Laporan Perjadin 23-24 Agustus 2022

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PERJALANAN DINAS

FGD Pembahasan Indikator-indikator Kajian RIK dan Road Map SIDa


Kota Balikpapan tahun 2021-2026
di PSKK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

1. Dasar :

a. Surat Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Nomor:


239/UN1.PSKK/TY/PT/2022 tanggal 03 Agustus 2022 Perihal: Diskusi
Pembahasan RIK dan SIDa Kota Balikpapan 2021-2026
b. Kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan Kota Balikpapan dengan Pusat Studi Kependudukan dan
Kebijakan Universitas Gadjah Mada terkait Pekerjaan Kajian Penyusunan
Dokumen Rencana Induk Kelitbangan dan Road Map SIDa Kota Balikpapan
Tahun 2021-2026.

2. Maksud dan Tujuan :


Diskusi pembahasan Indikator-Indikator Kajian Rencana Induk Kelitbangan dan
Road Map SIDa Kota Balikpapan tahun 2021-2026

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan :


a. Waktu : Selasa dan Rabu, 23-24 Agustus 2022
b. Tempat : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada
Gedung Masri Singarimbun Lantai 2.
Ruang Auditorium Prof. Dr. Agus Dwiyanto

4. Pimpinan/Peserta Perjalanan Dinas :


a. Nama : Berlina Puspayanti
NIP : 19760508 201101 2005
Jabatan : Kabid. Penelitian dan Pengembangan
b. Nama : Siwi Tri Wijayanti
NIP : 19780926 200904 2001
Jabatan : Sub Koordinator Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

5. Pembahasan / Hasil Perjalanan Dinas :


RIK – Rencana Induk Kelitbangan
Amin (DPRD) - Balikpapan merupakan pintu gerbang IKN. Balikpapan
mempunyai bandara dan pelabuhan laut, hal ini merupakan
asset. Merupakan dampak positif bagi IKN (menjadi daya
dukung IKN) (jangan sampai Balikpapan hanya menjadi
“tempat sampah”).
- Prestasi Balikpapan sebagai kota terbersih seluruh
Kalimantan. Sebagai modal untuk menjual dan sebagai
penyangga.
- Permasalahannya adalah kesulitan air, selama ini kebutuhan
air mengandalkan air hujan. Bendungan yang baru jangan
sampai hanya untuk IKN saja tetapi juga dirasakan oleh kota
Balikpapan.
- Dengan adanya pertambahan penduduk banyak hal negative,
seperti tindak kriminal.
- Selama ini Balikpapan relative aman dengan potensi konflik
rendah.
- Balikpapan juga kota minyak, tetapi justru permasalahan
kebutuha BBM perlu perhatian karena untuk kebutuhan
BBM harus antri Panjang hingga berkilo-kilo.
- Pembangunan IKN harus dibarengi dengan pembentukan,
pembangunan kota penyangga yaitu kota Balikpapan.
- Terkait pendidikan tidak berbanding lurus antara tingkat SD
dengan tingkat SMP.

Safrudin (Dinas PU) - Permasalahan yang dihadapi macet, banjir, air minum,
limbah. DPU mengampu tugas-tugas yang bukan PU seperti
sampah. Kajiannya seperti apa?
- Koneksi kelitbangan program ada di semua OPD. Terkait
semua inovasi.
Andi Arif (Ketua DPRD) - Mencoba membangun sinkronisasi terhadap kelitbangan dari
setiap OPD. Terkait penganggaran agar bisa fokus.
- Perencanaan besar fokus ke kelitbangan dengan anggaran
yang akan dinaikkan ke bappenas. Dengan ditarik ke IKN
- Kesulitan dalam berubahnya nomenklatur dan kementerian.
Dengan berubah menjadi IKN maka akan berubah lagi.
- Intinya supaya support anggaran bisa masuk ke Balikpapam,
dengan adanya proyek-proyek besar terkait Kelitbangan dan
inovasi, seperti banjir, kondisi jalan yang menyebabkan
banyak kecelakaan.
- Mau membangun jembatan layang ujung-ujungnya masalah
anggaran.
- Banyak rencana tetapi terbentur anggaran
- Prioritas kedua, penduduk Balikpapan akan bertambah
dengan melakukan migrasi ke IKN. Proyeksi dari BKKBN
setelah 2 tahun akan bertambah bermukim di Balikpapan.
Bisa 40 ribu PNS belum lagi ditambah dari penduduk yang
dari sektor swasta.
- Daya dukung wilayah harus ditambah.
- Jangan sampai kota Balikpapan seperti Jakarta pada periode
awal sehingga dampak negative lebih banyak dibandingkan
dengan positifnya
- Persoalan pertanahan dengan adanya IKN, sebelumnya tidak
ada daya tawar sekarang mematok harga tawar yang tinggi.
Balikpapan cukup luas tetapi terbatas pada pembagian 48
persen lahan untuk budidaya, 52 persen untuk lahan terbuka
hijau
- Kultur masyarakat beda. Balikpapan adalah perantau
sehingga tidak memiliki kultur yang kuat sehingga agak
berimbang. Masyarakat Balikpapan lebih majemuk dan lebih
elite/terbuka. Ada persoalan sosial sedikit tidak sampai akan
meledak, tidak ada kerusuhan besar selama ini.
- Pernah ada peraturan orang yang datang ke Balikpapan
dalam tempo 6 bulan harus memberi uang jaminan, apabila
tidak mendapat kerja maka akan dikembalikan ke kampung
halaman.
- Persoalan mendasar adalah akses jalan.
- Bahasa Balikpapan Bahasa Indonesia, tidak ada Bahasa khas.
- Harapan besar ketika pemerintah pusat konsisten terhadap
IKN, Jakarta pusat ekonomi dan perdagangan, Balikpapan
pusat IKN maka masih bagus.
- Sempat wacana ada otonomi khusus tetapi masih terbentur
dengan aturan pemerintah
- Balikpapan diharapkan ada perlakuan khusus terkait
perkembangan IKN. Balikpapan menyesuaikan untuk daya
dukung IKN tadi. Muara kajian ini bisa kesana maka bisa jadi
konsensus bersama.
- Balikpapan di dominasi sektor swasta, tetapi dengan adanya
lompatan IKN ini harus banyak berbenah sehingga menjadi
gelagapan terkait RIK (Rencana Induk Kelitbangan)
- Balikpapan selalu bertumbuh tetapi dari sektor swasta.
- Fokus utama adalah daya dukung wilayah kota. Dengan
proyeksi kota Jasa dengan pembangunan utara dan timur.
Tetapi yang tengah akan menjadi korban seperti banjir dll.
RIK akan diarahkan ke PERDA.
Simon (DPRD fraksi - Sinkronisasi perencanaan pusat dan Balikpapan.
Golkar)
- Tenaga kerja (SDM). Jangan sampai Balikpapan hanya
menjadi penonton. SDM dari luar lebih baik, sehingga yang
local menjadi tersisih.
- Balikpapan tidak terlalu kritis terhadap hal-hal yang menjadi
masalah di Balikpapan. Contohnya kelangkaan BBM padahal
kota minyak.
- Rencana tata ruang belum terlalu baik, masalah UU cipta
kerja, kebijakan daerah banyak ditarik ke pusat secara
terburu-buru.
- Perijinan belum teratur dengan baik. Alurnya belum jelas.
- Contoh perijinan online oleh perusahaan yang sebenarnya
tidak layak, karena sudah mendapatkan nomer ijin usaha
ketika mau ditindak satpol PP maka diperlihatkan surat
ijinnya ini, sehingga tidak bisa bertindak.
- Secara UU no 11 tahun 2020 tentang cipta kerja. Kebijakan
daerah ditarik ke pusat
- Daerah tidak sepakat tetapi pusat memberikan peluang.
Sehingga dipaksakan karena yang mengetahui persis adalah
daerah. Regulasi belum sinkron antara daerah dengan pusat
- Tata ruang banyak kepentingan sehingga saling tarik menarik.
Peran pemerintah daerah harus adil, tidak melihat investor
besar tapi jangan mengorbankan rakyat yang kecil.
Berlin (Bappeda) - Dihubungkan dengan RPJMD kota (sehingga harus merevisi
RPJMD kota). Terkait kelitbangan. Tapi periodenya terlalu
mepet.
Safaah (dinas - Permasalahan sosial belum diangkat. Sangat perlu untuk
pemberdayaan perempuan
diangkat karena khususnya untuk kota Balikpapan dengan
dan perlindungan anak)
predikat kota layak anak. Belum sampai menuju ke kota layak
anak. Bagaimana untuk memproteksi juga permasalahan
sosial (kekerasan perempuan dan anak)
- Sudah memiliki sarpras, yang menjadi masalah adalah jangan
sampai menjadi beban permasalahan sosial dengan adanya
IKN.
- Banyak masyarakat dari luar Balikpapan yang memiliki
banyak permasalahan kekerasan perempuan dan
perlindunngan anak
- Dari sisi BPJS Kesehatan diluar Balikpapan tidak ditanggung
oleh BPJS
- Akibatnya banyak yang dari luar masuk ke kota Balikpapan
untuk memperoleh perlindungan di kota Balikpapan baik dari
segi sarpras maupun biaya BPJS
- Perlu adanya dikaji secara makro, sehingga kedepan
permasalah itu tidak menambah beban kota Balikpapan
- Kedua, secara data pekerja anak tidak ada. Tetapi dari
disnaker ramai karena ketenagakerjaan terkait umur 16-60
tahun. Jangan sampai dengan migrasi penduduk dari luar,
maka akan banyak tenaga kerja anak yang masuk. Penjual
anak banyak dan terkoordinir
Srihana (DPRD) - Masih kurang puas terkait RPJMD
- Pendidikan dan Kesehatan Balikpapan gratis sampai seragam
sehingga anggaran habis.
- SD dan SMP baik Negeri maupun Swasta semua dibantu
- Banyak yang eksodus orang ke Balikpapan sehingga
menambah beban anggaran dibidang Pendidikan dan
Kesehatan
- Banyak pembangunan untuk PU dengan planning
pembangunan Mabes, bundaran air mancur
- Anggaran untuk itu tidak ada, sehingga RPJMD include untuk
anggaran dalam bentuk fisik menyambut IKN. Rule nya
adalah IKN dalam skala besar
Yudiarso (Disnaker) - Pendidikan yang perlu diperhatikan di Kota Balikpapan.
Perusahaan di Balikpapan memperkerjakan anak dari
Balikpapan walaupun Balikpapan tidak ada tambang.
- Pekerja di Balikpapan di data kami sekitar 4000 an. Yang
baru lulus SMK sekitar 2000 an
- SMK tidak terlalu banyak hanya 33 baik negeri maupun
swasta
- Peningkatan kualitas pendidikan di Balikpapan terutama SMK
terkait kejuruan dan skill
- Selama ini ketika mencari kartu kuning yang pertama ditanya
adalah keahlian. Sedangkan selama ini rata-rata keahlian ini
yang tidak mereka miliki.
- Di Balikpapan hanya satu SMK saja yang bagus kejuruannya
yaitu SMK 1. Sebelum lulus aja sudah ditunggu oleh
perusahaan. Kalau bisa kebijakan penerimaan siswa
dilakukan secara merata, karena kalau zonasi tidak adil dan
tidak merata.
- Peningkatan kualitas sekolah di seluruh Balikpapan
- Sebelum IKN proyek kilang minyak membutuhkan 12 ribuan.
Sekarang sudah memperkerjakan 90000 tenaga kerja dengan
70 persen berasal dari luar Balikpapan.
- Anak-anak Balikpapan kalau mencari kerja terlalu pemilih,
walaupun pendidikannya tertinggi adalah SLTA. Ingin bekerja
sebagai pengawas misalnya, kalau kerja kasar tidak mau.
Sedangkan pekerjaan di kilang minyak adalah kebanyakan
pekerja kasar/buruh. Sehingga mengambil pekerja dari luar
untuk perusahaan-perusahaan saat ini.
- Skill harus didukung dengan sertifikasi keahlian mereka
- Balikpapan belum punya BLK. BLK ada di propinsi sehingga
Balikpapan mendiklatkan di tempat swasta sehingga biayanya
tinggi. Selama ini diisi dengan pelatihan sangat teknis. Satu
orang bisa biaya 15 juta per diklat
Ratna (Dinas Penanaman - Penanaman modal terbesitnya adalah investasi
Modal dan perijinan)
- Target investasi dari pusat 14 trilliun. Sedangkan di kota
Balikpapan 4,3 trilliun.
- Tahun 2021 berlipat-lipat investasinya. Untuk tahun 2022
belum tahu, karena tahun 2021 memang ada proyek besar.
- Dengan adanya IKN investor berdatangan. Untuk membackup
investor dalam penanaman modal perlu kesiapan di OPD dan
sektor-sektor bidang masing-masing.
- Persiapan perlu memakan waktu. Untuk penanaman modal,
contoh investor industri perlu menyiapkan lahan industry.
Sektor pariwisata perlu digali contohnya pantai. Sektor jasa
dibidang perkantoran
- Persiapan bidang perijinan sudah berupaya dari pusat sudah
digital. Dimudahkan pelaku usaha bisa melakukan perijinan
dari rumah. Tetapi juga memberi peluang untuk
pendampingan perijinan apabila tidak bisa mengakses secara
online lewat KTPSP.
- Tata ruang masih dalam pembenahan. Ibaratnya punya
rumah tapi belum sempurna
Arizal (Dinas Lingkungan - Salah satu dasar pembentukan RPJMD adalah mengacu ke
Hidup)
RIK
- Mengacu ke Balikpapan bersih, Balikpapan cantik,
lingkungan Balikpapan aman
- DLH menangani kebersihan kota (persampahan), Cantik
untuk pertamanan sejak tahun 2022, lingkungan. Jadi DLH
merupakan gabungan dari tiga dinas yaitu BLH, DKPP,
Disperkim.
- RIK kalau memang besar rencana anggaran dan lain-lain,
siapa tahu membuat opsi lain.
- Di kemenkeu Alokasi anggaran melalui KPBU, sehingga
menjadi upan kedepannya
- Nomer satu di DLH adalah untuk persampahan, menangani
sampah kota
- Sebelum IKN sudah ada PSM (Proyek Strategis Nasional) atau
RDMP yang sangat menambah penduduk. Penduduk naik
pasti sampah naik. Tahun 2026 TPA akan penuh apabila
tidak melakukan inovasi atau teknologi yang dikembangkan.
Propinsi membuat TPU regional karena TPA yang sekarang
adalah dekat pintu masuknya tol sampai IKN.
- Balikpapan kurang tempat wisata.
- Perijinan jadi rancu, pembukaan lahan seenaknya sehingga
DLH yang bingung. Jenis penarikan kewenangan ke pusat
melalui berbagai undang-undang akan tergerus kewenangan
daerah.
- Di Balikpapan baru mencoba Sampah daun digunakan untuk
pallet bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Telukwaru
Balikpapan, apabila berjalan sukses akan dijadikan PSN oleh
Jokowi
Hadna (PSKK UGM) - Pemindahan negara beberapa ada yang berhasil, beberapa ada
yang gagal.
- Contoh jerman bisa berhasil tetapi tidak bisa dikendalikan
(menjadi sepi tanpa kegiatan)
- Isu yang mengikuti adalah pemerintahan dan ekonomi dalam
pemindahan IKN. Balikpapan menjadi memiliki beban yang
sangat berat. Apakah hanya pemerintahan atau dengan
ekonomi.
- Khawatirnya Balikpapan hanya menjadi periferi (pinggiran)
seperti Bekasi, Depok
- Peran dari pemerintah pusat. Balikpapan tidak bisa
menyelesaikan sendiri, tetapi harus dibantu pusat.
- Kalau menjadi Teras harusnya dipercantik secara benar.
- Balikpapan apabila tidak ada otonomi khusus maka akan
bernasib sama dengan kota penyangga yang lain (Bekasi,
Depok) sehingga menjadi korban.
- Masalah kependudukan belajar dari DKI terlambat dengan
otonomi khususnya. Apabila Balikpapan tidak dimulai dari
sekarang maka bisa jadi akan bernasib sama.
- Fokus utama ke kelitbangan.
- Isu mereform birokrasi, SDM dan masyarakatnya. Balikpapan
menjadi smart city tapi dalam hal apa? Belum sampai smart
city tapi pada tahap digitalisasi
- Pemahaman awal tentang smart city salah. Contoh di
Magelang konsep smart city hanya seperti pakai CCTV dengan
adanya ruang khusus yang menangani CCTV
- Selama ini baru perubahan analog ke digital. Berharap yang
Balikpapan tahapnya jelas.
- Masih dalam digitization.
- Goal nya adalah smart city
- Ada isu terkait BRIN daerah.
- Isu kelembagaan, regulasi.
- Isu Kesehatan, ketenagakerjaan anak, kekerasan anak dan
perempuan
- Isu kependudukan, ketenagakerjaan dan Pendidikan menjadi
satu isu yang harus diangkat.
- Isu perijinan, kebersihan (persampahan). Investasi
pengolahan sampah dijadikan inovasi berbagai hal (seperti
tenaga listrik, gas)

SIDA – Sistem Inovasi Daerah

Simon (DPRD) - Perencanaan dibuat jangka Panjang secara


berkesinambungan jangan hanya setahun tetapi bisa 5 tahun
atau 10 tahun. Dulu ada repelita kalau sekarang RPJMD.
Balikpapan sebagai Teras IKN betul-betul direncakan sebagai
pintu masuk IKN. Inovasi setiap OPD dituntut untuk
membuat jangka pendek, menengah dan panjang. Tapi pasti
ada intervensi dari pusat. Terutama pasti terkait anggaran.
- Jangan sampai perencanaan program tetapi tidak ada
anggaran dan sebaliknya. Misalnya tidak ada program untuk
pembangunan tetapi anggaran pembangunan banyak. Banyak
program-program yang sudah direncanakan tetapi tidak ada
anggaran
- Setiap OPD dituntut untuk berinovasi.
- Di OPD inovasi kurang karena berpikiran tidak banyak
anggaran
Andi Arif (Ketua DPRD) - SID tergantung leader dari kepala daerah, sehingga bisa
mengemas
- Utama dari pusat menuju daerah dan diterjemahkan ole OPD
masing-masing.
- Inovasi harus melihat peluang dan potensi kedepan terutama
sebagai penyangga ibu kota. Sehingga mempunyai peluang
yang lebih supaya tidak gagap terhadap kemajuan IKN
sendiri.
- Kurang dari OPD karena ego sektoral sehingga sangat sulit
untuk bersatu (kurang sinergitas antar OPD).
- Berhubungan dengan apresiasi semuanya muncul, tetapi
Ketika berhubungan dengan kegagalan suatu kegiatan maka
saling menyalahkan.
- Perlu disatukan persepsi bahwa pembangunan kota semua
punya peran yang sama dalam kewenangan dan tipologi OPD
nya masing-masing
- Berfikir dengan kemajuan kota dan fisik tetapi masalah sosial
terlupakan
- Balikpapan kota vokasi.
- DPRD pembahasan 75 persen tenaga lokal harus terserap.
- Etos kerja birokrat dengan swasta berbeda.
- Kepala daerah harus mampu memimpin dari atas sampai
kebawah
- Susah dalam mengukur kinerja DPRD, paling bisa diukur
adalah produk (peraturan dan APBD). Rapat dengar pendapat
dengan OPD. Laporan dari masyarakat.
- Di legislasi ada peraturan daerah. DPRD bersinergi dengan
pembahasan peraturan daerah.
- Inovasi tingkat kota tergantung pimpinan. Kemudian turun ke
OPD.
Hadna (PSKK UGM) - Kendala yang ada : a. Regulasi, b. Harus dapat leader yang
bagus, c.system dalam birokrasi, d. Infrastruktur
- Regulasi minded negara kita sangat kuat, sehingga mungkin
menciptakan ketidakbebasan berekspresi di lapangan.
- Kalau tidak dapat leader yang bagus maka yang dibawah akan
sungkan, mau berkreasi takut kalau melangkahi leader.
- Perlu otonomi khusus tingkat kabupaten/kota.
- Persoalan inovasi sangat banyak dalam pengembangan
transformasi digital mulai dari SDM, infrastruktur, teknologi,
organisasi, birokrasi dalam mendukung SID.
Yudiarso (Disnaker) - Sebagai ASN setiap mengikuti diklat kepemimpinan dipaksa
untuk membuat suatu inovasi. Di kegiatan diklat diatur
dalam satu masa (jangka pendek, menengah, panjang) jadi
pembuatan inovasi merasa sebagai paksaan.
- Harapannya diklat dalam pembuatan inovasi. Inovasi muncul
dari keinginan ASN bahwasanya ingin memajukan pelayanan
yang lebih, keberpihakan kepada masyarakat.
- Inovasi terkait pembuatan kartu kuning secara online bisa
dilakukan dimana saja tanpa datang ke kantor.
- Masukan: apabila inovasi digunakan sebagai perwali
mewajibkan OPD menampilkan inovasi kepada ASN. Minimal
diberikan reward dari atasan sehingga semangat membuat
inovasi-inovasi.
- Pelayanan AK1 tidak harus datang ke kantor. Lewat sistem
semua dari antri memasukkan dokumen sampai mencetak
hasil AK1. Pemohon akan dihubungi oleh disnaker terkait
wawancara dengan pemohon. Buatnya dari rumah ngambil
dari rumah dikirim file bentuk PDF
- Jevri: Langkah selanjutnya apakah ada database di tenaga
kerja?
- Ada database tenaga kerjanya. Tetapi kadang data real ada
beberapa yang tidak tercatat karena pemohon tidak
melaporkan balik Ketika sudah diterima kerja
- Jevri : sistem inovasi ketengakerjaan apakah ada di
Balikpapan?
- Ada aplikasi lowongan kerja yang dibuka untuk umum terkait
lapangan kerja.
- Jevri : kalau informasi terhadap jumlah tenaga kerja dari
tempat usaha?
- Terkait laporan ke pihak pusat yang diwajibkan perusahaan
untuk membuat laporan. Dari kota tidak membuat lagi
Safrudin (Dinas PU) - Harapannya Inovasi terkait system inovasi yang dilakukan
teman OPD harus diintegrasikan dengan OPD yang lain.
Kemudian Inovasi terkait harus bisa dipakai oleh OPD yang
lain (sehingga bisa saling mengisi)
- Contoh dinas PU memiliki banyak inovasi informasi, kami
tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak diintegrasikan dengan
dinas kominfo.
- Inovasi gaban (Gerakan bersih saluran). Melibatkan
masyarakat yang ada di lokasi tertentu dan koordinasi dengan
camat, lurah, rt. Difasilitasi oleh dinas PU.
- Harapan kedepan, semoga inovasi yang telah dibuat jangan
sampai mati suri. Tidak pernah diupdate. Contoh sistem
informasi penyediaan air minum, sistem informasi jalan
jembatan.
- Paling utama harus terintegrasi dengan kominfo.
- Perlu ada inventarisasi inovasi-inovasi setiap OPD oleh
kominfo. Bisa jadi inovasi satu ada di beberapa OPD. Supaya
lebih efektif. Harus ada leading sektor dalam pengawasan
inovasi.
- Prosedur PBG (Persetujuan Bangunan dan Gedung). Perijinan
di mal pelayanan publik/DPMPTSP, kemudian teknis di dinas
PU. Ini merupakan hal baru. Ujung-ujungnya adalah PAD.
PAD terkait retribusi yang dibebankan ke PU belum seperti
yang diharapkan.
- Harus ada kolaborasi antara DPMPTSP, dinas PU dan DPPR.
Supaya masyarakat tidak merasa terbebani. Seakan-akan
dinas PU yang mempersulit.
- PBG berkaitan dengan PAD, apabila tidak berjalan maka
dianggap tidak maksimal, sehingga otomatis PAD berkurang.
Akan ditindaklanjuti inovasi terkait hal ini. Sehingga
pelayanan masyarakat jalan juga PAD jalan.
- Jevri : reward, keberlangsungan dan sinergisasi OPD yang
ada.
pengalaman kota Jogja antar sektor perijinan menjadi lama,
sehingga dibuat aturan dengan datang satu tempat dengan
dikasih waktu berapa hari dan jadi perijinan dalam satu
tempat tersebut.
Ratna (Dinas Penanaman - Inovasi pelayanan. Ada yang berjalan, ada yang berhenti
Modal dan perijinan)
karena tidak ada dukungan.
- Contohnya: sandimeter (penyampaian ijin yang sudah
diterbitkan dan izin masa berlaku berbasis web) tidak berjalan
karena keterbatasan dukungan. Sifat inovasi dari
pelaksanaan perubahan karena terkendala dana. Kalau
didukung sandimeter ini bisa digunakan untuk OPD lain.
- Sijempol (sistem jemput bola langsung). Sekarang dilakukan
di mall. Awalnya penginnya pendampingan di RT tetapi tidak
jalan. Memindahkan tempat pelayanan dari ktpsp ke
kecamatan-kecamatan atau mall atau tempat lain. Sifatnya
pindah-pindah. Belum menggunakan tempat yang tetap.
Pengambilan datang ke dinas. Setiap tahun dianggarkan
berpindah-pindah dari kecamatan ke kecamatan lain, mall ke
mall.
- Pelaksanaan setiap hari di DPMPTSP.
- Inovasi dinas penataan ruang. Pendaftaran/perijinan satu
pintu (ijin prinsip dan reklame bisa jadi satu)
- Jevri : mal pelayanan itu bentuknya menerima permintaan
saja kemudian kembali ke OPD masing-masing atau cukup
berhenti DPMPTSP kemudian keluar dari situ perijinannya?
Bentuknya hanya konektor atau kemudian disitu masyarakat
tidak harus datang ketempat lain?
- Tidak harus ada interaksi langsung dalam pembuatan
perijinan apabila sudah diesetujui dalam OSS bisa diprint
sendiri
- Kendala yang ada adalah anggaran dan insentif pemantauan
di lokasi (program sijempol).
- Di Balikpapan honorarium ASN selain gaji sudah dihapus,
sehingga kegiatan di luar tidak ada honorariumnya
- Jevri : pengalaman kota Jogja antar sektor perijinan menjadi
lama, sehingga dibuat aturan dengan datang satu tempat
dengan dikasih waktu berapa hari dan jadi perijinan dalam
satu tempat tersebut.
Herawati (Diskominfo) - Tugas diskominfo adalah mendukung penyelenggaraan SPBE
di pemerintah kota Balikpapan
- Diskominfo sudah membuat salah satu inovasi yang
mendukung pelaksanaan OPD yaitu portal open data
- Pengembangan data warehouse masih dalam perencanaan,
tahun depan
- Implementasi paperless office. Pembuatan surat dinas melalui
online antar OPD di tingkat Kota Balikpapan. Mau digusur
aplikasi Srikandi. Aplikasi kami lebih awal tapi diminta untuk
diganti aplikasi pusa. Jadi sekarang masih nego.
- Sedang berjalan mengembangkan portal layanan masyarakat.
Belajar dari JSS (Jogja Smart Service). Portal pelayanan
masyarakat bertujuan untuk penghubung layanan
masyarakat. Konsepnya pelayanan kota Balikapapan
ditampilkan dalam satu jendela. Satu aplikasi menampung
informasi tiap OPD. Menyiapkan integrasi aplikasi layanan
antar OPD. Misalnya saya membuka aplikasi layanan
masyarakat bisa memilih layanan ke keluarhan atau layanan
lain seperti perijinan atau ketenagakerjaan.
- Layanan kelurahan (Yanke). Mengurangi interaksi dengan
masyarakat. Tinggal datang ke kelurahan untuk mengisi data
dan diupload
- Utamanya apabila kami yang membuat maka tidak akan
kesulitan
- Inginnya sekali login satu NIK bisa masuk ke berbagai
pelayanan di kota Balikpapan.
- Kendalanya : satu sub coordinator hanya ada 4 programmer,
sehingga sangat kekurangan dalam pembuatan program.
Karena ada target dalam satu tahun. SDM kurang sehingga
tidak tercapai.
- Diijinkan melakukan Outsourcing programmer tapi kendala
SDM pelaksana
- Kedepannya perekaman tandatangan elektronik seluruh
pegawai OPD dan pemerintah Balikpapan, sehingga tidak
harus rekam ulang. Tanpa menunggu pimpinan untuk
tandatangan basah. Targetnya tahun 2022 sekitar 22 ribu
orang sudah harus terekam
- Tantangan : masyarakat yang belum melek teknologi terkait
aplikasi-aplikasi, karena terbiasa dengan manual.
- Di dukcapil sudah dipaksa memakai online, Ketika datang di
dukcapil maka tidak akan dilayani. Kedepannya seluruh OPD
akan diberlakukan.
- Tujuan besarnya adalah pembentukan satu aplikasi yang bisa
memuat untuk berbagai layanan di semua OPD dengan hanya
login satu NIK (single sign on) dengan target 2024.
- Untuk sekarang, per OPD persuratan sudah elektronik, tidak
ada surat manual
- Jevri : outsourcing programmer apakah sudah ada kolaborasi
dengan Lembaga lain membuat sistem, mungkin universitas
di kalimantan?
- Outsourcing programmer bersifat personal belum kepada
lembaga
- Sedang berjalan kolaborasi dengan ITK (Institut Teknik
Kalimantan) dalam pembuatan aplikasi BSW portal pelayanan
masyarakat
- Kolaborasi dengan pihak icon plus terkait rekanan jaringan
Balikpapan juga sanggup membantu.
- Anggaran semua dikurangi dalam masa pandemic
- Jevri : Sistem memancing respon masyarakat tentang
pelayanan ada mekanisme pelayanannya nggak?
- Ada pelayanan di PPID. Selain itu pakai pelaporan terpusat
lewat form juga.
- Pelaporan sebagian besar dalam hal pelayanan. Ketika ada
laporan pelayanan masyarakat maka akan dibagi oleh
adminnya dengan sistem dan diteruskan kepada OPD-OPD
yang lain. Sistemnya dengan kata kunci per OPD.
- Yang ditakutkan OPD dengan aplikasi terpusat. Dimana
pelayanan OPD-OPD ini apabila terpusat dianggap sudah
tidak berperan. Padahal sebenarnya tetap dari OPD masing-
masing.
- Solusinya adalah koordinasi keatas support dari pimpinan
untuk memberikan keterangan kepada OPD
Safaat (dinas - Bingung terkait inovasi karena harus terdokumentasi. Kalau
pemberdayaan perempuan
di OPD kami sifatnya laporan pengaduan kekerasan
dan perlindungan anak)
perempuan dan anak dalam bentuk aplikasi yang
memberitahu terkait pelaporan kekerasan dalam suatu
tempat. Tindak lanjutnya maka petugas akan turun ke
lapangan (tidak menggunakan aplikasi).
- Aplikasi mempercepat penanganan kekerasan perempuan dan
anak lewat kader seksi PPART (seksi perlindungan anak
tingkat RT). Nama aplikasinya lapor pak. Tindak lanjutnya
tidak lewat aplikasi tetapi langsung turun ke lapangan
(pendampingan psikologis, hukum, Kesehatan)
- Koordinasi dengan OPD lain yang sistemnya aplikasi murni.
Misalnya diskominfo bagaimana membuat program
meminimalisir tetapi yang bersinggungan dengan
manusianya.
- Anggaran bukan satu-satunya faktor. Tetapi tanpa anggaran
juga tidak bisa jalan.
- Pusat pembelajaran keluarga dengan membuat hotline
pengaduan/pelayanan. Ada jadwal nya. Karena apabila
langsung datang harus menunggu lama apabila ada barengan
assessment pengadu lain.
- Inovasi tidak membuat aplikasi berbasis teknologi, tetapi
berbasis edukasi ke hulu yang tersampaikan dengan harus
tetap turun lapangan.
- Beberapa tahun lalu punya program sosialisasi parenting
pengaruh pertumbuhan anak dengan mengundang. Yang
datang hanya itu-itu saja seperti kader PKK. Akhirnya
membuat inovasi pelayanan lautan RT (pola penguatan
pengasuhan remaja dan anak dari RT ke RT) dengan kita yang
datang ke lokasi.
- Program ke RT dengan target satu tahun 10 RT dengan yang
dikunjungi adalah RT yang memiliki kekerasan perempuan
dan anak terbanyak. Dengan koordinasi dengan kelurahan,
psikolog. Bisa dirasakan dalam dua tahun ini, masyarakat
merasakan manfaatnya.
- Kendala: metode sosialisasi lebih cepat dan bisa tersampaikan
secara tepat.
- Pernah pakai zoom tetapi efektifitasnya rendah.
- Pernah membuat layanan sejiwa (edukasi layanan kepada
keluarga dan petugas medis dalam masa COVID). Melalui
Zoom tetapi harus dihubungi oleh psikolog setiap malam.
- SIDa mungkin bisa dimasukkan seperti yang harus
bertemu/bertatap muka dengan masyarakat ini bagaimana
inovasi yang bisa diterapkan.
- Nining : layanan kekerasan perempuan dan anak apakah
sudah ada layanan yang terintegrasi antar Lembaga seperti
rumah sakit, puskesmas, desa.
Kaltim ada inovasi layanan Ojolberlian. Melibatkan Ojek
online yang ikut melaporkan dan mencegah kekerasan.
Di Jogja dan Jakarta ada integrasi layanan
Inovasi tidak harus melulu bentuk aplikasi, tetapi bisa juga
membuat bagaimana pelayanan yang bisa menjangkau
masyarakat.
- Di Kota Balikpapan ada seksi PPART yang terdiri dari pak RT,
bendahara, sekretaris, kemasyarakatan Program Kerjasama
dengan RT untuk pelaporan terkait kekerasan. Chat terkait
kekerasan, kemudian unit PPPA akan menanyakan
dampaknya, apabila ada langsung diarahkan ke rumah sakit
atau puskesmas/UPT. Dari rumah sakit akan memberikan
informasi terkait penanganan karena terkait privasi.
- Dari kementerian ada aplikasi sistem simfoni khusus terkait
kekerasan perempuan dan anak dengan kolaborasi pihak
rumah sakit, polres dan UPTD. Dinas yang mengelola.
Kendalanya adalah di UPPA Polres dan di rumah sakit
operatornya ganti-ganti dan tidak menginput. UPPA Polres
tidak ada yang menginput sehingga tidak ketahuan ada kasus
dirujuk ke OPD yang mana. Kalau ada kasus KDRT apabila
diinput dan perlu pendampingan hukum, maka tombol yang
ada di UPTD PPA akan menyala.
- Dari 1700 RT sudah mempunyai kader seksi PPART sehingga
tidak bekerjasama dengan Ojol
- Jevri : Inovasi tidak harus dengan tekhnologi dengan gadget.
Tetapi inovasi bisa jadi dengan pendekatan sosial dengan
membuat cara pendekatan yang mudah dan efisien.
Pelaporan bisa memanfaatkan teknologi terkait konsultasi.
Misalnya Ketika pandemic melakukan telemedicine
(memeriksakan Kesehatan lewat telepon atau aplikasi
tertentu). Hal ini bisa ditiru terkait program konsultasi dengan
masyarakat.
- Untuk konsultasi dan pengaduan di UPTD PPA menggunakan
media aplikasi Lapor Pak yang digunakan untuk pengaduan
kekerasan
- Untuk privasi UPTD PPA menggunakan hotline yang dipegang
oleh admin dengan menjamin kerahasiaan dari pelapor.
- Image pihak lain: Inovasi harus bentuk tekhnologi dan harus
ada dokumentasi. Sedangkan kekerasan perempuan dan anak
ada beberapa yang tidak boleh didokumentasikan
Arizal (Dinas Lingkungan - Masalah ego sektoral, punishment dan reward, dorongan
Hidup)
pimpinan belum dapat terlihat
- Punya inovasi daerah yang memenangkan KIPP terpuji
kemenpan tahun 2021 dan mendapatkan bantuan DID 1,9
milliar dalam bidang digitasi data kebun raya.
- Kalau ego sektoral tidak ada maka bisa dimplementasikan ke
beberapa OPD. Bisa mengikuti tahapan lomba selanjutnya
yang dapat menambah pendapatan kota Balikpapan
- Ego sektoral masih kental sehingga aplikasi-aplikasi banyak
dibuat setiap OPD tanpa berkolaborasi dengan OPD lain.
Seperti yang diungkapkan ibu Sri Mulyani ada 24 ribu
aplikasi di Indonesia. Karena ago sektoral dari
kementerian/kelembagaan sangat tinggi.
- Jadi bisa dibuat satu aplikasi berisi program-program atau
fasilitasi dari berbagai OPD sehingga bisa terintegrasi, seperti
Jaki, JSS, Sapa warga. Bisa dikoordinasikan dengan kominfo.
- Aplikasi satu untuk semua
- Punishment dan Reward perlu ditingkatkan
- SDM masih kurang atau belum berkompeten
- Komitmen pimpinan harus ditegaskan
- Sesuatu yang diubah adalah suatu inovasi. Ada kebun raya
mengajar, talkshow ke media-media. Di DLH inovasinya
banyak di UPT-UPT. 220 sambungan rumah untuk
pengolahan sampah menjadi bahan gas kompor.
- Suntik mati aplikasi lama/daerah ke aplikasi pusat.
Contohnya e-office mau disuntik mati sama Srikandi, SIPKD
disuntik mati SIPD, Sitanggap Balikpapan disuntik mati SP4N
LAPOR, Darling disuntik mati ISPUNET. Aplikasi daerah
disuntik mati ke Lembaga pusat perlu dimasukkan kedalam
dokumen SIDa bagaimana penanganan selanjutnya?
- Smart City bisa disinkronkan dengan SIDa.
- Jevri : menyatukan aplikasi justru membunuh aplikasi yang
ada. Walaupun tujuannya lebih bagus, supaya menjadi lebih
simple
Tapi memang itu resiko karena harus ada yang dikorbankan.
Mungkin bisa yang lebih bagus adalah pembuatan sistem
integrasi, sehingga tidak harus suntik mati. Kendalanya
adalah beberapa sistem memang berbeda.
Berlin (Bappeda) - Kegiatan SIDa dilakukan 5 tahun sekali. Setelah direview
inovasi tidak sampai turun kebawah. Karena Inovasi
merupakan hal baru dengan PP 38 tahun 2017 juga masih
baru. Kelemahannya adalah RPJMD maupun RKPD tidak
menyentuh inovasi sama sekali.
- Pada saat ikut ajang kompetisi indeks inovasi daerah 3 yang
digawangi oleh kemendagri yang masuk juga dalam indeks
pembangunan kepala daerah, Kota Balikpapan tidak pernah
masuk disitu.
- Posisinya Inovasi di OPD tidak menjawab RPJMD sama sekali
hanya menjawab mikro (tantangan yang ada di OPD tertentu
itu saja), tidak menjawab tantangan makro
- Benang merah dari permasalah OPD menjadi permasalahan
kota sebenarnya bottom up. Masalahnya keatas nya belum
ada sistem yang membangun seperti itu.
- Perencanaan kemana, penganggarannya kemana, inovasinya
kemana.
- RKPD kami dievaluasi FISIPOL UGM terkait inovasi hasilnya
lepas semua
- RKPD Balikpapan terkait pelayanan infrastruktur,
pengembangan SDM, dan peningkatan perekonomian.
- Dari RKPD, Tidak ada inovasi real tiap OPD. Dinas PU belum
ada, reformasi birokrasi BPKD untuk E-kin belum bisa karena
masih e-aktifitas belum e-kinerja terkait delapan roadmap
reformasi birokrasi.
- Permasalahannya bisa jadi dari SDM, ego sektoral, tidak
punya kolaborasi antara pemerintah kota dengan akademisi.
Selama ini belum punya akses ke mereka.
- Tidak ada anggaran untuk kerjasama atau punya akses ke
akademisi
- Dilihat dari permendagri maupun kemenristek terkait
penelitian dan pengembangan, yang bagus adalah
menghasilkan dokumen hasil/policy brief, inovasi, journal.
Selama ini belum ada kerjasama yang mengarah ke hal
tersebut
- Inovasi Punishment & reward baru disusun draft dalam
bentuk perwali. Pemetaan reward tapi belum sampai ke
punishment. Reward yang inovasinya mendapatkan
penghargaan tingkat nasional dan provinsi, reward
penghargaan sampai kenaikan pangkat berdasarkan PP 53
- Kanal inovasi harus bertanya ke tiap OPD, tidak terkumpul
walaupun sudah pakai instruksi walikota.
- Harapannya SIDa ini, inovasi yang dihasilkan OPD memang
ada keterkaitannya dengan RPJMD dan RPJPD dan
menyongsong IKN
- Berdasarkan kajian kesiapan Balikpapan sebagai beranda IKN
dengan analisis SWOT. SDM ASN Kota Balikpapan masih
sangat kurang. 1 S3, 4 persen S2 untuk melayani 670 ribu
masyarakat Kota Balikpapan
- Kesesuaian background dan pekerjaan masih sangat kurang
di PNS Balikpapan dengan slogan bisa ditempatkan
dimanapun.
- Isu SIDa ini rata-rata masih mengarahnya ke pelayanan
publik. Inovasi ada tiga yaitu pelayanan publik,
pemerintahan, dan urusan lain yang kewenangan
pemerintahan. Yang baru tersentuh selama ini adalah
pelayanan publik, daya saing daerah belum pernah tersentuh.
- Inovasi masih diarah melayani. Sehingga masih kategori
merah.
- Harus ada benang merah antar inovasi.
- Harapannya menjawab visi misi walikota terkait Sembilan
program prioritas bisa tercapai dengan adanya inovasi dari
setiap OPD maupun stakeholder yang lain.
- Bappeda karena ada penyederhanaan birokrasi maka hanya
ada perencana dan peneliti.
- Jevri: Kesesuaian antara bidang pekerjaan dengan keahlian
harus sesuai.
- Ada dana untuk kegiatan sosial budaya sebesar 1,5 juta.
- Kota Balikpapan ada desa wisata dengan andalan sawah
kangkung dan produk kangkung
- Jevri: Inovasi-inovasi kampung wisata bisa digalakkan untuk
mendukung inovasi
Ada satu tempat yang baru ngeh apabila sudah dilakukan.
Bagaimana membuat kota Balikpapan seperti madu yang
menarik lebah/orang untuk datang mencicipi.
- Pokdarwis belum sadar secara penuh terkait peluang-peluang
di wilayah mereka

Balikpapan, 29 Agustus 2022


Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas,

Berlina Puspayanti
NIP. 197605082011012005
Kabid Penelitian dan Pengembangan ..……………….

Siwi Tri Wijayanti


NIP. 19780926 200904 2 001
Sub Koordinator Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi …………………
Dokumentasi Kegiatan:
Hari Pertama (Selasa, 23 Agustus 2022)
Hari Ke-2 (Rabu, 24 Agustus 2022)

Anda mungkin juga menyukai