian pinjam pakai Kawasan
Hutan yang diterbitkan dan telah memenuhi
seluruh kewajiban sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya izin atau
perjanjian pinjam pakai Kawasan Hutan dan
diberlakukan sebagai persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan;
https://slideplayer.info/slide/14275278/
Definisi : upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan
fungsi Daerah Aliran Sungai sehingga
daya dukung, produktivitas dan
peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
• Pemegang IPPKH untuk kegunaan komersial
dikenakan ketentuan penanaman dalam rangka
rehabilitasi DAS dengan ratio 1:1 ditambah
dengan luas rencana areal terganggu dengan
kategori L3.
• Lokasi penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS
dilakukan pada wilayah DAS yang sama dengan
lokasi IPPKH.
https://slideplayer.info/slide/14275278/
https://slideplayer.info/slide/14275278/
http://bpdasbarito.or.id/percepatan-pelaksanaan-rehabilitasi-das-mendukung-revolusi-hijau/
http://bpdasbarito.or.id/percepatan-pelaksanaan-rehabilitasi-das-mendukung-revolusi-hijau/
• Lingkup kegiatan rehabilitasi DAS meliputi:
1. Penetapan lokasi penanaman
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Pelaporan
5. Pemantauan dan bimbingan teknis
6. Penilaian keberhasilan penanaman
Penetapan Lokasi
• Paling lambat 60 hari sejak terbitnya IPPKH perusahaan mengajukan permohonan
lokasi untuk rehabilitasi kepada Dirjen BPDAS.
• Dirjen BPDAS menugaskan Kepala BPDAS untuk melakukan verifikasi calon lokasi
penanaman.
• Hasil verifikasi berupa peta digital skala 1:5.000 dan deskripsi lokasi mengenai
keadaan biofisik dan sosial ekonomi.
• Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan menyiapkan konsep keputusan Dirjen
BPDAS tentang penetapan lokasi rehabilitasi selanjutnya dilakukan pengesahan
oleh Dirjen BPDAS.
Permenhut No. P.59/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 Tentang PENANAMAN
DALAM RANGKA REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
Perencanaan
• Setelah pengesahan verifikasi
lokasi penanaman, pemegang
IPPKH diwajibkan menyusun:
1. Rencana penanaman
tahunan
2. Rancangan teknis
penanaman
1. Rencana Penanaman Tahunan
• Rincian rencana penanaman tahunan meliputi :
a.lokasi, luas, jenis dan jumlah tanaman,
b.sarana/prasarana,
c.biaya,
d.tata waktu,
e.organisasi pelaksana, dan
f. pelaporan yang dilengkapi peta skala
minimal 1 : 5.000
1. Rencana Penanaman Tahunan
2. Rancangan Teknis Penanaman
• Penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS harus dilakukan paling lambat 30
hari sejak disahkannya rancangan teknis penanaman
• Tahapan kegiatan meliputi
1. Pembagian blok/petak
2. Pembuatan jalan pemeriksaan
3. Penanaman

Pelaksanaan 4. Pemeliharaan I
5. Pemeliharaan II
6. Pemeliharaan lanjutan
7. Perlindungan dan pengamanan
• Jumlah tanaman minimal 700/Ha atau jarak tanam minimal 4 x 3,5 m
disesuaikan dengan bentuk lahan , fungsi kawasan dan bentuk tanaman.
Pelaporan
• Pemegang izin pinjam pakai
kawasan hutan sebagai
pelaksana kegiatan
penanaman dalam rangka
rehabilitasi DAS wajib
membuat laporan triwulan
dan tahunan
Pemantauan dan Bimbingan Teknis
• Pemantauan dan Bimbingan Teknis dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani kehutanan sesuai dengan
kewenangannya.
• Dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun
Penilaian Keberhasilan Penanaman
• Penilaian keberhasilan penanaman
dilakukan oleh tim terpadu yang
ditetapkan Direktur Bina Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
• Penanaman yang dinyatakan berhasil
dituangkan dalam Berita Acara Serah
Terima yang ditandatangai pemegang
IPPKH dan seluruh anggota tim terpadu
dilampiri dengan peta kemudian
diserahkan Dirjen BPDASPS atas nama
Menteri
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai