BAB 3 - Gambaran Umum Wilayah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH

JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022

BAB 3 GAMBARAN UMUM


WILAYAH

3.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI


Kabupaten Barito Kuala, merupakan salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Selatan. Sebelum menjadi kabupaten, daerah ini berstatus Kawedanaan di bawah
Kabupaten Banjar. Mengingat luas wilayah, jumlah penduduk dan perkembangannya, potensi ekonomi
yang dimiliki, serta kondisi lainnya yang menunjang daerah ini, maka daerah ini layak untuk
ditingkatkan menjadi kabupaten.

Ibukota Kabupaten Barito Kuala terletak di Marabahan yang merupakan bagian barat Provinsi
Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kabupaten Barito Kuala adalah 2.996,96 km² atau sebesar 7,99
persen dari luas provinsi Kalimantan Selatan. Curah hujan tertinggi tahun 2020 terjadi pada bulan
Februari yaitu sebesar 532,00 mm 3. Sementara itu curah hujan terendah terjadi di bulan Agustus
sebesar 115,10 mm3. Kabupaten Barito Kuala terdiri dari 17 kecamatan, salah satunya adalah
Kecamatan Mandastana. Kabupaten Barito Kuala terletak di antara 2° 29’ 50” – 3° 30’ 18” Lintang
selatan dan 114° 20’ 50” – 114° 50’ 18” Bujur Timur. Batas wilayah administratif Kabupaten Barito
Kuala adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kab. Tapin


Sebelah Timur : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin
Sebelah Selatan : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas bagian barat (Provinsi Kalteng)
Tabel 3.1. Luas Wilayah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2020
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)

1 Tabunganen 240 8,01

2 Tamban 164,3 5,48

3 Mekarsari 143,5 4,79

4 Anjir Pasar 126 4,2

5 Anjir Muara 116,75 3,9

6 Alalak 107,35 3,58

LAPORAN PENDAHULUAN 3-1


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)

7 Mandastana 136 4,54

8 Jejangkit 203 6,77

9 Belawang 80,25 2,68

10 Wanaraya 37,5 1,25

11 Barambai 183 6,11

12 Rantau Badauh 261,81 8,74

13 Cerbon 206 6,87

14 Bakumpai 261 8,71

15 Marabahan 221 7,37

16 Tabukan 166 5,54

17 Kuripan 343,5 11,46

Kabupaten Barito Kuala 2.996,96 100


Sumber: Kabupaten Barito Dalam Angka, 2019

Berdasarkan tabel diatas, luas wilayah Kabupaten Barito Kuala seluas 2.996,96 km 2 yang terbagi
menjadi 17 kecamatan, 195 desa dan 6 kelurahan. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah
Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah sebesar 343,50 km 2 atau 11,46 % total luas wilayah
Kabupaten Barito Kuala, sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Wanaraya dengan luas wilayah sebesar 37,50 km 2.

Bila ditinjau dari jaraknya, ibukota Kabupaten Barito Kuala dengan ibukota Provinsi Kalimantan
Selatan sejauh +/- 47 km, sedangkan jarak Ibukota Kabupaten Barito Kuala dengan ibukota kecamatan
(IKK) lain sangat variatif. Jarak ibukota Kabupaten Barito Kuala dengan ibukota kecamatan seperti
pada Tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 3.2. Jarak Ibukota Kabupaten dengan Kota Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala
Jarak ke Ibu Kota (Km)
No Kecamatan Ibukota Kecamatan
Kabupaten/Kota
1 Tabunganen Tabunganen 107
2 Tamban Purwosari 95
3 Mekarsari Tamban Raya 89
4 Anjir Pasar Anjir Pasar 68
5 Anjir Muara Anjir Muara 62
6 Alalak Handil Bakti 40

LAPORAN PENDAHULUAN 3-2


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Jarak ke Ibu Kota (Km)
No Kecamatan Ibukota Kecamatan
Kabupaten/Kota

7 Mandastana Sei Puntik 39


8 Belawang Belawang 43
9 Wanaraya Sido Mulyo 61
10 Barambai Barambai 14
11 Rantau Badauh Sungai Gampa 13
12 Cerbon Bantuil 5
13 Bakumpai Lepasan 7
14 Marabahan Marabahan Kota 0
15 Tabukan Tabukan Raya 37
16 Kuripan Rimbun Tulang 37
17 Jejangkit Jejangkit Pasar 31
Sumber: Kabupaten Barito Kuala Dalam Angka Tahun 2017

LAPORAN PENDAHULUAN 3-3


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022

LAPORAN PENDAHULUAN 3-4


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
3.2. KONDISI FISIK WILAYAH
3.2.1. HIDROGEOLOGI, SISTEM JARINGAN SUNGAI DAN SALURAN
Kabupaten Barito Kuala dialiri oleh beberapa sungai antara lain Sungai Barito, Sungai Negara,
Sungai Alalak dan Handil-handil. Kabupaten Barito Kuala termasuk dalam DAS Barito yang sangat
luas, karena itu daerah ini merupakan daerah yang selalu tergenang sepanjang tahun serta pada
beberapa wilayah selalu terjadi banjir musiman setiap tahun, terutama pada musim hujan akibat dari
hujan yang turun dibagian hulu sungai.

Sungai Barito yang melintasi wilayah Kabupaten Barito Kuala memiliki kontur Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang datar dengan kemiringan kurang dari 3%, kondisi ini menyebabkan sebagian
kawasan DAS sering tergenang apabila Sungai Barito meluap terutama pada musim hujan akibat dari
hujan di bagian hulu sungai. Pemanfaatan Sungai Barito Kuala oleh masyarakat digunakan sebagai
sarana tempat tinggal (permukiman), sanitasi, pengairan, perekonomian, serta media transportasi
penghubung dan dermaga barang menuju dan keluar Kabupaten Barito Kuala.

Lahan utama penyusun wilayah Kabupaten Barito Kuala adalah hamparan rawa gambut (peat
soil) yang terakumulasi dengan endapan alluvial, yang selanjutnya membentuk delta besar dan dikenal
sebagai Pulau Petak.

Bila dirinci, di wilayah ini terdapat dua jenis tanah yang masing-masing adalah organosol yakni
seluas 101.900 Ha (34%) dan tanah alluvial seluas 191.390 Ha (66%). Tanah organosol berwarna
coklat hitam dan sering tanah ini disebut gambut yang merupakan tanah/bahan mudah terbakar. Tanah
ini terbentuk dari serat tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan, sifat keasamannya
sangat tinggi sehingga kalau ingin mempergunakan tanah ini harus dengan sistem drainage.Tanah
alluvial berwarna coklat hijau, terdiri dari endapan alluvium yang bahan induknya terutama pasir dan
lumpur yang dibawa dan diendapkan oleh arus sungai dari pedalaman. Tanah alluvial terdapat di
sepanjang Sungai Barito dan tepi Sungai Kapuas.

Dengan demikian lahan yang menyusun wilayah adalah lahan-lahan marginal yang umumnya
merupakan tanah sulfat masam, dengan pH di bawah angka 4. Pada wilayah-wilayah yang masih
memperoleh limpahan pasang surut air laut, tingkat keasaman lahan dapat dinetaralisasikan sehingga
tingkat kesuburan meningkat dan memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap budi daya cocok
tanam padi serta tanaman pangan lainnya. Kondisi hidrogeologi, terdiri dari:

1. Kondisi air permukaan

LAPORAN PENDAHULUAN 3-5


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Kabupaten Barito Kuala termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang sangat luas, dimana
wilayah ini diapit oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas, dan 2 sungai lainnya
yaitu Sungai Negara dan Sungai Alalak. Hal ini sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah
kabupaten ini, Disamping itu terdapat pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai
Barito dan Sungai Kapuas yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban.

Keadaan hidrologi ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan pemanfaatan lahan masa kini (present
land use) baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Dalam musim hujan pada waktu pasang air Sungai
Barito dapat membanjiri sebagian besar wilayah ini dan mengakibatkan permukaan tanah tergenang
terus menerus, bahkan beberapa kawasan tergenang sepanjang tahun. Kapasitas pengairan alam
melalui anak-anak sungai kecil sehingga terbentuk tanah rawa. Pasang surut turut pula mempengaruhi
tata air yang ada, yang selalu bergerak naik turun mengikuti fluktuasi pasang surut air pada Sungai
Barito dan Sungai Kapuas. Gerak pasang surut ini terjadi 2 kali dalam 24 jam dan setiap harinya
terlambat 50 menit sesuai dengan peredaran bulan. Fluktuasi permukaan air pada waktu pasang surut
dapat mencapai 2-3 meter. Gerak pasang surut inilah yang dimanfaatkan oleh para petani untuk
menggali handil-handil (parit) pada daerah yang akan dijadikan persawahan.

1. Kondisi air tanah

Telah diuraikan di atas, bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Barito Kuala dikelilingi
sungai dan rawa. Kondisi ini menyebabkan tanah daerah ini mengandung lahan gambut. Tingkat
keasaman tanah di sana mencapai pH di bawah 4 (empat). Akibatnya, air tanah tidak bisa langsung
dikonsumsi masyarakat, karena mengandung senyawa besi dan sulfur atau biasa disebut larutan firit.
Kandungan senyawa tersebut kurang baik untuk kesehatan.

Sekarang ini beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Marabahan, Kecamatan Barambai,


Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Belawang, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Mandastana,
Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Tabukan dan Kecamatan Bakumpai, yang termasuk dalam
rencana pengembangan sumber air baku untuk air minum. Sedangkan untuk Cekungan Air Tanah
(CAT) Kabupaten Barito Kuala termasuk dalam CAT Palangkaraya – Banjarmasin.

2. Kondisi klimatologi

Wilayah Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah hujan TIPE B. menurut klasifikasi yang ditetapkan
"Schmit and Ferguson", yaitu daerah yang hanya memiliki 1 - 2 bulan kering dalam setahun, dengan
jumlah hari hujan 107 hari dan total curah hujan 2.665 mm per tahun. Wilayah ini memiliki temperatur

LAPORAN PENDAHULUAN 3-6


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
harian rata-rata yang berfluktuasi dari 26° Celsius - 27° Celsius. Setiap tahun suhu minimal terjadi
pada bulan Juli (26,50° Celsius dan suhu maksimal berlangsung pada bulan Oktober (27,50° Celsius).

3.2 Geologi Kabupaten Barito Kuala

3.2.2. PENUTUPAN LAHAN, KAWASAN TERBANGUN PERUMAHAN DAN


PERMUKIMAN
LAPORAN PENDAHULUAN 3-7
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Bentuk morfologi Kabupaten Barito Kuala merupakan dataran rendah dengan ketinggian
0,2 sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. Karena merupakan dataran rendah maka
hampir di semua kecamatan tumbuh hutan galam yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
purun yang dimanfaatkan untuk anyaman tikar, bakul dsb.

Kabupaten Barito Kuala diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai
Kapuas, muara sungai di bagian selatan (Kecamatan Tabunganen) hingga ke utara (Kecamatan
Kuripan). Hal ini sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini, disamping itu
terdapat pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Kapuas
yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban.

Selain Sungai Barito, sungai yang ada di Kabupaten Barito Kuala antara lain: Sungai
Negara, Sungai Kapuas, Sungai Alalak, Sungai Puntik, Saluran Drainase Tamban, Saluran
Drainase Anjir Pasar, Saluran Drainase Tabukan dan Saluran Drainase Tabunganen. Sungai-
sungai ini selain berguna untuk tranportasi juga untuk pengairan sawah.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Barito Kuala, penggunaan lahan terdiri dari permukiman,
sawah, tegal, ladang, dan lainnya. Permukiman merupakan guna lahan terluas di Kabupaten Barito
Kuala dengan luas sebesar 158.707 Ha yang terbagi menjadi perumahan dan sarana prasarana.
Berikut luasan masing-masing guna lahan yang terdapat di Kabupaten Barito Kuala.

Tabel 3.3. Guna Lahan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2019


No Guna Lahan Luas Lahan (ha)
1 Permukiman 158.707
2 Sawah Irigasi 7.714
3 Sawah Non Irigasi 112.323
4 Tegal 12.521
5 Ladang 1.527
Sumber: Kabupaten Barito Dalam Angka, 2019

Berdasarkan hasil analisis landuse atau penggunaan lahan eksisting tahun 2019 – 2020
menunjukan bahwa wilayah Kabupaten Barito Kuala terdapat 27.528,65 ha atau 11,32% yang terbagi 5
tutupan lahan masih alami, dimana terdapat 610,09 ha atau 0,25% hutan, hutan bakau 1.738 ha
(0,71%) dan yang terluas adalah semak belukar 21.750,21 ha (8,94%). Selanjutnya lahan terbangun
10.601,21 ha (4,36%) terbagi 7 penggunaan lahan, dengan lahan permukiman yang terluas yang
termanfaatkan 9.828,65 ha atau 4,04%, selanjutnya industri seluas 571,76 ha atau 0,24%. Untuk lahan
termanfaatkan terbagi 6 penggunaan lahan dengan luas 193.019,01 ha atau yang paling luas

LAPORAN PENDAHULUAN 3-8


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
(79,34%), dengan lahan terluas sawah 98.919,34 ha (40,66%), selanjutnya kebun sawit 59.985,28 ha
(24,66). Secara rinci disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 3.4. Luas Tutupan Lahan Kabupaten Barito Kuala


Luas Persentase
Tipe Lahan Penggunaan Lahan
(Ha) Lahan Total

  27.528,65 100 11,32

Hutan 610,09 2,22 0,25

Hutan Bakau 1.738,00 6,31 0,71


Lahan Alami
Hutan Galam 3.380,30 12,28 1,39

Semak Belukar 21.750,21 79,01 8,94

Ruang Terbuka Hijau 50,06 0,18 0,02

  10.601,21 100 4,36

Permukiman 9.828,65 92,71 4,04

Lapangan Olahraga 1,00 0,01 0,0004

Perdagangan dan Jasa 43,27 0,41 0,02


Lahan Terbangun
Perkantoran 69,96 0,66 0,03

Fasilitas Umum Sosial 75,8 0,72 0,03

Industri 571,76 5,39 0,24

Jalan 10,78 0,1 0,004

  193.019,01 100 79,34

Sawah 98.919,34 51,25 40,66


Kebun Campuran 29.531,86 15,3 12,14

Lahan Termanfaatkan Kebun Sawit 59.985,28 31,08 24,66

Pemakaman 1,51 0,001 0,001

Kolam 110,08 0,06 0,05

Tambak 4.470,93 2,32 1,84

  2.363,77 100 0,97


Lahan Pernah Termanfaatkan
Lahan Terbuka 2.363,77 100 0,97

  9.760,90 35,46 4,01


Badan Air
Sungai 9.760,90 35,46 4,01

BARITO KUALA 243.273,54   100


Sumber: Hasil analisis peta tematik Revisi RTRW Kabupaten Barito Kuala dan citra satelit, tahun 2019-2020.

Pada Kabupaten Barito Kuala, persebaran kawasan permukimannya terdapat di setiap kecamatan.
Dimana secara keseluruhan, luasan kawasan permukiman kabupaten Barito Kuala seluas 11.651,71

LAPORAN PENDAHULUAN 3-9


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Ha. Dengan prosentase luasan terbanyak terdapat di Kecamatan Wanaraya sebesar 20,60 persen atau
seluas 2.400,46 Ha.
Tabel 3.5. Kawasan Permukiman Di Kabupaten Barito Kuala
Kawasan Permukiman (Ha) Jumlah
No Kecamatan
Luasan (Ha) Prosentase Bangunan

1 Tabunganen 737,22 6,11% 7.310


2 Tamban 1.176,67 9,81% 11.523
3 Mekarsari 373,32 3,33% 5.493
4 Anjir Pasar 472,06 3,18% 4.383
5 Anjir Muara 539,57 3,60% 4.854
6 Alalak 1.513,88 13,48% 32.255
7 Mandastana 597,67 4,63% 7.132
8 Jejangkit 266,88 1,70% 1.569
9 Belawang 556,18 5,06% 3.258
10 Wanaraya 1.377,55 20,60% 3.873
11 Barambai 773,57 5,31% 4.415
12 Rantau Badauh 647,48 3,93% 3.382
13 Cerbon 502,40 3,12% 2.638
14 Bakumpai 198,46 0,99% 2.279
15 Marabahan 570,51 12,42% 6.800
16 Tabukan 196,99 1,24% 733
17 Kuripan 182,88 1,49% 1.618
Kabupaten Barito Kuala 10.683,29 100,00% 103.515
Sumber: Hasil Digitasi, 2021

3.2.3. KAWASAN LINDUNG DAN HUTAN


Berdasarkan tabel luas kawasan hutan dapat diketahui luas kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala
adalah ± 1.779.982 Ha. Luas kawasan hutan terbesar kawasan hutan produksi tetap dengan luas ±762.188 Ha.
Sedangkan luas kawasan hutan terkecil yaitu hutan produksi terbatas dengan luas ±126.660 Ha. Persentase
Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Barito Kuala adalah 43%, Hutan Lindung sebesar 30%, Suaka
Alam/Kawasan Pelestarian Alam sebesar 12%, Hutan Produksi Konversi sebesar 8% dan Hutan Produksi
Terbatas sebesar 7% berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 435 Tahun 2009.

LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 10
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Kawasan Lindung dan Konservasi

LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 11
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
3.2.4. KEBENCANAAN
Pada rentang waktu 17 tahun yaitu dari 2000-2017, secara keseluruhan Kabupaten Barito
Kuala telah mengalami 481 (empat ratus delapan puluh satu) kali kejadian dengan 4 (empat) jenis
bencana. Terlihat bahwa kejadian bencana yang paling sering terjadi yaitu Bencana Kebakaran Hutan
dan Lahan sebanyak 383 kali, diikuti oleh bencana Banjir sebanyak 70 kali, selanjutnya Bencana
Cuaca Ekstrim dan Kekeringan.

Keseluruhan potensi bencana di Kabupaten Barito Kuala berjumlah 5 (lima) bencana. Lima
potensi bencana di Kabupaten Barito Kuala tersebut dilaksanakan dalam pengkajian risiko bencana
Kabupaten Barito Kuala untuk tahun 2018 sampai tahun 2022. Berikut merupakan kejadian bencana di
tahun 2021:

Tabel 3.6. Kejadian Bencana 2021


Banyaknya (Ha)/
No Jenis Bencana Lokasi Kejadian
KK/Jw

1 Banjir 18.683 KK / 59.196 Jiwa Kec. Cerbon

Kec. Belawang

Kec. Jejangkit

Kec. Rantau Badauh

Kec. Mandastana

Kec. Alalak

2 Kebakaran 2x Kejadian ( 6 Ha) Kec. Tamban

Kec. Wanaraya

Kec. Alalak

Kec. Anjir Muara

Kec. Jejangkit

Kec. Marabahan

Kec. Cerbon

Kec.Jejangkit

Kec. Kuripan

3 Puting Beliung 3x Kejadian (3 KK 13 Jiwa) Kec. Wanaraya

Kec. Anjir Muara

Kec. Jejangkit

4 Orang Tenggelam 2x Kejadian ( 1 KK 5 Jiwa) Kec. Kuripan


Sumber: Data Kejadian Bencana BPBD, 2021

LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 12
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Kajian kerentanan diperoleh dari rekapitulasi kajian penduduk terpapar dan kerugian tingkat
kecamatan. Penentuan kelas penduduk terpapar dan kerugian menggunakan kelas maksimal
dari kajian tingkat kecamatan. Sedangkan kajian tingkat kecamatan diperoleh dari rekapitulasi
kajian tingkat desa/kelurahan

Tabel 3.7. Kerentanan Bahaya per Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala


Bahaya

Banjir Cuaca Gelombang Kebakaran Kekeringan


Ekstrim Ekstrem Dan Hutan Dan
Abrasi Lahan

Kecamatan

Tabunganen Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang


Tamban Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Mekarsari Sedang Sedang - Tinggi Sedang
Anjir Pasar Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Anjir Muara Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Alalak Sedang Sedang - Tinggi Sedang
Mandastana Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Jejangkit Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Belawang Rendah Rendah - Tinggi Rendah
Wanaraya Rendah Sedang - Tinggi Sedang
Barambai Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Rantau Badauh Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Cerbon Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Bakumpai Rendah Rendah - Sedang Sedang
Marabahan Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Tabukan Rendah Rendah - Tinggi Sedang
Kuripan Rendah Rendah - Tinggi Rendah
KABUPATEN BARITO
KUALA
Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang

Sumber: Kajian Risiko Bencana Kabupaten Barito Kuala 2018-2020

LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 13
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Peta 3.5 Peta rawan bencana

LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 14

Anda mungkin juga menyukai