Acfrogdya4fpqq3bgjypdsxbew3m s33z Blgipzlujgakllyicbhdd38s61t4nvinz O41ak7ypiedkt9un8toqczxh4fqay Bwbcvmfhc9tsweyfwcvhe Ybzxtgnasv Jbx0j7i7vdhthacvo

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

Tugas terstruktur Dosen pengampu

Metode Penelitian PAI Prof. Dr. Ridhahani Fidzi, M.Pd

PENELITIAN EKSPERIMEN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9

Eka Mardiyanti (190101010812)

Febrina Selvyani (190101010690)

Intan Ayu Lestari (190101010111)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat dapat pada waktunya, serta shalawat dan salam
selalu kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Tidak lupa pula disini
kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ridhahani Fidzi, M.Pdselaku dosen
pengampu mata kuliah “Metode Penelitian PAI” ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekaian yang sudah memberikan apresiasi dan dukungannya
terhadap kami sehingga kami mampu menyelesaikan tulisan makalah ini, tanpa kalian
mungkin kami akan sedikit kesulitan didalam melakukannya.
Tak lupa pula kami selaku pemateri/penulis meminta kepada teman-teman untuk
memberikan saran serta kritik yang membangun dalam penulisan makalah ini karena kami
sadar bahwa pada makalah kami masih ditemukan kesalahan. Di akhir kami berharap
makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak dan membantu memahami materi yang
disampaikan

Buntok, 25 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................... iError! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ......................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
A.Eksperimen ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1. Konsep ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Desain ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
3. Validitas ........................................................................................................................... 9
B. Penelitian dan Pengembangan (R&D). ........................................................................... 12
1. Pengertian Penelitian R&D. ........................................................................................... 12
2. Tujuan Penelitian Pengembangan . ................................................................................ 14
3. Karakteristik Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan ............................................. 16
4. Langkah-Langkah dan Model Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan. .................. 17
5. Metode Penelitian Pengembangan (R&D)..................................................................... 18
6. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Pengembangan. .................................................. 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memecahkan suatu masalah perlu dengan adanya penelitian terlebih dahulu.
Secara universal guna riset merupakan buat menguasai( to know), menolong penerapan kerja
supaya lebih efisien serta efektif( to do) serta buat memilah( to choose). Riset buat
pengembangan ilmu bisa memakai tata cara kuantitatif, kualitatif serta campuran( mixed
methods), riset buat memilah bisa memakai riset penilaian ataupun penilaian program serta
riset yang bisa digunakan buat menolong penerapan kerja bisa memakai tata cara riset aksi(
action research) atau eksperimen serta Riset dan Pengembangan( Research and
Development).

B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana Penelitian Eksperimen itu?
2. Apa dan bagaimana Penelitian dan Pengembangan (R&D) itu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana Penelitian Eksperimen itu.
2. Untuk mengetahui apa dan bagaimana Penelitian dan Pengembangan (R&D) itu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Eksperimen (Konsep, Desain, dan Validitas)


1. Konsep

Penelitian eksperimen adalah salah satu pendekatan utama dalam penelitian bahasa
kedua. Penelitian ini banyak digunakan oleh para peneliti pemerolehan bahasa kedua dan
para linguis terapan, para peneliti pendidikan, para sosiolinguis, dan menjadi daya tarik para
ahli psikologi, psiko linguistik, psikologi pendidikan, dan para evaluator program.

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menentukan hubungan sebab-akibat


antara dua fenomena. Peneliti berkeinginan untuk menemukan bahwa satu variabel yaitu
variabel bebas menyebabkan perubahan pada variabel lainnya, yaitu variabel terikat, seperti
yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini.

Variabel bebas > mempengaruhi > variabel terikat.

Karakteristik utama sebuah penelitian eksperimen adalah peneliti mengkontrol


variabel bebas, dalam artian bahwa peneliti mendesain dan mengatur perlakuan kelompok
eksperimen dan kontrol. Selain itu, karakteristik penting dari eksperimen sebenarnya adalah
subjek penelitian ditentukan secara random sebagai kelompok eksperimental dan kelompok
kontrol.

Tujuan dari penentuan secara random adalah untuk menentukan bahwa siswa dalam
kelompok perlakuan eksperimen benar-benar dalam kondisi yang sama dengan siswa dalam
kelompok kontrol sehingga bila terjadi perbedaan, maka perbedaan disebabkan oleh
perlakuan yang berbeda bukan disebabkan oleh perbedaan antara dua kelompok siswa
tersebut.1

2. Desain
Sugiyono menjelaskan bahwa penelitian eksperimen terdapat dalam beberapa
bentuk, sebagai berikut.
a. Pre-experimental design, yaitu penelitian eksperimen yang belum dilakukan dengan
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang berpengaruh kepada
variabel terikat.

1
Ni Made Ratminingsih, “Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua”, dalam Jurnal
Penelitian, Vol. 6 No. 11 Januari-Juni 2010, h. 30.

2
a) One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sbb: X O
Ket:
X=treatment yang diberikan (variabel independen)
O=Observasi (variabel dependent).
Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (0).

Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian setelah
bulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas
kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru
dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan
alat baru produktivitasnya l50/jam dan setelah menggunakan alat baru
produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat baru adalah 500 – 150 = 350/jam.

b) One-Group Pretest-Posttest Design

Kalau pada desain no. a, tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest,
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat di gambarkan seperti berikut: O1 x O2

Ket:
O1=nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2=nilai posttest (setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1).

c) Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan

3
setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma
penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut : O1-O2

Ket:
O1=hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2=hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.

Pengaruh perlakukan = O1 – O2

Contoh:
Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam
melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (01), dan
setengahnya lagi dengan lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu
diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh
cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah (01 – 02).

Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experimen itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol. sehingga Validitas internal penelitian menjadi
rendah.2

b. Quasi experimental design, yaitu penelitian eksperimen yang dikembangkan karena


adanya kesulitan dalam mendapatkan kelompok kontrol yang dapat berfungsi
sepenuhnya di dalam mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi
eksperimen.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin


menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak.
Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka
dikembangkan desain Quasi Experimental.

2
Sugiyono. 2017 Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Hal. 112-113.

4
1) Time-series design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata
nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu,
dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata
nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu,
dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah
diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).

Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang


dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh
perlakuan hanya sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan
keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja
kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar
lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Graflk
D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.

2) Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.

5
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat
kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya
dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari
dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan
sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah
senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi
perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan
adalah (02-O1) – (O4 O3).3

c. True experimental design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan


sungguh-sungguh dengan menngontrol semua variabel luar yang dapat mempengaruhi
kegiatan eksperimen.

a) Posttest-Only Control Design

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam penelitian yang sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya.
Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signinkan.

b) Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-
(O4 O3).4

3
Ibid. Hal. 116-118
4
Ibid. Hal. 114

6
d. Factorial experimental design yaitu penelitian eksperimen yang dikembangkan
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil.Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true
experimental, yaitu dengan memperhatikan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (Variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma desain
faktorial dapat digambarkan seperti berikut. Pada desain ini semua kelompok dipilih secara
random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik,
bila setiap kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Contoh:
Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakal. Untuk itu dipilih empar kelompok secara
random. Variabel moderalomya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan
perempuan (Y2).

Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen


pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok
eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (05 = kelompok perempuan). Pengaruh
perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 O1) –
(O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang
untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).

Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan


masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan
karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena
adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita
menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi
pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat.5

Dari keempat bentuk penilitian eksperimen tersebut, tidak semuanya dapat


digunakan di bidang pendidikan. Penelitian di bidang pendidikan sebagian besar yang diteliti

5
Ibid. Hal. 114-115.

7
adalah manusia dalam hal6 ini dapat dilaksanakan pada siswa maupun guru. Berbeda dengan
penelitian sains yang dapat dikontrol sepenuhnya, maka penelitian pendidikan yang termasuk
ranah penelitian sosial tidak dapat dilakukan kontrol secara penuh. Subjeknya adalah manusia
yang tidak dapat dikontrol secara penuh karena kecenderungan dan karakteristik manusia
yang khas serta berbeda satu sama lain dalam menanggapi sesuatu.

Oleh sebab itu, dalam penelitian di bidang pendidikan dapat dipastikan pelaksanaan
true experimental design sangat sulit dilaksanakan, namun bukan berarti tidak bisa
dilaksanakan. Hanya saja perlu pengkondisian ekstra ketat dan tertentu supaya kelompok
kontrol dapat berfungsi sepenuhnya.

Pre experimental design sangat tidak disarankan dilakukan di dalam penelitian


ilmiah terutama dalam penyelesaian tugas akhir karena bentuk penelitian eksperimen tersebut
dianggap tidak layak karena belum sungguh-sungguh menyentuh substansi dari penelitian
eksperimen yang mengharuskan adanya kontrol terhadap kegiatan eksperimen yang
dilakukan.

Factorial experimental design juga sangat langka di dalam penelitian pendidikan


karena design ini diperuntukan jika muncul variabel moderator. Dalam beberapa penelitian
pendidikan paling banyak dipilih adalah bentuk quasi experimental design karena bentuk
penelitian eksperimen ini paling cocok dengan kasus penelitian bidang pendidikan yang
subjeknya adalah manusia (siswa atau guru) yang sulit untuk dikontrol secara penuh.

Quasi experimental design digunakan untuk menjawab kesulitan didalam


melakukan kotrol akibat tidak berfungsinya kelompok kotrol dalam mengontrol adanya
variabel luar yang berpengaruh di dalam eksperimen.7

Selain itu quasi experimental design juga didisain untuk pengambilan sampel secara
tidak acak (non random) demi mendapatkan 2 kelompok yang sama, hampir sama atau
disamakan. Quasi experimental design dapat dilaksanakan dengan bentuk yaitu time series
design, nonequivalent control group design dan beberapa kasus penelitian juga menggunakan
pretest-postest control group design yang dimodifikasi.8

6
Rukminingsih, dkk, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Erhaka Utama, 2020), h. 44.
7
Ibid., h. 45.
8
Ibid., h. 46.

8
3. Validitas
1) Pengertian
Berdasarkan KBBI, validasi adalah 1 pengesahan; 2 pengujian kebenaran atas
sesuatu. Arti validasi secara etimologis berasal dari kata validation yaitu membuktikan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Arti
validasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor yang
mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi menyangkut
karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan sebenarnya pada individu,
kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang lain (Hendri, 2009).

Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi maupun pengawasan mutu akan selalu mencapai hasil yang diinginkan (BPOM RI,
2006).

Instrument atau tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan
dengan hasil ukur yang sesuai. Oleh sebab itu, hasil ukur dari pengukuran instrumen dapat
merepresentasikan fakta atau nilai sebenarnya maka, baik tidaknya instrument penelitian ini
ditentukan oleh validasi. Tujuan dari validasi adalah untuk menghasilkan sebuah model yang
representatif terhadap sistem kenyataannya serta meningkatkan kredibilitas model.

2) Jenis-Jenis Validasi

Terdapat enam jenis dari validasi data penelitian, seperti yang dikutip dari laman
Universitas Mercubuana Yogyakarta, diantaranya:

a. Validasi Prediktif

Validitas Prediktif merupakan kesesuaian antara ramalan mengenai perilaku seseorang


terhadap perilaku yang nyata. Diharapkan suatu tes mempunyai nilai prediktif yang
tinggi maksudnya bahwa apa yang diprerkirakan oleh tes mengenai perilaku seseorang
dapat terbukti dilakukan oleh orang tersebut.

b. Validasi Konstruk

Terdapat beberapa sifat yang tidak langsung terlihat perwujudannya dalam kelakuan
manusia, misalnya seperti kepribadian seseorang. Kepribadian ini terdiri dari beberapa

9
komponen dengan melalui tes kepribadian ini kita ingin mengetahui aspek manakah
yang sebenarnya diukur.

c. Validasi Isi

Validitas Isi merupakan isi atau bahan yang diuji relevan dengan pengalaman,
kemampuan dan pengetahuan atau latar belakang dari orang yang tes. Apabila kita uji
bahan yang ada diluar yang dipelajari maka tes itu tidak memiliki validitas isi.
Misalnya seperti menguji kemampuan mengenai bahasa Inggris, maka yang harus dites
adalah vocabulary, reading, structure, grammar, writing, listening, bahkan perlu
dilakukan tes pronouncation dan conversation

d. Validasi Eksternal

Pada saat penelitian sosial cukup banyak alat pengukur yang diciptakan oleh peneliti
untuk mengukur gejala sosial, alat pengukur tersebut sudah memiliki validitas.
Validitas eksternal merupakan jenis validitas yang dihasilkan melalui cara
mengorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal yang berupa alat ukur
yang valid.

Misalnya seperti ketika mengukur kualitas penduduk dapat dikorelasikan antara angka
kelahiran/ harapan hidup dengan angka kematian bayi, Namun jika ke2 angka tersebut
berkorelasi secara signifikan maka ke 2 jenis pengukuran tersebut sudah memiliki
validitas eksternal.

e. Validasi Budaya

Validitas budaya sangat penting bagi penelitian yang dilakukan di negara suku
bangsanya yang sangat bervariasi. Selain daripada itu penelitian dilakukan sekaligus di
berbagai negara dengan alat ukur yang sama juga akan menghadapi masalah validitas
budaya. Alat pengukur yang valid ketika melakukan penelitian di suatu negara, tidak
menentukan akan valid jika digunakan di negara-negara lain yang memiliki budaya
yang jelas berbeda.

f. Validitasi Rupa

Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur dalam mengukur apa yang
akan diukur, Tetapi hanya menunjukkan dari segi rupa suatu alat ukur tampaknya
mengukur apa yang akan diukur. Validitas rupa ini sangat penting dalam segi pengukur

10
dari kemampuan individu, Misalnya seperti dalam pengukuran kecerdasan, bakat atau
kemampuan serta keterampilan.

3) Metode Validasi Data

Dalam upaya untuk memverifikasi dan memvalidasi data penelitian sebelum


dianalisis menjadi hasil. Ada beberapa metode validasi yang dapat digunakan, khususnya
guna memeriksa input data, antara lain:

a. Pemeriksaan format

Memeriksa apakah input data dalam format yang benar. Misalnya, nomor Asuransi
Nasional dalam bentuk XX 99 99 99 XX di mana X adalah huruf apa saja dan 9 adalah
nomor apa pun.

b. Pemeriksaan kehadiran

Pemeriksaan semacam ini memastikan bahwa bagian yang penting atau wajib tidak
boleh dikosongkan: harus diisi. Jika seseorang mencoba mengosongkan bagian
tersebut, maka pesan kesalahan akan ditampilkan, dan mereka tidak akan dapat untuk
melanjutkan ke langkah berikutnya, mereka juga tidak dapat menyimpan data lain yang
telah mereka masukkan.

c. Pemeriksaan tipe

Cara untuk mengkonfirmasi bahwa tipe data yang benar dimasukkan. Misalnya, dalam
formulir aplikasi usia dapat berkisar dari 0 hingga 100. Tipe data angka akan menjadi
pilihan yang tepat untuk data ini. Dengan mendefinisikan tipe data sebagai angka,
hanya angka yang diizinkan di lapangan (Misalnya dalam hal ini adalah 18, 20, 25) dan
itu akan mencegah orang memasukkan data verbal, seperti ‘delapan belas’.

d. Periksa Digit

Ini digunakan untuk mengetahui apakah serangkaian angka telah dimasukkan dengan
benar. Ada banyak cara untuk menghasilkan angka cek. Misalnya, sistem penomoran
ISBN-10 untuk buku menggunakan divisi ‘Modulo-11’, di mana ia mengeluarkan sisa
dari divisi tersebut sebagai hasil dari operasi.

e. Pemeriksaan Panjang

11
Ini digunakan untuk memastikan bahwa jumlah karakter yang benar dimasukkan ke
dalam bidang. Ini mengkonfirmasi bahwa string karakter yang dimasukkan tidak terlalu
pendek atau terlalu panjang. Misalnya, pertimbangkan kata sandi yang panjangnya 8
karakter. Pemeriksaan panjang akan memastikan bahwa 8 karakter dimasukkan ke
dalam bidang.

f. Pencarian (Lookup)

Ini membantu mengurangi kesalahan dalam bidang dengan daftar nilai yang terbatas.
Sebagai contoh, fakta bahwa hanya ada 12 bulan dalam satu tahun yang memastikan
bahwa daftar nilai yang mungkin terbatas.

4) Manfaat Validasi Data

Keuntungan yang menjadi manfaat dalam validasi data penelitian. Antara lain;

a) Entri data-data penelitian lebih cepat karena biasanya validasi data ini berhubungan
erat dengan sampel yang diberikan pada responden yang menjadi objek dalam
penelitian.
b) Peningkatan akurasi karena mengurangi risiko kesalahan atau kekeliruan dari eror
dalam data penelitian.
c) Memberikan kemudahan penggunaan yang lebih besar karena membatasi pilihan
untuk dipilih dengan hanya menampilkan pilihan-pilihan penting atas data penelitian
yang mampu dihadirkan.

B. Penelitian dan pengembangan (R&D)


1. Pengertian penelitian R&D
Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D) saat ini
merupakan salah jenis penelitian yang banyak dikembangkan. Penelitian pengembangan
merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat menjadi penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Pengertian Penelitian
Pengembangan atau Research and Development (R&D) sering diartikan sebagai suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini
adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan

12
data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model
pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll.

Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk


mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, bukan untuk menguji
teori, sedangkan Borg and Gall (1983: 772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai
berikut :
Educational Research and development (R&D) is a process used to develop and
validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R&D
cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be
used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In
more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that
the product meets its behaviorally defined objectives9

Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (R&D) adalah proses yang


digunakanuntukmengembangkan danmemvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari
proses ini biasanya disebut sebagai siklus R&D, yang terdiri dari mempelajari temuan
penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan
akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R&D, siklus ini diulang sampai
bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku
didefinisikan).

Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu


pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses
dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektivitas. Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan nilai tambah” selain
ketiga kriteria tersebut.10

9
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.

10
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research : Studies of Instructional Design
and Development.

13
Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan
berdasarkan dua tujuan yakni :11

a) Pengembangan prototipe produk.


b) Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe
produk tersebut.
Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe
sebagai berikut.
a) Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan
serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
b) Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang
dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Penelitian pengembangan (R & D) dalam pendidikan adalah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini
biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan
pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data
uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yangdihasilkan antara lain adalah
bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam
pembelajaran.

2. Tujuan Penelitian Pengembangan


Pada tujuan penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi, yaitu (1)
masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat
yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung

11
van den Akker J., dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York: Routledge.

14
dalam sebuah rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut
sudah benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan adalah
menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu
produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal
dari jenis ini pada situasi kedepan.

Menurut Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan khusus dalam bidang


pendidikan dibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi
dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :12
1) Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang
pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk
menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal
dari jenis ini pada situasi ke depan.

2) Pada bagian teknologi dan media


Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan,
dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.

3) Pada bagian pelajaran dan instruksi


Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan
pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.

12
van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch,
K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14).
Dortrech: Kluwer Academic Publishers.

15
4) Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para
guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan
pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk
yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan
empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori
instruksional.

3. Karakteristik Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan


Borg and Gall (1989) menjelaskan bahwa ada empat ciri utama di dalam penelitian
R&D, yaitu:
a. Studying research findings pertinent to the product to be develop.Artinya,
melakukan studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari temuan-
temuanpenelitian yang berhubungan dengan produk yang hendak dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan
produkberdasarkan pada hasil temuan penelitian awal (pendahuluan) itu.
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually. Artinya, dilakukan
pengujian lapangan dalam setting atau situasi senyata mungkin di mana
produktersebut nantinya akan dipakai.
d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Dapatdiartikan bahwa melakukan revisi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ditemukan pada tahap-tahap pengujian lapangan (http://ayo-nambah-
ilmu.blogspot.co.id).

Demikian pula menurut Wayan (2009) ada empat karateristik penelitian


pengembangan, yaitu:13

a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai

13
I Wayan Santyasa. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah
Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di
Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung.

16
pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

4. Langkah-langkah dan Model Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan


Secara ringkas langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono dapat dijelaskan
sebagai berikut.14
a) Mengumpulkan Informasi.
b) Potensi dan Masalah.
c) Desain Produk.
d) Validasi Desain.
e) Perbaikan Desain.
f) Uji coba Produk.
g) Revisi Produk
h) Ujicoba Pemakaian.
i) Pembuatan Produk Masal

Menurut Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yang biasa
dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu :
1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan
mencakup:tinjauan ulang literatur,konsultasi tenaga ahli,analisa tentang ketersediaan
contoh untuk tujuan yang terkait, danstudi kasus dari praktek yang umum untuk
merincikan kebutuhan.

2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)

14
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

17
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.

3) Uji empiris (empirical testing)


Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari
intervensi.

4) Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis, and


reflection on process and outcome).
Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi
rancangan dan pengembangan penelitian.

5. Metode Penelitian Pengembangan (R&D)


Metode penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan
penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap yaitu
tahap preliminary dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self
evaluation, prototyping (expert reviews dan one-to-one, dan small group), serta field test.
Adapun alur desain formative evaluation sebagai berikut :15
a. Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti dengan
cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah yang akan
menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan persiapan-persiapan
lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru
kelas yang dijadikan tempat penelitian.

b. Tahap Formative Evaluation


1) Self Evaluation
Analisis :Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti dalam
hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis perangkat
atau bahan yang akan dikembangkan.
Desain: Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan dikembangkan
yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan di kembangkan.

15
Tessmer, Martin. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.

18
Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang
telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh
pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.
2) Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel.
Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama
dinamakan dengan prototipe kedua.
• Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi
oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-
masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang
dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator)
tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi
dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
• One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan
kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk
merevisi desain yang telah dibuat.
Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe
pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe
kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini
digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal
berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir soal ini
dinamakan prototipe ketiga.

3) Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk merevisi
desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini
sebagai uji lapangan atau field test.Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan
haruslah produk yang telah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan

19
bahwa tiga kriteria kualitas adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki
efek potensial).

6. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Pengembangan


Berikut ini kelebihan Penelitian Pengembangan atau Research and Development yaitu
sebagai berikut:
a. Penelitian Pengembangan atau Research and Development mampu menghasilkan
suatu produk / model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut
dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.

b. Penelitian Pengembangan atau Research and Development akan selalu mendorong


proses inovasi produk/ model yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang
cukup baik sehingga diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model
yang selalu actual sesuai dengan tuntutan kekinian

d. Penelitian Pengembangan atau Research and Development merupakan


penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat
praktis

e. Metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development merupakan


yang metode cukup komprehensif , mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan
eksperimen.

Kelemahan Penelitian Pengembangan atau Research and Development yaitu sebagai


berikut:
a. Pada prinsipnya Pengembangan atau Research and Development memerlukan
waktu yang relatif panjang; karena prosedur yang harus ditempuhpun relatif
kompleks.

b. Pengembangan atau Research and Development dapat dikatakan sebagai


penelitian “here and now” , Penelitian R & D tidak mampu digeneralisasikan
secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R & D pemodelannya pada sampel
bukan pada populasi.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada prinsipnya konsep penelitian eksperimen (experimental research) dilakukan


untuk meneliti pengaruh perlakuan yang telah diberikan pada sesuatu. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Didalam konsep penelitian eksperimen terdapat desain
penelitian yaitu Eksperimental Lemah ( Pre Experimental), Eksperimental Semu ( Quasi
Experimental), Eksperimental Murni ( True Experimental), Desain Faktorial ( Facrorial
Design). Nah, adapun validitas adalah pembuktian tentang kebenaran data yang diteliti, valid
atau tidak terhadap suatu instrument. Instrument penelitian adalah suatu alat untuk
pengumpulan data atau untuk mengukur objek penelitian sehingga didapatkan data untuk
validasi.

Penelitian R&D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan
antara lain adalah bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran. Adapun menurut Akker (1999) tujuan penelitian
pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan berdasarkan aspek
pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis.

B. Saran
Disarankan agar audience tidak hanya berpatokan pada materi yang dipaparkan di
dalam makalah ini, tetapi juga menambah informasi mengenai materi atau topik bahasan
yang berkaitan dari sumber terpercaya lainnya. Terimakasih.

21
Daftar Pustaka

Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London.
Longman Inc.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis
and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.

Hanafi.Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan. Saintifika Islamica:Jurnal Kajian


Keislaman Volume 4 No. 2 Juli–Desember 2017.

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/04/penelitian-pengembangan-research-and.html?m=1
Diakses Rabu, 22 September 2021 14.00 WITA

https://penerbitbukudeepublishcom.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitbukudeepublish.com/vali
dasidatapenelitian/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw
%3D%3D#aoh=16327006543453&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=
Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fpenerbitbukudeepublish.com%2Fvalidas
i-data-penelitian%2F Diakses Senin, 27 September 2021 08.00 WITA

https://www-ukulele-conz.cdn.ampproject.org/v/s/www.ukulele.co.nz/validasi-
ladalah/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh
=16326997638075&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251
%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.ukulele.co.nz%2Fvalidasi-adalah%2F Diakses
Senin, 27 September 2021 07.40 WITA

Plomp, Tj. (1994). Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational
&Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in
Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science
andTechnology, University of Twente

Ratminingsih, Ni Made. Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua.


Jurnal Penelitian, (Online)Volume 6,No. 11,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=2ahUKEwiWtc7UnY_zAhUBX30KHV2uD9UQFnoECBUQAQ&url=https%3A%2F%

22
2Fejournal.undiksha.ac.id%2Findex.php%2FPRASI%2Farticle%2FviewFil0e%2F6816%2F4
664&usg=AOvVaw2aV6kLRjQ6I-f4uamchHZe diakses 21 September 2021).
Richey, Rita C., J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research : Studies of
Instructional Design and Development.

Rukminingsih. dkk. 2020.Metode Penelitian Pendidikan,Yogyakarta: Erhaka Utama.


Santyasa, I Wayan. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan
Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK
Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung

Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017 Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.


Tessmer, Martin. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia:
Kogan Page.

van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den
Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools
in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.

van den Akker J., dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York:
Routledge.

23

Anda mungkin juga menyukai