Makalah Pengangguran Dan Kemiskinan
Makalah Pengangguran Dan Kemiskinan
Makalah Pengangguran Dan Kemiskinan
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK II :
DEFRI HADI
RAPILYON SAPUTRA
Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang berkat anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah yang
telah memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa
ajaran agama islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
pihak khususnya Bapak Drs. H. Syamsul Bahri SE, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberi kami kesempatan untuk
memberikan manfaat kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya
terhadap makalah ini dalam rangka perbaikan makalah – makalah yang akan
datang.
i
DAFTAR ISI
ii
C. TUJUAN ...........................................................................................................
ii
A. KESIMPULAN ..................................................................................................
B. SARAN ..............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
penambahan lapangan pekerjaan, dan lapangan pekerjaan seharusnya tercipta
apabila PDRB mengalami peningkatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pengangguran
2. Mengetahui pengertian kemiskinan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
3
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
a) Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan
yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Efek dalam keadaan ini di
dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu
pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh
karenanya dinakamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat
pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan
teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari
kemunduran perkembangan sesuatu industri.
b) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap
kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan
perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak
negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerjaan dalam suatu
kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya
ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang
digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya ialah
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani
dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat
kecil.
4
c) Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada
musim hujan penyedap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan
meraka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak
dapat mengerjakan tanahnya. Apabila dalam masa diatas para penyadap karet,
nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengangguran inilah yang disebut pengangguran bermusiman.
d) Setengah Menganggur
Dinegara-negara berkembang penghijraan atau migrasi dari desa kekota
adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah kekota
dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Disamping itu ada pula yang tidak
menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu dan jam kerja mereka
adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya berkerja satu
hingga dua hari seminggu atau satu hingga empat jam sehari. Pekerjaan-pekerjaan
yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai
setengah menganggur.
5
B. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Masalah kemiskinan ini, sadar atau tidak sadar adalah masalah yang selalu di
hadapi manusia, dapat dikatakan dimana ada manusia disitu ada kemiskinan,
hampir setiap Negara pernah bahkan sedang mengalami kondisi kemiskinan
namun tentunya setiap Negara memiliki solusi yang berbeda untuk mengatasinya.
Dari kemiskinan inilah timbul berbagai macam masalah social yang komplit, lihat
saja disepanjang jalanan kota maupun desa semakin banyaknya gepeng di pinggir-
pinggir jalan bertebaran, PSK semakin bertambah dan semakin bertambah pula
anak jalanan yang terkenan razia, bisa’dipastikan 90 %’faktor utama nya ialah
kondisi ekonomi yang rendah, belum lagi soal meningkatnya jumlah anak putus
sekolah yang disebabkan ketidak mampuannya untuk memenuhi kebutuhan
sekolah dimana setiap tahunnya selalu saja meningkat jumlahnya yang dalam hal
ini di gambarkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), anak-anak
dibawah umur sudah menjadi pengemis, hal tersebut semakin jelas bahwa
kemiskinan itu benar-benar ada setiap negara.
6
2. Faktor Penyebab Kemiskinan
Ditinjau dari sumber penyebabnya, kemiskinan dapat dibagi menjadi
kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural adalah
kemiskinan yang mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan
oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya. Kemiskinan kultural biasanya
dicirikan oleh sikap individu atau kelompok masyarakat yang merasa tidak miskin
meskipun jika diukur berdasarkan garis kemiskinan termasuk kelompok miskin.
Sedangkan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
struktur masyarakat yang timpang, baik karena perbedaan kepemilikan,
kemampuan, pendapatan dan kesempatan kerja yang tidak seimbang maupun
karena distribusi pembangunan dan hasilnya yang tidak merata.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA