Abstrak. Model Pembelajaran Diterapkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK DALAM PEMBUATAN REPLIKA VIRUS 3 DIMENSI PADA


MATERI VIRUS DI SMA NEGERI I ASEMBAGUS SITUBONDO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Retno Dwi Susanti18

Abstrak. Model pembelajaran diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa


Kemampuan siswa dalam setiap kelas dan pada setiap materi sangatah berbeda.
Pemilihan model pembelajaran merupakan perihal penting bagi guru untuk
memberikan motivasi belajar kepada siswa. Pemilihan model pembelajaran ini
tentunya disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan kepada
siswa.Pembelajaran berbasis proyek dengan membuat replica virus 3 dimensi
diterapkan pada materi virus kelas X SMA semester ganjil. Tujuan penerapan model
pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar setelah motivasi belajar meningkat.
Pembelajaran dengan mengaplikasikan model proyek dengan membuat model virus 3
dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran proyek dengan
membuat model virus 3 dimensi sangat menyenangkan bagi siswa karena dapat
beraktifitas secara berkelompok, berkreasi dengan kreatifitas masing-masing dalam
memilih juga merancang alat dan bahan yang dimiliki serta dapat mempresentasikan
produk hasil kerja kelompoknya. Model pembelajaran ini diterapkan dengan 2 siklus.
Siklus 1 dibandingkan dengan hasil belajar sebelum penerapan model proyek dengan
membuat model virus 3 dimensi yaitu metode diskusi. Data awal hanya mendapatkan
data hasil belajar aspek pengetahuan karena untuk aspek sikap dan keterampilan tidak
dapat diperoleh disebabkan aspek sikap dan keterampilan tidak terobservasi. Pada
siklus 1 hasil belajar aspek pengetahuan meningkat dibanding data awal. Rata- rata
kelas, nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa yang tuntas meningkat dibandingkan
awal sebelum penerapan pembelajaran proyek dengan pembuatan model virus 3
dimensi. Jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus 1 lebih sedikit atau menurun
jumlahnya dibanding data awal. Sebelum penerapan pembelajaran model proyek nilai
rata-rata kelas 62 sedangkan setelah penerapan pembelajaran model proyek
pembuatan replica virus nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 68. Nilai tertinggi
yang dapat dicapai siswa juga mneingkat dari 70 menjadi 78. Nilai terendah yang
dicapai siswa juga mengalami peningkatan dari 23 menjadi 62. Peningkatan jumlah
siswa yang tuntas juga dapat dicapai dari 18 orang menjadi 22 orang. Jumlah siswa
yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 15 orang menjadi 11 orang. Pada siklus 2
rata-rata aspek sikap, aspek keterampilan serta aspek pengetahuan siswa lebih
meningkat dibandingkan siklus 1. Aspek sikap meningkat sebesar 5.19% dari 84.81%
menjadi 89%, aspek keterampilan meningkat sebesar 3.72% dari 84.03% pada siklus 1
menjadi 87.75% pada siklus 2. Aspek pengetahuan juga mengalami peningkatan dari
66.67% pada siklus 1 menjadi 72.72% pada siklus 2. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek melalui pembuatan model virus 3 dimensi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri I Asembagus Situbondo
tahun pelajaran 2015/2016.

Kata kunci; pembelajaran berbasis proyek, replica virus 3 dimensi, SMA Negeri I
Asembagus Situbondo

18
Guru Biologi SMAN 1 Asembagus Situbondo
120 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

PENDAHULUAN

Mata pelajaran biologi marupakan mata pelajaran yang membutuhkan


pemahaman konsep-konsep, baik dalam bentuk teori maupun praktik. Pemahaman
konsep-konsep materi memerlukan pengetahuan lebih dalam yang harus dikuasai siswa.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh siswa melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang
dilaksanakan saat proses belajar mengajar. Pemahaman pada mata pelajaran biologi
tidak harus dilaksanakan di dalam kelas, dengan berhadapan langsung dengan buku teks
tetapi dapat ditanamkan melalui kegiatan interaktif untuk menuju kondisi yang lebih
aplikatif dan kontekstual.
Pemahaman yang ditanamkan secara nyata baik bentuk maupun sifatnya akan
membawa siswa pada tingkat berfikir yang lebih tinggi dan dapat menempatkan
pemahaman tersebut dalam memori ingatan dalam jangka panjang. Tingkat berfikir
yang tinggi akan memunculkan sikap kreatif dan inovatif sedangkan pemahaman yang
dapat dikuasai oleh siswa dengan baik akan memudahkan siswa untuk mencapai nilai
sesuai standar minimal yang telah disusun oleh guru di sekolah.
Tes merupakan salah satu hasil belajar aspek pengetahuan yang mudah untuk
dilihat setelah dibandingkan dengan KKM. Nilai ulangan harian yang diperoleh siswa-
siswi kelas X di SMA Negeri I Asembagus pada tahun pelajaran 2015/2016 masih jauh
di bawah KKM yang telah ditetapkan sekolah. Nilai ulangan harian bab I di semester
ganjil menunjukkan bahwa 90% siswa kelas X belum mencapai KKM. KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 2,67. Pada ulangan bab II semester ganjil nilai biologi yang
dicapai kelas X juga belum jauh berbeda dengan nilai pada ulangan harian bab I
semester ganjil yaitu sebanyak 89% siswa yang belum mencapai KKM.
Penyebab terjadinya kondisi buruk yang digambarkan dari hasil belajar siswa
kelas X di bawah nilai criteria minimal diantaranya disebabkan yang pertama yaitu
materi pelajaran biologi menuntut pemahaman yang dalam termasuk juga pada istilah
yang sering digunakan. Berdasarkan DePetter dan Hearchi; 2003 menjelaskan bahwa
ada 3 tipe belajar yang dimiliki seseorang. Tipe belajar tersebut yaitu tipe auditori,
visual dan kinestetik. D’Petter dan Hearchi memaparkan bahwa seseorang yang mampu
memahami dari segala sesuatu yang dilihat dikelompokkan dalam tipe belajar visual,
tipe belajar auditori merupakan kelompok orang-orang yang mampu memahami materi
dari apa yang mereka dengar, dan tipe belajar yang terakhir yaitu kinestetik merupakan
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 121

kelompok orang-orang yang dapat memahami materi melalui gerak, emosi dan
sentuhan.
Penyebab yang kedua yaitu model dalam menyampaikan materi. Model yang
digunakan guru saat mengajar sudah mencerminkan pembelajaran kooperatif namun
aplikasinya hanya monoton artinya terus menerus menggunakan model yang sama pada
salah satu model saja setiap kali proses pembelajaran. Rasa bosan menempati sebagian
dalam jiwa peserta didik dan akan menyurutkan motivasi serta berdampak pada
penurunan hasil belajar.
Kondisi buruk akan semakin memperburuk kualitas siswa jika terus menerus
dibiarkan tanpa melakukan hal-hal baru sebagai solusinya. Padahal ada empat
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Keempat kompetensi tersebut adalah kompetensi sikap religi, sikap social, pengetahuan
dan keterampilan. Keempat kompetensi tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
dikatakan komperehensip. Jika salah satu kompetensi penguasaannya rendah maka akan
berdampak rendah pula untuk penguasaan kompetensi yang lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran model
proyek dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran Biologi SMA
Negeri I Asembagus.
Model proyek merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Model proyek dapat menumbuhkembangkan
keaktifan, kreatifitas serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan serta
membawa siswa pada kebiasaan yang menghargai waktu. Siswa dapat bekerjasama
dengan anggota kelompoknya secara kompak dan antusias untuk menyelesaikan tugas
yang menjadi tanggung jawab masing-masing siswa. Kekompakan akan menggiring
siswa untuk efektif waktu, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tidak terlalu lama
sehingga tidak membawa siswa menuju kejenuhan. Siswa juga merasa senang karena
tidak selalu berhadapan dengan buku teks yang sering membuatnya jenuh tetapi
langsung melakukan action sesuai tahapan yang telah ditentukan.
Model pembelajaran proyek didefinisikan sebagai model pembelajaran yang
menitik beratkan pada aktivitas siswauntuk dapat memahami suatu konsepdan prinsip
dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu
solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga
122 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya


sendiri (Michael M Grant, 2002). Proses pembelajaran berbasis proyek berfokus pada
pembelajaran yang terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu materi yang
melibatkan siswa dalam melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan masalah serta
member kesempatan pada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri serta
pada akhir akan dihasilkan sebuah produk.
Penggunaan model pembelajaran proyek dapat memberikan keuntungan bagi
siswa, guru dan perkembangan kualitas sekolah. Jeniffer railsback (2002)
mengidentifikasi kelebihan model pembelajaran proyek sebagai berikut:
1. mempersiapkan siswa menghadapi dan berkembang sesuai dengan dunia nyata
2. mendorong siswa untuk belajar dan memotivasi siswa untuk melakukan pekerjaan
penting
3. Menghubungkan pelajaran di sekolah dengan dunia nyata
4. Membentuk sikap kerja siswa, seperti bekerjasama, bertanggungjawab, kreatif dsb
5. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan menggunakan teknologi
6. Meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah
Kabba the cooley, 2005 menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran
proyek antara lain sebagai berikut:
1. membuat pertanyaan yang dapat mengekplorasi pengetahuan awal siswa
2. membuat perencanaan proyek yang disusun secara kolaboratif antara siswa dan guru
3 siswa dan guru menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek
4. monitoring siswa oleh guru pada siswa selama proses pembelajaran
5. guru melakukan penilaian dalam mengukur ketercapaian standar dan tujuan
pembelajaran
6. guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil akhir proyek
Penerapan model pembelajaran proyek dalam membuat model virus 3 dimensi
juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud
tentunya dalam aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan, Penerapan model
pembelajaran proyek membuat model virus 3 dimensi diharapkan dapat menjadi solusi
dalam menyelesaiakan permasalahan guru di kelas.
Menurut winarno surakmad, (1990) hasil belajar merupakan prestasi belajar
yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh perubahan
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 123

tingkah laku seseorang dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.Peraturan


menteri pendidikan no 109 tahun 2013 tentang penilaian menjelaskan bahwa hasil
belajar merupakan hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasi
kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport tiap
semester. Hasil belajar yang termaktub dalam kurikulum 2013 ini ada 3 aspek meliputi
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan capaian prestasi belajar siswa
yang sesuai dengan kurikulum 2013 terdiri atas 3 aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan.Ketiga aspek hasil belajar tersebut akan diukur dan menjadi variable
respon pada penelitian ini.
Dapat digambarkan melalui kerangka konsep seperti di bawah ini
1. Siswa merasa jenuh dan bosan 1. Model pembelajaran proyek
dengan model pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk
sering diterapkan guru Peningkatan
menguasai materi, praktik serta
hasil belajar
2. Materi Virus materi yang proses belajar sekaligus
aspek sikap
membutuhkan pemahaman tingkat
tinggi 2. Model pembelajaran yang
Keterampilan
menyenangkan
3. Materi virus banyak menggunakan
Pengetahuan
istilah-istilah yang sulit diinga dan 3. Siswa dapat berkreasi untuk
materinya sulit dipahami menghasilkan produk

Dan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian yang akan
dilaksanakan merupakan salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada saat
pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini direncakan akan dilakukan minimal
2 siklus untuk mencapai hasil yang benar-benar optimal sesuai dengan siklus PTK.
Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Juli sampai dengan September 2015
Tempat penelitian di kelas X Ipa 2 SMA Negeri I Asembagus pada tahun pelajaran
2015/2016 dengan subyek penelitian sebanyak 32 siswa yang terdiri atas 16 siswa dan
16 siswi
Data-data yang akan diambil dan berkaitan dengan penelitian ini antara lain
124 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

1). Data hasil belajar, berupa aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan. Aspek
pengetahuan dan keterampilan data diperoleh melalui observasi, sedangkan data untuk
aspek pengetahuan diperoleh melalui tes tulis.
2). Data informan, data informan diambil untuk memberikan gambaran kepada peneliti
tentang latar belakang kemampuan hasil belajar siswa sebelum penerapan model
pembelajaran proyek dengan membuat model virus 3 dimensi.
3). Data documenter, pada data documenter data yang akan diperoleh berupa perangkat
pembelajaran yang digunakan peneliti saat penelitian serta hasil observasi pada aspek
sikap dan keterampilan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola model spiral. Penelitian yang
menggunakan model spiral merupakan penelitian tindakan yang terdiri atas empat fase
dalam setiap siklusnya. Fase-fase tersebut diantaranya adalah perencanaan (planning),
tindakan (action), Observasi (observation), dan refleksi (reflection). Keempat fase
tersebut dilakukan secara berurutan kemudian diikuti oleh siklus berikutnya yang
memiliki tahapan fase yang sama dengan siklus sebelumnya.
Fase-fase pada siklus-siklus penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Tindakan pendahuluan

Responden penelitian

Siklus I

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Siklus II

Perencanaan

Refleksi

tindakan observasi

Gambar 1. Siklus PTK (Arikunto, 2008)


Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 125

Paparan tahapan pada penelitian tindakan kelas


1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan untuk menyusun mempersiapkan perlengkapan
penelitian yaitu;
a. Membentuk kelompok belajar pada siswa yang dijadikan responden,
b. Menyusun silabus dan RPP materi virus,
c. Menyusun lembar observasi siswa untuk aspek sikap, dan keterampilan,
d. Menyusun instrument tes berupa soal tes sebagai komponen aspek
pengetahuan.
2. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model proyek pembuatan
replica virus. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru yang berperan sekaligus
sebagai motivator dan fasilitator serta sebagai peneliti. Indikator keberhasilan pada
tahap tindakan ini jika siswa tuntas dalam mengerjakan tes hasil belajar. Ketuntasan
hasil belajar ditentukan oleh nilai tes tulis yang mencapai nilai sama dengan atau lebih
besar dari KKM. KKM yang digunakan yaitu 70.
Pada tahap tindakan guru mengkondisikan siswa di dalam kelas sesuai dengan
kelompok yang telah dibagi
Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP
Memberikan lembar kerja
Menjelaskan tugas/ yang perlu dikerjakan siswa
Menjelaskan criteria penilaian selama proses pembelajaran berlangsung
Mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil karya masing-masing kelompok
sebagai salah satu aplikasi mengkomunikasikan terhadap kelompok lainnya.
3. Observasi
Observasi dilakukan kepada siswa sebagai obyek penelitian dan observasi
kepada guru sebagai pelaksana. Observasi pada siswa ini dilakukan bersamaan dengan
tindakan, bertujuan untuk menilai aspek keterampilan, aspek pengetahuan dan aspek
sikap. Observasi pada siswa ini dilakukan langsung oleh guru. Observasi pada guru
dilakukan oleh rekan peneliti yang berprofesi sebagai guru biologi di SMA Negeri I
Asembagus. Pengamatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dan
126 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

proses yang dialami guru dan siswa selama penerapan pembelajaran dengan
menerapkan model proyek.
Keberhasilan pada tahap observasi meliputi
1. Siswa memiliki lembar perencanaan untuk model yang akan di buat. Lembar rencana
merupakan daftar yang berisi nama anggota kelompok beserta tugas masing-
masing, alat dan bahan yang diperlukan, sketsa gambar secara 3 dimensi,
2. Siswa membawa alat dan bahan lengkap,
3. Siswa membagi tugas dan bekerja sesuai tugas masing-masing dalam kelompok,
4. Siswa dapat merangkai alat tepat sesuai gambar rencana,
5. Siswa dapat menghasilkan produk sesuai rencana.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil tindakan agar dapat memperbaiki
tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi ini dilakukan pada segala hal yang terjadi selama
tindakan penelitian tindakan kelas berlangsung. Siklus dalam setiap tindakan ini diakhiri
atau dihentikan dengan indikator sebagai berikut.
a. Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mendapatkan nilai yang baik minimal 75 untuk
semua komponen
b. Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa siswa kelompok akademik
tingkat bawah merasa senang dengan situasi pembelajaran berbasis proyek.
c. Hasil tes telah menunjukkan bahwa siswa kelompok akademik bawah tidak
mengalami kesulitan yang berarti dalam memahami konsep IPA (minimal siswa
yang mencapai KKM mencapai 75%)

Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasar
hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar, dengan langkah berikut:
1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah
terkumpul
2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan data-data yang telah terkumpul
diwujudkan dalam bentuk pernyataan
3. Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini
terjadi peningkatan hasil belajar atau tidak didasarkan pada observasi.
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 127

4. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus


berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir berdasar
inferensi yang telah ditetapkan.
5. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam
bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah melaksanakan penelitian siklus 1 didapatkan data sebagai berikut;
Tabel 1. data hasil observasi aspek sikap dan keterampilan Siklus 1
Klp a B c d e Rata2 Kriteri Rata2 Kriteri
(1) a (2) a
Klp 1 80 % 90% 80% 85% 90% 85% baik 85% Baik
Klp 2 90% 95% 90% 100% 100% 92.5% Sangat 96.7% Sangat
baik baik
Klp 3 80% 70% 80% 80% 100% 75% baik 87% Baik
Klp 4 75% 100% 80% 70% 90% 70% baik 78.3% Baik
Klp 5 80% 100% 100% 100% 100% 100% Sangat 93.4% Sangat
baik baik
Klp 6 60% 90% 90% 80% 80% 90% Sangat 73.4% Baik
baik
Klp 7 70% 95% 90% 100% 100% 93% Sangat 90% Sangat
baik baik
Klp 8 65% 70% 75% 70% 70% 73% baik 68.4% Kurang
baik

Keterangan;
a. Membuat dan menyusun lembar perencanaan model 3d virus yang lengkap. Terdiri
atas rancangan model dan ukuran yang akan digunakan (keterampilan)
b. Menyediakan alat dan bahan lengkap (sikap)
c. Membagi tugas masing-masing anggota kelompok (sikap)
d. Merangkai alat dengan tepat (keterampilan)
e. Menghasilkan produk sesuai lembar perencanaan model (keterampilan)
(1). Rata-rata untuk aspek sikap
(2). Rata-rata untuk aspek keterampilan
128 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I


Data awal Data Siklus 1
Rata-rata Kelas 62 68
Nilai Tertinggi 70 78
Nilai Terendah 23 62
Jml siswa tuntas 18 dari 33 orang 22 dari 33 orang
54.55 % 66.67 %
Jml siswa tdk tuntas 15 orang 11 orang

Tabel 3. Data Hasil Observasi Aspek Sikap dan Keterampilan Siklus 2


Klp a B c d e Rata2 Kriteria Rata2 Kriteria
(1) (2)
Klp 1 80 % 90% 80% 85% 90% 85% baik 85% Baik
Klp 2 95% 95% 95% 100% 100% 9.5% Sangat 98.3% Sangat
baik baik
Klp 3 80% 80% 80% 80% 100% 80% baik 87% Baik
Klp 4 85% 100% 80% 80% 90% 90% Sangat 85% Baik
baik
Klp 5 85% 100% 100% 100% 100% 100% Sangat 95 % Sangat
baik baik
Klp 6 70% 90% 90% 80% 80% 90% baik 76.7 % Baik
Klp 7 100% 90% 100% 100% 100% 95% Sangat 100% Sangat
baik baik
Klp 8 75% 77% 77% 75% 75% 77% baik 75% baik

Keterangan;
a. Membuat dan menyusun lembar perencanaan model 3d virus yang lengkap. Terdiri
atas rancangan model dan ukuran yang akan digunakan (keterampilan)
b. Menyediakan alat dan bahan lengkap (sikap)
c. Membagi tugas masing-masing anggota kelompok (sikap)
d. Merangkai alat dengan tepat (keterampilan)
e. Menghasilkan produk sesuai lembar perencanaan model (keterampilan)
(1). Rata-rata untuk aspek sikap
(2). Rata-rata untuk aspek keterampilan
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 129

Tabel 4. Data Hasil Belajar Siklus 2


Hal Jumlah
Rata-rata Kelas 72
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 70
Jml siswa tuntas 24 dari 33 siswa
72.72 %
Jml siswa tdk tuntas 9 orang

Tabel 5. Data Siklus 1 dan 2 pada Aspek Sikap dan Keterampilan


No Klp Aspek sikap Aspek keterampilan
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
Rata- Kriteria Rata Kriteria Rata- kriteria Rata Kriteria
rata -rata rata -rata
1 Klp 1 85% baik 85% baik 85% Baik 85% Baik
2 Klp 2 92.5 Sanga 95% Sangat 96.7% Sangat 98.3 Sangat
% t baik baik baik % baik
3 Klp 3 75% baik 80% baik 87% Baik 87% Baik
4 Klp 4 70% baik 90% Sangat 78.3% Baik 85% Baik
baik
5 Klp 5 100% Sanga 100% Sangat 93.4% Sangat 95 Sangat
t baik baik baik % baik
6 Klp 6 90% Sanga 90% Sangat 73.4% Baik 76.7 Baik
t baik baik %
7 Klp 7 93% Sanga 95% Sangat 90% Sangat 100 Sangat
t baik baik baik % baik
8 Klp 8 73% baik 77% baik 68.4% Kurang 75% baik
baik
130 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

Aspek sikap sudah dapat ditunjukkan dengan baik oleh masing-masing siswa
yang tergabung dalam kelompok yang terdiri atas 8 kelompok. Antusias yang besar para
siswa untuk membawa alat dan bahan yang telah mereka rencanakan sebelumnya
meningkatkan hasil observasi terhadap aspek sikap dari 92.5% di siklus 1 meningkat
menjadi 95% di siklus 2 pada kelompok 2. Kelompok 3 meningkat 5% dari 75% pada
siklus 1 menjadi 80% pada siklus2. Peningkatan sangat menonjol ditunjukkan oleh
kelompok 4, siklus 1 hanya 70% dan pada sikus 2 meningkat sebanyak 20% mnjadi
90%. Pada kelompok kelompok 7 rata-rata hasil observasi pada aspek sikap meningkat
dari siklus 1 93% menjadi 95% di siklus 2. Kelompok 8 juga menunjukkan hasil yang
sama, peningkatan sebanyak 4% terjadi pada siklus 2 yang mencapai 77% dari siklus 1
yang hanya 73%. Siklus 1 dan 2 mencapai prosentase tetap pada kelompok 5 dan 6
yang berturut-turut 100% dan 90%.
Aspek keterampilan tertuang dalam hal membuat dan menyusun lembar
perencanaan secara lengkap model 3d virus, merangkai alat dan bahan dengan tepat
serta menghasilkan produk yang sesuai dengan lembar perencanaan. Siklus 1 dan 2 pada
kelompok 1 mencapai prosentase 85%. Pada kelompok 2 siklus 1 mencapai 96.2%
sedangkan siklus 2 meningkat menjadi 98,3%. Prosentase observasi aspek keterampilan
kelompok 3 pada siklus 1 dan 2 tetap sebesar 87%. Siklus 1 kelompok 4 untuk aspek
keterampilan sebesar 78,3% pada siklus 2 meningkat menjadi 85%. Aspek
keterampilan kelompok 5 mengalami peningkatan 3,3% dari siklus 1 sebesar 73,4%
menjadi 76,7% pada siklus 2. Aspek keterampilan kelompok 7 juga mengalami
peningkatan menjadi 100% pada siklus 2 dari siklus 1 sebesar 90%. Peningkatan 6,6%
juga terjadi pada kelompok 8, siklus I hanya 68,4% dan siklus 2 menjadi 75%.
Aspek keterampilan merangkai alat dan bahan merupakan hal yang disukai
siswa. Siswa merasa asyik dan senang dalam kegiatan merangkai alat dan bahan. Siswa
langsung dapat bereksperimen dan menuangkan kreatifitas masing-masing dengan
senag hati, sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Produk akhir juga
menjadi penilaian yang mudah untuk diobservasi. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil karyanya atau produk model virus 3D yang telah dibuatnya
sesuai rancangan yang telah disusun di lembar perencanaan. 2 kelompok yang
mendapatkan persentase kemiripan produk dengan sketsa gambar di lembar
perencanaannya melalui observasi hanya 70%, sedangkan kelompok lainnya telah
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 131

mencapai kemiripan sebesar 80 hingga 95%. Artinya sebagian besar kelompok dapat
menghasilkan produk model virus 3d dengan tingkat kemiripan yang baik sesuai sketsa.
Model pembelajaran proyek untuk membuat model 3D virus dapat
meningkatkan hasil belajar pada aspek pengetahuan. Rata-rata kelas meningkat dari
pembelajaran dengan metode diskusi yang digunakan sebelum model proyek, Pada data
awal sebelum dilakukan model pembelajaran ini hasil tes tulis yang dikerjakan melalui
ulangan harian menunjukkan rata-rata kelas sebesar 62 sedangkan setelah siklus 1
selesai rata-rata kelas menjadi 68. Nilai yang dicapai siswa juga meningkat dari 70
menjadi 78. Nilai terendah yang capai siswa juga meningkat dari 23 menjadi 62.
Peningkatan nilai siswa berimplikasi terhadap menurunnya jumlah siswa yang tidak
tuntas dan meningkatnya siswa yang tuntas dalam mengerjakan ulangan harian.
Penurunan siswa yang tidak tuntas sebesar 4 orang atau 26.7% dari 15 orang menjadi 11
orang. Sedangkan siswa yang tuntas meningkat dari 18 orang menjadi 22 orang
sehingga peningkatannya sebesar 4 orang atau 22%.
Peningkatan hasil belajar ini juga dapat disebabkan siswa dapat mengingat
dengan baik materi yang terkait dengan eksperimen yang dilakukan. Faktor lainnya
yaitu rasa senang saat belajar membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih baik
lagi.Semangat dari teman-teman sekelompoknya juga menjadi faktor penting pula untuk
mencapai keberhasilan bersama dalam aspek sikap, keterampilan maupun pengetahuan.

Tabel 6. Data Aspek Pengetahuan Antara Siklus 1 dan Siklus 2


Data Siklus 1 Data Siklus 2
Rata-rata Kelas 68 72
Nilai Tertinggi 78 86
Nilai Terendah 62 70
Jml siswa tuntas 22 dari 33 siswa 24 dari 33 siswa
66.67 % 72.72 %
Jml siswa tdk tuntas 11 orang 9 orang

Pada siklus 2 tampak ada peningkatan hasil belajar pada aspek pengetahuan.
Rata-rata kelas hasil tes tulis atau ulangan harian meningkat dari 68 pada siklus 1
menjadi 72 pada siklus 2. Nilai tertinggi yang dicapai siswa saat ulangan harian
132 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

meningkat menjadi 86 pada siklus 2 yang pada siklus sebelumnya yaitu siklus 1 hanya
78. Nilai terendah saat ulangan harian juga mengalami peningkatan silkus 1 nilai
terendahnya 62 dan meningkat pada siklus 2 nilai ulangan terendah yang dapat dicapai
sebesar 70. Jumlah siswa yang tuntas ulangan harian meningkat sebesar 6.05% dari 22
siswa siswa yang tuntas di siklus 1 menjadi 24 siswa di siklus 2. Jumlah siswa yang
tidak tuntas ulangan harian menurun dari 11 siswa yang belum tuntas di siklus 1
menjadi 9 siswa di siklus 2.
Tabel 7. Data Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Sikap, Keterampilan dan Sikap pada
Siklus 1 dan 2
Aspek Siklus 1 Siklus 2
Sikap 84.81 % 89 %
Keterampilan 84.03 % 87.75 %
Pengetahuan 66.67 % 72.72%

Data di atas dapat digambarkan melalui grafik,

Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Aspek Sikap, Keterampilan dan


Pengetahuan dari Siklus 1 ke Siklus 2.

Rata-rata peningkatan aspek sikap dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 4,2%. Rata-rata
peningkatan aspek keterampilan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 3.73%. Rata-rata
peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 6.05%
Anonim: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis ... _________ 133

KESIMPULAN
1. Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode proyek dalam pembuatan model
replica virus 3 dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X mipa 2 SMA
Negeri I Asembagus.tahun pelajaran 2015/2016.
2. Hasil belajar siswa berupa aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan
3. Peningkatan hasil belajar aspek sikap, dan keterampilan melalui observasi langsung.
Aspek pengetahuan diukur melalui tes tulis yang berupa tes ulangan harian.
4. Rata-rata peningkatan aspek sikap dari siklus I ke siklus 2 sebesar 4.2 %. Dari
84.81% pada siklus 1 menjadi 89% pada siklus 2.
5. Aspek keterampilan mengalami peningkatan sebesar 3.74% dari rata-rata di siklus 1
84.03% menjadi 87.75% pada siklus 2.
6. Rata-rata peningkatan aspek pengetahuan sebesar 6.05 %. Siklus 1 sebesar 66.67 %
sedangkan siklus 2 meningkat rata-ratanya menjadi 72.72 %

DAFTAR PUSTAKA

Grant M Michael. 2002. Model pembelajaran proyek. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo

Kabba the cooley, 2005. Model-model pembelajaran. Bandung: Surya Baru

Lampiran peraturan menteri pendidikan nasional no 109 tahun 2013. Kurikulum 2013.
Jakarta

Railsback, Jeniffer. 2002. Model pembelajaran berbasis proyek. Jakarta: Canisius

Suharsimi, arikunto, Supardi, Suharjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Bumi Aksara

Winarno surakmad. 1990. Hasil belajar dan metode belajar dalam pendidikan. Jakarta:
Hexapresindo
134 ________________________ ©Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 119-134 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai