Cabang Cabang Iman KLMPK 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

CABANG-CABANG IMAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu : Mustaqim M.Pd.

Disusun oleh :

1. Deta Anissa Alfiyani 23080230001


2. Elsa Ainun 23080230002
3. Najwa Salsabilla 23080230003

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah
ilmu tauhid yang diberikan oleh Dosen Mustaqim, M.Pd. dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir nanti.

Makalah berjudul Cabang-Cabang Iman yang kami susun bertujuan untuk


memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
akhlak. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah membimbing


kami dalam mengerjakan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktu. Kami berharap semoga makalah yang kami buat
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 4 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Pengertian Iman ..................................................................................... 2


B. Cabang-Cabang Iman............................................................................. 2

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

A. Kesimpulan.......................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Islam, iman merupakan salah satu konsep yang sangat penting. Iman
dalam Islam merujuk pada keyakinan yang kuat terhadap ajaran-ajaran Allah yang
diwahyukan melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Iman juga
mencakup keyakinan kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan, kepada para rasul
dan nabi-Nya, kepada kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, kepada malaikat,
kepada hari kiamat, serta kepada takdir baik atau buruk yang ditetapkan oleh Allah.
Iman dalam Islam juga mencakup aspek spiritual, moral, dan praktis. Iman tidak
hanya menjadi keyakinan, tetapi juga menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku
sehari-hari umat Muslim. Dalam kehidupan sehari-hari, iman menjadi sumber
inspirasi, ketenangan, dan kekuatan bagi umat Muslim dalam menghadapi segala
cobaan dan tantangan kehidupan. Sebagai inti dari agama Islam, iman juga
menempati posisi sentral dalam memandu umat Muslim untuk menjalani kehidupan
yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral yang tinggi, serta untuk mencapai tujuan
akhir dalam kehidupan, yaitu mencapai keridhaan Allah dan kebahagiaan abadi di
akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman?
2. Apa saja cabang-cabang iman?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iman.
2. Untuk mengetahui cabang-cabang iman.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah


syar'i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota
badan". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu
iman seorang hamba akan bertambah dan meningkat bilamana ketaatan dan
ibadahnya bertambah dan meningkat, sebaliknya akan menurun bilamana kadar
ketaatan dan ibadahnya menurun. Sebagaimana perbuatan maksiat sangat
berpengaruh kepada iman seseorang, apabila kemaksiatan tersebut dalam bentuk
syirik besar maka dapat mengikis keimanan sampai ke akar-akarnya. Apabila
kemaksiatan tersebut tidak sampai ketingkatan syirik atau kufur, maka akan
menghambat kesempurnaan iman yang wajib dimiliki setiap orang, atau bisa
mengeruhkan kejernihannya atau melemahkannya. 1

B. Cabang-Cabang Iman
1. Beriman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-
benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian
pengakuan itu di ikrarkan dengan lisan,serta di buktikan dengan amal
perbuatan secara nyata.

1
Iman, M. R. Mengenal Rukun Iman dan Islam. Guepedia, hlm 7.

2
2. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dan membenarkan dengan sepenuh
hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu dari Allah.
3. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya
Iman kepada Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para nabi dan rasul yang
berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya
Iman kepada Rasul adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul
adalah orang-orang yang telah di pilih Allah SWT, untuk menerima wahyu
dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar di jadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
5. Beriman kepada Kerusakan Seluruh Alam Semesta
Kita wajib beriman bahwa alam semesta, alam dunia maupun benda di
angkasa akan hancur binasa pada hari kiamat. Amal yang kita kerjakan akan
dibalas dengan cara perhitungan amal, penimbangan amal, titian, surga, dan
neraka.
6. Beriman kepada Kebangkitan Orang Mati
Kita wajib beriman bahwa sesungguhnya Allah swt akan membangkitkan atau
menghidupkan semua makhluk yang sudah mati, baik yang dikubur, mati
tenggelam, atau sebab lainnya.
7. Beriman kepada Qadar
Kita harus yakin bahwa Allah swt mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan
pengetahuan Allah yang telah mendahuluinya. Semua perbuatan makhluk
adalah sesuai dengan ketentuan Allah Ta'ala. Oleh karena itu sepatutnyalah
bagi manusia untuk rela terhadap keputusan-Nya.

3
8. Beriman kepada Hari Kebangkitan
Kita wajib beriman bahwa semua makhluk sesudah dibangkitkan dari kubur
akan digiring ke padang mahsyar, yaitu tempat pemberhentian mereka pada
hari kiamat.
9. Beriman Keberadaan Surga dan Neraka
Bahwa surga adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang muslimsedangkan
neraka Jahannam adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang kafir.
10. Mencintai Allah
Kecintaan kepada Allah digambarkan oleh Imam Sahal: "Tanda mencintai
Allah adalah mencintai al-Quran. Tanda mencintai Allah dan al-Quran adalah
mencintai Nabi Muhammad saw. Tanda mencintai Nabi Muhammad saw
adalah mencintai sunnah (ucapan, tingkah laku, dan sikap) beliau. Tanda
mencintai sunnah adalah mencintai akhirat. Tanda mencintai akhirat adalah
membenci dunia (pujian orang, penampilan, kemewahan dan lainnya). Tanda
membenci dunia adalah tidak mempergunakan harta benda dunia kecuali
sebagai bekal menuju akhirat."
11. Takut kepada Siksa Allah
Menurut Imam al-Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumiddin, derajat takut yang
paling minim adalah menahan diri dari hal-hal yang dilarang, yang dinamakan
wara'. Jika kekuatan takut bertambah, maka akan menahan diri dari hal-hal
yang tidak diyakini keharamannya; dan hal ini dinamakan
takwa.
12. Mengharap Rahmat Allah Ta’ala

4
13. Tawakkal

14. Mencintai Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiadalah salah seorang dari kalian
beriman, sehingga aku lebih dicintai olehnya dari pada dirinya, hartanya,
anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya.” Manusia dalam hadits ini
maksudnya adalah selain orang-orang yang telah disebutkan, seperti: kerabat,
kenalan, tetangga, teman, dan lainnya. Mencintai Rasulullah saw adalah
perwujudan dari mencintai Allah Ta'ala.
15. Mengagungkan derajat Nabi Muhammad saw
Mengagungkan derajat Nabi Muhammad saw berarti mengetahui ketinggian
derajatnya, menjaga tata krama dan sopan santun pada waktu menyebut nama
beliau, dan mendengar nama serta hadits beliau, memperbanyak membaca
salawat atas beliau; dan memusatkan perhatian dalam mengikuti sunnah
beliau.
16. Bakhil terhadap Agama Islam
Bakhil terhadap agama berarti lebih senang dibunuh dan dimasukkan ke
dalam api dari pada menjadi orang kafir, dan menyadari bahwa agama Islam
adalah jauh lebih mulia dari pada semua harta dan anak-anaknya.
17. Mencari Ilmu
Mempelajari ilmu adalah wajib setiap saat dan keadaan. Orang yang menuntut
ilmu wajib berniat dalam usaha menghasilkan ilmu tersebut :
a. Mencari keridlaan Allah.
b. Mencari kebahagiaan akhirat.
c. Menghilangkan kebodohan dirinya dan semua orang yang bodoh.

5
d. Mensyukuri kenikmatan akal dan kesehatan badan.
18. Menyebarkan Ilmu Agama
Wajib bagi seseorang yang ahli ilmu untuk bertabligh. Setiap orang yang
mengetahui satu masalah adalah ahli ilmu dalam masalah tersebut. Setiap
orang awam yang mengetahui syarat salat, wajib mengajarkan kepada orang
lain. Jika ia tidak mau mengajarkan, maka ia bersekutu dalam dosa dengan
orang yang belum mengetahuinya.
19. Mengagungkan dan menghormati al-Quran
Mengagungkan dan menghormati Al-Quran harus dilakukan dengan cara:
a. Membacanya dalam keadaan suci.
b. Tidak menyentuhnya kecuali dalam keadaan suci.
c. Bersikat gigi pada waktu ingin membacanya.
d. Menghadap kiblat pada waktu membaca al-Quran.
20. Bersuci
Syeikh Hatim al-Asham berkata kepada 'Ashim bin Yusuf: "Apabila waktu
salat telah datang, berwudlulah engkau dengan dua wudlu, yaitu wudlu lahir
dan batin!" 'Ashim bin Yusuf berkata, "Bagaimana wudlu tersebut?" Syeikh
Hatim al-Asham berkata, "Wudlu lahir sudah engkau ketahui. Sedangkan
wudlu batin ialah dengan bertaubat, menyesali perbuatan dosa, meninggalkan
perasaan dendam, menipu, keragu-raguan, kesombongan, dan meninggalkan
kesenangan kepada penampilan dunia, pujian manusia, dan politik praktis.
21. Menunaikan Salat Fardlu pada Waktunya dengan Sempurna
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang tanda dari orang mukmin dan orang
munafik, beliau menjawab, "Orang mukmin itu cita-citanya mengenai salat,
puasa, dan ibadah. Sedangkan orang munafik itu cita-citanya adalah mengenai
makanan dan minuman seperti binatang.
22. Memberikan Zakat kepada yang Berhak dengan Niat Khusus
Orang yang mengeluarkan zakat hendaknya berniat dengan hatinya untuk
menunaikan zakat wajib. Apabila seseorang telah memiliki harta satu nisab

6
maka wajib baginya memberikan zakatnya kepada delapan macam golongan
yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, musafir yang
memerlukan biaya perjalanan dan orang yang dibebani hutang.
23. Puasa Ramadlan
Orang yang berpuasa pada bulan Ramadlan dengan niat pada malam hari
untuk mentaati Allah hendaknya meninggalkan seluruh perbuatan yang
membatalkan puasa. Puasa itu dilakukan mulai dari terbit fajar sampai
matahari terbenam, dalam keadaan tidak haidl, tidak nifas, tidak sedang
dalam keadaan melahirkan anak, tidak pingsan, dan tidak mabuk pada
sebagian hari
24. I'tikaf
I'tikaf artinya diam dalam masjid dengan niat i'tikaf, disunnatkan setiap
waktu, meskipun dalam waktu yang makruh untuk melakukan salat
25. Haji
Haji adalah menuju Baitullah untuk melakukan ibadah haji atau umrah jika
mampu, yaitu mendapatkan bekal dan kendaraan.
26. Jihad
Jihad adalah berjuang melawan serangan orang-orang kafir untuk membela
agama Islam. Pada zaman permulaan Islam jihad merupakan amal yang paling
utama.
27. Murabathah
Arti murabathah adalah mempertahankan garis demarkasi, yaitu tetap
bertahan di wilayah yang menjadi batas antara wilayah yang dikuasai oleh
orang muslim dengan wilayah yang dikuasai orang kafir yang memusuhi
Islam, meskipun mereka telah menjadikan tempat tersebut sebagai tempat
pemukiman.
28. Tetap berperang dan tidak lari dari medan pertempuran
29. Memberikan Seperlima dari Rampasan Perang

7
Seperlima dari harta rampasan perang harus diserahkan kepada kepala negara
atau wakilnya untuk dibagi. Kepala negara wajib mendahulukan pemberian
bagian rampasan perang kepada orang muslim yang membunuh musuh dan
merampas hartanya.
30. Memerdekakan Budak yang Mukmin
Budak di sini adalah yang dimiliki karena keturunan dari budak yang dimiliki
sebelumnya, atau ikut terbeli karena membeli rumah termasuk budak yang
memeliharanya, atau budak yang diwariskan oleh keluarga yang meninggal
dunia.
31. Membayar kafarat
Jenis kafarat atau denda ada empat, yaitu:
a. Kafarat dhihar,
b. Kafarat pembunuhan,
c. Kafarat karena bersetubuh dengan isteri pada siang hari bulan ramadlan
secara sengaja, dan
d. Kafarat sumpah.
32. Bersyukur
Menurut Syeikh Syubuli, syukur adalah memandang kepada Sang Pemberi
nikmat dan tidak memandang kepada kenikmatan. Sebagian ulama
berpendapat bahwa kesyukuran orang awam adalah terhadap kebutuhan dasar
yaitu makanan, minuman, dan pakaian. Sedangkan kesyukuran orang khusus
adalah terhadap hal-hal yang datang pada hati (jiwa).
33. Menjaga Lidah dari Omongan yang Tidak Pantas
Sahabat Abu Hurairahra meriwayatkan hadits Rasulullah saw Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata baik atau
diam.Menurut Imam asy-Syafii, jika seseorang ingin berbicara, ia harus
memikirkan hal yang akan diucapkan. Jika nampak kemaslahatannya, ia boleh
berbicara, dan jika ragu hendaknya tak usah bicara sehingga jelas
kemaslahatannya.

8
34. Menjaga Kemaluan dari Hal yang Dilarang oleh Allah
Maksudnya adalah menjaga kemaluan dari zina, liwath (homo sexual),
musahaqah (lesbian) dan mufakhadzah.
35. Menunaikan Amanat kepada yang Berhak
36. Tidak Membunuh Orang Muslim
Dalam surat an-Nisa ayat 93 Allah swt berfirman:
“Barang siapa yang membunuh seseorang muslim dengan sengaja, maka
balasannya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya
dan mengutuknya serta menyiapkan azab yang besar baginya.”
37. Menjaga Diri dari Makanan dan Minuman Haram
Sabda Rasulullah saw riwayat Abu Bakar as-Siddiq ra: “Jasad yang diberi
makan dengan makanan yang haram tidak dapat masuk surga.” H.R. Abu
Ya'la dan lainnya.
38. Menjaga Diri dari Harta yang Haram
39. Orang yang beriman wajib menjaga dirinya dari harta yang haram, seperti riba
dan yang semacamnya
40. Menghindari Pakaian, Perhiasan, dan Bejana yang Diharamkan
Orang laki-laki dan orang banci yang sudah baligh diharamkan memakai
pakaian sutera dan pakaian yang bahannya dicampur dengan sutera lebih dari
50%, serta pakaian yang ditenun seluruhnya atau sebagiannya dengan benang
emas atau perak.
41. Menjaga Diri dari Permainan yang Dilarang
Permainan yang dilarang oleh agama Islam antara lain undian (lotre), meniup
seruling, meniup harmonika, dan gitar.
42. Sederhana dalam Membelanjakan Harta
Setiap orang yang beriman dilarang boros dalam membelanjakan harta dan
dilarang berbuat pelit.
43. Meninggalkan Dendam dan Hasud

9
Dendam adalah buah dari kemarahan; sedangkan letak dari kekuatan marah
adalah hati. Marah adalah mendidihnya darah hati untuk menuntut hukuman.
Arti dendam ialah apabila hati selalu merasa berat dan benci; sedangkan
perasaan tersebut langgeng dan tetap.
44. Melarang Mencela Orang Muslim
Seseorang itu dianggap cukup melakukan kejahatan apabila dia menghina
saudaranya sesama muslim sebab kemelaratannya atau lainnya.
45. Ikhlas dalam beramal karena Allah Ta'ala
Imam al-Ghazali berkata bahwa ikhlas atau memurnikan niat ialah apabila
tujuan dari amal ibadah yang dilakukan seseorang semata-mata untuk
mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.
46. Senang Sebab Taat, Sedih Sebab Kehilangan Taat, dan Menyesal Sebab
Maksiat
Kesenangan hati karena dapat melakukan ketaatan kepada Allah swt yang
menjadi cabang dari iman adalah ditinjau dari segi bahwa ketaatan tersebut
adalah anugerah dan pertolongan dari Allah swt.
47. Bertaubat
Pengertian taubat adalah:
a. Seketika meninggalkan perbuatan maksiat.
b. Bercita-cita meninggalkan maksiat untuk waktu yang akan datang.
c. Jangan ragu mengejar keteledoran yang telah dilakukan pada waktu-
waktu yang telah lalu.
d. Menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan sedih terhadapnya adalah
kewajiban dari taubat, karena penyesalan adalah jiwa dari taubat.
48. Menyembelih Binatang Kurban, Aqiqah, dan Hadiah
Kurban ialah menyembelih unta, sapi, atau kambing karena mendekatkan diri
kepada Allah swt. Waktu menyembelih binatang kurban adalah sesudah
matahari terbit pada hari nahar, tanggal 10 Dzul Hijjah dan telah berlalu
waktu sekedar cukup untuk melakukan salat Idul Adha dan dua khutbah.

10
49. Taat kepada ulil amri (penguasa) jika perintahnya sesuai dengan kaidah
syariat Islam; dan mentaati larangannya selama tidak bertentangan dengan
kaidah syariat Islam.
50. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah.
51. Menetapkan hukum dengan adil.
52. Amar makruf nahi mungkar (menyuruh perkara yang sudah diketahui
kebaikannnya dan melarang perkara yang ditentang oleh akal fikiran yang
sehat).
53. Saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan.
54. Malu pada Allah.
55. Berbuat baik kepada orang tua.
56. Silaturrahim.
57. Berbudi Pekerti yang Baik
Sebagian ulama mengumpulkan tanda-tanda dari budi pekerti yang baik,
yaitu:
a. Banyak rasa malu kepada Allah.
b. Sedikit perbuatan yang menyakiti orang lain.
c. Banyak berbuat kemaslahatan.
d. Jujur lisan.
e. Sedikit bicara.
58. Berbuat Baik kepada Budak Belian
a. Kewajiban terhadap budak belian:
b. Berbuat baik kepadanya.
c. Memaafkan kesalahannya.
d. Mengajarkan hal agama yang wajib diketahui olehnya.
e. Memberi nafkah menurut kadar kecukupannya.
59. Ketaatan Budak kepada Majikannya
Budak yang beriman wajib taat kepada majikannya dalam hal yang bukan
maksiat menurut batas kemampuannya.

11
60. Menjaga hak isteri dan anak-anak
Laki-laki yang sudah beristeri wajib memberi nafkah kepada isterinya dengan
kemampuan yang sempurna menurut ukuran kepantasan. Jumlah nafkah
diperkirakan setara dengan kesulitan atau kemudahan suami mencari rezeki.
61. Mencintai ahli agama.
62. Menjawab salam orang muslim.
63. Mengunjungi orang sakit.
64. Melakukan salat pada mayit muslim.
65. Membaca Tasymit bagi Orang yang Bersin
Tasymit berarti mendoakan keselamatan dari musibah atau mendoakan orang
bersin agar tetap dalam keadaannya semula.
66. Menjauhi Setiap Orang yang Berbuat Kerusakan
Orang yang berbuat kerusakan ialah orang kafir, orang yang berbuat bid'ah,
orang yang melakukan dosa besar, orang yang melarikan diri dari fitnah yang
akan menimpa agama, dan yang enggan berhijrah dari daerah orang kafir ke
daerah orang Islam.
67. Memuliakan Tetangga
Memuliakan tetangga maksudnya adalah berbuat baik kepada tetangga dengan
jalan: menampak kan wajah yang cerah dan berseri seri, memberi makanan
kepadanya, dan menanggung perbuatan tidak baik yang dilakukan olehnya.
Jika tidak mampu berbuat demikian, hendaklah menahan diri untuk tidak
menyakiti tetangga.
68. Memuliakan Tamu
Memuliakan tamu artinya berbuat baik dalam menyambut tamu yang datang
dengan muka berseri-seri dan ucapan yang bagus, cepat-cepat memberi
jamuan yang ada dan melayaninya sendiri.
69. Menutupi aurat atau cacat orang mukmin.
70. Sabar dalam Ketaatan Hingga Selesai Melaksanakannya
Kesabaran diperlukan dalam beberapa hal seperti:

12
a. Bersabar mengalami musibah duniawi, sekira hatinya tidak marah
terhadap musibah tersebut.
b. Bersabar dalam menjauhi kemaksiatan, sehingga tidak jatuh dalam
kemaksiatan tersebut.
c. Bersabar terhadap menghadapi kejahatan yang dilakukan oleh seseorang
dengan jalan tidak membalas kejahatannya, dan hendaklah hatinya rela
serta memaafkan kesalahan tersebut.
71. Zuhud
Zuhud adalah mencukupkan diri pada kadar keperluan dari hal-hal yang
diyakini kehalalannya. Imam al-Ghazali berkata bahwa zuhud adalah apabila
seseorang meninggalkan kesenangan dunia karena pengetahuannya akan
kehinaan dunia dibandingkan dengan akhirat yang sangat mahal.
72. Cemburu dan tidak membiarkan isteri bercumbu rayu dengan laki-laki lain.
73. Berpaling dari Omongan yang Tidak Berguna
Rasullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat , hendaklah berkata yang baik atau diam.” H.R Bukhari dan Muslim.
74. Dermawan
Dermawan adalah membelanjakan harta dalam hal-hal yang dipuji oleh syariat
Islam. Imam al- Ghazali berpendapat bahwa dermawan adalah tengah-tengah
antara "menghambur-hamburkan harta" dan "pelit"; antara membuka tangan
dan menggenggamnya. Antara membelanjakan harta dan menahannya
hendaknya diperkirakan menurut ukuran kewajiban.
75. Menghormati orang tua dan menyayangi anak muda.
76. Mendamaikan pertikaian di antara orang muslim.
77. Mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri. 2

2
Machfudh, K. D. Terjemahan kitab Qomi al-Thugyhan karya Syeikh Muhammad Nawawi (77 Cabang
Iman). Malang, hlm 22-90.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, disimpulkan bahwa iman merupakan keyakinan terhadap


ajaran-ajaran Islam dan menjadi landasan moral dan spiritual dalam kehidupan umat
Islam. Cabang-cabang iman memperkuat keyakinan dan memberikan pedoman dalam
menjalani kehidupan. Selain itu, cabang-cabang iman menekankan pentingnya
membangun hubungan yang sehat dan mengembangkan masyarakat yang bermartabat
berdasarkan ajaran Al-Quran dan hadits.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dan
penulisan kata atau kalimat yang kurang jelas dimengerti karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iman, M. R. Mengenal Rukun Iman dan Islam. Guepedia.

Machfudh, K. D. Terjemahan kitab Qomi al-Thugyhan karya Syeikh Muhammad


Nawawi (77 Cabang Iman). Malang.

Nooramadhan, M. Z. (2022). Kitab Qami’al-Tughyan Karya Syaikh Nawawi Al-


Bantani (Doctoral dissertation, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Santa Bakti, R. L. Pokok Dan Cabang Iman.

15

Anda mungkin juga menyukai