Komunikasi Terapeutik Pada Kondisi Khusus
Komunikasi Terapeutik Pada Kondisi Khusus
Komunikasi Terapeutik Pada Kondisi Khusus
Disusun Oleh :
Kelas 3B Keperawatan
Kelompok 6
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam
atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Komunikasi Terapeutik Pada Kondisi Khusus”
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran dari makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik......................................................................................6
2.2 Fungsi Komunikasi Terapeutik.............................................................................................6
2.3 Tujuan Komunikasi Keperawatan........................................................................................6
2.4 Ciri-Ciri Komunikasi Terapeutik.........................................................................................6
2.5 Tahapan-Tahapan Komunikasi Terapeutik.........................................................................7
2.6 Komunikasi Terapeutik Pada Kondisi Khusus.....................................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetauhi pengertian komunikasi keperawatan
2. Untuk mengetauhi fungsi komunikasi keperawatan
3. Untuk mengetauhi tujuan komunikasi keperawatan
4. Untuk mengetauhi ciri-ciri komunikasi keperawatan
5. Untuk mengetauhi tahapan-tahapan komunikasi keperawatan
6. Untuk mengetauhi komunikasi keperawatan pada kondisi khusus
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
mengatasi kecemasannya dan meyakinkan dirinya bahwa dia betul-betul siap untuk
berinteraksi dengan pasien.
b. Tahap perkenalan atau orientasi. Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer, 1993).
c. Tahap kerja. Tahap ini perawat dan klien berkerja sama untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien. Perawat juga dituntut mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang
tinggi terhadap adanya perubahan dalam proses verbal maupun non verbal klien
(Suryani, 2005).
d. Tahap terminasi. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksakan,
melakukan evaluasi subjektif, menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah
dilakukan, dan membuat kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya.
Terkadang kita segera merasa benci kepada pasien yang marah-marah, tetapi
membenci pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang telah diajarkan kepada kita.
Karena penyakitnya pasien mempunyai perasaan hilang kendali, kewibawaan
terganggu, dan takut. Kemarahannya adalah mekanisme untuk mengatasi perasaan
takutnya.
7
Pasien marah karena berbagai alasan, tapi terutama karena kebutuhan, gagasan,
dan pengharapan mereka tidak terpenuhi. Karena itu, kunci utama meredam
kemarahan pasien adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan, gagasan, dan
pengharapan mereka.
1. Didengarkan
2. Dimengerti
3. Dihormati
4. Diberi permintaan maaf
5. Diberi penjelasan
6. Ada tindakan perbaikan dalam watu yang tepat
1. Dengarkan :
8
Berhati-hati dengan nada suara, harus tetap rendah, positif, dan
menenangkan. Jangan terbawa oleh nada suara pasien yang cenderung
tinggi dan cepat.
Sampaikan informasi dengan sopan dan pelan-pelan
Tetap gunakan kata-kata hormat seperti silakan, terimakasih atas
masukkannya, dan
Sebut nama pasien dengan namanya.
1. Cara Pendamping
2. Tetap Tenang
3. Sikap Tubuh
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu, dan ruang yang turut mempengaruhi
keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan
juga kepuasan bagi perawat.
2. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaannya
diperhatikan sikap dan teknik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan dengan
terapeutik.
3.2 Saran
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien untuk
mendapatkan persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh etika
keperawatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ermawati. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
126-Article Text-372-2-10-20211025.pdf
(7) KOMUNIKASI PADA SITUASI KHUSUS | Riza Shabrina - Academia.edu
11