Laporan PKL 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“SISTEM STARTING STAR DELTA UNTUK MOTOR INDUKSI 3


PHASA”

DI PT. BUKIT ENERGI SERVIS TERPADU (PT.BEST)


PLTU 3X10MW TANJUNG ENIM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Hasana

NIS : 10177

KOMPETENSI KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

SMK BUKIT ASAM


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
“SISTEM STARTING STAR DELTA UNTUK MOTOR INDUKSI 3
PHASA”

DI PT. BUKIT ENERGI SERVIS TERPADU (PT.BEST)


PLTU 3X10MW TANJUNG ENIM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Hasana

NIS : 10177

KOMPETENSI KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

SMK BUKIT ASAM


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MOTTO
1. Percayalah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas hambanya.
2. Doronglah dirimu sendiri untuk mencapai impianmu karena tidak ada orang yang rela
membantu kecuali dirimu sendiri.
3. Semakin sulit perjalanannya, kamu akan menjadi lebih kuat.
4. Hidup adalah perjalanan yang harus dijalani, bukan masalah yang harus ditakuti.
5. Jadikan cemohan sebagai sebuah motivasi untuk kita menggapai mimpi.
6. Mimpi membuat hidup bergairah. Bersyukur membuat hidup bahagia.
7. Tidak ada kejeniusan dalam hidup seperti kejeniusan listrik dan industri.
8. Mari kita raih ilmu yang bermanfaat demi kemajuan infrastruktur negeri.
9. Teknologi yang canggih harus dimaanfaatkan sebaik mungkin dan bersyukur dapat
menguasainya.
10. Kita terkadang bingung menentukan siapa yang lebih hebat, teknologi atau manusia itu
sendiri.
11. Kita terjebak dengan teknologi ketika apa yang benar-benar kita inginkan hanyalah hal-
hal yang bekerja.
12. Untuk mencapai kesuksesan, kamu harus berani lakukan yang orang lain tidak berani
lakukan, yaitu konsisten.
13. Kalau kau ingin melihat indahnya pelangi, kau harus siap menghadapi dinginya hujan.

HALAMAN PENGESAHAN DU/DI


Laporan ini disampaikan untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Praktik Kerja Lapangan
SMK Bukit Asam Tahun Pelajaran 2021/2022.

Judul Laporan : Sistem Starting Star Delta Untuk Motor Induksi 3 Phasa

Tempat : PLTU 3X10MW Tanjung Enim (PT.BEST)

Disusun oleh : Hasana

NIS : 10177

Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Tanjung Enim, 04 April 2022

Diperiksa dan disahkan oleh :

Manager Perusahaan DU/DI Pembimbing DU/DI

Kabul Abdullah Gangsar Prayogo

NIK. 1780100197 NIK.1793100083

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH


Laporan ini disampaikan untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Praktik Kerja Lapangan
SMK Bukit Asam Tahun Pelajaran 2021/2022.

Judul Laporan : Sistem Starting Star Delta Untuk Motor Induksi 3 Phasa

Tempat : PLTU 3X10MW Tanjung Enim (PT.BEST)

Disusun oleh : Hasana

NIS : 10177

Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Tanjung Enim, 04 April 2022

Diperiksa dan disahkan oleh :

Ketua PKL Pembimbing Sekolah

Gemmilang Surya, S.Pd.,Gr Gemmilang Surya, S.Pd.,Gr

NIY.300 100 267 NIY. 300 100 267

Mengetahui,

Kepala SMK Bukit Asam

Evi Komalasari, S.Sos.

NIY. 300100054

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan (PKL) beserta
laporannya di PT. Bukit Energi Servis Terpadu Unit PLTU 3X10MW Tanjung Enim dengan
judul laporan “Sistem Starting Star Delta Untuk Motor Induksi 3 Phasa”

Laporan dan praktek kerja lapangan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu program
studi Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Bukit Asam Tanjung Enim. Praktik kerja
lapangan ini dilaksanakan pada 06 januari 2022 s.d. 04 april 2022 di PT. Bukit Energi Servis
Terpadu Unit PLTU 3X10MW Tanjung Enim.

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak hingga terselesainya laporan ini dari pengumpulan
data sampai proses penyusunan laporan. Melalui halaman ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, memberi masukan, serta
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan dengan banyak
mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:

1. Allah SWT dan kedua orang tua tercinta, Bapak Ipan Patriansyah dan Ibu Ida
Parida, yang selalu memberikan dukungan dan bantuan positif baik secara moril
maupun materil dalam kegiatan magang ini.
2. Ibu Evi Komalasari, S.Sos, selaku kepala SMK Bukit Asam Tanjung Enim.
3. Ibu Sartika Febrianti, S.Pd, selaku Wali Kelas XI TITL.
4. Bapak Gemmilang Surya, S.Pd.,Gr, selaku ketua pelaksanaan PKL SMK Bukit
Asam Tanjung Enim.
5. Bapak Gemmilang Surya, S.Pd.,Gr, selaku pembimbing lapangan PKL.
6. Bapak Kabul Abdullah, selaku manager PT. BEST PLTU 3X10MW Tanjung
Enim.
7. Bapak Hengky, selaku AM. Perawatan di PT. BEST PLTU 3X10MW Tanjung
Enim.
8. Bapak Gangsar Prayogo, selaku pembimbing kerja praktek.
9. Selaku karyawan bagian elektrik khususnya, Bapak Ekky Apriansyah, Bapak kms.
Vio Pratama Putra, Bapak Supardi, Bapak Radona, Bapak Harsana yang telah
memberikan pengetahuan, wawasan, pengalaman, serta hiburan selama kerja
praktek.
10. Teman-teman khususnya teman-teman Praktek Kerja (Imaniar, Laudza Putri ,
Elvira Salsabila, Intan Permatasari, Kak Dimas Prasetyo, Verryal Rava dan Zikra
Fadilah) yang telah membantu dan memberikan semangat untuk bekerja, belajar
dan tertawa bersama.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan PKL ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermaanfaat bagi semua.

Tanjung Enim, 04 April 2022

Hasana

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan PKL


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan untuk melatih dan memberikan
pengajaran kepada siswa-siswi dalam dunia industri atau dunia usaha yang relevan
terkait kompetensi keahlian masing masing. Selain itu praktik kerja lapangan juga
bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa mendatang
para siswa dapat bersaing dalam dunia industri yang semakin ketat seperti saat ini,
untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang
luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan
mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan
mengiplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing terkait
jurusannya.

1.1.1 Sistem PLTU


PLTU merupakan suatu pembangkit yang memanfaatkan uap untuk
menghasilkan tenaga listrik.

Gambar 1. Siklus PLTU


Pada PT.Bukit Energi Servis Terpadu (PT.BEST) Unit PLTU 3X10MW
Tanjung Enim yang dimanfaatkan untuk dijadikan uap berupa air yang diambil dari
sungai enim sebagai fluida yang digunakan. Air dari sungai yang masih kotor
melewati beberapa tahap Water Purifier sampai ke Water Treatment Plant (WTP) agar
air sebagai bahan baku tersebut bersih dan tidak mengandung mineral lagi yang dapat
menyebabkan korosi pada boiler.

Selanjutnya air dikirim ke boiler untuk dididihkan. Boiler yang digunakan


PLTU ini menggunakan jenis Boiler CFB dimana pembakaran awal menggunakan
diesel yang memanaskan pasir silica sampai temperature 800° C lalu panas tersebut
ditingkatkan menggunakan batubara.

Batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar berasal dari pertambangan
PT.Bukit Asam yang kemudian ditampung di stock pile. Sebelum batu bara dibakar
batu bara dihancurkan terlebih dahulu hingga berdiameter 0.8 mm. Air akan
dididihkan melalui pipa-pipa didalam furnace sampai suhu ± 500° C untuk
menghasilkan uap. Kemudian uap yang telah dihasilkan dipanaskan terlebih dahulu di
superheater agar uap benar-benar menjadi kering. Setelah uap kering didapat maka
akan dikirimkan ke turbin untuk memutar baling-baling turbin yang telah dicouple
dengan generator.

1.1.2 Bagian-Bagian Utama PLTU


Adapun bagian-bagian utama pada PLTU adalah sebagai berikut :

A. Boiler untuk mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas pada
uap.
B. Turbine untuk mengubah energi uap menjadi energi mekanik pada poros turbine
guna menggerakkan rotor generator.
C. Generator untuk mengubah energi mekanik pada rotor generator menjadi energi
listrik pada stator untuk disalurkan ke konsumen.

1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL


1. Mengasah keterampilan yang diberikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2. Bisa melatih siswa-siswi untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional
di dunia kerja yang sebenarnya, sehingga tidak merasa takut atau canggung lagi
berkomunikasi secara profesional.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk membangun dan
mengembangkan kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai positif
yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang
ditekuni.
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan PKL
1. Diharapkan mampu mengimplementasikan materi yang didapat di sekolah,
sehingga materi tersebut dapat diterapkan di area kerja dengan baik.
2. Sebagai tanda nyata telah melaksanakan praktik kerja lapangan yang di lakukan di
industri perusahaan.
3. Penulis mengambil judul ini karena diharapkan dapat berguna bagi penulis sendiri
dan bagi pembaca laporan ini.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

1.4.1 Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan di bagian Elektrik dan Waktu pelaksanaan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dimulai selama tiga bulan, pada tanggal
06 januari 2022 sampai dengan 04 april 2022.

1.4.2 Tempat Pelaksanaan PKL


Nama Perusahaan : PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT.BEST)
Unit PLTU 3X10MW Tanjung Enim
Alamat Perusahaan : Jl. Banko Barat Tanjung Enim,
Sumatera Selatan

1.5 Manfaat Pembuatan Laporan PKL


1. Sebagai pengalaman melatih diri dengan mengkaji konsep-konsep yang didapat
selama melakukan PKL sehingga terbiasa dengan dunia lapangan kerja.
2. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi perusahaan.
3. Menciptakan kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan, baik dalam
dunia usaha maupun dunia industri.

1.6 Batasan Masalah


Batasan masalah yang dapat saya ambil dalam permasalahan kali ini yaitu
mengenai prinsip kerja pada rangkaian star delta dan kesalahan pada koneksi star
delta.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Motor Induksi


Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran
rotornya tidak sama dengan putaran medan putar stator, dengan kata lain putaran rotor
dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

Motor induksi merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik,


harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika
berbeban mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi adalah mesin (AC) yang paling
banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil, dan dalam rumah
tangga. Alasannya adalah bahwa karakteristiknya hampir sesuai dengan kebutuhan
dunia industri, pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan,
pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya
hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya
tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini
dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh arus
pada belitan stator.

Hampir semua motor (AC) yang digunakan adalah motor induksi, terutama
motor induksi tiga phasa yang paling banyak dipakai di perindustrian. Motor induksi
tiga phasa sangat banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena banyak
memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya.

● Keuntungan motor induksi tiga phasa :

1. Motor induksi tiga phasa sangat sederhana dan kuat.


2. Biayanya murah dan dapat diandalkan.
3. Motor induksi tiga phasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi
kerja manual.
4. Perawatanya mudah.

● Kelemahan motor induksi tiga phasa :

1. Kecepatannya tidak bisa bervariasi tanpa merubah efisiensinya.


2. Kecepatanya tergantung beban.
3. Pada torsi start memiliki kekurangan.
2.2 Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada
kumparan stator, timbullah medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron
(Ns), besarnya Ns ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang
dirumuskan dengan :

120 x f
Ns =
p

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor,
sehingga pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi atau gaya gerak listrik
(ggl) per phasa sebesar : Er = 4,44 f sNrΦ m (Volt)

Er = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)

Nr = Jumlah lilitan kumparan rotor

Φ m = Fluksi maksimum (Wb)

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup ggl (E) akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya
(F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya Lorenz (F) pada rotor
cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa tegangan induksi
timbul karena terpotonnya batang konduktor rotor oleh medan magnet putar stator.
Artinya agar adanya teganganterinduksi maka diperlukan relative antara kecepatan
medan magnet putar stator (Ns) dan kecepatan putar rotor (Nr). Dan perbedaan antara
Ns dan Nr ini disebut dengan slip (S) yang dinyatakan dengan :

( Ns−Nr ) x 100 %
S=
Nr

Bila Nr = Ns maka slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong belitan
rotor sehingga pada belitan rotor tidak diinduksikan tegangan, maka tidak ada arus
yang mengalir pada belitan rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel, kopel
motor akan timbul bila Nr < Ns. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga
sebagai motor tak serempak atau asinkron.
2.3 Bagian-Bagian Motor Induksi Tiga Phasa

2.4 Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa


Secara umum motor induksi tiga fasa terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a. Stator (bagian yang diam)


b. Rotor (bagian yang bergerak)
c. Tutup/tempat bantalan
d. Kipas
e. Lubang ventilasi
f. Kotak ujung

Motor induksi adalah motor AC yang paling banyak dipergunakan, karena


konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor
induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagianyang bergerak, sedangkan
stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya
sangat kecil, konstruksi motor induksi dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2. Konstruksi motor Induksi


Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian
yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukanlaminasi inti yang
memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur
pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas, tiap elemen laminasi ini dibentuk
dari lembaran besi. Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa
lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang
disebut belitan phasa dimana untuk motor induksi tiga phasa, belitan tersebut terpisah
secara listrik sebesar 120° . Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga
yang dilapisi dengan isolasi tipis, kemudian tumpukan inti dan belitan stator
diletakkan dalam cangkang silindris.
2.5 Pengertian Rangkaian Star Delta
Rangkaian Star Delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan
bintang segitiga, atau lebih dikenal dengan nama koneksi star delta. Rangkaian ini
sering digunakan untuk menjalankan motor induksi tiga phasa yang mempunyai daya
cukup besar. Rangkaian Star Delta berfungsi untuk mengurangi arus start yaitu pada
saat pertama kali motor dihidupkan.

Star Delta adalah sistem starting motor paling banyak di gunakan untuk motor
listrik. Dikarenakan untuk menggerakkan motor daya yang dibutuhkan daya awal
yang besar dan juga menggunakan rangkaian star, apabila semua sudah stabil maka
rangkaian di ubah menjadi delata. Rangkaian ini mempunyai banyak timer dan juga
komponen konektor.

Fungsi Timer sebagai pengatur untuk pengubahan waktu rangkaian dari star
menjadi delta. Waktu yang biasa digunakan sekitar lima sampai sepuluh detik. Selain
itu timer, juga diperlukan TOL yang berfungsi sebagai pemotong rangkaian itu supaya
dapat berhenti apabila terjadi kelebihan beban muatan.

2.6 Fungsi Rangkaian Star Delta


Rangkaian star delta mempunyai fungsi untuk mengurangi jumlah dari arus
star pada saat motor itu dihidupkan. Dikarenakan fungsi ini juga, star delta banyak
sekali funginya salah satu sebagai rangkaian didalam sistem starting dalam motor
listrik. Dengan rangkaian star delta bisa mengurangi lonjakan arus pada saat motor
distater. Rangkaian ini mempunyai prinsip kerja dengan cara membuat star dengan
awal tegangan kecil. Dengan cara menghubungkannya ke start. Setelah itu motor akan
berputar dan kemudian arus akan menurun, disitulah timer akan berfungsi untuk
memindahkan secara otomatis kerangkaian delta oleh sebab itulah arus yang akan
melalui motor sedikit demi sedikit akan punah.

2.7 Perbedaan Rangkaian Star Dengan Delta

2.7.1 Rangkaian Star (Bintang)


Rangkaian Star atau bintang ialah rangkaian yang koneksi dengan
persambungan yang terdiri dari 4 kabel, diman 3 diantaranya digunakan untuk
sambungan fasa dan 1 digunakan untuk sambungan netral yang diambil dari
pusat 3 fasa tersebut, perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar 3. Rangkaian Star (Bintang)
Jika masing-masing arus yang mengalir pada listrik 3 phasa bernilai
sama maka disebut arus yang seimbang sehingga titik netral bernilai 0 (nol)
tetapi, masing-masing arus yang mengalir berbeda nilainya maka disebut arus
tidak seimbang. Arus yang tidak seimbang itu akan mengalir ke netral dan
diteruskan ke tanah (ground). Hal ini bertujuan untuk melindungi trafo dari
kerusakan. Koneksi star ini digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh.

2.7.2 Rangkaian Delta (Segitiga)


Rangkaian Star atau segitiga ialah rangkaian yang model koneksi
dengan persambungan yang terdiri dari 3 kabel tanpa sambungan netral,
dimana ketiganya dibutuhkan satu sama lain membentuk segitiga seperti
gambar di bawah ini :

Gambar 4. Rangkaian Delta (Segitiga)

 Simbol induktor pada gambar star dan delta adalah V (tegangan


phasa)
 Koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir
ke beban langsung diteruskan ke tanah (ground)
2.8 Teori dan Metode Rangkaian Star Delta
Bagaimana teori atau metode koneksi star delta ini bisa menurunkan besarnya
arus starting motor? Sebelumnya tentu kita tahu besarnya tegangan dan arus itu
berbanding terbalik. Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu
sebaliknya semakin kecil tegangan maka arus akan semakinn besar. Bagaimana itu
terjadi, untuk menjawab itu harus tahu dulu, hubungan antara daya ( P ), tegangan
( V ), dan arus ( I ).

P
P = V.I COS ∅ ----- I =
V . cos ∅

Dimana :

P = Daya (Watt)

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

Cos ∅ = Faktor daya

Hitung berapa besarnya arus (I), dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi
tegangan (V) yang berbeda. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak, dengan tegangan
yang besar maka arus akan kecil, begitu juga sebaliknya. Lalu apa hubungannya
rumus diatas dengan rangkaian star delta? Pada koneksi star delta ada perbedaan atara
besarnya tegangan pada koneksi star dan besarnya tegangan pada koneksi delta.

Besarnya tegangan (V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah √ 3 . V


fasa, dan besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus
fasa. Sedangkan pada sambungan delta/segitiga (∆ ¿ tegangan(V) line = V fasa, dan
arus(I) line = √ 3 . arus(I) fasa.

Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan
hubung delta?

- Tegangan pada sambungan star --- Vline = √ 3 . V fasa = 1.73 . 220V =


380V
- Tegangan pada sambungan delta --- V line = V fasa = 220V

Dari hasil diatas pada hubung star memiliki tegangan yang lebih besar
dibanding tegangan pada hubung delta. Dan tentu sudah terbukti metode starting
motor secara star delta dapat menurunkan besarnya arus star.
2.9 Hubungan Bintang (Y) Segitiga (∆ ) Pada Motor Induksi 3 Phasa
Sesuai dengan namanya yaitu bintang segitiga atau sering disebut star delta,
pengasutan ini bekerja dengan rangkaian belitan bintang (Y), dan beberapa saat
rangkaian bintang terlepas, kemudian digantikan dengan rangkaian segitiga (∆ ¿ .
Melalui metode bintang segitiga ini arus awal yang sampai 6 kali dapat dihindarkan
dengan cara menurunkan arus starting sebesar 33,33%. Arus yang mengalirpun dapat
ditekan menjadi 1/3 dari arus pengasutan langsung.

Prinsipnya adalah saat sebuah motor 3 phasa distart awal, motor tidak
dikenakan nilai tegangan penuh dan hanya arus saja digunakan secara penuh.

Berikut Hubungan Belitan Bintang (Y) dan Hubung Belitan Segitiga (∆ ) :

2.9.1 Hubungan Belitan Bintang (Y)


Pada hubungan belitan ini bisa dilakukan dengan menghubungkan salah satu
ujung tiap pasang belitan menjadi 1, misalkan jika penamaan pasangan belitan
itu adalah U-X; V-Y; W-Z, maka ujung belitan XYZ dihubungkan menjadi 1,
atau jika penamaan pasangan belitan tersebut U1-U2; V1-V2; W1-W2, maka
ujung belitan U2V2W2 dihubungkan menjadi 1.

Jika : VL = Tegangan line to line (Volt)

Vph = Tegangan untuk 1 belitan motor (Volt)

IL = Arus sumber yang mengalir (Amper)

Iph = Arus yang mengalir dalam 1 belitan motor (Amper)

Maka pada hubungan belitan motor bintang (Y) berlaku :

VL = √3 x Vph, Vph adalah V line to Netral sehingga muncul faktor kali √3

IL = Iph, Iph serial tanpa cabang dengan sumber utama I L sehingga IL = √3 x


Iph

2.9.2 Hubungan Belitan Segitiga (∆ )


pada hubungan belitan ini bisa dilakukan dengan menghubungkan salah satu
ujung tiap pasang belitan dengan salah satu pangkal belitan lain, misalkan jika
penamaan pasangan belitan itu adalah U-X; V-Y; W-Z, maka ujung dan
pangkal belitan yang dihubungkan adalah UZ, VX, WY, atau jika penamaan
pasangan belitan tersebut adalah U1-U2; V1-V2; W1-W2, maka ujung dan
pangkal belitan yang dihubungkan adalah U1W1, V1U2, W1V2.
Jika : VL = Tegangan line to line (Volt)

Vph = Tegangan untuk 1 belitan motor (Volt)

IL = Arus sumber yang mengalir (Amper)

Iph = Arus yang mengalir dalam 1 belitan motor (Amper)

Maka pada hubung belitan motor segitiga (∆ ) berlaku :

VL = Vph, Vph adalah V line to line sehingga VL = Vph

IL = √3 x Iph, Iph bercabang dengan sumber utama IL sehingga IL = √3 x Iph

2.10 Sistem Kendali Elektromagnetik


Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu
proses dalam mencapai suatu tujuan. Jadi yang tergolong atau yang dimaksud dengan
pengendalian motor adalah meliputi pengaturan dan pengendalian motor dari saat start
sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai dengan
ketentuan atau kebutuhan tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu :

1) Mulai jalan (starting)


Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoprasian motor dapat
disambung secara langsung (direct on line). Sedangkan untuk daya yang besar
pengasutannya dengan pengendali awal motor (motor starter) yang bertujuan
untuk meredam arus awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus nominal.

2) Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap
segera menurun keposisi arus nominal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan
sesuai kebutuhan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalikan arah
perputaran dan sebagainya.

3) Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoprasian motor dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik, yang prosesnya bisa
dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengaman / break), sehingga
motor dapat berhenti sesuai kebutuhan.
Kendali elektromagnetik termasuk dalam jenis kendali motor semi otomatis.
Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan tenaga
besar), cukup dengan jari menekan.

Tombol tekan start awal menggerakan motor dan menekan tombol stops saat
menghentikan putaran motor. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus
listrik menggunakan konduktor magnet, yang bisa dilengkapi oleh pengaman arus
lebih (Thermal Overload Relay) sebagai pengaman motor.

2.11 Peralatan Kontrol


Peralatan kontrol adalah komponen atau peralatan listrik yang digunakan
untuk mengontrol kerja motor listrik pada rangkaian sistem kendali elektromagnetik.
Adapun yang termasuk kedalam paralatan control yaitu :

1) Kontaktor
Kontaktor adalah salah satu jenis peralatan listrik yang digunakan untuk
menghubungkan atau memutus rangkaian listrik (umumnya adalah motor listrik)
yang bekerja berdasarkan prinsip electromagnet. Kontaktor mempunyai belitan
dan jika dialiri arus listrik akan menimbulkan gaya magnetic. Sehingga gaya
magnetic ini akan mengoperasikan kontak-kontak dari kontaktor yang terdiri dari
kontak utama yaitu kontak yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian daya
dan kontak bantunya digunakan pada rangkaian kontrol.

Gambar 5. Kontaktor
2) Timer
Timer adalah suatu relay waktu dimana pengoperasiannya dapat diatur berapa
lama on maupun offnya dengan setting waktu. Timer mempunyai kumparan
dengan nomor terminal a dan b atau 2 dan 10, dimana kedua terminal ini
dihubungkan ke sumber tegangan. Menurut pengoperasiannya timer dibagi dua
jenis yaitu :
a) On Delay

Timer jenis on delay ini bekerja atas dasar penundaan waktu. Apabila koil
timer sudah diberi tegangan, namun lengan-lengan kontaknya masih belum
bekerja, dikarenakan setting waktu kerja yang sudah diatur. Setelah beberapa saat
berulah pegas dari timer untuk mensuplai arus ke rangkaian lain.

Gambar 6. Timer Tipe On Delay

Gambar 7. Simbol Wiring On Delay

b) Off Delay
Untuk kerja dari timer off delay meupakan kebalikan dari kerja on delay,
dimana waktu kerjanya dibatasi sampai waktu yang telah diatur. Pada saat koil
timer diberi tegangan, pegas dari timer juga langsung bekerja untuk menarik
lengan-lengan kontak timer.

Gambar 8. Timer Tipe Off Delay


Gambar 9. Simbol Wiring Off Delay

3) Lampu Tanda
Lampu tanda adalah suatu lampu yang berfungsi sebagai indikator pada sistem
pengendali untuk pengoperasian motor listrik, lampu tanda umumnya digunakan
berwarna merah, kuning dan hijau, dengan supply tegangan 220 Volt. Lampu
tanda dipasan secara paralel dengan peralatan kontrol sehingga kita dapat
mengetahui peralatan mana saja yang sedang bekerja dan tidak bekerja.

Gambar 10. Lampu Tanda

4) Push Button
Push Button merupakan suatu jenis saklar tekan yang banyak dipergunakan
dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip
titik kontak NC atau NO saja, kontak ini memiliki 2 buah terminal baut sebagai
kontak sambungan. Sedangkan yang memiliki kontak NC dan NO kontaknya
memiliki 4 buah terminal baut. Push button akan bekerja bila ada tekanan pada
tombol dan saklar ini akan memutus atau menghubung sesuai dengan jenisnya.
Bila tekanan dilepas maka kontak akan kembali ke posisi semula karena ada
tekanan pegas.
Push Button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari kontak
bergerak dan kontak tetap. Dari konstruksinya, maka push button dibedakan
menjadi beberapa tipe yaitu :
a) Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena konntak akan menutup
bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka
kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

Gambar 11. Konstruksi Push Button Tipe NO


b) Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka
bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari
kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.

Gambar 12. Konstruksi Push Button Tipe NC

c) Tipe NC dan NO
Tipe ini memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan
maka sepasang kontak akan NC dan kontaklain akan NO, bila tombol ditekan
maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.
Gambar 13. Konstruksi Push Button NC & NO

2.12 Peralatan Pengaman


Peralatan pengaman adalah peralatan yang berfungsi untuk mengamankan
rangkaian listrik dari gangguan hubungan singkat arus listrik ataupun beban lebih.
Tujuan tindakan pengamanan pada instalasi listik adalah untuk melindungi manusia
atau peralatan yang tersambung dengan instalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat
dari keadaan yang tidak normal. Untuk itu perlu dipakai pengaman seperti sekering,
MCB dll. Yang menjadi dasar pertimbangan pengaturan pengaman adalah arus dan
waktu kerja suatu pengaman pada instalasi listrik. Karena itu besarnya arus hubung
singkat baik nilai maksimum maupun minimum harus dihitung untuk menentukan
arus pengaturan. Disamping itu waktu yang diperlukan oleh pengaman menganggapi
ganguan juga menentukan.

1) Thermal Over Load


Thermal Over Load merupakan peralatan pengaman motor listrik terhadap
arus beban lebih. Pengaman ini bekerja secara thermos yaitu karena panas yang
ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang melewati arus nominalnya. Suhu yang
tinggi pada motor disebabkan oleh perubahan energi listrik menjadi energi panas.
Energi panas ini dirubah menjadi energi mekanis oleh logam bimetal untuk
melepaskan kontaknya. Dengan membukanya kontak-kontak ini maka rangkaian
akan menjadi terbuka sehingga motor aman dari bahaya beban lebih tersebut.

Pada saat motor mengalami beban lebih maka kontak bantu NC dari pengaman ini
akan memutuskan suplai daya ke kontaktor yang mengoperasikan motor tersebut
sehingga motor akan berhenti bekerja dan terhindar dari kerusakan akibat
gangguan tersebut. Thermal ini dapat distel berdasarkan nilai arus oleh pabrik
pembuatnya. Proteksi ini dirancang sedemikian rupa sehingga arus jatuhnya kira-
kira 10% lebih tinggi dari nilai stelnya. Jika arus nominal motor 20 A maka arus
setting dari thermal adalah 22 A.
Gambar 14. Thermal Over Load

2) Miniatur Circuit Breaker (MCB)


MCB merupakan peralatan switching dan pemutus arus yang berfungsi untuk
memutuskan tenaga listrik baik pada saat operasi normal maupun dalam keadaan
tidak normal. MCB biasanya dilengkapi dengan pengaman thermis untuk beban
lebih dan pengaman relay untuk hubung singkat.

Pada operasi normal, MCB dipergunakan untuk membuka suatu rangkaian listrik,
misalnya untuk keperluan perawatan. Pada keadaan operasi tidak normal,
misalnya pada saat terjadi gangguan arus lebih maka pada keadaan ini MCB akan
membuka kontaknya secara otomatis sehingga rangkaian yang terganggu akan
segera dilokalisasi.

Gambar 15. Miniatur Circuit Breaker (MCB)


BAB III
GAMBARAN UMUM DU/DI

3.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) adalah salah satu cucu
perusahaan dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk yang bergerak dibidang Operation and
Maintenance (O & M) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sejak 1 Desember
2015, PT. Bukit Energi Servis Terpadu (BEST) memiliki 2 lokasi kerja yang mengelola
PLTU milik PT. Bukit Asam, yaitu lokasi kerja di Tanjung Enim untuk mengelola
PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dan lokasi di Tarahan Lampung untuk mengelola
PLTU 2 × 8 MW Pelabuhan Tarahan.
Berdirinya PT. Bukit Energi Servis Terpadu (BEST) ini dimulai dengan
program transformasi PT. Bukit Asam yang semula dari perusahaan tambang
berekspansi ke perusahaan energi. Ekspansi awal ini ditandai dengan pembangunan
PLTU berkapasitas 3×10 MW di Tanjung Enim pada 18 Agustus 2009. PLTU 3 × 10
MW Tanjung Enim ini dibangun untuk menyuplai kebutuhan listrik tambang,
perkantoran dan perumahan PT. Bukit Asam. Kelebihan listrik PLTU 3 × 10 MW
Tanjung Enim dijual ke PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam melalui perjanjian jual
beli listrik excess power. PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim mulai beroperasi pada tahun
2013.
Pada tahun 2011, PT. Bukit Asam juga membangun PLTU untuk memenuhi
kebutuhan listrik Pelabuhan Tarahan dengan kapasitas 2×8 MW dan kelebihan
listriknya dijual ke PT. PLN melalui mekanisme excess power. PLTU Pelabuhan
Tarahan 2×8 MW mulai beroperasi pada tahun 2014.
Pada awal pembangunannya, kedua PLTU PT. Bukit Asam ini masuk dalam
proyek pembangunan PLTU yang bernama Proyek Pembangunan PLTU Milik
Sendiri (P3MS). Operasional dan Pemeliharaan PLTU PT. Bukit Asam ini dikelola
oleh satuan kerja Pembangkit & Distribusi Listrik (satker PDL).
Dalam melaksanakan Operation and Maintenance (O&M) PLTU, satuan kerja
Pembangkit & Distribusi Listrik (satker PDL) bekerjasama dengan pihak III diluar
PT. Bukit Asam untuk mengoperasikan dan memelihara PLTU agar Operation and
Maintenance (O&M) PLTU berjalan dengan baik. Pihak III ini merupakan suatu
perusahaan yang bergerak dibidang Operation and Maintenance (O&M) PLTU.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebijakan perusahaan untuk
bertransformasi ke perusahaan energi, salah satunya dibidang pembangkit listrik,
pengolahan PLTU akan lebih menguntungkan jika dikelola oleh grup PT. Bukit Asam
sendiri. Maka dicetuskan ide untuk membentuk cucu perusahaan yang juga bergerak
dibidang Operation and Maintenance (O&M) PLTU. Cucu perusahaan ini
direncanakan dibentuk oleh anak perusahaan PT. Bukit Asam yang lebih dulu
dibentuk dan bergerak dibidang investasi energi, yaitu PT. Bukit Energi Investama
(PT. BEI).
Sejak 30 juli 2015, dihadapan notaris dibentuklah PT. Bukit Energi Servis
Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dengan komposisi permodalan
sebesar 99,06% dimiliki PT. BEI (tambahan modal dari induk PT. Bukit Asam) dan
0,4% milik yakasaba (yayasan milik PT. Bukit Asam yang bergerak dibidang
pengolahan sekolah PT. Bukit Asam dan juga pabrik minyak kayu putih).
Dengan dibentuknya PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST), maka
pengolahan PLTU milik PT. Bukit Asam (pembangunan PLTU 100% dari PT. Bukit
Asam) yaitu PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dan PLTU 2 × 8 MW Pelabuhan
Tarahan diserahkan ke PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) sebagai
pengelola tetapi asset PLTU masih sepenuhnya milik PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

3.2 Lokasi Pabrik


PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung
Enim terletak di Banko Barat, Kabupaten Muara Enim, yang berjarak ±187 km
sebelah Barat Kota Palembang dengan luas lahan sekitar ±4 hektar Manajemen PT.
Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim. Lokasi
pembangkit berada didekat Sungai Enim yang digunakan sebagai sumber bahan baku
pembangkit dan disamping pabrik briket PT. Bukit Asam. Lokasi PT. Bukit Energi
Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dapat dilihat pada
gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Gambar 16. Lokasi PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim
(Sumber :Manajemen Pembangkit Listrik PLTU 3x10 MW Tanjung Enim, 2019)

Gambar 17. PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim


(Sumber :Manajemen Pembangkit Listrik PLTU 3 x 10 MW Tanjung Enim, 2019)

Umumnya sebuah PLTU ditempatkan didekat sumber air yang besar. Untuk
itulah di dekat Sungai Enim dibangun PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST)
PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim. Selain itu, lokasi pembangkit juga terletak
disebelah tambang batubara PT. Bukit Asam sehingga mengefisiensikan biaya
transportasi. Maka dapat dikatakan bahwa lokasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu
(PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim sangat strategis karena mendekati dua
sumber bahan baku utamanya yaitu air sebagai penggerak dan pendingin serta
batubara sebagai bahan bakarnya.
3.3 Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mencapai target yang hendak
dicapainya. Perusahaan menetapkan visi dan misi untuk mengarahkan seluruh potensi
yang ada dalam perusahaan kepada satu fokus pencapaian.
3.3.1 Visi
Menjadi perusahaan Operational and Maintanance ( O & M ) yang
kompetitif untuk melayani pembangkit – pembangkit PTBA dan perusahaan
lainnya.
3.3.2 Misi
Memberikan layanan jasa Operational and Maintanance ( O & M ) secara
efisien, serta peduli K3 dan lingkungan.

3.4 Tata Nilai PT. Bukit Energi Servis Terpadu (BEST)


Tata nilai bertujuan untuk menggambarkan setiap potensi yang harus dimiliki
setiap anggota perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam
perusahaan PT. Bukit Enegi Servis Terpadu dalam hal ini memiliki lima tata nilai
yang harus dimiliki oleh setiap anggota perusahaan, diantarannya yaitu :
1. Disiplin
Patuh terhadap peraturan atau pengawasan dan pengendalian untuk mencapai target
perusahaan.
2. Inovatif
Mampu melakukan dan mengembangkan karya, solusi maupun gagasan orisinil serta
membawa hasil yang tepat dan bermanfaat.
3. Profesional
Selalu menunjukkan cara dan hasil kerja terbaik, memenuhi prinsip-prinsip
profesionalisme, memiliki dan menjalankan etika profesi serta perusahaan.
4. Efisien
Bertepat guna dan cermat dalam bekerja dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga dan biaya.
5. Teamwork
Sinergisitas komunikasi dan usaha bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja
tim untuk mencapai target perusahaan.
3.5 Makna Logo PT. Bukit Energi Servis Terpaadu ( BEST )

‒ Warna Merah : Melambangkan dari semangat etos kerja insan PT BEST


‒ Petir : Melambangkan Bisnis yang dijalankan yaitu bergerak di
bidang Energi
‒ Lingkaran : Melambangkan semua aspek Energi yang ada di Bumi
‒ Warna Biru : Melambangkan bagian dari Bukit Asam Group dimana
warna tulisan Bukit Asam berwarna biru

3.6 Jenis Produk yang Dihasilkan


Produk utama yang dihasilkan dari PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT.
BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim yaitu berupa listrik dengan daya sekitar 10
MW per unit jadi total daya terpasang sebesar 3 × 10 MW itu berarti 30 MW. Akan
tetapi pada keadaan di lapangan, seringkali 2 unit yang beroperasi. Selain listrik,
terdapat pula produk samping yang dihasilkan yaitu berupa fly ash dan bottom ash
untuk dikelola. Fly ash dan bottom ash dipadatkan di ash silo untuk dibuang ke
Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

3.7 Sistem Pemasaran


PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10 MW Tanjung
Enim dalam penyaluran listriknya disalurkan ke Main Switch Station (MSS) PT. Bukit
Asam (Gardu Induk) dan PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam dengan sistem excess
power. Dalam penyalurannya sekitar 65% - 70% dimanfaatkan untuk tambang di PT.
Bukit Asam dan sisanya dijual ke PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam.
3.8 Sistem Manajemen
Sistem Manajemen PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU 3 × 10
MW Tanjung Enim dilengkapi dengan perangkat kerja yang disusun dalam satu
susunan organisasi line and staff, dimana pimpinan tertinggi dipimpin oleh Direktur
yang terdiri dari tiga bagian yaitu Direktur Utama, Direktur SDM, Umum & Keuangan,
dan Direktur Operasi. Direktur Utama membawahi Kepala Pengembangan Bisnis,
Direktur SDM, Umum & Keuangan membawahi Kepala Keuangan & SDM, dan
Kepala Umum dan Logistik. Direktur Operasi membawahi Keteknikan dan Pelaporan,
O&M PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim, dan O&M PLTU 2 × 8 MW Pelabuhan
Tarahan. O&M PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dipimpin oleh Manager PLTU 3 × 10
MW Tanjung Enim dan O&M PLTU 2 × 8 MW Pelabuhan Tarahan dipimpin oleh
Manager PLTU 2 × 8 MW Pelabuhan Tarahan. Manager PLTU 3 × 10 MW Tanjung
Enim membawahi Supervisor Keuangan SDM & Umum dan Safety Officer & Tata
Kelola. Manager PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim dibantu juga oleh tiga Asisten
Manager (AM) yaitu AM. Engineering, AM. Operasi PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim
dan AM. Pemeliharaan PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim.
Direktur Utama memiliki tugas memimpin perusahaan dengan menertibkan
kebijakan-kebijakan perusahaan serta memilih, menetapkan, dan mengawasi tugas dari
karyawan dan kepala bagian. Direktur SDM, Umum & Keuangan memiliki tugas
merumuskan dan melaksanakan program SDM & Umum, meliputi fungsi-fungsi
pengadaan, seleksi dan penerimaan karyawan baru serta pembinaan sesuai aturan yang
berlaku dan sebagai pengawas operasional mengenai keuangan perusaahaan serta
memberi pertanggungjawaban dalam tiap kegiatan yang terkait urusan finansial.
Direktur Operasi memiliki tugas mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan perusahaan, menetapkan kebijakan dan pengendalian bahan baku, mesin
produksi, dan sebagainya.
Manager mempunyai tanggung jawab sebagai pengarah strategi, visi dan misi
yang telah ditetapkan para eksekutif. Manager juga mempunyai kewajiban untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi agar semua rencana dapat dijalankan.
Asisten Manager Engineering memiliki tugas menyelenggarakan pelaksanaan
evaluasi, analisis, dan perbaikan penyelenggaraan pembangkitan listrik meliputi sistem
dan prosedur serta presaurce untuk memastikan produksi listrik yang efisien, serta
melaksanakan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Sistem Manajemen Mutu dan Manajemen
Resiko.
Asisten Manager Engineering membawahi beberapa bagian yang memiliki tugas
sebagai berikut :
a. Supervisor Reliability
Memastikan bahwa seluruh equipment memiliki rencana maintenance yang
disesuaikan, melakukan analisa statistik pada kerusakan untuk merubah maintenance
plant, serta memimpin dan mengolah proses .
b. Supervisor Mutu dan Kinerja
Mengawasi, memberikan arahan dan memastikan bahwa semua stafnya bertanggung
jawab, menjalankan tugas dan mengerti semua peran dan fungsi yang dijalankan pada
unit kerja.

Asisten Manager Operasi memiliki tugas merencanakan, memonitor, dan


mengevaluasi program bidang operasi dan pengendalian bahan bakar yang mencakup
penentuan dan penilaian kualitas (efektif dan efisiensi) pelaksanaan pengendalian
operasi PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim serta mengumpulkan dan
mendokumentasikan pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar sebagai bahan
evaluasi.
Asisten Manager Operasi membawahi beberapa bagian yang memiliki tugas
sebagai berikut :
a. Supervisor Operasi
Memastikan pelaksanaan berjalan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku,
memastikan dan mengatur seluruh SDM dan fasilitas pendukung operasional memenuhi
kualifikasi yang ditentukan.
b. Supervisor Rendal Operasi
Membantu asisten manager operasi melaksanakan operasi dan pengendalian unit dalam
proses produksi juga melakukan perhitungan dan analisa data proses produksi.
c. Supervisor Bahan Baku dan Lingkungan
Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi pada unit PLTU 3 ×
10 MW Tanjung Enim serta menentukan tindakan teknis pada setiap permasalahan yang
timbul pada pelaksanaan program kerja dan membantu dalam menyusun rencana dan
anggaran bidang lingkungan serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tata
letak, perawatan serta kelestarian lingkungan di sekitar unit PLTU 3 × 10 MW Tanjung
Enim sesuai dengan standar nasional dan internasional.
d. Supervisor Kimia dan WTP
Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang kimia serta menjabarkan
rencana tersebut kedalam fungsi kimia teknik dan laboratorium, melaksanakan dan
mengendalikan agar mencapai sasaran unit PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim sesuai
dengan standar/ketentuan yang berlaku.

Asisten Manager Pemeliharaan memiliki tugas untuk menerapkan dan


meningkatkan pemeliharaan pencegahan serta meningkatkan kemampuan atau
kecepatan perbaikan di PLTU 3×10 MW Tanjung Enim.

Asisten Manager Pemeliharaan membawahi beberapa bagian yang memiliki


tugas sebagai berikut :
a. Supervisor Mekanik
Membantu Asisten Manager Pemeliharaan dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian
pada bidang mekanis unit PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.
b. Supervisor E, I & C
Membantu Asisten Manager Pemeliharaan dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian
pada control dan instrument di unit PLTU 3 × 10 MW Tanjung Enim untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.
c. Supervisor Rendal Har
Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan, pengendalian,
dan pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif, dan emergency di unit PLTU
3X10 MW Tanjung Enim untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam
mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan
Direksi.
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3x10 MW
Tanjung Enim
(Sumber: Manajemen PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3 x 10 MW Tanjung
Enim, 2019)
2.9 Bagian Pemeliharaan, Instrumentasi dan Control

Gambar 18. Sruktur Organisasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU
3X10MW Tanjung Enim
((
(Sumber: Manajemen PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3X10MW Tanjung Enim, 2019)

3.9 Bagian Pemeliharaan, Instrumentasi dan Control


3.9.1 Fungsi dan Wewenang
Bagian instrumentasi dan control di PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU
(PT. BEST) unit PLTU 3×10 MW Tanjung Enim bertugas untuk mengkoordinir,
mengawasi, merencanakan, mempertahankan bahkan meningkatkan pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan rutin (preventive, corective, predictive dan emergency)
khususnya kontrol instrumen di unit pembangkitan untuk mendukung pengoperasian
unit secara aman, handal dan efisien dalam mencapai sasaran unit.
3.9.2 Tanggung Jawab
Tanggung jawab utama bagian pemeliharaan, instrumentasi dan control di PT.
Bukit Energi Servis Terpadu PLTU (PT. BEST) unit PLTU 3 × 10 MW Tanjung
Enim adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan,melaksanakan dan mengelola manajemen pemeliharaan rutin
preventive, predictive, corrective dan emergency kontrol instrument unit
pembangkitan sesuai dengan prioritas manajemen risiko (SERP) dan program yang
dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaan agar tepat waktu
sasaran dan efisienMelakukan pengamatan dan analisa peralatan-peralatan control
instrumen untuk tujuan improvmen dan inovasi pemeliharaan kontrol instrument
pembangkitan
2. Memastikan kegiatan pemeliharaan alat kontrol instrument sesuai dengan prosedur
teknis dan prosedur K3 yang telah ditetapkan
3. Mengevaluasi dan menganalisa permasalahan kontrol instrument unit pembangkitan
berdasarkan laporan untuk menentukan langkah pemeliharaan yang lebih optimal
4. Memberikan informasi teknis yang dibutuhkan kepada team Inspection untuk
keperluan Inspection dan merencanakan kegiatan pemeliharaan rutin yang
dilaksanakan saat Inspection
5. Memberikan informasi perencanaan dan pelaksanakan kegiatan pemeliharaan
kontrol instrument kepada atasan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan
6. Melakukan program pembinaan SDM kepada bawahannya :
- Memberikan peningkatan pengetahuan, kemampuan dan kemauan kerja
bawahan terhadap prinsip kerja peralatan-peralatan instrumen yang terinstal di
unit.
- Melaksanakan pembinaan bawahan melalui pengaturan tugas-tugas, usulan
diklat/training dan penilaian kinerja.
BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Prinsip Kerja Rangkaian Star Delta


Pada saat pertama kali dioperasikan, sistem rangkaian Star-Delta akan
menghubungkan sumber tegangan ke Elektro Motor dengan sistem rangkaian
Gulungan Star(Bintang), sehingga lonjakan Arus saat starting bisa diminimalkan atau
di kurangi, karena tegangan yang mengalir ke Elektro Motor harus melewati dua
Gulungan “Rangkaian Star (Bintang)”, atau satu gulungan hanya mendapat tegangan
sebesar 380V/√3 = 220 Volt.

Setelah Elektro Motor berputar Normal (perpindahan diatur dengan Timer),


kemudian sistem Rangkaian Star-Delta akan bekerja dan mengubah
rangkaian/hubungan Gulungan menjadi Delta, dan Elektro Motor beroperasi dengan
normal. Setiap satu gulungan mendapat tegangan 380V. Berikut Prinsip Kerja
Rangkaian Star-Delta :

- Push Button “On” ditekan, tegangan dari MCB mengalir menuju Coil
Magnetic Contactor K1, Magnetic Contactor K1 terhubung, Terminal NO
pada K1 juga terhubung dan mengalirkan tegangan dari Push Button “Off”
menuju Coil K1 (sebagai pengunci), saat Push Button “On” dilepas,
Magnetic contactor K1 tetap terhubung karena mendapat tegangan dari
“pengunci”

- Disaat yang bersamaan, Timer juga mendapatkan tegangan dari terminal


Coil K1

- Tegangan dari terminal NC pada timer mengalirkan tegangan menuju coil


magnetic contactor K3, sehingga magnetic contactor K3 juga terhubung

- Magnetic contactor K1 terhubung mengalirkan tegangan Phasa R-S-T


menuju terminal gulungan Elektro Motor, sedangkan Magnetic Contactor
K3 terhubung untuk terminal menghubungkan terminal menjadi hubungan
Star(bintang)

- Proses ini menyebabkan Elektro motor beroperasi dengan hubungan


Bintang (Star) untuk start pertama kali
- Setelah beberapa saat, sesuai dengan settingan Timer yang ada, maka
Timer pun bekerja sehingga terminal NC putus, dan Terminal NO pada
Timer terhubung

- Saat terminal NC pada Timer terputus, maka Magnetic Contactor K3 juga


terputus

- Kemudian, terminal NO pada Timer terhubung mengalirkan tegangan


menuju Coil Magnetic Contactor K2, sehingga Magnetic Contactor K2
terhubung, sedangkan Magnetic Contactor K1 tetap terhubung

- Magnetic Contactor K1 tetap terhubung mengalirkan tegangan phasa R-S-


T menuju terminal gulungan Elektro Motor

- Magnetic Contactor K2 terhubung mengalirkan tegangan Phasa R-S-T


menuju terminal gulungan Elektro Motor

- Proses ini menyebabkan elektro motor yang semula beroperasi dengan


hubungan Star(Bintang) beruba menjadi beroperasi dengan hubung
Delta(Segitiga)

- Jika Push Button “Off” ditekan, sumber tegangan ke semua Coil Magnetic
Contactor terputus, dan Elektro Motor berhenti beroperasi.

4.2 Kesalahan Pada Koneksi Star Delta


Mungkin semua sudah tahu apa itu star delta beserta fungsi-fungsinya. Namun
mungkin masih banyak yang belum mengerti bagaimana melakukan
instalasi/penyambungan star delta sesuai standar yang benar. Melakukan instalasi
sesuai standar yang benar itu sangat penting agar kita tidak dirugikan dengan
pemasangan instalasi yang salah/ngawur. Contohnya pada koneksi delta jika pada
pemasangannya kita tidak berhati-hati dan tidak sesuai dengan standar tentu bisa
membuat koneksi motor tersebut kehilangan salah satu fasa (phasa loss). Dan apa
akibatnya bila motor 3 fasa dioperasikan dengan kehilangan salah satu fasa ?, tentu
saja lilitan motor akan terbakar dalam waktu singkat atau jika anda beruntung
mungkin akan membuat breaker atau protector(overload relay) Cuma trip. Tetapi itu
dengan catatan jika anda memasang atau mensetting breaker dan protector dengan
standar yang benar.
Tentu kita tidak ingin kedua hal tersebut terjadi dan merugikan kita.Karena
itulah standarisasi SPL (single point lesson) begitu penting dan selalu terapkan di
semua perusahaan. Berikut gambaran kesalahan pada koneksi star delta yang sering
terjadi pada rangkaian dayanya.

Gambar 19. Rangkaian daya yang keliru/salah


Mungkin anda bertanya-tanya apa yang salah dengan rangkaian daya diatas?
Dari kedua rangkaian daya diatas memang tidak ada yang salah dari koneksi starnya,
namun ada beberapa kesalahan di dalam koneksi deltanya. Memang dalam instalasi
motor dengan sistem starting secara star delta ini, kebanyakan kesalahan terdapat
dalam pemasangan pada koneksi delta. Hal ini disebabkan karena pemasangan untuk
hubung delta bisa dikatakan lebih rumit daripada hubung star. Pada gambar di atas
rangkaian daya jelas terlihat tegangan fasa R (kabel berwarna merah)
dihubungkanpada terminal motor dengan label U1 dan U2, hal ini berarti tegangan
fasa R hanya dihubungkan pada 1 belitan/lilitan pada motor. Hal yang sama juga
terlihat pada tegangan fasa S dan T. apa yang salah dengan itu? Tentu saja sangat
salah/ngawur. Sebelumnya tentu anda tahu kenapa koneksi pada motor disebut star
dan delta? Hal itu karena pada koneksi motor tersebut bisa dibentuk/terlihat seperti
bintang ataupun segitiga. Coba anda ubah rangkaian daya diatas menjadi koneksi star
delta secara terpisah dan sederhana tanpa memperhatikan kontaktor dan protector.
Lalu lihat dengan seksama apakah gambar diatas mirip dengan rangkaian delta?
Jawabannya tentu saja tidak. Untuk memperjelas pemahaman tentang koneksi star dan
koneksi delta secara benar coba dilihat gambar dibawah berikut ini.

Gambar koneksi star dan koneksi delta

Gambar 20. Koneksi Motor Star Delta


Gambar diatas bisa menjadi patokan bagaimana melihat koneksi star delta
yang benar dan salah. Contohnyasecara sederhana , jika diperhatikan gambar pada
sebuah rangkaian daya star delta bisa kita lihat pada koneksi starnya apakah mirip
dengan star/bintang, dan pada koneksi deltanya apakah mirip delta/segitiga seperti
gambar koneksi star delta diatas. Jika itu mirip atau sama bisa dipastikan rangkaian
daya itu benar. Dan juga perlu diingat jika ingin membalik putaran motor pada
rangkaian star delta dengan membalik salah satu tegangan pada satu sisi yang lain.

Gambar 21. Rangkaian daya dan rangkaian kontrol star delta yang benar
Kesimpulannya kalau pemasangan instalasi motor itu harus sesuai standar
yang benar agar tidak terjadi hasil yang tidak diinginkan seperti lilitan motor terbakar
dikarenakan phase loss, hubungan singkat atau sebab-sebab lainnya. Khususnya kita
harus berhati-hati pada motor yang label terminalnya sudah hilang atau motor hasil
repairan/perbaikan yang mungkin sudah tidak sesuai lagi antara terminal dan
lilitannya. Jadi kita harus tentukan dulu mana U1U2, V1V2, dan W1W2.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Sistem starting bintang (Y) segitiga (∆ ¿ untuk motor induksi 3 phasa bertujuan
untuk menekan arus start pengasutan motor listrik yang tinggi, saat motor
terhubung bintang (Y) arus starting yang digunakan lebih kecil dari arus starting
jika hubungan segitiga (∆ ¿ .
2. Cara kerja alat ini dengan menggunakan sistem kontrol semiotomatis, dengan
menggunakan fungsi utama dari kontaktor sebagai saklar magnetis yang
mempunyai prinsip kerja elektromagnetik. Kontaktor bekerja berdasarkan
pembentukan electromagnet yang menggerakkan elektromekanis penghubung
dari dua atau lebih titik penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat
menghasilkan kondisi kontak on atau kontak off.
3. Alat ini beroperasi dengan rangkaian daya dan rangkaian pengendali, dimana
rangkaian daya sebagai rangkaian utama yang menyalurkan energi listrik ke
beban melalui kontak utamanya dan rangkaian pengendali yang berfungsi sebagai
pengontrolan untuk menggerakkan kontak-kontak dari kontaktor, timer dan
thermal overload relay dengan bantuan dari push button.
4. Rangkaian yang pertama kali aktif saat tegangan tersambung adalah rangkaian
star (Y) yang ditandai dengan adanya 2 buah lampu led sebagai indicator yang
menyala.

5.2 Saran
1. Fungsi dari alat sebagai pengendali motor listrik 3phasa diharap bisa
dikembangkan lagi dengan menggunakan peralatan sistem kendali otomatis yang
lebih modern.
2. Sebelum menggunakan komponen peralatan utama diharap mempertimbangkan
spesifikasi komponen dengan kebutuhan beban kerja motor listrik.
BAB VI

DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/33105428/
RANGKAIAN_KONTROL_STARDELTA_MOTOR_AC_3PHASA

http://eprints.polbeng.ac.id/3257/4/KP%20-%203204181194%20-%20Full%20Text.pdf

http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/08/Rangkaian-Star-Delta.html?m=1

https://id.scribd.com/document/360876195/REVISI-Laporan-Praktikum-Motor-Starting-Star-
Delta

Diakses pada bulan Februari dan Maret


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai