Materialisme Dialektis Dan Materialisme Historis - Output

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis

A. Materialisme

S
ecara umum, materialisme adalah konsepsi filsafat yang berpandangan bahwa materi (ikhwal
indrawi) adalah hakikat dari realitas. Atau menaruh benda-benda riil sebagai titik berangkat.
Jika idealisme berpandangan bahwa dunia ini
(benda atau indrawi) hanyalah cerminan dari ide,
pikiran, roh yang hadir sebelum segala dunia ini hadir.
Definisi Materialisme secara umum:
Materialisme berfikir sebaliknya, bahwa dunia material,
yang kita kenal dan jelajahi, nyata adanya; bahwa satu- Materi (ikhwal indrawi) adalah
satunya dunia yang nyata adalah dunia material; bahwa hakikat dari realitas. satu-satunya
pikiran, ide, dan perasaan adalah hasil dari materi yang dunia yang nyata adalah dunia
terorganisir dalam cara tertentu (sistem syaraf dan material; bahwa pikiran, ide, dan
perasaan adalah hasil cerminan
otak); bahwa pikiran tidak dapat hadir dari dirinya
dari dunia materi.
sendiri, tapi hanya dapat timbul dari dunia objektif yang
menyatakan dirinya kepada kita melalui alat-alat indera
kita. Itulah definisi materialisme secara umum.

Namun filsuf Karl Heinrich Marx (Karl Marx), mengubah definisi tersebut menjadi lebih nyata.
Manurut Marx, materialisme bukanlah sekedar obyek indrawi belaka. Melainkan obyek-obyek
material itu adalah juga hasil dari aktivitas subyektif
manusia. Sehingga Marx mengubah definisi materialisme.
Materi menurut Marx ialah laku, kerja, praxis. Keseluruhan
Materialisme Marx:
obyek yang menyusun realitas ini tak lain adalah efek dari
aktivitas subyektif manusia. Dipahami dalam kerangka ini, Materialisme adalah keseluruhan
maka berarti tak ada di dunia ini yang bersifat alamiah, atau obyek yang menyusun realitas hasil
dari konfigurasi aktivitas manusia
hadir begitu saja, tanpa sebab. Semuanya adalah efek dari
dengan alam/manusia lainnya.
konfigurasi aktivitas manusia (baik manusia dengan alam
ataupun manusia dengan manusia lainnya). Kenaikan harga
beras tidaklah alami, begitu juga hutan-hutan yang jadi
gundul di Kalimantan dan banjir yang terjadi di beberapa
wilayah. Semuanya adalah hasil intervensi subyektif manusia dengan alam dan manusia lainnya.

Akan tetapi, dalam komunikasinya manusia dengan alam dan manusia dengan manusia yang
lainnya, Marx juga mengakui bahwa realitas alam menjadi struktur yang mengkondisikan realitas
manusia sehingga penjelasan tentang manusia mesti menghitung juga konteks keberadaan
materialnya yang dikondisikan oleh alam. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pada mulanya
manusia dikondisikan oleh realitas alam, realitas hidupnya. Namun setelah itu manusia tidak pasif,
akan tetapi aktif mengubah alam dan sekitarnya, yang kemudian menciptakan realitas yang kita
hidupi sekarang.

1
B. Dialektika

D
ialektika adalah sebuah metode berfikir, metode untuk mengurai dan mengartikan
dunia, baik dunia alamiah maupun masyarakat. Dialektika berangkat dari aksioma
bahwa segala hal berada dalam kondisi yang selalu berubah dan mengalir. Tapi bukan
hanya itu. Dialektika juga menjelaskan bahwa perubahan dan pergerakan melibatkan kontradiksi
dan hanya dapat terjadi melalui kontradiksi itu. Jadi jika
disimpulkan menurut teori dialektika; dunia ini selalu
mengalami perubahan terus menerus, dan perubahan- Dialektika adalah metode berfikir
perubahan itu hanya dapat terjadi melalui kontradiksi. yang berpandangan bahwa dunia
ini selalu dalam keadaan bergerak
Sehingga proposisi dasar dialektika adalah bahwa segala dan mengalami perubahan terus-
sesuatunya berada dalam proses perubahan, pergerakan menerus yang dihasilkan dari
dan perkembangan terus-menerus yang terjadi melalui kontradiksi
kontradiksi. Bahkan ketika tampaknya bagi kita tidak
melihat gejala apapun yang terjadi, dalam kenyataannya,
materi selalu berubah. Molekul, atom dan partikel-partikel sub-atomik terus bertukar tempat
(peralihan), selalu dalam pergerakan yang semuanya terjadi akibat adanya kontradiksi.

Poin yang hakiki dari pemikiran dialektika adalah bahwa dialektika itu tidak hanya didasarkan
pada ide tentang perubahan dan gerak, tapi justru melihat gerak dan perubahan sebagai satu gejala
yang didasarkan pada kontradiksi. Kontradiksi adalah satu ciri yang hakiki dari seluruh
keberadaan. Ia adalah sumber dari segala gerak, perubahan, kehidupan dan perkembangan. Maka
teori dialektika memiliki rumus;

A = A + Non-A
Yang dimaksud dalam rumus ini ialah bahwa kontradiksi yang ada didalam teori dialektika, yakni
kontradiksi yang ada dalam dirinya sendiri (kontradiksi internal). Kontradiksi ada di jantung materi
itu sendiri. Materi bergerak di dalam dirinya (self-moving). Misalnya, perubahan dari telur menjadi
ayam, bukan samata-mata karena ada suhu yang cukup untuk
mengerami telur. Namun karena sel-sel didalam telur itu
sendiri bergerak, saling berpindah dan meniadakan
(kontradiksi). Maka tidak semua telur yang dierami akan Kontradiksi yang dimaksud teori
dialektika adalah kontradiksi
berubah menjadi ayam, ada telur yang justru berubah menjadi
internal, kontradiksi didalam
telur yang busuk. Selain karena tidak mendapatkan suhu yang materi/benda itu sendiri.
cukup, telur tersebut gagal menetas akibat sel-sel didalam telur Kontradiksi internal inilah yang
itu sendiri gagal bergerak, berpindah untuk memenuhi syarat menjadi dasar perubahan,
menjadi ayam. sedangkan faktor eksternal
menjadi syarat perubahan.

2
Maka teori dialektika menambahkan bahwa kontradiksi internal adalah dasar dari perubahan,
sedangkan faktor eksternal adalah syarat dari perubahan. Maksudnya, batu atau telur busuk walau
dierami sampai seratus tahun tidak akan pernah menjadi ayam. Karena batu atau telur busuk tidak
memiliki “kontradiksi internal” (pergerakan dan pertentangan antar sel telur) yang menjadi dasar
untuk berubah menjadi ayam. Begitu juga, apabila telur tersebut tidak dierami maka telur itu tidak
akan berubah menjadi ayam. Karena suhu yang cukup adalah faktor eksternal yang menjadi syarat
berubahnya telur menjadi ayam.

Selain logika diatas, teori dialektika juga memiliki hukum-hukum untuk memahami tentang gerak
dan perkembangan alam serta masyarakat manusia. Hukum-hukum tersebut ialah;

1) Hukum peralihan dari kuantitas menjadi kualitas;

2) Hukum tentang kutub berlawanan yang saling merasuki;

3) Hukum tentang negasi dari negasi.

Dalam teori dialektika, ada dua jenis perubahan, yakni perubahan kuantitas dan perubahan
kualitas. Perubahan kuantitas adalah satu jenis perubahan yang hanya menyentuh besaran dari
sesuatu hal atau benda. Sedangkan perubahan kualitas adalah sebuah perubahan dari satu sifat ke
sifat yang lain. Hukum dialektika mengajarkan bahwa pada saat tertentu perubahan kuantitas bisa
beralih menjadi perubahan kualitas, bahwa perubahan tidak selalu berada dalam garis lurus tetapi
pada momen tertentu mengalami loncatan. Perubahan-perubahan kecil lambat laun melompat
menjadi perubahan besar dan berubah sifatnya.

Banyak sekali contoh di alam yang menggambarkan hukum ini, misalnya mendidihnya air. Ketika
kita menaikkan suhu air satu derajat dari 20 derajat ke 21 derajat, tidak ada perubahan kualitas. Air
masih berbentuk air, yang terjadi hanya perubahan kuantitas. Kita bisa terus naikkan suhu air ini
satu derajat per satu derajat, hingga suhu air mencapai 99 derajat, dan air pun masih berbentuk air.
Tetapi ketika kita naikkan satu derajat lagi, dari 99 derajat ke 100 derajat, maka sesuatu loncatan
terjadi, sebuah perubahan kualitas terjadi. Air mendidih dan berubah menjadi uap. Jadi perubahan
satu derajat (perubahan kuantitas) mengakibatkan mendidihnya air menjadi uap (perubahan
kualitas).

Tetapi hukum dialektika ini tidak terbatas pada dunia alam saja, tetapi juga pada hubungan sosial
manusia. Revolusi kemerdekaan 19945 pun adalah satu contoh perubahan kualitas. Setelah 300
tahun di bawah cengkraman penjajahan Belanda, dimana tampak di permukaan tidak ada
perubahan kesadaran sama sekali kendati kesengsaraan rakyat yang semakin parah, akhirnya ini
semua berubah pada tahun 1945. Rezim kolonialisme sudah tidak bisa lagi bertahan, dan rakyat
pun hilang rasa takutnya dan terjadi loncatan kesadaran. Rakyat menuntut kemerdekaan.
Kesadaran ingin merdeka inilah perubahan kualitas dari kesengsaraan, penderitaan dan
perlawanan-perlawanan dibeberapa daerah selama beratus tahun dijajah.

3
Hukum dialektika kedua adalah kutub berlawanan yang saling merasuki. Hukum ini mengajarkan
kepada kita bahwa kontradiksilah yang menggerakkan dunia. Hidup dan mati adalah dua hal yang
saling bertentangan, tetapi mereka adalah dua proses yang saling merasuki. Kita hidup, jantung kita
berdetak, memompa darah ke seluruh tubuh kita untuk memasok oksigen dan nutrisi ke setiap sel
tubuh kita supaya mereka bisa hidup dan tumbuh. Tetapi pada saat yang sama, puluhan ribuan sel
di dalam tubuh kita mati setiap detiknya, hanya untuk digantikan oleh yang baru. Proses hidup dan
mati ini saling merasuki di dalam tubuh kita sampai kita menghela napas terakhir kita. Proses ini
yang menggerakkan kita.

Hukum dialektika ketiga adalah negasi dari negasi. Hukum ini bersinggungan dengan watak
perkembangan melalui serangkaian kontradiksi yang terus menerus menegasi dirinya. Namun
penegasian ini bukanlah penyangkalan penuh bentuk yang sebelumnya, tetapi penegasian dimana
bentuk yang sebelumnya dilampaui dan dipertahankan pada saat yang sama.

Manifestasi nyata hukum ini dapat kita lihat di sekitar kita. Contohnya adalah perkembangan
sebuah tanaman. Sebuah benih yang jatuh di tanah, setelah mendapatkan air dan cahaya matahari,
tumbuh menjadi kecambah. Lalu kecambah ini terus tumbuh menjadi dewasa, dan bila waktunya
tiba maka kuncup-kuncup bunga pun muncul. Kuncup bunga ini kemudian menjadi sebuah
bunga, dan bunga ini lalu menjadi buah yang mengandung biji-biji benih baru. Kecambah
menegasi benih biji, yang lalu dinegasi oleh kuncup bunga. Kuncup ini lalu dinegasi oleh bunga
yang mekar sekar, yang lalu sendirinya dinegasi lagi oleh buah dengan biji-biji di dalamnya. Setiap
tahapan ini berbeda secara kualitas, saling menegasi tetapi masih mengandung esensi dari tahapan
sebelumnya. Setiap tahapan pertumbuhan tanaman ini terus bergerak menjadi satu kesatuan
organik.

Benih-benih baru tersebut akan mengulangi siklus yang sama lagi. Namun benih-benih baru ini
tidak akan sama dengan benih yang lama, karena dalam proses pembentukannya ia telah
menyerap berbagai elemen-elemen dari luar. Dalam bahasa sainsnya, genetika benih baru ini telah
mengalami perubahan melalui mutasi genetika yang disebabkan oleh berbagai faktor dan proses
seperti sinar ultraviolet matahari, zat-zat kimia, dsbnya., dan juga melalui proses polinasi antar
tanaman. Tumbuhan ini mengalami evolusi dan terus berubah. Jadi siklus pertumbuhan tanaman
bukanlah sebuah lingkaran tertutup yang terus berputar-putar dan mengulang-ulang, tetapi sebuah
siklus yang berbentuk spiral, yang bisa terus naik -- dan juga bisa turun --, yang kalau dilihat dari
satu sudut saja tampak seperti berputar-putar di satu tempat, tetapi kalau dilihat secara keseluruhan
perputaran ini tidak diam di tempat tetapi bergerak naik secara spiral.

4
C. Materialisme Historis

M
aterialisme historis adalah penerapan materialisme dialektika ke alam sejarah manusia.
Pengandaian pokok materialisme historis ialah realitas ekonomi manusia merupakan
syarat kemungkinan dari keberadaan dan kesadaran manusia. Konsekuensi lebih
lanjutnya, realitas ekonomi mengkondisikan realitas kesadaran. Realitas ekonomi inilah yang
disebut “basis struktur”, yakni pemenuhan kebutuhan
hidup manusia sebagai makhluk biologis yang terjadi
lewat proses produksi dalam konteks pembagian kerja Menurut Materialisme Historis:
dalam masyarakat.
Kesadaran manusia dikondisikan
Materialisme historis memiliki proposisi bahwa produksi oleh realitas ekonominya. Dan
kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung kehidupan realitas ekonomi ini tidak hanya
realitas saat ini, namun yang
manusia merupakan dasar dari semua struktur
dibentuk sejak masa lalu.
masyarakat. Dengan kata lain, kehidupan sosial Dibentuk oleh proses sejarah.
masyarakat dikondisikan dan bergantung pada apa yang
diproduksi, bagaimana itu diproduksi, bagaimana
produk-produk itu dipertukarkan, dan bagaimana
kekayaan didistribusi.

Realitas ekonomi (produksi kehidupan material) inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Basis
Struktur. Realitas ekonomi atau biasa disebut basis struktur ini terbagi menjadi dua yakni kekuatan
produksi dan hubungan produksi. Kekuatan produksi ialah kekuatan yang dimanfaatkan manusia
untuk mengubah alam yang kemudian untuk memenuhi kebutuhannya. Kekuatan produksi terdiri
dari, pertama, sarana-sarana produksi, seperti alat atau perkakas. Kedua, manusia dengan
kemampuannya masing-masing. Ketiga, bahan baku seperti sumber daya alam. Sedangkan
hubungan produksi ialah seperangkat hubungan sosial antar orang yang secara langsung terpaut
dengan kegiatan produksi.

Contohnya, bila petani Bantul menggunakan sawah untuk menghasilkan gabah dan menjadi beras.
Maka sawah dan petani dengan segala kemampuannya mengolah tanah merupakan variabel dari
kekuatan produksi. Juga jika ternyata petani Bantul itu dalam mengolah sawah menggunakan
bajak kayu yang ditarik oleh kerbau, maka bajak kayu dan kerbau juga termasuk ke dalam variabel
kekuatan produksi.

Namun ternyata sawah itu bukan milik sang petani. Ternyata petani tersebut menyewa tanah itu
dari pak Haji yang kaya raya di desanya. Sehingga hasil panennya pun dibagi 50:50 antara petani
yang mengerjakan lahan dengan pak Haji sang pemilik tanah. Padahal semua biaya produksi
seperti bibit, dan pupuk di tanggung oleh sang petani. Sehingga sang petani harus menanggung
biaya sewa tanah, biaya produksi dan pembagian hasil. Hal semacam ini merupakan hal yang lazim
terjadi di desanya. Dari semua proses ini, mulai dari petani menyewa tanah dari pak Haji sampai

5
pembagian hasil panen merupakan seperangkat aturan yang menata dan mengerahkan proses
produksi. Atau biasa disebut dengan hubungan produksi.

Elemen Suprastruktur adalah terkait dengan produksi gagasan dan pemikiran. Seperti produksi
gagasan tentang sistem pemerintahan, hukum, pendidikan, agama dll merupakan elemen yang
berada dalam kategori Suprastruktur.

I. Bagan Materialisme Historis

Suprastruktur

Hubungan Produksi

Kekuatan Produksi

6
Tatanan Masyarakat Menurut Materialisme Historis

Alam, Ciri-ciri lingkungan hidup


Kekuatan Produksi

Perkakas, alat atau sarana kerja

Manusia dengan segala


kemampuannya

Cara Produksi Kehidupan Pembagian kerja, Pembagian


Manusia Hubungan Produksi kepemilikan dan kekayaan dalam
masyarakat

Suprastruktur Yuridis-Politis Pengauran hukum dan politik


masyarakat

Kesadaran Agama, Estetika, Etika, Filsafat dll

Anda mungkin juga menyukai