Acfrogdya4fpqq3bgjypdsxbew3m s33z Blgipzlujgakllyicbhdd38s61t4nvinz O41ak7ypiedkt9un8toqczxh4fqay Bwbcvmfhc9tsweyfwcvhe Ybzxtgnasv Jbx0j7i7vdhthacvo
Acfrogdya4fpqq3bgjypdsxbew3m s33z Blgipzlujgakllyicbhdd38s61t4nvinz O41ak7ypiedkt9un8toqczxh4fqay Bwbcvmfhc9tsweyfwcvhe Ybzxtgnasv Jbx0j7i7vdhthacvo
Acfrogdya4fpqq3bgjypdsxbew3m s33z Blgipzlujgakllyicbhdd38s61t4nvinz O41ak7ypiedkt9un8toqczxh4fqay Bwbcvmfhc9tsweyfwcvhe Ybzxtgnasv Jbx0j7i7vdhthacvo
PENELITIAN EKSPERIMEN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9
BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat dapat pada waktunya, serta shalawat dan salam
selalu kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Tidak lupa pula disini
kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ridhahani Fidzi, M.Pdselaku dosen
pengampu mata kuliah “Metode Penelitian PAI” ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekaian yang sudah memberikan apresiasi dan dukungannya
terhadap kami sehingga kami mampu menyelesaikan tulisan makalah ini, tanpa kalian
mungkin kami akan sedikit kesulitan didalam melakukannya.
Tak lupa pula kami selaku pemateri/penulis meminta kepada teman-teman untuk
memberikan saran serta kritik yang membangun dalam penulisan makalah ini karena kami
sadar bahwa pada makalah kami masih ditemukan kesalahan. Di akhir kami berharap
makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak dan membantu memahami materi yang
disampaikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................... iError! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ......................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
A.Eksperimen ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1. Konsep ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Desain ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
3. Validitas ........................................................................................................................... 9
B. Penelitian dan Pengembangan (R&D). ........................................................................... 12
1. Pengertian Penelitian R&D. ........................................................................................... 12
2. Tujuan Penelitian Pengembangan . ................................................................................ 14
3. Karakteristik Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan ............................................. 16
4. Langkah-Langkah dan Model Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan. .................. 17
5. Metode Penelitian Pengembangan (R&D)..................................................................... 18
6. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Pengembangan. .................................................. 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memecahkan suatu masalah perlu dengan adanya penelitian terlebih dahulu.
Secara universal guna riset merupakan buat menguasai( to know), menolong penerapan kerja
supaya lebih efisien serta efektif( to do) serta buat memilah( to choose). Riset buat
pengembangan ilmu bisa memakai tata cara kuantitatif, kualitatif serta campuran( mixed
methods), riset buat memilah bisa memakai riset penilaian ataupun penilaian program serta
riset yang bisa digunakan buat menolong penerapan kerja bisa memakai tata cara riset aksi(
action research) atau eksperimen serta Riset dan Pengembangan( Research and
Development).
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana Penelitian Eksperimen itu?
2. Apa dan bagaimana Penelitian dan Pengembangan (R&D) itu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana Penelitian Eksperimen itu.
2. Untuk mengetahui apa dan bagaimana Penelitian dan Pengembangan (R&D) itu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian eksperimen adalah salah satu pendekatan utama dalam penelitian bahasa
kedua. Penelitian ini banyak digunakan oleh para peneliti pemerolehan bahasa kedua dan
para linguis terapan, para peneliti pendidikan, para sosiolinguis, dan menjadi daya tarik para
ahli psikologi, psiko linguistik, psikologi pendidikan, dan para evaluator program.
Tujuan dari penentuan secara random adalah untuk menentukan bahwa siswa dalam
kelompok perlakuan eksperimen benar-benar dalam kondisi yang sama dengan siswa dalam
kelompok kontrol sehingga bila terjadi perbedaan, maka perbedaan disebabkan oleh
perlakuan yang berbeda bukan disebabkan oleh perbedaan antara dua kelompok siswa
tersebut.1
2. Desain
Sugiyono menjelaskan bahwa penelitian eksperimen terdapat dalam beberapa
bentuk, sebagai berikut.
a. Pre-experimental design, yaitu penelitian eksperimen yang belum dilakukan dengan
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang berpengaruh kepada
variabel terikat.
1
Ni Made Ratminingsih, “Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua”, dalam Jurnal
Penelitian, Vol. 6 No. 11 Januari-Juni 2010, h. 30.
2
a) One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sbb: X O
Ket:
X=treatment yang diberikan (variabel independen)
O=Observasi (variabel dependent).
Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (0).
Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian setelah
bulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas
kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru
dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan
alat baru produktivitasnya l50/jam dan setelah menggunakan alat baru
produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat baru adalah 500 – 150 = 350/jam.
Kalau pada desain no. a, tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest,
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat di gambarkan seperti berikut: O1 x O2
Ket:
O1=nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2=nilai posttest (setelah diberi diklat)
c) Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
3
setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma
penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut : O1-O2
Ket:
O1=hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2=hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakukan = O1 – O2
Contoh:
Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam
melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (01), dan
setengahnya lagi dengan lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu
diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh
cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah (01 – 02).
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experimen itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol. sehingga Validitas internal penelitian menjadi
rendah.2
2
Sugiyono. 2017 Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Hal. 112-113.
4
1) Time-series design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata
nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu,
dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata
nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu,
dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah
diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).
5
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat
kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya
dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari
dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan
sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah
senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi
perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan
adalah (02-O1) – (O4 O3).3
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam penelitian yang sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya.
Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signinkan.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-
(O4 O3).4
3
Ibid. Hal. 116-118
4
Ibid. Hal. 114
6
d. Factorial experimental design yaitu penelitian eksperimen yang dikembangkan
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil.Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true
experimental, yaitu dengan memperhatikan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (Variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma desain
faktorial dapat digambarkan seperti berikut. Pada desain ini semua kelompok dipilih secara
random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik,
bila setiap kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakal. Untuk itu dipilih empar kelompok secara
random. Variabel moderalomya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan
perempuan (Y2).
5
Ibid. Hal. 114-115.
7
adalah manusia dalam hal6 ini dapat dilaksanakan pada siswa maupun guru. Berbeda dengan
penelitian sains yang dapat dikontrol sepenuhnya, maka penelitian pendidikan yang termasuk
ranah penelitian sosial tidak dapat dilakukan kontrol secara penuh. Subjeknya adalah manusia
yang tidak dapat dikontrol secara penuh karena kecenderungan dan karakteristik manusia
yang khas serta berbeda satu sama lain dalam menanggapi sesuatu.
Oleh sebab itu, dalam penelitian di bidang pendidikan dapat dipastikan pelaksanaan
true experimental design sangat sulit dilaksanakan, namun bukan berarti tidak bisa
dilaksanakan. Hanya saja perlu pengkondisian ekstra ketat dan tertentu supaya kelompok
kontrol dapat berfungsi sepenuhnya.
Selain itu quasi experimental design juga didisain untuk pengambilan sampel secara
tidak acak (non random) demi mendapatkan 2 kelompok yang sama, hampir sama atau
disamakan. Quasi experimental design dapat dilaksanakan dengan bentuk yaitu time series
design, nonequivalent control group design dan beberapa kasus penelitian juga menggunakan
pretest-postest control group design yang dimodifikasi.8
6
Rukminingsih, dkk, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Erhaka Utama, 2020), h. 44.
7
Ibid., h. 45.
8
Ibid., h. 46.
8
3. Validitas
1) Pengertian
Berdasarkan KBBI, validasi adalah 1 pengesahan; 2 pengujian kebenaran atas
sesuatu. Arti validasi secara etimologis berasal dari kata validation yaitu membuktikan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Arti
validasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor yang
mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi menyangkut
karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan sebenarnya pada individu,
kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang lain (Hendri, 2009).
Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi maupun pengawasan mutu akan selalu mencapai hasil yang diinginkan (BPOM RI,
2006).
Instrument atau tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan
dengan hasil ukur yang sesuai. Oleh sebab itu, hasil ukur dari pengukuran instrumen dapat
merepresentasikan fakta atau nilai sebenarnya maka, baik tidaknya instrument penelitian ini
ditentukan oleh validasi. Tujuan dari validasi adalah untuk menghasilkan sebuah model yang
representatif terhadap sistem kenyataannya serta meningkatkan kredibilitas model.
2) Jenis-Jenis Validasi
Terdapat enam jenis dari validasi data penelitian, seperti yang dikutip dari laman
Universitas Mercubuana Yogyakarta, diantaranya:
a. Validasi Prediktif
b. Validasi Konstruk
Terdapat beberapa sifat yang tidak langsung terlihat perwujudannya dalam kelakuan
manusia, misalnya seperti kepribadian seseorang. Kepribadian ini terdiri dari beberapa
9
komponen dengan melalui tes kepribadian ini kita ingin mengetahui aspek manakah
yang sebenarnya diukur.
c. Validasi Isi
Validitas Isi merupakan isi atau bahan yang diuji relevan dengan pengalaman,
kemampuan dan pengetahuan atau latar belakang dari orang yang tes. Apabila kita uji
bahan yang ada diluar yang dipelajari maka tes itu tidak memiliki validitas isi.
Misalnya seperti menguji kemampuan mengenai bahasa Inggris, maka yang harus dites
adalah vocabulary, reading, structure, grammar, writing, listening, bahkan perlu
dilakukan tes pronouncation dan conversation
d. Validasi Eksternal
Pada saat penelitian sosial cukup banyak alat pengukur yang diciptakan oleh peneliti
untuk mengukur gejala sosial, alat pengukur tersebut sudah memiliki validitas.
Validitas eksternal merupakan jenis validitas yang dihasilkan melalui cara
mengorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal yang berupa alat ukur
yang valid.
Misalnya seperti ketika mengukur kualitas penduduk dapat dikorelasikan antara angka
kelahiran/ harapan hidup dengan angka kematian bayi, Namun jika ke2 angka tersebut
berkorelasi secara signifikan maka ke 2 jenis pengukuran tersebut sudah memiliki
validitas eksternal.
e. Validasi Budaya
Validitas budaya sangat penting bagi penelitian yang dilakukan di negara suku
bangsanya yang sangat bervariasi. Selain daripada itu penelitian dilakukan sekaligus di
berbagai negara dengan alat ukur yang sama juga akan menghadapi masalah validitas
budaya. Alat pengukur yang valid ketika melakukan penelitian di suatu negara, tidak
menentukan akan valid jika digunakan di negara-negara lain yang memiliki budaya
yang jelas berbeda.
f. Validitasi Rupa
Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur dalam mengukur apa yang
akan diukur, Tetapi hanya menunjukkan dari segi rupa suatu alat ukur tampaknya
mengukur apa yang akan diukur. Validitas rupa ini sangat penting dalam segi pengukur
10
dari kemampuan individu, Misalnya seperti dalam pengukuran kecerdasan, bakat atau
kemampuan serta keterampilan.
a. Pemeriksaan format
Memeriksa apakah input data dalam format yang benar. Misalnya, nomor Asuransi
Nasional dalam bentuk XX 99 99 99 XX di mana X adalah huruf apa saja dan 9 adalah
nomor apa pun.
b. Pemeriksaan kehadiran
Pemeriksaan semacam ini memastikan bahwa bagian yang penting atau wajib tidak
boleh dikosongkan: harus diisi. Jika seseorang mencoba mengosongkan bagian
tersebut, maka pesan kesalahan akan ditampilkan, dan mereka tidak akan dapat untuk
melanjutkan ke langkah berikutnya, mereka juga tidak dapat menyimpan data lain yang
telah mereka masukkan.
c. Pemeriksaan tipe
Cara untuk mengkonfirmasi bahwa tipe data yang benar dimasukkan. Misalnya, dalam
formulir aplikasi usia dapat berkisar dari 0 hingga 100. Tipe data angka akan menjadi
pilihan yang tepat untuk data ini. Dengan mendefinisikan tipe data sebagai angka,
hanya angka yang diizinkan di lapangan (Misalnya dalam hal ini adalah 18, 20, 25) dan
itu akan mencegah orang memasukkan data verbal, seperti ‘delapan belas’.
d. Periksa Digit
Ini digunakan untuk mengetahui apakah serangkaian angka telah dimasukkan dengan
benar. Ada banyak cara untuk menghasilkan angka cek. Misalnya, sistem penomoran
ISBN-10 untuk buku menggunakan divisi ‘Modulo-11’, di mana ia mengeluarkan sisa
dari divisi tersebut sebagai hasil dari operasi.
e. Pemeriksaan Panjang
11
Ini digunakan untuk memastikan bahwa jumlah karakter yang benar dimasukkan ke
dalam bidang. Ini mengkonfirmasi bahwa string karakter yang dimasukkan tidak terlalu
pendek atau terlalu panjang. Misalnya, pertimbangkan kata sandi yang panjangnya 8
karakter. Pemeriksaan panjang akan memastikan bahwa 8 karakter dimasukkan ke
dalam bidang.
f. Pencarian (Lookup)
Ini membantu mengurangi kesalahan dalam bidang dengan daftar nilai yang terbatas.
Sebagai contoh, fakta bahwa hanya ada 12 bulan dalam satu tahun yang memastikan
bahwa daftar nilai yang mungkin terbatas.
Keuntungan yang menjadi manfaat dalam validasi data penelitian. Antara lain;
a) Entri data-data penelitian lebih cepat karena biasanya validasi data ini berhubungan
erat dengan sampel yang diberikan pada responden yang menjadi objek dalam
penelitian.
b) Peningkatan akurasi karena mengurangi risiko kesalahan atau kekeliruan dari eror
dalam data penelitian.
c) Memberikan kemudahan penggunaan yang lebih besar karena membatasi pilihan
untuk dipilih dengan hanya menampilkan pilihan-pilihan penting atas data penelitian
yang mampu dihadirkan.
12
data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model
pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll.
9
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.
10
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research : Studies of Instructional Design
and Development.
13
Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan
berdasarkan dua tujuan yakni :11
11
van den Akker J., dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York: Routledge.
14
dalam sebuah rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut
sudah benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan adalah
menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu
produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal
dari jenis ini pada situasi kedepan.
12
van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch,
K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14).
Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
15
4) Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para
guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan
pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk
yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan
empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori
instruksional.
a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai
13
I Wayan Santyasa. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah
Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di
Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung.
16
pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Menurut Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yang biasa
dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu :
1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan
mencakup:tinjauan ulang literatur,konsultasi tenaga ahli,analisa tentang ketersediaan
contoh untuk tujuan yang terkait, danstudi kasus dari praktek yang umum untuk
merincikan kebutuhan.
14
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
17
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
15
Tessmer, Martin. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
18
Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang
telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh
pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.
2) Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel.
Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama
dinamakan dengan prototipe kedua.
• Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi
oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-
masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang
dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator)
tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi
dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
• One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan
kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk
merevisi desain yang telah dibuat.
Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe
pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe
kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini
digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal
berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir soal ini
dinamakan prototipe ketiga.
3) Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk merevisi
desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini
sebagai uji lapangan atau field test.Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan
haruslah produk yang telah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan
19
bahwa tiga kriteria kualitas adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki
efek potensial).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian R&D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan
antara lain adalah bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran. Adapun menurut Akker (1999) tujuan penelitian
pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan berdasarkan aspek
pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis.
B. Saran
Disarankan agar audience tidak hanya berpatokan pada materi yang dipaparkan di
dalam makalah ini, tetapi juga menambah informasi mengenai materi atau topik bahasan
yang berkaitan dari sumber terpercaya lainnya. Terimakasih.
21
Daftar Pustaka
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London.
Longman Inc.
Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis
and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/04/penelitian-pengembangan-research-and.html?m=1
Diakses Rabu, 22 September 2021 14.00 WITA
https://penerbitbukudeepublishcom.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitbukudeepublish.com/vali
dasidatapenelitian/amp/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw
%3D%3D#aoh=16327006543453&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=
Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fpenerbitbukudeepublish.com%2Fvalidas
i-data-penelitian%2F Diakses Senin, 27 September 2021 08.00 WITA
https://www-ukulele-conz.cdn.ampproject.org/v/s/www.ukulele.co.nz/validasi-
ladalah/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh
=16326997638075&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251
%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.ukulele.co.nz%2Fvalidasi-adalah%2F Diakses
Senin, 27 September 2021 07.40 WITA
Plomp, Tj. (1994). Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational
&Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in
Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science
andTechnology, University of Twente
22
2Fejournal.undiksha.ac.id%2Findex.php%2FPRASI%2Farticle%2FviewFil0e%2F6816%2F4
664&usg=AOvVaw2aV6kLRjQ6I-f4uamchHZe diakses 21 September 2021).
Richey, Rita C., J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research : Studies of
Instructional Design and Development.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den
Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools
in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
van den Akker J., dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York:
Routledge.
23