Makalah Neneng Rustika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat seperti

sekarang ini terasa sekali pendidikan boleh dikatakan tidak dapat terlepas dari

kehidupan manusia. Kemampuan belajar yang tinggi menjadi syarat bagi setiap

peserta didik dalam memburu ilmu pengetahuan di Sekolah Dasar. Pendidikan

adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup,

diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya.

Demikian juga Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam

perkembangan masa depan bangsa karena dari sanalah tunas muda harapan

bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja (Sarwon,, 2009 : 1) yang

mengemukakan bahwa pendidikan upaya meningkatkan salah satu aspek kualitas

Sumber Daya Manusia. Untuk mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia

yang berkualitas melalui pendidikan, pemerintah melalui kurikulum pendidikan

nasional merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang

wajib diberikan kepada peserta didik sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Beberapa alasan yang membuat matematika diwajibkannya untuk dipelajari

adalah sebagai berikut :


1. Matematika selalu digunakan dalam segala sendi kehidupan.

2. Semua bidang studi memerlukan kajian matematika yang sesuai.

3. Matematika dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dengan berbagai

cara.

4. Matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan

memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak sekolah dasar.

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang amat

pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi pembelajarannya. Matematika

merupakan mata pelajaran yang memiliki objek abstrak yang berdasarkan

kebenaran dan konsistensi. Materi matematika bukanlah yang pertamakali dikenal

oleh peserta didik dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. Kemampuan

peserta didik dalam pembelajaran mengenali ide-ide matematika berkembang

sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Ide-ide matematika yang tentu dikenal itu

perlu dikembangkan secara sistematis dalam bentuk pembelajaran yang diajarkan

secara berencana.

Uraian didepan mengungkapkan bahwa matematika itu penting, tetapi

dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam matematika masih jauh dari apa

yang kita harapkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran yang dipakai

kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajarn tersebut kurang maksimal.


Kenyataan tersebut masih banyak ditemui di Sekolah Dasar, tempat penulis

melaksanakan tugas selama ini. Guru masih dominasi dengan metode ceramah

yang berlangsung hanya satu arah. Guru menyampaikan pesan pada peserta didik

hanya menekankan pada isi pesan, yaitu materi pelajaran. Sedangkan peserta

ddidik hanya sebagai pendengar materi yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran masih berpusat pada guru tanpa melibatkan peserta didik,

sehingga tidak mearik minat peserta didik untuk belajar yang akhirnya

menyebabkan peserta didik merasa jenuh. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Peserta didik yang merasa jenuh

belajar tidak akan mampu menyerap materi pelajaran dengan baik sehingga hasil

tes peserta didik akan sering menunjukkan prestasi belajar yang rendah.

Selain pembelajaran yang masih sering disampaikan secara konvensional,

masih banyak guru matematika yang menyusun program pembelajaran tidak

berorientasi pada kenyataan dan masalah yang sering dihadapi peserta didik dalam

kehidupannya. Sejumlah besar materi pelajaran matematika belum begitu baik

tertanam dalam pemahaman peserta didik. Banyak peserta didik tidak dapat

merasakan hubungan emosional dengan materi pelajaran sehingga peserta didik

tidak dapat merasakan bahwa materi pelajaran matematika yang dipelajari penting

bagi kehidupannya.
Tuntutan pendidikan yang terus meningkat, mengharuskan adanya

peningkatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi

peserta didik. Penyampaian bahan ajar merupakan syarat penting bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu, peningkat

pembelajaran seyogiyanya difokuskan kepada keaktifan peserta didik selama

proses belajar mengajar berlangsung. Guru dituntut untuk menyajikan materi

pelajaran dengan baik, selain menguasai bahan pelajaran.

Dalam menghadapi era globalisasi pendidikan di Indonesia terutama

bidang studi matematika, perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Mata

pelajarn matematika penting sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai

pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Selain itu, matematika

menunjang terbentuknya watak, keterampilan berpikir ilmiah, dan keterampilan

memecahkan masalah. Salah satu pokok bahasan matematika Sekolah Dasar yang

sulit di pahami oleh peserta didik, diantaranya adalah menghitung keliling dan

luas persegi dan persegi panjang. Tujuan pembelajaran menghitung keliling dan

luas persegi panjang Sekolah Dasar adalah memahami menghitung keliling dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Konsep menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang

merupakan konsep yang tidak mudah dipahami oleh peserta didik Sekolah Dasar.
Sehingga untuk mengajarkannya memerlukan kesabaran, kesungguhnan,

perhatian, ketekunan, kemampuan professional guru, dan mempunyai dedikasi

yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan peserta didik

pada pokok bahasan menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang.

Bagi peserta didik Sekolah Dasar menghitung keliling dan luas persegi dan

persegi panjang adalah hal yang tidak mudah, kesulitan tersebut disebabkan

oleh pemahaman yng belum mantap tentang menghitung keliling dan luas persegi

dan persegi panjang itu sendiri. Sehingga ketika guru menjelaskan cara

menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang peserta didik mengikuti

secara mekanik (tanpa pemahaman). Salah satu alternative solusi yang dipandang

dapat mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan pendekatan

realistik. Dengan pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat memposisikan

guru sebagai perancang dan organisasi pembelajaran sehingga peserta didik

memiliki kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui

aktivitas belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, rumusan

masalah dalam makalah ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Melalui Pendekatan Realistik dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

untuk Peserta Didik di Sekolah Dasar?”.

Secara terperinci rumusan masalah dapat dinyatakan sebagai berikut :


1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan realistik di Sekolah Dasar?

2. Apakah pendekatan realistik dapat meningkatkan minat peserta didik

dalam belajar matematika?

3. Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan

menghitung keliling luas persegi dan persegi panjang?

C. Tujuan

Setiap kegiatan tertentu memiliki tujuan, begitu pula dengan makalah ini

secara umum yang menjadi tujuan makalah ini adalah untuk meningkatkan

prestasi belajar peserta didik sekolah dasar terutama di Sekolah Dasar.

Adapun secara khusus, makalah ini bertujuan :

1. Mengetahui proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan realistik.

2. Melihat minat peserta didik terhadap matematika dengan menggunakan

pendekatan realistik.

3. Memberikan gambaran tentang sejauhmana pembelajaran menghitung

keliling dan luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan

pendekatan realistik dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses psikologi dasar pada diri individu dalam

mencapai perkembangan kehidupannya. Melalui belajar individu memperoleh

perubahan-perubahan dalam dirinya atau kematangan kepribadiannya, baik yang

menyangkut aspek-aspek intelektual, emosional, maupun moral spiritual.

Sumardi (1984 : 253) mengemukakan bahwa :

1. Belajar itu membawa perubahan (perubahan perilaku, baik aktual maupun

potensial),

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya perubahan baru,

3. Perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

B. Pembelajaran Matematika

Proses belajar pada dasarnya merupakan interaksi dinamis antara peserta

didik dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam

hal ini, interaksi mengisyarat adanya aktivitas setiap pihak, baik peserta didik

yang belajar maupun guru yang mengajar. Aktivitas kedua pihak terjalin dalam

bentuk interaksi belajar mengajar. Pada tahapan pembelajaran akan lebih efektif
bila peserta didik ikut berpartisipasi aktif. Oleh karena itu perlu di tekankan agar

peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran itu sendiri.

Mengorganisasikan pembelajarn sekurang-kurangnya ada empat hal yang

harus di perhatikan, yaitu :

1. Menyajikan sesuatu dengan baik.

2. Menumbuhkembang proses berpikir.

3. Membaca intelektual sosial.

4. Mengajar bagaimana mengajar.

Tujuan belajar dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh

pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan-kemampuan

intelektual para peserta didik dan merangsang keingintahuan mereka. Dari

pernyataan di atas diharapkan peserta didik dapat menguasai materi tidak hanya

terbata pada tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran

yang dapat di serap secara bermakna (meaningful larning). Tujuan pengajaran

bermakna (meaningful learning) dimaksudkan sebagai cara mengajarkan materi

pelajaran yang mengutamakan pengertian dari pada harapan, bukan sekedar

menerima maupun menghafal. Dalam belajar bermakna aturan-aturan matematika

tidak disajikan dalam bentuk jadi tetapi sebaliknya aturan-aturan tersebut

sebaiknya ditemukan oleh peserta didik.

Menurut Suherman dan Soedjana (Suharyati, 2006 : 8) ”Pendekatan-

pendekatan pembelajaran dalam matematika merupakan suatu konsep atau


prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk

menacapai tujuan mengajar.

Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk

mengajarkan tiap bahan pelajaran misalnya metode ceramah, tanya jawab dan

lain-lain”. Proses pembelajaran seyogyanya bukan sekedar transfer gagasan dari

guru kepada peserta didik untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan.

Dalam pembelajaran matematika sekarang ini diharapkan peserta didik dapat

menerapkan matematika secara baik dalam kehidupan mereka. Dengan hal

demikian diharapkan matematika lebih memasyarakat dan tidak dianggap sebagai

mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.

C. Pembelajaran Matematika Realistik SD

Realistik Mathematika Education adalah model pembelajaran yang

menempatkan realistk dan lingkungan peserta didik sebagai titik awal

pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dapat dibayangkan

dengan baik oleh peserta didik dan digunakan sebagai sumber munculnya konsep

atau pengertian matematika yang meningkat. Soedjadi (dalam Suharyati, 2006: 8)

Pembelajaran matematika dengan menggunakan Realistics Mathematic

Education (RME) merupakan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang

nyata atau pernah di alami oleh peserta didik. Pembelajaran ini juga menekankan
keterampilan proses yaitu memberikan kesempatan atau menciptakan peluang

sehingga peserta didik aktif belajar matematika.

Pandangan Freudental dalam matematika banyak mempengaruhi pendekatan

realistik. Menurut de Lenge RME mempunyai lima karakteristik yaitu :

1. Menggunakan masalah kontekstual (masalah konstektual sebagai aplikasi

dan sebagai titik tolak dari matematika yang di inginkan dapat muncul).

2. Menggunakan model atau jembatan yang menghubungkan dunia konkret

dengan dunia abstrak (perhatian diarahkan pada pengembangan model,

skema, dan simbolis dari pada hanya menstransfer rumus atau matematika

formal secara langsung.

3. Menggunakan konstribusi peserta didik (konstribusi yang besar pada

proses belajar mengajar diharapkan dari konstrbusi peserta didik sendiri

yang mengarahkan dari metode informal mereka ke arah yang lebih formal

atau standar).

4. Interaktivitas (negoisasi secara eksplisit, intervensi, koopersi, dan evaluasi

sesama peserta didik dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar

secara kontrktif dimana strategi informal peserta didik digunakan sebagai

jantung untuk mencapai penyajian yang formal.

5. Terkait dengan topik pembelajaran lainnya, (baik terkait dengan topik di

dalam matematika sendiri maupun diluar matematika). Sebagai usaha


untuk mengintegrasikan bahan-bahan matematika yang diikat oleh kontek

tema.

Perkembangan pembelajaran matematika yang semakin kompleks menuntut

setiap guru untuk berperan aktif dalam mencari solusi pendekatan yang

memungkinkan untuk disampaikan pada peserta didik sekolah dasar. Realistics

Mathematic Education yang dikembangkan di negara Belanda pada tahun

1980-1990 sangat menarik untuk disampaikan di Indonesia.

Treffers (dalam Suharyati, 2006 : 11) mengemukakan tentang kerangka atau

prinsip teori realistik yang meliputi :

1. Contructing and Concretising

Prinsip pembelajaran pertama adalah pembelajaran matematika yang

menekankan pada upaya pembentukan suatu aktivitas pembelajaran yang nyata

pembelajaran ini didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua

hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.

2. Level and Models

Prinsip pembelajaran ini adalah pembelajaran konsep atau kemampuan

yang merupakan suatu proses dalam menemukan suatu jawaban, terkadang pokok

bahasan berada diluar batas yang harus ditetapkan sehingga pada tahap ini terlihat

adanya tingkatkan bagi peserta didik yang aktif dan pasif. Perhatian yang

diberikan pada pengembangan model-model, situasi, skema dan simbol-simbol.

3. Reflection and Special Assignments


Prinsip pembelajaran yang ketiga adalah pengembangan suatu fakta dalam

proses pembelajaran memperlihatkan suatu refleksi aktivitas mulai dari mengingat

sendiri sampai pada proses penyampaian pada orang lain.

Sumbangan para peserta didik, sehingga peserta didik dapat membuat

pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya peserta didik

memproduksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri sehingga dapat membimbing

para peserta dari level matematika informasi menuju matematika formal.

4. Social Conteks and Interaction

Prinsip pembelajaran yang keempat adalah pembelajaran bukan berarti

aktivitas sendiri akan tetapi sesuatu yang terjadi dalam suatu kelompok dan ini

berarti secara langsung dan merangsang hubungan pada konteks sosial budaya

Interaktivitas sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika.

5. Structuring and Interweaping

Prinsip pembelajaran yang kelima adalah pembelajaran matematika yang

bukan hanya kumpulan pembelajaran yang mengasikan yang tidak berhubungan

dengan pengetahuan dan kemampuan, akan tetapi suatu pengetahuan dan

kemampuan yang tersusun rapi dari suatu structur yang ada. Intertwinning

(membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan. Kelima prinsip belajar

(dan mengajar) menurut filosopfis ”realistics” di atas inilah yang menjiwai setiap

aktivitas pembelajaran matematika.

D. Prestasi Belajar Matematika


Istilah prestasi belajar menunjuk pada keberhasilan dalam upaya

mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui suatu kegiatan yang

diikutinya. Setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan

perubahan-perubahan pada dirinya. Hasil-hasil yang diperoleh peserta didik dapat

diukur atau diketahui berdasarkan perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan

kegiatan belajar.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan di lapangan tentang

pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik untuk meningkatkan

prestasi belajar matematika di Sekolah Dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik

dapat merubah situasi belajar dari yang semula kurang aktif berubah menjadi

aktif. Aktifitas belajar siswa terhadap pembelajaran matematika mulai terlihat,

siswa mulai berani menjawab soal-soal di depan kelas baik secara perorangan

maupun secara kelompok. Pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan realistik pada pokok bahasan keliling dan luas persegi dan persegi

panjang di Sekolah Dasar secara umum telah dapat meningkatkan prestasi

belajar matematika.
2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada

pokok bahasan keliling dan luas persegi dan persegi panjang di Sekolah Dasar

ternyata mampu mengubah minat siswa yang semula kurang menyukai

pelajaran matematika menjadi antusias dan tampak senang pada pembelajaran

matematika ini.

3. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil

tes yang telah dilakukan jika dibandingkan dengan nilai sebelum menggunakan

pendekatan realistik

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan dari makalah yang telah

dilakukan, diantaranya adalah sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai peningkatan prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan lain

dengan subyek penelitian yang berbeda. Pembelajaran matematika dengan

Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar , porsi yang diberikan harus lebih lebih

banyak sehingga perhatian dan keinginan siswa untuk belajar matematika lebih

meningkat. Selain itu, penulis menganggap penting untuk terus memberikan

kebebasan kepada guru lain untuk mengembangkan kebebasannya dalam

memberikan metode dan pendekatan yang bervariasi dalam mengajar khususnya

dengan pendekatan realistik. Waktu dan pokok bahasan yang diberikan hendaknya

diberikan kebebasan yang lebih leluasa sehingga mutu pendidikan lebih dapat

ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Fajariyah, N. dan Triratnawati, D. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Kelas 3


untuk SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.

Hatimah, I., Susilana, R. dan Nuraedi. (2006). Penelitian Pendidikan. (Edisi


Kesatu). Bandung: UPI Pres.

Hermawan, R., Mujono. Dan Suherman, A. (2007). Metode Penelitian


Pendidikan Sekolah Dasar. (Edisi Kesatu). Bandung : UPI Pres.

Isrok”atun. (2009). “Pembelajaran Matematika Dengan Stategi Kooperatif Tipe


Studen Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa”. Jurnal Pendidikan Dasar. (12), 36-40.

Prabawanto, S. Dan Mujono. (2006). Analisis Data dan Peluang. (Edisi Kesatu).
Bandung: UPI Pres.

Sarwon ”atun. (2009). ” Peningkatan Pemahaman Siswa pada Pembelajaran


Matematika Konsep Bilangan Romawi Melalui Metode Pemecahan Masalah.
Makalah PTK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suryati, I. (2006). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas III SDN. Gandasoli
Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi. Skripsi UPI : tidak diterbitkan.
Supriadi, (2009). “Teori Belajar Matematika Dengan Pendidikan Matematika”.
Jurnal Pendidikan Dasar. (12), 41-46.

Suwangsih, E. dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. (Edisi


Kesatu). Bandung : UPI Pres.

Yusuf, S. et al. (1993). Dasar-Dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar


Mengajar. Bandung : CV. Andira Bandung.

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmaanirrohim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat illahi Rabbi atas nikmat dan

karunianya yang telah Allah SWT berikan sehingga penyusunan makalah ini

dapat terselesaikan hanya berkat pertolongan-Nya.

Sholawat serta salam semoga dicurahkan kepada Nabi jungjunan yang

tidak akan pernah ada sudahnya, tak lupa semoga dilimpahkan juga kepada

sahabat-sahabatnya dan akhirnya kepada kita semua. Amiin.

Alhamdulillah dengan selesainya makalah yang berjudul ”Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Reaslistik Bagi Siswa

Sekolah Dasar”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terealisasi

dengan baik tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan dorongan yang begitu besar kepada penulis dalam menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang terkait dengan pembuatan makalah ini.

Menyadari sepenuhnya penulis berkeyakinan bahwa makalah ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah di masa yang akan datang.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu

sumber yang bermanfaat bagi pelaksanaan pengajaran matematika di Sekolah

Dasar khususnya dalam dunia pendidikan pada umumnya. Mudah-mudahan

berkah dan hidayah serta ampunan-Nya senantiasa terlimpah curahkan kepada kita

semua. Amin ya Rabbal ’Alamin.....

Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                                                  Halaman   
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar ................................................................................... 7
B. Pembelajaran Matemaika ........................................................................ 7
C. Pembelajaran Matematika Realistik SD ................................................ 9
D. Prestasi Belajar Matematika .................................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................. 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PENDEKATAN REALISTIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

MAKALAH

oleh

Neneng Rustika, S.Pd.

NIP. 196809092008012010
SDN 012 BABAKAN CIPARAY
KOTA BANDUNG
2022

Anda mungkin juga menyukai