2144-Article Text-8034-1-10-20220929
2144-Article Text-8034-1-10-20220929
2144-Article Text-8034-1-10-20220929
7112627
PENDAHULUAN
Ketiga kompetensi itu tertuang di dalam penguatan Pendidikan karakter (PPK) yang sedang
dijalankan pemerintah.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir
(literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ada lima nilai utama karakter prioritas PPK yaitu : (1)
religis, (2) intrgritas, (3) nasionalis, (4) gotong royong dan (5) mandiri (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2018).Salah satu komponen dalam PPK
adalah olah pikir (literasi). Literasi lingkungan berperan penting dalam pembelajaran biologi.
Literasi lingkungan merupakan sikap sadar untuk menjaga lingkungan agar tetap terjaga
keseimbangannya. Sikap sadar tersebut diartikan juga sebagai sikap melek lingkungan,
dimana tidak hanya memiliki pengetahuan terhadap lingkungan tetapi juga memiliki sikap
tanggap dan mampu memberikan solusi atas isu-isu lingkungan. Siswa sebagai bagian dari
masyarakat yang disiapkan sebagai generasi penerus dan agen perubahan di dalam
masyarakat perlu dibekali kemampuan literasi lingkungan (Kusumaningrum,
2018).Pembelajaran biologi tidak bisa dipisahkan dari pengetahuan tentang lingkungan, baik
lingkungan alamiah maupun lingkungan buatan. Lingkungan merupakan laboratorium
terbuka dalam pembelajaran biologi. Aspek kajian biologi sangat kompleks yang meliputi
semua jenis mahluk hidup baik yang masih hidup maupunn yang sudah memfosil. Tingkat
organisasi kehidupan yang dikaji meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ, individu,
komunitas, populasi, ekosistem bahkan sampai pada bioma (Subrata dan Wijayanti, 2018).
Berdasarkan objek kajian biologi tersebut, maka pembelajaran biologi tidak bisa terlepas dari
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, terutama lingkungan sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penulisan artikel ini adalah :
1. Bagaimanakah pemanfaatan lingkungan sekolah dalam Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
2. Bagaimanakah pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran biologi
METODE PENULISAN
Artikel ini merupakan pemikiran konseptual. Penulisan artikel ini berdasarkan kajian
pustaka, baik itu jurnal ilmiah maupun buku teks. Selain itu penulisan artikel ini juga
didasarkan atas pengalaman atau pemikiran pribadi.
PEMBAHASAN
1. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Salah satu latar belakang perlu adanya pendidikan karakter karena saat ini banyak
sekali masyarakat yang mengalami krisis moral yang berdampak pada pola kehidupan sehari-
hari. Pola kehidupan tersebut sangat perlu perhatian khusus untuk diperbaiki demi
berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Negara harus
melakukan segala upaya untuk menyelamatkan generasi muda yang diharapkan memiliki
karakter sesuai nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang sejak dulu sudah bertumbuh dan
berkembang di masyarakat Indonesia. Pendidikan karakter harus ditumbuhkembangkan
ditengah-tengah masyarakat sejak dini kepada anak-anak sejak PAUD, SD, SMP, SMA
bahkan di Perguruan Tinggi. Masyarakat, media dan Negara harus bekerja sama mewujudkan
kehidupan yang berkarakter. Sekolah selama ini sebagai salah satu komponen yang penting
20
DOI: 10.5281/zenodo.7112627
untuk melaksanakan nilai-nilai positif pada pengembangan pendidikan karakter pada peserta
didik di sekolah. Sekolah sebagai tempat kedua untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan
yang terstruktur selain di rumah. Jika dibandingkan dengan kegiatan dirumah yang relatif
bersifat insidental, maka sekolah memiliki peran yang lebih penting untuk mewujudkan
pemberdayaan kepada para peserta didik menjadi warga sekolah yang memiliki kepribadian
yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa (Tampubolon dkk., 2021). Walaupun
demikian, semua pihak, terutama keluarga,terlebih dahulu harus bertanggung jawab atas
pendidikan karakter. Karena anak-anak menerima pendidikan paling awal di rumah, maka
orang tua memainkan peran penting dalam mengembangkan karakter mereka. Selain itu,
orang tua harus memiliki kesadaran dasar tentang kualitas untuk membimbing karakter anak-
anak mereka ke arah yang menguntungkan (Bahri, 2022).Pembentukan peserta didik yang
berkarakter adalah tuntutan dari tujuan pembelajaran. Hal ini dipertegas lagi dalam tiga ranah
pembelajaran menurut Taksonomi Belajar Benjamin S. Bloom yaitu ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik). Ranah afektif dari yang paling dasar sampai jenjang afektif
yang paling tinggi, meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi (responding), sikap
(valuing), organisasi (organizing), dan internalisasi atau karakterisasi (characterization)
(Purwanto, 2013). Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, secara tidak langsung
akan menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, sehingga akan muncul motivasi
untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan agar bisa dimanfaatkan terus menerus, salah
satunya sebagai sumber belajar biologi. Sikap kepedulian terhadap lingkungan merupakan
salah satu bagian dari pendidikan karakter. Sikap peduli adalah kesediaan untuk beraksi
(disposition to react) secara positif atau negatif terhadap objek-objek tertentu. Sikap peduli
terhadap lingkungan akan muncul jika motivasi terhadap lingkungan cukup kuat. Sikap
kepeduliann ini akan memunculkan sikap ramah lingkungan. Sikap peduli lingkungan
didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yag selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki keruskan
lingkungan yang sudah terjadi..Permasaahan lingkungan adalah masalah yang utama dan
mendesak untuk diselesaikan. Masalah besar lingkungan hidup di Indonesia yaitu : sampah,
banjir, pencemaran sungai, pemanasan global, pencemaran udara dan tanah, rusaknya
ekosistem laut, kesulitan air bersih, kerusakan hutan dan aberasi.Sikap ramah lingkungan
dapat dikatakan sebagai munculnya karakter peduli lingkungan yaitu suatu sikap yang
dimiliki oleh seseorang yang berupaya untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan sekitar
secara benar sehingga lingkungan dapat dinikmati secara terus menerus tanpa merusak
keadaannya, serta menjaga dan melestarikan sehingga ada manfaat yang berkesinambungan.
Karakter peduli lingkungan merupakan karakter yang wajib diimplementasikan bagi sekolah
di setiap jenjang pendidikan. Semua warga sekolah harus mempunyai sikap peduli terhadap
lingkungan dengan cara meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran
warga sekolah tentang pentingnya peduli lingkungan serta mempunyai inisiatif untuk
mencegah kerusakan lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak
dini kepada siswa sehingga dapat mengelola secara bijaksana sumber daya alam yang ada di
sekitar, serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan generasi
penerus yang akan datang. Ketika karakter peduli lingkungan sudah tumbuh menjadi mental
yang kuat, maka akan mendasari perilaku seseorang dalam kehidupan sehari hari. Pendidikan
karakter peduli lingkungan pada dasarnya membantu guru dalam penanaman karakter siswa
tentang kepedulian mereka terhadap lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan
dapat menjadi tolok ukur kepedulian serta kepekaan siswa kepada lingkungannya.
Kepedulian dan kepekaan siswa terhadap lingkungan akan suasana belajar mengajar yang
21
DOI: 10.5281/zenodo.7112627
sehat dan nyaman. Lingkungan sekolah atau suasana belajar mengajar yang sehat dan
nyaman dapat meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa (Purwanti, 2017).
Jika karakter kepedulian lingkungan telah tertanam pada diri peserta didik, maka akan
muncul aktivitas yang bersifat kondusif terhadap lingkungan, misalnya lingkungan sekolah
dalam skala kecil. `Peserta didik di bawah manajemen sekolah akan bisa menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif untuk belajar. Pembuatan kebun sekolah dapat
dioptimalkan sehingga banyak memberikan manfaat dalam segala kegiatan di
sekolah.Manfaat lingkungan sekolah (kebun sekolah) yang baik bisa bersifat ekonomis,
estetis, ekologis dan paedagogis. Secara ekonomis, kebun sekolah dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pemasukan dari hasil kegiatan siswa, misalnya kegiatan praktek pembibitan
dan hasil panen kebun sekolah. Secara estetika, kebun sekolah dapat dijadikan ajang
berkreasi dalam penataan seni pertamanan. Secara ekologis, kebun sekolah dapat menjaga
keseimbangan ekosistem, daur materi, dan daur hidrologis. Secara paedagogis, kebun
sekolah dapat dijadikan sumber belajar, terutama sumber belajar Biologi pada kompetensi
dasar (KD) tertentu. Kegiatan peserta didik dalam pengadaan, penataan, perawatan dan
pemanfaatan kebun sekolah secara bersama-sama dengan majemen sekolah, berarti telah
muncul nilai-nilai karakter yang diharapakan dalam PPK. Nilai atau karakter tersebut adalah
: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
2. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Biologi
Lingkungan sekolah merupakan salah satu sumber belajar biologi. Pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, bisa berupa lingkungan yang didesain
sedemikian rupa (by design) sesuai dengan kebutuhan belajar berupa kebun atau taman
sekolah, atau bisa juga lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran, tetapi
keberadaannya dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi, misalnya tanaman liar
sebagai ekosistem alami di belakang sekolah dan parit atau saluran air di sekitar sekolah.
Lingkungan yang tidak didesain, dikenal dengan lingkungan yang bersifat by utilization
(Sanjaya, 2008).Pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran biolgi bisa dilakukan
melalui penerapan beberapa model pembelajaran di antaranya :
a. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat
berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian
akan ditampilkan dan dipresentasikan. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu
pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir,
pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka
untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru (Jagantara, dkk., 2014).
Pembelajaran biologi di kelas X SMA, pada materi pokok Berbagai Tingkat
Keanekaragaman Hayati di Indonesia, dapat diterapkan model pembelajaran PjBL
dengan cara menugaskan siswa secara berkelompok mengidentifikasi jenis-jenis
tumbuhan yang ada di kebun sekolah, kemudian mengisi label nama jenis
22
DOI: 10.5281/zenodo.7112627
tumbuhan, baik nama lokal maupun nama ilmiahnya. Berdasarkan label nama
jenis tumbuhan tersebut, maka selanjutnya dapat ditentukan tingkat
keanekaragaman tumbuhan tersebut menjadi keanekaragaman tingkat gen, tingkat
jenis dan tingkat ekosistem.
Salah satu karakter yang perlu dikembangkan dan diperkuat adalah kepedulian
terhadap lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal, lingkungan masyaraakat
dan lingkungan sekolah, karena masalah lingkungan merupakan masalah yang selalu
muncul di permukaan. Kerusakan lingkungan berpengaruh besar terhadap sendi-sendi
kehidupan bangsa. Lingkungan yang indah dan asri bukan hanya memberikan nilai
estetika, namun juga memberi nilai ekonomis, ekologis dan paedagogis.
Secara paedagogis lingkungan sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di
sekolah, terutama pembelajaran biologi. Pembelajaran saat ini yang menekankan
proses pembelajaran student centre (berpusat pada siswa), pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber pembelajaran biologi sangat cocok diterapkan melalui
penggunaan berbagai model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Project
Based Learning, Problem Based Learning, Service Learning, Discovery Learning,
Eksperimental Jelajah Alam Sekitar, dan Inquiry.
Saran
Disarankan kepada semua pengampu kebijakan di bidang pendidikan untuk
memberi perhatian yang cukup dalam penguatan karakter siswa dibidang lingkungan,
mulai dari lingkungan tempat tinggal, masyarakat dan lingkungan sekolah. Ekstra
kurikuler yang dapat menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaanya, dengan tetap
memperhatikan keamanan dan keselamatan pesertanya.
Disarankan kepada para guru terutama guru bidang studi biologi, agar
memanfaatkan keberadaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi,
sehingga kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa dapat diwujudkan melalui
model pembelajaran yang relevan.
DAFTAR RUJUKAN
26
DOI: 10.5281/zenodo.7112627
27