Wa0006.

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by HAYATI Journal of Biosciences
Hayati, Desember 2006, hlm. 137-144 Vol. 13, No. 4
ISSN 0854-8587

Analisis Spasial Lanskap Pertanian dan Keanekaragaman


Hymenoptera di Daerah Aliran Sungai Cianjur
Spatial Analysis of Agricultural Landscape and Hymenoptera
Biodiversity at Cianjur Watershed
YAHERWANDI1∗∗, SYAFRIDA MANUWOTO2, DAMAYANTI BUCHORI2,
PURNAMA HIDAYAT2, LILIK BUDIPRASETYO3

1
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang 25125
2
Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
3
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680

Diterima 27 Juni 2005/Disetujui 26 September 2006

Hymenoptera is one of the four largest insect order (the other three are Coleoptera, Diptera, and Lepidoptera). There
are curerently over 115 000 described Hymenoptera species. It is clear that Hymenoptera is one of the major components
of insect biodiversity. However, Hymenoptera biodiversity is affected by ecology, environment, and ecosystem management. In
an agricultural areas, the spatial structure, habitat diversity, and habitat composition may vary from cleared landscapes
to structurally rich landscape. Thus, it is very likely that such large-scale spatial patterns (landscape effects) may
influence local biodiversity and ecological functions. Therefore, the objective of this research were to study diversity and
configuration elements of agricultural landscapes at Cianjur Watershed with geographical information sytems (GIS) and
its influence on Hymenoptera biodiversity. The structural differences between agricultural landscapes of Nyalindung,
Gasol, and Selajambe were characterized by patch analyst with ArcView 3.2 of digital land use data. Results indicated that
class of land uses of Cianjur Watershed landscape were housing, mixed gardens, talun and rice, vegetable, and corn fields.
Landscape structure influenced the biodiversity of Hymenoptera. Species richness and the species diversity were higher
in Nyalindung landscape compare to Gasol and Selajambe landscape.

Key words: diversity, Hymenoptera, landscape, watershed, GIS


___________________________________________________________________________

PENDAHULUAN pertanian, struktur spasial, keanekaragaman habitat, dan


komposisi habitat sangat bervariasi, dari yang sederhana
Hymenoptera merupakan salah satu dari empat ordo sampai yang kompleks. Dengan demikian, dalam skala besar
serangga yang terbesar, tiga ordo lainnya adalah Coleoptera, (lanskap) mempengaruhi keanekaragaman hayati lokal dan
Diptera, dan Lepidoptera. Ada sekitar 115 000 spesies fungsi-fungsi ekologi (Marino & Landis 1996; Hunter 2002;
Hymenoptera yang telah diidentifikasi (LaSalle & Gauld 1993). Kruess 2003).
Jumlah ini melebihi dua kali spesies vertebrata baik di darat Komponen lanskap di wilayah daerah aliran sungai (DAS)
maupun di air (Wilson 1990). Hal ini menunjukkan bahwa Cianjur sub-sub DAS Citarum, terdiri dari pertanaman padi
Hymenoptera merupakan salah satu komponen utama dari (matrix), berbagai bidang lahan (patch), yaitu pertanaman
keanekaragaman fauna khususnya serangga. sayuran, palawija, kebun campur, lahan bera, semak-semak,
Dari segi ekonomi Hymenoptera termasuk ordo penting, dan perkampungan. Pada koridor (corridor) berupa pematang
terutama pada ekosistem terestrial. Semut misalnya, banyak sawah, pinggiran sungai, dan saluran irigasi. Komponen-
digunakan sebagai bioindikator kesehatan ekosistem pertanian komponen lanskap ini membentuk berbagai struktur lanskap
(Armbrecht & Ulloan-Chacon 2003). Lebah, selain di DAS Cianjur, sehingga wilayah tersebut sesuai untuk kajian-
menghasilkan madu, juga merupakan polinator utama tanaman kajian ekologi lanskap.
Angiospermae. Tanpa keanekaragaman kelompok polinator Pertanian di DAS Cianjur memiliki struktur lanskap yang
ini keanekaragaman tanaman Angiospermae mungkin tidak beragam. Lanskap dengan struktur yang kompleks umumnya
akan seperti saat ini (LaSalle & Gauld 1993). Kelompok terakhir terdapat di bagian hulu dan tengah DAS Cianjur (Nyalindung
dan yang paling penting dari Hymenoptera adalah parasitoid dan Gasol). Lanskap ini terdiri atas berbagai habitat tanaman
dan predator. Kelompok ini merupakan kelompok yang dan habitat tumbuhan liar (pertanaman polikultur). Lanskap
berperan penting dalam pengaturan alami populasi serangga yang sederhana umumnya terdapat di bagian hilir DAS Cianjur
fitopag (Noyes 1989; LaSalle & Gauld 1993). Pada ekosistem (Selajambe) dan terdiri atas pertanaman monokultur.
_________________
∗ Perubahan struktur lanskap tersebut tidak terlepas dari faktor
Penulis untuk korespondensi, Tel. +62-751-74369,
Fax. +62-751-72702, E-mail: [email protected] internal dan eksternal seperti iklim, tanah, politik, sosial
138 YAHERWADI ET AL. Hayati

ekonomi, teknologi pengendalian hama, kepadatan populasi, cara menentukan koordinat masing-masing bidang lahan
agama, dan struktur sosial. Faktor-faktor tersebut akan dengan menggunakan global positioning system (GPS).
mempengaruhi perubahan dan intensitas penggunaan lahan Selanjutnya data ini digunakan untuk membuat peta digital
dan menyebabkan fragmentasi habitat (Usher 1995). penggunaan lahan ketiga lanskap.
Fragmentasi habitat alami merupakan salah satu faktor Pengumpulan data serangga (Ordo Hymenoptera). Pada
penyebab berkurangnya keanekaragaman spesies serangga masing-masing lanskap dibuat dua jalur transek dengan
(Kruess & Tscharntke 1994). Jika fragmentasi terjadi pada panjang lebih kurang 1000 m atau sepanjang pertanaman padi
ekosistem pertanian, yaitu monokultur yang luas menjadi (sawah) yang ada dan jarak antara transek 500-600 m.
pertanaman polikultur, fragmentasi dapat meningkatkan Sepanjang jalur transek ditentukan titik pengambilan sampel
keanekaragaman serangga, terutama kelompok musuh alami yang berjarak 100 m, sehingga pada masing-masing transek
(Tscharntke et al. 2002; Menalled et al. 2003; Tscharntke & terdapat 10 titik sampel dan ada 20 titik contoh pada setiap
Brandl 2004). Banyak penelitian memperlihatkan bahwa lanskap. Pengambilan contoh dilakukan pada saat tanaman
peningkatan keanekaragaman struktur lanskap dapat padi berumur 20, 50, dan 80 hari setelah tanam (hst) dan satu
meningkatkan keanekaragaman, baik serangga hama maupun minggu setelah panen. Waktu pengambilan contoh dipilih
serangga bermanfaat. Kondisi tersebut sangat diharapkan berdasarkan pertimbangan kondisi pertanaman dan tingkat
dalam ekosistem pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk pertumbuhan tanaman padi di lapangan.
mempelajari keanekaragaman dan konfigurasi elemen lanskap Pengambilan contoh serangga pada setiap titik contoh
pertanian di DAS Cianjur dengan bantuan sistem informasi pada jalur transek dilakukan dengan menggunakan perangkap
geografis (SIG) dan pengaruhnya terhadap keanekaragaman jebak (pitfall trap), mesin pengisap serangga (farmcop), jaring
Hymenoptera. ayun (sweep net), dan nampan kuning (Heong et al. 1991).
Serangga yang tertangkap dengan perangkap jebak, pengisap
BAHAN DAN METODE serangga, jaring ayun, dan nampan kuning dibersihkan dari
kotoran. Selanjutnya serangga disimpan dalam tabung film
Lokasi dan Waktu. Penelitian dilakukan di bagian hulu, berisi alkohol 70% untuk diidentifikasi.
tengah, dan hilir DAS Cianjur, yaitu berturut-turut di Desa Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Bioekologi
Nyalindung, Gasol, dan Selajambe. Masing-masing desa Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman,
mempunyai tipe lanskap atau jenis penggunaan lahan yang Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Semua serangga
berbeda. Deskripsi masing-masing lanskap tersebut disajikan yang diperoleh dipisahkan berdasarkan ordo. Khusus ordo
pada Tabel 1. Penelitian dilakukan antara bulan Januari 2003 Hymenoptera identifikasi dilanjutkan sampai tingkat famili dan
hingga September 2004. morfospesies (hanya diberi kode). Selanjutnya morfospesies
Pengumpulan Data Spasial Lanskap. Untuk pengumpulan dalam tulisan ini ditulis spesies saja. Identifikasi serangga
data spasial dalam penelitian ini digunakan peta rupa bumi untuk tingkat famili dilakukan dengan mengacu buku Goulet
skala 1:25 000 lembar 1209-1214 dan 1209-1219 tahun 1999 dan Huber (1993).
yang diperoleh dari Bakosurtanal. Berdasarkan peta rupa bumi Analisis Data Spasial. Data koordinat masing-masing
dilakukan cek lapangan (ground check) untuk menentukan bidang lahan pada setiap lanskap digunakan untuk membuat
lokasi pengambilan contoh pada ketiga lokasi tersebut di atas. peta penggunaan lahan dengan bantuan program Arc View
Peta batas desa, jaringan jalan, dan jaringan sungai diambil 3.2. Berdasarkan peta penggunaan lahan yang telah dibuat
dari peta digital Jawa Barat yang diperoleh dari Laboratorium dilakukan analisis habitat. Analisis ini dilakukan untuk
Analisis Spasial Lingkungan Pusat Penelitian Lingkungan memperoleh data statistik spasial masing-masing lanskap
Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB). Pengumpulan data dengan bantuan program Patch Analyst Arc View 3.2. Ukuran-
spasial pengunaan lahan di ketiga lokasi dilakukan dengan ukuran lanskap dalam analisis habitat tersebut antara lain:
Class Area (CA), Number of Patches (NumP), Mean Patch
Size (MPS), dan Shannon’s Diversity Index (SDI). Hasil analisis
Tabel 1. Deskripsi lokasi penelitian di Daerah Aliran Sungai Cianjur ini dapat digunakan untuk menentukan struktur ketiga lanskap
Desa/lanskap Koordinat/lokasi Ketinggian Jenis penggunaan lahan tersebut.
Nyalindung 06o47’22,7" LS 879-1010 mdpl Padi polikultur, Analisis Keanekaragaman Hymenoptera. Keaneka-
107o03’30,6" BT palawija, sayuran,
kampung, dan
ragaman dan kelimpahan spesies Hymenoptera dianalisis
kebun campur dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-
Gasol 06o48’17,0" LS 665-693 mdpl Padi monokultur, Wiener, kemerataan spesies dianalisis dengan indeks
107o05’40,1" BT sedikit palawija
dan sayuran,
kemerataan Simpson’s. Untuk menghitung kekayaan spesies,
kampung, dan indeks Shannon-Wiener dan indeks kemerataan Simpson’s
kebun campur digunakan program Ecological metodology 2nd edition.
Selajambe 06o48’09.0" LS 346-351 mdpl Padi monokultur,
107o12’52,9" BT kampung, dan
Untuk menentukan perbedaan kekayaan, keanekaragaman, dan
kebun campur kemerataan spesies Hymenoptera dengan analisis ragam (One
lintang selatan (LS), bujur timur (BT), meter di atas permukaan laut way ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan (DNMRT) 95%
(mdpl) menggunakan program Statistica for Windows 5.0.
Vol. 13, 2006 KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIANJUR 139

HASIL Jenis sayuran yang banyak ditanam di lanskap persawahan


antara lain bawang daun, caisim, wortel, kacang, dan cabe
Pada lanskap Nyalindung, jenis penggunaan lahan dari (Gambar 1). Pertanaman sayuran ini umumnya diperlakukan
total lanskap berturut-turut untuk pertanaman padi, dengan pestisida kimia satu kali seminggu untuk pengendalian
pemukiman dan kebun campur, dan pertanaman sayuran dan hama dan penyakit. Pestisida kimia yang banyak digunakan
palawija adalah 52.02, 27.63, dan 20.35% (Tabel 2). Lanskap petani sayur adalah Decis (Deltametrin 25 g/l), Matador
persawahan pada ketinggian di atas 900 mdpl umumnya (Lamdasihalotrin 25 g/l), dan Tamaron (Profenofos 500 g/l).
ditanami padi lokal yang berumur panjang seperti Pandan Kebun campur terdapat di lahan kering yang seringkali
Wangi, Limar, Rantai, dan Morneng. Lanskap persawahan bercampur dengan pemukiman. Kebun campur umumnya
yang berada di bawah 900 mdpl ditanami varietas padi berumur ditanami pohon buah-buahan, tetapi kurang terawat, sehingga
pendek seperti Sari Wangi dan IR 64. banyak ditumbuhi oleh tumbuhan liar. Talun yang terdapat

Tabel 2. Data Class Area (CA), Number Patch (NumP), Mean Patch Size (MPS), dan Shannon Wienner Index (SDI) lanskap Nyalindung, Gasol,
dan Selajambe hasil analisis dengan Patch Analyst Arc View 3.2
Nyalindung Gasol Selajambe
Kelas elemen lanskap
CA (ha) NumP MPS (ha) SDI CA (ha) NumP MPS (ha) SDI CA (ha) NumP MPS (ha) SDI
Bawang daun 3.72 7 0.53 0 0 0 0 0 0
Bawang daun, caisim, kacang 0.46 1 0.46 0 0 0 0 0 0
Cabe 0.51 2 0.26 0.42 2 0.21 0 0 0
Caisim 0.27 3 0.09 0.16 1 0.16 0 0 0
Caisim, bawang daun 5.92 2 2.92 0 0 0 0 0 0
Jagung 0 0 0 1.69 13 0.13 0 0 0
Kacang 0.99 1 0.99 0 0 0 0 0 0
Kacang, caisim 1.36 1 1.36 0 0 0 0 0 0
Pemukinan dan kebun campur 20.95 5 4.19 12.32 9 1.37 20.86 11 20.86
Kebun bunga, bawang daun 0.42 1 0.42 0 0 0 0 0 0
Padi 39.44 1 39.44 62.78 1 62.78 119.73 1 119.73
Kebun campur 0 0 0 0 0 0 0.50 1 0.50
Wortel 0 0 0 0.53 2 0.27 0 0 0
Ubi jalar 1.58 5 0.32 0 0 0 0 0 0
Wortel, bawang daun 0.20 1 0.20 0 0 0 0 0 0
Total lanskap 75.82 30 6.32 3.19 77.89 28 12.98 1.93 141.10 13 47.03 1.59

727500 728000
PETA
LOKASI 1 (DESA NYALINDUNG)
N

100 0 100 200 Meter


Legenda
Transek 1
Transek 2
Jalan
9249000

9249000

Sungai
Kecamatan Cugenang Bawang daun
Bawang daun, caisim, kacang
Cabe
Caisim
Caisim, bawang daun
Desa Nyalindung Kacang
Kacang, Caisim
Pemukiman
Kebun bunga, bawang daun, caisim
Padi
Wortel
Wortel, bawang daun
9248500

Kabupaten Cianjur
9248500

Lokasi

727500 728000
Gambar 1. Struktur lanskap pertanian Desa Nyalindung yang dibuat menggunakan program Arc View 3.2.
140 YAHERWADI ET AL. Hayati

di pingiran sungai banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan adalah 80.59, 15.82, 2.85, dan 0.74% (Tabel 2 & Gambar 2).
bambu. Varietas padi yang banyak ditanam adalah padi berumur
Pada lanskap Gasol, jenis penggunaan lahan dari total pendek (IR 46, Aqua, dan Sari Wangi), tetapi padi berumur
lanskap berturut-turut untuk pertanaman padi, pemukiman dan panjang seperti Pandan Wangi masih dijumpai. Tanaman
kebun campur, pertanaman palawija, dan pertanaman sayuran palawija yang banyak ditanam adalah jagung, sedangkan

730800 731160 731600 731850


PETA
LOKASI 2 (DESA GASOL)
N

100 0 100 200 Meter


9247000

9247000
LEGENDA
Jalan
Sungai
Transek 1
Transek 2
Cabe
Caisim
9246650

9246650
Jagung
Pemukiman
Padi
Desa Gasol Ubi jalar

Kecamatan Cugenang
Kabupaten Cianjur

Lokasi
9246300

9246300

730800 731160 731600 731850


Gambar 2. Struktur lanskap pertanian Desa Gasol (B) yang dibuat menggunakan program Arc View 3.2.

744900 745200 745500 745800 746100


PETA
LOKASI 3 (DESA SELAJAMBE)
9247500
9247500

100 0 100 200 Meter


9247200
9247200

Kecamatan Sukaluyu LEGENDA


Jalan
Sungai
Desa Selajambe Transek 1
Transek 2
9246900
9246900

Kebun campur
Padi
Pemukiman
9246600
9246600

Kabupaten Cianjur

Lokasi
9246300
9246300

744900 745200 745500 745800 746100


Gambar 3. Struktur lanskap pertanian Desa Selajambe yang dibuat menggunakan program Arc View 3.2.
Vol. 13, 2006 KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIANJUR 141

sayuran adalah cabe dan caisim. Kebun campur umumnya lanskap Gasol 6084 individu yang terdiri atas 31 famili dan
terdapat di belakang pemukiman. 299 spesies dan lanskap Selajambe 5761 individu yang terdiri
Pada lanskap Selajambe, jenis penggunaan lahan berturut- atas 34 famili dan 324 spesies (Tabel 3). Secara umum famili
turut untuk pertanaman padi, kebun campur dan pemukiman Hymenoptera yang ditemukan dalam penelitian ini dapat
adalah 84.86 dan 15.14% (Tabel 2 & Gambar 3). Pola tanam dikelompokan menjadi empat kelompok fungsional yaitu:
pada lanskap persawahan desa Selajambe biasanya adalah kelompok predator terdiri atas enam famili dan 98 spesies,
padi-padi palawija (kacang kedelai, kacang hijau, dan jagung), parasitoid 28 famili dengan 409 spesies, polinator empat famili
tetapi selama penelitian dilakukan (dua musim) lanskap dengan delapan spesies, serta herbivor satu famili dengan
pesawahan hanya ditanami padi. Varietas padi yang digunakan tiga spesies (Tabel 3).
adalah padi berumur pendek antara lain IR 46, Aqua, dan Kekayaan, Keanekaragaman, dan Kemerataan Spesies
Ciherang. Kebun campur banyak ditanami pohon karet dan Hymenoptera. Keanekaragaman habitat yang membentuk
pohon buah-buahan. Kebun campur pada lanskap Selajambe struktur ketiga lanskap tersebut mempengaruhi kekayaan,
ini dikelola secara intensif dan terawat dengan baik. keanekaragaman, dan kemerataan spesies Hymenoptera yang
Total Jumlah Individu dan Spesies Hymenoptera. Sejumlah mendiaminya. Kekayaan spesies lebih tinggi di lanskap
20 830 individu Hymenoptera dari 39 famili dan 508 spesies Nyalindung daripada lanskap Gasol dan Selajambe.
telah dikoleksi dari ketiga lanskap pertanian di DAS Cianjur Keanekaragaman dan kemerataan spesies lebih tinggi di
dari Januari sampai September 2003 (Tabel 3). Jumlah lanskap Nyalindung dan Selajambe daripada lanskap Gasol
Hymenoptera yang dikumpulkan pada lanskap Nyalindung (Gambar 4).
yaitu 8985 individu yang terdiri atas 35 famili dan 387 spesies,

Tabel 3. Jumlah famili, spesies, dan individu Hymenoptera pada lanskap Nyalindung, Gasol, dan Selajambe
Nyalindung Gasol Selajambe
Famili Keterangan*
Jumlah sp. Kelimpahan relatif Jumlah sp. Kelimpahan relatif Jumlah sp. Kelimpahan relatif
Agaonidae 3 0.03 0 0.00 1 0.03 Herbivor
Ampulicidae 4 0.07 4 0.07 3 0.17 Predator
Anthophoridae 4 0.18 2 0.05 1 0.02 Polinator
Aphelinidae 4 0.87 3 0.44 1 1.06 Parasitoid
Apidae 0 0.00 0 0.00 1 0.05 Polinator
Bethylidae 10 0.43 5 0.20 5 0.28 Parasitoid
Braconidae 35 3.56 27 2.79 24 2.33 Parasitoid
Ceraphronidae 14 0.98 7 0.53 12 1.68 Parasitoid
Chalcididae 5 0.08 4 0.08 9 0.49 Parasitoid
Colletidae 1 0.01 0 0.00 0 0.00 Polinator
Diapriidae 23 1.31 25 1.89 23 3.70 Parasitoid
Drynidae 1 0.01 1 0.02 2 0.05 Parasitoid
Elasmidae 6 0.27 5 0.39 6 1.20 Parasitoid
Encyrtidae 21 5.73 15 1.38 22 4.05 Parasitoid
Eucharitidae 0 0.00 0 0.00 1 0.02 Parasitoid
Eucoilidae 7 0.69 4 0.20 5 0.24 Parasitoid
Eulophidae 45 5.14 32 2.37 42 3.82 Parasitoid
Eupelmidae 2 0.10 1 0.02 2 0.16 Parasitoid
Eurytomidae 5 0.42 4 0.62 5 1.77 Parasitoid
Fidellidae 1 0.02 1 0.02 1 0.02 Polinator
Formicidae 58 68.00 53 79.25 47 65.71 Predator
Ichneumonidae 41 2.16 28 1.46 23 0.94 Parasitoid
Mymaridae 10 1.39 1 1.33 11 1.63 Parasitoid
Mymarommatidae 1 0.18 10 0.18 1 0.14 Parasitoid
Nyssonidae 1 0.06 1 0.03 1 0.02 Parasitoid
Philanthidae 1 0.02 2 0.03 0 0.00 Predator
Perilampidae 0 0.00 0 0.00 1 0.02 Parasitoid
Platygastridae 6 1.24 4 0.67 4 0.85 Parasitoid
Pteromalidae 5 0.76 7 0.36 6 0.92 Parasitoid
Scelionidae 57 4.31 46 4.32 47 5.50 Parasitoid
Scoliidae 2 0.02 0 0.00 2 0.05 Parasitoid
Sierolomorphidae 1 0.08 1 0.02 0 0.00 Parasitoid
Signiphoridae 3 0.67 2 0.56 2 0.90 Parasitoid
Sphecidae 1 0.03 0 0.00 1 0.02 Predator
Tetracampidae 3 0.61 2 0.31 4 0.95 Parasitoid
Tiphiidae 1 0.02 0 0.00 0 0.00 Parasitoid
Tricogrammatidae 7 0.49 5 0.35 7 1.20 Parasitoid
Vespidae 2 0.06 2 0.05 1 0.02 Predator
*Goulet dan Huber (1993), LaSale dan Gauld (1993) dan dengan asumsi bahwa Formicidae adalah predator
142 YAHERWADI ET AL. Hayati

a 230 Forman dan Godron (1986), matriks merupakan elemen lanskap


a
220 yang paling luas dan mempunyai peranan yang dominan dalam
210 fungsi lanskap keseluruhan.
Kekayaan spesies (S)

200 Pada lanskap Nyalindung dan Gasol fragmentasi banyak


190 terjadi pada lanskap persawahan, sedangkan lanskap
b
180 b persawahan di Selajambe relatif tidak terfragmentasi. Dari
170 analisis habitat ketiga lanskap tersebut, beberapa nilai
160 kuantitatif lanskap yang diperoleh dapat digunakan sebagai
150
+ Std. Dev. indikator terjadinya fragmentasi.
+ Std. Err.
140 Rataan Berdasarkan nilai Number Patch (NumP) yang diperoleh,
Nyalindung Gasol Selajambe lanskap Nyalindung memiliki jumlah bidang lahan yang paling
Lanskap banyak yaitu 30 bidang lahan, kemudian diikuti oleh lanskap
b 5.6 Gasol 28 bidang lahan dan Selajambe 13 bidang lahan (Tabel
a 2). Nilai NumP ini dapat memberikan informasi mengenai
Keanekaragaman spesies (H`)

5.4 a
fragmentasi yang terjadi dalam lanskap. Jika semakin banyak
5.2 bidang lahan yang terbentuk, akan semakin besar
5.0 fragmentasinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
4.8 tingkat fragmentasi tertinggi terdapat di lanskap Nyalindung
4.6 (Gambar 1), kemudian diikuti oleh Gasol (Gambar 2), sedangkan
lanskap persawahan di Selajambe relatif tidak terfragmentasi
4.4 b
+ Std. Dev.
atau dengan kata lain didominasi oleh pertanaman padi
4.2 + Std. Err. monokultur (Gambar 3). Menurut Kruess dan Tscharntke
Rataan
4.0 (1994) dan Southworth et al. (2002) fragmentasi habitat adalah
Nyalindung Gasol Selajambe
peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas dan
Lanskap
berkelanjutan diperkecil atau dibagi menjadi dua atau lebih
c 0.09
a
fragmen.
Fragmentasi suatu lanskap dapat juga ditunjukkan oleh
Kemerataan spesies (E)

0.08
Nilai mean patch size (MPS). Apabila nilai MPS suatu lanskap
a
lebih kecil dari yang lainnya, maka lanskap tersebut lebih
0.07
terfragmentasi (Herzog & Lausch 2001). Nilai MPS lanskap
0.06 Nyalindung lebih kecil dari lanskap Gasol dan Selajambe (Tabel
2). Hasil ini mempertegas lagi bahwa lanskap Nyalindung lebih
0.05 b
terfragmentasi daripada lanskap Gasol dan Selajambe (Gambar
+ Std. Dev. 1, 2 & 3).
+ Std. Err.
Rataan Menurut Herzog dan Lausch (2001) fragmentasi habitat
0.04
Nyalindung Gasol Selajambe yang terjadi dalam suatu lanskap dapat meningkatkan jumlah
Lanskap bidang lahan dan meningkatkan nilai Shannon’s Diversity
Gambar 4. Kekayaan spesies (a), keanekaragaman spesies (b), dan Index (SDI). Lebih lanjut dinyatakan bahwa nilai SDI ini dapat
kemerataan spesies (c) Hymenoptera. Huruf yang berbeda digunakan sebagai indikator kompleksitas suatu lanskap. Nilai
pada gambar yang sama menyatakan perbedaan yang nyata
SDI paling tinggi terdapat pada lanskap Nyalindung,
(one-way ANOVA dan DNMRT pada taraf kepercayaan
95%). sedangkan yang paling rendah terdapat pada lanskap
Selajambe (Tabel 2). Tingginya keanekaragaman bidang lahan
pada lanskap Nyalindung karena lanskap tersebut tersusun
PEMBAHASAN dari 12 kelas penggunaan lahan, sedangkan lanskap Gasol
dan Selajambe hanya tersusun dari enam dan tiga kelas
Struktur Lanskap Nyalindung, Gasol, dan Selajambe. Ada penggunaan lahan atau dengan kata lain kedua lanskap
beberapa ukuran hasil analisis kuantitatif lanskap yang dapat tersebut didominasi oleh pertanaman padi (Gambar 2 & 3).
digunakan untuk menentukan keanekaragaman dan Dari hasil analisis kuantitatif lanskap ini dapat disimpulkan,
konfigurasi suatu lanskap (struktur lanskap). Nilai class area struktur lanskap Nyalindung lebih kompleks daripada lanskap
(CA) misalnya menunjukkan luas penggunaan lahan dari suatu Gasol dan Selajambe.
kelas penggunaan lahan atau elemen pada suatu lanskap. Kelimpahan Hymenoptera. Lanskap Nyalindung dengan
Berdasarkan hasil analisis habitat ini terlihat bahwa nilai CA struktur yang kompleks dan terdiri atas ekosistem padi,
terbesar untuk lanskap Nyalindung, Gasol, dan Selajambe palawija, dan sayuran mempunyai jumlah individu, spesies,
adalah pertanaman padi, yaitu berturut-turut 39.44, 62.78, dan dan famili Hymenoptera yang lebih tinggi daripada lanskap
119.73 ha (Tabel 2). Nilai CA yang besar menyatakan bahwa Gasol dan Selajambe yang terdiri atas ekosistem padi
elemen lanskap tersebut merupakan elemen yang dominan. monokultur (struktur lanskap sederhana). Sebelumnya Suana
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanaman padi et al. (2004) juga melaporkan bahwa jumlah individu dan
merupakan matriks dari ketiga lanskap tersebut. Menurut spesies laba-laba lebih tinggi di lanskap Nyalindung daripada
Vol. 13, 2006 KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIANJUR 143

lanskap Gasol dan Selajambe. Dengan demikian terlihat bahwa keanekaragaman komunitas parasitoid lebih tinggi pada
struktur lanskap pertanian di DAS Cianjur juga mempengaruhi lanskap yang kompleks daripada lanskap yang sederhana.
jumlah spesies Hymenoptera yang menghuninya. Selanjutnya dilaporkan oleh Idris et al. (2001) bahwa
Berdasarkan kelimpahan relatif dari 39 famili Hymenoptera Keanekaragaman dan kelimpahan spesies dari famili
yang telah dikumpulkan, maka kelompok predator (dengan Chalcididae, Braconidae, dan Ichneumonidae (Hymenoptera)
asumsi Formicidae adalah predator) merupakan kelompok yang lebih tinggi pada lanskap yang lebih beragam daripada lanskap
dominan pada lanskap Nyalindung, Gasol, dan Selajambe yang sederhana. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan
(Tabel 3). Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Herlinda et al. dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
(2004) bahwa Formicidae merupakan famili Hymenoptera yang
dominan ditemukan pada lanskap pertanian di Cianjur. Hal ini UCAPAN TERIMA KASIH
menunjukkan bahwa jumlah individu atau biomassa Formicidae
sangat besar sehingga mendominasi komunitas Hymenoptera Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program BPPS
pada pertanaman padi di DAS Cianjur. Wilson (1990) Dikti Departemen Pendidikan Nasional dan JSPS-DGHE Core
mengatakan bahwa biomassa Formicidae hampir tujuh kali University Program in Applied Bio-Sciences University of
fauna vetebrata di hutan tropis Brazil. Dengan demikian Tokyo dan Institut Pertanian Bogor atas bantuan sebagian
Formicidae merupakan salah satu kelompok organisme yang dana penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
dominan di ekosistem terestrial. Alan, Maman, Iman, dan Nina yang telah membantu penelitian
Sebaliknya, jika Formicidae dikeluarkan dari koleksi, maka ini.
terlihat bahwa komunitas Hymenoptera didominasi oleh
kelompok parasitoid yaitu famili Braconidae, Diapriidae, DAFTAR PUSTAKA
Encyrtidae, Eulophidae, Ichneumonidae, Mymaridae, dan
Scelionidae untuk ketiga lanskap tersebut (Tabel 3). Demikian Armbrecht I, Ulloan-Chacon P. 2003. The little fire ant Wasmannia
juga berdasarkan jumlah spesies kelompok parasitoid auropunctata (Roger) (Hymenoptera: Formicidae) as a diversity
indicator of ants in tropical dry forest fragments of Colombia.
mempunyai spesies yang lebih tinggi, tetapi jumlah individu Environ Entomol 32:542-547.
rendah (Tabel 3). LaSalle dan Gauld (1993) mengatakan bahwa Bell SS, McCoy ED, Mushinsky HR. 1991. Habitat Structure: the
dari keseluruhan spesies Hymenoptera yang telah Physical Arrangement of Objects in Space. New York: Chapman
diidentifikasi, hampir separuhnya adalah Hymenoptera & Hall.
Forman RTT, Godron M. 1986. Landscape Ecology. Singapore: John
parasitoid yang termasuk ke dalam 10 superfamili dan 48 famili. Willey & Sons.
Jadi hasil penelitian ini telah mengumpulkan lebih dari separuh Goulet H, Huber JT. 1993. Hymenoptera of the world: An Identification
famili Hymenoptera parasitoid yang ada. Hal ini menunjukkan Guide to Families. Ottawa: Research Branch Agriculture Canada
bahwa parasitoid merupakan komponen penting dalam Publ.
Heong KL, Aquino GB, Barrion AT. 1991. Arthropod community
ekosistem pertanian karena parasitoid dapat mengatur structure of rice ecosystem in the Philippines. Bull Entomol Res
populasi serangga hama secara bertautan padat. Dengan 81:407-416.
demikian dalam pengelolaan ekosistem pertanian pada lanskap Herlinda S et al. 2004. Atropoda predator penghuni ekosistem
Nyalindung, Gasol, dan Selajambe perlu dipertimbangkan persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat. J Entomol Indones 1:9-
17.
peranan Hymenoptera parasitoid yang terdapat pada Herzog F, Lausch A. 2001. Supplementing land-use statistiss with
ekosistem tersebut. landscape metrics: some methodological considerations. Environ
Kekayaan dan Keanekaragaman Spesies Hymenoptera. Monit Assess 72:37-50.
Lanskap Nyalindung yang terletak di bagian hulu DAS Cianjur Hunter MD. 2002. Landscape structure, habitat fragmentation, and
ecology of insect. Agr Forest Entomol 4:159-166.
yang terdiri atas pertanaman polikultur mempunyai kekayaan Idris AB, Gonzaga AD, Nor Zaneedarwaty N, Hasnah BT, Natasha BY.
dan keanekaragaman spesies Hymenoptera lebih tinggi 2001. Does habitat disturbance have adverse effect the diversity
daripada lanskap Gasol dan Selajambe yang berturut-turut of parasitoid community? J Biol Sci 1:1040-1042.
terletak di bagian tengah dan hilir DAS Cianjur (Gambar 4). Kruess A. 2003. Effect of landscape structure and habitat type on a
plant-herbivor-parasitoid community. Ecography 26:283-290.
Bell et al. (1991) mengatakan bahwa populasi dan komunitas Kruess A, Tscharntke T. 1994. Habitat fragmentation, species loss,
organisme sangat dipengaruhi oleh gradien lingkungan and biological control. Science 264:1581-1584.
(ketinggian tempat) dan struktur habitat. Selanjutnya Stevens LaSalle J, Gauld ID. 1993. Hymenoptera: their diversity, and their
(1992) menemukan bahwa kekayaan spesies beberapa impact on the diversity of other organisms. Di dalam: LaSalle J,
Gaul ID (ed). Hymenoptera and Biodiversity. London: CAB Int.
organisme seperti pohon, mamalia, burung, reptil, ampibi, dan hlm 1-26.
serangga ordo Ortoptera menurun sejalan dengan Marino PC, Landis DA. 1996. Effect of landscape structure on parasitoid
meningkatnya ketinggian tempat. Pada penelitian ini diversity and parasitism in agroecosystems. Ecol Appl 6:276-284.
sebaliknya, kekayaan spesies Hymenoptera meningkat dengan Menalled FD, Costamagna AC, Marino PC, Landis DA. 2003. Temporal
variation in the respon of parasitoid to agricultural landscape
ketinggian. Menurut Way dan Heong (1994) kekayaan spesies structure. Agr Ecosyst Environ 96:29-35.
serangga pada ekosistem padi di daerah tropik tidak Menalled FD, Marino PC, Gage SH, Landis DA. 1999. Does Agricultural
berkorelasi dengan ketinggian. Hal tersebut lebih dipengaruhi landscape structure affect parasitism and parasitoid diversit? Ecol
oleh pertanaman selain padi dan tumbuhan liar yang terdapat Appl 9:634-641.
Noyes JS. 1989. The diversity of Hymenoptera in the tropics with
di sekeliling pertanaman padi (lanskap yang kompleks). Hasil special reference to parasitica in Sulawesi. Ecol Entomol 14:197-
yang sama juga dilaporkan oleh Menalled et al. (1999) bahwa 207.
144 YAHERWADI ET AL. Hayati

Southworth J, Nagendara H, Tucker C. 2002. Fragmentation of a Usher MB. 1995. A world of change: land-use patterns and athropod
landscape: incorporating landscape metrics into stellite analysis communities. Di dalam: Harrington R, Stork NE (ed). Insects in a
of land-cover change. Landscape Res 27:253-269. Changing Environment. New York: Acad Pr. hlm 371-397.
Stevens GC. 1992. The elevation gradient in altitudinal range: an Way MJ, Heong KL. 1994. The role of biodiversity in dynamics and
extension of Rapoport’s latitudinal rule to altitude. Am Nat management of insect pests of tropical irrigated rice – a review.
140:893-911. Bull Entomol Res 84:567-587.
Suana IW, Duryadi D, Buchori D, Manuwoto S, Triwidodo H. 2004. Wilson EO. 1990. The current state of biological diversity. Di dalam:
Komunitas laba-laba pada lanskap persawahan di Cianjur. Hayati Wilson EO, Peter FM (ed). Diversity. Washington: Nat Acad Pr.
11:145-152.
Tscharntke T, Brandl R. 2004. Plant-insect interaction in fragmented
landscapes. Annu Rev Entomol 49:405-430.
Tscharntke T, Steffan-Dewenter I, Kuress A, Thies C. 2002.
Contribution of small habitat fragments to conservation of insects
communities of grassland-cropland landscapes. Ecol Appl 12:354-
363.

Anda mungkin juga menyukai