Onky Skripsiii
Onky Skripsiii
Onky Skripsiii
atas Rahmat serta inayahnyalah sehingga skripsi yang berjudul “GAMBARAN TINGKAT
terselesaikan, sholawat dan salam tak lupa pula penulis hanturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarga sahabat dan para pengikutnya.
Proposal ini disusun guna melengkapi tugas dan sebagai salah satu syarat
Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna,
akan tetapi dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan sebagai wujud
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, olehnya itu saran dan kritikan yang
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus -
tulusnya dan ikhlas kepada Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, terima kasih atas
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi –
tingginya kepada :
2. Dr. Aco Dahrul Saharuddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
sekaligus Penguji I
4. Urwatil Wusqa Abidin, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat di harapkan. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua, dan
amal baik yang diberikan oleh semua pihak semoga mendapatkan balasan terbaik dari
Polewali, 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN................................................................... iii
HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL....................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xi
ABSTRAK........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Pada Anak
dengan Imunisasi
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun
bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah.Baik ibu
maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta
memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
(Muslihatu, 2010).
secara alami dari ibu yang melahirkannya, namun kekebalan itu tidak bertahan
lama.Oleh karena itu, bayi dapat di imunisasi segera setelah lahir.Sebaiknya, bayi
sudah diimunisasi secara lengkap sebelum tahun pertama kehidupan. (Depkes RI,
2013).
khususnya.Sampai saat ini Indonesia masih termasuk kategori negara dengan AKB
yang serius sehingga ada upaya pencegahan primer yang mendasar dan
merupakan kegiatan rutin seperti pendeteksian kelainan janin dalam rahim,
bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan
bayi dan anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat. Secara alamiah tubuh sudah
dan makrofag. Setelah itu kuman harus menghadapi pertahanan tubuh yang kedua
yaitu pertahanan tubuh spesifik yang terdiri atas humoral dan seluler ( Aziz.2008 )
Keteraturan Imunisasi Dasar diberikan pada bayi usia 0-1 tahun. Dengan
pemberian BCG 1 kali yaitu pada usia 0-11 bulan, DPT 3 kali yaitu pada usia 2-11
bulan, Polio 4 kali yaitu pada usia 0-11 bulan, Campak 1 kali yaitu pada usia 0-11
bulan, dan Hepatitis B 3 kali yaitu pada usia 0-11 bulan. Sedangkan imunisasi
atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan VI. (Hidayat, 2007)
Menurut data terakhir pada tahun 2013 dari World Health Organization
(WHO) sejak tahun 2010 terjadi peningkatan angka kematian akibat campak hingga
kematian 65% dari 174.000 menjadi 300.000 , deretan angka dan presentase
tersebut merupakan ancaman bagi jutaan anak diseluruh dunia terutama mereka
yang belum pernah mendapatkan imunisasi. Tujuan akhir program imunisasi adalah
sedangkan target UCI cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan
imunisasi cacar di pulau Jawa. Kegiatan ini telah berhasil membasmi penyakit cacar
di Indonesia, sehingga pada tahun 1974 Indonesia dinyatakan telah bebas penyakit
cacar oleh WHO. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dimulai sejak tahun 1977
dengan pemberian vaksin BCG, DPT dan TT.Tahun 1980 dikembangkan vaksin
terhadap cakupan atas imunisasi lengkap pada sekelompok bayi.Bila cakupan UCI
kesehatan provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 cakupan imunisasi telah
mencapai UCI selama 5 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2008 sebesar
88,90%, pada tahun 2009 sebesar 91,70%, pada tahun 2010 sebesar 92,51%, pada
tahun 2011 sebesar 96,76% dan pada tahun 2012 sebesar 88,30%. (DinKes, 2013)
ini dianggap belum mamadai dilihat dari masih meningkatnya penyakit menular yang
pada tahun 2009 sebanyak 175 kasus ( CFR 56%), Campak tahun 2009 sebanyak
2.914 kasus (CFR 0,34%), Difteri tahun 2009 86 kasus (CFR 23%), Pertusis pada
tahun 2009 sebanyak 2.788 kasus dan Hepatitis periode 2006-2009 sebanyak
tahun 2011 8 kasus (CFR 5 orang), Campak tahun 2011 sebanyak 445 0rang, Difteri
tahun 2011sebayak 109 kasus, Pertusis 2011 1 kasus dan tahun 2012 16 kasus,
sedangkan Hepatitis pada tahun 2010sebanyak 700 kasus. (DinKes NTT, 2013).
terutama bagi yang tinggal di pedesaan, dengan pendidikan rendah, dan kurang
pengetahuan,serta tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), tidak punya akses ke
media massa (surat kabar, majalah, radio, tv). Semakin banyak jumlah anak,
orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu.Demikian juga tentang
imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status
imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas yang dilakukan para ibu
seperti halnya dalam pelaksanaan imunisasi bayi, tidak lain adalah hasil yang
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka peran seorang ibu dalam hal
imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. (Ali, Muhammad, 2010).
Puskesmas Polewali Kabupaten Polewali Mandar untuk tiga bulan terakhir sejumlah
455 bayi. Diantaranya mendapat imunisasi BCG 80%, Polio I 80%, Polio IV 85%,
Indonesia serta pengetahuan ibu yang memiliki bayi tentang pentingnya pemberian
imunisasi memegang peran sangat penting, maka calon peneliti merasa tertarik
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pendidikan dan pengetahuan ibu tentang keteraturan imunisasi dasar pada bayi
2. Tujuan khusus
Pokewali Mandar.
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
Untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelaksana dan penanggung jawab
TINJAUAN PUSTAKA
terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun
bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah.Baik ibu
maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta
memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
(Muslihatu, 2010).
bagi keluarga mengenai pentingnya imunisasi anak yang bekerja sama dengan
1. Defenisi Imunisasi
dimatikan dengan tujuan agar tubuh membentuk antibodi sehingga tubuh menjadi
kebal terhadap penyakit tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan bahwa
imunisasi adalah pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan
atau sebagian dari partikel virus dan bisa juga berupa hasil bioteknologi rekayasa
( Aziz.2008 )
2. Tujuan Imunisasi
atau vaksinasi.
Kekebalan buatan terbagi atas dua macam yaitu :
melakukan vaksinasi.
Yaitu kekebalan pada bayi, karena mendapatkan zat anti yang diturunkan dari
ibunya,ketika masih berada dalam kandungan. Antibodi dari darah ibu, melalui
kekebalan yang diperoleh seseorang karena orang itu diberi zat anti dari luar.
Yang dipakai ialah kuman yang masih hidup namun telah dijinakkan
(BCG), polio sabin, campak, dan pada waktu ini di luar negeri yang telah ada
c. Toksoid
Yang dipakai ialah toksin yang telah di olah sedemikian rupa, misalnya
cacar oleh WHO pada tahun 1974.Dengan keberhasilan tersebut maka sejak itu
dilakukan pula vaksinasi Toxoid Tetanus untuk ibu hamil tahun 1974. Vaksinasi
DPT dimulai tahun 1976,vaksinasi BCG di tahun 1978. Pengembangan program
imunisasi (PPI) secara resmi dimulai tahun1977. Vaksinasi polio dan campak
mulai dikembangkan pada tahun 1980, hingga pada tahun 1982 program
imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu : BCG, DPT, Polio, dan
mendapatkan imunisasi. Pada tahun 1995 PIN hanya memberikan vaksin polio,
akan tetapi pada tahun 1996 dan 1997 juga diberikan imunisasi polio dan campak
pada balita dan imunisasi TT pada ibu hamil dan ibu balita. Dengan tujuan agar
mengurangi angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
(insiden di bawah 1 per 10.000 kelahiran hidup) di seluruh Indonesia dan reduksi
perlahan tapi pasti selama beberapa tahun terakhir. Terdapat beberapa daerah di
tanah air yang angka imunitasnya bahkan lebih rendah lagi ,yakni masyarakat
tahun tidak ada anak yang terserang polio, pada tahun 2005, virus polio telah
dapat menelan insiden rate yang cukup tajam selama 5 tahun terakhir, namun di
beberapa desa tertentu masih sering terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak.
vaksin effikasi di desa tersebut. Dari beberapa hasil penyelidikan lapangan KLB
campak yang dilakukan oleh Subdit Surveilans dan daerah selama tahun 1998-
1999, terlihat kasus-kasus campak yang belum mendapat imunisasi masih cukup
tinggi yaitu kurang lebih 40% -100%. Dari sejumlah kasus-kasus yang belum
mendapat imunisasi tersebut , pada umunya adalah balita (70%). Frekuensi KLB
(Depkes,2013).
adalah bayi berumur 0-11 bulan. Alasan penentuan sasaran tersebut adalah
Jadwal pemberian imunisasi yang diberikan pada anak dapat dilihat pada
Selang
Pemberian
Vaksin waktu Umur Keterangan
imunisasi
pemberian
BCG 1x - 0-11 bulan Untuk bayi
1,2,3) Hepatitis
B,BCG dan
Polio dapat
segera
diberikan
efektifitas dan yang terakhir adalah kemungkinan pengadaan vaksin. Berikut ini
(Sujoetmiko, 2009)
a. Tuberkulosis
(TBC). Imunisasi ini diberikan hanya sekali sebelum bayi berumur dua bulan.
Reaksi yang akan nampak setelah penyuntikan imunisasi ini adalah berupa
perubahan warna kulit pada tempat penyuntikan yang akan berubah menjadi
dalam waktu 8–12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut, reaksi lainnya
adalah berupa pembesaran kelenjar ketiak atau daerah leher, biasa di raba
akan terasa padat dan bila di tekan tidak terasa sakit. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah berupa pembengkakan pada daerah tempat suntikan yang berisi
b. Difteri
napas bagian atas dengan gejala demam tinggi, pembengkakan pada amandel
(tonsil ) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan
dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang
bersin ) selain itu dapat melalui benda atau makanan yang terkontamiasi.
dan pertusis sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang
penyuntikan satu – dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu
bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan
c. Pertusis
Penyakit pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus
Hari “ adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
Pertusis. Gejalanya khas yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka
dengan tetanus dan difteri sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan
d. Tetanus
dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut)
bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher,
lengan atas dan paha.Neonatal tetanus umumnya terjadi pada bayi yang baru
tetanus dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara
melahirkan yang sudah maju tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat
ditekan.Selain itu antibodi dari ibu kepada jabang bayinya yang berada di dalam
oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani yang memproduksi toksin
syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang
frosbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di
sana. Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat
waktu 3-14 hari dengan gejala yang mulai timbul di hari ketujuh.Dalam neonatal
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT.
e. Polio
Polio adalah suatu penyakit yang dapat mewabah dan sangat berbahaya
karena dapat membawa kematian atau cacat seumur hidup pada penderita,
tubuh manusia virus polio hanya mampu bertahan hidup selama 48 jam. Bila
virus polio masuk ke dalam tubuh manusia akan berkembang biak dalam
saluran pencernaan. Dari sini virus masuk kedalam peredaran darah dan
anggota tubuh terutama tungkai kanan dan kiri. Masa inkubasi polio sekitar 7-14
hari dengan gejala yang sangat bervariasi, mulai dari infeksi yang tidak
dirasakan oleh orang yang terkena atau hanya menderita sakit biasa saja
dengan gejala demam, sakit kepala ,mual, dan muntah sampai pada nyeri otot
waktu tidak kurang dari satu bulan imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum
anak masuk sekolah (5–6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12
menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini jangan
diberikan pada anak yang lagi diare berat.Efek samping yang mungkin terjadi
f.. Campak
oleh sebuah virus yang bernama virus campak. Penularan melalui udara
batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah
anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi bawah telinga yang
penyakit campak ini adalah radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada
saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan
menjaga kesehatan kita dengan makanan yang sehat, berolah raga yang
teratur dan istirahat yang cukup, dan paling efektif cara pencegahannya adalah
hanya dengan sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan
g. Hepatitis B
termasuk wilyah endemis sedang sampai tinngi. Kelompok resiko tinggi adalah
secara vertikal baik dari ibu pengindap, secara horizontal pecandu narkotik,
dari 1% yang menjadi masalah adalah HbsAg yang menetap di atas 6 bulan
sendiri bila infeksi terjadi pada bayi maka 98% menjadi kronik dan hanya 2%
sembuh sedangkan infeksi yang terjadi pada anak yang lebih tua dan dewasa
sebaliknya, yaitu 10% menjadi kronik dan 90% sembuh. Pencegahan yang
dibutuhkan teknologi tepat guna yang saat ini sedang dikembangkan yaitu
uniject-HB merupakan alat suntik siap pakai yang telah berisi vaksin HB dosis
tunggal, aman serta efesien dandi lapangan dapat dibawa dan disimpan di luar
2008)www.infeksi.com,2008
7. Jenis-jenis vaksin, cara pemberiannya dan efek sampingnya (Depkes RI, 2008).
Jenis vaksin dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat
2 Difteri DT,DPT
3 Pertusis DPT
4 Tetanus TT,DT,DPT
5 Polio Polio
6 Campak Campak
7 Hepatitis B Hepatitis B
a. Vaksin BCG
di Insertion Muskulus Deltoideus kanan dan dosis 0,5 cc pada umur 0-11 bulan.
Seteah pemberian imunisasi BCG, reaksi panas tidak langsung terjadi, reaksi
akan terjadi setelah dua minggu dan ditempat suntikan terjadi kemerahan dan
bejolan yang berisi nanah. Benjolan yang berisi nanah itu akan sembuh dengan
terhadap serangan tiga jenis penyakit yaitu difteri, pertusis dan tetanus.
pada paha dengan dosis 0,5 cc saat anak berusia sekitar 3 bulan dan diulangi
lagi 1 bulan kemudian. Revaksinasi diberikan pada saat anak berusia 18-24
bulan menjelang usia 5 tahun atau sebelum masuk sekolah dasar dan
menjelang usia 10 tahun. Revaksinasi dilakukan dengan satu kali suntikan. Efek
samping yang sering adalah peningkatan suhu badan (demam) pada sore hari
bila anak mendapat imunisasi pada pagi hari tetapi akan sembuh dalam 1-2
hari. Bila lebih dari itu maka panas/ demam bukan disebabkan oleh vaksin DPT,
c. Vaksin Poliomelitis
poliomelitis yang bisa merusak bagian muka dari susunan saraf tulang belakang
pada otot pernapasan. Imunisasi polio diberikan secara oral/ melalui mulut
dengan dosis 2 tetes dan umumnya pertama kali diberikan ketika anak berusia
Revaksinasi atau imunisasi ulang diberikan pada saat anak berusia 18-24 bulan
dan diulang sekali lagi pada saat anak berusia 5 tahun.Umumnya imunisasi ini
juta anak yang tidak di imunisasi dan terjadi pada anak yang kekurangan
globulin imun.
d. Vaksin Campak
pada anak terhadap serangan tiga jenis penyakit yaitu morbili, mumps, dan
rubella. Imunisasi diberikan dengan cara injeksi subkutan dengan dosis 0,5cc
pada anak umur 9-12 bulan dan hanya diberikan satu kali.
Efek samping yang bisa timbul dari pemberian vaksin ini adalah peningkatan
suhu badan/ bemam 1-3 hari dan timbul sedikit ruam kulit, pada hari ke 8-12
selama 1-3 hari.Reaksi samping yang berat berupa gejala peradangan pada
otak dan dilaporkan dapat terjadi pada 1 dari 1 juta anak yang di imunisasi.
e. Vaksin Hepatitis B
pada paha bagian luar dengan dosis 0,5cc yang dimulai pada usia 0 bulan
untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit dan dimulai 2 bulan untuk bayi yang
b. Perubahan pada sistem imun yang tidak dapat menerima vaksin virus yang
hidup.
c. Sedang dalam pemberian obat-obatan yang menekan sistem imun, seperti
9. Manfaat imunisasi
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
1. Pendidikan Ibu.
berupa pengajaran kepada manusia untuk dapat berfikir secara objektif dan
jelas dan ketat, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan orang lain, kemana
menjadi strategi populer di berbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-
anak tidak akan diimunisasi secara benar disebabkan orang tua tidak mendapat
penjelasan yang baik atau karena memiliki sikap yang buruk tentang
seperti imunisasi ingin dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola
penyakit dan persoalan pada anak dan remaja, maka perbaikan dalam evaluasi
(Ali,Muhammad,2010).
2. Pengetahuan ibu.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau pikiran lain
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk
1) Tahu (know )diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
menyeluruh dari semua bahan yang telah dipelajarinya, bahkan melalui kriteria
E. Kerangka Konsep
Pengetahuan Keteraturan
Imunisasi Dasar
Pendidikan
Keterangan:
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
melakukan observasi atau pengukuran yang secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2009). Adapun definisi operasional dari penelitian ini
I. Pendidikan
Pendidikan formal adalah pendidikan yang di peroleh seseorang di
syarat yang jelas dan ketat, mulai dari tingkat Taman kanak-kanak sampai
masih dikategorikan kurang dan Sekolah Menegah Atas keatas dianggap baik.
(Ngatimin,2009).
Jenjang pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh ibu pada saat
penelitian berlangsung .
Kriteria Objektif :
Pertama ke atas
Pertama kebawah
II. Pengetahuan
imunisasi
= ( 20 x 1 ) + ( 20 x 0 )
= 20 + 0 = 10
2
Kriteria Objektif :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai bayi
2.Sampel
yaitu dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia
inklusi dan eksklusi sehingga sampel dianggap telah mewakili dari seluruh
populasi.
Kriteria eksklusi :
1. Ibu yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan tapi anaknya sedang sakit
2. Ibu yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan tapi bayinya akan dirujuk kerumah
sakit
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
2020.
yang diukur dengan menggunakan Skala guttman. Skala pengukuran ini hanya
dengan menggunakan dua pilihan jawaban yaitu ya atau tidak, setuju atau tidak
setuju, dan benar atau salah, yang terdiri dari 20 pertanyaan, jika jawaban benar
pertanyaan tertutup yang diberikan kepada orang tua bayi yang memenuhi kriteria
1. Data Primer
kepada orang tua bayi yang menjadi sampel penelitian dan juga dilakukan
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu
Data diolah secara manual dan elektronik yaitu menggunakan komputer dengan
penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan
penjelasan
1. Editing
Memeriksa atau mengedit data yang telah dikumpul.Tujuan dari pada editing
adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar
2. Coding
yang telah di tetapkan dengan memberi kode dan skor pada jawaban-jawaban
tersebut.
3. Entri Data
Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam
G. Etika Penelitian
tempat penelitian dalam hal ini Kepala Puskesmas Polewali beserta staff nya.
1. Informed consent
maksud dan tujuan yang dilakukan yaitu pengumpulan data.Subyek yang menolak
untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa kehendak dan tetap menghormati ha-
hak subyek.
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
BAB IV
A. Hasil penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober 2020. Sampel yang digunakan adalah ibu-ibu
yang mempunyai anak usia 0-12 bulan yang datang mengimunisasikan anaknya di
Adapun hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi disertai
a. Umur
20-25 12 24
26-30 25 50
31-36 16 26
Total 50 100
b. Pekerjaan
besar pekerjaannya adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 orang (74%).
Tinggi 35 70
Rendah 15 30
Total 50 100
diteliti ada 35 orang (70%) yang pendidikannya Tinggi dan 15 (30%) yang
berpendidikan Rendah.
Rendah 6 12 9 18 15 30
Total 40 80 10 20 50 100
35 orang (70%) yang tingkat pendidikannya baik dan baik pula tingkat
pengetahuannya tentang imunisasi dasar yaitu sebesar (68 %) dan ada 15 orang
(30%) yang tingkat pendidikannya kurang dan terdapat 12% yang
pengetahuannya baik.
Cukup 35 70
Kurang 15 30
Total 50 100
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 dan diperoleh informasi bahwa
dari 50 ibu yang diteliti ternyata lebih banyak mempunyai pendidikan Tinggi
imunisasi dasar lengkap agar bayi menjadi sehat dan terhindar dari berbagai
tingkat pendidikan orang tua ( ibu ) yang sudah baik di Puskesmas Polewali
sehingga ibu dapat berfikir secara objektif untuk perubahan tingkah laku melalui
proses belajar ( Ngatimin, 2009). Didalam proses belajar akan terjadi perubahan
kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang dalam diri individu
imunisasi dengan baik sebanyak 22 orang dari 58 responden hal ini menandakan
pelaksanaan imunisasi belum terlalu baik karena faktor pendidikan yang kurang
dari ibu dimana tingkat pendidikan responden rata-rata Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama kebawah.
Hasil penelitian lain tentang imunisasi dasar bayi yang dilakukan oleh
dapatkan pengetahuan ibu yang baik terhadap imunisasi mencapai 55,39% dan
sikap positif ibu terhadap imunisasi didapatkan 68,05% ini menandakan bahwa
pelaksanaan imunisasi sudah cukup baik. Hal ini didukung karena sebagian besar
objektif untuk mengerti dan paham tentang anak yang menderita penyakit.
perubahan tingkah laku melalui proses belajar. Hal ini dapat menyebabkan
responden untuk tidak mengerti tentang keteraturan imunisasi dasar pada bayi.
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dikatakan semakin baik
tingkat pendidikan orang tua (ibu) semakin mengerti dan teratur terhadap jadwal
pemberian imunisasi dasar pada bayi, karena orang tua (ibu) tersebut telah
memiliki kemampuan untuk berfikir secara objektif yang juga didukung dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditujukan pada tabel 4.4 diperoleh informasi
bahwa ibu yang mempunyai bayi usia 0–12 bulan dan datang mengimunisasikan
imunisasi dasar lengkap pada bayi lebih banyak berada pada kategori Cukup dari
pada kategori kurang yaitu masing-masing 70% kategori Cukup dan hanya 30%
Dari hasil penelitian di atas, ibu yang memiliki pengetahuan cukup dikarenakan
sebagian besar ibu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang
cukup tentang pengertian dari imunisasi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ibu-ibu
diadakan oleh petugas kesehatan. Selain itu, informasi yang biasanya ibu-ibu
peroleh barasal dari media dan sumber bacaan. Sedangkan ibu-ibu yan]g
pemahaman yang kurang tentang pengertian dari imunisasi itu sendiri. Selain itu,
ibu-ibu tidak mendapat penjelasan yang baik atau memiliki sikap yang buruk, dan
biasanya ibu-ibu malas untuk mencari informasi yang berkaitan tentang imunisasi.
Maka dapat dikatakan dengan tingkat pengetahuan yang baik dapat memahami
pemberian imunisasi bagi anak, maka orang tua (ibu) menyadari betapa pentingnya
keteraturan imunisasi dasar pada bayi dan anak untuk mencegah terjadinya
penyakit yang masih dapat dicegah dengan imunisasi seperti : BCG, Hepatitis,
penghalang tercapainya program imunisasi dasar pada bayi dan anak sehingga
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tidak tercapai dengan baik.
A. Kesimpulan
pendidikan pengetahuan ibu tentang keteraturan imunisasi dasar pada bayi yang
dapat dikatakan semakin baik tingkat pendidikan orang tua (ibu) semakin
mengerti dan teratur terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi,
karena orang tua (ibu) tersebut telah memiliki kemampuan untuk berfikir secara
objektif yang juga didukung dengan pengetahuan guna perubahan tingkah laku
besar ibu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang cukup
tentang pengertian dari imunisasi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ibu-ibu sering
B. Saran
bayi dan anak-anak mereka agar kelak terhindar dari serangan berbagai
penyakit tertentu.
maupun sudah diteliti , perencanaan yang matang waktu yang cukup untuk
3. Bagi Puskesmas
jelas tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi pada semua
Ali, Muhammad. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja
Tentang Imunisasi. Medan
Hidayat,2007. Metode Penelitian dan Tehnik Analisis Data, Salemba Medika. Jakarta.
Irianto,Kus 2010. Gizi dan Pola Hidup Sehat, CV.Yrama Widya. Bandung.
Slamet. 2009. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Yth : ibu/bapak
Di Tempat
Npm : 20150409001
POLEWALI MANDAR”.
Kegiatan yang diharapkan dari ibu/bapak adalah mengisi lembar pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti dan menjawab pertanyaan sesuai petunjuk yang diberikan. Akan
saya jaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti saja serta
Apabila ibu bapak bersedia mohon tanda tangani lembar persetujuan dan mengisi
Peneliti
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi responden didalam
pernyataan ini saya buat dengan suka rela tampa paksaan dari pihak maupun dan
Polewali, 2020
Responden
KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian
B. Identitas Responden
1. No :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
b. Tidak Tamat SD
c. Tamat SD
d. Tamat SLTP
e. Tamat SMA
a. . Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
d. Salah
4. Sewaktu anak telah berusia 9 bulan seharusnya imunisasi anak sudah lengkap….
a. Benar
b. Salah
5. Bayi baru lahir sudah dapat memperoleh imunisasi BCG, Polio, dan Hepatitis B1
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
10. Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus dapat diberikan Imunisasi
DPT
a. Benar
b. Salah
11. Ibu seharusnya membawa bayi ibu untuk diimunisasi sesuai jadwal
a. Setuju
b Tidak setuju
b. Tidak
13. Bayi ibu mendapat imunisasi BCG pada saat baru lahir
a. Ya
b. Tidak
a. Setuju
b. Tidak setuju
a. Ya
b. Tidak
16. Bayi yang tidak mendaptkan imunisasi BCG mudah terserang penyakit menular
Tuberkulosis (TBC)
a. Benar
b. Salah
17. Jika seorang bayi tidak mendapatkan imunisasi Campak maka mudah terkena
penyakit paru-paru
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
19. Imunisasi Polio yang didapatkan oleh anak dapat mencegah penyakit infeksi
Poliomelitis
a. Benar
b. Salah
20. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi Hepatitis B yang lengkap seperti : Hepatitis
B1, B2, B3 kekebalan tubuhnya terhadap serangan penyakit Hepatitis kurang.
a. Benar
b. Salah
Keterangan
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 2 4.0 4.0 4.0
21 1 2.0 2.0 6.0
22 2 4.0 4.0 10.0
23 3 6.0 6.0 16.0
24 1 2.0 2.0 18.0
25 3 6.0 6.0 24.0
26 4 8.0 8.0 32.0
27 7 14.0 14.0 46.0
28 7 14.0 14.0 60.0
29 3 6.0 6.0 66.0
30 4 8.0 8.0 74.0
31 2 4.0 4.0 78.0
32 3 6.0 6.0 84.0
33 2 4.0 4.0 88.0
35 3 6.0 6.0 94.0
36 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid IRT 37 74.0 74.0 74.0
Wiraswasta 5 10.0 10.0 84.0
PNS 2 4.0 4.0 88.0
Honorer 2 4.0 4.0 92.0
Mahasiswa 2 4.0 4.0 96.0
peg.
2 4.0 4.0 100.0
Swasta
Total 50 100.0 100.0
Pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid tidak tamat
1 2.0 2.0 2.0
SD
tamat SD 6 12.0 12.0 14.0
tamat SLTP 8 16.0 16.0 30.0
tamat SMA 26 52.0 52.0 82.0
tamat PT 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 15 30.0 30.0 30.0
cukup 35 70.0 70.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
pendidikan 50 2 6 4.72 .970
kategori 50 0 1 .70 .463
Valid N
50
(listwise)