Home Care Hipertensi Baru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE PADA PASIEN HIPERTENSI

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Anis Zahuri : 13404319068


2. Agus Nanda : 13404319065
3. Chairunnas : 13404319074
4. Maisarah : 13404319087
5. Sahri aljanatun : 13404319113

Dosen Pembimbing : Nenty septiana, Ns. Kep .An

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH
BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya yang berjudul “pengaruh mirror theraphy terhadap uji

kekuatan otot pasien stroke non hemoragik”.

Dengan telah selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang telah memberikan masukan masukan kepada kami. Untuk itu kami

mengucapkan banyak terimakasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari

materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Banda Aceh, 19 November 2021

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2020 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku yang
sehat serta memiliki derajat kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata. Untuk menuju Indonesia sehat 2020 maka pemerintah
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan primer, terutama penyakit
hipertensi karena memiliki angka prevalensi yang tinggi dan akibat jangka
panjang yang ditimbulkan serta mempunyai konsekuensi tertentu
(Soeparman,dkk,2014).
Hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160 /95
mmHg. Smelttzer dan Bare (2002) mengemukakan bahwa hipertensi
merupakaan tekanan darah persisiten atau terus menerus sehingga
melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140mmHg dan
tekanan distolik diatas 90 mmHg.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa
pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat
haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang
berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia
dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun
surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian
melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah
merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia
sehat tahun 2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh
perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun
di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat
maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah
pasien disebut Home Care.
World Health Organization (WHO) dan Center Disease Control and
Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi di dunia
terus meningkat. Data pasien hipertensi di dunia sekitar satu milyar orang
dan meningkat setiap tahunnya. Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis
dokter di Indonesia mencapai 25,8% dan Yogyakarta menduduki peringkat
ketiga prevalensi hipertensi terbesar di Indonesia sesuai data Riskesdas
2013. Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg.
Tingkat prevalensi hipertensi diketahui meningkat seiring dengan
peningkatan usia dan prevalensi tersebut cenderung lebih tinggi pada
masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak
bekerja (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Saat ini
terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini
antara lain 3 dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota
yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress,
obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa itu home care dan hipertensi ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan home care hipertensi ?
C. Tinjauan Penulis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Mampu menjelaskan dan memahami apa itu perawat home care dan
hipertensi
2. Mampu menjelaskan dan memahami asuhan keperawatan home care
hipertensi
D. Mamfaat Penulisan Makalah
Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
informasi dan pembelajaran pada asuhan keperawatan home care
hipertensi
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Heme care
1. Definisi Home Care
Home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit ( Depkes, 2002 ). Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen
(2001) dalam Avicenna ( 2008 ) menyatakan home health care adalah
sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di
rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Tidak berbeda dengan
kedua definisi di atas, Warola ( 1980 ) mendefinisikan home care
sebagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992
pelayanan kesehatan di rumah ( home care ) adalah perpaduan
perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih
dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal
bedah.
2. Sejarah Home Care
a. Di Luar Negeri

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai


sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita
penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada
saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun
pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat
lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara
professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat
terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan
keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses,
melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan
masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan
keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric
B.L, 1993).

Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home


Care terus meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya
diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting
Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan
yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS
(Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan
system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar melalui
pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai
layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing
yang merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender
& Spradley, 2001).

Di UK, Home Care berkembang secara professional selama


pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing,
yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang
miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari
kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit,
dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam
Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang
sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah
:

1) merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri


2) merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan
nyaman dan damai
3) mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan
keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat
telah berlalu

Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health


Visitor (HV) yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah
dengan peran lain ialah:

1) melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga


maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan
promosi Kesehatan

2) memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola


kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi
setempat.

b. Di Dalam Negeri
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan
merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik
yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh
tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan,
adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.
3. Mamfaat Home care

Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena


berbagai alasan, antara lain yaitu :

a. Bagi klien dan keluarga


1. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan
biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat
mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan
konsumsi keluarga
2. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan
pada saat anggota keluarga ada yang sakit
3. Merasa lebih nyaman dirumah sendiri
4. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah,
sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya
dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat
untuk menggantikannya.
b. Bagi perawat
1. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh
dengan lingkungan yang tetap sama
2. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik,
sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu
kepuasan kerja perawat akan meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home
Care (HC) mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya,
oleh perawat maupun pihak rumah sakit
4. Standar praktik Home Healthy Nursing (HHN)
Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan
standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan
keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley,
2001)
a. Standar Asuhan kepetawatan
1. Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
2. Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan,
perawat melakukan analisa terhadap data yang telah
terkumpul
3. Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan
baik dari klien maupun lingkungannya
4. Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan
keperawatan dengan menetapkan intervensi yang akan
dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
5. Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan
klien yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan
6. Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang
telah di tetapkan dalam perencanaan
b. . Standard Kinerja Profesional (professional performance)
1. Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan
evaluasi terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan
secara sistematis
2. Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan
evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang
dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional,
hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku
3. Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu
meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam
praktik keperawatan
4. Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan
aktif dalam pengembangan professionalism sesama perawat
dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat
5. Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap
klien berdasarkan pada landasan etika profesi
6. Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan
praktisi kesehatan lain.
7. Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan
hasil penelitian
8. Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien
atau keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya
perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan .
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai
disusun dan disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang
menunggu pengesahan dari Depkes RI
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi bila mempunyai tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≤90 mmHg. Pengukuran
dilakukan 2 kali dengan waktu yang berbeda dan dilakukan pada saat
istirahat dengan posisi duduk atau berbaring. Tingkatan tekanan darah
dibagi berdasar
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet
(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang
dikelompokkan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
diantaranyaadalah jenis kelamin, umur dan keturunan. Sedangkan faktor
risiko yang dapat diubah diantaranya adalah pola makan (banyak
mengkonsumsi garam, kolesterol, kafein, alkohol), kebiasaan olah raga,
merokok, obesitas, dan Stres. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
usia > 55 tahun, mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, pola
makan tinggi natrium dan lemak, mengalami obesitas dan tidak melakukan
olah raga mempunyai risiko yang lebih besar untuk terkena hipertensi.

2. Penyebab Hipertensi
Secara umum hipertensi di sebabkan oleh:
a. Asupan garam yang tinggi
b. Strees psikologi
c. Faktor gerentik
d. Kurang olahraga
e. Kebiasaan hidup yang tidak baikseperti merokok dan minum alcohol
f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak dan kolestrol tinggi
g. Peningkatan usia
berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu;
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu; genetic,
lingkungan, hiperaktivitas, saraf simpatis system rennin, . faktor-faktor
yang menybabkan resiko : obersitas, merokok, alcohol, dan polisitemia
.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih rendah dari
90 mmmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg
3. Tanda Dan Gejala Hipertensi
1) Mengeluh lemas
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual dan muntah
6) Kesadaran menurun
7) Mimisan
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan du acara yaitu;
a. Pemeriksaan yang segera seperti:
1) Darah : rutin, BUN, Creatirine, KGD
2) urine
3) eKg
4) Foto: dada : apakah ada oedema paru
b. Pemeriksaaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama :
1. Kemungkinan kelainan renal
2. Menyingkirkan kemungkinan Tindakan bedah neurologi : spinal
lab, CAT, Scan
3. Bila disangsikan feokhromositoma : urine 24 jam untuk
katekholamine metamefrin, venumadelic acid (VMA ) (Brooker,
2001)
5. Penatalaksanaan Hipertensi
Prinsip penatalaksanaan atau pengobatan hipertensu adalah
pengobatan atau perawatan jangka Panjang atau bahkan seumur
hiodup . Jika hipertensi jenis sekunder biasanya pengobatan dilakukan
dengan mnegobati faktor penyebabnya terlebih dahulu kemudian
hipertensinya. sedangkan hipertensi esensial biasanya akan
menggunakan bantuan obat obatan untuk menurunkan tekanan darah
Berikut adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan
standar triple theraphy :
a. Diuretic, seperti furosemide , tiazid dan hidrokortiaziid
b. Betabolker, seperti metildopa dan resepin
c. Vasodilator seperti dioksid, pranosin, dan hidralasin .
d. ACE inhibitor
6. Komplikasi Hipertensi
Jika tekanan darah tinggi dibiarkan begitu saja, ini bisa merusak
pembuluh darah dan organ dalam tubuh dan bisa menyebabkab
komplikasi hipertensi . Dilansir dari mayor clinic beberapa komplikais
yang terjadi adalah :
a. Serangan jantung
b. Gagal jantung
c. Stroke
d. Aneurisma
e. Masalah ginjal
f. Masalah mata
g. Sindrom metabolic
h. Kesulitan dalam mengingat dan focus
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, Home care


merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan mempertimbangkan aspek
bio, psiko, sosial, spiritual dan ekonomi secara komprehensip dengan
mengutamakan kepentingan dan kepuasan klien yang dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Home care merupakan upaya terbaik bagi klien penyakit kronis dan lain-
lain untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan individu secara optimal.
Home care nursing banyak manfaat yang dapat diperoleh yaitu hemat dalam biaya,
waktu, tenaga dan pikiran. Sebagai praktek lahan kemandirian profesi dituntut
kemampuan profesional. Dengan kemajuan masyarakat, kode etik dan standar
profesi harus sebagai dasar dalam melaksanakan tugas sebagai profesi. Diperlukan
team kesehatan yang solid untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan
paripurna,

Sedangkan Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua


kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang dimana meningginya tekanan darah berhubungan dengan
meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung,
isufisiensi renal, dan peyakit vaskuler perifer. Prevalensi hipertensi semakin
meningkat dengan bertambahnya usia, dan pemberian obat-obatan terbukti sangan
bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Namun dengan obat-oabatan saja tidak
dapat mengobati penyakit kardiovaskuler – renal akibat hipertensi. Pencegahan
merupakan faktor penting. Dengan mengetahui gejala dan faktor resiko hipertensi
yang terjadi 21 diharapkan masyarakat mampu mencegah terjadinya hipertensi atau
terjadinya komplikasi dan kematian

B. Saran

Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dan
Hendaknya pasien serta keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home
care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan,
dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.

DAFTAR PUSAKA

Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.


Jakarta:Depkes RI.

22 Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka


Cipta.

Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"

Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC.

https://sardjito.co.id/2018/07/09/pencegahan-penyakit-hipertensi-dengan-
gayahidup-sehat-dan-peningkatan-pengetahuan-tentang-hipertensi/
http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/04/asuhan-keperawatan-hipertensi-2.html

Anda mungkin juga menyukai