Skripsi Hadifa Fix
Skripsi Hadifa Fix
Skripsi Hadifa Fix
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi
DISUSUN OLEH:
61608100817049
BATAM
2021
HALAMAN PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Formulasi dan Uji Aktivitas
ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam skripsi ini klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Yang Menyatakan,
Sebagai civitas akademika Institut Kesehatan Mitra Bunda Persada, Saya yang
NIM 61608100817049
Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas karya
“Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Spons Laut (Axinella
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Institut Kesehatan Mitra Bunda
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Pemilik Hak
Cipta.
Yang Menyatakan,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Batam
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing II
Batam
Bismillahirrahmanirrahin…
Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan pada kedua
orang paling berharga dalam hidup saya yang telah memberikan kasih
sayang secara dukungan, do’a, ridho dan cinta kasih yang tak terhingga.
Semoga pencapaian ini menjadi langkah awal untuk membuat Ayah dan
Umi bahagia. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.
Terima kasih kepada adikku tersayang atas dukungan, do’a dan motivasi
Padang
Terima kasih atas ilmu yang diberikan selama 4 tahun ini, semoga ilmu
dalam hidupku.
Sobat Jannah Squad “Nur, Kak Asty, Kak Mega, Putri, Shinta,
Terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga
JenisKelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
rahmat dan karunia-nya serta shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad
berjudul “Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Spons Laut
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
Sarjana Farmasi pada Program Studi Sarjana Farmasi Institut Kesehatan Mitra Bunda
Batam.
dan pikiran serta memberikan dukungan kepada penulis. Untuk itu, dengan penuh
rasa hormat dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Dr. H. Mawardi Badar, M.M selaku Rektor Institut Kesehatan Mitra
Bunda Batam.
2. Ibu apt. Sri Hainil, M.Farm selaku Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
3. Ibu apt. Delladari Mayefis, M.Farm selaku Dosen Pembimbing I yang telah
dengan baik.
4. Ibu apt. Sri Hainil, M.Farm selaku Dosen Pembimbing II yang telah
i
penyusunan
ii
skripsi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak/Ibu Dosen beserta laboran Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam yang
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Andalas Padang yang telah meluangkan
7. Teristimewa kepada keluarga terkhusus kepada ayah saya Mohd Edy Zain,
SKM dan ibu saya Latifah Hanum serta adik saya Aria Nurhadi Zain yang
8. Sahabat – sahabat saya Nur Hilmiyah Elsa, Beska Alfatihah, Kurnia Erdiyanti
Saputri, Asty Meila Dena dan Nadia Eny Nengsih yang saling membantu,
9. Sahabat – sahabat Sobat Jannah Nur Kamilah Idzan, Shinta Cania Maiza,
Mega Wijaya, Putri Binti Jakfar, Nur Asni dan Veranicha Lestari yang saling
10. Teman – teman seperjudulan spons laut Siska Widiastuti, Nur Afika, Nur
Kamilah Idzan dan Kak Novia Sari yang saling memberi semangat serta
11. Teman – teman kecil saya Ade Reski Meylania, Annisya Raza, Febi
12. Kakak – kakak angkat saya Yufiradani , Afni dan Samudera yang telah
iii
skripsi ini.
iv
13. Teman- teman angkatan 2017 seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Terimakasih atas kerja sama, motivasi serta suka duka selama empat
tahun ini.
14. Pihak lain yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
v
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
BUNDA
BATAM
ABSTRAK
Spons merupakan salah satu biota laut yang mempunyai potensi bioaktif yang
berkhasiat sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan sediaan krim yang mengandung
ekstrak spons laut (Axinella carteri) terhadap DPPH dan untuk mengetahui berapa
konsentrasi krim ekstrak spons laut (Axinella carteri) yang memiliki aktivitas
tertinggi sebagai antioksidan. Spons laut di ekstrak dengan metode maserasi
menggunakan pelarut metanol kemudian dibuat sediaan dalam bentuk krim
menggunakan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 5% , 7,5% dan 10%. Selanjutnya
dilakukan evaluasi krim yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH
, uji viskositas dan uji tipe krim. Penentuan Aktivitas antioksidan dilakukan
menggunakan metode DPPH dengan menghitung nilai IC50. Hasil IC50 yang
diperoleh pada formula I sebesar 539,74 ppm (Sangat lemah), formula II sebesar
398,00 ppm (Lemah) dan formula III sebesar 244,14 ppm (Sedang). Sedangkan untuk
kontrol positif vitamin C memiliki nilai IC50 sebesar 5,02 ppm (Sangat aktif).
Formula III merupakan formula terbaik yang memiliki aktivitas antioksidan yang
tergolong sedang.
Kata Kunci: Spons laut, krim, antioksidan, DPPH
vi
UNDERGRADUATED PROGRAM IN PHARMACEUTICAL SCIENCES
HEALTH INSTITUTE MITRA
BUNDA
BATAM
ABSTRACT
Sponges are one of the marine biotas that has bioactive potential that is useful as an
antioxidant to prevent free radicals. This study aims to find out of preparations
antioxidant activity cream containing marine sponge extracts (Axinella carteri)
against DPPH and how much concentration of a cream extract marine sponge
(Axinella carteri) that has the highest activity rate as antioxidant. The marine
sponges are extracted by maceration method using methanol solvents then made
preparations in cream form using variations in extracts concentrations of 5%, 7,5%
and 10%. Furthermore, the cream formulation of marine sponge extract was tested
for the preliminary cream testing parameters like organoleptic test, homogeneity,
spread ability, pH, viscosity and cream type test. Antioxidant activity determined with
a method of DPPH that expressed in IC50 (Half-maximal inhibitory
concentration).The result of IC50 obtained in formula I is 539,74 ppm (very low),
formula II is 398,00 ppm (low) and formula III is 244,14 ppm (medium). Meanwhile,
for the positive control vitamin C has an IC50 value of 5.02 ppm (very active).
Formula III is the best formula which has medium rate of antioxidant activity.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................iv
ABSTRACT...................................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Spons Laut Perairan Natuna (Axinella carteri).............................................4
2.1.1 Pengertian Spons Laut.........................................................................4
2.1.2 Klasifikasi Spons Laut Perairan Natuna (Axinella carteri).................5
2.1.3 Morfologi Spons Laut Perairan Natuna (Axinella carteri)..................5
2.1.4 Nama Umum........................................................................................6
2.1.5 Kandungan Kimia Spons Laut.............................................................6
2.1.6 Manfaat Spons Laut.............................................................................6
2.2 Ekstraksi........................................................................................................6
2.2.1 Definisi Ekstraksi.................................................................................6
2.2.2 Tujuan Ekstraksi..................................................................................7
2.2.3 Macam-Macam Ekstraksi....................................................................7
2.3 Karakterisasi Ekstrak.....................................................................................9
2.4 Skrining Metabolit Sekunder......................................................................11
2.5 Krim............................................................................................................12
2.5.1 Definisi Krim.....................................................................................12
viii
2.5.2 Penggolongan Krim...........................................................................13
2.5.3 Keuntungan Penggunaan Krim..........................................................14
2.5.4 Kerugian Penggunaan Krim..............................................................15
2.5.5 Komponen Penyusun Krim................................................................15
2.5.6 Evaluasi Sediaan Krim......................................................................17
2.6 Kulit............................................................................................................19
2.6.1 Definisi Kulit.....................................................................................19
2.6.2 Fungsi Kulit.......................................................................................21
2.7 Antioksidan.................................................................................................22
2.7.1 Definisi Antioksidan..........................................................................22
2.7.2 Mekanisme Kerja Antioksdan...........................................................24
2.7.3 Pengujian Antioksidan.......................................................................24
2.7.4 Vitamin C (Acidum ascorbicum).......................................................26
2.8 Spektrofotometri UV-Vis............................................................................27
2.8.1 Definisi..............................................................................................27
2.8.2 Jenis - Jenis Spektrofotometer...........................................................28
2.8.3 Prinsip Kerja......................................................................................29
2.8.4 Bagian – Bagian Spektrofotometer....................................................29
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................31
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................31
3.2. Pengambilan Sampel..................................................................................31
3.3. Alat dan Bahan...........................................................................................31
3.3.1 Alat....................................................................................................31
3.3.2 Bahan.................................................................................................31
3.4 Prosedur Kerja.............................................................................................32
3.4.1 Penyiapan Ekstrak Spons Laut..........................................................32
3.4.3 Skrining Metabolit Sekunder.............................................................32
3.4.4 Pembuatan Krim................................................................................34
3.4.5 Evaluasi Sediaan Krim......................................................................35
3.4.6 Pengujian Krim Antioksidan.............................................................37
ix
3.5 Analisa Data................................................................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................40
4.1 Hasil............................................................................................................40
4.2 Pembahasan.................................................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................51
5.1 Kesimpulan.................................................................................................51
5.2 Saran............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................52
LAMPIRAN...............................................................................................................59
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak dapat terbebas dari senyawa
radikal bebas seperti asap rokok, polusi udara dan paparan sinar matahari yang
Antioksidan dapat berasal dari alam maupun sintetik. Antioksidan dari bahan
alam lebih disukai karna efek sampingnya lebih kecil. Oleh karena itu,
biota laut yang berlimpah. Spons merupakan salah satu biota laut yang
target yang sangat menarik dalam bidang pengobatan (Blunt et al., 2012).
herbacea memperoleh nilai IC50 sebesar 85,10 ppm yang tergolong aktif
1
(Rumagit et al., 2015), ekstrak Callyspongia sp. mempunyai IC50 sebesar 41,21
mampu melindungi kulit dari efek buruk radikal bebas, salah satunya yaitu
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai.
Sediaan krim dipilih karena merupakan salah satu bentuk sediaan yang sering
menyebar rata. Selain itu juga tidak lengket dan mudah dicuci dengan air
tentang formulasi krim antioksidan dari ekstrak spons laut, terutama spons laut
terkait formulasi krim ekstrak spons laut asal natuna (Axinella carteri) yang
1.2.1. Apakah krim ekstrak metanol spons laut (Axinella carteri) memiliki
2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui aktivitas antioksidan krim ekstrak metanol spons laut
1.3.2 Untuk mengetahui konsentrasi dari krim ekstrak. metanol spons laut
spons laut asal natuna (Axinella carteri) dalam sediaan krim antioksidan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
habitatnya dilaut mencapai 830 spesies yang terdiri dari tiga kelas, yaitu
tersusun atas sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut
Spons merupakan salah satu produk alami yang berasal dari laut
4
dan mempunyai peran penting sebagai senyawa pertahanan dan
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Family : Axinella
animalia dan filum porifera. Makhluk hidup yang tergolong dalam filum
lengkap seperti kepala atau kaki sehingga tidak heran jika dia sering
luar spons sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi dan biologis
5
Gambar 1. Spons Laut Asal Natuna (Axinella carteri)
Porifera atau spons atau hewan berpori atau bunga karang adalah
2014)
2.2 Ekstraksi
7
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
1. Maserasi
8
kehalusannya yang cocok kedalam bejana yang dituangi
2. Perkolasi
9
1. Destilasi (Penyulingan)
2. Refluks
mengetahui mutu dari suatu ekstrak. Syarat parameter standar suatu ekstrak
1
dan biologis yang dapat mengganggu mutu ekstrak Persyaratan mutu ekstrak
terdiri dari berbagai parameter spesifik dan non spesifik (Depkes RI, 2000).
3. Parameter senyawa terlarut dalam pelarut tertentu yaitu parameter yang diuji
dengan cara melakukan ekstrak dengan pelarut tertentu (air atau alkohol)
105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan yang dinyatakan sebaga
nilai persen.
berada didalam bahan dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara
titrasi,
1
destilasi atau gravimetri. Tujuannya untuk memberikan batasan minimal
senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti (Kristanti, 2008)
1. Uji Alkaloid
ditambahkan 10 tetes asam sulfat 2N. Bagian atas dari fase yang terbentuk
2. Uji Flavonoid
1
secukupnya sekitar 0,05 mg. Kemudian ditambahkan 10 tetes asam klorida
1
pekat. Keberadaan flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna hitam
3. Uji Saponin
4. Uji Tanin
biru tua atau hijau kehitaman menunjukan adanya tanin (Purgiyanti et al.,
2019)
2.5 Krim
padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan
1
2) Menurut farmakope IV, Krim adalah bntuk sediaan setengah padat
1
mngandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
padat, berupa emulsi kental mengandun air kurang dari 60% dan
a. Stabil selama masih dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu, krim
b. Lunak. Semua zat harus dalam keadaan halus dan seluruh produk
mikrokristal asam- asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air
yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian
1
kosmetika dan estetika, dan krim emulsi air dalam minyak. Ada dua tipe
krim, yaitu :
(Widodo, 2013).
2013).
2. Mudah diaplikasikan.
1
6. Tidak lengket terutama tipe M/A (Juwita, 2013).
1
2.5.4 Kerugian Penggunaan Krim
keadaan panas;
komponen yaitu bahan aktif, bahan dasar dan bahan pembantu. Fase
a. Asam Stearat
b. Gliserin
1
pemerian cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, kental
dan emolien (≤ 20%). Gliserin larut dalam etanol, air dan metanol,
c. Trietanolamin (TEA)
dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat
d. Setil Alkohol
granul atau dadu. Memiliki bau yang lemah dan tidak berasa.
Kelarutannya yaitu larut dalam etanol (95%) dan eter, tidak larut
dalam air, larut saat dilebur dengan minyak, parafin cair dan padat
2
Konsentrasi yang biasa digunakan dalam formulasi krim berkisar 2 -
e. Nipagin
et al., 2009).
f. Aquadest
memiliki inkom dengan bahan yang lain dan dapat larut dengan
1. Uji Organoleptis
warna, bau dan bentuk sediaan yang dilakukan secara visual setelah
2. Uji Homogenitas
2
menjamin zat aktif yang terkandung di dalam bahan telah
2009).
3. Uji pH
4. Uji Visikositas
2
5. Uji Daya Sebar
besar daya sebar yang diberikan, maka kemampuan zat aktif untuk
al., 2012).
pengaduk. Bila metilen blue tersebar merata berarti tipe krim yang
bintik bintik biru maka krim yang dihasilkan tipe air dalam minyak
2.6 Kulit
AL., 2010).
2
mekanisme
2
biologis, seperti proses pelepasan sel yang sudah mati sehingga terjadi
sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari
2013).
pokok yaitu epidermis, dermis atau korium dan jaringan subkutan atau
subkutis.
2
a. Epidermis, terbagi lagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum
korneum.
1. Pelindung
2. Pengatur Suhu
2
3. Penyerapan
Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut
4. Indera Perasa
2000).
2.7 Antioksidan
senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau jumlah tertentu
2
sehingga aktifitas dari senyawa oksidan dapat terhambat. Tubuh
memerlukan antioksidan
2
untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan
polisakarida.
bebas dapat timbul dari berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh.
(Kesuma, 2015).
2
banyak
3
mengandung antioksidan dengan berbagai bahan aktifnya, antara lain
dalam
3
uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan. DPPH
Tabel 1. Tingkat Kekuatan Antioksidan dengan Metode DPPH (Jun et al, 2006).
Sangat Sangat
Intensitas Kuat Sedang Lemah
Kuat Lemah
3
2. Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power)
dan hanya terbatas untuk antioksidan yang larut dalam air (Jayanti,
2011).
berupa kristal putih dengan berat molekul 176,13 dengan rumus molekul
3
C6H8O6. Vitamin C termasuk dalam salah satu vitamin esensial karena
3
manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C didalam tubuh sendiri,
2.8.1 Definisi
daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh
Wolfarm. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan
3
2.8.2 Jenis - Jenis Spektrofotometer
1. Singel Beam
2. Double Beam
absorbansi
3
2.8.3 Prinsip Kerja
(Khopkar, 1990) :
a. Sumber cahaya
3
Deuterium dan sumber cahaya Visible menggunakan lampu
Wolfarm.
b. Monokromator
(terdispersi).
c. Kuvet
(Khopkar, 1990).
d. Detektor
3
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei 2021 sampai dengan
Natuna dan pengambilan hewan laut ini dilakukan di Pulau Natuna, Kabupaten
Natuna, Kepulauan Riau. Spons laut sampai di Laboratorium Farmasi pada hari
3.3.1 Alat
gelas ukur (Pyrex iwaki), labu ukur (Pyrex iwaki), pipet tetes, pipet ukur
3.3.2 Bahan
spons laut (Axinella carteri) asal Natuna, metanol (Merck), asam stearat,
3
setil alkohol, gliserin (Wilmar), minyak kelapa murni (Virgin
metilen blue, reagen mayer, serbuk Mg, HCL pekat, FeCl3 1%, asam
asetat, H2SO4.
1. Uji Alkaloid
ditambahkan 10 tetes asam sulfat 2N. Bagian atas dari fase yang
4
terbentuk diambil dan ditambahkan reagen Mayer dan Dragendorff
4
4-5 tetes. Apabila terbentuk endapan menunjukkan bahwa sampel
2. Uji Flavonoid
3. Uji Saponin
4. Uji Fenolik
4
5. Uji Terpenoid dan Steroid
menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase
minyak yaitu asam stearat, setil alkohol dan VCO dilebur diatas
gliserin dan
4
nipagin dilarutkan dalam air panas, kemudian fase minyak
(Zulkarya, 2018).
1. Uji Organoleptis
mengetahui krim yang dibuat apakah sesuai warna dan bau ekstrak
2. Uji Homogenitas
krim tersebut homogen dengan melihat ada atau tidak butiran pada
4
3. Uji pH
ditengah cawan petri yang berada dalam posisi terbalik, beri beban
cawan petri yang lain diatas krim lalu diamkan selama 1 menit dan
ukur lagi diameternya. Daya sebar krim yang baik antara 5-7 cm
(Gurning, 2016).
pengaduk. Bila metilen blue tersebar merata berarti tipe krim yang
bintik bintik biru maka krim yang dihasilkan tipe air dalam minyak
4
6. Viskositas Krim
dari hasil perkalian dial reading dengan faktor koreksi khusus pada
4
dan tentukan panjang gelombang maksimumnya (Hainil et al.,
2019).
beberapa seri konsentrasi 50, 100, 150, 200 dan 250 ppm. Dari
4
Aktivitas antioksidan sampel ditentukan oleh besarnya
rumus :
Abs. Kontrol – Abs. Sampel
%inhibisi = x100%
Abs.
Kontrol
Data diperoleh dari uji aktivitas antioksidan pada krim dengan metode
4
BAB IV
3.4. Hasil
berikut :
warna coklat, konsentrasi 10% (FIII) warna coklat agak gelap (Lampiran
6, Gambar 9).
11).
6. Hasil evaluasi sediaan pada uji daya sebar menunjukkan bahwa krim
4
dengan konsentrasi 5% (FI) sebesar 5,47 cm, konsentrasi 7,5% (FII)
5
sebesar 5,21 cm dan konsentrasi 10% (FIII) sebesar 5,10 cm (Lampiran 9,
Gambar 12).
7,5% (FII) sebesar 32.750 cps, konsentrasi 10% (FIII) sebesar 37.250 cps
8. Hasil evaluasi uji tipe krim menunjukkan hasil bahwa keempat formula
sediaan krim memiliki tipe krim minyak dalam air (M/A) (Lampiran 11,
Gambar 14).
kontrol positif mempunyai nilai IC50 sebesar 5,02 ppm (Lampiran 12).
4.2 Pembahasan
Spons laut digunakan sebagai sampel karena pada penelitian sebelumnya telah
banyak diuji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak spons laut. Namun, belum
dalam bentuk sediaan. Salah satunya sediaan krim antioksidan, terutama spons
5
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah krim ekstrak
ekstrak metanol spons laut (Axinella carteri) yang efektif sebagai antioksidan.
cara maserasi. Proses ekstraksi dengan cara maserasi pada penelitian ini
dipilih karena alat yang digunakan sederhana dan tanpa pemanasan sehingga
aman untuk sampel yang tidak tahan dengan metode pemanasan. Sampel
universal yang dapat melarutkan semua senyawa organik, baik polar maupun
non polar dengan titik didih yang rendah (67°C) sehingga mudah diuapkan
pada sampel sehingga akan didapatkan ekstrak yang lebih optimal. Kemudian
pelarutnya menggunakan alat Rotary evaporator. Alat ini bekerja dengan cara
sebanyak 99,74 dengan berat awal sampel spons laut adalah sebanyak 4 kg.
yang dihasilkan maka akan menghasilkan nilai rendemen yang tinggi pula.
Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang
5
Uji skrining metabolit sekunder dilakukan terhadap ekstrak kental
pereaksi yang spesifik pada setiap uji. Hasil skrining metabolit sekunder
ekstrak kental spons laut (Axinella carteri) menunjukkan hasil positif untuk
negatif pada senyawa terpenoid. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Callyspongia sp. memiliki hasil negatif pada senyawa terpenoid, begitu juga
merupakan salah satu bentuk sediaan yang sering digunakan dalam produk
diantaranya praktis, nyaman digunakan dan mudah menyebar rata. Selain itu
juga tidak lengket dan mudah dicuci dengan air (Yahendri et al., 2012). Krim
yang dibuat adalah krim tipe minyak dalam air (M/A). Pembuatan sediaan
5
basis krim, gliserin dan VCO sebagai
5
humektan, setil alkohol sebagai pengental untuk mengatur kekentalan dan
stabilitas pada krim, nipagin sebagai pengawet dan air sebagai pelarut (Rowe
et al., 2009). Pembuatan sediaan krim antioksidan ekstrak spons laut (Axinella
fase minyak dan fase air. Fase minyak berupa asam stearat, setil alkohol dan
VCO dileburkan diatas penangas air dengan suhu 70°C. Fase air yaitu
trietanolamin, gliserin, nipagin, dan air suling dilarutkan dalam air panas,
yang telah ditimbang ditambahkan sedikit demi sedikit dan digerus homogen.
Selanjutnya juga ditambahkan oleum citri untuk memperbaiki bau dari krim
yang mana merupakan acuan atau pembanding dari sediaan krim ekstrak
Sediaan krim yang telah dibuat dilakukan evaluasi sediaan krim dan
5
meliputi
5
uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji
tipe krim.
bentuk, bau, dan warna pada sediaan krim yang telah dibuat. Pengujian
warna dan aroma sesuai dengan ekstrak yang digunakan. Hasil pengamatan
semisolid berupa krim dan memiliki bau khas lemon karena penambahan
oleum citri pada formula untuk memperbaiki aroma pada krim ekstrak spons
laut serta menghasilkan warna putih untuk krim kontrol negatif, warna coklat
(FII), dan warna coklat agak gelap pada konsentrasi 10% (FIII). Hal ini
maka akan semakin pekat warna coklat pada sediaan krim tersebut.
dan zat aktif telah tercampur secara merata. Sediaan dikatakan homogen
apabila pada saat dilakukan pengamatan tidak terlihat adanya butir-butir kasar
krim menunjukkan hasil yang homogen karena tidak terdapat butiran pada
sediaan yang telah dibuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan zat aktif
dalam esktrak spons laut diharapkan dapat terhantarkan secara merata pada
5
Uji pH pada sediaan krim dilakukan untuk melihat tingkat keasaman
sediaan untuk menjamin sediaan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Hasil
pengujian pH pada krim esktrak spons laut yaitu pada krim kontrol negatif
senilai 6 sedangkan pada krim konsentrasi ekstrak 5%, 7,5% dan 10%
memiliki nilai pH yang sama yaitu 5. Nilai pH yang terlalu rendah dapat
yaitu 4,5 – 8 (Alfath, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa nilai pH sediaan
krim masih berada pada rentang yang diperbolehkan untuk digunakan pada
kulit.
yang dapat menyebar dan merata pada saat digunakan sehingga zat aktif lebih
cepat terabsorbsi. Daya sebar yang baik adalah memiliki diameter 5 - 7 cm.
semakin besar daya sebar yang diberikan, maka kemampuan zat aktif untuk
menyebar dan kontak dengan kulit semakin luas (Widyaningrum et al., 2012).
Hasil pengujian daya sebar sediaan krim kontrol negatif (5,62 cm), FI (5,47
cm), FII (5,21 cm) dan FIII (5,10 cm) dimana krim kontrol negatif memilki
nilai yang lebih besar dibandingkan Formula I, II, dan III. Hal ini dikarenakan
pada krim kontrol negatif tidak ada penambahan ekstrak yang membuat krim
semakin pekat.
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu jumlah konsentrasi zat aktif yang
5
kadar ekstrak yang ditambahkan, konsistensi dari sediaan krim akan semakin
5
pekat dan hal ini berpengaruh terhadap penurunan daya sebar dari sediaan
partikel dari sediaan. Dengan adanya ukuran partikel yang berbeda maka daya
sebarnya juga akan berbeda. Daya sebar juga dapat dipengaruhi oleh
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena semakin besar viskositas krim,
kekentalan suatu sediaan krim. Semakin tinggi nilai viskositas suatu sediaan
maka semakin padat sediaan krim tersebut. Nilai viskositas akan berbanding
terbalik dengan nilai daya sebar dimana semakin tinggi nilai viskositas suatu
sediaan maka akan semakin rendah nilai daya sebar sediaan tersebut. Uji
sampel namun hasil pengukuran cukup akurat serta tidak memerlukan waktu
yang lama. Hasil yang diperoleh yaitu FI (27.250 cps), FII (32.750 cps) dan
FIII (37.250 cps). Hasil penelitian tersebut menunjukkan sediaan krim FIII
6
Pengujian tipe krim dilakukan untuk mengetahui tipe emulsi dari
sediaan krim yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan metode
tipe krim yang dihasilkan adalah minyak dalam air (M/A) (Sanjay, 2012).
merupakan tipe krim M/A yang ditandai dengan tersebar meratanya metilen
blue pada krim tanpa adanya bintik-bintik yang terbentuk. Alasan pemilihan
tipe krim minyak dalam air (M/A) ini karena lebih mudah menyebar rata
dengan air dibandingkan dengan tipe krim air dalam minyak (A/M).
yaitu krim yang lebih praktis dan diharapkan mampu melindungi kulit dari
efek buruk radikal bebas yang disebabkan oleh sinar matahari atau polusi
udara.
6
menyebabkan
6
semakin besar pula peredaman warna ungu dari DPPH sehingga nilai
dengan panjang gelombang teoritis DPPH yang berkisar antara 515-525 nm,
tinggi dan stabil pada larutan DPPH (Marinova & Batchvarov, 2011).
peredaman radikal bebas semakin tinggi. Jun et al., menyatakan bahwa tingkat
kekuatan untuk nilai IC50 < 50 ppm adalah sangat kuat , 50-100 ppm adalah
kuat, 101-250 ppm adalah sedang, 250-500 adalah lemah dan IC50 > 500 ppm
sediaan krim kontrol negatif memiliki nilai IC50 sebesar 1370,06 ppm (Tidak
(Sangat lemah), FII dengan konsentrasi ekstrak 7,5% memiliki IC50 sebesar
398,00 ppm (lemah) dan FIII dengan konsentrasi ekstrak 10% memiliki IC 50
6
sebesar 244,14
6
ppm (sedang). Sedangkan untuk vitamin C sebagai kontrol positif
memperoleh nilai IC50 sebesar 5,02 ppm (Sangat kuat). Berdasarkan hasil uji
dengan FI dan FII. Sediaan krim FIII dengan konsentrasi ekstrak sebanyak
10% memiliki IC50 yang tergolong sedang. Sedangkan untuk sediaan krim FI
antioksidan yang tergolong sangat lemah dan FII dengan konsentrasi ekstrak
lemah. Ada beberapa penyebab yang diduga dapat mempengaruhi hasil uji
seperti adanya kemungkinan terjadi reaksi antara ekstrak dengan salah satu
ekstrak yang digunakan dalam sediaan krim sudah terlalu lama serta
krim seperti penambahan ekstrak kedalam basis krim yang masih panas
6
BAB V
2. Krim ekstrak metanol spons laut (Axinella carteri) yang efektif aktivitas
nilai IC50 sebesar 244,14 ppm yang tergolong memiliki aktivitas antioksidan
sedang.
5.2 Saran
memilih zat tambahan krim agar penampilan sediaan krim ekstrak spons laut
6
DAFTAR PUSTAKA
Alfath, A. R., (2012), Formulasi Krim Ekstrak Etanolik Buah Mahkota Dewa
(Phaleria Macrocarpa (Scheff) Boerl.) Dengan Basis A/M Dan M/A,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Blunt, J.W., Copp, B.R., Keyzers, R.A., Munro, M.H.G., and Prinsep, M.R. (2012).
Marine natural products. Nat. Prod. Rep. 29: 144–222, and previous reports
in this series.
Candra, N., Setiawan, E., Febriyanti, A., Farmasi, A., & Indonesia, P. (2017).
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Umbi Eleutherine
Palmifolia (L.) Merr Dengan Metode DPPH (The Antioxidant Activity Of
Extract and Factions Eleutherine Palmifolia (L.) Merr Bulbs By Dpph
Method). Journal of Current Pharmaceutical Sciences, 1(1), 1–5.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia (Edisi IV). Jakarta: Depkes RI.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia (Edisi III). Jakarta: Depkes RI.
6
Ditjen POM. (2014). Farmakope Indonesia (Edisi V). Jakarta: Depkes RI.
Engl, S. L. (2018). Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut. 4(1), 79–83. Samarinda :
Akademi Farmasi Samarinda.
Gurning Trianti Eliska Helen. (2016). Formulasi Sediaan Losio Dari Ekstrak Kulit
Buah Nanas (Ananas Comosus L. (Merr)) Sebagai Tabir Surya. Manado:
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Hainil, S., Sunardi, F. N., Wahyuni, F. S., Science, H., & Bunda, M. (2019).
Proceeding of ICPSP | ISBN : 978-602-50854-1-3 Antioxidant Activity of
Red Dragon Fruit ( Hylocereus polyrhizus ) and White Dragon Fruit (
Hylocereus undatus ) Proceeding of ICPSP | ISBN : 978-602-50854-1-
3. 58–62.
Handayany, Gemy Nastity and Umar, Irna and Ismail, Isriany (2018) Formulasi dan
Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Daun Botto'-Botto'
(Chromolaena Odorata L.) dengan Metode DPPH. Jurnal Kesehatan, 11
(2). pp. 86-90. ISSN p-ISSN : 2086-2555, e-ISSN : 2622-7363
Harahap. (2000). Anatomi dan Fungsi Kulit. Dalam Marwali Harahap: Ilmu Penyakit
Kulit (Edisi 1). Jakarta: Hipocrates. Hal 1-3
6
Hooper, J. N. A., Kennedy, J. A., & Van Soest, R. W. M. (2000). Annotated checklist
of sponges (Porifera) of the South China Sea region. The raffles bulletin of
zoology, 8, 125-207.
Idiawati, N., Destiarti, L., Kimia, P. S., & Tanjungpura, U. (2015). Uji Aktivitas
Antioksidan , Total Fenol Dan Toksisitas Dari Ekstrak Daun Dan Batang
Lakum ( Cayratia trifolia ( L ) Domin ). 3(3).
Jayanti, R.T. (2011). Pengaruh Ph, Suhu Hidrolisis Enzim A-Amilase dan
Konsentrasi Ragi Roti untuk Produksi Etanol Menggunakan Pati Bekatul.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jones, A. C., Blum, J. E., & Pawlik, J. R. (2005). Testing for defensive synergy in
Caribbean sponges: Bad taste or glass spicules? Journal of Experimental
Marine Biology and Ecology, 322(1), 67–81
Juwita, Anisa Puspa; Paulina V.Y. Yamlean; Hosea Jaya Edy. (2013). Formulasi
Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Pharmacon
Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat, Vol.2(No 02).
Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M. dan Kurniadi, B. (2008). Buku ajar
fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA
Universitas Airlangga.
Kusumawati, E., Apriliana, A., Yulia, R., & Samarinda, A. F. (2017). Kemampuan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nangka ( Atrocarpus Heterophyllus
Lam.) Terhadap Escherichia Coli. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(7), 327–
332.
6
Luliana, S,. Susanti, R., Agustina, E. (2017). Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Air
Herba Ciplukan (Physalis Angulata L.) Terhadap Tikus Putih (Rattus
norvegicus L.) Jantan Galur Wistar yang diinduksi Karagenan. . . Majalah
Obat Tradisional, 22(3), 199–205.
Marzuki, Ismail. (2018). Eksplorasi Spons Indonesia. Nas Media Pustaka : Makassar
Mastuti, R. (2015). Skrining fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Bunga Celosia. BioWallacea. Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi, 2(3).
Mayefis, D., Hainil, S., & Kurniawan, A. (2020). Formulation and stability test of
cream ethanol extract senduduk leaves (Melastoma malabatricum l.) on
burn healing of male white mice. International Journal of Research in
Pharmaceutical Sciences, 11(4), 7973–7979.
Mehbub, M. F., Lei, J., Franco, C., & Zhang, W. (2014). Marine Sponge Derived
Natural Products between 2001 and 2010: Trends and Opportunities for
Discovery of Bioactives. 4539–4577.
Mescher AL. (2010). Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. New York: McGraw
Hill Medical.
Noviardi, H., Ratnasari, D., & Fermadianto, M. (2019). Formulasi Sediaan Krim
Tabir Surya dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros blancoi). Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, 17(2), 262.
Prabandari, R. (2019). Formulasi dan uji stabilitas sediaan lulur dari rimpang kunyit
(Curcuma longa linn). Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan
Keperawatan, 10(2), 52–58.
7
Pratiwi, L., Fudholi, A., Martien, R., & Pramono, S. (2016). Ethanol Extract, Ethyl
Acetate Extract, Ethyl Acetate Fraction, and n-Heksan Fraction
Mangosteen Peels (Garcinia mangostana L.) As Source of Bioactive
Substance Free- Radical Scavengers. JPSCR : Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research, 1(2), 71.
Purgiyanti, Purba, A. V., & Winarno, H. (2019). Penentuan Kadar Fenol Total Dan
Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella
asiatica
L. Urban) Dan Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa(Scheff.) Boerl.).
Jurnal Ilmiah Farmasi, 8(2), 40–45.
Rumagit, Hanna M, Max R.J. Runtuwene, Sri Sudewi. (2015). Uji Fitokimia dan Uji
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Spons Lamellodysidea herbacea.
Fakultas MIPA UNSRAT Manado.
Sanjay, B., Singla, D., and S. N. (2012). Stability testing of pharmaceutical products.
Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2(3), 129–138.
Savira, F., Suharsono, Y., Tamrat, W., Pasimeni, F., Pasimeni, P., Kecerdasan, I.,
Ikep, P., Shahan, A., Jahan, F., Samuels, R., Group, W. B., Charles, L.
E.,Smoke, P., Simplice, A., Libâneo, J. C., Lindblom, C. E., Bilney, C.,
Pillay, S.,LEMES, S. de S. (2017). Formulasi dan Uji Aktivitas
Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Bali (Citrus maxima L.)
dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Journal of
Chemical Information and Modeling, 21(2), 1689–1699.
7
Soedirman , Ika Yuni Astuti, K. (2009). Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik
Dan Iritasi Primer Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roxb).
Jurnal Pharmacy, 06(1), hal. 45-57.
Susanti, L., Kusmiyarsih, P., Farmasi, F., & Budi, U. S. (2012). Formulasi Dan Uji
Stabilitas Krim Ekstrak Etanolik Daun Bayam Duri ( Amaranthus Spinosus
L .) Formulation And Stability Test Of Thorny Spinach ( Amaranthus
Spinosus L .) Leaves Ethanolic Extract Cream.
Umayah, E., Amran, M. (2007). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Dan Ekstrak
Metanol Beberapa Varian Buah Kenitu (Chrysophyllum cainito L.).Jember:
Berk Penel.
Verdiana, M., Widarta, I. W. R., Gede, I. D., & Permana, M. (2018). Gelombang
Ultrasonik Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Lemon
( Citrus limon ( Linn .) Burm F .). 7(4), 213–222.
Widi, Y., Asbanu, A., Wijayati, N., & Kusumo, E. (2019). Identifikasi Senyawa
Kimia Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan Uji Aktivitas
Antioksidannya dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1- Pikrilhidrasil).
Indonesian Journal of Chemical Science, 8(3), 153–160.
7
Tanaman. Skripsi Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, 1–23.
Wijaya, D. P., Paendong, J. E., & Abidjulu, J. (2014). Skrining Fitokimia dan Uji
Aktivitas Antioksidan dari Daun Nasi (Phrynium capitatum) dengan Metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Jurnal MIPA, 3(1), 11.
Yahendri, dan Yenny, S.W. (2012). Berbaagai Bentuk Sediaan Topikal Dalam
Dermatologi. CDK-194, 39(6), 423 – 430.
Zuhra, cut fatimah. (2008). Senyawa Flavonoid Dari Daun Katuk ( Sauropus
androgunus ( L ) Merr .). 3(1), 10–13.
Zulkarya, L. G., & Hastuti, E. D. (2018). Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol
Rumput Laut Coklat (Padina Australis) Dan Uji Aktivitas Antioksidan
Menggunakan Dpph. Cendekia Journal Of Pharmacy. Https://Doi.Org/10.
31596/Cjp.V2i1.20
7
LAMPIRAN
Didapatkan
Hasil maserat dipekatkan Ekstrak
dengan Rotarykental
evaporator
7
Lampiran 2. Skema Pembuatan Krim
Fase Air
Fase Minyak Trietanolamin (TEA), gliserin,
Asam stearat, setil alkohol dan VCO nipagin, dan air suling
7
Lampiran 3. Skema Pengujian Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim
Masing-masing
bang 1,97 mg dilarutkan dalam 50 ml metanol, diperolehDitimbang formula
konsentrasi 1 0,1
mgmMkrim
vit ditimbang sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 50 m
C dilarutkan dalam
10 ml metanol
(100 ppm).
Dibuat deret dalam
beberapa
konsentrasi
ntuan panjang gelombang maksimum DPPH 2,2-Diphenyl-1- Picrylhydrazylyaitu 2,
4, 6, 8 dan 10 ppm Kemudian dibuat beberapa
seri konsentrasi 50, 100,
150, 200 dan 250 ppm
Diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang
Analisa Data gelombang maksimum yang
diperoleh.
7
Lampiran 4. Perhitungan Rendemen
Berat ekstrak
% Rendemen = Berat awal
sampel × 100 %
99,74
% Rendemen =
gram × 100 %
4000 gram
% Rendemen = 2,49%
7
Lampiran 5. Skrining Metabolit Sekunder
Senyawa
Reagen Keterangan Hasil Gambar
Kimia
Alkaloid
Wilsater
(0,05 Serbuk Perubahan warna
Flavonoid +
Mg + 10 tetes menjadi kuning
HCl Pekat)
Perubahan warna
Fenolik FeCl3 1% menjadi hijau +
kehitaman
7
Steroid Lieberman – Hijau kebiruan +
Burchard
(Asam Asetat +
H2SO4 Pekat) Tidak ada
Terpenoid -
perubahan
Aquadest panas,
Terbentuk busa
Saponin kocok + HCL +
stabil
2N
7
Lampiran 6. Evaluasi Uji Organoleptis Krim Ekstrak Spons Laut
8
Lampiran 7. Evaluasi Uji Homogenitas Krim Ekstrak Spons Laut
Formula Hasil
Basis Krim Homogen ( Tidak terdapat butiran kasar )
5% Homogen ( Tidak terdapat butiran kasar )
7,5 % Homogen ( Tidak terdapat butiran kasar )
10 % Homogen ( Tidak terdapat butiran kasar )
8
Lampiran 8. Evaluasi Uji pH Krim Ekstrak Spons Laut
Formula Hasil
Basis Krim 6
5% 5
7,5 % 5
10 % 5
8
Lampiran 9. Evaluasi Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Spons Laut
Formula Hasil
Basis Krim 5,62 cm
5% 5,47 cm
7,5 % 5,21 cm
10 % 5,10 cm
F0 FI FII FIII
Kontrol (-) Ekstrak 5% Ekstrak 7,5% Ekstrak 10%
8
Lampiran 10. Evaluasi Uji Viskositas Krim Ekstrak Spons Laut
8
Lampiran 11. Evaluasi Uji Tipe Krim Ekstrak Spons Laut
Metilen Blue
8
Lampiran 12. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Berbagai Konsentrasi
F0 y = 0,0308x + 7,8022
1370,06
(Kontrol Negatif) R² = 0,927
y = 0,0962x -1,9231
FI (5%) 539,74
R² = 0,989
y = 0,1121x + 5,3846
FII (7,5%) 398,00
R² = 0,9205
y = 0,2124x -1,8544
FIII (10%) 244,14
R² = 0,9906
8
Lampiran 13. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Ekstrak Spons Laut
Tabel 11. Hasil Uji Antioksidan Vitamin C
0,728 – 0,503
%inhibisi 2 ppm = X 100%
0,728
= 30,90%
0,728 – 0,457
%inhibisi 4 ppm = X 100%
0,728
= 37,22%
0,728 – 0,298
%inhibisi 6 ppm = X 100%
0,728
= 59,06%
0,728 – 0,237
%inhibisi 8 ppm = X 100%
0,728
= 67,44%
0,728 – 0,050
%inhibisi 10 ppm = X 100%
0,728
= 93,13%
8
VITAMIN C
100,00
93,1 3
90,00
80,00
70,00 67,4 5
60,00 59,0 7
50,00
%INHIB
40,00 3 7,23
30,00
20,00 30,9 1 y = 11,15 4 + 7,734x
10,00 R² =0,9611
0,00
024 6 8 10 12
KONSENTRASI
y = a + bx
y = 11,154 + 7,734x
50 = 11,154 + 7,734x
50 – 11,154 = 7,734x
x = 5,02 ppm
8
Tabel 12. Hasil Uji Antioksidan Krim Kontrol Negatif
0,728 – 0,656
%inhibisi 50 ppm = X 100%
0,728
= 9,89%
0,728 – 0,655
%inhibisi 100 ppm = X 100%
0,728
= 10,03%
0,728 – 0,634
%inhibisi 150 ppm = X 100%
0,728
= 12,91%
0,728 – 0,631
%inhibisi 200 ppm = X 100%
0,728
= 13,32%
0,728 – 0,612
%inhibisi 250 ppm = X 100%
0,728
= 15,93%
8
F0 KRIM KONTROL NEGATIF
18,00
16,00 15,93
14,00
12,91 13,32
12,00
10,00
9,89 10,03
8,00
%INHIB
6,00
y = 7,8022 + 0,0308x
4,00
R² = 0,927
2,00
0,00
y = a + bx
y = 7,8022 + 0,0308x
50 = 7,8022 + 0,0308x
50 – 7,8022 = 0,0308x
x = 1370,06 ppm
9
Tabel 13. Hasil Uji Antioksidan Krim Ekstrak 5%
0,728 – 0,702
%inhibisi 50 ppm = X 100%
0,728
= 3,57%
0,728 – 0,681
%inhibisi 100 ppm = X 100%
0,728
= 6,45%
0,728 – 0,636
%inhibisi 150 ppm = X 100%
0,728
= 12,64%
0,728 – 0,597
%inhibisi 200 ppm = X 100%
0,728
= 17,99%
0,728 – 0,569
%inhibisi 250 ppm = X 100%
0,728
= 21,84%
9
F3 KRIM EKSTRAK 5%
30,00
25,00
21,84
17,99
20,00
%INHIB
12,64
15,00
y = a + bx
y = -1,9231 + 0,0962x
50 = -1,9231 + 0,0962x
50 + 1,9231 = 0,0962x
x = 539,74 ppm
9
Tabel 14. Hasil Uji Antioksidan Krim Ekstrak 7,5%
0,728 – 0,632
%inhibisi 50 ppm = X 100%
0,728
= 13,19%
0,728 – 0,610
%inhibisi 100 ppm = X 100%
0,728
= 16,21%
0,728 – 0,586
%inhibisi 150 ppm = X 100%
0,728
= 19,51%
0,728 – 0,542
%inhibisi 200 ppm = X 100%
0,728
= 25,55%
0,728 – 0,462
%inhibisi 250 ppm = X 100%
0,728
= 36,54%
9
F3 KRIM EKSTRAK 7,5%
40,00 36,54
35,00
30,0025,55
25,00 19,51
%INHIB
20,00 16,21
15,00 13,19
y = 5,3846 + 0,1121x
10,00R² = 0,9205
5,00
0,00
y = a + bx
y = 5,3846 + 0,1121x
50 = 5,3846 + 0,1121x
50 - 5,3846 = 0,1121x
x = 398,00 ppm
9
Tabel 15. Hasil Uji Antioksidan Krim Ekstrak 10%
0,728 – 671
%inhibisi 50 ppm = X 100%
0,728
= 7,83%
0,728 – 0,587
%inhibisi 100 ppm = X 100%
0,728
= 19,37%
0,728 – 0,490
%inhibisi 150 ppm = X 100%
0,728
= 32,69%
0,728 – 0,444
%inhibisi 200 ppm = X 100%
0,728
= 39,01%
0,728 – 0,356
%inhibisi 250 ppm = X 100%
0,728
= 51,10%
9
KRIM EKSTRAK 10%
70,00
60,00
51,10
50,00
%INHIB 39,01
32,69
40,00
19,37
30,00
y = - 1,85 44 + 0,2124x
7,83 R² = 0,9906
20,00
y = a + bx
y = -1,8544 + 0,2124x
50 = -1,8544 + 0,2124x
50 + 1,8544 = 0,2124x
x = 244,14 ppm
9
Lampiran 14. Pengujian Aktivitas Antioksidan
DPPH 0,1 mM
Vitamin C
F0 F1 F2 F3
9
2 ppm 4 ppm 6 ppm 8 ppm 10 ppm
9
50 ppm 100 ppm 150 ppm 200 ppm 250 ppm
Gambar 26. Larutan Uji Krim Ekstrak 7,5% ditambah DPPH 0,1 mM
Gambar 27. Larutan Uji Krim Ekstrak 10% ditambah DPPH 0,1 mM