Makalah Ilmu Tauhidaiueo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

IMAN DAN KUFUR

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

1. Aisyah Maulidia NIM.3522050


2. Kesya Vhibia Putri NIM.3522049
3. Niko Novrian NIM.3522043
4. Putri Puspita Sari NIM.3522053

DOSEN PENGAMPU :
FITRAWATI, M. Ag

PRODI PARIWISATA SYARIAH (B)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdullillahirabilalamin, segala puji hanya layak kita panjatkan kepada


ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah mata kuliah Ushul Fiqh tepat waktu. Tidak lupa shalawat
berserta salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya dihati akhir nantinya.

Kami berrharap penulisan makalah berjudul “Iman dan Kufur” dapat


menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan. Selain itu kami berharap agar
pembaca mendapat sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami menerima
segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Bukittinggi, 16 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Iman............................................................................................2
B. Lawan-Lawan Kata Iman..............................................................................2
1. Kufur.........................................................................................................2
2. Nifaq..........................................................................................................2
3. Zalim.........................................................................................................2
4. Fasiq..........................................................................................................2
C. Macam-Macam Kufur...................................................................................2
BAB III....................................................................................................................2
PENUTUP................................................................................................................2
A. SIMPULAN..................................................................................................2
B. SARAN.........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan pertama yang sering muncul dalam masyarakat islam adalah
mengenai masalah tauhid yaitu iman dan khufur, terkhusus masyarakat
awam yang minim akan ilmu. Ilmu tauhid merupakan salah satu ilmu pokok
yang harus digunakan dengan baik oleh setiap umat muslim. Ilmu tauhid
memiliki kedudukan yang sangat penting karena ilmu tauhid merupakan
tujuan bagi setiap umat muslim dalam rangka mengimani keesaan allah.
Karena kesalahan dalam pengajaran ilmu tauhid akan mengakibatkan
terjadinya kesalahpahaman bahkan kesesatan, serta problematika manusia
dalam dinamika berkehidupan sosial. Dalam masalah ini bahkan sering
terjadi perbedaan pendapat atau pandangan diantara sesama.
Oleh karena itu agar lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini yang
mengenai apa itu iman, khufur serta apa saja macam-macam khufur.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan iman?
2. Apasaja lawan-lawan kata dari iman?
3. Apasaja macam-macam kufur?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan iman?
2. Untuk mengetahui apa saja lawan-lawan kata dari iman?
3. Untuk mengetahui macam-macam kufur?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Iman secara bahasa berasal dari kata Amana-Yu’minu-Iimanan yang
artinya mempercayai atau membenarkan sesuatu. Sedangkan iman secara
istilah membenarkan dengan hati, menyatakan dengan lisan,
membuktikannya dengan perbuatan terhadap kebenaran tersebut.
Iman juga biasa diartikan dengan pembenaran. Sebagian pakar
mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa yang didengar oleh
talinga, maka dari itu pembenaran apa saja tidak jukup kata mereka,
sedangkan pembenaran hati lebih penting.1
Dari sudut pandang agama islam tidak semua pembenaran dinamai iman.
Iman terbatas pada perasan menyangkut apa yang disampaikan oleh nabi
muhammad yang pokok-pokoknya bersumber dari rukun iman.2

Tentang iman nabi muhammad saw menjawab bahwa ia adalah keimanan


kepada allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitab yang diturunkan allah,
rasul-rasul yang di utusnya, hari kemudian atau hari akhir, serta takdirnya
yang baik atau buruk.3

Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau oleh indra, serta berkaitan
dengan nilai atau prinsip yang harus menjadi tolak ukur serta pendorong
bagi langkah-langkah yang konkret menuju tujuan yang konkret juga dan
tidak bertentangan dengan ilmu.4

1
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 5
2
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 5
3
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 4
4
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 6

5
Iman yang benar akan melahirkan aktifitas yang baik sekaligus dalam
menghadapi tantangan atauoun musibah. Iman yang diajarkan islam tidak
menuntut seseorang untuk menutup mata hati dan pikiran lalu membenrkan
apa yang disampaikan kepadanya.5

Perlu dipahami bahwa iman berbeda dengan ilmu. Bisa saja seseorang tahu
tapi tidak percaya ataupun bisa saja dia percaya tapi tidak tau karna iman
bersumber dari akal sedangkan ilmu bersuber pada kalbu.6

Tentu saja iman memiliki tingkatan-tingkatan. Iman yang lebih tinggi


kualitasnya adalah yang percaya walau dengan sedikit bukti, kehendaki
bukti itu sebenarnya bukti itu rapuh bila dianalisis. Yang tertinggi tentunya
adalah keimanan yang didukung oleh argumen yang sangat kuat dan tidak
tergoyahkan, serta didukung oleh pengalaman rohani yang meyakinkan.
Puncak iman dinamai yaqin, yakni pengetahuan yang mantap tentang
sesuatu dibarangi dengan tersingkirnya apa yang mengeruhkan pengetahuan
tersebut, baik berupa keraguan maupun dalij-dalih yang dikemukakan
lawan.7

5
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 6
6
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 8
7
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta Selatan : Lentera Hati, 2006), Hal. 9

6
Dalam pembahasan ilmu klam atau ilmu tauhid konsep iman terbsgi
menjsdi tigs golongan, yaitu :
1. Iman adalah tasdiq di dalam hati akan wujud allah swt dan kebenaran
nabi atau rasulullah. Menurut konsep ini iman dan kufur semata-mata
urusan hati bukan terlihat dari luar, jika seseorang sudah tasdiq akan
adanya aalh maka ia sudah disebut telah beriman, sekalipun
perbuatanya belum sesuai dengan tuntunan ajaran agamanya. Konsep
iman ini banyak dianut oleh madzab murji’ah, sebagian penganut
jahanniayah dan sebagian kecil asy’ariyah.
2. Iman adalah tasdiq didalam hati dan diucapkan dengan lisan.
3. Iman adalah tasdiq didalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan
dengan prbuatan. Antara iman dan perbuatan manusia terdapat
keterkaitan karena keimanan seseorang ditentukan oleh amal
perbuatannya.8

8
Iman Rachman, Islam Menjawab Semua Masalah Hidup, (Jakarta : Erlangga, 2011), Hal. 31

7
B. Lawan-Lawan Kata Iman

1. Kufur
Kata kufur atau kafir mempunyai lebih dari satu arti. Kufur dalam banyak
pengertian sering di antagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawanan
dengan iman. Maka orang yang kufur atau kafir adalah orang yang tidak
percaya tau tidak beriman kepada allah swt.9

Kata kufur sering kali dikaitkan dengan persoalan mengenai keimanan.


Kufur dapat diartikan pula dengan ingkar, atau penyangkalan. Seseorang
dikatakan bersifat kufur, dan pelakunya disebut sebagai kafir, apabila ia
secara sadar mengingkari dzat allah swt.10

Kufur merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengikuti ketentuan-


ketentuan syariat yang telah ditentukan oleh allah, oleh sebab itu kufur
mempunyai lubang-lubang yang kalau tidak hati-hati seseorang manusia
akan terjerumus kedalam lubang yang menyesatkan seperti syirik, nifaq,
murkat, tidak mau bersyukur, dll. Allah berfirman

Al-quran memberi isyarat sebab-sebab kufur bahwa manusia lahir di dunia


dengan membawa potensi dan bertuhan, akan tetapi dilain pihak al-quran
justru merupakan bahwa dalam pernyatannya hanya sedikit sekali manusia
yang beriman dari permasalahan ini ada faktor-faktor penyebab terjadinya
pengingkaran yaitu :

1. Faktor-faktor internal, yaitu sifat negatif pada diri manusia


a. Kepicikan dan kebodohan
b. Kesombongan dan keangkkuhan
9
Yuni Puspitaningrum, “Konsep, Iman Dan Nifaq”, Jurnal Pendidikan Isu-Isu Sosial, Vol. 18 No. 2
Hal. 36
10
Iman Rachman, Islam Menjawab Semua Masalah Hidup, (Jakarta : Erlangga, 2011), Hal. 7

8
c. Keputusan dalam hidup
d. Kesuksesan dan kesenangan dunia11
2. Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan, kemiskinan, politik
dan budaya.
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya bahkan lebih
dominan dlam menentukan akidah seseorang, linkungan yang kurang
baik menghasilkan pembakangan dan penolakan apriori terhadap
kebenaran. Faktor kemiskinan arah politik dan budaya suatu
masyarakat juga menentukan bagaimana karakter keimananan
seseorang. Ini dapat dilihat dari bagaimana kondisi lingkungannya
sulitnya lapangan pekerjaan dan budaya malas telah membawa kepada
kemiskinan, yang dari sini akan mempengaruhi perpolitikan dan
budaya bangsa.12

Kekufuran dapat dihindari dengan selalu bersyukur atas nikmat-nikmat


ALLAH SWT, serta meyakini dan melaksanakan seluruh rukun iman dan
rukun islam. Sangatlah merugi orang yang menganggap dirinya telah
bebas dari kekufuran hanya dengan mengucap syahadat (persaksian),
tetapi tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai muslim seperti
termuat dalam rukun islam.13

2. Nifaq
Nifaq adalah suatu perbuatan yang alahir dan batinnya tidak sama.
Secara lahirlah beragama islam, namun jiwanya atau batinnya tidak
beriman. Munafik adalah orang yang melkukan perbuatan nifaq. Sulit
mengetahui orang munafik sebab mereka disekekiling kita, menghadapi
orang orang munafik harus berhati hati karna keberadaan mereka seperti

11
Yuni Puspitaningrum, “Konsep, Iman Dan Nifaq”, Jurnal Pendidikan Isu-Isu Sosial, Vol. 18 No. 2
Hal. 37
12
Yuni Puspitaningrum, “Konsep, Iman Dan Nifaq”, Jurnal Pendidikan Isu-Isu Sosial, Vol. 18 No. 2
Hal. 38
13
Iman Rachman, Islam Menjawab Semua Masalah Hidup, (Jakarta : Erlangga, 2011), Hal. 9

9
musuh didalam selimut. Orang orang munafik suka memanfaatkan segala
situasi untuk menghancurkan islam. Oleh sebab itu untuk mengetahui
seseorang itu munafik atau tidaknya dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya yang merugikan atau bertentangan dengan kepentingan
agama islam.14

Baik dari segi agama maupun moral, sikap ataupun perbuatan munafik
dipandang sangat hina. Sebab itulah allah akan menghukum perbuatan
mereka dengan dimasukkannya kedalam neraka sebagaimana dalam
firman allah15

Nifaq sendiri terbagi menjadi dua yaitu :


a. Nifaq Syar’i
Nifaq Syar’i atau biasa disebut juga Nifaq Imani adalah suatu sikap
yang dimiliki seseorang dengan memperlihatkan keimanan dan
menyembunyikan kekafirannya. Orang seperti ini diancam neraka,
sebab orang ini sangat berbahaya bangi umat dan agama islam.
b. Nifaq Amali
Nifaq Amali atau biasa yang disebut juga Nifaq Urfi adalah suatu
sikap yang dimiliki seseorang yang memperlihatkan sesusatu yang
tidak sesuai dengan yang sebenarnya sehingga dalam interaksi

14
Iman Rachman, Islam Menjawab Semua Masalah Hidup, (Jakarta : Erlangga, 2011), Hal. 38
15
Iman Rachman, Islam Menjawab Semua Masalah Hidup, (Jakarta : Erlangga, 2011), Hal. 39

10
sosialnya dia sering kali berperilaku atau menampakan tanda-tanda
kemunafikan seperti gemar berdusta, gemar ingkar janji, sebab
orang yang ingkar janji itu melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan apa yang pernah ia janjikan, serta gemar berkhianat sebab
ia gemar melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apanah yang
di pegangnya.16

3. Zalim
Kata zalim sendiri disebutkan 315 kali di dalam al-quran dengan
maksud dan makna yang beragam, bahwasanya kata zalim memiliki kata
dasar menempatkan sesuatu bukan pada tempat yang semestinya, baik
menyangkut ukuran, waktu dan tempat.

Kata zalim berelasi dengan beberapa kata yang lain, seperti khufr
(menutupi atau menyelubungi), kadzib (dusta atau
bohong),syirik(mempersekutukan), baghyu(melampaui batas), dan mu’tadi
(melanggar hak).

Kata-kata yang memiliki kemiripan dengan kata zalim diantaranya


sayyi’ah, munkar, israf, hadhmu, dan janafah. Kata zalim tidak mengalami
pergeseran makna yang signifikan, karena makna-makna tersebut tetap
mmpertahankan makna pada periode qur’anik. Kata zalim juga bermakna
aniaya terhadap orang lain sehungga berimplikasi dan kontradiktif
terhadphak asasi manusia yang harus dihormati.17

16
Fatira Wahidah, “Nifaq Dalam Hadist Nabi Saw”, Jurnal Al-Munzir, Vol. 6 No. 1
17
Siti Marwani, “Analisis Semantik Kata Zalim Dalam Al-Qur’an”, (Jakarta : Institut Ilmu Al-Qur’an,
2020)

11
4. Fasiq
Fasiq merupakan perbuatan yang melanggar perintah allah swt. Baik itu
perbuatan yang tergolong dosa besar maupun dosa kecil, juga mencangkup
perbuatan yang mengeluarkan pelakunya dari islam atau tidak
mengeluarkannya dari islam.

Setiap orang yang tifdak beragama isalm, atau tidak mempercayai


syariat islam maka melekatlah sifat fasiq pada dirinya, akan tetapi tidak
semua orang yang berbuar kefasiqan keluar dari lingkaran islam. Tetapi
terkadang allah juga menyematkan kefasiqan kepada dosa kecil, walaupun
sangat jarang dilakukan.18

Kefasiqan itu merupakan perbuatan yang melanggar perintah allah yang


jaka dilakukan terus menuerus akan menjadi sifat yang melekat dan
semakin menjauhkan pelakunya dari jlan kebenaran. Manusia yang secara
unsur terdiri dari fisik dan nonfisik, adapun kemaksiatan merupakan noda
yang akan mengotori hati manusia sampai hatinya menjadi hitam dan sulit
untuk menerima kebenaran.19

Dan penyebab seseorang melakukan perbuatan fasiq adalah karena


kebodohan manusia itu sendiri yang selau mengikuti hawa nafsu dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang di larang oleh allah swt. Seperti
mendustakan ayat-ayat allah swt dan melakukan sifat-sifat mazdmumah
lainya.

Perbuatan fasiq bisa menyebabkan seseorang keluar dari agama dan


menyebabkan manusia tidak mendapatkan petunjuk allah swt, bahkan
ynag lebih menakutkannya lag, ancaman bagi orang yang berbuat fasiq

18
Taufiq Hidayat Siregar, “Konsep Fasiq Dalam Tafsir”, Jurnal Pendidikan, Agama Dan Sain, Vol. 4
No. 1
19
Taufiq Hidayat Siregar, “Konsep Fasiq Dalam Tafsir”, Jurnal Pendidikan, Agama Dan Sain, Vol. 4
No. 1

12
adalah tidak ada ampunan yang mana akan dimasukan allah swt kedalam
api neraka.20

C. Macam-Macam Kufur
1. Munafik
Munafik merupakan bentuk kata benda dari bahasa arab tjdtdfktf
yang merujuk pada orang yang berpura-pura, secara etimologis berasal
dari kata nifaqa (akar hurufnya nun-fa-qaf).
Kata munafiq selalu dikaitkan dengan sifat manusia. Salah satu
filsuf yunani yakni plato, membagi jiwa manusia menjadi tiga kategori
yaitu akal budi, kebanggaan, dan harat duniawi.21
20
M. Sayfudin Khasan, “Fasiq Dalam Al-Qur’an”, (Palembang : Uin Raden Fatah, 2016)
21
Khairunnisa, “Munafik Menurut M. Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Mishbah Dan Implikasinya
Dalam Kehidupan Manusia”, Kearsipan Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah Iain Bone, 2021, Hal.

13
2. Murtad
Murtad adalah perpindahan, keniscayaan agama dari orang yang
semula beragama islam, keluar dan beragama lain selain islam. Pelaku
murtad dalam hukum islam akan memperoleh hukuman berupa
eksekusi mati menurut konsensus fuqaha.22
Konsensus tersebut dipahami dari beberapa hadis berisi perintah
membunh pelaku murtad dan fakta tentang eksekusi murtad dimasa
nabi muhammad saw. Tentu sangatlah masuk akal bila hukum islam
memandangnya sebagai perbuatan terlarang yang langsung
mendapatkan sangsi di dunia, sekalipun ada perbedaan bentuk sangsi
yang akan dijatuhkan kepada pelaku.23

3. Musyrik
Orang musyrik adalah manusia yang seharusnya berserah diri
kepada allah swt serta berpaling dari semua agama selain daripada
agama islam.
Wujud perumpaman orang musyrik adalah mereka berani
menyembah selain allah dan percaya bahwa ada kekuatan yang lebih
hebat atau setara dengan kekutan allah, padahal hanya allah saja yang
mempunyai kekuatan diatas segala-galanya.
Hikmah prumpamaan orang musyrik adalah sebagai akhlak tercela
juga menghinakan kemuliaan manusia serta hilangnya kesabaran
manusia karena prilaku musyrik.24

4. Muattil atau atheis

50-51
22
Ja’far Assagaf, “Konteksualisasi Hukum Murtad Dalam Perspektif Sejarah Sosial Hadis”, Jurnal
Wacana Hukum Islam Dan Kemanusiaan, Vol. 14 No. 1
23
Muhammad Ridho, “Murtad : Hubungannya Dengan Hukum Islam Dan Ham”, Jurnal
Jurisprudentia, Vol. 4 No. 1
24
Dinul Haq, “Perumpamaan Orang Musyrik” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2019)

14
Kehidupan Orang Atheis Yang Tidak Memiliki Pedoman Hidup
Yang Baku Dan Berfungsi Sebagai Pedoman Utama Seperti Kitab
Suci, Tuntunan, Serta Nasehat Dari Para Pemimpin Ataupun Orang-
Orang Bijak, Maupun Buku-Buku Yang Mengenai Kajian Spiritua
Litas Kehidupan Seperti Yang Biasa Terjadi Dalm Kehidupan
Masyarakat Agama.
Para Penganut Atheis Mereka Memilih Untuk Sendiri Mencari,
Dan Menerapkan Bermacam Nilai Kehidupan Yang Bersifat Universal
Sebagai Pedoman Hidup Mereka.25

25
Ricky Sulistiadi, “Gambaran Makna Hidup Pada Penganut Atheis”

15
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai