Makalah Pengangguran Dan Kemiskinan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

DOSEN PENGAMPU : Drs. H. SYAMSUL BAHRI SE, M. Si

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK II :

DEFRI HADI

MUHAMMAD NANDO ALFIRAN

MUTIA AYU FITRI

RAPILYON SAPUTRA

RAYHAN SURYA PRATAMA

TENGKU WAHYU AFRIALDI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANGKINANG


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang berkat anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pengangguran dan Kemiskinan” ini. Sholawat serta salam kita

hantarkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam yang

telah memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa

ajaran agama islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Penulis sangat bersuur karena mampu menyelesaikan makalah ini tepat

waktu sebagai pemenuh tugas Pendididkan yang bertemakan “Pengangguran dan

Kemiskinan”. Selain itu,kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai

pihak khususnya Bapak Drs. H. Syamsul Bahri SE, M.Si selaku dosen pengampu

mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberi kami kesempatan untuk

tugas kami ini.

Demikian yang bisa kami sampaikan,semoga makalah ini bisa

memberikan manfaat kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya

terhadap makalah ini dalam rangka perbaikan makalah – makalah yang akan

datang.

Bangkinang,21 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................

C. TUJUAN ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

A. Menjelaskan pengertian Pengangguran .............................................................

B. Menjelaskan pengertian Kemiskinan .................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................................

ii
A. KESIMPULAN ..................................................................................................

B. SARAN ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persolaan mendasar yang


menjadi pusat perhatian pemerintahan di Negara manapun. Salah satu aspek
penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan adalah
ketersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan
yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap
kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta
menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi
mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting
dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu
Negara atau wilayah. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi tidak identik
dengan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan kapasitas penawaran


atau produksi barang dan jasa yang berdasarkan pada peningkatan teknologi,
penyesuaian ideologi mencakup perubahan pada komposisi produksi, perubahan
pada pola penggunaan dan alokasi sumber daya produksi antara sektorsektor
kegiatan ekonomi, perubahan pada pola distribusi kekayaan dan pendapatan
diantara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahaan pada kerangka
kelembagaan dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh (Todaro, 2000).
Pengangguran merupakan suatu masalah yang sering melanda kegiatan
perekonomian dan sangat penting diamati dan ditanggulangi. Hal ini dikarenakan
banyak muncul dampak-dampak negatif apabila tingkat pengangguran tinggi.
Dampak tersebut berupa dampak ekonomis dan dampak sosial. Secara ekonomis
pengangguran berdampak pada turunnya jumlah penduduk nasional dan turunnya
pendapatan, sekaligus menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat dikurangi dengan adanya

1
penambahan lapangan pekerjaan, dan lapangan pekerjaan seharusnya tercipta
apabila PDRB mengalami peningkatan.

Menurut Sadono sukirno, pengangguran adalah seseorang yang sudah


digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan
pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkan. Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, disamping keadaan
angkata kerja (economically active population) dan struktur ketenagakerjaan,
adalah isu pengangguran. Dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk
dari ketidakmampuan pasar kerja dalam nmenyerap angkatan kerja yang tersedia.
Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas tidak mampu menyerap para
pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Tinggi angka pengangguran tidak hanya
menimbulkan masalah-masalah di bidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan
masalah di bidang sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas dan


merupakan isu penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator
indikator. Indikator-indikator ekonomi yang memepengaruhi tingkat
pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi Negara bersangkutan, tingkat
inflasi, kemiskinan, serta besaran upah yang berlaku. Apabila disuatu Negara
pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh
pada penurunan jumlah pengangguran. Pada akhirnya penurunan tingkat
pengangguran diharapkan akan dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pengangguran
2. Mengetahui pengertian kemiskinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengangguran

1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Sukirno dalam Farid Nugraha menyatakan bahwa :

Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas dan


merupakan isu penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator.
Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara
lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan, tingkat inflasi, serta besaran
upah yang berlaku. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami
kenaikan, diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran.
Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran
pula. Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada kenaikan
jumlah pengangguran.

3
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Berdasarkan cirinya, pengangguran dapat digolongkan atas 4 golongan menurut


Sadono Sukirno pengangguran tersebut adalah :

a) Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan
yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Efek dalam keadaan ini di
dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu
pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh
karenanya dinakamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat
pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan
teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari
kemunduran perkembangan sesuatu industri.

b) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap
kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan
perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak
negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerjaan dalam suatu
kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya
ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang
digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya ialah
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani
dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat
kecil.

4
c) Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada
musim hujan penyedap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan
meraka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak
dapat mengerjakan tanahnya. Apabila dalam masa diatas para penyadap karet,
nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengangguran inilah yang disebut pengangguran bermusiman.

d) Setengah Menganggur
Dinegara-negara berkembang penghijraan atau migrasi dari desa kekota
adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah kekota
dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Disamping itu ada pula yang tidak
menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu dan jam kerja mereka
adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya berkerja satu
hingga dua hari seminggu atau satu hingga empat jam sehari. Pekerjaan-pekerjaan
yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai
setengah menganggur.

3. Mengukur Tingkat Pengangguran

“ Tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan


jumlahangkatan kerja dan dinyatakan dalam persen.”

Tingkat Pengangguran = x 100%

5
B. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi


ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, dan air minum. Hal tersebut sangat berhubungan erat dengan
kualitas hidup. Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.

Suliswanto dalam Ahmad Syaifullah dan Nazaruddin Malik menyatakan:

Masalah kemiskinan ini, sadar atau tidak sadar adalah masalah yang selalu di
hadapi manusia, dapat dikatakan dimana ada manusia disitu ada kemiskinan,
hampir setiap Negara pernah bahkan sedang mengalami kondisi kemiskinan
namun tentunya setiap Negara memiliki solusi yang berbeda untuk mengatasinya.
Dari kemiskinan inilah timbul berbagai macam masalah social yang komplit, lihat
saja disepanjang jalanan kota maupun desa semakin banyaknya gepeng di pinggir-
pinggir jalan bertebaran, PSK semakin bertambah dan semakin bertambah pula
anak jalanan yang terkenan razia, bisa’dipastikan 90 %’faktor utama nya ialah
kondisi ekonomi yang rendah, belum lagi soal meningkatnya jumlah anak putus
sekolah yang disebabkan ketidak mampuannya untuk memenuhi kebutuhan
sekolah dimana setiap tahunnya selalu saja meningkat jumlahnya yang dalam hal
ini di gambarkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), anak-anak
dibawah umur sudah menjadi pengemis, hal tersebut semakin jelas bahwa
kemiskinan itu benar-benar ada setiap negara.

Kemiskinan bukan hanya kekurangan uang ataupun tingkat pendapatan


yang rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti: keterbatasan sumber daya, tingkat
kesehatan rendah, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum,
kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi
kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.

6
2. Faktor Penyebab Kemiskinan
Ditinjau dari sumber penyebabnya, kemiskinan dapat dibagi menjadi
kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural adalah
kemiskinan yang mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan
oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya. Kemiskinan kultural biasanya
dicirikan oleh sikap individu atau kelompok masyarakat yang merasa tidak miskin
meskipun jika diukur berdasarkan garis kemiskinan termasuk kelompok miskin.
Sedangkan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
struktur masyarakat yang timpang, baik karena perbedaan kepemilikan,
kemampuan, pendapatan dan kesempatan kerja yang tidak seimbang maupun
karena distribusi pembangunan dan hasilnya yang tidak merata.

3. Jenis – jenis Kemiskinan


Elvis F. Purba, Juliana L.Tobing, dan Dame Esther Hutabarat menyatakan ada 4
jenis kemiskinan, yaitu :
 Kemiskinan absolut: adalah suatu konsep yang pengukurannya tidak
didasarkan pada garis kemiskinan tetapi pada ketidakmampuan pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum dimaksud antara lain
sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.
 Kemiskinan relatif: adalah suatu konsep yang mengacu pada garis
kemiskinan (poverty line)yang sebenarnya merupakan suatu ukuran mengenai
ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Kondisi ini disebabkan pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat,
sehingga menyebabkan ketimpangan dalam pendapatan.
 Kemiskinan Kultural adalah suatu konsep yang mengacu pada persoalan
sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemborosan, dan
tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.
 Kemiskinan Struktural adalah suatu konsep kemiskinan yang disebabkan
karena rendahnya akses terhadap sumberdaya.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diartikan :

1. Pengangguran, Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja


sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya.

2. Kemiskinan, Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi


ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, dan air minum. Hal tersebut sangat berhubungan erat dengan
kualitas hidup. Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.

B. SARAN

 Pemerintah dapat memperkuat kerjasama dengan instansi perguruan


tinggi dalam pemberdaya masyarakat seperti melatih para penduduk
miskin untuk bisa berusaha dan bisa produktif.
 Pengangguran perlu ditekankan agar kemiskinan tidak melebar. Dengan
mensinkronkan semua program pengentasan kemiskinan dengan
penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat terdidik dan memiliki
pengetahuan lebih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gilarso. (2004). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat


Pengangguran . Jakarta: Binus Univesity.

Handoko. (1993). Faktor Penentu Pengangguran Indonesia. ( Makalah)

Yuwaldi, dkk, 2005, Masalah Pengangguran dan Solusinya. Jakarta : Komisi


Nasional Hak Asasi Manunsia

Anda mungkin juga menyukai