Bab 3 Matematika Phytagoras

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

BAB III

MATEMATIKA PYTHAGORAS

A. LAHIRNYA MATEMATIKA DEMONTRATIF

Pada abad terakhir dari tahun 2000 SM banyak perubahan ekonomi dan politik, beberapa peradaban
hilang, kekuasaan Babylonia dan Mesir berakhir; bangsa-bangsa baru teristimewa Hebrew (Urani),
Assyria, Punisia dan Yunani telah bangkit. Zaman besi timbul yang membawa perubahan yang luas
dalam peperangan maupun munculnya alat-alat baru.

Untuk pertama kalianya matematika, mulai bertanya prinsip-prinsip dasar seperti: “mengapa sudut-
sudut alas suatu segitiga samakaki sama besarnya, mengapa garis tengah suatu lingkaran membagi
lingkaran sama besar”, terlihatlah pada pertanyaannya sudah bersifat ilmiah. Beberapa usaha telah
dilakukan, hal ini menyebabkan munculnya metode DEMONTRATIF yang kemudian dilanjutkan dengan
metoda deduktif yang biasa disebut oleh para pelajar modern sebagai ciri pokok matematika.
Geometri demontratif dimulai oleh Thales dari Miletus, salah seorang dari tujuh orang bijaksana pada
zaman kuno. Thales memulai kariernya sebagai seorang pedagang kaya, sehingga waktunya cukup untuk
belajar dan mengadakan perjalanan. Menurut ceritanya pada waktu ia tinggal di mesir ia telah
menghitung tinggi pyramid berdasarkan bayangan yang terjadi. Sekembalinya ke Miletus maka ia
terkenal sebagai seorang ahli pemerintahan, penasehat, insinyur, pedagang, filusuf, ahli matematika dan
ahli astronomi.

Dalam geometri ia berjasa karena penemuannya:


- Suatu lingkaran di bagi dua sama besar oleh garis tengahnya.
- Sudut alas suatu segitiga samakaki adalah sama besar.

B. PHYTAGORAS

Seorang ahli matematika pertama yang dicatat dalam Eudemian Summary ialah Pythagoras,
kemungkinan ia lahir sekitar tahun 572 SM di Aegean di kepulauan Samos, anak dari Mnesorches
seorang pandai perak dan batu permata.

Kemudian ia tinggal untuk sementara waktu di Mesir dan selanjutnya mengadakan beberapa perjalanan.
Ketika ia kembali keadaan pulau Samos di bawah kekuasaan Polycrates dan Iona di bawah kekuasaan
Persia, oleh sebab itu ia pergi ke kota pelabuhan Yunani yaitu Crotona, di daerah Italia sebelah
selatan.Disini ia mendirikan sekolah Pythagoras (Pythagorean) yang terkenal, serta merupakan suatu
akademi untuk mempelajari: filsafat, matematika dan fisika yang kemudian berkaitan dengan upacara-
upacara keagamaan yang bersifat rahasia.

Kata matematika berasal dari kata Yunani “mathein” yang berarti belajar

C. ARITMETIKA PYTHAGORAS
Yunani kuno membedakan antara mempelajari hubungan-hubungan abstrak yang menghubungkan
bilangan dan perhitungan praktis. Yang pertama dikenal sebagai aritmetika yang terakhir sebagai
logistik. Aritmetika di Benua Eropa tetap mempunyai arti yang asli, sedangkan Inggris dan Amerika,
aritmetika mempunyai arti yang sama dengan pengertian logistik pada zaman kuno dan di dua Negara
ini istilah teori bilangan (number theory) digunakan untuk pelajaran yang abstrak mengenai bilangan.

Secara umum diakui bahwa Pythagoras dan pengikutnya telah mengambil langkah langkah yang
berkaitan dengan filsafat serta menyimpulkan pertama kali dalam pengembangan teori bilangan serta
meletakan dasar-dasar bagi masa depan mistikisme bilangan.

Lamblichus seorang filusuf Neoplatonic yang berpengaruh di sekitar tahun 320 menganggap
Pythagoras sebagai seorang yang menemukan bilangan Amicable atau bilangan sekawan. Sepasang
bilangan adalah sekawan bila setiap bilangan sama dengan jumlah pembagipembagi bilangan yang lain
contoh: 284 dan 220 dinyatakan sebagai sepasang bilangan sekawan yang ditemukan oleh Pythagoras.
Pembagi 220 adalah 1, 2, 4, 5, 10, 11, 20, 22, 44, 55, 110 jumlahnya 284. sedangkan 284 adalah: 1, 2, 4,
71, 142 dan jumlahnya 220. pasangan bilangan ini mempunyai mistik dan ketahayulan yang mengatakan
bahwa dua jimat yang menyatakan bilangan-bilangan ini akan mengikat persahabatan secara sempurna
diantara pemakainya. Bilangan ini memainkan peranan yang cukup penting dalam ilmu gaib, ilmu sihir,
astrologi dan horoscope.

D. DALIL PYTHAGORAS DAN TRIPLE PYTHAGORAS


Telah diakui bahwa Pythagoras yang menemukan dalil tentang segitiga siku – siku: kuadrat sisi miring
suatu segitiga siku – siku sama dengan jumlah kuadrat sisi siku – sikunya.

Dalil ini telah di kenal oleh orang Babylonia pada zaman Hammurabi, lebih dari 1.000 tahun sebelumnya,
tetapi bukti secara umum baru diberikan oleh Pythagoras. Beberapa pembuktian Dalil Pythagoras, yaitu:
Cara 1 :
ABCD adalah (gambar sebuah persegi dengan panjang sisinya (a + b), sedangkan EFGH adalah sebuah
persegi dengan panjang sisi c. Persegi ABCD kongruen dengan persegi KLMN, dengan panjng sisi (a+b).
Luas empat buah segitga yang diarsir pada persegi ABCD = luas empat buah segitiga yang diarsir pada
persegi KLMN, maka luas daerah yang tidak diarsir pada persegi ABCD = luas daerah yang tidak diarsir
pada persegi KLMN.Luas persegi dengan panjang sisi a adalah 9 satuan luas (9 kotak) atau a² Luas
persegi dengan panjang sisi b adalah 16 satuan luas (16 kotak) atau b² Luas persegi dengan panjang sisi c
= luas persegi dengan panjang sisi a + luas persegi dengan panjang sisi b. Kesimpulan : c² = a² + b²
Problema lain yang muncul dari dalil Pythagoras adalah suatu usaha untuk menemukan bilangan a, b,
dan c yang menyatakan sisi segitiga siku – siku. Tiga buah bilangan tersebut dikenal sebagai Triple
Pythagoras dan telah dipelajari dan dianalisa dalam Plimpton 322, hal ini merupakan bukti bahwa
bangsa Babylonia kuno telah mengetahui bagaimana menentukan Triple Pythagoras tersebut.
E. PENEMUAN BILANGAN IRRASIONAL

Suatu penemuan yang cukup besar ditunjukkan oleh Pythagoras bahwa tidak ada bilangan rasional
yang dilukiskan titik P pada garis tersebut dengan OP = panjang diagonal persegi yang besisi 1 satuan.
Maka dihasilkan bilangan baru yang dikaitkan dengan titik tersebut serta dinamakan : BILANGAN
IRRASIONAL.

Penemuan ini merupakan suatu hal yang cukup penting dalam sejarah matematika. Untuk membuktikan
bahwa panjang diagonal bujur sangkar dengan sisi satu satuan bukan bilangan rasional cukup dengan
membuktikan bahwa √2 adalah irrasional.

F. IDENTITAS ALJABAR

Bangsa Yunani Kuno menggunakan proses geometri untuk menyelesaikan operasi aljabar. Dalil 4 dalam
buku III Element Euclid menyatakan sebagai berikut: Bila sebuah garis lurus dibagi manjadi dua bagian,
maka persegi dengan sisi garis itu sama dengan jumlah persegi – persegi dengan sisi masing – masing
bagian garis itu ditambah dengan dua segi empat yang sisi – sisinya adalah kedua bagian garis itu. Hal ini
sebenarnya membuktikan identitas aljabar :
(a + b)²= a² + 2ab + b²

yaitu dengan membagi bujur sangkar dengan sisi a+b menjadi bujur sangkar dengan sisi a dan b dan dua
segi empat dengan sisi a dan b.
Dalil : Bila suatu garis lurus dibagi dua sama dan juga tidak sama, maka segi empat dengan sisi bagian
yang tidak sama ditambah dengan persegi dengan sisi jarak titik potongnya sama dengan persegi dengan
sisi setengah garis itu.

G. TRANSFORMASI LUAS
Pythagoras juga tertarik dalam persoalan–persoalan transformasi luas suatu bentuk ke bentuk lain.
Misalnya ada segi banyak ABCD ... lukislah gambar BR//AC sampai memotong DC di R. Maka segitiga ABC
dan ARC mempunyai luas yang sama yaitu AC dan juga tinggi yang sama ke alas ini, jadi ABC dan ARC
mempunyai luas yang sama. Sehingga segi banyak ABCD ... dan ARD ... mempunyai luas yang sama.
Dengan cara yang sama akhirnya didapat suatu segitiga dengan luas yang sama dengan luas segi banyak
yang diketahui

Anda mungkin juga menyukai