Ipal Rumah Sakit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RUMAH

SAKIT ZANUR INTERNATIONAL KABUPATEN BULUKUMBA

Mary Selintung), Riswal K1), A. Zulchaidir Ashary2)


1)
Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin
2)
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

Abstrak

Dewasa ini, tingkat pemenuhan derajat kesehatan bagi masyarakat semakin tinggi. Terkhusus di kota-kota besar
didirikan banyak rumah sakit. Akibatnya efluen dari rumah sakit tidak sesuai standar yang berlaku. Limbah
rumah sakit bisa memengaruhi keadaan masyarakat sekitar dan berdampak bagi kesehatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk merencanakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Rumah Sakit Zanur
International yang efisien dalam penggunaan lahan maupun biaya. Sistem yang digunakan adalah sistem
biofilter anaerob-aerob sehingga bisa menghasilkan efluen yang sesuai standar baku mutu yang ditetapkan
pemerintah. Debit rencana air limbah sebesar 48 m3/hari dengan dimensi masing-masing untuk setiap unit
pengolahan yaitu bak pengumpul dengan volume 2 m 3, bak pemisah minyak dan lemak dengan volume 2 m 3,
bak ekualisasi dengan volume 16 m3, bak pengendapan awal dengan volume 4 m3, reaktor anaerob yang
berjumlah 2 ruang dengan volume total 5,53 m 3, reaktor aerob yang terdiri dari ruang erasi dan ruang bed media
dengan volume total 1,148 m3 dan bak pengendapan akhir dengan volume 8 m3.

Kata kunci : rumah sakit, air limbah, IPAL, Rumah Sakit Zanur International, Kabupaten Bulukumba

Abstract

Nowadays, an effort to improved public health, especially in big city is increased with many of hospital
buildings. Therefore, efluent from the hospital not adjusted with standart of waste water from government
policy. Hospital waste water could affect the health condition of people nearby the hospital. The purpose of this
research is to create a WWTP planning in use for Zanur International Hospital which is efficient in use of land
and cost. In this WWTP planning using the anaerob-aerob biofilter so it could produce a better efluent according
to standart by government. Debit plan for the WWTP is 48 m 3/day. Dimention for each processing unit is sump
well with volume 2 m3, oil separator well with volume 2 m3, equalization well with volume 16 m3, first
precipitation well with volume 4 m3, anaerob reactor contains 2 room with total volume 5,53 m3, aerob reactor
which contains aeration room dan bed media room with total volume 1,148 m3 and last precipitation well with
volume 8 m3.

Keywords : hospital, wastewater, WWTP, Zanur International Hospital, Bulukumba Regency


PENDAHULUAN Bagaimana jenis-jenis air limbah
untuk rumah sakit.
Fasilitas kesehatan semakin bertambah Bagaimana Sistim Instalasi
akibat cepatnya pertumbuhan penduduk di
Pengolahan Air Limbah pada Rumah
wilayah perkotaan. Seiring cepat bertumbuhnya
penduduk dan banyaknya penyakit yang mungkin Sakit Zanur International ?
muncul di antara masyarakat, menurut
pemerintah kota dan masyarakat untuk Berdasarkan rumusan masalah yang telah
meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas ditetapkan, maka dapat ditentukan tujuan dari
kesehatan khususnya rumah sakit sebagai sarana penelitian ini antara lain :
pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan Menganalisis jenis-jenis air limbah
derajat kesehatan masyarakat. Dari berbagai rumah sakit.
kegiatannya, rumah sakit menghasilkan berbagai Merencanakan Sistim Instalasi
macam limbah baik berupa limbah padat, limbah Pengolahan Air Limbah pada Rumah
cair dan limbah gas serta limbah B3. Air limbah Sakit Zanur International
rumah sakit merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potensial. TINJAUAN PUSTAKA
Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit
mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, Limbah Rumah Sakit
juga kemungkinan mengandung senyawa- Limbah merupakan buangan atau sisa
senyawa patogen yang dapat menyebabkan yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan
penyakit terhadap masyarakat sekitarnya. dari industri maupun domestik (rumah tangga).
Rumah sakit merupakan tempat Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
pelayanan kesehatan terhadap individu, pasien 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
dan masyarakat dengan inti pelayanan medik baik kegiatan.
pencegahan, pemeliharaan, pengobatan dan Pengertian limbah rumah sakit adalah
penyembuhan yang diproses secara terpadu agar
semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
mencapai pelayanan kesehatan paripurna.
Disamping kegiatan pelayanan kesehatan untuk rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
penyembuhan pasien, rumah sakit juga menjadi maupun gas yang dapat mengandung
media pemaparan dan atau penularan penyakit mikroorganisme pathogen bersifat infeksius,
bagi para pasien, petugas, pengunjung maupun bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat
masyarakat sekitar yang tinggal dekat rumah radioaktif.
sakit yang disebabkan oleh agent (komponen
penyebab penyakit) yang terdapat di lingkungan Tahapan Perencanaan Instalasi Pengolahan
rumah sakit. Rumah sakit juga menghasilkan
Air Limbah
sampah atau limbah yang dapat menimbulkan Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah
dampak negatif terhadap lingkungan, baik
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
lingkungan rumah sakit itu sendiri maupun 1. Debit Air Limbah
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, didalam
2. Aliran Air Limbah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah 3. Parameter Pencemar (Karakteristik) Air
sakit perlu menerapkan upayanya untuk
Limbah
meniadakan atau meminimalkan sekecil mungkin 4. Baku Mutu Air Limbah
dampak negatif.. Oleh karena itu, dengan tujuan
5. Ketersediaan Lahan dan Ruang
untuk memininalisir dampak negatif limbah 6. Ketersediaan Biaya
rumah sakit di Rumah Sakit Zanur International,
perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengukur Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
kebisingan tersebut dengan judul :
Beberapa teknologi proses pengolahan
Perencanaan Instalasi Pengolahan air limbah rumah sakit yang sering digunakan
Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Zanur
yakni antara lain: proses lumpur aktif (activated
International Kabupaten Bulukumba sludge process), reaktor putar biologis (rotating
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
biological contactor, RBC), proses aerasi kontak
dirumuskan beberapa permasalahan penelitian, (contact aeration process), dan proses dengan
yaitu :
biofilter Up Flow, biofilter anaerob-aerob, Pengolahan air limbah dengan proses Biofilter
Proses Biologis dan lainnya. Anaerob-Aerob adalah proses pengolahan air
1. Pengolahan Air Limbah dengan Proses limbah dengan cara menggabungkan proses
Biologis biofilter anaerob dan proses biofilter anaerob.
Proses pengolahan air limbah secara biologis Dengan mengunakan proses biofilter anaerob,
tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik polutan organik yang ada di dalam air limbah
(dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) akan terurai menjadi gas karbon dioksida dan
atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses methan tanpa menggunakan energi (blower
biologis aeorobik biasanya digunakan untuk udara), tetapi amoniak dan gas hidrogen sulfida
pengolahan air limbah dengan beban BOD yang (H2S) tidak hilang. Oleh karena itu jika hanya
tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis menggunakan proses biofilter anaerob saja hanya
anaerobik digunakan untuk pengolahan air dapat menurunkan polutan organik (BOD, COD)
limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi. dan padatan tersuspensi (TSS). Agar supaya hasil
2. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses air olahan dapat memenuhi baku mutu maka air
Biofilter Tercelup olahan dari proses biofilter anaerob selanjutnya
Proses pengolahan air limbah dengan proses diproses menggunakan biofilter aerob. Dengan
biofilm atau biofilter tercelup dilakukan proses biofilter aerob polutan organik yang masih
dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam tersisa akan terurai menjadi gas karbon dioksida
reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan (CO2) dan air (H2O), amoniak akan teroksidasi
media penyangga untuk pengembangbiakan menjadi nitrit selanjutnya akan menjadi nitrat,
mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. sedangkan gas H2S akan diubah menjadi sulfat.
Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa Dengan menggunakan proses biofilter anaerob-
pemberian udara atau oksigen. Posisi media aerob maka akan dapat dihasilkan air olahan
biofilter tercelup di bawah permukaan air. dengan kualitas yang baik dengan menggunakan
Mekanisme proses metabolisme di dalam sistem konsumsi energi yang lebih rendah.
biofilm secara aerobik secara sederhana dapat
diterangkan seperti pada gambar dibawah.

Gambar Skema Proses Pengolahan Air Limbah


Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Gambar Mekanisme Proses Metabolisme Di
Dalam Sistem Biofilm. (Disesuaikan dari Peralatan Standar Instalasi Pengolahan Air
Viessman and Hamer, (1985) , Hikami, (1992)) Limbah Dengan Proses Biofilter Anaerob
Aerob
3. Proses Biofilter Aerob Seluruh air limbah yang berasal dari
Berbeda dengan proses anaerob, beban beberapa proses kegiatan rumah sakit dialirkan
pengolahan pada proses aerob lebih rendah, melalui saluran pembuang ke bak pengumpul
sehingga prosesnya ditempatkan sesudah proses kecuali yang mengandung logam berat dan
anaerob. Pada proses aerob hasil pengolahan dari pelarut kimia. Air limbah yang berasal dari dapur
proses anaerob yang masih mengandung zat (kantin) dialirkan ke bak pemisah lemak (grease
organik dan nutrisi diubah menjadi sel bakteri trap) dan selanjutnya dialirkan ke bak
baru, hidrogen maupun karbondioksida oleh sel pengumpul. Air limbah yang berasal dari kegiatan
bakteri dalam kondisi cukup oksigen. laundry dialirkan ke bak pengolahan awal untuk
4. Proses Biofilter Anaerob Aerob menghilangkan busa, selanjutnya dilairkan ke bak
pengumpul. Air limbah yang berasal dari limbah
domestik non toilet dialirkan ke bak screen atau Bak pengendapan Awal.
bak kontrol dan selanjutnya dialirkan ke bak Kolam anaerob biofilter tempat
pengumpul. Air limbah toilet dialirkan ke tangki penguraian air limbah oleh
septik, selanjutnya air limpasannya (overflow) mikroorganisme secara anaerob
dialirkan ke bak pengumpul. Air limbah yang Kolam Aerob Biofilter tempat penguraian
berasal dari laboratorium dilairkan ke proses air limbah dengan mikroorgamisme
pengolahan awal dengan cara pengendapan kimia secara aerob.
dan air olahnnya dialirkan ke bak pengumpul. Air
Bak Pengendapan Akhir.
limbah yang berasal dari ruang operasi dialirkan
langsung ke bak pengumpul. Aliran air limbah Peralatan pemasok udara seperti blower
dari sumber ke bak pengumpul dilakukan secara dan difuser udara.
gravitasi sedangkan dari bak penumpun ke sistem Sistem pengadukan seperti untuk
IPAL dilakukan dengan sistem pemompaan. membuat campuran mikroorganisme
Dari bak pengumpul, air limbah dipompa ke dan air limbah homogen serta tidak
bak pemisah lemak atau minyak. mencegah pengendapan lumpur dalam
Bak pemisah lemak tersebut berfungsi kolam aerob biofilter. Sistem ini tidak
untuk memisahkan lemak atau minyak yang perlu digunakan apabila suplai udara
masih tersisa serta untuk mengendapkan kotoran dalam kolam tersebut sudah cukup besar
pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat dan tidak terjadi pengendapan. Udara
terurai secara biologis. Selanjutnya limpasan dari disalurkan melalui pompa blower
bak pemisak lemak dialirkan ke bak ekualisasi (diffused) atau melalui aerasi mekanik.
yang berfungsi sebagai bak penampung limbah Sel mikroba membentuk flok yang akan
dan bak kontrol aliran. Air limbah di dalam bak mengendap di media kolam aerob
ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit IPAL.Di biofilter.
dalam unit IPAL tersebut, pertama air limbah
dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk Kerangka Berpikir Penelitian
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
organik tersuspesi. Selain sebagai bak
pengendapan, juga berfungasi sebagai bak
pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur. Air limpasan dari bak
pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
anaerob (biofilter Anaerob). Di dalam bak
kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media
khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Di
dalam reaktor Biofilter Anaerob, penguraian zat-
zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan
oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik.
Secara urutan proses dapat dibagi menjadi dua
yaitu pengolahan primer dan pengolahan
sekunder.
Pengolahan primer yang terdiri dari antara
lain: METODE PENELITIAN
Bak pengumpul,
Screen atau saringan untuk memisahkan Kerangka penelitian
kotoran padat, Skema penelitian yang akan
Bak pemisah pasir atau grid chamber, dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1
Bak pemisah minyak/lemak atau grease dibawah ini.
trap,
Bak ekualisasi.
Sedangkan pengolahan sekunder merupakan
unit atau peralatan standard yang digunakan
dalam biofilter anaerob aerob meliputi:
dan badan instansi yang berkaitan dengan Rumah
Sakit Zanur International.
b. Data sekunder
Data sekunder yang dipakai dalam
perencanaan ini bersumber dari literatur yang
berkaitan, data-data dari Rumah Sakit Zanur
International dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan studi ini. Seperti data data
pegawai, data pasien, profil rumah sakit dan
lainnya.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian
terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk analisis data yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan statistik nonparametris.
Data yang diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis agar diketahui kualitas air yang
Gambar 3 Diagram alir penelitian dihasilkan dari hasil pengolahan limbah dan
kondisi eksisting dari unit pengolahan limbah
Tempat dan Waktu Penelitian Rumah Sakit Zanur International tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Setelah dilakukan analisis data untuk selanjutnya
Zanur International di Jalan Poros Bulukumba dilakukan evaluasi berkaitan dengan metode
Sinjai KM 1. Waktu penelitian dilaksanakan pengolahan limbah cair, dimensi dan desain
mulai pada November 2015 Januari 2016. bangunan, kualitas air, proses pengolahan dan
perawatan dengan data kepustakaan serta standar
Rancangan Penelitian yang berlaku.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji
sistim perencanaan sarana bangunan Instalasi Variabel yang Diamati
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit Variabel yang ditinjau dalam pengolahan
Zanur International dengan tujuan utama air limbah Rumah Sakit Zanur International ini
penulisan dalam studi perencanaan ini adalah meliputi:
sebagai berikut: - Jumlah tempat tidur dan fasilitas lainnya
1. Menganalisis karakteristik air limbah yang menghasilkan air limbah
pada Rumah Sakit - Analisis air limbah
2. Merencanakan Sistim Instalasi - Melakukan uji kualitas air limbah rumah
Pengolahan Air Limbah pada Rumah sakit
Sakit Zanur International - Sistim instalasi pengolahan air limbah
rumah sakit
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan Skema dan Flowchart Perencanaan
mengumpulkan data, kemudian data yang didapat
dianalisa sehingga mendapatkan kesimpulan.
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini
adalah:
a. Data Primer
Diperoleh dengan mengadakan kunjungan
langsung ke lokasi penelitian, sehingga diperoleh
kondisi eksisting pengolahan air limbah serta
sistem penyaluran air buangan yang ada.
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan
mengukur langsung (observasi) dan wawancara
kepada petugas di Instalasi Pengolahan Limbah
ANALISIS DIMENSI DAN PERENCANAAN Layout Lokasi Pembangunan Instalasi
IPAL Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Zanur
International
Rumah Sakit Zanur International adalah salah Luas Lahan Total = 3350 m2
satu rumah sakit milik swasta yang saat ini dalam Gedung RS = 1690 m2
tahap pembangunan. Rumah Sakit Zanur
IPAL = 68.4 m2
International merupakan wujud nyata dari
harapan pemerintah dan masyarakat Kabupaten RTH = 479 m2
Bulukumba untuk meningkatkan pelayanan Gedung penunjang
kesehatan di Kabupaten Bulukumba, terutama Lainnya = 1112.6 m2
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan bertaraf
internasional.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan pihak pengembang Rumah Sakit Zanur
International bahwa Rumah Sakit Zanur
International adalah Rumah Sakit yang desain
jumlah kamar dan bed merujuk dari RSUD
Sulthan Daeng Radja yaitu sebagai satu-satunya
rumah sakit yang ada di Kabupaten Bulukumba.
Sehingga diperoleh data bed (tempat tidur) yang
peneliti butuhkan untuk mendesain IPAL RS
Zanur International, sebagai berikut:

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah


Rumah Sakit Zanur International
Standar kualitas atau baku mutu yang
akan digunakan dalam perencanaan IPAL
Rumah Sakit Zanur International adalah baku
mutu efluen berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2014 halaman 77 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan .
Baku mutu air limbah yang digunakan dapat
Kondisi Eksisting dilihat pada tabel 4.3.
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
FISIKA
Suhu 30 0C
KIMIA
pH 6-9
BOD5 30 mg/L
COD 70mg/L
TSS 30 mg/L
NH3 Bebas 0,1 mg/L
PO4 2 mg/L
MIKROBIOLOGIK
MPN - Kuman
Golongan Koli/100 10.000
mL
RADIOAKTIVITAS timbulan air limbah rata rata per hari adalah 80
32P
2
7 x 10 Bq/L % dari pemakaian air bersih ratarata per hari.
Untuk memperkirakan jumlah air limbah
35P 2 x 103 Bq/L
Rumah Sakit dilakukan dengan mengacu
45Ca 3 x 102 Bq/L kepada standar pemakaian air untuk berbagai
51Cr 7 x 104 Bq/L kegiatan seperti telihat pada Tabel 4.5.
67Ga 1 x 103 Bq/L Berdasarkan tabel tersebut untuk kegiatan rumah
85Sr 4 x 103 Bq/L sakit umum kebutuhan pemakaian air bersih
7 x 103 Bq/L berkisar antara 350 - 1000 liter per bed per hari.
99Mo
Berdasarkan standar tersebut di atas dapat
113Sn 3 x 103 Bq/L
diperkiraan jumlah air limbah rumah sakit
129l 1 x 104 Bq/L berdasarkan dengan jumlah bednya.
131l 7 x 104 Bq/L
192lr 1 x 104 Bq/L
201TI 1 x 103 Bq/L
Sumber: Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
No. 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan
Kriteria Lingkungan Hidup

Unit-unit Pengolahan yang Akan Diterapkan

Perkiraan Jumlah Air Limbah dan Kapasitas


IPAL
Menurut Butter & Davies dalam Sugito
(2005) bahwa terdapat hubungan yang sangat erat
antara jumlah pemakaian air ratarata perorang
per hari terhadap air limbah yang dihasilkan dan
dapat dirumuskan secara sederhana sebagai
berikut :
Q1 = x. Q
Dimana :
Q adalah konsumsi air bersih per orang
per hari
Q1 adalah timbulan air limbah per orang
per hari
x adalah faktor pengembalian (dalam hal
ini menggunakan asumsi)
Dalam perencanaan pembangunan IPAL
ini, peneliti menggunakan perhitungan jumlah Perhitungan Desain Volume IPAL
Kapasitas IPAL : 48 m3/ Hari Gambar 4.6 Desain Bak Pengumpul.
BODinlet : 46,2 mg/l 1.2 Desain Bak Pemisah Lemak
CODinlet : 115,4 mg/l Bak pemisah lemak atau grease removal
Di dalam unit IPAL tersebut, pertama air yang direncanakan adalah tipe gravitasi
limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, sederhana.
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir Kapasitas IPAL : 48 m3 per Hari.
dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai Kriteria perencanaan 60 - 120 menit.
bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak Waktu Tinggal di dalam Bak (Hydraulic
pengurai senyawa organik yang berbentuk Retention Time) = 60 menit.
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan 1
penampung lumpur. Volume bak yang diperlukan = 24
1. Desain Pengolahan Awal
1.1 Desain Bak Pengumpul hari x 48 m3/hari = 2 m3
Kapasitas IPAL : 48 m3 per Hari. Ditetapkan :
Kriteria perencanaan 60 menit. Bak dimensi
Waktu Tinggal di dalam Bak (Hydraulic Lebar :1m
Retention Time) = 60 menit. Panjang :2m
1 Kedalaman air : 1 m
Volume bak yang diperlukan = 24 Ruang bebas : 0,12 m
Volume Aktual : 2 m3
hari x 48 m3/hari = 2 m3 Chek Waktu tinggal air limbah di dalam
Ditetapkan : Bak dimensi bak :
Lebar :1m = (2 m3 / 2 m3 ) x 60 menit = 60 menit
Panjang :2m 50
200

Kedalaman air : 1 m IN 50 50 25

Ruang bebas : 0,35 m


Volume Aktual : 2 m3
200
70 5 115 5
5
OUT
100
5

IN

IN
R4
100

200
50

IN 50 50 25
5

OUT
100

IN
Tampak atas (satuan cm)
100
35

IN
40
100

65
10

Tampak samping (satuan cm)


25
100
25 400
40 40
5
12

10
60
100

0
4
20

0
10
Gambar 4.7. Sketsa Bak Pemisah Lemak (satuan
cm)

0
5
1.3 Desain Bak Ekualisasi
Kriteria Perencanaan :
Waktu tinggal di bak (HRT) = 8 12 jam
Ditetapkan : waktu tinggal 8 jam Gambar 4.8. Desain Bak Ekualisasi (satuan cm)
8
Volume bak yang diperlukan = 24 Gambar sket bak pemisah lemak dan bak
ekualiasi dapat dilihat pada Gambar 4.9 sampai
hari x 48 m3/hari = 16 m3 dengan Gambar 4.19 .
Ditetapkan dimensi bak : F G H

Kedalaman bak :1m


Lebar bak :4m
Panjang bak :4m B C D E
Tinggi ruang bebas : 0,3 m
Chek waktu tinggal :
Volume efektif aktual = 1 m x 4 m x 4 A A
B C D E
m = 16 m3
16 m3
Waktu tinggal = 48 m3 per hari x
F G H

24 jam / hari = 8 jam 120


400
250
10
HRT di dalam bak ekualisasi = 8 jam 10 10

400

50 5 50 5 50 5 50 5 25
10
75

34

400
100

10
63
400

75
40
75

Gambar 4.9. Bak Pemisah Lemak dan Bak


Ekualisasi (Tampak Atas) (Satuan cm)
5
50
5
50
5
50
5
25
10
120
10
400
250
10 200
5
10 10

10
30

42

42

10
10

400
100

40

80
20

90
10

5
10
10

10
Gambar 4.10. Bak Pemisah Lemak dan Bak
Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Tampak Gambar 4.13. Bak Pemisah Lemak dan Bak
Atas) (satuan cm) Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan B-
B) (satuan cm)
200
10 10

10
30

42

42

10
310

40

80
20

90
5

5
200 400
10
10

10
90

Gambar 4.14. Bak Pemisah Lemak dan Bak


10

Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan C-


C) (satuan cm)
400
50
200
10 10
10

30
42

42

10
300

40

80
20

90
400

5
10
10

10
90

1050

Gambar 4.15. Bak Pemisah Lemak dan Bak


Gambar 4.11. Bak Pemisah Lemak dan Bak Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan D-
Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Tampak D) (satuan cm)
Samping dan Tampak Depan) (satuan cm) 200
10 10
10

30
400
200
120
42

42

10

5 5 5 5 5 250
40

80
20

50 50
90

50 25 10 10
10
5

10 21 21
10
10

20
10

IN
42

Gambar 4.16. Bak Pemisah Lemak dan Bak


5
60

10 Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan E-


E) (satuan cm)
10
10
20

Gambar 4.12. Bak Pemisah Lemak dan Bak


Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan A-
A) (satuan cm)
10
400
40
10 Debit air limbah = 48 m3/hari = 2 m3/ jam
50
= 33,33 liter per menit.

50
BOD masuk : 46,2 mg/l

10

100
50

20
Skenario Efisiensi : 25 %

60
5

5
BODkeluar : 34,65 mg/l
Kriteria Perencanaan
Waktu tinggal dalam bak = 2 jam
Gambar 4.17. Bak Pemisah Lemak dan Bak
2
Volume bak yang diperlukan = 24
Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan F-
F) (satuan cm)
400
hari x 48 m3/hari = 4 m3
10
10 40 Ditetapkan :
Dimensi bak pengendapan awal :
50

50

10
Lebar :1m

100
60
Kedalaman air efektif : 1 m
5

Panjang :4m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
(disesuaikan dengan kondisi lapangan)
Gambar 4.18. Bak Pemisah Lemak dan Bak Volume aktual =1mx1mx4
Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan G- m = 4 m3
G) (satuan cm) Chek waktu tinggal (retantion time) rata
400
rata =
10
40 3
10
4m
= 3
48 m per hari x 24 jam / hari = 2
50

50

10

100
60

jam
5

Beban permukaan surface loading rata


rata =
3
Gambar 4.19. Bak Pemisah Lemak dan Bak 48 m per hari
Ekualisasi dilengkapi dengan Teras (Potongan H- = 1mx 4m = 12 m3/m2 . hari
H) (satuan cm)
1.4 Pompa Air Limbah Standar JWWA : beban permukaan = 10
Debit air limbah = 48 m3/hari = 2,85 m3/ 50 m3/m2 . hari
jam = 47,5 liter per menit.
Tipe pompa yang digunakan = Pompa 2.2 Biofilter Anaerob
celup Debit air limbah = 48 m3/hari = 2 m3/ jam
Spesifikasi Pompa : = 33,33 liter per menit.
Kapasitas = 220 250 liter per menit BOD masuk : 34,65 mg/l
Total Head = 8,5 m Skenario Efisiensi : 75 %
Output listrik = 750 watt, 220 volt BODkeluar : 8,66 mg/l
Bahan = Stainless Steel Kriteria perencanaan :
Spesifikasi Pompa Air Limbah : Untuk pengolahan air limbah dengan
Tipe : Pompa celup/ submersible proses biofilter standar Beban BOD per volume
Merek : HCP Model F-05AF media adalah 0,4 4,7 kg BOD /m3.hari.
Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit Untuk Air Limbah Rumah Sakit
Bahan : Polimer atau Stainless steel ditetapkan beban BOD yang digunakan = 0,5 kg
Total Head : 8 11,5 m BOD /m3 media .hari.
Listrik : 0,5 KW, 220 V Beban BOD di dalam air limbah = 48
Diamter Outlet : 2 m3/hari x 34,65 g/m3 = 1663,2 g/hari = 1,6632
Jumlah : 2 unit (operasi bergantian) kg/hari

2. Desain Pengolahan Lanjut


2.1 Bak Pengendapan Awal
Volume media yang diperlukan = = 10/5 x 0,574 m3 = 1,148 m3
1,6632 kg /hari Waktu tinggal di dalam reaktor aerobik :
0,5 kg/m3 . hari = 3,32 m3 1,148 m3
= 48 m3 /hari hari x 24 jam / hari = 0,574
Volume Media = 60 % dari total Volume
reaktor, jam
Volume Reaktor yang diperlukan = 3,32 Dimensi :
m3 / 60 % = 5,53 m3 Lebar = 1,0 m
Waktu tinggal di dalam reaktor anaerobik Kedalaman air efektif = 1,0 m
: Panjang = 1,0 m
5,53 m3 Tinggi ruang bebas = 0,5 m
= 48 m3 /hari hari x 24 jam / hari = 2,77 Jumlah Ruangan = dibagi menjadi
2 ruangan
jam Chek waktu tinggal rata rata = 0,6 jam
HRT di dalam reaktor ditetapkan = 2,77 Tinggi ruang lumpur = 0,1 m
jam. Tinggi Bed media pembiakan mikroba =
Dimensi : 0,8 m
Lebar =1m Tinggi air di atas bed media = 0,3 m
Kedalaman air efektif = 1 m Panjang ruang aerasi =1m
Panjang =5m Lebar ruang bed media =1m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m Volume total media biofilter aerob = 0,8
3
Jumlah Ruangan = dibagi menjadi m x 1 m x 1 m = 0,8 m .
2 ruangan BOD Loading per volume media = 0,8 kg
Chek waktu tinggal rata rata = 3 jam BOD/m3 media per hari
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 2.4 Bak Pengendap Akhir
1,2 m Debit Limbah = 48 m3/hari = 2 m3/ jam =
Tinggi air di atas bed media = 0,3 m 33,33 liter per menit.
Lebar ruang media =1m Waktu Tinggal Di dalam Bak = 4 jam
Panjang ruang media =1m Volume Bak Yang Diperlukan =
Volume total media biofilter anaerob = 4 jam
3 3
1,2 m x 1 m x 1 m = 1,2 m3. 24 jam/hari x 48 m /hari = 8 m
BOD Loading per volume media = 1,2 kg
3
BOD/m media per hari Ditetapkan :
Dimensi Bak :
2.3 Biofilter Aerob Lebar = 1,0 m
Debit air limbah = 48 m3/hari = 2 m3/ jam Kedalaman air efektif = 2,0 m
= 33,33 liter per menit. Panjang = 4,0 m
BOD masuk : 8,6625 mg/l Tinggi ruang bebas = 0,5 m (disesuaikan
Skenario Efisiensi : 70 % dengan kondisi lapangan).
BODkeluar : 2,59 mg/l Volume Aktual = 1 m x 2 m x 4 m = 8
Beban BOD di dalam air limbah = 48 m3.
m3/hari x 8,6625 g/m3 = 415,8 g/hari = 0,41 Chek Waktu Tinggal (Retention Time)
kg/hari 8 m3
Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,7 x rata-rata = 48 m3 /hari x 24 jam /hari = 4
0,41 kg/hari = 0,287 kg/hari.
Beban BOD per volume media yang Jam
digunakan = 0,5 kg/m3.hari Beban permukaan (surface loading) rata-
Volume media yang diperlukan = 48 m3 per hari
0,287 kg /hari rata = 1mx 4m = 12 m3/m2.hari
3
0,5 kg/m3 . hari = 0,574 m
Standar JWWA :
Volume media = 0,5 x volume reaktor Beban permukaan = 10 50 m3/m2.hari.
Volume Reaktor Biofilter Areob Yang (JWWA)
diperlukan :
100
20
5 5
1540

25 5
20

50
5 400 5 200 5 100 5 200 5 100 5 100 5 400 5

100
70
5

5
0
2
0
0

5
4
8
0
0
1
0
2

Gambar 4.20. Gambar Desain IPAL Biofilter Gambar 4.24. Gambar Desain IPAL Biofilter
Anaerob-Aerob. (Tampak Atas) (satuan cm) Anaerob-Aerob (Potongan D-D) (satuan cm)
400 200
200
120 10 10

10
5 5 5 5 5 250 30
50 50 50 25 10
10 10

42

42
10

10
21 21

40

80
20

20

90
IN

5
42

10
10
5
60

10
10

10 Gambar 4.25. Gambar Desain IPAL Biofilter


10
20 Anaerob-Aerob. (Potongan E-E) (satuan cm)
100
Gambar 4.21. Gambar Desain IPAL Biofilter 20
Anaerob-Aerob. (Potongan A-A) (satuan cm) 5 5
5 2 05

50
100
25

100
20
70

5
5 5
5 2 05

50
25

100

5
19 60
70

Gambar 4.26. Gambar Desain IPAL Biofilter


5

Anaerob-Aerob (Potongan F-F) (satuan cm)


100
20
5 5
Gambar 4.22. Gambar Desain IPAL Biofilter
5 2 05

50

Anaerob-Aerob. (Potongan B-B) (satuan cm)


25

100

100
70

20
5 5
5
5 2 05

50
10
25

100

Gambar 4.27. Gambar Desain IPAL Biofilter


5
70

23 21 24 15 Anaerob-Aerob. (Potongan G-G) (satuan cm)


100
20
5 5
5

5 2 50

50
100
25
70

5
5

Gambar 4.23. Gambar Desain IPAL Biofilter


Anaerob-Aerob. (C-C) (satuan cm)
Gambar 4.28. Gambar Desain IPAL Biofilter
Anaerob-Aerob. (Potongan H-H) (satuan cm)
100 Hasil Perhitungan Perencanaan IPAL dan
30
10
Eksisting Air Limbah
Dari hasil perhitungan dan perencanaan
10 desain IPAL untuk Rumah Sakit Zanur
International didapatkan BOD effluent sebesar
2,59 mg/L, dari BOD influent sebesar 46,2 mg/L.
190

Sedangkan untuk parameter lainnya belum dapat


dihitung efisiensi pengolahannya, karena hasil
akhir untuk setiap parameter belum dapat
dihitung. Tetapi dilihat dari BOD effluent yang
berada dibawah baku mutu maka dapat dipastikan
kandungan untuk parameter lainnya juga sudah
menurun dan air limbah aman untuk dibuang ke
badan air. Rekapitulasi dimensi unit-unit IPAL
Gambar 4.29 Gambar Desain IPAL Biofilter yang direncanakan dapat dilihat pada tabel 4.9.
Anaerob-Aerob (Potongan I-I) (satuan cm) sebagai berikut:
Tabel 4.9. Rekapitulasi Unit-Unit IPAL yang
2.5 Media Biofilter untuk Pembiakan direncanakan
Mikroba L
N P D V
Media biofilter yang digunakan adalah Nama Unit (m
O (m) (m) (m3)
media dari bahan plastik yang ringan, tahan lama, )
mempunyai luas spesifik yang besar, ringan serta Bak
mempunyai volume rongga yang besar sehingga 1 2 1 1 2
Pengumpul
resiko kebuntuan media sangat kecil. Bak Pemisah
Spesifikasi Media biofilter yang 2 2 1 1 2
Lemak
digunakan : Bak
Material : PVC sheet 3 4 4 1 16
Ekualisasi
Ketebalan : 0,15 0,23 mm Bak
Luas Kontak Spesifik : 150 m2/m3 4 Pengendapan 4 1 1 4
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm Awal
Warna : hitam atau transparan.
Biofilter
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3 5 5 1 1 5,53
Anaerob
Porositas Rongga : 0,98
Biofilter
Jumlah total media biofilter yang 6 1 1 1 1,148
Aerob
dibutuhkan yaitu 7,2 m3 + 0,9 m3 = 8,1 m3
Bak
7 pengendapan 4 1 2 8
Akhir
Untuk eksisting air limbah nya sendiri,
peneliti merencanakan air hasil pengolahan IPAL
akan langsung di buang ke badan air/drainase dari
Rumah Sakit Zanur International. Selain itu,
sumber air yang digunakan Rumah Sakit Zanur
International adalah sumber air tanah yang
digunakan juga perumahan yang ada di kompleks
rumah sakit ini dengan kapasitas air tanah yang
dapat dihasilkan adalah sebesar 8 m3/hari.
Berikut ini adalah hasil rencana IPAL dan lokasi
penempatan rencana :

Gambar 4.30. Media Biofilter Tipe Sarang Tawon


Dinkes, Lab. BTKL, Lab. BPLHD,
Lab. Swasta yang terakreditasi dll
Sampel dikirim ke laboratorium yang
terdiri dari sampel air limbah influen
dan efluen yang masing masing
sebanyak 2 liter. Pengambilan sampel
harus sesuai dengan Standar yang
berlaku atau SOP pengambilan
sampel limbah cair (untuk
memudahkan komparasi dan
perhitungan efesiensi).
Gunakan parameter standar limbah
RS secara nasional atau yang
berlaku di daerah setempat.
Frekuensi sampling dan analisis
minimal 1 kali/bulan
Baku mutu air limbah mengacu pada
baku mutu nasional sesuai dengan
Keputusan MenLH No. 58 Tahun
1995 (Lampiran B) atau baku mutu
wilayah yang ditetapkan pemerintah
Daerah setempat.
Jenis monitoring kualitas air limbah IPAL
meliputi :
Monitoring Berkala :
Monitoring yang dimaksud adalah
Gambar 4.31. Layout Lokasi Rencana Unit-Unit melakukan pengambilan sampel air limbah pada
IPAL inlet dan outlet IPAL untuk dilakukan
pemeriksaan di laboratorium lingkungan guna
Monitoring Dan Evaluasi memenuhi ketentuan yang berlaku. Monitoring
Monitoring berkala ini dilakukan dengan frekuensi minimal 1
Monitoring adalah suatu kegiatan yang kali setiap bulan, dengan parameter mengacu
dilakukan untuk memantau proses IPAL yang pada Kep. MenLH No.58/MENLH/10/1995
dilakukan secara terus menerus, dan dilakukan (Lampiran B) tentang Baku Mutu Limbah Cair
secara berkala dalam periode tertentu per satuan Bagi Kegiatan Rumah Sakit, atau mengikuti baku
waktu seperti mingguan, bulanan dan tahunan. mutu limbah cair sesuai dengan peraturan daerah
Hal ini sangat bergantung pada seberapa besar setempat yang berlaku.
pengaruh aspek yang dimonitor tersebut terhadap Monitoring Rutin (swapantau) :
keberlangsungan proses IPAL. Aspek yang perlu Monitoring yang dimaksud adalah
dilakukan monitoring dari IPAL sistem anaerobik melakukan pengukuran lapangan (in situ) setiap
aerobik biofilter ini meliputi monitoring terhadap hari pada kualitas air limbah yang bertujuan
sistem, kondisi dan fungsi peralatan IPAL yang untuk memonitoring kinerja sistem IPAL guna
merupakan satu kesatuan yang saling memudahkan melakukan tindakan dini (early
mempengaruhi. warning) dalam perbaikan sistem tersebut.
Kegiatan monitoring IPAL ini secara teknis dan Parameter yang dipantau biasanya pH, suhu,
manajemen pengelolaan meliputi : Amonia, Dissolved Oxygen (DO), KMnO4 , TSS,
a. Monitoring Kualitas Air Limbah dan debit air limbah dengan frekuensi harian.
Dalam monitoring kualitas air limbah IPAL Lokasi monitoring pada outlet, inlet dan pada
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut tangki aerasi. Secara umum monitoring rutin ini
: dapat menjaga agar sistem tetap berjalan secara
Gunakan laboratorium lingkungan optimal.
rujukan (diakui BPLHD/Dinas b. Monitoring debit air limbah
LH/Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten) Misal : Lab.
Menggunakan pendekatan rasional Hasil perhitungan satuan produksi air
(angka konversi 85-95 % air bersih limbah dan fluktuasinya disajikan
terpakai menjadi air limbah) dalam laporan bulanan
Pastikan tidak ada kebocoran pipa air 3. Evaluasi
bersih Pelaksanaan evaluasi kinerja IPAL
Data gunakan rekening air sistem anaerobik aerobik biofilter dapat
PDAM/flow meter pompa dilakukan terhadap sistem, kondisi dan fungsi
Satuan M3/hari atau M3/Bulan peralatan. Beberapa pendekatan evaluasi
dimaksud meliputi :
Pencatatan pada flow meter
1) Membandingkan kualitas air limbah dengan
(pencatatan perbedaan kenaikan baku mutu air limbah
angka pada flow meter per 2)Membandingkan kondisi sistem IPAL dengan
hari/minggu/bulan) membutuhkan standar teknis/kriteria desain IPAL
kedisiplinan tenaga 3)Membandingkan kondisi dan fungsi peralatan
Hasil perhitungan debit dan IPAL dengan data teknis yang tercantum dalam
fluktuasinya disajikan dalam laporan manual alat
bulanan 4)Analisis kecenderungan atas fluktuasi debit,
c. Monitoring Efisiensi Kinerja Air Limbah efisiensi, beban cemaran dan satuan produksi air
Data yang dibutuhkan hasil analisis limbah
lab air limbah influen dan efluen Hasil monitoring dan evaluasi di atas
Perhitungan efisiensi menggunakan sebaiknya disusun dalam laporan tertulis
satuan % dan diterapkan untuk sebagai bentuk dokumentasi untuk keperluan
parameter BOD pemenuhan sistem manajemen air limbah pada
Rumus/formulasi : fasilitas pelayanan kesehatan.
(BOD inlet- BOD outlet)
% efisiensi BOD = -------------------------------- x PENUTUP
100 % BOD Inlet
Hasil perhitungan efisiensi dan Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perencanaan yang
fluktuasinya disajikan dalam laporan
telah dilakukan, maka penulis dapat
bulanan
menyimpulkan bahwa:
d. Monitoring Beban Cemaran Air Limbah
1. Mengacu kepada jumlah bed (tempat tidur)
Data yang dibutuhkan adalah Rata-
yang akan ada pada Rumah Sakit Zanur
rata debit harian dan kualitas air
International maka direncanakan kapasitas
limbah influen dan efluen
IPAL untuk Rumah Sakit Zanur
Beban cemaran (BOD loading) hasil
International adalah 48 m3/ Hari
perhitungan dianilisis dengan 2. Air limbah di Rumah Sakit Zanur
membandingkan dengan BOD International diprediksi akan memiliki
loading hasil perencanaan (BOD kandungan organik yang tinggi, maka
loading desain IPAL). BOD loading dipilih sistem pengolahan Biofilter
hasil perhitungan harus di bawah Anaerob-Aerob. Di mana unit-unit IPAL
BOD loading desain, bila nilainya yang direncanakan terdiri dari bak
melebihi maka kinerja IPAL over pengumpul dengan volume 2 m3, bak
loading (pengaruh ke kualitas air pemisah minyak dan lemak dengan volume
limbah efluen) 2 m3, bak ekualisasi dengan volume 16 m 3,
Hasil perhitungan BOD loading dan bak pengendapan awal dengan volume 4
fluktuasinya disajikan dalam laporan m3, reaktor anaerob yang berjumlah 2
bulanan ruang dengan volume total 5,53 m3, reaktor
e. Monitoring satuan produksi air limbah aerob yang terdiri dari ruang erasi dan
Data yang dibutuhkan : debit air ruang bed media dengan volume total 1,148
limbah, jumlah tempat tidur (TT) dan m3 dan bak pengendapan akhir dengan
data BOR rata-rata bulanan volume 8 m3.
Perhitungan produksi air limbah Saran
menggunakan Liter/TT/hari 1. Perlunya perhatian khusus terhadap
rencana pengelolaan air limbah di Rumah
Sakit Zanur International agar Surabaya. Jurnal Lingkungan Hidup
menghasilkan air buangan yang sesuai (Online),
dengan standar baku mutu air limbah (http://inspirasialkholif.blogspot.co.id/20
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan. 15/04/desain-instalasi-pengolahan-air-
2. Sebaiknya pengambilan sampel air limbah limbah.html, diakses 12 Maret 2016
dilakukan 3 kali dalam sehari agar
pukul 20.00 WITA)
mendapat data yang lebih akurat untuk
setiap parameter.
Artato. S. 2013. Ipal Rumah Sakit Dengan
DAFTAR PUSTAKA Bak Khlorinasi. Jurnal Lingkungan Hidup
(Online),
PUSTEKLIM. 2014. Manual Teknologi Tepat (https://syahriartato.wordpress.com/2013/
Guna Pengolahan Air Limbah. 08/11/ipal-rumah-sakit-dengan-bak-
Yogyakarta. PUSTEKLIM. khlorinasi/, diakses 12 Maret 2016 pukul
20.30 WITA)
Asmadi, & Suharno. 2012. Dasar-Dasar
Teknologi Pengolahan Limbah. Jauhari. D. 2011. Pedoman Penulisan
Yogyakarta. Gosyen Publishing. Proposal Dan Tugas Akhir (Skripsi).
Jurnal (Online),
Badan Lingkungan Hidup Daerah Sulawesi (http://www.academia.edu/6692937/PED
Selatan. 2010. Peraturan Gubernur OMAN_PENULISAN_PROPOSAL_DA
Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 N_TUGAS_AKHIR_SKRIPSI, diakses
tentang Baku Mutu Air dan Kriteria 13 Maret 2016 pukul 09.30 WITA)
Kerusakan Lingkungan Hidup. Makassar:
Pengurus Provinsi Sulawesi Selatan. Laboratorium Lingkungan Hidup. 2013.
Perencanaan Teknis Instalasi Pengolahan
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Air Limbah Rumah Sakit Proses Biofilter
Pencemaran, Hubungannya dengan Anaerob-Aerob Kapasitas 200 m3 Per
Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta. Hari. Jurnal Lingkungan Hidup (Online),
Penerbit Universitas Indonesia. (http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/B
ukuBiofilterRS/bab3.pdf, diakses 14
Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Maret 2016 pukul 20.30 WITA)
Kelembagaan Lingkungan Hidup. 2003.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang 2011. Seri Sanitasi Lingkungan Pedoman
Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah
Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob
Hidup RI. Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Jurnal Lingkungan Hidup (Online),
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan (http://ciptakarya.pu.go.id/plp/assets/DA
Pengambilan Sampel Lingkungan. K/PERATURAN
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. %20SANITASI/SNI/pedoman-teknis-
ipal-2011.pdf, diakses 14 Maret 2016
Jurusan Psikologi Universitas Negeri pukul 22.00 WITA)
Makassar. 2004. Panduan Penulisan
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber,
Makassar. Dampak, dan Penanggulangannya.
Makalah disajikan untuk Pengantar ke
Kholif. 2015. Desain Instalasi Pengolahan Falsafah Sains, Pasca Sarjana (S3)
Air Limbah (Ipal) Biofilter Untuk Institut Pertanian Bogor, Bogor, 6 Juni
Mengolah Air Limbah Poliklinik Unipa 2004.
KEP-58/MENLH/12/1995 Tentang Baku
Nusa Idaman Said. 2000. Teknologi Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah
Pengolahan Air Limbah dengan Proses Sakit.
Biofilm Tercelup. JTL, DTL, BPPT.
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor:
Keputusan Menteri Negara Lingkungan 69 Tahun 2010, tentang Baku Mutu dan
Hidup Republik Indonesia, Nomor : Kriteria Kerusakan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai