Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah R C87a5f5f
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah R C87a5f5f
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah R C87a5f5f
1 2009
Abstract
62
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
diduga akan kian hari kian meningkat, baik oleh dengan masyarakat atau pemerintah. Dengan
aktifitas pembuangan limbah infeksius maupun adanya kebijakan legal (termasuk penerapan SNI
oleh kegiatan pembuangan limbah domestik wajib) yang mengharuskan pihak rumah sakit
yang pada gilirannya akan memberikan agar menyediakan fasilitas pengolahan limbah
kontribusi terhadap penurunan derajat kesehatan yang dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi
masyarakat. Oleh sebab itu, upaya pengendalian maupun biaya operasional menjadi lebih besar.
pencemaran lingkungan oleh institusi rumah sakit Kebijakan Standar Nasional Indonesia
akan sangat bermanfaat bagi terciptanya tentang lingkungan antara lain menetapkan
lingkungan yang sehat, nyaman dan lestari. persyaratan suatu sistem manajemen lingkungan
Untuk mencapai kesejahteraan yang memungkinkan suatu organisasi untuk
masyarakat melalui bidang kesehatan, menuntut mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
pelayanan kesehatan yang baik. Pelayanan dan tujuan yang memperhatikan persyaratan
kesehatan yang baik dapat terwujud apabila 4 hukum dan informasi tentang aspek lingkungan
(empat) faktor terpenuhi, yaitu : yang penting.
63
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
64
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
(mg/l)
BOD5 75
COD 100
TSS 100
pH 6-9
Untuk air limbah yang berasal dari dapur, Gambar 1. Diagram proses pengelolaan air
laundry, kantor, ruang rawat inap, ruang operasi, limbah rumah sakit
air limpasan tangki septik umumnya
mengandung polutan senyawa organik yang 3.4. Teknologi pengolahan air limbah
cukup tinggi sehingga proses pengolahnnya
dapat dilakukan dengan proses biologis. Untuk Di dalam proses pengolahan air limbah
limbah cair rumah sakit yang berasal dari khususnya yang mengandung polutan senyawa
laboratorium biasanya banyak mengandung organik, teknologi yang digunakan sebagian
logam berat yang mana bila air limbah tersebut besar menggunakan aktifitas mikro-organisme
dialirkan ke dalam proses pengolahan secara untuk menguraikan senyawa polutan organik
biologis, logam berat tersebut dapat menggagu tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan
proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk aktifitas mikro-organisme biasa disebut dengan
pengelolaan limbah cair rumah sakit yang “Proses Biologis” 2).
berasal dari laboratorium dilakukan dengan cara Proses pengolahan air limbah secara
dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi
secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa
dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik.
lain, dan selanjutnya diolah dengan proses Proses biologis aeorobik biasanya digunakan
pengolahan secara biologis. Pengelolaan limbah untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD
cair yang berasal dari kegiatan laboratorium yang tidak terlalu besar, sedangkan proses
dapat juga dilakukan dengan cara ditampung di biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan
dalam tangki penampungan dan selanjutnya air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi
dikirim ke tempat pengolahan limbah B3 yang 2).
ada. Untuk limbah cair rumah sakit yang berupa Pengolahan air limbah secara bilogis
pelarut jika dibuang bersama-sama dengan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
limbah cair yang dapat menggangu proses yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi
biologis di dalam Instalasi Pengolahan Air (suspended culture), proses biologis dengan
Limbah (IPAL), oleh karena itu pengelolaannya biakan melekat (attached culture) dan proses
dapat dilakukan dengan cara pembakaran pada pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.
suhu tinggi dengan incinerator atau dapat
65
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
Proses biologis dengan biakan tersuspensi Di alam, senyawa organik dapat terurai
adalah sistem pengolahan dengan menggunakan menjadi karbon dioksida, air dan sejumlah
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa an organik yang stabil oleh aktifitas
senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro- mikroorganisme. Mikro-organisme tersebut tidak
organime yang digunakan dibiakkan secara berada dalam satu spisies secara bebas,
tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa melainkan dalam bentuk konsorsium atau
contoh proses pengolahan dengan sistem ini campuran dari bermacam-macam spesies
antara lain : proses lumpur aktif standar atau tertentu tergantung dari kondisi lingkungannya,
konvesional (standard activated sludge), step dimana masing-masing mikro-organisme tersebut
aeration, contact stabilization, extended aeration, bersaing untuk mendapatkan makanan yang
oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan sesuai dengan sifat-sifat organisme tersebut.
lainya (JSWA, 1979). Oleh karena kemampuan untuk mendapatkan
Proses biologis dengan biakan melekat makanan atau kemampunan metabolisme di
yakni proses pengolahan limbah dimana mikro- lingkungan bervariasi, maka mikro-organisme
organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu yang mempunyai kemampuan adaptasi dan
media sehingga mikroorganisme tersebut kemampuan mendapatkan makanan dalam
melekat pada permukaan media. Proses ini jumlah besar dengan kecepatan yang
disebut juga dengan proses film mikrobiologis maksimum akan berkembang-biak dengan cepat
atau proses biofilm. Teknologi pengolahan air dan akan menjadi dominan di lingkungannya.
limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter, Di antara mikro-organisme di alam,
biofilter tercelup, reaktor kontak biologis putar organisme yang mempunyai kemampuan
(rotating biological contactor, RBC), contact metabolisme yang paling tinggi adalah bakteria,
aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya dikuti oleh eumycetes dan protozoa. Mikro-
(JSWA, 1979). organisme tersebut mempunyai ukuran yang
Proses pengolahan air limbah secara sangat kecil tetapi kemampuan metabilismenya
biologis dengan lagoon atau kolam adalah sangat tinggi. Di dalam proses pengolahan air
dengan menampung air limbah pada suatu kolam limbah secara biologis, pada hakekatnya adalah
yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama memanfaatkan mikro-organisme (bakteria) yang
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan
tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada senyawa-senyawa polutan tertentu di dalam
dalam air akan terurai. Untuk mempercepat suatu reaktor biologis yang kondisinya di buat
proses penguraian senyawa polutan atau agar sesuai untuk pertumbuhan mikro-organisme
memperpendek waktu tinggal dapat juga (bakteria) yang digunakan.
dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh Di dalam proses pertumbuhan atau
proses pengolahan air limbah dengan cara ini perkembang-biakan serta metabolisme
adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi mikroorganisme harus mempunyai sumber
(stabilization pond). Proses dengan sistem energi, karbon untuk pertumbuhan sel baru serta
lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan elemen anaorganik atau nutrien misalnya
sebagai proses biologis dengan biakan nitrogen, phospor, sulfur, natrium, kalsium dan
tersuspensi. Secara garis besar klasifikasi proses magnesium. Karbon dan sumber energi biasanya
pengolahan air limbah secara biologis dapat disebut substrat, sedangkan nutrien dan faktor
dilihat seperti pada Gambar 2. pertumbuhan juga diperlukan untuk
pembentukan sel.
Berdasarkan cara pernafasan dan bentuk
metabolismenya, mikro-organisme (bakteria)
yang digunakan untuk proses pengolahan air
limbah secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua grup yakni mikro-organisme yang
melakukan foto sintesis dan mikro-organisme
yang melakukan sintesis bahan kimia. Untuk
mikro-organisme yang melakunan sintesis bahan
kimia di golongkan menjadi dua yakni bakteria
autotropik dan bakteria heterotropik, meskipun
ada sebagian bakteria yang melakukan
fotosintesis yang mana hal ini merupakan suatu
perkecualian.
Gambar 2. Proses pengolahan air limbah
secara biologis aerobik
66
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
3.5. Pengolahan Air Limbah Dengan Konsentrasi BOD pada air hasil olahan dapat
Proses Lumpur Aktif mencapai lebih rendah dari 25 mg/l.
Proses pengolahan air limbah sistem
3.5.1. Pengolahan Air Limbah Dengan lumpur aktif standar dapat dijelaskan pada
Proses Lumpur Aktif Standar Gambar 3. Secara umum proses pengolahannya
(Konvensional) adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal
dari sumber ditampung ke dalam bak
Proses lumpur aktif termasuk proses penampung air limbah. Bak penampung ini
biologis aerobik, yaitu proses peruraian polutan berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah,
organik dalam air limbah dengan menggunakan dilengkapi dengan saringan kasar untuk
mikroorganisma dan oksigen menjadi CO2 dan memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air
H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Perlengkapan limbah dalam bak penampung di pompa ke bak
atau peralatan standard yang digunakan dalam pengendap awal.
proses lumpur aktif meliputi:
Tangki aerasi tempat bereaksinya air limbah
dengan mikroorganisma pengurai air limbah.
Mikroorganisma tersuspensi yang ada dalam
air limbah dinamakan activated sludge.
Bak pengendap untuk memisahkan air
limbah yang telah dimurnikan dari lumpur
mikroorganisma.
Sistem sirkulasi untuk membalikkan sebagian
lumpur dari bak pengendap ke tangki aerasi. Gambar 3. Sistem lumpur aktif standar atau
Sirkulasi ini digunakan untuk menjaga konvensional 2)
konsentrasi mikro organisma dalam tangki
aerasi. Tinggi rendahnya konsentrasi Bak pengendap awal berfungsi untuk
mikroorganisma dalam tangki aerasi menurunkan padatan tersuspensi (Suspended
merupakan salah satu faktor yang Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25
mempengaruhi efisiensi pengolahan. %. Air limpasan dari bak pengendap awal
Sistem pengolahan dan pembuangan dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam
kelebihan lumpur sebagai akibat dari bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara
pertumbuhan mikroorganisma. sehingga mikroorganisme yang ada akan
Peralatan pemasok udara seperti blower dan menguraikan zat organik yang ada dalam air
difuser udara. limbah. Energi yang didapatkan dari hasil
Sistem pengadukan seperti untuk membuat penguraian zat organik tersebut digunakan oleh
campuran mikroorganisma dan air limbah mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya.
homogen serta tidak mencegah Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut
pengendapan lumpur dalam tangki aerasi. akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam
Sistem ini tidak perlu digunakan apabila jumlah yang besar. Biomasa atau
suplai udara dalam kolam aerasi sudah mikroorganisme inilah yang akan menguraikan
cukup besar dan tidak terjadi pengendapan. senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Udara disalurkan melalui pompa blower Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak
(diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
mikroba membentuk flok yang akan yang mengandung masa mikroorganisme
mengendap di tangki pengendap. diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air
Sistem ini mempunyai efisiensi limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir
penguraian polutan organik yang sangat bagus dialirkan ke bak khlorinasi atau kontaktor khlor.
dan cocok diterapkan pada daerah dimana lahan
tidak cukup tersedia. Dibandingkan dengan 3.5.2. Modifikasi Proses Lumpur Aktif
sistem biologis lain seperti facultatif lagoon, Konvensional (Standar)
sistem lumpur aktif memiliki beberapa
keunggulan diantaranya: Selain sistem lumpur aktif konvesional,
Kualitas hasil olahan terutama pH dan ada beberapa modifikasi dari proses lumpur aktif
kandungan oksigen lebih bagus yang banyak digunakan di lapangan yakni antara
Kebutuhan lahan untuk IPAL relatif kecil, lain sistem aerasi berlanjut (extended aeration
Cocok untuk kandungan polutan organik system), Sistem aerasi bertahap (step aeration),
(BOD, COD) yang tidak terlalu tinggi Sistem aerasi berjenjang (tappered aeration),
(dibawah 3000 mg/l), sistem stabilisasi kontak (contact stabilization
system), Sistem oksidasi parit (oxydation ditch),
67
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
Sistem lumpur aktif kecepatan tinggi (high rate Standardisasi meliputi kegiatan standar
activated sludge), dan sistem lumpur aktif dan penilaian kesesuaian. Standar merupakan
dengan oksigen murni (pure-oxygen activated spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan.
sludge). Beberapa pertimbangan untuk pemilihan Sedang penilaian kesesuaian (conformity
proses tersebut antara lain: jumlah air limbah assessment) adalah penilaian kesesuaian suatu
yang akan diolah, beban organik, kualitas air produk (barang dan atau jasa) terhadap standar.
olahan yang diharapkan, lahan yang diperlukan Penilaian kesesuaian dilakukan oleh laboratorium
serta kemudahan operasi dan lainnya, lihat (uji dan kalibrasi) maupun lembaga (inspeksi,
gambar 4 dan 5 di bawah. sistem manajemen, dan personil).
68
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
14000/SNI 19-14000. LS ini seharusnya sudah kepada standar internasional yang ada, dan atau
terakreditasi oleh KAN. mengembangkan sendiri standar hasil penelitian,
Di dunia sedang ada upaya penyatuan yang secara ilmiah harus bisa dipertanggung
standar antara SMM dan SML, karena isu jawabkan, melalui uji profisiensi.
lingkungan sedang hangat saat ini, seperti
dengan adanya isu pemanasan global (global 4.2. Pengertian Rumah Sakit
warming).
4.2.1. UU No. 23 Tentang Kesehatan
4.1.2. Standar Nasional Indonesia
Undang Undang No. 23 Tahun 1992
SNI adalah satu-satunya standar Tentang: Kesehatan Oleh: PRESIDEN
nasional tentang pengukuran (measurement), REPUBLIK INDONESIA Nomor: 23 TAHUN 1992
standar, pengujian (testing) dan mutu (quality), (23/1992) Tanggal: 17 SEPTEMBER 1992
dikenal dengan MSTQ, dan berlaku di seluruh (JAKARTA), mengamanatkan antara lain 1):
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum ada SNI, dahulu di kenal adanya BAB – VI SUMBER DAYA KESEHATAN
standar secara sektoral, seperti SII (Standar Bagian Ketiga SARANA KESEHATAN Pasal 56
Industri Indonesia), SLI (Standar Listrik Ayat 1 – 2
Indonesia), SP (Standar Perdagangan), dsb 6). (1) Sarana kesehatan meliputi balai
Dengan adanya SNI, dan telah pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
terbentuknya Badan Standardisasi Nasional rumah sakit umum, rumah sakit khusus,
(BSN) pada tahun 1997, maka sudah tidak ada praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik
lagi standar sektoral tersebut, diganti dan dokter spcsialis, praktik dokter gigi
digabung menjadi Standar Nasional Indonesia spesialis, praktik bidan, toko obat, apotek,
(SNI). Badan Standardisasi Nasional (BSN) pedagang besar farmasi, pabrik obat dan
adalah lembaga yang berwenang menetapkan bahan obat, laboratorium, sekolah dan
(pemberian Nomor) SNI. akademi kesehatan, balai pelatihan
Instansi teknis dapat membuat regulasi kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.
teknis dengan menggunakan referensi SNI yang (2) Sarana kesehatan sebagaimana dimaksud
mutahir, tanpa harus mengubah produk hukum dalam ayat (1) dapat diselenggarakan oleh
(Kepmen, Perda, dan lain-lain). Bila ketentuan pemerintah dan atau masyarakat.
teknis diberlakukan oleh instansi teknis (misal
tentang obat oleh Badan POM), maka ketentuan BAB – V BANGUNAN, PERALATAN,
itu hanya berlaku dalam sektor yang menjadi PERLENGKAPAN DAN OBAT-OBATAN
pembina (dalam hal ini BPOM). Pasal 19 Ayat 1 - 2
Instansi teknis yang berwenang dapat (1) Setiap Rumah Sakit harus mempunyai
memberlakukan SNI sebagai SNI wajib, bila ruangan untuk penyelenggaraan
terkait keamanan, keselamatan, kesehatan dan pelayanan rawat jalan, rawat nginap,
lingkungan. Bila hal ini yang diberlakukan, maka gawat darurat, penunjang medik dan non
SNI tersebut menjadi milik nasional, meski medik.
awalnya dilakukan oleh Panitia Teknis (PT) (2) Standardisasi bangunan Rumah Sakit
perumusan SNI yang ada di instansi teknis ditetapkan tersendiri oleh Menteri
tertentu (misal SNI tentang lif yang dibuat oleh Kesehatan.
PT di Dep PU dalam aspek bangunan gedung, Pasal 21 Ayat 1 – 2
namun diberlakukan juga oleh Depnaker dalam (1) Setiap Rumah Sakit dilengkapi dengan
aspek tenaga kerja, jadi pemberlakuan SNI tidak tenaga listrik, penyediaan air bersih,
lagi secara sektoral, melainkan secara nasional sistem pembuangan air limbah dan atau
lintas sektoral) 6). air kotor, alat komunikasi dan alat
Pengawasan Pra Pasar penerapan SNI pemadam kebakaran serta peralatan
dapat dilakukan oleh LS Pro (yang sudah rumah tangga.
terakreditasi oleh KAN), karena ada kegiatan (2) Pengadaan perlengkapan tersebut pada
surveillance. Pengawasan (Pasca) Pasar ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan
penerapan SNI dapat dilakukan oleh instansi Rumah Sakit.
teknis yang berwenang (a.l. Pengawasan barang
beredar Depdag), dan surveilance oleh LS Pro. I. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN
Masyarakat/Lembaga Konsumen dapat ikut HALAMAN RUMAH SAKIT
melakukan pengawasan. I.1. Lingkungan Bangunan RS :
Sebelum SNI maupun standar lain akan a. Memiliki Pagar Pembatas.
diterapkan, diperlukan terlebih dahulu adanya b. Perbandingan Luasan Parkir Ideal.
rancangan standar, yang sebaiknya mengadopsi c. Aman Dari Banjir.
69
Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
70
Ir. PriKajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
71
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
Acuan normatif yang digunakan dari SNI 13-6615-2001, Cara uji sianida wad
berbagai JIS B, K, R dan Z, serta berbagai SNI dalam air limbah tambang dengan
tentang metode pengujian seperti PH, Residu spektrometri.
tersuspensi, dan lain-lain.
Istilah dan definisi yang dipakai antara 5.3.4 Kualitas air
lain mengacu pada JIS B 8530, dan JIS K 0102.
Beberapa istilah diantaranya adalah:MLSS. 5.3.4.1 Kualitas air secara umum
MLVSS, laju pengendapan lumpur aktif, dan usia
lumpur . Terdapat 61 judul SNI, diantaranya, Air
Hal yang diuji pada instalasi pengolahan dan air limbah-Bagian 58: Metode pengambilan
lumpur aktif, antara lain: suhu dan debit air contoh air tanah 5).
limbah, laju lumpur resirkulasi, dan jumlah
lumpur. 5.3.4.2 Air buangan
Jumlah pengujian terhadap instalasi
pengolahan lumpur aktif. Dari sejumlah pengujian Terdapat 8 SNI, diantaranya, Air limbah,
yang dilakukan pada setiap item, sedikitnya Cara uji kebutuhan oksigen biokimia.
dilakukan tiga kali pengujian dalam satu hari
dengan selang waktu yang cocok pada saat 5.3.5. Pengujian kandungan kimia dalam air
pengoperasian. Apabila ditemukan suatu ketidak-
tepatan, jumlah pengujian harus ditambah Terdapat 71 SNI, diantaranya Air dan air
sedemikian rupa sehingga kandungan limbah – Bagian 59: Metode pengambilan contoh
sebenarnya dari perubahan tersebut dapat air limbah.
dipastikan.
Pencatatan hasil pengujian, antara lain: 5.3.6. Pengujian sifat fisik air
kondisi obyek yang diuji, keadaan air limbah dan
air limbah olahan di inlet dan outlet, kondisi Terdapat 5 SNI, diantaranya Metode
lumpur cair di tangki aerasi, resirkulasi, pengujian angka bau dalam air.
pengolahan air limbah, lumpur yang dihasilkan.
5.3.7. Standar lainnya yang berkaitan
Analisis: dengan kualitas air
Ketentuan dalam SNI ini tentang Metode SNI 03-4819-1998, Tata cara pembuatan
pengujian kinerja instalasi pengolah Lumpur aktif, ekstrak sedimen untuk pengujian sifat kimia
yang ditetapkan pada tahun 2000 merupakan sedimen.
ketentuan yang lebih baru dari pada Kepmen SNI 19-6738-2002, Metode perhitungan debit
KLH No 58/tahun 1995 tentang Baku mutu andal air sungai dengan analisis lengkung
limbah cair kegiatan rumah sakit, jadi bersifat kekerapan.
melengkapi. Namun cakupan SNI lebih luas,
karena bersifat lintas sektoral, dan dapat Analisis:
diberlakukan sebagai SNI wajib, tidak hanya SNI di atas terkait lingkungan dan
menjadi regulasi teknis Menteri Lingkungan khususnya air limbah, dan lebih khusus lagi
Hidup, tetapi bisa diadop menjadi regulasi teknis tentang lumpur aktif merupakan kelengkapan
Menteri Kesehatan dan Menteri lain yang terkait. standar pengujian lingkungan terhadap teknologi
terkait dalam hal ini teknologi pengolahan air
5.3.2. Limbah cair, Lumpur 5) limbah rumah sakit.
72
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
73