10-Ilmuwan Penemu Di Bidang Matematika
10-Ilmuwan Penemu Di Bidang Matematika
10-Ilmuwan Penemu Di Bidang Matematika
Dari Goggle
Ahli matematika itu bernama Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr
Mansur (960 M - 1036 M). Bill Scheppler dalam karyanya bertajuk al-Biruni: Master Astronomer and
Muslim Scholar of the Eleventh Century, mengungkapkan, bahwa Abu Nasr Mansur merupakan seorang
ahli matematika Muslim dari Persia.
"Dia dikenal sebagai penemuan hukum sinus," ungkap Scheppler. Ahli sejarah Matematika John Joseph
O'Connor dan Edmund Frederick Robertson menjelaskan bahwa Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan
Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World, sebuah buku geografi
Persia bertarikh 982 M.
Abu Nasr Mansur telah memberikan kontribusi yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebagian
Karya Abu Nasr fokus pada bidang matematika, tapi beberapa tulisannya juga membahas masalah
astronomi.
Dalam bidang matematika, dia memiliki begitu banyak karya yang sangat penting dalam trigonometri.
Abu Nasr berhasil mengembangkan karya-karya ahli matematika, astronomi, geografi dan astrologi
Romawi bernama Claudius Ptolemaeus (90 SM – 168 SM). Dia juga mempelajari karya ahli matematika
dan astronom Yunani, Menelaus of Alexandria (70 SM – 140 SM). Abu Nasr mengkritisi dan
mengembangkan teori-teori serta hukum-hukum yang telah dikembangkan ilmuwan Yunani itu.
Kolaborasi Abu Nasr dengan al-Biruni begitu terkenal. Abu Nasr berhasil menyelesaikan sekitar 25
karya besar bersama al-Biruni. " Sekitar 17 karyanya hingga kini masih bertahan. Ini menunjukkan
bahwa Abu Nasr Mansur adalah seorang astronom dan ahli matematika yang luar biasa," papar ahli
sejarah Matematika John Joseph O'Connor dan Edmund Frederick Robertson
Dalam bidang Matematika, Abu Nasr memiliki tujuh karya, sedangkan sisanya dalam bidang astronomi.
Semua karya yang masih bertahan telah dipublikaskan, telah dialihbahasakan kedalam bahasa Eropa, dan
ini memberikan beberapa indikasi betapa sangat pentingnya karya sang ilmuwan Muslim itu.
Perannya sungguh besar dalam pengembangan trigonometri dari perhitungan Ptolemy dengan
penghubung dua titik fungsi trigonometri yang hingga kini masih tetap digunakan. Selain itu, dia juga
berjasa dalam mengembangkan dan mengumpulkan tabel yang mampu memberi solusi angka yang
mudah untuk masalah khas spherical astronomy (bentuk astronomi).
Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus sebagai
berikut:
SMPN 1 AIR PUTIH
Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales,
kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai
berikut:
Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
Teorema Thales :
2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan
akan sama.
4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan
dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
PYTHAGORAS (582-496 SM)
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM –
496 SM, bahasa Yunani: Πσθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan
mengenai dirinya.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya
sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean
menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan
Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau
keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka.
Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung,
dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan
berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib
terjadi melalui angka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan
bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari
kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelumlahirnyaPythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena
ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.
SMPN 1 AIR PUTIH
MUḤAMMAD BIN MŪSĀ AL-KHAWĀRIZMĪ
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (Arab: م)محد بنم وسى الخوازرميadalah seorang ahli matematika,
astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm
(sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja
sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi
kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang
memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di
dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan
tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata
Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi
kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,
Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam
bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan
kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni.
Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan
keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830
M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (Arab )الكتاب المختصر في حساب الجبر اولمقابلةatau:
"Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau
yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Buku I - Aljabar
al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Arab: ا لكتاب المختص فريح سلاب الجلباو رلمقاب للة
Buku Rangkuman Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan) adalah buku
matematika yang ditulis tahun 830.
Buku tersebut merangkum definisi aljabar. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin
berjudul Liber algebrae et almucabala oleh Robert of Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerard
of Cremona.
Metode beliau dalam menyelesaikan linear dan notasi kuadrat dilakukan dengan meredusi notasi
ke dalam 6 bentuk standar (dimana b dan c adalah angka positif)
Angka ekual kuadrat (ax2 = c)
Angka ekual akar (bx = c)
Dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi aljabar (Arab: ا لجللبر
penyimpanan atau melengkapkan) dan al-muqābala (menyeimbangkan). Aljabar adalah proses
memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di
kedua sisi. Contohnya, x2 = 40x - 4x2 disederhanakan menjadi 5x2 = 40x. Al-muqābala adalah
proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x2 + 14 = x + 5
disederhanakan ke x2 + 9 = x.
Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al-ǧabr wa-l-muqābala, termasuk
Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad al-„Adlī,
Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin „Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al-Ṭūsī.
Dilahirkan pada 287 sebelum masihi dan meninggal pada tahun 212 sebelum masihi ketika
perang, dibunuh oleh tentera Rom. Tentera Rom tidak mengetahui siapa sebenarnya..
Skru Archimedes
Menemui pi
Phi adalah suatu tetapan yang dipakai untuk mencari luas lingkaran. Di sekolah, kita diajarkan
bahwa nilai π (Phi) adalah 22/7. Sejak dulu, para ahli matematika telah mencari nilai π ( Phi)
yang benar.
Abad ke-3 SM, Archimedes dari Yunani menyatakan bahwa 3 + 10/7 < π < 3 + 1/7, atau π ( Phi)
SMPN 1 AIR PUTIH
Beliau adalah pencipta bagi cabang matematik geometri koordinat. Menurut beliau, adalah
mencukupi untuk melukis suatu garis lurus jika penjangnya diketahui. Graf dilukis pada paksi
Cartesan mengandungi satu set pasangan tertib (x,y). Beliau dikatakan mendapat idea mengenai
koordinat ketika beliau sedang terbaring dan memerhatikan seekor labah-labah pada siling
biliknya.
Mungkin namanya kurang dikenal, tapi beliau disebut sebagai “Bapak Geometri” karena
menemukan teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk,
teorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi
dan lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka yang dipakai sekarang di
sekolah
hampir tak ada keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid yang bisa diketahui. Misalnya,
kita tahu dia pernah aktif sebagai guru di Iskandariah, Mesir, di sekitar tahun 300 SM, tetapi
kapan dia lahir dan kapan dia wafat betul-betul gelap. Bahkan, kita tidak tahu di benua apa dan
dikota apa dia dilahirkan. Meski dia menulis beberapa buku dan diantaranya masih ada yang
tertinggal, kedudukannya dalam sejarah terutama terletak pada textbooknya yang hebat
mengenai ilmu ukur yang bernama The Elements.
Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang
dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis orang
sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada
cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh
dalam perencanaan penyusunan buku. Perlu dicatat bahwa buku The Elements selain terutama
merupakan pengembangan dari bidang geometri yang ketat, juga di samping itu mengandung
bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori penjumlahan.
Teorema Euclid adalah pernyataan mendasar dalam teori bilangan yang menyatakan bahwa ada
jauh lebih banyak bilangan prima. Ada beberapa bukti terkenal teorema.
Euclid menawarkan bukti berikut diterbitkan dalam Elements karyanya (Lembaran IX,
Proposisi 20) [1] dan diparafrasekan sini.
Mengambil daftar terbatas bilangan prima p1, p2, ..., pn. Ini akan menunjukkan bahwa
setidaknya satu bilangan prima tambahan yang tidak ada dalam daftar ini. Misalkan P adalah
produk dari semua bilangan prima dalam daftar: P = p1p2 ... pn. Biarkan q = P + 1. Kemudian,
q adalah salah prima atau tidak:
Jika q adalah prima maka ada setidaknya satu utama lebih dari yang terdaftar.
SMPN 1 AIR PUTIH
Jika q tidak prima maka beberapa faktor prima p membagi q. Jika faktor ini p berada di
daftar kami, maka akan membagi P (karena P adalah produk dari setiap nomor dalam daftar),
tetapi seperti yang kita tahu, p membagi P + 1 = q. Jika p membagi P dan q maka p harus
membagi perbedaan dari dua angka, yaitu (P + 1) - P atau hanya 1. Tapi tidak ada bilangan
prima membagi 1 sehingga akan ada kontradiksi, dan karena p tidak bisa berada di daftar. Ini
berarti setidaknya satu bilangan prima lebih ada di luar orang-orang dalam daftar.
Hal ini membuktikan bahwa untuk setiap daftar terbatas bilangan prima, ada bilangan prima
tidak ada dalam daftar. Oleh karena itu harus ada tak terhingga banyaknya bilangan prima.
DIOPHANTUS
(200 – 250)
Riwayat
Sekitar tahun 250 seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria
melontarkan problem matematika yang tertera di atas batu nisannya. Tidak ada catatan
terperinci tentang kehidupan Diophantus, namun meninggalkan problem tersohor itu pada
Palatine Anthology, yang ditulis setelah meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus
tersamar (dalam persamaan) umur Diophantus.
Diophanus menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan pengembangan aljabar yang
dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan tersebut disebut persamaan Diophantin,
digunakan pada matematika sampai sekarang.
Diophantus menulis lima belas namun hanya enam buku yang dapat dibaca, sisanya ikut terbakar pada
penghancuran perpustakaan besar di Alexandria. Sisa karya Diophantus yang selamat sekaligus merupakan teks
bangsa Yunani yang terakhir yang diterjemahkan. Buku terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin diterbitkan
pada tahun 1575. Prestasi Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani kuno.[Pierre] Fermat mengetahui buku
Diophantus lewat terjemahan Clause Bachet yang diterbitkan tahun 1621. Problem kedelapan pada buku kedua
tentang cara membagi akar bilangan tertentu menjadi jumlah dua sisi panjang. Rumus Pythagoras sudah dikenal
orang Babylonia 2000 tahun silam – memberi inspirasi bagi Fermat untuk menuliskan TTF /Theorema Terakhir
Fermat (Fermat Last Theorem).
Susunan dalam Arithmetica tidak secara sistimatik operasi-operasi aljabar, fungsi-fungsi aljabar atau solusi
terhadap persamaan-persamaan aljabar. Di dalamnya terdapat 150 problem, semua diberikan lewat contoh-contoh
numerik yang spesifik, meskipun barangkali metode secara umum juga diberikan. Sebagai contoh, persamaan
kuadrat mempunyai hasil dua akar bilangan positif dan tidak mengenal akar bilangan negatif. Diophantus
menyelesaikan problem-problem menyangkut beberapa bilangan tidak diketahui dan dengan penuh keahlian
menyajikan banyak bilangan-bilangan yang tidak diketahui.
Contoh: Diketahui bilangan dengan jumlah 20 dan jumlah kuadratnya 208; angka bukan diubah menjadi x dan y,
tapi ditulis sebagai 10 + x dan 10 – x (dalam notasi modern). Selanjutnya, (10 + x)² + (10 - x)² = 208, diperoleh x =
2 dan bilangan yang tidak diketahui adalah 8 dan 12.
Diophantus dan Aljabar .Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi didalamnya
terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² =
1 + py²; sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan
persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk
menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan
TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari
Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.
*) Misal umur x, sehingga x = 1/6x + 1/12x + 1/7x + 5 + ½x + 4 akan diperoleh x = 84, umur Diophantus.
SMPN 1 AIR PUTIH
APPOLONIUS (262-190 SM)
Kurang begitu terkenal juga. Tapi konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak
memberi sumbangan bagi astronomi modern. Ia merupakan seorang matematikawan yang ahli
dalam geometri. Teorema Appolonius menghubungkan beberapa unsur dalam segitiga.
Dalam geometri, teorema Apollonius 'adalah teorema yang berkaitan panjang median segitiga
dengan panjang sisinya. Ini menyatakan bahwa "jumlah kuadrat dari dua sisi segitiga sama
setiap dua alun-alun di setengah sisi ketiga, bersama-sama dengan dua kali persegi di median
membagi dua sisi ketiga"
Secara khusus, dalam segitiga ABC, jika AD adalah median, maka
AB ^ 2 + AC ^ 2 = 2 (AD ^ 2 + BD ^ 2).
Ini adalah kasus khusus dari teorema Stewart. Untuk segitiga siku-siku teorema mengurangi
dengan teorema Pythagoras. Dari fakta bahwa Diagonal-diagonal jajar genjang saling membagi
dua, teorema setara dengan hukum jajaran genjang.
Isaac Newton adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga mempelajari fisika.
Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi adalah gaya tarik
suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara dua benda semakin lemahlah
gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak bulan mengelilingi bumi dapat diterangkan
dengan hukum gravitasi ini. Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar
dinamika. Ia tertarik dengan astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang
akhirnya diabadikan dengan namanya.
Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687
dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-
dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga
hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad.
Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa
lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia membuktikannya dengan
menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler dengan teori gravitasinya.
Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan
memajukan revolusi ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan
momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi yang
pertama[8] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma
akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum
pendinginan dan mempelajari kecepatan suara.
Dalam bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara
terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga berhasil
menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode Newton" untuk melakukan pendekatan
SMPN 1 AIR PUTIH
terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian deret pangkat.
Newton menemukan sebuah rumus untuk (a + b) n yang akan bekerja untuk semua nilai
n, termasuk fraksi dan negatif: