Tugas 1 Inovasi Pembelajaran Di SD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1 Inovasi Pembelajaran di SD

Nama : Devi Mayangsari


Nim : 857681938

1.Inovasi Pendidikan di Indonesia menurut Cece Wijaya (1998) dapat dilihat dari empat aspek,
yaitu tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran,
serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses. Jabarkan contoh inovasi
pendidikan di Indonesia dari empat aspek tersebut!

2.Dalam mempelajari proses inovasi, para ahli mengidentifikasi kegiatan apa saja yang
dilakukan individu selama proses itu berlangsung. Carilah sebuah inovasi untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia, lalu analisislah bagaimana inovasi tersebut berproses agar diterima oleh
masyarakat!

3.Penyebaran inovasi sejak pertama kali diperkenalkan sampai merata penggunaannya ke seluruh
lapisan masyarakat, berlangsung selama beberapa tahun. Cepat atau lambatnya penerimaan
inovasi tergantung karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers (1983) menjabarkan ada lima
karakteristik inovasi tersebut. Jelaskan dengan bahasa anda secara singkat, apa saja karakteristik
inovasi tersebut dan berilah contoh inovasi yang ada di sekitar anda!

4.Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi perubahan. Dalam penerapannya,
inovasi pendidikan memiliki hambatan dalam penyebarannya. Jelaskan apa saja faktor yang
menjadi hambatan dalam inovasi di bidang pendidikan!

5.Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan, merupakan isu yang menarik untuk
dibicarakan di tahun 2018. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
Globalisasi dan desentralisasi memiliki dinamika dan makna mendasar yang menjadi bagian
tidak terpisahkan. Uraikan dinamika dan makna dari globalisasi dan desentralisasi tersebut!

Jawaban :

1).Inovasi pendidikan di Indonesia menurut Cece Wijaya terbagi atas empat aspek, Yaitu:

a).Tujuan Pendidikan
b).Struktur Pendidikan dan Pengajaran
c).Pembaharuan dalam dan Isi kurikulum dalam pengajaran
Cara penyampaian pengajaran dengan menggunakan multimetode dan multimedia dalam
kegiatan belajar.

•Inovasi pendidikan di Indonesia menurut Cece Wijaya terbagi atas empat aspek, Yaitu:

a).Tujuan Pendidikan, Dengan adanya tujuan pendidikan yang jelas para pengajar dapat
memotivasi tentang bagaimana cara penyampaian materi pendidikan yang baik dan juga para
pengajar dapat menyusun kursi dan kerja kelompok supaya materi yang diberikan dapat masuk
dan diterima oleh siswa. Hal ini berguna agar siswa dapat menerapkan ilmu atau materi yang
disampaikan oleh pengajar ke masyarakat.

b).Struktur Pendidikan dan Pengajaran, Disini para pengajar atau pihak sekolah mencoba untuk
mengkaji struktur pendidikan dan pengajaran yang baik sehingga kelak siswa yang diajar dapat
menjadi sumber daya manusia yang produktif dan berguna bagi negara dan masyarakat.
Pengkajian ini meliputi: rangkaian kegiatan melihat ke masa depan dalam hal menentukan
kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

c).Pembaharuan dalam dan Isi kurikulum dalam pengajaran, Hal ini dilakukan agar Pengajar
dapat mengemas materi-materi sedemikian menarik agar siswa dapat tertarik dan memahaminya
dengan sangat cepat. Pembaharuan ini dilakukan agar kurikulum atau pengajaran tidak terpaku
pada satu materi atau kurikulum namun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

d).Cara penyampaian pengajaran dengan menggunakan multimetode dan multimedia dalam


kegiatan belajar, hal ini dilakukan agar pengajar dalam menyampaikan pelajaran tidak bersifat
monotone namun berkembang juga seiring perkembangan zaman. Dengan demikian para
pengajar dapat menilai pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan para pengajar
dapat melakukan berbagai pendekatan agar para siswa dapat memahami materi yang diberikan
oleh pengajar.

2.Analisis Optimalisasi Pembelajaran e-learning di Sekolah Dasar

A. Pendahuluan

Salah satu kemajuan teknologi informasi yang tidak bisa dibendung adalah komputer melalui
fasilitas internet. Tentu dengan kemajuan teknologi tersebut membawa dampak baik positif
maupun negatif terhadap perkembangan mental, minat, dan kreatifitas peserta didik di sekolah
dasar. Begitu pula terhadap perkembangan pengetahuan dan sikap peserta didik dilingkungan
masyarakat
Perkembangan mental, minat dan kreativitas peserta didik usia sekolah dasar dapat dipengaruhi
oleh lingkungan baik internal maupun ekternal. Orang tua dan guru memiliki peran penting
dalam mengembangkan kretaifitas peserta didik tersebut. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah munculnya fasilitas internet tersebut.

B. Pembahasan

C.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan e-learning

Dalam memanfaatkan e-learning sebagai pembelajaran tentu harus mempertimbangkan berbagai


factor. Berikut ini Factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemanfaatan e-learning
sesuai dengan pendapat (Munir, 2009) , diantaranya sebagai berikut:

a) Analisis kebutuhan (need analysis)

Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menjawab apakah fasilitas pendukungnya sudah
memadai, apakah didukung oleh dana yang memadai dan apakah ada dukungan dari pembuat
kebijakan. Jika berdasarkan analisis kebutuhan ini diperlukan maka dalam studi kelayakan ada
beberapa komponen penilaian yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

1) Secara teknis apakah jaringan internet bisa dipasang beserta infrastruktur pendukungnya
seperti jaringan computer, instalasi listrik, dan saluran telepon.

2) Apakah sumber daya manusianya memiliki pengetahuan dan ketrampilan menggunakan


computer.

3) Secara ekonomis apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan e-learning


menguntungkan.

4) Secara social, apakah sikap masyarakt bisa menerimanya atau menolaknya terhadap
penggunaan e-learning dalam pembelajaran.

b) Rancangan pembelajaran
Dalam menentukan rancangan pembelajaran perlu untuk dipertimbangkan, misalnya:

1) Analisa isi pembelajaran


2) Analisa kemampuan siswa
3) Analisa keterkaitan dengan pembelajaran
4) Analisis pembelajaran
5) Tujuan pembelajaran
6) Penyusunan tes
7) Strategi pemilihan pembelajaran
c) Tahap pengembangan

Pengembangan e-learning dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas teknologi informasi dan


komunikasi yang tersedia.

d) Pelaksanaan
e) Evaluasi

Sebelum dilaksanakan evaluasi program terlebih dahulu diuji coba dengan mebngambil beberapa
sampel orang. Dari ujicoba ini barulah dilakukan evaluasi.

D. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran di sekolah dasar

Pada era dimana teknologi dan informasi cepat berkembang, e-learning dibutuhkan masyarakat
pendidikan, terutama peserta didik di tingkat sekolah dasar. Namun, e-learning bukan hanya
sekedar teknologi yang harus tersedia di sekolah-sekolah. Dalam membangun e-learning, instansi
pendidikan tidak boleh hanya sekedar bertujuan untuk menyusul ketertinggalan teknologi.

Pembelajaran dengan menggunakan internet sudah tentu akan mempengaruhi tugas pengajar
dalam proses pembalajaran dan cara belajar peserta didik tersebut. Proses pembalajaran tidak
lagi didominasi oleh guru akan tetapi peserta didik sebagai subjek belajar dapat secara bebas
untuk mengakses materi pelajaran dengan dilengkapi oleh teknologi yang berkembang dengan
pesat setiap saat seperti komputer.

Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran agar pembelajarannya interaktif tentu harus


dilakukan dengan perencanaan atau kontruksi pembelajaran yang lebih baik oleh guru.Efektifitas
e-learning yang diterapkan dalam pembelajaran tergantung berbagai aspek, misalnya e-learning
yang diterapkan dalam pembelajaran yang terpisah antara guru dengan peserta didik tanpa tatap
muka sama sekali maka pada pembahasan materi memerlukan daya nalar dan pemikiran yang
tinggi sehingga tetap memerlukan pembahasan dan bimbingan dari guru.
Efektifitas e-learning juga sangat tergantung kepada peserta didiknya, Penerapaan e-learning
membutuhkan kedisiplinan, ketelitian, kesadaran dan motivasi yang tinggi dari peserta didik
untuk belajar mandiri secara online.

Agar efektivitas penggunaan e-learning juga bisa bermanfaat bagi peserta didik maka guru
sangat perlu untuk menjelaskan secara tepat tentang penggunaan internet tersebut.

E. Kelebihan e-learning buat peserta didik di sekolah dasar

Beberapa kelebihan menggunakan e-learning adalah sebagai berikut:

1).Meningkatkan interaksi pembelajaran


2).Kreatifitas dan minat peserta didik dapat berkembang karena peserta didik dapat mengakses
beragam informasi sesuai dengan kebutuhannya
3). Peserta didik mampu memanfaatkan fasilitas internet dengan baik serta membedakan situs-
situs yang kurang baik untuk dilihat. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangannya di tingkat
usia sekolah dasar.
4).Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
5). Memudahkan guru untuk membuat variasi pembelajaran dengan mengkemas pembelajaran
menjadi lebih menarik disajikan kepada peserta didik.
6).Dapat dijadikan sebagai studi perbandingan materi yang disajikan karena komputer mampu
menyimpan materi pembelajaran yang telah dilakukan dari setiap tahunnnya.
7).Memiliki jangkauan yang lebih luas mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran.

Kesimpulan

Jika dahulu materi pembelajaran hanya dapat diterima melalui buku saja. Maka, berbeda dengan
zaman sekarang. Dimana sudah ada inovasi bernama E-Learning. Dimana para peserta didik
dapat mengakses mata pelajaran melalui internet. Ditambah dengan apa yang terjadi dua tahun
ke belakang yaitu terjadinya wabah Virus Corona.

Sehingga, untuk sementara sekolah-sekolah di berhentikan. Sebagai gantinya, mereka belajar


secara online. Sehingga dapat diakses dimana saja. Selama ada listrik dan jaringan internet yang
bagus. Bahkan ada beberapa lembaga yang menyediakan les-les dengan sistem online hingga
saat ini pun sudah diterima dengan baik oleh masyarakat karena
Penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan oleh guru. Hal ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik terutama sekolah dasar untuk belajar lebih luas
tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat. Tumbuhnya sikap kedisiplinan, ketelitian,
kesadaran dan motivasi yang tinggi merupakan dampak positif dari penggunaan e-learning dalam
pembelajaran. Guru dipacu untuk kreatif dalam mengemas pembelajaran agar peserta didik tidak
jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kesiapan peserta didik dalam menerima berbagai informasi atas bimbingan guru melalui media
elektronik memungkinkan peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dengan benar.
Agar peserta didik tidak terjerumus kepada perbuatan yang tidak baik sebagai dampak dari
penggunaan fasilitas media elektronik tersebut.

3. Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi, yaitu:

1. Keunggulan Relatif (relative advantage)


2. Kesesuaian (compatibility)
3. Kerumitan (complexity)
4. Kemampuan diuji cobakan (trialability)
5. Kemampuan diamati (observability)

Penjelasan:Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi, yaitu:

1. Keunggulan Relatif (relative advantage) adalah Keunggulan relatif adalah derajat dimana
suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat
diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan, dan lain-
lain. ebagai contoh para adopter akan menilai apakah suatu Inovasi itu relatif menguntungkan
atau lebih unggul dibanding yang lainnya atau tidak. Untuk adopter yang menerima secara
cepat suatu inovasi, akan melihat inovasi itu sebagai sebuah keunggulan

2. Kesesuaian (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman lalu,
dan kebutuhan dari penerima. Kesesuaian adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap
konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi.
Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan
inovasi yang sesuai (compatible).

3. Kerumitan (complexity) Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami


dan manggunakan inovasi bagi penerima. Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi dianggap
sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Artinya bagi individu yang lambat
mamahami dan menguasainya tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding
individu yang cepat memahaminya. Tingkat kesulitan tersebut berhubungan dengan
pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari istilah-istilah dalam inovasi itu

4. Kemampuan diuji cobakan (trialability). Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau
tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Kemampuan untuk diuji cobakan atau trialabilitas adalah
derajat dimana suatu inovasi dapat diuji coba dalam batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diuji
cobakan dalam pengaturan (setting) sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. agar
dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan
(mendemostrasikan) keunggulannya.

Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Mempunyai


kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi
ketidakpastian mereka terhadap inovasi itu.

5. Kemampuan diamati (observability) Dapat diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau
tidaknya suatu hasil inovasi oleh penerima. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana
hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari
suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi.
Dengan kemampuan untuk diamati akan mendorong adopter untuk memberikan penilaian
apakah inovasi itu mampu meningkatkan status sosial mereka di depan orang lain sehingga
dirinya akan dianggap sebagai orang yang inovatif.

4.Faktor-faktor penghambat inovasi pendidikan :

Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi perubahan namun dalam penerapannya,
sebuah inovasi biasanya menghadapi berbagai hambatan dan sulit diterima oleh masyarakat.
Olehnya itu menurut Ibrahim, 1988, faktor penghambat inovasi antara lain :

1. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi

Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi, antara
lain tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antar
pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak
jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari
pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.

2. Konflik dan motivasi

Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antara anggota
tim, rasa iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan terlalu kaku
dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang
melaksanakan tugas dengan baik.

3. Inovasi tidak berkembang


Tidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh lambatnya material yang
diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus yang terlalu cepat.

4. Masalah keuangan

Tidak memadainya dana dari pemerintah, kondisi perekonomian secara nasional mengakibatkan
penundaan penyampaian dana.

5. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu

Pro dan kontra dalam memandang inovasi selalu mewarnai kehadiran sebuah inovasi bahkan
dapat menggiring opini masyarakat sehingga curiga dengan inovasi tersebut.

6. Kurang adanya hubungan sosial

Hubungan dimaksudkan disini adalah hubungan antara anggota kelompok pelaksana dan
hubungan dengan masyarakat.

5.Pada tahun 2018, globalisasi dan desentralisasi yang terjadi pada bidang pendidikan menjadi
isu yang menarik untuk diperbincangkan. Globalisasi dan desentralisasi juga menjadi bagian
yang tidak bisa dipisahkan. Pada globalisasi dan desentralisasi, yang menjadi dinamika dan
maknanya adalah globalisasi membuat tingkat kewenangan pemerintah seakan menjadi
berkurang, hal ini membuat adanya desentralisasi yang terjadi dengan adanya peningkatan
kemampuan pada organisasi lokal ataupun pada individu.

Penjelasan : Globalisasi adalah salah satu bentuk dari fenomena sosial yang terjadi pada zaman
modern. Globalisasi sendiri pada dasarnya bisa terjadi karena adanya kemajuan pada ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi ini membuat adanya
kemudahan pada kegiatan interaksi dan komunikasi jarak jauh yang dilakukan oleh manusia
yang membuat manusia yang ada di seluruh dunia seakan menjadi terhubung. Dengan adanya hal
ini, manusia bisa mendapatkan informasi dengan jauh lebih mudah dan menciptakan
independensi terhadap pemerintah.

Oleh karena itu, salah satu pengaruh dari globalisasi adalah menurunnya tingkat kekuasaan pada
pemerintah. Hal ini membuat globalisasi seakan erat dengan desentralisasi karena setiap manusia
akan memiliki pandangan yang berbeda mengenai keyakinan dan juga kepercayaannya masing-
masing. Namun, dengan adanya desentralisasi ini kita tetap harus menciptakan hubungan saling
mengisi dan saling berhubungan sehingga globalisasi tidak menciptakan ketidakstabilan politik
pada suatu negara.

Referensi :

-http://waroenkedukasi.blogspot.com/2010/08/inovasi-dalam-pendidikan.html?m=1

-https://dosen.ung.ac.id/Sulkifly/home/2020/10/6/karakteristik-dan-strategi-inovasi-
pendidikan.html

-https://samparona.blogspot.com/2014/10/faktor-faktor-penghambat-inovasi.html?m=1

-https://www.kompasiana.com/akrie_style/5500dc29a333117c6f512447/globalisasi-pendidikan

Anda mungkin juga menyukai