Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Tanamanpesisir Pantai Sekupang Kota Batam
Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Tanamanpesisir Pantai Sekupang Kota Batam
Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Tanamanpesisir Pantai Sekupang Kota Batam
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi
61608100817023
BATAM
2021
HALAMAN PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Formulasi Dan Uji Stabilitas
Sediaan Krim Tanaman Pesisir Pantai Sekupang Kota Batam” ini, sepenuhnya Skripsi
saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang
lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam skripsi ini klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Yang Menyatakan,
Sebagai civitas akademika Institut Kesehatan Mitra Bunda Persada, Saya yang
NIM : 61608100817023
Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas karya
“Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Tanaman Pesisir Pantai Sekupang
Kota Batam”
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Institut Kesehatan Mitra Bunda
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Pemilik Hak
Cipta.
Yang Menyatakan,
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Farmasi pada Program Studi Sarjana Farmasi Institut Kesehatan Mitra Bunda
Batam
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Batam
2.
apt. Sri Hainil, M.Farm Anggota
4.
Hesti Marliza, M,Si Anggota
Bismillahirohmanirohim
Amiin…
Riwayat Pendidikan
\
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan target
waktu yang ditetapkan. Dalam hal ini penyusun skripsi dimaksudkan untuk memenuhi
syarat guna mencapai gelar Sarjana Farmasi, Institut Kesehatan Mitra Bunda.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
1. Bapak Dr.H. Mawardi Badar, M.M selaku Rektor Institut Kesehatan Mitra
Bunda Batam
2. Ibu apt. Sri Hainil, M.Farm., selaku Ketua Program Studi Program Sarjana
3. Ibu apt. Delladari Mayefis, M. Farm selaku Dosen Pembimbing I yang telah
baik.
4. Ibu apt. Sri Hainil, M.Farm., selaku Dosen Pembimbing II yang telah senantiasa
i
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta laboran Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam
yag telah senantiasa memberi bantuan dan bersabar dalam mendidik penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Andalas Padang yang telah meluangkan
7. Teristimewa kepada keluarga terkhusus kepada ayah saya Jhonny Arsih Pohan
dan ibu saya Supriyati serta kakak saya Fajar Rahmat yang senantiasa
8. Teman seperjuangan prodi Farmasi angkatan 2017 yang telah berjuang bersama
dari awal sampai akhir hingga dapat meraih gelar dan wisuda.
Semoga Tuhan YME membalas kebaikan dari semua pihak yang telah
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Yang Menyatakan
ii
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
BUNDA
BATAM
Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Tanaman Pesisir Pantai Sekupang
Kota Batam
Xi + 106 Halaman + 52 Tabel + 31 Gambar + 57 Lampiran
ABSTRAK
Indonesia khususnya Kepulauan Riau mempunyai pesisir pantai yang sangat luas salah
satunya adalah pesisir pantai Sekupang Kota Batam yang memiliki keanekaragam
tanaman yang dapat kita manfaatkan sebagai obat maupun kosmetik salah satunya
dalam bentuk krim. Krim merupakan sediaan topikal yang mempunyai tekstur yang
mudah menyebar rata dan tidak lengket. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tanaman pesisir pantai Sekupang dapat diformulasikan dalam sediaan krim
dan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan krim dari tanaman pesisir pantai stabil
dalam cycling test. Tanaman pesisir pantai Sekupang yang digunakan adalah rumput
laut coklat (Sargassum polycystum), jotang (Sphagneticolia trilobata), ketapang
(Terminalia catappa), petai Cina (Leucaena leucocephala), katang-katang (Ipomoea
pes-capreae), buas-buas (Volkameria inermis) dan seruni (Melanthera biflora).
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan satu
konsentrasi pada setiap sediaan krim ekstrak. Ekstrak tanaman diperoleh dengan cara
maserasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanaman pesisir pantai Sekupang
menghasilkan sediaan krim ekstrak yang mempunyai homogenitas dan pH yang stabil,
viskositas dan daya sebar yang memenuhi syarat, namun pada organoleptis ada sedikit
perubahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tanaman-tanaman pesisir pantai
Sekupang dapat di formulasikan ke dalam bentuk sediaan krim dan hasil stabilitas fisik
krim ekstrak tanaman dalam cycling test menyatakan 4 diantara 7 krim ekstrak tanaman
tidak stabil pada siklus ke-6 dengan ditandai adanya perubahan warna yaitu pada krim
ekstrak petai cina, ketapang, buas-buas dan seruni.
iii
Undergraduate PROGRAM IN PHARMACEUTICAL SCIENCES
BUNDA
BATAM
ABSTRACT
Indonesia, especially the Riau Islands, has a very wide coastline, one of which is
the coast of Sekupang, Batam City, which has a diversity of plants that we can use
as medicine or cosmetics, one of which is in the form of cream. Cream is a topical
preparation that has a texture that is easy to spread evenly and is not sticky. The
purpose of this study was to determine the Sekupang coastal plants can be
formulated in cream preparations and to determine the physical stability of cream
preparations from stable coastal plants in the cycling test. Sekupang coastal plants
used are brown seaweed (Sargassum polycystum), jotang (Sphagneticolia
trilobata), ketapang (Terminalia catappa), Chinese petai (Leucaena leucocephala),
katang-katang (Ipomoea pes-capreae), ferocious (Volkameria inermis) ) and
chrysanthemum (Melanthera biflora). This research method uses a laboratory
experimental method with one concentration in each plant extract cream
preparation. Plant extracts obtained by maceration. The results of this study
indicate that the Sekupang coastal plants produce cream extract preparations that
have homogeneity and stable pH, viscosity and dispersibility that meet the
requirements, but in organoleptic there is little change. The conclusion of this study
is that Sekupang coastal plants can be formulated into cream dosage forms and the
results of the physical stability of the plant extract cream in the cycling test stated
that 4 of the 7 plant extract creams were unstable in the 6th cycle with a marked
change in color, namely at cream of extracts of Chinese petai, ketapang , ferocious
and chrysanthemum plant extracts.
iv
DAFTAR ISI
v
2.4.1 Klasifikasi Tanaman Petai Cina (Leucaena leucocephala) ............ 8
2.4.2 Morfologi Tanaman ....................................................................... 9
2.4.3 Manfaat ......................................................................................... 9
2.4.4 Kandungan Kimia .......................................................................... 9
2.5 Tanaman Katang-katang (Ipomoea pes-capreae)...................................... 9
2.5.1 Klasifikasi Tanaman Katang-katang (Ipomoea pes-capreae) .......... 9
2.5.2 Morfologi Tanaman ..................................................................... 10
2.5.3 Manfaat ....................................................................................... 10
2.5.4 Kandungan Kimia ........................................................................ 10
2.6 Tanaman Buas-buas (Volkameria inermis) ........................................... 11
2.6.1 Klasifikasi Tanaman Buas-buas (Volkameria inermis) ................ 11
2.6.2 Morfologi Tanaman ..................................................................... 11
2.6.3 Manfaat ....................................................................................... 11
2.6.4 Kandungan Kimia ........................................................................ 12
2.7 Tanaman Seruni (Melanthera biflora). .................................................. 12
2.7.1 Klasifikasi Seruni (Melanthera biflora). ...................................... 12
2.7.2 Morfologi Tanaman .................................................................... 12
2.7.3 Manfaat ....................................................................................... 13
2.7.4 Kandungan Kimia ........................................................................ 13
2.8 Ekstraksi ............................................................................................... 13
2.8.1 Definisi Ekstraksi ........................................................................ 13
2.8.2 Tujuan Ekstraksi .......................................................................... 13
2.8.3 Macam-Macam Ekstraksi ............................................................ 13
2.9 Skrining Fitokimia ............................................................................... 14
2.10 Krim .................................................................................................. 16
2.10.1 Definisi Krim............................................................................. 16
2.10.2 Penggolongan Krim ................................................................... 16
2.10.3 Keuntungan Penggunaan Krim .................................................. 17
2.10.4 Kerugian Penggunaan Krim ....................................................... 17
2.10.5 Bahan - Bahan Dalam Pembuatan Krim ..................................... 18
2.11 Kulit .................................................................................................... 18
2.12 Uji Evaluasi Sediaan Krim .................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 22
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 22
vi
3.2 Pengambilan Sampel ............................................................................. 22
3.3 Alat dan Bahan ...................................................................................... 22
3.3.1 Alat ............................................................................................. 22
3.3.3 Bahan .......................................................................................... 22
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................ 23
3.4.1 Penyiapan Ekstrak ....................................................................... 23
3.4.2 Penyiapan Ekstrak ....................................................................... 23
3.4.3 Standarisasi Ekstrak..................................................................... 24
3.4.4 Skrining Fitokimia ....................................................................... 25
3.4.5 Pembuatan Krim .......................................................................... 27
3.4.6 Uji Evaluasi Sediaan Krim ........................................................... 29
3.5 Analisis Data ......................................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 32
4.1 Hasil ..................................................................................................... 32
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 46
5.1 Hasil ..................................................................................................... 46
5.2 Saran ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47
LAMPIRAN ..................................................................................................... 50
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 33. Hasil Uji Normalitas Penyimpanan 25oC (Daya Sebar) ...................... 97
Tabel 34. Hasil Uji Normalitas Cycling Test ...................................................... 97
Tabel 35. Hasil Uji Homogenitas Penyimpanan 4oC (Daya Sebar) ..................... 98
Tabel 36. Hasil Uji Homogenitas Penyimpanan 25 oC (Daya Sebar) ................... 98
Tabel 37. Hasil Uji Homogenitas Cycling Test .................................................. 98
Tabel 38. Hasil Uji Two Way Annova Penyimpanan 4oC (Daya Sebar) .............. 99
Tabel 39. Hasil Uji Two Way Annova Penyimpanan 25oC (Daya Sebar) .......... 100
Tabel 40. Hasil Uji Two Way Annova Cycling Test ......................................... 100
Tabel 41. Hasil Uji Viskositas Penyimpanan 4oC............................................. 102
Tabel 42. Hasil Uji Viskositas Penyimpanan 25oC........................................... 102
Tabel 43. Hasil Uji Viskositas Cycling Test ..................................................... 102
Tabel 44. Hasil Uji Normalitas Penyimpanan 4oC (Viskositas) ........................ 103
Tabel 45. Hasil Uji Normalitas Penyimpanan 25oC (Viskositas) ...................... 103
Tabel 46. Hasil Uji Normalitas Cycling Test .................................................... 103
Tabel 47. Hasil Uji Homogenitas Penyimpanan 4oC (Viskositas)..................... 104
Tabel 48. Hasil Uji Homogenitas Penyimpanan 25 oC (Viskositas)................... 104
Tabel 49. Hasil Uji Homogenitas Cycling Test ................................................ 104
Tabel 50. Hasil Uji Two Way Anova Penyimpanan 4oC (Viskositas) ............... 105
Tabel 51. Hasil Uji Two Way Anova Penyimpanan 25oC (Viskositas) ............. 105
Tabel 52. Hasil Uji Two Way Anova Cycling Test ........................................... 106
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
sangat luas dengan keanekaragam tanaman yang dapat kita manfaatkan sebagai
obat maupun bahan obat. Salah satu pantai yang memiliki keanekaragaman
hayati ini adalah pesisir pantai Sekupang kota Batam. Namun sampai saat ini
tanaman yang berada di pesisir pantai Sekupang ini belum dimanfaatkan secara
Salah satu keuntungan penggunaan krim adalah mudah menyebar rata dan
dapat digunakan sebagai tabir surya dan dapat di formulasikan dalam bentuk
sediaan krim yang menghasilkan warna hijau kecoklatan dan tidak lengket
(Zulkarya, dkk,. 2018). Daun ketapang (Terminalia catappa) dan Daun katang-
yang tidak mengiritasi (Yulinah, dkk,. 2006; Raintung The, dkk,. 2013).
sediaan krim yang berasal dari tanaman pesisir pantai. Namun belum ada
peneliti yang mengambil langsung sampel dari pantai Sekupang Batam. Maka
1
peneliti tertarik melakukan penelitian untuk formulasi dan uji stabilitas fisik
kota Batam.
sediaan krim?
2. Apakah sediaan krim dari tanaman yang berada pesisir pantai Sekupang
2. Untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan krim dari tanaman pesisir pantai
Manfaat yang dapat kita dapat dari penelitian formulasi krim ini yaitu:
2
perairan Batam dan memanfaatkan pembuatan sediaan yang akan
Batam.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
4
permukaan air dan mendapatkan intensitas cahaya matahari (Alamsyah,
dkk,. 2014).
2.1.3 Manfaat
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Sphagneticolia
5
2.2.2 Morfologi Tanaman
Tanaman ini memiliki tingggi 15-30 cm. Daun berbentuk oval dengan
panjang antara 1-12 cm dan lebar antara 0,5-7 cm. Tangkai daun
2.2.3 Manfaat
(Lumbantobing, 2010).
2010).
6
2.3 Tanaman Ketapang (Terminalia catappa)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Mystales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
2015).
dengan tepi daun yang rata dan pangkal daun yang meruncing
7
2.3.3 Manfaat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
8
2.4.2 Morfologi Tanaman
dalam waktu satu tahun dapat mencapai garis tengah 10-15 cm.
Selain itu batang memiliki bentuk besar dan agak pendek. Bijinya
berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji tersebut berwarna
2.4.3 Manfaat
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L
2004).
9
Gambar 5. Katang-katang (Ipomoea pes-capreae)
(Sumber: Data Penelitian, 2021).
2.5.3 Manfaat
2018).
10
2.6 Tanaman Buas-buas (Volkameria inermis)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Volkameria
hingga 80 cm. Selain itu memiliki daun yang berbentuk elips sampai
lonjong atau bulat telur, dengan tepi daun bergerigi sampai rata dan
2.6.3 Manfaat
11
2.6.4 Kandungan Kimia
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Melanthera
12
2.7.3 Manfaat
2.8 Ekstraksi
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar
2008).
a. Cara Dingin
1. Maserasi
13
2. Perkolasi
b. Cara Panas
1. Refluks
2000).
2. Sokhletasi
3. Destilasi (Penyulingan)
1. Alkaloid
alam seperti hewan dan tumbuhan, bersifat basa dan mengandung satu
14
atau lebih atom nitrogen. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu
2. Flavonoid
biru, dan warna ungu dari buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk
dalam famili polifenol yang larut dalam air (Arifin & Ibrahim, 2018).
3. Terpenoid
kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif. Senyawa ini paling
(Robinson, 1995).
4. Fenolik
mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai
15
5. Saponin
laut tingkat rendah dan beberapa bakteri (Novitasari & Putri, 2016).
2.10 Krim
2012)
air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
16
2). Tipe A/M atau W/O
stearat
2013).
17
2.10.5 Bahan - Bahan Dalam Pembuatan Krim
a. Asam Stearat
b. Trietanolamin (TEA)
c. Nipagin
2.11 Kulit
seluruh permukaan tubuh dan merupakan 15% dari berat tubuh dan
luasnya 1,50 – 1,75 m². Rata-rata tebal kulit 1-2 mm (Harahap, 2000).
18
Secara anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan, pada umumnya
lemak di bawah kulit. Lapisan terluar kulit adalah stratum korneum atau
lapisan tanduk yang terdiri dari sel-sel padat mati dan sel-sel keratin yang
1. Uji Organoleptik
2013).
2. Uji Homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Nireesha dkk,. 2013).
19
3. Uji pH
sedangkan apabila terlalu asam maka akan terjadi iritasi kulit (Nireesha
dkk,. 2013).
6 rpm dan kecepatan 12 rpm. Pada suhu 25°C tiap masing masing
25°C. Nilai viskosias krim yang ideal adalah lebih dari 5000 cps
anak timbangan. Sampel sebanyak 0,5 gram diletakkan pada kaca objek
20
Uji Stabilitas merupakan uji kemampuan suatu produk untuk
perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir pengujian (Nireesha
dkk,. 2013).
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sekupang Batam, Kepulauan Riau pada hari jumat tanggal 29 Februari 2021
3.3.1 Alat
saring, spatula, alumunium foil, lumpang dan alu, water bath, cawan
3.3.3 Bahan
22
3.4 Prosedur Penelitian
penelitian ini.
Sampel dicuci bersih dengan air mengalir agar terbebas dari tanah dan
pasir. Lalu sampel ditiriskan dan ditimbang berat awal basah masing-
dengan tujuan terhindar dari cahaya atau penerangan agar proses dapat
23
berlangsung secara efektif. Inkubasi dilakukan selama 3x24 jam
1. Pemeriksaan Rendemen
2. Organoleptis
105oC selama 30 menit dan telah ditara. Setelah itu kurs porselin
selama 7 jam.
24
Kadar Abu = (C-A) x 100%
(B-A)
Keterangan:
A= Berat kurs porselin kosong yang telah dipijar
B = Berat kurs porselin+ sampel sebelum pemijaran
C = Berat kurs porselin+ sampel setelah pemijaran
pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara, lalu keluarkan
konstan.
Keterangan:
25
3.4.4 Skrining Fitokimia
1. Pengujian Alkaloid
2. Pengujian Flavonoid
3. Pengujian Saponin
2006).
4. Pengujian Fenolik
26
Sampel ekstrak ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1%. Jika
minyak dan fase air. Fase minyak yaitu asam stearate dilebur diatas
penangas air dengan suhu 70°-75°C, fase air yaitu nipagin, gliserin,
27
Tabel 1. Formula Krim Ekstrak Tanaman Pesisir Pantai (Zulkarya, 2018)
Gliserin Humektan 15 15 15 15 15 15 15 15
Trietanolamin Pengemulsi 3 3 3 3 3 3 3 3
Nipagin Pengawet 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
VCO Pelembab 10 10 10 10 10 10 10 10
ad ad ad ad ad ad ad
Aquadest Pelarut ad 100 ml 100 100 100 100 100 100 100
ml ml ml ml ml ml ml
Keterangan :
K K : Katang-katang K : Ketapang
R L : Rumput Laut Coklat B B : Buas-buas
J : Jotang S : Seruni
P C : Petai Cina
100 gram bahan dasar vanishing cream sedikit demi sedikit sambil
28
3.4.6 Uji Evaluasi Sediaan Krim
1. Uji Organoleptik
dkk,. 2013)
2. Uji Homogenitas
3. Uji pH
dkk,. 2013).
29
suhu 25°C tiap masing masing pengukuran dibaca skalanya
timbul bintik bintik biru maka krim yang dihasilkan tipe air dalam
minyak (A/M).
Daya sebar krim yang baik antara 5-7 cm (Nireesha, dkk,. 2013).
30
7. Uji Stabilitas
Cycling Test
berupa dari pengamatan daya sebar dan viskositas. Data tersebut selanjutnya
way.
31
BAB IV
4.1 Hasil
dan 30).
32
sebanyak 133,7 g sehingga persentasi ekstrak kental yang
dan 26).
2,05 % dan kadar abu total sebesar 57,29 % (Lampiran 17 dan 18).
33
9. Hasil uji skrining ekstrak methanol rumput laut coklat (Sargassum
semua sediaan memiliki bentuk semi solid atau setengah padat dan
Tabel 25)
34
15. Evaluasi uji homogenitas sediaan kontrol negatif dan krim ekstrak
16. Evaluasi uji pH sediaan kontrol negatif dan krim ekstrak masing-
(Lampiran 52).
17. Evaluasi uji daya sebar untuk sediaan kontrol negatif dan krim
18. Evaluasi uji tipe krim sediaan kontrol negatif dan masing-masing
19. Evaluasi uji viskositas, sediaan krim kontrol negatif dan masing-
20. Hasil uji stabilitas cycling test terhadap sediaan krim kontrol
35
pada krim ekstrak jotang dan untuk sediaan krim kontrol negatif
4.2 Pembahasan
mengetahui stabilitas fisik sediaan krim dari tanaman pesisir pantai stabil
kental, telah dipetik terlebih dahulu dan dicuci, kemudian ditiriskan dan
dijemur pada pada ruangan yang terhindar dari cahaya matahari, agar
biaya operatif relatif lebih rendah, dan tanpa pemanasan (Marjoni, 2016).
beberapa kali pengadukan pada suhu ruang (Depkes RI 2000). Metode ini
dilakukan dengan cara merendam sampel dengan pelarut dan pelarut yang
agar didapatkan hasil ekstrak yang lebih optimal. Pelarut metanol digunakan
semua senyawa organik polar dan non polar dengan titik didih yang rendah
36
yaitu 64,7°C sehingga mudah diuapkan. Kemudian dilanjutkan dengan
evaporator ini dapat mengubah hasil ekstrak menjadi ekstrak kental yaitu
dengan cara menguapkan pelarut yang masih terdapat pada hasil ekstrak
dengan menggunakan suhu yang sesuai. Semakin banyak nilai ekstrak yang
dihasilkan maka akan menghasilkan nilai rendemen yang tinggi pula (Depkes
RI, 2000).
mengetahui mutu dari suatu ekstrak (Depkes RI, 2000). Standarisasi ekstrak
dapat tersari dalam ekstrak juga cukup besar (Soetarno, dkk,. 1997). Hasil
37
Penetapan susut pengeringan bertujuan untuk mendapatkan persentase
tidak hanya menggambarkan air yang hilang tetapi juga senyawa menguap
lain, misalnya minyak atsiri dan sisa pelarut organik. Hasil susut pengeringan
ketujuh ekstrak memenuhi syarat yaitu dibawah 10% (Depkes RI, 2000).
kandungan mineral suatu bahan. Mineral tersebut dapat berupa garam organik
(misalnya garam dari asam malat, oksalat, pektat) atau garam anorganik
(misalnya fosfat, karbonat, klorida, sulfat nitrat dan logam alkali). Oleh
karena itu sangat sulit menentukan jumlah mineral dalam bentuk aslinya,
setiap uji. Hasil uji skrining fitokimia ekstrak methanol rumput laut coklat
flavonoid, triterpenoid dan juga saponin. Hasil uji skrining ekstrak methanol
senyawa fenolik, triterpenoid dan juga saponin. Hasil uji skrining ekstrak
senyawa fenolik, alkaloid, flavonoid dan juga saponin. Hasil uji skrining
38
ekstrak methanol seruni (Melanthera biflora) menunjukkan hasil positif pada
senyawa fenolik, steroid dan juga saponin. Hasil uji skrining ekstrak methanol
pada rumput laut coklat dan katang-katang pada peneliti terdahulu tidak
dalam suatu tanaman ditentukan oleh suhu, iklim, kesuburan tanah, serta letak
standar vanishing cream (Fornas, 1978) yaitu asam stearat sebagai basis krim,
air sebagai pelarut. Setelah krim dibuat kemudian dilakukan uji tipe krim
(globul warna biru). Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu semua
formula sediaan krim yang dibuat merupakan tipe krim M/A yang ditandai
dengan tersebar meratanya metilen blue pada krim tanpa adanya bintik-bintik
atau globul yang terbentuk (Ansel, 1989). Tipe krim M/A ini dipilih sejak
awal karena tipe krim ini lebih mudah menyebar di permukaan kulit, tidak
39
Kemudian masing-masing sediaan krim dilakukan uji stabilitas fisik
dengan dua rangkaian pengujian, yaitu uji cycling test dan uji penyimpanan
terhadap suhu rendah (4°C) dan suhu tinggi (40°C). Uji cycling test dilakukan
dengan tujuan sebagai suatu simulasi produk yang selama proses distribusi
Oleh karena itu, uji cyling test ini dilakukan pada suhu dan interval waktu
tertentu, yaitu pada suhu rendah 4°C selama 24 jam dan suhu tinggi 40°C
selama 24 jam. Perlakuan ini disebut dengan satu siklus, siklus ini dilakukan
sebanyak 6 siklus selama 12 hari. Apabila tiga siklus selama proses cycling
test tidak terjadi perubahan yang signifikan dapat diartikan bahwa produk
dapat stabil selama proses distribusi (Sanjay, dkk,. 2003). Pada panelitian
Pada uji penyimpanan sediaan krim terhadap suhu yang berbeda yang
memiliki fungsi untuk mengetahui kestabilan sediaan krim yang telah dibuat
perubahan fisik yang akan terjadi pada krim, meliputi beberapa parameter
seperti uji organoleptis, uji homogenitas , uji daya sebar, uji pH, dan uji
viskositas.
40
Uji Organoleptis dilakukan dengan mengamati fisik berupa warna
bentuk warna dan bau dari sediaan krim (Anief,1997). Pengujian organoleptis
krim menghasilkan warna hijau kekuningan hingga coklat tua ini sesuai
dengan warna ekstrak yang ditambahkan pada sediaan krim. Semua hasil
evaluasi krim yang didapat memiliki tekstur yang baik (mudah dioleskan dan
ketercampuran bahan yang terdapat pada sediaan krim sehingga pada saat
Homogenitas ini ini ditandai dengan tidak adanya butiran atau partikel halus
krim ketika diaplikasikan pada kulit. Semakin tinggi nilai daya sebar krim
yang dapat diratakan pada kulit maka akan semakin memperluas area kulit
dan absorpsi zat aktifnya semakin besar. Hasil pengujian menunjukkan nilai
daya sebar dari masing-masing krim yang telah memenuhi syarat karena nilai
daya sebar yang memenuhi syarat yaitu dalam rentang 5-7 cm (Depkes RI,
2000).
40C , 250C dan cycling test menunjukan hasil nilai signifikansi (p > 0,05),
41
maka diketahui bahwa populasi data uji memenuhi persyaratan uji normalitas.
mengetahui populasi data yang diuji mempunyai varian yang homogen atau
tidak. Hasil ini menunjukkan data uji daya sebar pada penyimpanan suhu 40C
memiliki varian yang homogen dengan nilai signifikan 1.000 (p > 0,05), pada
penyimpanan suhu 250C 1.000 (p > 0,05) dan pada cycling test memiliki
varian yang homogen dengan nilai signifikan 1.000 (p > 0,05), yang berarti
data uji memiliki varian yang homogen dapat dilanjutkan untuk uji Two-Way
> 0,05) pada penyimpanan suhu 40C, pada penyimpanan 250C menunjukan
nilai signifikan 1.000 (p > 0,05) dan pada cycling test menunjukan nilai
signifikan 1.000 (p > 0,05). Pada data uji two way daya sebar sediaan krim
pada penyimpanan suhu 40C, suhu 250C dan cycling test dapat dikatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna karena semua hasil data memiliki
sediaan krim yang dibuat memiliki pH yang sesuai dengan pH fisiologis kulit.
RI, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa nilai pH sediaan krim masih berada
42
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui nilai viskositas atau
kekentalan dari sediaan krim yang telah dibuat. Semakin tinggi nilai
viskositas suatu sediaan maka semakin padat sediaan krim tersebut. Dan nilai
viskositas akan berbanding terbalik dengan nilai daya sebar, semakin tinggi
nilai viskositas suatu sediaan maka akan semakin rendah nilai daya sebar
sediaan tersebut. Hasil uji viskositas dari masing-masing sediaan krim yang
40C ,250C dan cycling test menunjukan hasil nilai signifikansi (p > 0,05),
homogen atau tidak. Hasil ini menunjukkan data uji viskositas pada
signifikan 0.261 (p > 0,05), pada penyimpanan suhu 250C 0.253 (p > 0,05)
dan pada cycling test memiliki varian yang homogen dengan nilai signifikan
1.000 (p > 0,05), yang berarti data uji memiliki varian yang homogen dapat
menunjukan nilai signifikan 0.228 (p > 0,05) pada penyimpanan suhu 40C,
pada penyimpanan 250C menunjukan nilai signifikan 0.204 (p > 0,05) dan
pada cycling test menunjukan nilai signifikan 0.990 (p > 0,05). Pada data uji
43
two way viskositas sediaan krim pada penyimpanan suhu 40C, suhu 250C
dan cycling test dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna
karena semua hasil data memiliki nilai sig >0,05 dengan tingkat
kepercayaan 95%.
dimulai dari minggu ke-1 hingga minggu ke-4 tidak menunjukkan adanya
perubahan baik dari segi fisik bentuk, warna maupun bau jika dibandingkan
dengan krim minggu ke-0. Dan begitu juga pada penyimpanan suhu kamar
(25°C), tidak menunjukkan adanya perubahan baik dari segi fisik bentuk,
warna maupun bau jika dibandingkan dengan krim minggu ke-0. Krim dapat
dinyatakan tidak stabil jika terjadi perubahan sediaan terhadap warna yang
menjadi lebih pudar, bau yang menjadi lebih tengik, atau fisik yang menjadi
lebih encer.
tetap homogen baik pada suhu penyimpanan suhu kamar maupun suhu
bahwa krim kontrol negatif, krim ekstrak rumput laut coklat, krim ekstrak
sediaan krim ekstrak petai cina, krim ekstrak ketapang, krim ekstrak buas-
buas dan krim ekstrak seruni tidak stabil pada siklus ke 6, yang ditandai
44
mengalami penurunan (Wulandari, 2016). Sehingga sediaan krim ekstrak
Apabila tiga siklus selama proses cycling test tidak terjadi perubahan yang
signifikan dapat diartikan bahwa produk dapat stabil selama proses distribusi
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
sediaan krim
2. Stabilitas sediaan krim dari tanaman pesisir pantai dalam cycling test
namun 4 krim ekstrak tanaman lainnya yaitu petai cina, ketapang, buas-
ditandai dengan adanya perubahan warna pada sediaan krim ekstrak, hal
perubahan warna.
5.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
Agustina., Wahyudi, Hanna., 2018, Sediaan Salep Ekstrak Daun Kelor (Moringa
Oleifera Lam) Sebagai Penyembuhan Luka Bakar Topikal Pada Kelinci
(Oryctolagus Cuniculus), Institut Kesehatan Deli Husada Delitua, Jurnal
Farmasimed (JFM) Vol. 1 No.1.
Alamsyah, H. K., Ita W., Agus S. 2014. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut
Sargassum cinereum (J.G. Agaradh) Dari Perairan Pulau Panjang Jepara
Terhadap Bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus epidermidis. Journal
Of Marine Research, 3(2) : 69- 78
Anonim. 2012. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2012
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI
Press. Hal. 158.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia,
113- 115, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat cetakan pertama, Jakarta: Departemen Kesehatan
republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI (I997). Materi Medika Indonesia Jilid VI . Jakarta:
Depkes RI Hal 143-147
Ditjen POM. 1985.Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Dwi, R., Rasyidi, G., Noviany, N., Arif, N., & Ayu, S. 2015. Skrining fitokimia dan
uji KLT ekstrak metanol beberapa tumbuhan yang berpotensi sebagai obat
tradisional di Lampung. Paper presented at the Seminar Nasional Sains &
Teknologi VI, Lampung, Indonesia. Retrieved from
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/1263
Elin Yulinah, dkk,. 2006. Uji Aktivitas Antijamur Salep Dan Krim Ekstrak Daun
Ketapang Terminalia Cattapa L. Pada Kulit Kelinci. Institute Teknologi,
Bandung.
Falles Raintung The., Hosea Jaya Edy., Hamidah Sri Supriati. 2013. Formulasi
Krim Penyembuh Luka Terinfeksi Staphylococcus Aureus Ekstrak Daun
Tapak Kuda (Ipomoea Pes-Caprae (L.) Sweet Pada Tipe A/M. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah, Manado.
Hainil, S., Arbain., & Putra, D. P. 2015. Chemical Study Of Ethyl Acetate Fraction
Of Picrasma Javanica Bl. Padang: Sains Farmasi & Klinis. 2(1), 1-7.
Hanani. 2015. Analisis fitokimia. Buku kedokteran EGC: Jakarta.
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates
47
Harbone. 2006. Metode Fitokimia, Penentuan Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung.
Hardjito L. Kingston D. 2004. Laporan RUT 2004.Bioactive compounds from
Indonesia marine invertebrates and their sustainable production through
maricultured
Hidayat, Syamsul dan Rodame M. Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat.
Jakarta: Agriflo.
Juwita, A. P., Yamlean, P. V. Y. dan Edy, H. J. 2013. Formulasi Krim Ekstrak
Etanol Daun Lamun (Syringodium isotifolium), Jurnal Ilmiah Farmasi
UNSRAT, 2(2).
Kurniawan, Alvin. 2020.Formulasi dan Uji Stabilitas Krim Ekstrak Etanol Daun
Senduduk (Melastoma malabatricum L.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar
Pada Mencit Putih Jantan. Batam : Institut Mitra Bunda Persada.
Kusumawati. Apriliana A. Yulia R. 2017. Kemampuan antibakteri ekstrak etanol
daun nangka (Atrocarpus heterophyllus Lam.) terhadap Esherichia coli.
Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(7), 327–332.
Lumbantobing, 2010. Analisa Komposisi Minyak Atsiri Bunga Jotang
(Sphagneticolia trilobata) Dengan Menggunakan Spektrometergc‐Ms.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Luvita Gabriel Zulkarya., Ema Dwi Hastuti. 2018. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Rumput Laut Coklat (Padina Australis) Dan Uji Aktivitas
Antioksidan Menggunakan Dpph. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendikia
Utama, Kudus.
Marjoni R. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jakarta: Trans Info
Media; 2016.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nireesha, GR, L. Divya, C.Sowmya, N.Venkateshan, M. Niranjan Babu dan
V.Lavakumar. 2013. Lyophilization/Freeze Drying - An Review.
International Journal Of Novel Trends In Pharmaceutical Sciences. 3(4):87-
98.
Rajendran R. 2010. Anti-Arthritic Activity of Premna serratifolia Linn., Wood
against Adjuvant Induced Arthritis. Avicenna Journal of Medical
Biotechnology 2010; 2(2): 101-108.
Riefqi, F. 2014. Tumbuhan Leguminoseae. Yogyakarta: Kanisius.
Rowe, R.C. et Al. (2006). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The
Pharmaceutical Press, London
Sanjay, B., Dinesh, S., & Neha, S. (2003). Stability Testing Guildlines : Stability
Testing Of New Drug Subtances And Products. ICH Steering Comittee.
Saraung, V., Yamlean, P. V. and, & Citraningtyas, G. (2018). Pengaruh Konsentrasi
Basis Perbandingan Aktivitas Antibakteri Antara Ekstrak Daun Katang-
48
KatangMF Vol 17 No 1, 2021131Gel Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) R.Br.) Terhadap Aktivitas Antibakteri Pada
Staphylococcus aureus. 7(3), 249–256
Senjaya dan Surakusumah. 2007. Potensi ekstrak daun Pinus (Pinus merkusii)
sebagai bioherbisida penghambat perkecambahan Echinochloa colonum L.
dan Amaranthus viridis. Parrenial (4):1-5
Soetarno, S., & I. S., Soediro, 1997, Standarisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak
Bahan Obat Tradisional, Presidium Temu Ilmiah Nasional Bidang farmasi.
Sudarmaji, S,B. 1986. Haryono dan Suhardi. Yogyakarta. Prosedur Analisa
Makanan dan Pertanian. Liberty.
Ulfiya, Nanda. 2017. Pengaruh Ekstrak Daun Seruni (Melanthera biflora)
Terhadap Moralutas Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren)
Sebagai Refrensi Praktikum Mata Kuliah. Universitas Islam Negri Ar-
raniry, Banda Aceh
Wulandari, Putri. 2016. Uji Stabilitas Fisik Dan Kimia Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Tumbuhan Paku (Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.). UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 2. Skrining Fitokimia
Ekstrak kental
Lapisan
atas
(+) 2 tetes
(dipisah)
Jika warna HCl 2 N Berwarna
+ 2 tetes Jika
jingga/ biru tua/
reagen terbentuk hijau
ungu:
mayer cincin kehitaman
terpenoid,
berwarna
berubah
merah, Jika
warna
kuning Berbusa
Jika biru:
atau jingga
terbentuk steroid
endapan
putih
Sediaan Krim
52
Lampiran 4. Uji Evaluasi Sediaan Krim
Gambar 12. Skema Uji Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak Tanaman di Pantai Sekupang
53
Lampiran 5. Uji Stabilitas Sediaan Krim
Gambar 13. Skema Uji Stabilias Krim Ekstrak Tanaman di Pantai Sekupang
54
Lampiran 6. Hasil Determinasi Tanaman Pesisir Pantai Sekupang
55
Lampiran 7. Hasil Determinasi Tanaman Pesisir Pantai Sekupang (Lanjutan)
56
Lampiran 8. Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum)
a. Pemeriksaan Rendemen
151,5 gram
= × 100 %
1400 gram
= 10,82 %
Bau : Khas
57
Lampiran 9. Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum) (Lanjutan)
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,970 g
= × 100 %
2g
= 1,5 %
Tabel 3. Hasil Penetapan Kadar Abu Total Ekstrak Rumput Laut Coklat
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,660 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 56,63 %
58
Lampiran 10. Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum) (Lanjutan)
59
Lampiran 11. Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum) (Lanjutan)
pekat + 10 tetes
CH3COOH Steroid
Fenolik
60
Lampiran 12. Jotang (Sphagneticolia trilobata)
a. Pemeriksaan Rendemen
160,45 gram
= × 100 %
1500 gram
= 10,69 %
Bau : Khas
Warna : Coklat
Jotang
61
Lampiran 13. Jotang (Sphagneticolia trilobata) (Lanjutan)
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,710 3,5 %
51,780 53,780 53,705 3,75 %
53,705 3,75 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,925 g
= × 100 %
2g
= 3,75 %
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,685 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 57,9 %
62
Lampiran 14. Jotang (Sphagneticolia trilobata) (Lanjutan)
(dipisah) + 2
tetes reagen
mayer
Flavonoid
63
Lampiran 15. Jotang (Sphagneticolia trilobata) (Lanjutan)
1% tua
Fenolik
64
Lampiran 16. Ketapang (Terminalia catappa)
a. Pemeriksaan Rendemen
152 gram
= × 100 %
1400 gram
= 10,85 %
Bau : Khas
Warna : Hitam
Ketapang
65
Lampiran 17. Ketapang (Terminalia catappa) (Lanjutan)
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,743 1,85 %
51,780 53,780 53,739 2,05 %
53,739 2,05 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,959 g
= × 100 %
2g
= 2,05 %
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,673 g– 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 57,29 %
66
Lampiran 18. Ketapang (Terminalia catappa) (Lanjutan)
Flavonoid
HCl 2 N
Saponin
67
Lampiran 19. Ketapang (Terminalia catappa) (Lanjutan)
CH3COOH Steroid
pekat + 10 tetes
CH3COOH Terpenoid
68
Lampiran 20. Petai Cina (Leucaena leucocephala)
a. Pemeriksaan Rendemen
127,2 gram
= × 100 %
1200 gram
= 10,6 %
Bau : Khas
Petai Cina
69
Lampiran 21. Petai Cina (Leucaena leucocephala) (Lanjutan)
c. Penetapan Susut Pengeringan
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,736 2,2 %
51,780 53,780 53,730 2,5 %
53,730 2,5 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,95 g
= × 100 %
2g
= 2,5 %
d. Penetapan Kadar Abu Total
Tabel 12. Hasil Penetapan Kadar Abu Total Ekstrak Petai Cina
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,644 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 55,81 %
70
Lampiran 22. Petai Cina (Leucaena Leucocephala)
Flavonoid
Saponin
71
Lampiran 23. Petai Cina (Leucaena Leucocephala)
+ H2SO4 pekat
Terpenoid
Fenolik
72
Lampiran 24. Katang-katang (Ipomoea pes-capreae)
a. Pemeriksaan Rendemen
133,7 gram
= × 100 %
1300 gram
= 10,28 %
Bau : Khas
Warna : Coklat
Katang-katang
73
Lampiran 25. Katang-katang (Ipomoea pes-capreae) (Lanjutan)
c. Penetapan Susut Pengeringan
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,743 2,09 %
51,780 53,780 53.741 1,95 %
53.741 1,95 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,961 g
= × 100 %
2g
= 1,95 %
d. Penetapan Kadar Abu Total
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,652 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 56,22%
74
Lampiran 26. Katang-katang (Ipomoea pes-capreae) (Lanjutan)
e. Skrinning Fitokimia Ekstrak
amoniak 0,05 N
Alkaloid
+ 2 tetes H2SO4
(dikocok), lalu
Lapisan atas
(dipisah) + 3
tetes reagen
mayer
Flavonoid
menit) + 2 tetes
Saponin
HCl 2 N
75
Lampiran 27. Katang-katang (Ipomoea pes-capreae) (Lanjutan)
Steroid
Terpenoid
Fenolik
76
Lampiran 28. Buas-buas (Volkameria inermis)
a. Pemeriksaan Rendemen
151,2 gram
= × 100 %
1400 gram
= 10,8%
b. Pemeriksaan Organoleptis
Bau : Khas
Buas-buas
77
Lampiran 29. Buas-buas (Volkameria inermis ) (Lanjutan)
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,764 0,8 %
51,780 53,780 53,759 1,05 %
53,760 1,05 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,979 g
= × 100 %
2g
= 1,05 %
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,634 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 55,30 %
78
Lampiran 30. Buas-Buas (Volkameria inermis ) (Lanjutan)
2 N (dikocok),
lalu Lapisan atas
(dipisah) + 2
tetes reagen
mayer
Buas-buas
Flavonoid
79
Lampiran 31. Buas-Buas (Volkameria inermis) (Lanjutan)
Terpenoid
Fenolik
80
Lampiran 32. Seruni (Melanthera biflora)
a. Pemeriksaan Rendemen
134,2 gram
= × 100 %
1300 gram
= 10,32%
Bau : Khas
Seruni
81
Lampiran 33. Seruni (Melanthera biflora) (Lanjutan)
Berat krus +
Berat krus Berat krus + sampel Susut
ekstrak setelah di
kosong sebelum di panaskan Pengeringan
panaskan
(A) (B) (C) (%)
53,753 1,35 %
51,780 53,780 53,747 1,65 %
53,747 1,65 %
(B-A) – (C-A)
% Susut Pengeringan = × 100 %
(B-A)
2 g – 1,967 g
= × 100 %
2g
= 1,65 %
(C-A)
% Kadar Abu Total = × 100 %
(B-A)
51,639 g – 50,550 g
= × 100 %
52,510 g – 50,550 g
= 55,56 %
82
Lampiran 34. Seruni (Melanthera biflora) (Lanjutan)
kloroform
Alkaloid
amoniak 0,05 N
+ 2 tetes H2SO4
2 N (dikocok),
lalu Lapisan atas
(dipisah) + 2
tetes reagen
mayer
83
Lampiran 35. Seruni (Melanthera biflora) (Lanjutan)
84
Lampiran 36. Evaluasi Organoleptik Krim
Faktor
No Nama Gambar
Warna Bentuk Aroma
Setengah Tidak
1 Rumput laut coklat Hijau Muda
Padat Berbau
(Sargassum polycystum) Rumput Laut Coklat
Coklat Setengah
3 Ketapang Tidak Berbau
Kehitaman Padat
(Terminalia catappa)
Ketapang
85
Lampiran 37. Evaluasi Organoleptik Krim (Lanjutan)
Katang-katang
Setengah
5 (Ipomoea pes-capreae) Hijau Muda Tidak Berbau
Padat
Katang-katang
Setengah
6 Buas-buas Hijau Muda Tidak Berbau
Padat
(Volkameria inermis) Buas-buas
Setengah
7 Seruni Hijau Tua Tidak Berbau
Padat
(Melanthera biflora) Seruni
Setengah
Kontrol negatif Putih Tidak Berbau
8 Padat
Kontrol Negatif
86
Lampiran 38. Hasil Uji Tipe Krim
Kontrol Negatif Buas-buas Ketapang Katang Jotang Rumput Seruni Petai Cina
- Laut
katang Coklat
87
Lampiran 39. Evaluasi Uji Cycling Test Sediaan Krim
Keterangan :
K K : Katang-katang K : Ketapang
R L : Rumput Laut Coklat B B : Buas-buas
J : Jotang S : Seruni
P C : Petai Cina K N : Kontrol Negatif
KN PT S BB J KK RL K
J KK RL K
KN PT s BB
88
Lampiran 40. Evaluasi Organoleptis Krim Selama 4 Minggu
Minggu
Formula
Suhu Ke-
Pengamatan
Penyimpanan
0 1 2 3 4
89
Lampiran 41. Evaluasi Organoleptis Krim Selama 4 Minggu (Lanjutan)
90
Lampiran 42. Evaluasi Organoleptis Krim Selama 4 Minggu (Lanjutan)
Suhu Rendah Warna Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Suhu Kamar Warna Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
91
Lampiran 43. Evaluasi Uji Stabilitas Homogenitas Krim
Suhu Rendah
Jotang Homogen
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Ketapang Homogen
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Petai Cina Homogen
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Katang-
Homogen
katang
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Buas-buas Homogen
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Seruni Homogen
Suhu Kamar
92
Suhu Rendah
Kontrol
Homogen
Negatif
Suhu Kamar
Kontrol Negatif Ketapang Katang Jotang Seruni Rumput Buas-buas Petai Cina
- Laut
katang Coklat
93
Lampiran 45. Analisis Statistik Evaluasi pH Krim
Suhu Rendah
Jotang 5
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Ketapang 5
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Petai Cina 5
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Katang-
5
katang
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Buas-buas 5
Suhu Kamar
Suhu Rendah
Seruni 5
Suhu Kamar
Suhu Rendah 5
94
Kontrol
Negatif
Suhu Kamar
95
Lampiran 46. Analisis Statistik Evaluasi pH Krim (Lanjutan)
Buas-buas
Petai Cina
Ketapang
Seruni
Jotang
Suhu Kamar
Katang-katang
Kontrol Negatif
Petai Cina
Ketapang
Buas-buas
Seruni
Jotang
Suhu Kamar
96
Lampiran 47. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim
Minggu
No Nama
1 2 3 4
1 Rumput laut coklat 5.49 5.53 5.27 5.28
2 Jotang 5.63 6.73 5.48 5.39
3 Ketapang 6.11 5.27 6.37 5.5
4 Petai cina 5.35 6.54 5.47 5.51
5 Katang-katang 6.01 5.53 5.7 5.59
6 Buas-buas 5.38 5.74 5.87 5.61
7 Seruni 5.71 5.78 5.58 5.62
8 Kontrol negative 5.49 5.95 5.66 5.69
Minggu
Nama
No 1 2 3 4
1 Rumput laut coklat 5.59 5.75 5.3 5.7
2 Jotang 5.78 5.64 5.48 5.71
3 Ketapang 5.38 5.89 5.37 5.76
4 Petai cina 5.63 5.63 5.41 5.86
5 Katang-katang 5.78 5.69 6.01 5.9
6 Buas-buas 5.91 5.91 4.4 6.27
7 Seruni 5.46 5.59 5.28 6.38
8 Kontrol negative 6.37 5.68 5.6 6.64
Siklus
No Nama
1 2 3 4 5 6
1 Rumput laut coklat 5.96 5.97 5.96 6.01 6.04 6.02
2 Jotang 5.78 5.83 5.84 5.85 5.81 5.91
3 Ketapang 5.69 5.71 5.74 5.75 5.89 5.87
4 Petai cina 5.87 5.89 5.91 5.93 5.95 5.92
5 Katang-katang 5.73 5.71 5.75 5.72 5.77 5.75
6 Buas-buas 6,03 6.04 6.02 6.05 6.07 6.04
7 Seruni 5.74 5.72 5.75 5.78 5.79 5.77
8 Kontrol negatif 6.48 6.47 6.45 6.48 6.49 6.51
97
Lampiran 48. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim (Lanjutan)
a.Uji Normalitas
Tujuan : Untuk melihat data daya sebar krim terdistribusi normal atau tidak
Kesimpulan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) pada tabel diatas lebih besar dari
98
Lampiran 49. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim (Lanjutan)
b. Uji Homogenitas
Tujuan : Untuk melihat varian data daya sebar krim homogen atau tidak
Kesimpulan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) pada tabel diatas lebih besar dari
99
Lampiran 50. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim (Lanjutan)
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data daya sebar krim
Tabel 38. Hasil Uji Two Way ANOVA Penyimpanan 4oC (Daya Sebar)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Daya_Sebar
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 23437.500a 3 7812.500 .000 1.000
Intercept 2260469531 22604695312
1 546.971 .000
2.500 .500
Hari_Penyimpanan 23437.500 3 7812.500 .000 1.000
Suhu .000 0 . . .
Hari_Penyimpanan *
.000 0 . . .
Suhu
Error 1157156250. 41327008.92
28
000 9
Total 2376187500
32
0.000
Corrected Total 1157179687.
31
500
100
Lampiran 51. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim (Lanjutan)
Tabel 39. Hasil Uji Two Way Anova Penyimpanan 25oC (Daya Sebar)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Daya_Sebar
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1.192E-7a 3 3.974E-8 .000 1.000
Intercept 2126953125 21269531250
1 570.874 .000
0.000 .000
Hari_Penyimpanan .000 3 .000 .000 1.000
Suhu .000 0 . . .
Hari_Penyimpanan *
.000 0 . . .
Suhu
Error 1043218750. 37257812.50
28
000 0
Total 2231275000
32
0.000
Corrected Total 1043218750.
31
000
101
Lampiran 52. Analisis Statistik Evaluasi Daya Sebar Krim (Lanjutan)
Kesimpulan : Secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada
sediaan krim yang disimpan pada suhu 40C, 400C dan cycling test.
102
Lampiran 53. Analisis Statistik Evaluasi Viskositas Krim
Minggu
No Nama
1 2 3 4
1 Rumput laut coklat 23750 23750 23750 23750
2 Jotang 22750 22750 22750 22750
3 Ketapang 22000 22000 22000 22000
4 Petai cina 30750 30750 30750 30750
5 Katang-katang 25000 25000 25000 25000
6 Buas-buas 31000 31000 31000 31000
7 Seruni 16000 16000 16000 16000
8 Kontrol negatif 35000 35000 35000 35000
Minggu
No Nama
1 2 3 4
1 Rumput laut coklat 22750 22750 22750 22500
2 Jotang 22000 22000 22000 22000
3 Ketapang 23000 23000 23000 23500
4 Petai cina 31500 31500 31500 32000
5 Katang-katang 29000 29000 29000 29000
6 Buas-buas 32750 32750 32750 32500
7 Seruni 16500 16500 16500 16500
8 Kontrol negatif 35000 35000 35000 35000
Siklus
No Nama
1 2 3 4 5 6
1 Rumput laut coklat 23500 23500 23500 23500 23500 23500
2 Jotang 23000 23000 23000 23000 23000 23000
3 Ketapang 24000 24000 24000 24250 24250 24250
4 Petai cina 34250 34000 34000 34000 34000 34250
5 Katang-katang 30500 30500 30500 30500 30500 30250
6 Buas-buas 33500 33250 33250 33250 33250 33500
7 Seruni 17000 17000 17500 17500 17500 17250
8 Kontrol negatif 36500 36500 36500 36500 36500 36500
103
Lampiran 54. Analisis Statistik Evaluasi Viskositas Krim (Lanjutan)
a.Uji Normalitas
Tujuan : Untuk melihat data viskositas krim terdistribusi normal atau tidak
Kesimpulan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) pada tabel diatas lebih besar dari
104
Lampiran 55. Analisis Statistik Evaluasi Viskositas Krim (Lanjutan)
b. Uji Homogenitas
Tujuan : Untuk melihat varian data viskositas krim homogen atau tidak
Kesimpulan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) pada tabel diatas lebih besar dari
105
Lampiran 56. Analisis Statistik Evaluasi Viskositas Krim (Lanjutan)
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data daya sebar krim
Tabel 50. Hasil Uji Two Way ANOVA Penyimpanan 4oC (Viskositas)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Viskositas
Type III Sum Mean
Source of Squares df Square F Sig.
Corrected Model .537a 3 .179 1.531 .228
Intercept 1033.192 1 1033.192 8845.384 .070
Hari_Penyimpanan .537 3 .179 1.531 .228
Suhu .000 0 . . .
Hari_Penyimpanan *
.000 0 . . .
Suhu
Error 3.271 28 .117
Total 1036.999 32
Corrected Total 3.807 31
Tabel 51. Hasil Uji Two Way ANOVA Penyimpanan 25oC (Viskositas)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Viskositas
Type III Sum Mean
Source of Squares df Square F Sig.
a
Corrected Model 1.815 3 .605 5.496 .204
Intercept 1043.674 1 1043.674 9481.672 .070
Hari_Penyimpanan 1.815 3 .605 5.496 .204
Suhu .000 0 . . .
Hari_Penyimpanan *
.000 0 . . .
Suhu
Error 3.082 28 .110
Total 1048.571 32
Corrected Total 4.897 31
106
Lampiran 57. Analisis Statistik Evaluasi Viskositas Krim (Lanjutan)
107