Alat - Alat Berat Pertemuan 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 54

Matakuliah : TS70042/ Pemindahan Tanah Mekanis / Alat-Alat Berat

Tahun : September 2020


Versi : 01/00

Pertemuan 01
PENDAHULUAN
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu :
 Mahasiswa dapat menunjukkan alat-alat berat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, terkait dengan sifat-sifat tanah (C3)
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis
1.2. Pengertian alat - alat Berat
1.3. Faktor yang mempengaruhi pengoperasian alat
1.4 Sifat-sifat tanah
• Definisi 
suatu pekerjaan yang memindahkan sejumlah volume
tanah dengan menggunakan bantuan alat-alat mekanis

Usaha manusia untuk memindahkan tanah dari


tempat aslinya ke tempat lain dengan menggunakan
alat (sederhana atau modern).
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

 Persiapan pekerjaan untuk PTM 

Persiapan kerja perlu dilakukan , untuk menghindari


kesalahan-kesalan dalam memperkirakan kondisi di
lapangan. Hal ini disebabkan karena lokasi pekerjaan
dan karakteristik perkerjaan adalah berbeda pada setiap
pekerjaan, seperti masalah geografis, fisik tanah, sosial,
infrastruktur, lokasi pekerjaan dll.
 Tahapan PTM 
1. Survey lapangan
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan Pekerjaan
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

1. Survey lapangan 
 Tujuannya 
untuk menghimpun data secara aktual dan detail ,
sehingga dapat membantu pada penyusunan
rencana kerja, anggaran biaya , dan pelaksanaan
pekerjaan menjadi lebih baik. Kurangnya data yang
dikumpulkan memperbesar resiko yang tidak dapat
diduga.
Survey ini menjadi sangat penting terutama pada
daerah- daerah yang belum terbuka bagi proyek
konstruksi.
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

1. Survey lapangan 
 Hal-hal yang harus dilakukan dalam survey lapangan
a. Keadaaan Lapangan 
vegetasi, keadaaan tanah, curah hujan, topografi, volume
dan luas area pekerjaan.
b. Tenaga Kerja 
kualitas tenaga kerja setempat, kemampuan perusahaan,
kemampuan logistik
c. Transportasi dan akomodasi 
Kemapuan jalan untuk mobilisasi ; yang terkait dengan
kelas jalan , lokasi, komunikasi, kondisi lingkungan
temapt pekerjaan dilakukan.
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

2. Perencanaan 
Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana
kerja , meliputi :
- Persiapan Kerja
- Struktur Organisasi
- Penentuan Metoda dan Prosedur Kerja
- Time Schedule
- Jenis , type dan kombinasi peralatan yang digunakan
- Jumlah peralatan yang akan digunakan
- Sistim logisstik dan maintenance
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

2. Perencanaan 
Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam
perencanaan :
- Keaadaan Medan
- Kondisi tanah
- Pengaruh Keadaaan lingkungan
- Spesifikasi Pekerjaan
- Volume pekerjaan yang disyaratkan
- Minimalisasi Biaya Operasional alat
- Umur pemakaian alat
- UU perburuhan dan keselamatan kerja
- Peraturan , Perizinan berkaitan dengan pekerjaan yang
dilakukan
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

3. Pelaksanaan Pekerjaan 
Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pekerjaan :
a. Penentuan Starting Point / titik awal pekerjaan
b. Analisa terhadap lokasi dari peta topografi , untuk
memudahkan pengaturan pada pengoperasian alat-alat berat
c. Pengaturan tahapan area yang akan dikerjakan, dimana
dilakukan secara simultan , agar alat-alat berat dapat
digunakan secara efektif dan efisien
d. Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat
berat
e. Pengamanan lokasi
f. Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan pekerjaan , yang
merupakan kontrol manajemen
1.1. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

 Hal-hal yang harus diperhatikan dlm


PTM 
1. Perhitungan volume pekerjaan
2. Spesifikasi Pekerjaan
3. Pemilihan peralatan yang akan digunakan
4. Perencanaan SDM
5. Mobilisasi peralatan
6. Perencanaan Metode Kerja
7. Sarana pendukung di lapangan
 Pengelompokan alat – alat berat 
Berdasarkan :
1. Penggerak utama
2. Fungsi
1. Penggerak utama
2. Fungsi
Seiring dengan makin memasyarakatnya penggunaan alat berat ini
maka perlu diketahui secara mendalam hal-hal yang berhubungan
dengan peralatan berat, yang meliputi perhitungan biaya pemilikan
dan operasi serta produtifitas peralatan tersebut.
Oleh karena itu, pertimbangan teknis juga harus dibarengi dengan
pertimbangan ekonomis agar keputusan yang dibuat untuk
menggunakan alat berat merupakan suatu keputusan yang tepat.
Pertimbangan teknis sangat diperlukan untuk melihat apakah
pemilihan alat berat benar-benar dapat menjamin bahwa pekerjaan
dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan dengan memenuhi
persyaratan kualitas yang berlaku.
1. Kapasitas Pekerjaan Konstruksi : Semakin lama kapasitas pekerjaan
konstruksi akan semakin bertambah sehingga memerlukan prasarana
dan peralatan yang besar, kuat dan kualitas yang tinggi.
2. Kemajuan Industri Mesin - Mesin Konstruksi : Dengan berkembang
teknologi dalam industri mesin - mesin konstruksi banyak peralatan
konstruksi yang dapat dipakai dalam menunjang dan memperlancar
proyek-proyek konstruksi sehingga pekerjaan menjadi lebih produktif.
3. Kebutuhan Terhadap Mutu Pekerjaan : Tuntutan terhadap mutu
pekerjaan semakin tinggi sedangkan volume pekerjaan semakin besar
sehingga diperlukan peralatan untuk mengerjakannya.
4. Kemajuan Sosial dan Budaya : Setiap orang memiliki kecenderungan
bekerja dengan sedikit menggunakan tenaga fisik terutama pada
pekerjaan kasar.
5. Nilai - Nilai Ekonomi : Dimana pekerjaan konstruksi dengan volume
sangat besar, memerlukan peralatan untuk kepentingan ekonomi yaitu
dapat menurunkan unit cost dari suatu pekerjaan.
Pengoperasian peralatan diorganisir oleh bagian peralatan dengan
membuat bagan penggunaan peralatan (equipment working schedule)
dengan tujuan untuk menghidarkan adanya waktu kosong dari setiap
peralatan. Waktu kosong atau waktu peralatan tidak bekerja merupakan
waktu dimana peralatan mengganggur untuk menunggu tugas, menunggu
suku cadang dan menunggu operator, hal ini tentunya dapat merugikan
karena berarti pemborosan terhadap waktu. Penggunaan peralatan harus
diprogramkan dengan seksama sehingga waktu kosong menjadi sedikit.
Program ini biasa dibuat oleh bagian peralatan setelah mendapatkan
program pelaksanaan proyek. Biasanya cara-cara pengoperasian peralatan
terdapat didalam operation manual, sedangkan perawatan peralatan
terdapat di dalam shop manual dari masing-masing peralatan.
Penggunaan peralatan menuntut pengelolaan yang baik dan ketat untuk
menghindari pemborosan dan meningkatkan efisiensi, untuk itu diperlukan
suatu manajemen peralatan sehingga pengelolaan peralatan menjadi lebih
menguntungkan.
1. Perencanaan Peralatan : Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan
adalah volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
2. Organisasi Bagian Peralatan : Merupakan perangkat manajemen yang
sangat penting. Dengan organisasi ini maka peralatan dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien, pada suatu proyek organisasi peralatan
merupakan unsur penunjang yang sangat penting karena berhasilnya suatu
proyek yang menggunakan peralatan tergantung dari berhasilnya
organisasi bagian peralatan. Pengetahuan yang diperlukan untuk
menyusun organisasi bagian peralatan, antara lain : pengalaman,
pengetahuan/keterampilan operasi peralatan, efisiensi penggunaan
peralatan, perawatan peralatan dan penyediaan suku cadang.
3. Pelaksanaan : Pelaksanaan operasi di catat dan dikumpulkan di dalam
catatan peralatan, agar dapat di analisis kemampuan tiap jenis, tipe dan
peralatan. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan oleh manajemen dalam
menentukan pilihan peralatan.
4. Pengawasan dan Evaluasi : Merupakan pengendalian program yang
dilakukan terhadap operasi maupun pemeliharaan/perawatan.
 Faktor-faktor yang dibutuhkan dalam pengoperasian alat-alat
berat 
a. Tenaga yang dibutuhkan
b. Tenaga yang tersedia
c. Tenaga yang dimanfaatkan
Hal ini akan menentukan kapasitas alat berat yang dapat
digunakan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengoperasian alat :
1. Pengaruh ketinggian / Altitude
2. Tahanan Gelinding / Rolling Resistance
3. Koefisien traksi
4. Tenaga Roda / Rimpull
5. Kelandaian permukaan / grade
6. Gaya Tarik / Drawbar Pull
7. Temperatur
8. Pengaruh lainnya
1. Pengaruh ketinggian / Altitude
Altitude diukur dari permukaan air laut. Perubahan
kadar oksigen dalam udara akan berpengaruh
terhadap tenaga mesin.
Secara umum, tenaga mesin akan berkurang dari
tenaga seluruhnya setiap penambahan 100 m / 1000
feet , diatas 750 m / 3000 feet pertama di atas
permukaan air laut 
3 % untuk 4 cycle engine
1 % untuk 2 cycle engine
Sehingga untuk kebutuhan pekerjaan yang
diperhitungkan adalah kemampuan efektif yang
telah berkurang sesuai ketinggian . Namun untuk
saat ini mulai digunakan super charger yang
menginjeksikan O2 ke dalam silinder , alat ini
mampu mempertinggi tenaga mesin s.d. 125%
2. Tahanan Gelinding / Rolling Resistance
merupakan tahanan gelinding terhadap roda
akibat gaya gesekan antara roda dan permukaan
tanah. Tahanan gelinding ini dipengaruhi oleh
spesifikasi roda dan sifat permukaan lahan ,
yang didefinisikan sebagai tenaga tarik.
Tahanan gelinding [ kg ] = W x r
dimana : W = berat kendaraan [kg]
r = koefisien tahanan gelinding
[ tergantung pada jenis permukaan dan alat berat– ada tabel data ]
3. Koefisien traksi
Traksi adalah daya cengkram , akibat adhesi antara roda penggerak
dari alat tersebut dengan permukaan tanah. Batas kritis daya
cengkram disebut traksi kritis
Traksi kritis [TK] = W x ct
dimana : W = berat kendaraan [kg]
ct = koefisien traksi
[ tergantung pada type dan keadaan tanah dan roda– ada tabel data
]
4. Tenaga Roda / Rimpull
merupakan tenaga gerak yang disediakan mesin
untuk roda supaya bergerak, yang dinyatakan
dalam kg , lbs. dapat dihutung sbb :
375 x HP x Effisiensi
Rimpul = ---------------------------- [ lbs ]
Kecepatan [mph]
Efisiensinya berkisar 80% - 85 % , dimana HP
adalah tenaga mesin
5. Kelandaian permukaan / grade
landai [%] adalah perbandingan perubahan ketinggian
persatuan panjang jalan , perubahan traksi akibat permukaan
berbanding lurus dengan kelandaian Kebutuhan tenaga traksi
dalam perubahan kelandaian sbb :
TR = RR + GR
TR = RR – GA

dimana : TR = Total Resistance


RR = Rolling Resistance
GR = Grade Resistance
GA = Grade Assistance
6. Gaya Tarik / Drawbar Pull
merupakan tenaga yang tersedia untuk melakukan gaya tarik,
DBP ini tergantung dari kecepatan kendaraan pada gigi
tertentu [ umumnya telah tersedia dalam spesifikasi alat ]
7. Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi tekanan udara dan
kandungan oksigen per satuan volume udara, sehingga akan
mengurangi tenaga yang ada.
Secara umum, tenaga mesin akan berkurang dari tenaga
seluruhnya setiap kenaikan suhu udara 10o F diatas temperatur
standar 85o F , sebesar 1 % dan berlaku sebaliknya
8. Pengaruh lainnya
Disamping itu terdapt faktor-faktor lain yang
mempengaruhi sbb :
- Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan
- Kondisi tanah
- Efisiensi kerja
- Kemampuan operator
- Cuaca dan kondisi alam
- Kondisi alat yang digunakan
 Beberapa sifat tanah yang harus dipertimbangkan sehubungan
dengan PTM:
1. Keadaan tanah asli
2. Keadaan tanah lepas [ loose ]
3. Keadaan tanah mampat [ compacted ]
BEBERAPA SIFAT-SIFAT TANAH SEHUBURNGAN
DENGAN PEKERJAAN PEMINDAHAN, PENGGUSURAN
DAM PEMAMPATAN PERLU DIKETAHUI, KERENA TANAH
YANG DIKERJAKAN AKAM MENGALQRNI PERUBAHAN
DALAM VOLUME DANKEPAMPATANYA.

VOLUME TANAH YANG KITA


JUMPAI DALAM PEKERJAAN-PEKERJEAN TANAH
ANTARA LAIN:
 Perubahan kondisi tanah dari tanah asli menjadi loose disebut
swell [%] , yang dapat dihitung dengan :
Sw = [ B/L – 1 ] x 100 %
dimana ;
Sw = % swell
B = berat tanah dalam keadaan asli
L = berat tanah dalam keadaan loose
 Perubahan kondisi tanah dari tanah asli menjadi compacted
disebut shrinkage / susut [%] , yang dapat dihitung dengan :
Sh = [ 1 - B/C ] x 100 %
dimana ;
Sh = % swell
B = berat tanah dalam keadaan asli
C = berat tanah dalam keadaan compacted
 % Swell dan % Shrinkage dapat menyatakan
konversi keadaan tanah yangd apat
menghitung Load Factor dan Shrinkage factor
sbb :
LF = VB/VL  Load Factor
SF = VC/VB  Shrinkage factor
dimana ;
VB = volume tanah dalam keadaan asli
VC = volume tanah dlm keadaan
compacted
VL = volume tanah dlm keadaan loose
HUBUNGAN KONDISI TANAH ASLI DAN KONDISI
COMPACT DITENTUKAN FAKTOR PENYUSUTAN ATAU
SHRINKAGE FACTOR (SF) DAN PERSENTASE
PENYUSUTAN ATAU SHRINKAGE PERCENTAGE (Sh).

Vc
SF   1  Sh
Vb
DIMANA :
Vb : VOLUME ASLI SATUAN bcm, bcy
Vc: VOLUME PADAT SATUAN ccm, ccy
NILAI SH DI DAPAT DARI

 Wb 
Sh  1 100%
 WC 

DIMANA :
Wc : BERAT JENIS TANAH KONDISI PADAT SATUAN
kg/m3, lb/cy
 SIKLUS KERJA DALAM PEMINDAHAN MATERIAL
MERUPAKAN SUATU KEGIATAN YANG DILAKUKAN
BERULANG. WAKTU YANG DIPERLUKAN DI DALAM
SIKLUS KEGIATAN DI ATAS DISEBUTWAKTU SIKLUS
ATAU CYCLE TIME (CT).
 WAKTU SIKLUS TERDIRI DARI BEBERAPA UNSUR.

1. WAKTU MUAT ATAU LOADING FIME (LT)


WAKTU YANG DIBUTUHKAN OLEH SUATU ALAT
UNTUK MEMUAT MATERIAL KE DALAM ALAT
ANGKUT SESUAI DENGAN KAPASITAS ALAT
ANGKUT TERSEBUT
 HT : waktu angkut alau hauling time
Waktu angkut tergantung darijarak angkut,
kondisijalan, tenaga alat,
 RT : Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka
waktu yang diperlukan untuK kembali disebut waktu
kembali atau return time
 DT : Waktu pembongkaran atau durnping TIme
Waktu ini tergantung dari jeniS tanah, Jenis alat, dan
metode yang dipakai. Waktu pembongkaran
rnerupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.
 ST : SPOTTING TIME. PADA SAAT ALAT KEMBALI KE
TEMPAT PEMUATAN ADAKARANYA ATAT TERSEBUT
PERLU ANTRI DAN MENUNGGU SAMPAI ALAT DIISI
KEMBALI.

 JADI CT :

CT=LT+HT+DT+RT+ST
SIFAT TANAH (1/6)

1. Keadaan Tanah Asli (Bank Soil)


Keadaan tanah dalam kondisi sebelum mengalami
gangguan (tanah alami) dan dinyatakan dalam ukuran
“Bank Measure (BM)”.

ex. Berat Tanah : 1300 kg/m3 (BM)


: 1300 kg/cu.m (B)
: 3740 lbs/cu.yd (B)

Tanah asli menjadi dasar perhitungan volume (isi) dari


tanah yang dipindahkan.
SIFAT TANAH (2/6)

2. Keadaan Tanah Lepas (Loose Soil)


Keadaan tanah setelah mengalami gangguan, baik berupa pemotongan tanah,
penggalian tanah dll.

ex. Tanah hasil galian di atas truck.


Tanah di depan pisau buldozer dll.

Satuan yang biasa digunakan adalah :


: ... kg/m3 (Loose)
: ... Kg/cu.m (L)
: ... lbs/cu.yd (L)

Perubahan tanah asli ke tanah lepas menyebabkan perubahan berat per


satuan volume yang disebabkan karena adanya proses pengembangan (swell)
tanah asli ke tanah lepas dinyatakan dalam persen (%).
SIFAT TANAH (3/6)

Contoh :
Tanah asli 100 m3, digali menjadi tanah lepas dengan volume
125 m3 maka besarnya swelling tanah tersebut adalah :
125  100  100%  25%
100

Faktor pengembangan adalah : 25%


SIFAT TANAH (4/6)

3. Keadaan Tanah Padat (Compact Soil)


Keadaan tanah setelah mengalami proses pemadatan, baik dalam
keadaan tanah asli kemudian dipadatkan atau dalam keadaan lepas
kemudian dipadatkan.

Proses pemadatan mengakibatkan penyusutan volume tanah (shrinkage)


dinyatakan dalam persen (%).

Contoh : Tanah asli bervolume 100 m3 kemudaian dipadatkan menjadi 80


m3, maka shrinkage tanah tersebut adalah :

100  80  100%  20%


100
Faktor susut sebesar 20%
SIFAT TANAH (5/6)

Adanya penyusutan volume tanah yang dipadatkan


mengakibatkan berat per volume tanah tersebut menjadi lebih
besar.

Satuan yang biasa digunakan adalah :


: ... kg/m3 (Compact)
: ... Kg/cu.m (C)
: ... lbs/cu.yd (C)
SIFAT TANAH (6/6)

Adanya perubahan kondisi tanah tersebut, maka untuk


menyatakan satuan berat per volume harus disebutkan kondisi
tanah.

Contoh :
Berat tanah asli = 1300 kg/m3
Atau Berat tanah = 1300 kg/m3 (B)
Berat tanah lepas = 1000 kg/m3
Atau Berat tanah = 1000 kg/m3 (L)
Berat tanah padat = 1800 kg/m3
Atau Berat tanah = 1800 kg/m3 (C)
HITACHI

EX20
0

Kondisi Tanah Asli (Bank Soil)

Kondisi Tanah Lepas (Loose Soil)

Kondisi Tanah Padat (Compact Soil)


SKETSA PENGEMBANGAN DAN PENYUSUTAN
Tanah Asli
Volume Tanah Asli : 1 m3
Berat Tanah Asli : 1000 kg

Tanah Lepas
Volume Tanah Lepas : 1,25 m3
Berat Tanah Lepas : 1000 kg

Tanah Padat
Volume Tanah Padat : 0,80 m3
Berat Tanah Padat : 1000 kg
Contoh perubahan berat per satuan volume :

1. 1000 kg / 1 m3 = 1000 kg / m3 (tanah asli)


2. 1000 kg / 1.25 m3 = 800 kg / m3 (tanah lepas)
3. 1000 kg / 0.80 m3 = 1250 kg / m3 (tanah padat)
TABEL DISKRIPSI TANAH ASLI (BANK) BERDASARKAN
UKURAN BUTIRAN DAN BERAT VOLUME

Diameter Butiran Berat Volume Asli


Nama Umum
(mm) (t/m3)
Kerikil (gravel) 2,0 – 50,0
- Pecah 1,70 – 1,80
- Bulat 1,80 – 1,90
Pasir (sand) 0,05 – 2,0
- Kering 1,40 – 1,50
- Sedang 1,65 – 1,75
- Basah 1,80 – 1,90
Lempung dan Lanau 0,001 – 0,05
(Clay and Silt)
- Kering 1,60 – 1,80
- Basah 1,90 – 2,10
Batu Pecah > 50,0 1,55 – 1,65
Tanah campuran
- Kering 1,50 – 1,60
- Basah 1,60 – 1,70
TABEL PERBANDINGAN VOLUME DALAM BERBAGAI
KEADAAN DARI BERBAGAI MACAM TANAH

Lepas Padat
NAMA UMUM L C
Asli Asli
Kerikil (gravel) 1,05 – 1,25 0,80 – 1,00
Pasir (sand) 1,10 – 1,30 0,80 – 1,00
Lempung dan Lanau
1,15 – 1,35 0,80 – 1,00
(Clay and Silt)
Batu Pecah 1,65 – 1,75 1,25 – 1,35
Tanah 1,20 – 1,30 0,85 – 0,95
TANAH ASLI KONDISI TANAH
PERUBAHAN VOLUME TANAH TABEL
ASLI LEPAS PADAT
PERUBAHAN
Pasir A. Keadaan Asli 1,00 1,11 0,95
VOLUME TANAH
B. Keadaan Lepas 0,90 1,00 0,80
C. Keadaan Padat 1,05 1,17 1,00

Lempung Kepasiran A 1,00 1,25 0,90


B 0,80 1,00 0,72

C 1,11 1,39 1,00


Lempung A 1,00 1,25 0,90

B 0,70 1,00 0,63


C 1,11 1,59 1,00

Tanah Berkerikil A 1,00 1,18 1,08

B 0,85 1,00 0,91

C 0,93 1,09 1,00

Kerikil A 1,00 1,13 1,03


B 0,88 1,00 0,91

C 0,97 1,10 1,00


Kerikil Padat A 1,00 1,42 1,29

B 0,70 1,00 0,91

C 0,77 1,10 1,00


Batu Kapur Pecah dan Batuan A 1,00 1,65 1,22
Lunak
B 0,61 1,00 0,74
C 0,82 1,35 1,00
Granit Basalt dan Batuan Keras A 1,00 1,70 1,31
B 0,59 1,00 0,77

C 0,76 1,30 1,00

Batu Pecah A 1,00 1,75 1,40

B 0,57 1,00 0,80

C 0,71 1,24 1,00


KONVERSI SATUAN
1 foot = 12 inch
1 mile = 1760 yds
1 squair mile = 640 acres
1 acre = 4840 sq yds
1 US .gallon = 3,78 liter
1 US .gallon = 8 pint
1 pint = 0,4725 liter
1 pound (lb) = 0,4536 kg
1 long ton = 1,016 ton
1 short ton = 0,907 ton
1 short ton = 2000 LBS

Anda mungkin juga menyukai